Anda di halaman 1dari 155

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA


PASEIN DIABETES MELITUS TIPE 2
DENGAN KETIDAKSTABILAN KADAR GLUKOSA DARAH
DI RUANG INTERNA RSAD TK II UDAYANA DENPASAR

IDA AYU DWINAYANTI

18E10013

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI

FAKULTAS KESEHATAN

DIII KEPERAWATAN

2021
KARYA TULIS ILMIAH
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASEIN DIABETES MELITUS TIPE 2
DENGAN KETIDAKSTABILAN KADAR GLUKOSA DARAH
DI RUANG INTERNA RSAD TK II UDAYANA DENPASAR

Karya tulis ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk
memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan dari
program studi DIII Keperawatan Institut Teknologi dan Kesehatan Bali
(ITEKES BALI)

IDA AYU DWINAYANTI

18E10013

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI

FAKULTAS KESEHATAN

DIII KEPERAWATAN

2021
i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Na m a : Ida Ayu Dwinayanti

NIM : 18E10013

Program Studi : D III Keperawatan

Institusi : Institut Teknologi dan Kesehatan Bali

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya


tulis ini adalah benar-benar mnerupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan
pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil tulisan
atau pikiran saya sendiri.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan karya tulis ilmiah ini
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Denpasar, 18 Mei 2021


Pembuat Pernyataan

Ida Ayu Dwinayanti


NIM : 18E10013

Mengetahui :

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Ns. Ni Kadek Sutini, S.Kep.,M.Kes. Ns. Ni Nyoman Suratmiti,S.Kep.,M.Fis.


NIDN. 0825128001 NIDN. 196809291989022002
ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya tulis Ilmiah oleh Ida Ayu Dwinayanti NIM 18E10013 dengan judul
“Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2
Dengan Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah di RSAD TK II Udayana
Denpasar” telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan.

Denpasar, 18 Mei 2021

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Ns. Ni Kadek Sutini, S.Kep.,M.Kes. Ns. Ni Nyoman


Suratmiti,S.Kep.,M.Fis.
NIDN. 0825128001 NIDN. 196809291989022002
iii

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah oleh Ida Ayu Dwinayanti dengan judul “Karya Tulis Ilmiah
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan
Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah di RSAD TK II Udayana Denpasar”
telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 18 Mei 2021.

Denpasar 18 Mei 2021


Dewan Penguji Ujian Akhir Program
1. Ns. Ni Nyoman Nuartini, S.Kep.,M.Kes.
NIDN : 0810068101

2. Ns. Ni Nyoman Suratmiti, S.Kep.,M.Fis.


NIP.196809291989022002

3. Ns. Ni Kadek Sutini, S.Kep.,M.Kes.


NIDN. 0825128001

Mengetahui,
Institut Teknologi dan Kesehatan Bali (ITEKES BALI)
Rektor

I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp.,M.Ng.,Ph.D.


NIDN. 0823067802
iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa ,karena berkat
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “KARYA
TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIABETES
MELITUS TIPE 2 DENGAN KETIDAKSTABILAN KADAR GLUKOSA
DARAH DI RSAD TK II UDAYANA DENPASAR”, karya tulis ilmiah ini
disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
pendidikan dari program studi DIII Keperawatan Institut Teknologi dan Kesehatan
Bali (ITEKES Bali).

Dalam menyusun kasus ini penulis banyak mendapatkan

bimbingan,pengarahan dan masukan dari semua pihak sehingga karya tulis ilmiah

ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Untuk ini melalui kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Bapak I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp.,M.Ng.,PhD.,selaku Rektor

ITEKES Bali beserta staf yang telah memberikan izin dan petunjuk

kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah.

2. Bapak Ns. I Kadek Nuryanto, S.Kep.,MNS, selaku dekan rector fakultas

kesehatan yang telah memberikan arahan kepada penulis dalan

menyelesaikan karya tulis ilmiah.

3. Ibu Ns. Ni Nyoman Suratmiti, S.Kep., M.Fis selaku Diklat RSAD TK. II

Udayana Denpasar, yang telah memberikan arahan kepada penulis dalam

menyelesaikan karya tulis ilmiah.


v

4. Bapak Ns. I Ketut Alit Adianta, S.Kep.,S.Pd.,MNS., Selaku Wakil Rektor

II ITEKES Bali yang telah memberikan arahan kepada penulis dalam

menyelesaikan karya tulis ilmiah.

5. Bapak Ns. I Gede Satria Astawa,S.Kep.,M.Kes. selaku Kepala Program

Studi DIII Keperawatan ITEKES BALI yang telah memberikan asuhan

dan motivasi bagi penulis untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah.

6. Ibu Ns. Ni Kadek Sutini, S.Kep.,M.Kes. selaku pembimbing yang telah

banyak memberikan masukan, asuhan dan motivasi dalam pembuatan

karya tulis ilmiah.

7. Ibu Ns. Ni Nyoman Nuartini,S.Kep.,M.Kes. selaku penguji yang telah

memberikan ijin dan petujuk kepada penulis dalam penyusunan karya tulis

ilmiah.

8. Seluruh teman-teman DIII Keperawatan tingkat III , sahabat tercinta,

seorang yang saya cintai, beserta pihak yang telah memberikan bantuan

baik moral,material,motivasi, semangat serta spiritual dalam penyusunan

karya tulis ilmiah.

9. Bapak, Ibu, Adik, Pacar, Sahabat, Teman – teman, dan keluarga tercinta

yang telah memberikan dukungan serta doa kepada penulis selama penulis

mengikuti pendidikan.

Penulis menyadari karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna oleh

karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
vi

dari semua pihak, guna kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Akhir kata penulis

berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Denpasar, 18 Maret 2021

Penulis
vii

ABSTRAK
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASEIN DIABETES MELITUS TIPE 2
DENGAN KETIDAKSTABILAN KADAR GLUKOSA DARAH
DI RUANG INTERNA RSAD TK II UDAYANA DENPASAR
Program studi D-III Keperawatan ITEKES Bali

Latar belakang : Diabetes Melitus adalah suatu keadaan ketika tubuh tidak mampu
menghasilkan atau menggunakan insulin (hormone yang membawa glukosa darah ke
sel-sel dan menyimpan sebagian glukogen). Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
Prevalensi diabetes melitus menurut hasil pemeriksaan gula darah meningkat 6,9%
pada 2013 menjadi 8,5% pada tahun 2018. Peran perawat sangat penting dalam
memberikan asuhan keperawatan yaitu untuk menormalkan aktivitas insulin dan
kadar glukosa darah untuk mengurangi komplikasi yang ditimbulkan.

Tujuan : menerapkan asuhan keparawatan pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan
ketidakstabilan kadar glukosa darah sesuai dengan tahapan proses keperawatan
(pengkajian,diagnose,perencanaan,implementasi, dan evaluasi).

Metode : metode studi kasus yang dilakukan pleh penulis adalah pasien diabetes
melitus tipe 2 dengan ketidakstabilan kadar glukosa darah dan tidak membedakan
jenis kelamin.

Hasil : Asuhan keperawatan pada pasien dengan diabetes melitus tipe 2 ditemukan
masalah keperawatan ketidakstabilan kadar glukosa darah dan dalam 3x24 jam
masalah teratasi sebagian dengan hasil perkembangan pasien yang membaik.

Kesimpulan : Penerapan proses asuhan keperawatan pada pasien dengan Diabetes


Melitus tipe 2 dengan Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah di Ruang Interne RSAD
TK.II UDAYANA Denpasar secara umum sudah dengan tahapan-tahapan dalam
proses keperawatan dan dapat dilaksanakan dengan baik. Dalam 2x3 jam asuahan
keperawatan yang diberikan dapat teratasi sebagian.

Kata kunci :Asuhan keperawatan ,Diabetes Melitus Tipe 2, Ketidakstabilan kadar


glukosa darah.
viii

DAFAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN


HALAMAN SAMPUL DALAM

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...................................................................I

LEMBAR PERSETUJUAN......................................................................................II

LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................III

KATA PENGANTAR...............................................................................................IV

DAFAR ISI...............................................................................................................VII

DAFTAR GAMBAR.................................................................................................IX

DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................................X

DAFTAR SINGKATAN...........................................................................................XI

BAB I............................................................................................................................1

PENDAHULUAN........................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah........................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................................6

C. Tujuan Studi Kasus...............................................................................................6

D. Manfaat Studi Kasus.............................................................................................7

BAB II...........................................................................................................................9

TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................9

A. Tinjauan Teori.......................................................................................................9
ix

1. Anatomi dan Fisiologi Kelenjar Pankreas........................................................9

2. Kasus Diabetes Melitus...................................................................................12

3. Tinjauan Asuhan Keperawata Dengan Ketidakstabilan Kadar Glukosa........22

WOC ( Web Of Caution )........................................................................................45

4. Penerapan kepatuhan terhadap diet dapat mengontrol gula darah pada pasien
diabetes melitus........................................................................................................48

BAB III.......................................................................................................................50

STUDI KASUS...........................................................................................................50

A. Desain Studi Kasus.............................................................................................50

B. Subjek Studi Kasus..............................................................................................50

C. Focus Studi..........................................................................................................50

1. Focus studi kasus ...........................................................................................50

D. Definisi Operasional Focus Studi.......................................................................50

E. Instrumen Studi Kasus.........................................................................................52

F. Pengumpulan Data...............................................................................................52

G. Tempat dan Waktu..............................................................................................54

H. Analisa Data Dan Penyajian Data.......................................................................54

I. Etika Studi Kasus..................................................................................................55

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.


…………………………………………………………………………………………………………….55

BAB V PENUTUP……………………………………………………………………………………………………….121

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................124

LAMPIRAN ............................................................................................................XII
x

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1 Anatomi Fsisologi Pancreas……………………………………9


xi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1.Jadwal Kegiatan…………………………..……………………xiii


2. Lampiran 2.Penjelasan Mengikuti Penelitian ……………………………….xii
3. Lampiran 3.Lembar Informed Consent………...…………………………...xiv
4. Lampiran 4.Lembar Informed Consent………...…………………………....xv
xii

DAFTAR SINGKATAN

1. WOC : Web Of Caution

2. WHO : World Health Organization

3. DM : Diabetes Melitus

4. Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar

5. BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan

6. ADA : American Diabetes Association

7. IDF : International Diabetes federation

8. KHNK : Koma Hiperosmoler Non Ketotik


xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Diabetes melitus menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat

utama karena komplikasinya bersifat jangka pendek dan jangka panjang.

Diabetes Melitus adalah penyakit yang ditandai dengan terjadinya

peningkatan gula darah yang disebut hiperglikemia dan gangguan

metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang dihubungkan dengan

kekurangan secara absolut atau relatif dari kerja dan sekresi insulin (Artikel,

Restyana Noor Fatimah). Defisiensi absolute dari insulin menyebabkan

ketoasidosis dan koma yang diikuti dengan kematian (Bilous &

Donelly,2014). Gejala yang dikeluhkan pada penderita diabetes melitus yaitu

polidipsia, poliuria, polifagia, penurunan berat badan, kesemutan.(Artikel ,

Restyana Noor Fatimah).

Diabetes tidak hanya menyebabkan kematian premature di seluruh

dunia. Penyakit ini juga menjadi penyebab kebutaan,penyakit jantung, dan

gagal ginjal (Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2020).

Organisasi International Diabetes federation (IDF) memperkirakan sedikitnya

terdapat 463 juta orang pada usia 20-79 tahun di dunia menderita diabetes

pada tahun 2019 atau setara dengan angka prevalensi sebesar 9,3% dari total

1
penduduk pada usia yang sama. Berdasarkan jenis kelamin, IDF

memperkirakan prevalensi diabetes di tahun 2019 yaitu 9% pada perempuan

dan 9,65% pada laki - laki. Prevalensi diabetes diperkirakan meningkat seiring

penambahan umur penduduk menjadi 19,9% atau 111,2 juta orang pada umur

65-79 tahun. Angka diprediksi terus meningkat hingga mencapai 578 juta di

tahun 2030 dan 700 juga ditahun 2045.

Data World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa tercatat

422 juta orang di dunia menderita diabetes melitus atau terjadi peningkatan

sekitar 8,5 % pada populasi orang dewasa dan diperkirakan terdapat 2,2 juta

kematian dengan presentase akibat penyakit diabetes melitus yang terjadi

sebelum usia 70 tahun, khususnya di negara-negara dengan status ekonomi

rendah dan menengah (WHO,2018). (American Diabetes Association (ADA)

menjelaskan bahwa setiap 21 detik terdapat satu orang yang terdiagnosis

diabetes melitus atau hampir setengah dari populasi orang dewasa di Amerika

menderita diabetes mellitus (ADA, 2019).

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI)

memperkirakan kasus diabetes melitus di Indonesia akan terus meingkat

sekitar 600 juta jiwa pada tahun 2035 (Kemenkes RI,2018). Riset Kesehatan

Dasar (Rikesdas) yang dilaksanakan pada tahun 2018 menunjukkan bahwa

prevalensi diabetes melitus di Indonesia berdasarkan diagnose dokter pada

umur kurang lebih 15 tahun sebesar 2%. Angka ini menunjukkan peningkatan

dibandingkan prevanlensi diabetes melitus pada penduduk kurang lebih 15

2
tahun pada hasil Riskesdas 2013 sebesar 1,5%. Prevalensi diabetes melitus

menurut hasil pemeriksaan gula darah meningkat 6,9% pada 2013 menjadi

8,5% pada tahun 2018. Angka ini menunjukkkan bahwa baru sekitar 25%

penderita diabetes yang mengetahui bahwa dirinya menderita diabetes.

Hal senada dilaporkan dalam profil kesehatan Povinsi Bali 2018 yang

menyatakan bahwa diabetes melitus juga merupakan masalah kesehatan

utama. Kota Denpasar mencatat kasus diabetes melitus sejumlah dan

sebanyak 2,312 kasus (25,3%)saja yang telah mendapatkan pelayanan sesuai

standar.

Ketidakstabilan kadar gula darah dilaporkan sebagai alasan utama

pasien harus mendapatkan perawatan kesehatan yang langsung dalam

mengedukasi , memberikan sosialisasi kesehatan untuk meningatkan

pengetahuan kelurga untuk merawat atau mengambil keputusan yang tepat

terhadap anggota keluarga yang menderita diabetes mellitus : memberikan

penkes pengertian, penyebab, tanda dan gejala dari diabetes mellitus, perawat

mampu mengkoordinasi kegiatan yang mampu menurunkan kadar gula atau

terapi yang berguna bagi pasien.Data BPJS melaporkan bahwa sejumlah dana

6,1 triliun untuk pengobatan pasien diabetes pada tahun 2018,penyakit kronis

dengan biaya BPJS tinggi. Disusul dengan hipertensi sebesar Rp. 2

triliun.Peningkatan jumlah penderita diabetes tidak diimbangi dengan

pemahaman masyarakat tentang diabetes. Penderita diabetes perlu

mengendalikan gula darah dan mengubah gaya hidup. Jika penderita diabetes

3
melek informasi,mereka bisa mendapatkan penanganan lebih cepat sehingga

tidak sampai terjadi komplikasi. Dengan begitu , BPJS Kesehatan tidak perlu

menggelontarkan biaya sebesar saat ini. Komplikasi ketidakstabilan kadar

gula darah akut yaitu Hipoglikemia, adalah kadar glukosa darah seseorang di

bawah nilai normal (< 50 mg/dl). Hiperglikemia adalah apabila kadar gula

darah meningkat secara tiba-tiba, dapat berkembang menjadi keadaan

metabolisme yang berbahaya, antara lain ketoasidosis diabetik, Koma

Hiperosmoler Non Ketotik (KHNK) dan kemolakto asidosis. Sedangkan

komplikasi kronis berupa kelainan pembuluh darah yang akhirnya bisa

mengakibatkan serangan jantung,ginjal,saraf, dan penyakit berat lainnya

(Novitasari,2012).

Menjaga kestabilan kadar gula darah merupakan kunci utama dalam

penatalaksanaan pasien dengan diabetes melitus agar tidak mengalami

komplikasi seperti ketoasidosis diabetik, koma Hiperosmoler Non Ketotik

(KHNK) dan kemolakto asidosis, penyakit jantung. Perawat memiliki peran

sangat penting dalam memberikan asuhan keperawatan yaitu untuk

menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah untuk mengurangi

komplikasi yang ditimbulkan. Ketidak patuhan penderita diabetes melitus

terhadap manajemen diet,manajemen obat dan manajemen aktivitas

menyebabkan pasien sangat sulit mengontrol kadar gulanya sehingga harus

mendapatkan perawatan yang intensive untuk meningkatkan status kesehatan

pasien dengan memberikan pengetahuan kepada pasien tentang penerapan

4
strategi perawatan diri secara mandiri dan diet khusus untuk

mengoptimalkan kontrol metabolik, mencegah komplikasi, dan

meningkatkan kualitas hidup pasien dengan diabetes mellitus. Diabetes

Self Management Education (DSME) dapat memfasilitasi pasien dalam hal

pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan untuk mencegah komplikasi

lebih lanjut. Manajemen Diabetes Mellitus yang berhasil tergantung pada

motivasi perawatan diri dan kesadaran diri untuk perawatan manajemen

diri yang dirancang untuk mengendalikan gejala dan menghindari

komplikasi (Goodall & Halford 1991 dalam Wu et al., 2016). Prinsip

penatalaksanaan diabates melitus khusus dengan terapi nutrisi (diet), latihan

fisik, pemantauan kadar gula yang ketat , terapi farmakologi dan pendidikan

dinyatakan efektif dalam mengontrol kestabilan kadar gula darah pasien.

(Damayanti,2015). Dengan prinsip pengaturan makanan pada pasien dabetes

melitus yang hampir sama dengan anjuran makanan untuk orang sehat dan

masyarakat umum, yaitu makanan yang lebih beragam ,bergizi, dan

berimbang atau lebih dikenal dengan gizi seimbang maksudnya adalah sesuai

dengan kebutuhan kalori dan zat gisi masing- masing individu.

Tingginya kasus diabetes melitus dengan ketidakstabilan kadar gula

darah meneyebabkan penulis tertarik untuk mengangkat dua kasus dengan

judul “Asuhan Keperawatan Dengan Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah

Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di RSAD Udayana Denpasar”dengan

harapan dapat memperoleh gambaran umum tentang asuhan keperawatan

5
pada pasien dengan diabetes melitus tipe 2 ,meningkatkan mutu asuhan

keperawatan dan pelayanan kesehatan.

B. Rumusan Masalah
Bagaiamana perbandingan dua studi kasus asuhan keperawatan ada pasien

diabetes melitus tipe 2 di RSAD Udayana Denpasar ?

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan Umum

Bagaimana gambaran umum tentang asuhan keperawatan pada pasien

dengan diabetes melitus tipe 2 di RSAD Udayana Denpasar.

2. Tujuan Khusus

a. Studi kasus ini dilakukan untuk membandingkan pengkajian 2

studi kasus pada pasien dengan diabetes melitus 2 di RSAD

Udayana Denpasar.

b. Studi kasus ini dilakukan untuk membandingkan diagnose

keperawatan 2 studi kasus pada pasien dengan diabetes melitus 2

di RSAD Udayana Denpasar.

c. Studi kasus ini dilakukan untuk membandingkan perencanaan

keperawatan 2 studi kasus pada pasien dengan diabetes melitus 2

di RSAD Udayana Denpasar.

6
d. Studi kasus ini dilakukan untuk membandingkan tindakan

keperawatan 2 studi kasus pada pasien dengan diabetes melitus 2

di RSAD Udayana Denpasar.

e. Studi kasus ini dilakukan untuk membandingkan evaluasi

keperawatan 2 studi kasus pada pasien dengan diabetes melitus 2

di RSAD Udayana Denpasar.

D. Manfaat Studi Kasus

1. Manfaat Teoritis

Hasil karya tulis ilmiah ini diharapkan bisa menambah wawasan dalam

ilmu keperawatan mengenai peran perawat dalam upaya memberikan

asuhan keperawatan pada dua pasien dengan DM tipe II.

2. Manfaat Praktis

a. Masyarakat

Hasil studi kasus ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran dan

pengajaran pada masyarakat dalam penatalaksanaan masalah

diabetes melitus tipe 2.

b. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan

Hasil studi kasus ini diharapkan menjadi tambahan informasi

dalam menerapkan asuhan keperawatan pada pasien diabetes

7
melitus tipe 2 sehingga pelayanan kesehatan dapat meningkatkan

standar operasional prosedur khususnya.

c. Penulis

Memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan hasil riset

keperawatan, khususnya studi kasus tentang ketidakstabilan kadar

glukosa darah pada pasien diabetes melitus tipe 2.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Anatomi dan Fisiologi Kelenjar Pankreas

Gambar 1 : anatomi fisiologi pancreas ( Maya Sari M.Si,2016 )

Insulin merupakan protein kecil terdiri dari 2 rantai asam amino,satu

sama lainnya dihubungkan oleh ikatan disulfide. Insulin merupakan hormone

yang menghasilkan pancres untuk membantu mengendalikan gula darh.

Sebelum dapat berfungsi ia harus berikatan oleh protein reseptor yang besar

dalam membrane sel. Sekresi insulin dikendalikan oleh kadar glukosa darah.

Kadar glukosa darah yang berlebihan akan merangsang sekresi insulin dan

bila kadar glukosa normal atau rendah maka sekresi insulin akan berkurang.

Mekanisme kerja insulin :

9
a. Insulin meningkatkan transport glukosa ke dalam sel/jaringan tubuh

kecuali otak, tubulus , ginjal, mukosa , usu halus, dan sel darah rendah.

Masuknya glukosa adalah suatu proses difusi, karena perbedaan

konsentrasi glukosa bebas antara luas sel dan dalam sel.

b. Meningkatkan transport asam amino ke dalam sel.

c. Meningkatkan sentesis protein di otak dan hati.

d. Menghambat kerja hormone yang sensitive terhadap lipase, meningkatkan

sistensi lipida.

e. Meningkatkan pengambilan kalsium drai cairan sekresi.

Efek insulin :

1) Efek insulin pada metabolisme karbohidrat, glukosa yang diabsorbsi

dalam darah menyebabkan sekresi insulin lebih cepat, meningkatkan

penyimpanan dan penggunaan glukosa dalam hati, dan meingkatkan

metabolisme glukosa dalam otot. Penyimpanan glukosa dalam otot

meningkatkan transport glukosa melalui membrane sel otot.

2) Efek insulin pada metabolisme lemak dalam jangka panjang.

Kekurangan insulin menyebabkan arteriosklerosis, serangan jantung,

stroke dan penyakit vascular lainnya. Kelebihan insulin menyebabkan

sintesis dan penyimpanan lemak, meningkatkan transport glukosa ke

dalam sel hati, kelebihan ion sitrat, dan isositrat. Penyimpanan lemak

10
dalam sel adipose menghambat kerja lipase yang sensitive hormone dan

meningkatkan transport ke dalam sel lemak.

3) Efek insulin pada metabolisme protein. Transport aktif banyak asam

amino ke dalam sel, membentuk protein baru meningkatkan translasi

messenger RNA, meningkatkan kecepatan transkripsi DNA.

Kekurangan insulin dalam menyebabkan kelainan yang dikenal dengan

diabetes melitus ,yang mengakibatkan glukosa tertahan di luar sel (cairan

ekstraseluler), mengakibtkan sel sel jaringan mengalami kekurangan

glukosa/energy dan akan merangsang glikogenolisis di sel hati dan sel jaringan.

Glukosa akan dilepaskan ke dalam cairan ekstrasel sehingga terjadi

hiperglikemia. Apabila mencapai nilai tertentu sebagian tidak diabsorbsi ginjal,

dikeluarkan melalui urine sehingga terjadi glikosuria dan poliuria.

Konsentrasi glukosa darah mempunyai efek yang berlawanan dengan

sekresi glucagon. Penurunan glukosa darah meningkatkan sekresi yang rendah.

Pankreas menyeskresi glucagon dalam jumlah yang besar. Asam amoni dari

protein meningktkan sekresi insulin dan menurunkan glukosa darah.

Pada orang normal, konsentrasi glukosa darah diatur sangat sempit 90

mg/100 ml. Orang yang berpuasa setiap pagi sebelum makan 120-140 mg/100

ml, setelah makan akan meningkat,setelah 2 jam kembali ketingkat normal.

Sebagian besar jaringan dapat messenger ke penggunaan lemak dan protein

11
untuk energy bila tidak terdapat glukosa. Glukosa merupakan satu-atunya zat

gizi yang dapat digunakan oleh otak,retina, dan epitel germinativum.

2. Kasus Diabetes Melitus

a. Definisi Diabetes Melitus

Diabetes Melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang

ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.

Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah.

Glukosa dibentuk di hati dari makanan yang dikonsumsi. Insulin yaitu suatu

hormon yang diproduksi pancreas , mengendalikan kadar glukosa dalam darah

dengan mengatur produksi dan penyimpanannya. (Brunner & Suddarth,2015).

Diabetes melitus tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolic yang

ditandai dengan kenaikan gula darah akibat dari penurunan sekresi hormon

insulin oleh sel beta yang berada di dalam pankreas dan juga akibat gangguan

fungsi insulin. Kenaikan kadar gula darah disebu tdengan hiperglikemia yang

dapat menimbulkan komplikasi akut dan kronis pada jaringan dan organ

tubuh. DM tipe 2 umummya terjangkit pada penderita berusia 45 tahun ke atas

yang disebabkan karena faktorpenuaan dan kemunduran jaringan tubuh.

Terjadinya resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin karena

berkurangnya respon sel dan jaringan tubuh terhadap insulin yang

menyebabkan kenaikan kadar gula dalam darah (ADA,2018).

12
Diabetes melitus tipe 2 merupakan suatu kelompok penyakit

metabolic dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan

sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Secara klinis DM tipe 2

terjadi ketika tubuh tidak mampu memproduksi cukup insulin untuk

menyeimbangi peningkatan insulin resistensi. DM tipe 2 menjadi masalah

kesehatan di dunia karena prevalensinya dan akibat penyakit tersebut terus

meningkat dan merupakan penyakit epidemic yang berkembang, sehingga

mengakibatkan penderitaan individu dan kerugian ekonomi yang luar biasa

(Declori, 2019).

b. Patofisiologi

1) Etiologi

Menurut Amin Huda N dan Hardhi Kusuma (2016) mengatakan

bahwa etiologi diabetes melitus sebagai berikut :

a) Diabetes Melitus tipe 1

Diabetes yang tergantung insulin ditandai dengan penghancuran sel-sel

β pancreas yang disebabkan oleh :

1. Faktor genetic penderita tidak mewarisi diabetes tipe itu

sendiri,tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan

genetic kearah terjadinya diabetes tipe 1.

2. Factor imunologi (autoimun).

13
3. Factor lingkungan : virus atau toksin tertentu dapat memicu proses

autoimun yang menimbukkan ekstrusi sel β.

b) Diabetes melitus tipe 2

Diabetes ini disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi

insulin.

Faktor resiko yang berhubungan dengan proses terjadinya diabetes tipe

2 : usia , obesitas, riwayat dan keluarga. Hasil pemeriksaan glukosa

darah 2 jam pasca pembedahan dibagi menjadi 3 yaitu :

1. <140 mg/ dl normal

2. 140 -< 200 mg/dl toleransi glukosa terganggu

3. Kurang lebih 200 mg/dl diabetes

2) Proses Terjadinya

Menurut Amin Huda N dan Hardhi Kusuma (2015) mengatakan bahwa

proses terjadinya diabetes melitus yaitu :

Factor pencetus diabetes seperti fakto genetic ,infeksi genetic, infeksi

virus ,dan penurunan imunologik mengakibatkan kerusakan pada sel beta

yang mengakibatkan ketidakseimbangan produksi insulin. Kurangnya

produksi insulin berakibat pada gula darah yang tidak dapat dibawa masuk

ke dalam sel yang dapat mengakibatkan hiperglikemia dan menurunya

anabolisme protein. Hiperglikemia dapat menyebabkan vikositas darah

14
meningkat, syok hiperglikemia yang melebihi ambang batas ginjal dapat

menyebabkan gluko uria. Syok hiperglikemia dapat menyebabkan koma

diabetic, peningkatan vikositas sarah yang menyebabkan aliran darah

lambat dan menyebabkan iskemik pada jaringan yang dapat menimbulkan

ketidakefektifan perfusi jaringan perifer.

Glikosuria dapat menyebabkan dieresis osmotic dan kehilangan kalori.

Dieresis osmotic dapat menyebabkan poli uri hingga retensi uri yang

mengakibatkan hilangnya elektrolit dalam sel, hilangnya elektrolit dalam

selt dapat mengakibatkan dehidrasi, dehidrasi yang tidak ditangani dapat

menimbulkan resiko syok. Kehilangan kalori mengakibatkan sel

mengalami kekuangan bahan makanan untuk metabolisme, sel akan

merangsang hipotalamus bagian pusat lapar dan haus yang mengakibatkan

munculnya rasa lapar dan haus yang berlebihan (polidipsia,polipagia),

selain itu sel juga akan melakukan katabolisme lemak dan pemecahan

protein.

Katabolisme lemak menghasilkan asam lemak dan pemecahan protein

menghasilkan keton dan ureum. Keton dan asam lemak yang berikatan

dapat menyebabkan ketosidosis. Sel juga akan melakukan pembakaran

lemak dan protein yang akan digunakan untuk metabolisme, hal ini dapat

mengakibatkan berat badan menurun dan menimbulkan masalah keletihan.

15
Anabolisme protein menurun dapat menyebabkan kerusakan terhadap

antibody yang berakibat pada penurunan system kekebalan tubuh. Sistem

kekebalan tubuh menurun dapat menyebabkan resiko infeksi dan neuropati

sensori perifer. Neuropati sensori perifer dapat menyebabkan pasien tidak

merasakan sakit dan mengakibatkan nekrosis pada luka, yang

mengakibatkan luka akan menjadi ganggren dan menimbulkan masalah

kerusakan intergritas jaringan. (Amin Huda N dan Hardhi Kusuma,2015).

3) Manifestasi Klinis

Manifestasi Klinis DM dikaitkan dengan konsekuensi metabolic

defisiensi insulin.(Price & Wilson, 2006 dalam Amin Huda N dan Hardhi

Kusuma,2016).

a) Kadar glukosa puasa tidak normal.

b) Hiperglikemia berat berakibat glukosuria yang akan menjadi dieresi

osmotic yang meningkatkan pengeluaran urin(poliuria) dan timbul rasa

haus (polidipsia).

c) Rasa lapar yang semakin besar (polipagia), BB berkurang.

d) Lelah dan mengantuk.

e) Gelaja lain yang dikeluhkan adalah kesemutan, gatal, mata

kabur,impotensi, peruritas vulva.

16
Manifestasi Klinis resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah dibagi

menjadi 2 yaitu tanda dan gejala mayor (PPNI,2016).

a. Tanda dan gejala mayor

Hiperglikemia

1) Subyektif : pasien mengatakan sering merasa lelah atau lesu.

2) Obyektif : kadar glukosa dalam darah/ urin pasien tinggi

Hipoglikemia

1) Subyektif : pasien mengatakan sering mengantuk dan merasa pusing.

2) Obyektif : terjadinya gangguan koordinasi, kadar glukosa darah/ urin

pasien rendah.

b. Tanda dan gejala minor

Hiperglikemia

1) Subyektif : pasien mengeluh mulutnya terasa kering, sering merasa

haus.

2) Obyektif : jumlah urin pasien meningkat.

Hipoglikemia

1) Subyektif : pasien mengeluh sering merasa kesemutan pada

ektremitasnya, sering merasa lapar.

2) Obyektif : pasien tampak gemetar, kesadaran pasien menurun,

berprilaku aneh, pasien tampak sulit berbicara dan berkeringat.

4) Pemeriksaan Diagnostik

17
(a) Kadar Glukosa Darah

Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode enzimatik

sebagai patokan penyaring .

Kadar Glukosa Darah Sewaktu (mg/dl)

Kadar Glukosa Darah Sewaktu DM Belum pasti DM

Plasma Vena >200 100-200

Darah Kapiler >200 80-100

Kadar Glukosa Darah Puasa (mg/dl)

Kadar Glukosa Darah Puasa DM Belum Pasti DM

Plasma Vena >120 110-120

Darah Kapiler >110 90-110

(b) Kriteria Diagnostik

(1) Glukosa Plasma Sewaktu >200mg/dl (11,1 mmol/L)

(2) Glukosa Plasma Puasa >140mg/dl (7,8 mmol/L)

(3) Glukosa Plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah

mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post pradial >200 mg/dl.

(c) Tes Laboratorium DM

Jenis tes pada pasien DM dapat tes diagnostic,pemantauan terapi dan

tes untuk mendeteksi komplikasi.

(d) Tes Diagnostik : GDP,GDS,GD2PP(Glukosa Darah 2 jam Post

Paridial ), Glukosa jam ke 2 TTGO.

18
(e) Tes Monitoring terapi DM :

(1) GDP : Plasma vena ,darah kapiler

(2) GD2PP : Plasma vena

(3) A l c : Darah vena, darah kapiler

(f) Tes untuk mendeteksi komplikasi :

(1) Microalbuminuria : urin

(2) Ureum ,kreatinin,asam urat

(3) Kolesterol total : plasma vena (puasa)

(4) Kolesterol LDL : plasma vena (puasa)

(5) Kolesterol HDL : plasma vena (puasa)

(6) Trigliserida : plasma vena (puasa)

5) Penatalaksanaan Medis

Apabila kadar glukosa tinggi maka harus diturunkan menjadi dalam

batas normal. Begitu pula sebaliknya apabila kadar glukosa darah turun

harus ditingkatkan agar menjadi normal.

a. Penatalaksanaan hiperglikemia

Penatalaksanaan hiperglikemia dimulai dengan diet, latihan, jasmani,

penyuluhan dan terapi insulin atau obat oral. Diet dilakukan untuk

mencegah terjadinya peningkatan glukosa pada tubuh. Manfaat latihan

jasmani adalah untuk mengurangi resistensi insulin dan meningkatkan

sensitivitas insulin. Penyuluhan dilakukan agar masyarakat atau klien DM

Tipe II bisa lebih memahami mengenai penyakitnya sehingga mampu

19
mencegah komplikasi. Obat anti hiperglikemia oral dapat diberikan sebagai

terapi tunggal atau kombinasi. Pada keadaan emergency dengan

dekompensasi metabolik berat, misalnya : ketoasidosis, stres berat,berat

badan yang menurun dengan cepat, atau adanya keton uria, harus segera

dirujuk ke pelayanan kesehatan sekunder atau tersier (Perkeni, 2015).

b. Penatalaksanaan hipoglikemia

Pasien yang mengalami hipoglikemia harus cepat mendapat

penanganan. Lakukan pengecekan kadar glukosa terlebih dahulu untuk

memastikan klien benar mengalami hipoglikemia. Apabila kadar glukosa

darah klien rendah dan jika klien masih sadar dapat dilakukan sendiri oleh

klien yaitu minum larutan gula 10-30 gram. Untuk pasien tidak sadar

dilakukan pemberian injeksi bolus dekstrosa 15-25 gram. Bila

hipoglikemia terjadi pada klien yang mendapat terapi insulin maka selain

menggunakan dekstrosa dapat juga menggunakaan injeksi glucagon 1 mg

intramuscular. Penggunaan glucagon diberikan apabila dekstrosa intravena

sulit dilakukan. Pada klien koma hipoglikemia yang terjadi pada klien yang

mendapat bolus dekstrosa harus diteruskan dengan infus dekstros 10%

selama kurang lebih 3 hari. Jika tidak ada kemungkinan klien akan koma

lagi. Lakukan monitor glukosa darah 3-6 jam sekali dan pertahankan

kadarnya 90-180% mg (Wiyono, 2004).

20
3. Tinjauan Asuhan Keperawata Dengan Ketidakstabilan Kadar Glukosa

a. Pengkajian

Pengkajian adalah langkah utama dan dasar utama dari proses

keperawatan.

1) Identitas Klien

2) Riwayat Kesehan Sekarang

a) Adanya gatal pada kulit disertai luka yang tidak sembuh-sembuh

b) Kesemutan

c) Menurunnya berat badan

d) Meningkatnya nafsu makan

e) Sering haus

f) Banyak kencing

g) Menurunnya ketajaman penglihatan

3) Riwayat Kesehatan Dahulu

Riwayat penyakit pancreas,hipertensi,MCI,ISK berulang

4) Riwayat Kesehatan Keluarga

Riwayat keluarga dengan DM

5) Pemeriksaan Fsik head to toe

a) Kepala dan leher

21
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher,

telinga kadang-kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran ,

lidah terasa tebal, ludah menjadi lebih kental gigi mudah goyah, gusi

mudah bengkak dan berdarah, penglihatan kabur, lensa mata keruh.

b) Sistem integument

Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas

luka, kelembaban dan suhu kulit di daerah sekitar ulkus dan

gangren, kemerahan pada kulit sekitar luka, tekstur rambut dan

kuku.

c) System pernapasan

Adakah sesak nafas menandakan pasien mengalami diabetes

ketoasidosis,kaji adanya batuk, sputum, nyeri dada. Pada penderita

DM mudah terjadi infeksi.

d) Sistem kardiovaskuler

Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau berkurang,

takikardi / bradikardi, hipertensi / hipotensi, aritmia,

kardiomegalis.Hal ini berhubungan dengan adanya komplikasi

kronis pada makrovaskuler.

e) System urinary

Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat

berkemih.

f) System musculoskeletal

22
Adanya katabolisme lemak, penyebaran masa otot, cepat lelah,

lemah.

g) System neurologis

Berhubungan dengan komplikasi kronis yaitu pada system

neurologis pasien sering mengalami penurunan sensoris, parasthesia,

letargi, mengantuk, reflex lambat, kacau mental dan disorientasi.

b. Diagnosa Keperawatan

Menurut NANDA NIC-NOC 2018 menyatakan bahwa diagnose

keperawatan yang sering muncul pada pasien dengan diabetes melitus

adalah :

1) Ketidakstabilan kadar glukosa darah

2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan gangguan keseimbangan insulin,makanan

aktivitas jasmani.

3) Resiko syok berhubungan dengan ketidakmampuan elektrolit ke

dalam sel tubuh,hipovolemia.

23
4) Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan nekrosis

kerusakan jaringan (nekrosis luka ganggren)

5) Resiko infeksi berhubungan dengan trauma pada jaringan ,proses

penyakit (diabetes melitus)

6) Retensi urin berhubungan dengan inkomplite pengosongan kantung

kemih,spingter kuat dan poliuria.

7) Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan

penurunan sirkulasi darah kapiler,proses penyakit.

8) Resiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan gejala

poliuria dan dehidrasi.

c. Perencanaan

1) Prioritas masalah

a) Ketidakstabilan kadar glukosa darah

b) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

24
c) Resiko syok

d) Kerusakan integritas jaringan

e) Resiko infeksi

f) Retensi urin

g) Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer

h) Resiko ketidakseimbangan elektrolit

2) Rencana Keperawatan

A. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah

1. Tujuan

Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan

ketidakstabilan kadar gula darah pada pasien tidak terjadi.

2. Kriteria hasil

25
a. Kadar gula darah normal

b. Status Nutrisi adekuat

c. Pasien tidak lemas

3. Intervensi dan Rasional

a. Lakukan cek gula darah dengan fingerstick

Rasional : memantau kadar gula darah

b. Identifikasi program diet yang dijalani pasien

Rasional : untuk mengidentifikasi program yang dijalani

pasien apakah terjadi penyimpanan dari rencana terapi yang

dapat memicu ketidakstabilan glukosa dan hiperglikemia tak

terkendali.

c. Identifikasi Insulin yang digunakan pasien meliputi lama kerja

insulin dan jenisnya.

26
Rasional : lama kerja dan jenis insulin ini mempengaruhi

waktu efek dan waktu potensi terjadinya resiko ketidakstabilan

glukosa darah.

d. Monitor tanda – tanda dan gejala hiperglikemia dan

hipoglikemia

Rasional : untuk mengetahui tanda dan gejala hiperglikemia

dan hipoglikemia

e. Delegatif pada ahli gizi untuk berkonsultasi memulai kembali

asupan oral.

Rasional : untuk menghidari hipoglikemia,saat terapi insulin.

B. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan gangguan keseimbangan insulin, makan

dan aktivitas jasmani.

1. Tujuan

27
Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan kebutuhan

nutrisi pada pasien terpenuhi.

2. Kriteria Hasil

a. Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan

b. Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan

c. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi

d. Tidak ada tanda- tanda mal nutrisi

e. Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dan menelan

f. Tidak terjadi penurunan berat badan

3. Intervensi dan Rasional

a. Kaji status nutrisi dan kebiasaan makan

28
Rasional : untuk mengetahui tentang keadaan dan

kebutuhan nutrisi pasien sehingga dapat diberikan

tindakan dan pengaturan diet yang adekuat.

b. Anjurkan pasien untuk mematuhi diet yang telah

diprogramkan.

Rasional : kepatuhan terhadap diet dapat mencegah

komplikasi terjadinya hipoglikemia /hiperglikemia.

c. Timbang berat badan setiap seminggu sekali

Rasional : mengetahui perkembangan berat badan pasien

(berat badan merupakan salah satu indikasi untuk

menentukan diet).

d. Identifikasi perubahan pola makan

Rasional : mengetahui apakah pasien telah melaksanakan

program diet yang ditetapkan

29
e. Kerja sama dengan tim kesehatan lain untuk pemberian

insulin dan diet diabetic.

Rasional : pemberian insulin akan meningkatkan

pemasukan glukosa ke dalam jaringan sehingga gula

darah menurun,pemberian diet yang sesuai dapat

mempercepat penurunan gula darah dan mencegah

komplikasi.

C. Resiko syok berhubungan dengan ketidakmampuan elektrolit

kedalam sel tubuh,hipovolemia.

1. Tujuan

Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan resiko

syok pada pasien tidak terjadi.

2. Kriteria hasil

a. Nadi dalam batas yang diharapkan

b. Irama jantung dalam batas yang diharapkan

30
c. Frekuensi nafas dalam batas yang diharapkan

d. Irama nafas dalam batas yang diharapkan

e. Natrium serum dalam batas normal

f. Kalium serum dalam batas normal

g. Klorida serum dalam batas normal

h. Kalsium serum dalam batas normal

i. Magnesium dalam batas normal

j. PH darah serum dalam batas normal

3. Intervensi dan Rasional

a. Monitor tanda awal syok

Rasional : melihat adanya gejala awal syok agar dapat

ditangani lebih diri

31
b. Monitor suhu dan pernapasan

Rasional : monitor ttv pada pasien untuk mendeteksi

adanya ketidaknormalan pada pasein sehingga dapat

dilakukan tindakan segera

c. Ajarkan keluarga dan pasien tentang tanda dan gejala

datangnya syok dan tentang langkah untuk mengatasi

gejala syok

Rasional : pasien dan keluarga perlu mengerti tanda

dan gejala syok agar dapat mengatasi gejala syok dan

memberikan pertolongan pertama

D. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan nekrosis

kerusakan jaringan (nekrosis luka ganggren)

1. Tujuan

Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan kerusakan

jaringan integritas kulit dapat terkontrol dan terhindar dari

infeksi

32
2. Khriteria Hasil

a. Integritas kulit bisa dipertahankan (sensasi

,elestisitas,temperature,hidrasi dan pigmentasi)

b. Tidak ada luka/lesi pada kulit

c. Perfusi jaringan baik

d. Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit

dan mencegah terjadinya cedera berulang

e. Mampu melindungi kulit dan mempertahankan

kelembapan kulit dan perawatan alami

3. Intervensi dan Rasional

a. Kaji luas keadaan luka serta proses penyembuhan

Rasional : pengkajian yang tepat terhadap luka dan

proses penyembuhan akan membantu dalam menentukan

tindakan selanjutnya

33
b. Observasi luka : lokasi,dimensi,kedalaman luka, jaringan

nekrotik,tanda- tanda infeksi local,formasi truktus

Rasional: observsi luka untuk dilakukan perawatan luka

c. Rawat luka dengan baik dan benar : : membersihkan

luka secara abseptik menggunakan larutan yang baik

iritatif angkat sisa balutan yang menempel pada luka dan

nekrotomi jaringan mati

Rasional : merawat luka dengan teknik aseptic,dapat

menjagakontaminasi luka dan larutan yang iritatif akan

merusak jaringan nekrosis dapat menghambat proses

granulasi

d. Anjurkan untuk makan dan minum yang adekuat

Rasional : menurunkan kemungkinan terjadinya infeksi

e. Ajarkan keluarga pasien tentang luka dan perawatan luka

34
Rasional : pasien dan keluarga perlu mengerti

bagaimana merawat luka yang benar

f. Delegatif dengan dokter untuk pemberian insulin

pemeriksaan gula darah pemberian antibiotic

Rasional : insulin akan menurunkan kadar glukosa

darah,pemeriksaan kulturpus untuk mengetahui jenis

kuman dan antibiotic yang tepat untuk pengobatan

,pemeriksaan kadar gula darah untuk mengetahui

perkembangan penyakit

E. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma pada jaringan,

proses penyakit (diabetes melitus)

1. Tujuan

Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan resiko infeksi

tidak terjadi

2. Kriteria Hasil

35
a. Pasien bebas dari trauma dan gejala infeksi

b. Mendeskripsikan proses penularan penyakit ,factor yang

mempengaruhi penularan serta penatalaksanaannya

c. Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya

infeksi

d. Jumlah leukosit dalam jumlah normal

e. Menunjukkan prilaku hidup sehat

3. Intervensi dan Rasional

a. Kaji adanya tanda- tanda penyebaran infeksi pada luka

Rasional : pengkajian yang tepat tentang tanda- tanda

penyebaran infeksi dapat membantu menentukan tindakan

selanjutnya

b. Anjurkan kepada pasien dan keluarga untuk selalu menjaga

kebersihan diri selama perawatan

36
Rasional : kebersihan diri yang baik merupakan salah satu

cara untuk mencegah infeksi kuman

c. Lakukan perawatan luka secara aseptic

Rasional : untuk mencegah kontaminasi luka dan

penyebaran infeksi

d. Anjurkan kepada pasien agar menaati diet, latihan fisik

,pengobatan yang ditetapkan

Rasional : diet yang tepat, latihan fisik yang cukup dapat

meningkatkan daya tahan tubuh ,pengobatan yang tepat

mempercepat penyembuhan sehingga memperkecil

kemungkinan terjadi penyebaran infeksi

e. Delegatif dengan dokter untuk pemberian antibiotic dan

insulin

Rasional : antibiotic dapat membunuh kuman,pemberian

insulin akan menurunkan kadar gula dalam darah sehingga

proses penyembuhan akan lebih cepat

37
F. Retensi urin berhubungan dengan inkomplit pengosongan

kantung kemih,spingter kuat dan poliuria

1. Tujuan

Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan ppla

eleminasi klien kembali lancar

2. Kriteria Hasil

a. Kandung kemih kosong secara penuh

b. Tidak ada residu urin > 100-200cc

c. Bebas dari ISK

d. Tidak ada spasme bleder

e. Balance cairan seimbang

3. Intervensi dan Rasional

a. Monitor intake dan output cairan

38
Rasional : melihat balance cairan yang masuk ketubuh

agar dapat dinilai jumlah urine yang dikeluarkan

b. Instruksikan pada pasien dan keluarga untuk mencatat

output urine

Rsional : melihat balance airan yang masuk ketubuh

agar dapat dinilai jumlah urine yang dikeluarkan

c. Stimulasi reflek bladder dengan kompres dingin pada

abdomen

Rasional : memberikan kompres dingin pada abdomen

untuk stimulasi reflek bladder

d. Monitor tanda dan gejala ISK (panas,

hematuria,perubahan baud an konsisten urine

Rasional : monitor gejala dan tanda ISK agar dapat

ditemukan segera dan diobati

39
G. Keridakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan

penurunan sikulasi darah kapiler,proses penyakit (DM)

1. Tujuan

Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan perfusi

jaringan pasien afektif

2. Kriteria Hasil

a. Tenakan sistol dan diastole dalam rentang yang

diinginkan

b. Tidak ada ortostatis hipertemi

c. Tidak ada tanda- tanda peningkatan intercranial, tekanan

interkranial tidak lebih dari 15 mmhg

3. Intervensi dan Rasional

a. Ajarkan pasien untuk melakukan mobilitas

40
Rasional : dengan mobilisasi meningkatkan sirkulasi

darah

b. Ajarkan tentang factor- factor yang dapat meningkatkan

aliran darah .tinggikan kaki sedikit lebih rendah dari

jantung (posisi elevasi pada waktu istirahat) hindari

penyilangan kaki,hindari balutan ketat , hindari

penggunaan bantal,dibelakag lutut dan sebagainya.

Rasional : meningkatkan melancarkan aliran darah balik

sehingga tidak terjadi oedema

c. Ajarkan tentang memodifikasi factor- factor resiko

berupa : hindari diet tinggi kolesterol ,teknik relaksasi,

menghentikan kebiasaan merokok, dan penggunaan obat

vasokontriksi

Rasional : kolesterol tinggi dapat mempercepat

terjadinya arterosklerosis, merokok dapat menyebabkan

terjadinya vasokontriksi pembuluh darah,relaksasi untuk

mengurangi efek dari stress

41
d. Kerja sama dengan tim kesehatan lain dalam pemberian

vasodilator ,pemeriksaan gula darah secara rutin dan

terapi oksigen (HBO)

Rasional : pemberian vasodilator akan meningkatkan

dilatasi pembuluh darah sehingga perfusi jaringan dapat

diperbaiki ,sedangkan pemeriksaan gula darah secara

rutin dapat mengetahui perkembangan dan keadaan

pasien,HBO untuk memperbaiki oksigenasi daerah ulkus

/ ganggren

H. Resiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan gejala

poliuria dan dehidrasi

1. Tujuan

Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan resiko

ketidakseimbangan elektrolit tidak terjadi

2. Kriteria Hasil

42
a. Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan

berat badan

b. Tekanan darah, nadi,dan suhu dalam batas normal

c. Tidak ada tanda dehidrasi, elastic turgor kulit baik

,membrane mukosa lembab, dan tidak ada rasa haus

yang berlebihan

3. Intervensi dan Rasional

a. Pantau tanda – tanda vital ,catat adanya perubahan

tekanan darah ortostatik

Rasional : hipovolemia dapat memanisfestasikan oleh

hipotensi dan takikardia

b. Kaji nadi perifer,pengisian kapiler , turgor kulit dan

membrane mukosa, pantai intake dan output

43
Rasional : tidak ada tanda- tanda dehidrasi ,elastisitas

turgor kulit baik,membrane mukosa lembab dan tidak

ada rasa haus yang berlebihan

c. Ukur masukan dan keluaran cairan dan elektrolit

Rasional : memantau cairan yang masuk dan keluar pada

pasien untuk mengetahui apakah sama atau tidak intake

dan output

d. Berikan dorongan untuk memperbanyak masukan cairan

Rasional : memberikan dorongan pada pasien dapat

memotivasi pasian supaya memperbanyak cairan yang

masuk

e. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit IV sesuai

program

Rasional : melakukan kolaborasi dengan tenaga

kesehatan lain untuk memberikan cairan dengan melalui

IV

44
d. PELAKSANAAN

Menurut Nursalam (2016), mengatakan bahwa pelaksanaan

adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang

spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun

dan ditujukan pada nursing order untuk membantu pasien mencapai

tujuan yang di harapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang

spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi masalah kesehatan pasien.

Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu pasien dalam

mencapai tujuan yang telah di tetapkan, yang mencangkup peningkatan

kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan

memfasilitasi koping. Perencanaan tindakan keperawatan akan dapat di

laksanakan dengan baik, jika pasien mempunyai keinginan untuk

berpatisipasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan.

e. Evaluasi

45
Menurut Nursalam (2016), mengatakan bahwa evaluasi

merupakan rangkaian dari proses keperawatan sehingga untuk dapat

melakukan evaluasi perlu melihat langkah-langkah proses keperawatan

sejak pengkajian, perumusan diagnosis, perencanaan, dan

implementasi. Selanjutnya, pada tahap akhir perawat mengevaluasi

kemajuan pasien terhadap tindakan dalam pencapaian tujuan dan bila

tujuan belum atau tidak tercapai, maka perlu melakukan revisi data

dasar serta memperbaharui diagnosis keperawatan maupun

perencanaan. Maka hasil evaluasi yang diharapkan sesuai dengan rencana

tujuan yaitu :

1. Kadar guka darah klien stabil

2. Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi

3. Tidak terjadinya resiko syok pada klien

4. Terkontrol dan terhindar dari adanya kerusakan integritas jaringan

5. Tidak terjadi resiko infeksi

6. Pola eleminasi klien efektif

7. Resiko ketidakseimbangan elektrolit tidak terjadi

46
WOC ( Web Of Caution )

Diabetes melitus

Penurunan kadar glukosa darah Factor genetic infeksi virus pengerusakan imonologik

Sel otak tidak memperoleh banyak bahan bakar Kerusakan sel beta

Lemah ,pusing, pucat ,takikardi, Ketidakseimbangan produksi insulin

Tremor, dan perubahan mental

Hipoglikemia Hiperglikemia Gula dalam darah tidak

Resiko Ketidakstabilan
Syok hiperglikemia dapat masuk dalam sel
Kadar Glukosa Darah

Batas melebihi ambang ginjal Koma diabetic Anabolisme protein menurun

Glukosuria vikositas darah meningkat Resiko Infeksi Kerusakan pada antibiotik

Dieresis osmotic aliran darah meningkat Kekebalan tubuh menurun

47
Poliuria Iskemik jaringan Neuropati sensori perifer

Retensi urin Ketidakefektifan


perfusi jaringan
Pasien tidak merasa sakit

Kehilangan elektrolit dalam sel nekoris luka

Dehidrasi Gangrene

Kerusakan intergrtas
Resiko syok jaringan
Kehilangan kalori

Merangsang hipotakamus sel kekurangan bahan untuk metabolisme protein dan lemak bakar

Pusat lapar dan haus katabolisme lemak pemecahan protein

48
Polidipsia, polipagia asam lemak keton

Ketoasidosis
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
Ketoasi

49
4. Penerapan kepatuhan terhadap diet dapat mengontrol gula darah pada pasien

diabetes mellitus

a. Pengertian

Carbobydrate Connting merupakan suatu cara perencanaan makan terapi

insulin agar memperoleh jumlah asupan makan optimal sesuai kebutuhan. Diet

yang bersifat membatasi akan merubah gaya hidup dan dirasakan pasien sebagai

gangguan serta tidak disukai bagi banyak penderita diabetes melitus karena

makanan dan minuman merupakan aspek penting dalam sosialisasi, pasien sering

merasa disingkirkan ketika berada bersama orang lain karena hanya ada beberapa

pilihan makanan yang tersedia dan tidak sesuai selera sehingga hal ini dirasakan

membosankan (Brunner, Suddarth,Smeltzer,2008).

b. Pengaturan diet pada pasien diabetes melitus

Dengan prinsip pengaturan makanan pada pasien dabetes melitus yang

hampir sama dengan anjuran makanan untuk orang sehat dan masyarakat umum,

yaitu makanan yang lebih beragam ,bergizi, dan berimbang atau lebih dikenal

dengan gizi seimbang maksudnya adalah sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat

gisi masing- masing individu. Hal ini sangat penting ditekankan adalah pola

makan disiplin dalam hal jadwal makan,jenis, dan jumlah makanan atau terkenal

dengan prosedur atau saran ahli medis.

Dalam hal ini termasuk kepatuhan pasien dalam menjalankan terapi

farmakologi dan pemeriksaan kadar gula darah secara rutin. Modifikasi perilaku

50
sehat sangat diperlukan untuk pasien diabetes melitus diantaranya adalah tentang

bagaimana cara menghindari dari komplikasi lebih lanjut apabila sudah menderita

diabetes melitus (Narayana,Norris,Engelgau,2006).

c. Edukasi dalam pemenuhan kebutuhan diet pada pasien diabetes melitus

Edukasi dalam pemenuhan kebutuhan diet makanan diberikan baik kepada

pasien diabetes melitus ataupun keluarga untuk mendukung kepatuhan diet

pasien.

51
BAB III

STUDI KASUS

A. Desain Studi Kasus

Desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Studi kasus ini adalah

studi untuk mengeksplorasi masalah Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diabetes

Melitus Tipe 2 Dengan Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah di Ruang Interne RSAD

TK II UDAYANA Denpasar.

B. Subjek Studi Kasus

Dalam penelitian studi kasus dideskripsikan tentang karakteristik partisipan atau

unit analis dan kasus yang diteliti. Unit analis atau parsipitasi dalam keperawatan

umumnya adalah pasien dan keluarga. Dalam penelitian ini partisipan dalam studi kasus

adalah dua pasien DM tipe 2 di RSAD TK II UDAYANA Denpasar.

C. Focus Studi

Focus studi kasus pada penelitian ini adalah kajian utama dari masalah yang akan

menjadi titik acuan pada pasien diabetes melitus tipe 2 :

1. Kepatuhan pengaturan kebutuhan diet pada pasien diabetes melitus

D. Definisi Operasional Focus Studi

1. Studi Kasus Asuhan Keperawatan

a) Pemenuhan kebutuhan diet diabetes melitus Carbobydrate Connting merupakan

suatu cara perencanaan makan terapi insulin agar memperoleh jumlah asupan

makan optimal sesuai kebutuhan. Diet yang bersifat membatasi akan merubah gaya

52
hidup dan dirasakan pasien sebagai gangguan serta tidak disukai bagi banyak

penderita diabetes melitus karena makanan dan minuman merupakan aspek

penting dalam sosialisasi, pasien sering merasa disingkirkan ketika berada bersama

orang lain karena hanya ada beberapa pilihan makanan yang tersedia dan tidak

sesuai selera sehingga hal ini dirasakan membosankan (Brunner,

Suddarth,Smeltzer,2008).

b) Diabetes Melitus adalah penyakit yang ditandai dengan terjadinya hiperglikemia

dan gangguan metabolism karbohidrat, lemak, dan protein yang dihubungkan

dengan kekurangan secara absolut atau relatif dari kerja dan atau sekresi insulin.

Gejala yang dikeluhkan pada penderita Diabetes Melitus yaitu polidipsia, poliuria,

polifagia, penurunan berat badan, kesemutan.

2. Studi Kasus Penerapan Prosedur Keperawatan

a) Prosedur Carbobydrate Connting merupakan suatu cara perencanaan makan terapi

insulin agar memperoleh jumlah asupan makan optimal sesuai kebutuhan. Tujuan

utama penatalaksanaan pasien dengan diabetes mellitus adalah untuk mengatur

gula darah dan mencegah timbulnya komplikasi akut dan kronis.

b) Prosedur kepatuhan terhadap diet dapat mengontrol gula darah pada pasien

diabetes melitus. Hal ini sangat penting ditekankan adalah pola makan disiplin

dalam hal jadwal makan,jenis, dan jumlah makanan atau terkenal dengan prosedur

atau saran ahli medis. Dalam hal ini termasuk kepatuhan pasien dalam

menjalankan terapi farmakologi dan pemeriksaan kadar gula darah secara rutin.

53
E. Instrumen Studi Kasus

Instrumen yang akan dipakai dalam pengambilan data pada pasien Diabetes

Melitus Tipe 2 adalah format asuhan keperawatan, setelah itu pada saat pengkajian

akan dianalisis sebagai bahan untuk menunjang tindakan keperawatan dan

perkembangan pasien.

F. Pengumpulan Data

Bentuk pengumpulan data yang digunakan untuk studi kasus yaitu :

1. Biofisiologis

Pengumpulan data dilakukan dengan pengkajian secara langsung terhadap dua

pasien diabetes melitus dengan resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah.

2. Observasi

Observasi dilakukan dengan mencatat gejala-gejala khusus atau luar biasa menurut

urutan kejadian, mencatat gejala secara berurutan menurut waktu namun tidak terus

menerus dan menggunakan daftar yang memuat nama observe disertai gejala yang

diamati.

3. Wawancara

Merode yang digunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan

keterangan atau informasi secara lisan dari seseorang atau sasaran peneliti

( responden). Jadi data tersebut diperoleh langsung dari responden melalui suatu

pertemuan atau percakapan. Wawancara sebagai pembantu utama dalam metode

observasi (Notoatmojo, 2014). wawancara berupa hasil anamnesa berisi tentang

identitas pasien, keluhan utama pasien, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit

keturunan dan lain-lain.

54
4. Kuesioner

Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawab. Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang lebih efisien bila

peneliti telah mengetahui dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang

diharapkan dari responden. Kuisioner yang di gunakan dalam studi kasus ini adalah

kuisioner dalam bentuk format pengkajian yang telah ditetapkan oleh ITEKES Bali.

1. Skala penilaian

Skala penilaian salah satu bentuk observasi yang dipergunakan untuk

mengumpulkan data individu dengan menggolongkan, menilai tingkah laku individu

atau situasi dalam tingkatan-tingkatan tertentu (Hidayat, 2014; Riska,2019). Dalam

penentuan skala skala yang diobervasi pada studi kasus ini akan dijabarkan dalam

bentuk skala baik kuantitatif maupun kualitatif.

G. Tempat dan Waktu

Studi kasus dilakukan di RSAD TK II UDAYANA Denpasar di Ruang Interna pada

bulan April 2021. Lama waktu sejak pasien pertama kali masuk rumah sakit sampai

pulang atau pasien yang dirawat minimal 3 hari (disesuaikan dengan kondisi pasien)

. jika sebelum 3 hari pasien sudah pulang, maka perlu penggantian klien yang

sejenis dan bila perlu dilanjutkan dengan bentuk home care.

H. Analisa Data Dan Penyajian Data

55
Analisa data dilakukan sejak penelitian di RSAD TK.II Udayana Denpasar

sewaktu pengumpulan data sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data

dilakukan dengan cara mengemukaan fakta, selanjutnya akan dituangkan dalam

opini pembahasan. Teknik analisa yang digunakan dengan cara menarasikan

jawaban- jawaban yang diperoleh dari hasil interpretasi, wawancara, dan observasi.

Uraian dalam analisa adalah:

1. Pengumpulan data

Data yang dikumpulkan dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil

ditulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian disalin dalam bentuk transkrip

(catatan terstruktur).

2. Mereduksi data

Data hasil wawancara yang terkumpul dalam catatan lapangan dijadikan satu

dalam bentuk transkrip dan dikelompokkan menjadi data subyektif dan obyektif,

dianalisis berdasarkan hasil pemeriksaan diagnostik kemudian dibandingkan nilai

normal.

3. Penyajian data

Penyajian data akan dilaporkan dengan tabel, gambar, bagan maupun teks naratif.

Kerahasiaan dari pasien dijamin dengan jalan mengaburkan identitas dari pasien

mengunakan inisial.

4. Kesimpulan

Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan dengan hasil-

hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku kesehatan. Penarikan

56
kesimpulan dilakukan dengan metode induksi. Data yang dikumpulkan terkait

dengan data pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan, dan evaluasi.

I. Etika Studi Kasus

Dalam studi kasus Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2

Dengan Resiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah Di RSAD TK.II Udayana,

etika yang perlu diperhatikan adalah :

1. Information SheeT

Lembar informasi yang berisi informasi yang akan disampaikan kepada calon

subyek peneliti dan atau keluarganya sebelum mereka memutuskan bersedia

menjadi subyek atau tidak.

2. Inform Consent

Inform consent yaitu suatu lembaran yang berisikan tentang permintaan persetujuan

kepada keluarga pasien bahwa bersedia untuk menjadi narasumber pada studi kasus

ini dengan membuktikan lembaran inform consent tersebut.

3. Anonimity (tanpa nama)

Penulis tidak mencantumkan identitas dari pasien. Pasien cukup mencantumkan

inisial.

4. Confidentiality (kerahasiaan)

Penulis akan menjaga kerahasiaan tentang penyakit yang dialami pasien

57
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Pengambilan Data

RSAD TK.II UDAYANA Denpasar merupakan pelayanan kesehatan ,

memberikan pelayanan secara cepat, tepat, nyaman, aman dan terjangkau sesuai

dengan standar pelayanan Rumah Sakit dan Etika Profesi. Pemberian pelayanan

kesehatan RSAD TK II UDAYANA Denpasar berdasarkan Standar Pelayanan

Minimal dan beperdoman pada Sistem Manajemen Mutu.

Visi RSAD TK.II UDAYANA Denpasar yaitu Menjadi Rumah Sakit

Kebanggaan Prajurit , Pns Dan Keluarganya Serta Masyarakat Umum Di Wilayah

Bali.

Misi RSAD TK.II UDAYANA Denpasar yaitu Memberikan Pelayanan

Kesehatan Secara Profesional Dan Bermutu Dengan Mengutamakan Keselamatan

Dan Kepuasan Pasien, Meningkatkan Saranan Dan Prasarana Untuk Mendukung

Mutu Pelayanan Kesehatan Dan Kenyamanan Pasien, Meningkatkan Kualitas Sdm

Kesehatan Maupun Non Kesehatan Melalui Pendidikan Dan Pelatihan Untuk

Mencapai Good Clinical Governance Dan Good Corporate Governance.

58
B. HASIL PENGLAJIAN

Pengkajian dilakukan pada tanggal 6 April 2021 pada pukul 15.57 wita pada

pasien 1 , dan tanggal 13 April 2021 pada puku 16.00 wita pada pasien 2 di ruang

Ratna RSAD TK.II UDAYANA Denpasar dengan teknik wawancara, observasi,

pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi.

a. Identitas Pasien

Identitas pasien Paien 1 Pasien 2


Nama Ny.R Tn. S

Umur 44 Tahun 59 Tahun

Jenis Kelamin Perempuan Laki – laki

Status Menikah Menikah

Pekerjaan Pegawai Swasta PNS

Pendidikan SMA Sarjana Hukum

Agama Hindu Hindu

Suku / Bangsa Bali / Indonesia Bali / Indonesia

Alamat Pemogan gang 212 A Batas Dukuh Sari 6 Kaswari


No 36
No. Telepon 081 338 571 755 081 339 501 070
No. RM 19.96.79 16.99.72
Tanggal MRS 6 April 2021 13 April 2021

59
b. Riwayat Penyakit

Riwayat penyakit Pasien 1 Pasien 2


Keluhan utama : Pasien mengatakan Pasien mengatakan lemas
badannya lemas,luka sejak 2 hari yang lalu
dikaki kanan sejak 3 mual,bengkak pada kaki
minggu. kiri.

a. Saat MRS Pasien mengatakan Pasien mengatakan lemas


badannya lemas , pasien sejak 2 hari yang lalu,
mengatakan luka di kaki mual ,bengkak pada kaki
kanan sejak 3 minggu, kiri,skala nyeri 3,luka pada
terdapat pus bau, dan selulitis pedis, kedalaman
nyeri, skala nyeri 3 ,luka luka + 0,5 cm,luas luka + 3.
pada pedis dextra,
kedalaman luka ± 5
cm,luas luka 1 cm.

b. Saat Pasien mengatakan lemas Pasien mengatakan lemas,


pengkajia dan nyeri pada kaki mual dan nyeri pada kaki
n kanan, skala nyeri 3 ,luka kiri,skala nyeri 3,luka pada
pada pedis dextra, selulitis pedis kedalaman
kedalaman luka + 1 luka + 0,5 cm,luas luka + 3.
cm,luas luka + 5.

Riwayat penyakit Pada tanggal 6 April Pada tanggal 13 April 2021


2021 pasien datang ke datang ke IGD RSAD
IGD RSAD DENPASAR DENPASAR dengan
dengan keluhan utama mengeluh lemas sejak 2 hari
badannya lemas, pasien yang lalu, mual ,bengkak
mengatakan luka di kaki pada kaki kiri,skala nyeri
kanan sejak 3 minggu 3,luka pada selulitis pedis ,
terdapat pus ,bau dan kedalaman luka + 0,5
nyeri, skala nyeri 3 ,luka cm,luas luka + 3.
pada pedis dextra, Pengkajian di IGD pukul
kedalaman luka + 1 13.00 didapatkan hasil S :
cm,luas luka + 5. 37,5 0C, TD : 150/70 mmhg,
Kemudian dilakukan N : 83 x / menitRR : 22 x /
pemeriksaan didapatkan menit, SPO2 : 96 %, GDS :
hasil TD : 110/70 406 mg/dl, dilakukan cek
mmHg, Respirasi : 18 DL Bun SC, EKG, RO
x/menit, Suhu : 37 °C, Thorax, RO BOF
Nadi : 88 x / menit, diberikan terapi Asampolat
GDS : 169 mg/dl 3x2mg/12 jam, Glikuldor
.Setelah diperiksa oleh 1x3mg/12 jam, meloxiicam
dokter pasien dianjurkan 1x1mg/12 jam ,Apraxolan

60
untuk melakukan cek 1x1mg/12 jam . Pasien di
DL, LFT, RFT, GDS, diagnose Diabetes Melitus
EKG di laboratorium Tipe 2. Dan pasien
RSAD TK.II Udayana dianjurkan untuk rawat inap
Denpasar, didapatkan di Ruang Ratna RSAD
hasil, di IGD pasien TK.II Udayana Denpasar
mendapatkan terapi Untuk mendapatkan
IVFD Nacl 0,9% perawatan lebih lanjut ,
tts/menit, Cepraz pukul 17.45 dilakukan
2x1mg /12 jam ,Ranitidin observasi vital sign S : 36
0
2x50mg/12 jam Pasien C, TD : 120/80 mmhg, RR :
di diagnose Diabetes 20 x / menit , Akral hangat,
Melitus Tipe 2. Dan diberikan terapi : IVFD
pasien dianjurkan untuk Nacl 12 tts/menit,Cepras 1
dirawat inap di Ruang gr, Ranitidin 1 amp ,
Ratna RSAD TK.II Ondansentron 1 amp
Udayana Denpasar untuk
mendapatkan perawatan
lebih lanjut. Di ruang
ratna pasien
mendapatkan terapi :
IVFD Nacl 0,9% 12
tts/menit, Cepraz
2x1mg ,Ranitidin
2x50mg, Ketorolak
2x30mg, Paracetamol
3x2 tablet.
Riwayat penyakit Pasien mengatakan Pasien mengatakan tidak
sebelumnya memiliki riwayat memiliki riwayat diabetes.
penyakit sebelumnya
kencing manis.
Riwayat penyakit Pasien mengatakan selain Pasien mengatakan selain
keluarga dirinya,anggota dirinya,anggota keluarganya
keluarganya tidak tidak memiliki penyakit
memiliki riwayat sepertinya.
penyakit.

c. Perubahan Pola Kesehatan

Pola kebiasaan Pasien 1 Pasien 2


a. Data biologis

1) Bernafas Sebelum pengkajian : Sebelum pengkaian :


Pasien mengatakan Pasien mengatakan tidak
tidak pernah pernah mengalami

61
mengalami kesulitan kesulitan bernafas baik
bernafas baik dalam dalam menghirup
menghirup maupun maupun
menghembuskan menghembuskan nafas.
nafas. Saat pengkajian : Pasien
Saat pengkajian : mengatakan tidak
Pasien mengatakan pernah mengalami
tidak pernah kesulitan bernafas baik
mengalami kesulitan dalam menghirup
bernafas baik dalam maupun
menghirup maupun menghembuskan nafas.
menghembuskan
nafas.
2) Makan dan Sebelum Sebelum pengkajian :
Minum pengkajian : Pasien Pasien mengatakan
a) Makan mengatakan makan makan tidak teratur ,
tidak teratur ,kadang kadang hanya makan 3
hanya makan 3 - 4 -4 kali sehari , kadang –
kali sehari , kadang – kadang dengan menu
kadang dengan menu nasi, sayur, lauk – lauk,
nasi, sayur, lauk – pasien mengatakan
lauk, pasien jarang mengkonsumsi
mengatakan jarang buah dan suka makanan
mengkonsumsi buah manis.
dan lebih suka Saat pengkajian : Pasien
mengkonsumsi mengatakan mual ,nafsu
makanan – makanan makan berkurang,
manis. pasien hanya makan
Saat pengkajian : makanan dari rumah
Pasien mengatakan sakit dan habis hanya
nafsu makan setengah porsi.
menurun, pasien
hanya makan
makanan dari rumah
sakit dan habis hanya
setengah porsi.
b) Minum Sebelum pengkajian : Sebelum pengkajian :
Pasien mengatakan Pasien mengatakan biasa
biasa minum 8-9 minum 6-7 gelas sehari .
gelas sehari . Saat pengkajian : Pasien
Saat pengkajian : biasa minum 6-7 gelas
Pasien biasa minum sehari.
8-9 gelas sehari.

62
3) Eleminasi Sebelum pengkajian : Sebelum pengkajian :
a) BAB Pasien mengatakan Pasien mengatakan biasa
biasa buang air besar buang air besar 1-2 kali
1-2 kali sehari sehari dengan
dengan konsistensi konsistensi lembek,
lembek, warna warna kuning, bau feses
kuning, bau feses khas, tidak ada darah.
khas, tidak ada darah. Saat pengkajian : Pasien
Saat pengkajian : mengatakan biasa buang
Pasien mengatakan air besar 1 kali sehari
biasa buang air besar dengan konsistensi
1-2 kali sehari lembek, warna kuning,
dengan konsistensi bau feses khas, tidak ada
lembek,warna darah.
kuning, bau feses
khas, tidak ada darah.

b) BAK Sebelum pengkajian : Sebelum pengkajian :


Pasien mengatakan Pasien mengatakan biasa
biasa BAK kurang BAK kurang lebih 4-6
lebih 5-7 kali / hari kali / hari ,dengan warna
,dengan warna kuning dan bau pesing.
kuning dan bau Saat pengkajian :
pesing. kencing 3 kali / hari
Saat pengkajian : dengan konsistensi
kencing 2 kali / hari cair,warna kuning dan
dengan konsistensi bau pesing.
cair,warna kuning
dan bau pesing.
4) Gerak dan Sebelum pengkajian : Sebelum pengkajian :
Aktivitas Pasien mengatakan Pasien mengatakan
aktivitas sehari- hari aktivitas sehari- hari
tanpa dibantu orang tanpa dibantu orang lain.
lain. Saat pengkajian : Pasien
Saat pengkajian : mengatakan badannya
Pasien mengatakan lemas dan ADLnya
badannya lemas dan dibantu sebagian oleh
ADLnya dibantu istrinya.
sebagian oleh
suaminya.
5) Istirahat dan Sebelum pengkajian : Sebelum pengkajian :
Tidur Pasien mengatakan Pasien mengatakan tidak
tidak mengalami mengalami kesulitan
kesulitan dalam dalam istirahat dan tidur.
istirahat dan tidur. Pasien biasa tidur 7-8

63
Pasien biasa tidur 7-8 jan sehari, tidur dimulai
jan sehari, tidur pukul 20.00 wita dan
dimulai pukul 20.00 bangun pukul 06.00
wita dan bangun wita.
pukul 06.00 wita. Saat pengkajian : Pasien
Saat pengkajian : mengatakan tidak
Pasien mengatakan mengalami kesulitan
tidak mengalami dalam istirahat dan
kesulitan dalam tidur . Pasien biasa tidur
istirahat dan tidur . 7-8 jam sehari, tidur
Pasien biasa tidur 7-8 dimulai pukul 20.00
jam sehari, tidur wita dan bangun pukul
dimulai pukul 20.00 06.00 wita.
wita dan bangun
pukul 06.00 wita.
6) Kebersihan diri Sebelum pengkajian : Sebelum pengkajian :
Pasien mengatakan Pasien mengatakan biasa
biasa mandi 2x sehari mandi 2x sehari di
di kamar mandi kamar mandi dengan
dengan menggunakan sabun,
menggunakan sabun, gosok gigi 2x sehari
gosok gigi 2x sehari dengan menggunakan
dengan pasta gigi, mencucui
menggunakan pasta rambut 1x seminggu
gigi,mencucui dengan menggunakan
rambut 1x seminggu shampoo,dan memotong
dengan kukunya sendiri jika
menggunakan sudah panjang.
shampoo, dan Saat pengkajian : Pasien
memotong kukunya mengatakan hanya dilap
sendiri jika sudah oleh istrinya 2x sehari.
panjang.
Saat pengkajian :
Pasien mengatakan
hanya dilap oleh
istrinya 2x sehari.
7) Pegaturan suhu Sebelum pengkajian : Sebelum pengkajian :
tubuh Pasien mengatakan Pasien mengatakan tidak
tidak mengalami mengalami masalah
masalah dengan suhu dengan suhu tubuhnya.
tubuhnya. Saat pengkajian : suhu
Saat pengkajian : tubuh pasien normal.
suhu tubuh pasien
normal.
b. Data Psikologi

64
1) Rasa nyaman Pasien mengatakan Pasien mengatakan
nyeri pada luka kaki merasakan nyeri pada
kanan, terdapat pus, luka kaki kiri,skala nyeri
bau, dan nyeri, skala 3,luka pada selulitis
nyeri 3 ,luka pada pedis , kedalaman luka +
pedis dextra, 0,5 cm,luas luka + 3
kedalaman luka + 1
cm,luas luka + 5
2) Rasa aman Pasien mengatakan Pasien mengatakan takut
takut dan cemas dan cemas karena
karena penyakit yang penyakit yang dialami.
dialami.
c. Data Sosial
1) Sosial Hubungan pasien Hubungan pasien
dengan keluarga , dengan keluarga ,
perawat dan pasien perawat dan pasien
lainnya baik ,pasien lainnya baik, pasien
kooperatif dalam kooperatif dalam
memberikan memberikan informasi
informasi data dan data dan kooperatif
kooperatif dalam dalam menerima setiap
menerima setiap tindakan yang diberikan.
tindakan yang
diberikan.
2) Prestasi Pasien mengatakan Pasien mengatakan
dirinya hanya dirinya sekolah sampai
tamatan SMA dan jenjang akademi ,pasien
sampai saat ini pasien mengatakan bersyukur
mengatakan tidak dengan apa yang
memiliki prestasi diraihnya saat ini.
yang dapat
dibanggakan
3) Bermain dan Pasien mengatakan Pasien mengatakan jika
rekreasi jika ada waktu luang ada waktu luang pasien
pasien biasanya biasanya menghabiskan
menghabiskan waktu waktu dengan menonton
dengan menonton TV TV bersama
bersama keluarganya. keluarganya.
4) Pengetahuan Sebelum pengkajian : Sebelum pengkajian :
belajar pasien dan keluarga pasien dan keluarga
mengatakan tidak tidak mengerti cara
mengetahui tentang mengontrol gula darah .
cara mengontrol gula Saat pengkajian pasien
darahnya. tampak bertanya - tanya
Saat pengkajian : tentang diet yang
pasien tampak diberikan ,cara

65
bertanya – tanya mengontrol gula darah.
tentang diet, cara
mengontrol gula
darah , cara
penyuntikan dan
lokasi penyuntikan
insulin dan proses
penyembuhan
penyakitnya.
d. Data Spriritual Sebelum pengkajian : Sebelum pengkajian :
pasien mengatakan pasien mengatakan biasa
biasa sembhyang jika sembhyang jika ada
ada odalan (Upacara odalan (Upacara
Agama). Agama).
Saat pengkajian : Saat pengkajian : pasien
pasien mengatakan mengatakan hanya bisa
hanya bisa berdoa berdoa ditempat tidur.
ditempat tidur.

d. Pemeriksaan fisik

Observasi Pasien 1 Pasien 2


a. Keadaan Umum
1) Kesadaraan CM (Compos Mentis) CM (Compos Mentis)
E4 V5 M6 E4 V5 M6
2) Postur tubuh Sedang Sedang
3) Bangun tubuh Tegak Tegak
4) Gerak motorik Terkoordinir Terkoordinir
5) Keadaan kulit Warna kulit pucat Warna kulit pucat (sawo
(sawo matang), matang), lembab , tidak ada
lembab , tidak ada sianosi, turgor kurang
sianosi, turgor kurang elastic, dan kebersihannya
elastic, dan cukup.
kebersihannya cukup.

b. Gejala Kardial

1) Suhu 37 0 C 37,5 0 C
2) Nadi 88 x / menit 83 x / menit
3) Respirasi 18 x / menit 22 x / menit
4) Tekanan Darah 110 / 70 mmhg 150 / 70 mmhg
c. Ukuran Lain
1) Berat Badan 42 Kg 60 Kg

66
2) Tinggi Badan 158 Cm 170 Cm
d. Keadaan fisik
1) Kepala Inspeksi : persebaran Inspeksi : persebaran
rambut merata, warna rambut merata, warna
rambut hitam, kulit rambut hitam, kulit kepala
kepala bersih, tidak bersih, tidak ada lesi dan
ada lesi dan tidak ada tidak ada benjolan.
benjolan. Palpasi : tidak ada nyeri
Palpasi : tidak ada tekan.
nyeri tekan.
2) Mata Inspeksi : bentuk Inspeksi : bentuk mata
mata simetris, sklera simetris, sklera putih,
putih, konjungtiva konjungtiva merah muda,
merah muda, tidak tidak ada lesi maupun
ada lesi maupun benjolan.
benjolan. Palpasi : tidak ada nyeri
Palpasi : tidak ada tekan.
nyeri tekan.

3) Hidung Inspeksi : bentuk Inspeksi : bentuk simestris,


simestris, secret tidak secret tidak ada, pernafasan
ada, pernafasan cuping hidung tidak ada
cuping hidung tidak perdarahan hidung tidak
ada perdarahan ada.
hidung tidak ada. Palpasi : tidak ada nyeri
Palpasi : tidak ada tekan.
nyeri tekan.

4) Mulut Inspeksi : mukosa Inspeksi : mukosa bibir


bibir kering, cukup kering, cukup bersih, tidak
bersih, tidak ada ada pembesaran tonsil.
pembesaran tonsil. Gusi berdarah tidak ada.
Gusi berdarah tidak Palpasi : tidak ada nyeri
ada. tekan.
Palpasi : tidak ada
nyeri tekan.

5) Telinga Inspeksi : bentuk Inspeksi : bentuk simetris,


simetris, tidak ada tidak ada serumen,
serumen, kebersihan kebersihan cukup,
cukup, pendengaran pendengaran baik.
baik. Palpasi : tidak ada nyeri
Palpasi : tidak ada tekan.
nyeri tekan.

6) Leher Inspeksi : tidak ada Inspeksi : tidak ada

67
pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar tiroid,
tiroid, tidak ada tidak ada pembesaran vena
pembesaran vena jugularis, pergerakan leher
jugularis, pergerakan dapat digerakkan, tidak ada
leher dapat kaku kuduk.
digerakkan, tidak ada Palpasi : tidak ada nyeri
kaku kuduk. tekan.
Palpasi : tidak ada
nyeri tekan.

7) Thorax Inspeksi : bentuk Inspeksi : bentuk dada


dada simestris, tidak simestris, tidak ada retraksi
ada retraksi otot, tidak otot, tidak ada penggunaan
ada penggunaan alat alat bantu nafas tekan.
bantu nafas tekan. Perkusi : suara paru sonor.
Perkusi : suara paru Auskultasi : Suara jantung
sonor. S1S2 tunggal regular Suara
Auskultasi : Suara paru vesikuler.
jantung S1S2 tunggal
regular Suara paru
vesikuler.

8) Abdomen Inspeksi : bentuk Inspeksi : bentuk simetris,


simetris, tidak ada tidak ada lesi, tidak ada
lesi, tidak ada asites, asites, tidak ada
tidak ada distensi abdomen.
distensi abdomen. Auskultasi : terdengar
Auskultasi : bising usus 2x/menit.
terdengar bising usus Palpasi : tidak ada nyeri
2x/menit. tekan, ada skibala pada
Palpasi : tidak ada kuadran kiri bawah
nyeri tekan, ada Perkusi : timpani.
skibala pada kuadran
kiri bawah
Perkusi : timpani.

9) Ekstremitas Atas : Pergerakan Atas : Pergerakan


terkoordinir, pada terkoordinir, pada tangan
tangan kiri terpasang kiri terpasang IVFD RL 20
IVFD Nacl 0,9 % tpm, edema tidak ada, akral
tts/menit, edema tidak teraba hangat, sianosis
ada, akral teraba tidak ada.
hangat, sianosis tidak terkoordinir, edema tidak
ada. ada, sianosis tidak ada ,
terkoordinir, edema kekuatan
tidak ada, sianosis otot :

68
tidak ada , kekuatan 555 555
otot : 555 555
555 555
555 555
Keterangan : Keterangan :
0 : tidak ada kontraksi 0 : tidak ada kontraksi
1 : hanya terdapat 1 : hanya terdapat kontraksi
kontraksi otot otot
2 : ada pergerakan 2 : ada pergerakan tetapi
tetapi tidak mampu tidak mampu melawan
melawan gravitasi gravitasi
3 : ada pergerakan, 3 : ada pergerakan, tetapi
tetapi hanya dapat hanya dapat mengatasi gaya
mengatasi gaya gravitasi
gravitasi 4 : mampu melawan
4 : mampu melawan gravitasi dan melawan
gravitasi dan sedikit tahanan
melawan sedikit 5 : mampu melawan
tahanan gravitasi dan tahanan penuh
5 : mampu melawan
gravitasi dan tahanan
penuh

10) Genetalia Tidak terobservasi Tidak terobservasi


11) Anus Tidak terobservasi Tidak terobservasi

e. Hasil Pemeriksaan Diagnostik

Tanggal Pemeriksaann 06 April 2021

PASIEN 1
PEMERIKSAA HASIL SATUAN NILAI
N RUJUKAN
HEMATOLOGI
Hemoglobin L 11.1 g/dl 11.7 – 15.5
WBC H10.09 10^3/ ul 3.80 – 10.60
Hitung Jenis
Basofil 0.3 % 0.0 – 1.0
Eosinofil L 0.9 % 2.0 - 4.0
Neutrofil H 78.7 % 37.0 – 72.
Limfosit L 14.4 % 25.0 – 40.0
Monosit 5.7 % 2.0 - 8.0
Immature 0.5 % 0.0 – 72.0
Granulosit

69
RBC L 3.72 10^6 / ul 4.40 – 5. 90
Hematokrit L 33.9 % 35.0 – 47.0
MCV 91.1 Fl 80.0 -100.0
MCH 29.8 Pg 26.0 – 34.0
MCHC 32.7 g/L 32.0 – 36.0
PLT H 680 10^3 u/l 150 – 400
RDW-SD 39.1 Fl 37-54
RDW-CV 11.5 % 11.5 – 14.5
PDW 9.1 Fl 9.0 – 17.0
MPV 9.2 Fl 9.0- 13.0
PLCR 17.4 % 13.0 – 43.0
PCT H 0.63 % 0.17 -0.35
NLR H 5.5 <3.13

PEMERIKSAA HASIL SATUAN NILAI


N RUJUKAN
KOAGULASI
Masa Perdarahan 1 Menit 1–3
Masa Pembekuan 9 Menit 6 – 12
KIMIA DARAH
SGPT 15 U/L <41
SGOT 22 U/L <38
Ureum Darah 21 mg/dl 15-40
Kreatinin Darah L 0.43 mg/dl 0.50 – 1. 50

Tanggal pemeriksaan 8 April 2021

PEMERIKSAA HASIL SATUAN NILAI


N RUJUKAN
HEMATOLOGI
Hemoglobin L 10.1 g/dl 11.7 – 15.5
WBC H 14.13 10^3/ ul 3.80 – 10.60
Hitung Jenis
Basofil 0.2 % 0.0 – 1.0
Eosinofil L 1.2 % 2.0 - 4.0
Neutrofil H 90.4 % 37.0 – 72.
Limfosit L 4.7 % 25.0 – 40.0
Monosit 3.5 % 2.0 - 8.0
Immature 0.4 % 0.0 – 72.0
Granulosit
RBC L 3.35 10^6 / ul 4.40 – 5. 90

70
Hematokrit L 30.6 % 35.0 – 47.0
MCV 91.3 Fl 80.0 -100.0
MCH 30.1 Pg 26.0 – 34.0
MCHC 33.0 g/L 32.0 – 36.0
PLT H 607 10^3 u/l 150 – 400
RDW-SD 39.6 Fl 37-54
RDW-CV 11.7 % 11.5 – 14.5
PDW 9.2 Fl 9.0 – 17.0
MPV 9.2 Fl 9.0- 13.0
PLCR 17.3 % 13.0 – 43.0
PCT H 0.56 % 0.17 -0.35
NLR H 19.4 <3.13

Tanggal pemeriksaan 13 April 2021

PASIEN 2

Hemoglobin LL 6.2 g/dl 11.7 – 15.5


WBC H 17.85 10^3/ ul 3.80 – 10.60
Hitung
Jenis
Basofil 0.2 % 0.0 – 1.0
Eosinofil L 0.6 % 2.0 - 4.0
Neutrofil H 87.3 % 37.0 – 72.
Limfosit L 6.2 % 025.0 – 40.0
Monosit 5.7 % 2.0 - 8.0
Immature 1.6 % 0.0 – 72.0
Granulosit
RBC L 2.25 10^6 / ul 4.40 – 5. 90
Hematokrit LL 19.2 % 35.0 – 47.0
MCV 85.3 Fl 80.0 -100.0
MCH 27.6 Pg 26.0 – 34.0
MCHC 32.3 g/L 32.0 – 36.0
PLT 336 10^3 u/l 150 – 400
RDW-SD 43.1 Fl 37-54
RDW-CV 14.2 % 11.5 – 14.5
PDW 9.8 Fl 9.0 – 17.0
MPV 9.8 Fl 9.0- 13.0
PLCR 22.1 % 13.0 – 43.0
PCT 0.33 % 0.17 -0.35
NLR H 14.2 <3.13

71
PEMERIKSAA HASIL SATUAN NILAI
N RUJUKAN
KIMIA DARAH
SGPT H 60 U/L < 41
SGOT H 109 U/L < 38
Ureum Darah H 115 mg/dl 15 – 40
Kreatini Darah H 3.10 mg/dl 0.50 -1.50
Natrium Darah LL 118 mmol/L 136 – 145
Kalium Darah 5.1 mmol/L 3.5 – 5.1

72
2. ANALISA DATA

ANALISA DATA KEPERAWATAN


PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2
DENGAN KETIDAKSTABILAN KADAR GLUKOSA DARAH
DI RUANG RATNA RSAD TK.II UDAYANA DENPASAR

DATA ETIOLOGI MASALAH


Pasien 1
Data Subjektif :
- Pasien Hiperglikemia Ketidakstabilan Kadar Glukosa
mengatakan Darah
badannya
lemas
- Pasien Pembatasan diet
mengatakan
nafsu makan
berkurang
hanya
menghabiska Intake tidak adekuat
n setangah
porsi makan.

Ketidakstabilan kadar
glukosa darah

Data Objektif
- Pasien
terlihat lemas
- Berat badan
pasien 42 kg.
- TD : 110/70
mmHg, RR :
18
x/menit,S :
37 °C, N : 88
x /
menit,GDS :
169 mg/dl

73
Hiperglikemia Kerusakan Integritas Kulit
Data Subjektif
- Pasien
mengatakan
luka di kaki Neuropati
kanan sejak 3
minggu
- Pasien
mengatakan Cedera kimiawi
nyeri pada
kaki kanan

Kerusakan integritas
kulit

Data Objektif
- Pasien
tampak
meringis
- Terdapat
luka di kaki
kanan
- Terdapat pus
bau, dan
nyeri, skala
nyeri 3 ,luka
pada pedis
dextra,
kedalaman
luka + 1
cm,luas luka
+ 5.
Data subjektif : Luka Ganggren Nyeri Akut
- Nyeri yang
dirasan
pasien pada
bagian kaki Kerusakan Integritas
kanan Jaringan
- P : Pedis
Dextra
- Q : Nyeri Nyeri Akut
seperti hilang
timbul

74
- R : Pada
bagian kaki
kanan
- S : Skala 3
- T : Saat
bergerak

Data Objektif :
- Pasien
tampak
meringis
- Pasien
tampak
berbaring
ditempat
tidur
- Terdapat pus
bau, dan
nyeri, skala
nyeri 3 ,luka
pada pedis
dextra,
kedalaman
luka + 1
cm,luas luka
+ 5.
Pasien 2
Data Etiologi Masalah
Data Subjektif : Hiperglikemia Ketidakstabilan Kadar
- Pasien Glukosa Darah
mengatakan lemas
sejak 2 hari yang
lalu dan mual Pembatasan diet
- Pasien
mengatakan nafsu
makan berkurang
- Pasien Intake tidak adekuat
mengatakan hanya
menghabiskan
setangah porsi
makan. Ketidakstabilan kadar
glukosa darah

75
Data Objektif :
- Pasien terlihat
lemas
- Pasien selalu
menanyakan cara
mengontrol gula
darah
- Berat badan 60kg
- S : 37,5 0C
- TD : 150/70
mmhg
- N : 83 x / menit
- RR : 22 x / menit
- SPO2 : 96 %
- GDS : 406 mg/dl

Data Subjektif : Hiperglikemia Kerusakan Integritas Kulit


- Pasien Neuropati
mengatakan luka
pada bagian kaki
- Pasien mengtakan
nyeri pada kaki Cedera kimiawi
kiri selulitis pedis

Kerusakan integritas
Data Objektif : kulit
- Terdapat luka
pada kaki bagian
kiri
- Tidak terdapat
nanah (pus)
Data Subjektif : Luka Ganggren Nyeri Akut
- Nyeri yang
dirasan pasien
pada bagian kaki
kiri Kerusakan Integritas
- P : Selulitis pedis Kulit
- Q : Nyeri seperti
hilang timbul
- R : Pada bagian
kaki kiri Nyeri Akut
- S : Skala nyeri 3
- T : Saat berjalan

76
Data Objektif :
- Pasien tampak
meringis kesakitan
- Pasien tampak
berbaring
ditempat tidur
- Kedalaman luka +
0,5 cm,luas luka +
3

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Data Diagnosa Keperawatan


Pasien 1
Data Subjektif : Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah berhubungan
- Pasien dengan asupan diet yang kurang tepat ditandai
mengatakan dengan pasien mengatakan badannya lemas, Pasien
badannya lemas mengatakan nafsu makan berkurang dan hanya
- Pasien menghabiskan setangah porsi makan. Pasien terlihat
mengatakan nafsu lemas, berat badan pasien 42 kg, TD : 110/70
makan berkurang mmHg, RR : 18 x/menit, S : 37 °C, N : 88 x / menit,
hanya GDS : 169 mg/dl.
menghabiskan
setangah porsi
makan.

Data Objektif
- Pasien terlihat
lemas
- Berat badan
pasien turun 10
kg berat badan
pasien 42 kg.
- TD : 110/70
mmHg, RR : 18
x/menit,S : 37 °C,
N : 88 x / menit,
GDS : 169 mg/dl.

Data Subjektif : Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan

77
- Pasien cedera kimiawi yang ditandai dengan pasien
mengatakan luka mengatakan luka di kaki kanan sejak 3 minggu,
di kaki kanan Pasien mengatakan nyeri pada kaki kanan. Pasien
sejak 3 minggu tampak meringis, terdapat luka di kaki kanan,
- Pasien terdapat pus, bau, skala nyeri 3 ,luka pada pedis
mengatakan nyeri dextra, kedalaman luka + 1 cm,luas luka + 5.
pada kaki kanan,
terdapat pus, bau,
skala nyeri 3 ,luka
pada pedis dextra,
kedalaman luka +
1 cm,luas luka +
5
Data subjektif : Nyeri Akut berhubungan dengan kerusakan integritas
- Pasien kulit yang ditandai dengan pasien mengtakan nyeri,
mengatakan nyeri, yang dirasakan pasien pada bagian kaki kanan P :
yang dirasakan Pedis Dextra, Q : Nyeri seperti hilang timbul, R :
pasien pada Pada bagian kaki kanan, S : Skala 3, T : Saat
bagian kaki kanan bergerak, pasien tampak meringis, pasien tampak
- P : Pedis Dextra berbaring ditempat tidur, terdapat pus bau, dan nyeri,
- Q : Nyeri seperti skala nyeri 3 ,luka pada pedis dextra, kedalaman luka
hilang timbul + 1 cm,luas luka + 5
- R : Pada bagian
kaki kanan
- S : Skala 3
- T : Saat bergerak

Data Objektif :
- Pasien tampak
meringis
- Pasien tampak
berbaring
ditempat tidur
- Terdapat pus bau,
dan nyeri, skala
nyeri 3 ,luka pada
pedis dextra,
kedalaman luka +
1 cm,luas luka +
5
Pasien 2
Data Diagnosa Keperawatan
Data Subjektif : Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah berhubungan
- Pasien dengan diet yang kurang tepat ditandai dengan pasien
mengatakan mengatakan lemas sejak 2 hari yang lalu dan mual,

78
lemas sejak 2 hari pasien mengatakan nafsu makan berkurang, pasien
yang lalu dan mengatakan hanya menghabiskan setangah porsi
mual makan. Pasien terlihat lemas, pasien selalu
- Pasien menanyakan cara mengontrol gula darah,berat badan
mengatakan nafsu 60kg, S : 37,5 0C, TD : 150/70 mmhg, N : 83 x /
makan berkurang menit, RR : 22 x / menit, SPO2 : 96 %, GDS : 406
- Pasien mg/dl.
mengatakan
hanya
menghabiskan
setangah porsi
makan.

Data Objektif :
- Pasien terlihat
lemas
- Pasien selalu
menanyakan cara
mengontrol gula
darah
- Berat badan 60kg
S : 37,5 0C
TD : 150/70
mmhg
N : 83 x / menit
RR : 22 x / menit
SPO2 : 96 %,
GDS : 406 mg/dl

Data Subjektif : Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan


- Pasien ditandai dengan Pasien mengatakan luka pada bagian
mengatakan luka kaki , pasien mengtakan nyeri pada kaki kiri.
pada bagian kaki Terdapat luka pada kaki bagian kiri, tidak terdapat
- Pasien mengtakan nanah (pus),skala nyeri 3, luka pada selulitis pedis ,
nyeri pada kaki kedalaman luka + 0,5 cm,luas luka + 3
kiri

Data Objektif :
- Terdapat luka
pada kaki bagian
kiri
- Tidak terdapat
nanah (pus) ,skala
nyeri 3, luka pada

79
selulitis pedis ,
kedalaman luka +
0,5 cm,luas luka +
3
Data Subjektif : Nyeri Akut berhubungan dengan kerusakan integritas
- Paisen kulit yang ditandai dengan pasien mengatakan nyeri
mengatakan yang dirasakan pasien pada bagian kaki kiri ,P :
nyeri , yang Selulitis pedis , Q : Nyeri seperti hilang timbul, R :
dirasakan pasien Pada bagian kaki kiri, S : Skala nyeri 3, T : Saat
pada bagian kaki berjalan, pasien tampak meringis kesakitan , pasien
kiri tampak berbaring ditempat tidur, kedalaman luka +
- P : Selulitis pedis 0,5 cm,luas luka + 3 , S : 37,5 0C, TD : 150/70
- Q : Nyeri seperti mmhg, N : 83 x / menit, RR : 22 x / menit, SPO 2 : 96
hilang timbul %
- R : Pada bagian
- kaki kiri
- S : Skala nyeri 3
- T : Saat berjalan

Data Objektif :
- Pasien tampak
meringis
kesakitan
- Pasien tampak
berbaring
ditempat tidur
- Kedalaman luka +
0,5 cm,luas luka +
3
S : 37,5 0C
TD : 150/70
mmhg
N : 83 x / menit
RR : 22 x / menit
SPO2 : 96 %,
GDS : 406 mg/dl

80
81
4. PERENCANAAN

PERENCANAAN KEPERAWATAN PADA


PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2
DENGAN KETIDAKSATABILAN KADAR GLUKOSA DARAH
DI RUANG RATNA RSAD TK. II UDAYANA DENPASAR
TANGGAL 06 APRIL – 15 APRIL 2021

DIAGNOSA INTERVENSI NIC RASIONAL


KEPERAWATAN
Pasien 1
Ketidakstabilan Kadar 1. Melakukan pengkajian 1. Untuk mengetahui keadaan umum
Glukosa Darah tanda-tanda vital pasien
berhubungan dengan pasien : TD : 110/70 2. Memantau kadar gula darah
asupan diet yang kurang mmHg, RR : 18 x/menit, 3. Untuk mengetahui terjadinya
tepat S : 37 °C, N : 88 x / hiperglikemia dan hipoglikemia
Setelah diberikan asuhan menit,GDS : 169 mg/dl. 4. Untuk mengetahui perkembangan status
keperawaan selama 3 x 2. Melakukan cek gula nutrisi
24 jam diharapakan darah dengan fingerstick 5. Agar dapat mengatasi diabetes melitus
kadar glukosa darah 3. Monitor tanda – tanda 6. Pemberian insulin akan meningkankan
dalam rentang normal dan gejala hiperglikemia masuknya glukosa ke dalam jaringan
dengan criteria hasil : : pasien mengatakan sehingga kadar gula dalam darah
NOC : sering merasa lelah atau menurun ,antibiotic mencegah
1. Pasien dapat lesu dan hipoglikemia : terjadinya infeksi
mengontrol kadar pasien mengatakan 7. Untuk memperbaiki status nutrisi
gula darah sering mengantuk dan pasien.
2. Status nutrisi yang merasa pusing.
adekuat 4. Timbang berat badan
3. Pasien tidak lemas pasien.

82
5. Berikan HE tentang
penyakit yang diderita
pasien , diet yang
diberikan.
6. Delegatif dengan dokter
tentang pemberian terapi
insulin novorapid 1x8
unit melalui SC
,antibiotic, IVFD Nacl
0,9% tts/menit, Cepraz
2x1mg /12 jam
,Ranitidin 2x50mg/12
jam Ketorolak 2x30mg,
Paracetamol 3x2 tablet
7. Delegatif dengan ahli
gizi dalam pemberian
diet

Kerusakan Integritas 1. Melakukan pengkajian luka 1. Mengobservasi luka untuk dilakukan


Kulit berhubungan 2. Rawat luka dengan baik dan perawatan luka
dengan cedera kimiawi benar 2. Merawat luka dengan teknik aseptic
Setelah diberikan asuhan 3. Ajarkan keluarga pasien ,dapat menjaga kontaminasi luka
keperawaan selama 3 x tentang rawat luka 3. Keluarga dan pasien perlu mengerti
24 jam diharapakan 4. Delegatif dengan dokter bagaimana merawat luka yang benar
kerusakan jaringan untuk pemberian insulin 4. Insulin akan menurunkan kadar glukosa
integritas kulit dapat pemeriksaan darah
terkontrol dengan criteria gula darah
hasil :
1. Integritas kulit

83
bisa
dipertahankan
2. Tidak ada pus
3. Perfusi jaringan
membaik

Nyeri akut berhubungan 1. Melakukan pengkajian 1. Untuk mengidentifika skala nyeri


dengan kerusakan keadaan umum 2. Membantu dalam menentukan
integritas kulit. Setelah 2. Kaji nyeri dengan PQRST kebutuhan manajemen nyeri
diberikan asuhan 3. Edukasi nafas dalam 3. Meningkatkan relaksasi atau
keperawaan selama 3 x 4. Delegatif dalam pemberian mengurangi tegangan otot dan
24 jam diharapakan obat analgetik memberikan rasa control mungkin bisa
kerusakan jaringan meningkatkan kemampuan gerak
integritas kulit dapat 4. Untuk mengurangi rasa nyeri yang
terkontrol dengan criteria dirasakan.
hasil :
NOC :

84
1. Skala nyeri
berkurang
2. Nyeri berkurang

DIAGNOSA INTERVENSI (NIC) RASIONAL


KEPERAWATAN
Pasien 2

Ketidakstabilan Kadar 1. Melakukan pengkajian 1. Untuk mengetahui keadaan umum


Glukosa Darah tanda-tanda vital pasien : pasien
berhubungan dengan S : 37,5 0C 2. Memantau kadar gula darah
asupan diet yang kurang TD : 150/70 mmhg 3. Untuk mengetahui terjadinya
tepat N : 83 x / menit hiperglikemia dan hipoglikemia
Setelah diberikan asuhan RR : 22 x / menit 4. Untuk mengetahui perkembangan status
keperawaan selama 3 x SPO2 : 96 %, GDS : 406 nutrisi
24 jam diharapakan mg/dl 5. Agar dapat mengatasi diabetes melitus
kadar glukosa darah 2. Melakukan cek gula darah 6. Pemberian insulin akan meningkankan
dalam rentang normal dengan fingerstick masuknya glukosa ke dalam jaringan
dengan criteria hasil : 3. Monitor tanda – tanda dan sehingga kadar gula dalam darah
NOC : gejala hiperglikemia :pasien menurun ,antibiotic mencegah
1. Pasien dapat mengatakan sering merasa terjadinya infeksi
mengontrol lelah atau lesu dan 7. Untuk memperbaiki status nutrisi
kadar gula darah hipoglikemia : pasien pasien.
2. Status nutrisi mengatakan sering
yang adekuat mengantuk dan merasa
3. Pasien tidak pusing.
lemas 4. Timbang berat badan
4. Pasien tidak pasien.
mual 5. Berikan HE tentang
penyakit yang diderita

85
pasien , diet yang diberikan.
6. Delegatif dengan dokter
tentang pemberian terapi
insulin lantus 1x6 unit,
IVFD Nacl 12
tts/menit,Cepras 1 gr/ 12
jam , Ranitidin 1 amp/12
jam , Ondansentron 1
amp/12 jam
7. Delegatif dengan ahli gizi
dalam pemberian diet

Kerusakan Integritas 1. Mengosrvasi luka 1. Mengobservasi luka untuk


Kulit berhubungan 2. Rawat luka dengan baik dan dilakukan perawatan luka
dengan cedera kimiawi benar 2. Merawat luka dengan teknik
Setelah diberikan asuhan 3. Ajarkan keluarga pasien aseptic ,dapat menjaga kontaminasi
keperawaan selama 3 x tentang rawat luka luka
24 jam diharapakan 4. Delegatif dengan dokter 3. Keluarga dan pasien perlu mengerti
kerusakan jaringan untuk pemberian insulin bagaimana merawat luka yang benar
integritas kulit dapat pemeriksaan 4. Insulin akan menurunkan kadar

86
terkontrol dengan criteria gula darah glukosa darah
hasil :
NOC :
1. Integritas kulit
bisa
dipertahankan
2. Tidak ada pus
3. Perfusi jaringan
membaik

Nyeri akut berhubungan 1. Melakukan pengkajian 1. Untuk mengidentifika skala nyeri


dengan kerusakan keadaan umum 2. Membantu dalam menentukan
integritas kulit . Setelah 2. Kaji nyeri dengan PQRST kebutuhan manajemen nyeri
diberikan asuhan 3. Edukasi nafas dalam 3. Meningkatkan relaksasi atau
keperawaan selama 3 x 4. Delegatif dalam pemberian mengurangi tegangan otot dan
24 jam diharapakan obat analgetik memberikan rasa control mungkin bisa
kerusakan jaringan meningkatkan kemampuan gerak
integritas kulit dapat 4. Untuk mengurangi rasa nyeri yang
terkontrol dengan criteria dirasakan.
hasil :
1. Skala nyeri
berkurang
2. Nyeri berkurang

87
5. IMPLEMENTASI

PELAKSANAAN KEPERAWATAN PADA


PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2
DENGAN KETIDAKSATABILAN KADAR GLUKOSA DARAH
DI RUANG RATNA RSAD TK. II UDAYANA DENPASAR
TANGGAL 06 APRIL – 15 APRIL 2021

Pasien 1
DIAGNOSA Hari Pertama Hari Kedua Hari Ketiga

88
KEPERAWATAN 6 April 2021 7 April 2021 8 April 2021

Implementasi Implementasi Implementasi


Ketidakstabilan 07.30 Melakukan 07.30 Melakukan 07.30 Melakukan
Kadar Glukosa pengkajian pengkajian tanda- pengkajian tanda-
Darah tanda-tanda vital tanda vital pasien tanda vital pasien
pasien TD : 120/80 mmHg, TD : 120/70 mmHg,
TD : 110/70 RR : 20 x/menit RR : 20 x/menit
mmHg, S : 36 °C S : 36 °C
RR : 18 x/menit N : 80 x / menit N : 80 x / menit
S : 37 °C
N : 88 x / menit
08.00 Melakukan cek 08.00 Melakukan cek gula 08.00 Melakukan cek gula
gula darah darah dengan darah dengan
dengan fingerstick fingerstick
fingerstick GDS : 217 mg/dl GDS : 333 mg/dl
GDS : 169
mg/dl
09.00 Memonitor 09.00 Memonitor tanda – 09.00 Memonitor tanda –
tanda – tanda tanda dan gejala tanda dan gejala
dan gejala hiperglikemipasien hiperglikemipasien
hiperglikemipasi mengatakan sering mengatakan sering
en mengatakan merasa lelah atau merasa lelah atau lesu
sering merasa lesu dan dan
lelah atau lesu hipoglikemia :pasien hipoglikemia :pasien
dan mengatakan sering mengatakan sering
hipoglikemia mengantuk dan mengantuk dan
:pasien merasa pusing. merasa pusing.
mengatakan

89
sering
mengantuk dan
merasa pusing.
10.00 Memberikan HE 11.00 Memberikan HE 11.30 Memberikan HE
tentang penyakit tentang penyakit tentang penyakit yang
yang diderita yang diderita diderita pasien , diet
pasien , diet pasien , diet yang yang diberikan
yang diberikan diberikan

12.00 Menimbang 13.30 Melakukan 12.30 Menimbang berat


berat badan pengkajian tanda- badan pasien 42 kg
pasien 42 kg tanda vital pasien
TD : 120/100
mmHg,
RR : 20 x/menit
S : 36 °C
N : 80 x / menit.

13.30 Melakukan 14.30 Delegatif dengan 13.30 Melakukan


pengkajian dokter tentang pengkajian tanda-
tanda-tanda vital pemberian terapi tanda vital pasien
pasien insulin novorapid TD : 120/70 mmHg,
TD : 110/70 1x8 unit melalui RR : 20 x/menit
mmHg, SC ,antibiotic, IVFD S : 36 °C
RR : 18 x/menit Nacl 0,9% tts/menit, N : 80 x / menit.
S : 37 °C Cepraz 2x1mg
N : 88 x / menit. ,Ranitidin 2x50mg,
Ketorolak 2x30mg,
Paracetamol 3x2

90
tablet

14.30 Memberikan HE 15.00 Memberikan HE 16.00 Memberikan HE


tentang penyakit tentang penyakit tentang penyakit yang
yang diderita yang diderita diderita pasien , diet
pasien , diet pasien , diet yang yang diberikan.
yang diberikan. diberikan.

16.00 Delegatif 16.30 Melakukan cek gula 18.00 Melakukan cek gula
dengan dokter darah dengan darah dengan
tentang fingerstick fingerstick
pemberian terapi GDS : 217 mg/dl GDS : 333mg/dl
insulin
novorapid 1x8
unit melalui
SC ,antibiotic,
IVFD Nacl
0,9% 12
tts/menit,
Cepraz 2x1mg /
12 jam
,Ranitidin
2x50mg/12 jam
Ketorolak
2x30mg,
Paracetamol 3x2
tablet
18.00 Melakukan cek 19.30 Melakukan 19.30 Melakukan
gula darah pengkajian tanda- pengkajian tanda-

91
dengan tanda vital pasien tanda vital pasien
fingerstick TD : 120/70 mmHg, TD : 120/70 mmHg,
GDS : 169 RR : 20 x/menit RR : 20 x/menit
mg/dl S : 36 °C S : 36 °C
N : 80 x / menit. N : 80 x / menit

19.30 Melakukan 20.30 Menimbang berat 20.30 Menimbang berat


pengkajian badan pasien, berat badan pasien, berat
tanda-tanda vital badan awal 42 kg badan awal 42 kg
pasien
TD : 120/80
mmHg,
RR : 20 x/menit
S : 36 °C
N : 80 x / menit

92
19.30 Memonitor 20.30 Menimbang berat 20.30 Menimbang berat
tanda – tanda badan pasien 42 kg badan pasien 42 kg
dan gejala
hiperglikemipasi
en mengatakan
sering merasa
lelah atau lesu
dan
hipoglikemia
:pasien
mengatakan
sering
mengantuk dan
merasa pusing.
21.30 Memonitor 22.00 Memonitor tanda – 22.30 Memonitor tanda –
tanda – tanda tanda dan gejala tanda dan gejala
dan gejala hiperglikemipasien hiperglikemipasien
hiperglikemipasi mengatakan sering mengatakan sering
en mengatakan merasa lelah atau merasa lelah atau lesu
sering merasa lesu dan dan hipoglikemia :
lelah atau lesu hipoglikemia : pasien mengatakan
dan pasien mengatakan sering mengantuk dan
hipoglikemia : sering mengantuk merasa pusing.
pasien dan merasa pusing.
mengatakan
sering
mengantuk dan

93
merasa pusing.

22.00 Delegatif 23.00 Delegatif dengan 23.00 Delegatif dengan


dengan dokter dokter tentang dokter tentang
tentang pemberian terapi pemberian terapi
pemberian terapi insulin novorapid insulin novorapid 1x8
insulin 1x8 unit melalui unit melalui SC
novorapid 1x8 SC ,antibiotic, IVFD ,antibiotic, IVFD
unit melalui Nacl 0,9% 12 Nacl 0,9% 12
SC ,antibiotic, tts/menit, Cepraz tts/menit, Cepraz
IVFD Nacl 2x1mg ,Ranitidin 2x1mg ,Ranitidin
0,9% 12 2x50mg, Ketorolak 2x50mg, Ketorolak
tts/menit, 2x30mg, 2x30mg, Paracetamol
Cepraz Paracetamol 3x2 3x2 tablet
2x1mg tablet
,Ranitidin
2x50mg,
Ketorolak
2x30mg,
Paracetamol 3x2
tablet
Kerusakan integritas 08.00 Melakukan 08.00 Melakukan 08.00 Melakukan
kulit pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan
kedalaman luka kedalaman luka + 1 kedalaman luka + 1
+ 1 cm,luas cm,luas luka + 5 cm,luas luka + 5
luka + 5

09.00 Merawat luka 09.30 Merawat luka 09.00 Merawat luka dengan
dengan baik dan dengan baik dan baik dan benar

94
benar benar

11.00 Mengajarkan 12.00 Mengajarkan 10.00 Mengajarkan


keluarga pasien keluarga pasien keluarga pasien
tentang rawat tentang rawat luka tentang rawat luka
luka

16.00 Mengajarkan 18.00 Mengajarkan 18.00 Mengajarkan


keluarga pasien keluarga pasien keluarga pasien
tentang rawat tentang rawat luka tentang rawat luka
luka

19.30 Delegatif 20.00 Delegatif dengan 20.00 Delegatif dengan


dengan dokter dokter untuk dokter untuk
untuk pemberian pemberian insulin pemberian insulin
insulin pemeriksaan kadar pemeriksaan kadar
pemeriksaan gula gula
kadar gula

22.00 Delegatif 22.00 Delegatif dengan 22.00 Delegatif dengan


dengan dokter dokter untuk dokter untuk

95
untuk pemberian pemberian insulin pemberian insulin
insulin pemeriksaan kadar pemeriksaan kadar
pemeriksaan gula gula
kadar gula

Nyeri akut 07.00 Melakukan 08.30 Melakukan 08.30 Melakukan


pengkajian pengkajian keadaan pengkajian keadaan
keadaan umum umum umum
08.30 Mengkaji nyeri 10.00 Mengkaji nyeri 08.30 Mengkaji nyeri
dengan PQRST dengan PQRST dengan PQRST
P : Pedis Dextra P : Pedis Dextra P : Pedis Dextra
Q : Nyeri seperti Q : Nyeri seperti Q : Nyeri seperti
hilang timbul hilang timbul hilang timbul
R : Pada bagian R : Pada bagian kaki R : Pada bagian kaki
kaki kanan kanan kanan
S : Skala 3 S : Skala 3 S : Skala 3
T : Saat T : Saat T : Saat

09.00 Memberikan 12.30 Memberikan edukasi 10.00 Memberikan edukasi


edukasi nafas nafas dalam ,untuk nafas dalam ,untuk
dalam ,untuk meningkatkan meningkatkan
meningkatkan relaksasi relaksasi
relaksasi

09.30 Delegatif dalam 16.00 Delegatif dalam 15.00 Delegatif dalam


pemberian obat pemberian obat pemberian obat
analgetik analgetik analgetik

96
12.30 Melakukan 17.00 Melakukan 17.00 Melakukan
pengkajian pengkajian keadaan pengkajian keadaan
keadaan umum umum umum

15.00 Mengkaji nyeri 18.30 Mengkaji nyeri 19.00 Mengkaji nyeri


dengan PQRST dengan PQRST dengan PQRST
P : Pedis Dextra P : Pedis Dextra P : Pedis Dextra
Q : Nyeri seperti Q : Nyeri seperti Q : Nyeri seperti
hilang timbul hilang timbul hilang timbul
R : Pada bagian R : Pada bagian kaki R : Pada bagian kaki
kaki kanan kanan kanan
S : Skala 3 S : Skala 3 S : Skala 3
T : Saat T : Saat T : Saat
19.00 Memberikan 21.00 Memberikan edukasi 21.00 Memberikan edukasi
edukasi nafas nafas dalam ,untuk nafas dalam ,untuk
dalam ,untuk meningkatkan meningkatkan
meningkatkan relaksasi relaksasi
relaksasi

23.00 Delegatif dalam 01.30 Delegatif dalam 01.30 Delegatif dalam


pemberian obat pemberian obat pemberian obat
analgetik analgetik analgetik

97
Pasien 2
DIAGNOSA Hari Pertama Hari Kedua Hari Ketiga
KEPERAWATAN 13 April 2021 14 April 2021 15 April 2021

Implementasi Implementasi Implementasi


Ketidakstabilan 07.30 Melakukan 07.30 Melakukan 07.30 Melakukan
Kadar Glukosa pengkajian pengkajian tanda- pengkajian tanda-
Darah tanda-tanda vital tanda vital pasien tanda vital pasien
pasien S : 36 0C S : 360C
S : 37,5 0C TD : 120/70 mmhg TD : 120/80 mmhg
TD : 150/70 N : 80 x / menit N : 84 x / menit
mmhg RR : 20x / menit RR : 20 x / menit
N : 83 x / menit GDS : 264 mg/dl
RR : 22 x /
menit
SPO2 : 96 %

08.00 Memberikan HE 08.00 Memberikan HE 08.00 Memberikan HE


tentang penyakit tentang penyakit tentang penyakit yang
yang diderita yang diderita diderita pasien , diet
pasien , diet pasien , diet yang yang diberikan
yang diberikan diberikan
10.00 Memberikan HE 11.00 Memberikan HE 11.30 Memberikan HE
tentang penyakit tentang penyakit tentang penyakit yang
yang diderita yang diderita diderita pasien , diet
pasien , diet pasien , diet yang yang diberikan
yang diberikan diberikan

98
12.00 Menimbang 13.00 Menimbang berat 12.30 Menimbang berat
berat badan badan pasien 60kg badan pasien 60kg
pasien 60kg

13.00 Delegatif 13.30 Melakukan 13.30 Melakukan


dengan dokter pengkajian tanda- pengkajian tanda-
tentang tanda vital pasien tanda vital pasien
pemberian terapi S : 36,2 0C S : 360C
insulin lantus TD : 120/70 mmhg TD : 120/80 mmhg
1x6 unit, IVFD N : 80 x / menit N : 84 x / menit
Nacl 12 RR : 20x / menit RR : 20 x / menit
tts/menit, GDS : 189 mg/dl GDS : 264 mg/dl
Cepras 1 gr,
Ranitidin 1 amp,
Ondansentron 1
amp/12 jam

14.30 Memberikan HE 15.00 Memberikan HE 16.00 Memberikan HE


tentang penyakit tentang penyakit tentang penyakit yang
yang diderita yang diderita diderita pasien , diet
pasien , diet pasien , diet yang yang diberikan.
yang diberikan. diberikan.

17.00 Melakukan cek 16.30 Memonitor tanda – 18.00 Memonitor tanda –


gula darah tanda dan gejala tanda dan gejala
dengan hiperglikemipasien hiperglikemipasien
fingerstick mengatakan sering mengatakan sering

99
GDS : 406 merasa lelah atau merasa lelah atau lesu
mg/dl lesu dan dan
hipoglikemia : hipoglikemia :pasien
pasien mengatakan mengatakan sering
sering mengantuk mengantuk dan
dan merasa pusing merasa pusing.

18.00 Memonitor 19.30 Melakukan 20.00 Memonitor tanda –


tanda – tanda pengkajian tanda- tanda dan gejala
dan gejala tanda vital pasien hiperglikemipasien
hiperglikemipasi S : 36 0C mengatakan sering
en mengatakan TD : 120/70 mmhg merasa lelah atau lesu
sering merasa N : 80 x / menit dan
lelah atau lesu RR : 20x / menit hipoglikemia :pasien
dan mengatakan sering
hipoglikemia mengantuk dan
:pasien merasa pusing.
mengatakan
sering
mengantuk dan
merasa pusing.

20.00 Melakukan 20.30 Menimbang berat 20.30 Menimbang berat


pemeriksaan badan pasien 60kg badan pasien 60kg
tanda-tanda vital
pasien
S : 36 0C
TD : 130/80

100
mmhg
N : 80 x / menit
RR : 20x / menit
GDS : 279
mg/dl
21.30 Menimbang 22.00 Memonitor tanda – 22.30 Memonitor tanda –
berat badan tanda dan gejala tanda dan gejala
pasien 60kg hiperglikemipasien hiperglikemipasien
mengatakan sering mengatakan sering
merasa lelah atau merasa lelah atau lesu
lesu dan dan
hipoglikemia :pasien hipoglikemia :pasien
mengatakan sering mengatakan sering
mengantuk dan mengantuk dan
merasa pusing. merasa pusing.

22.00 Memonitor 23.00 Memonitor tanda – 23.00 Memonitor tanda –


tanda – tanda tanda dan gejala tanda dan gejala
dan gejala hiperglikemipasien hiperglikemipasien
hiperglikemipasi mengatakan sering mengatakan sering
en mengatakan merasa lelah atau merasa lelah atau lesu
sering merasa lesu dan dan
lelah atau lesu hipoglikemia :pasien hipoglikemia :pasien
dan mengatakan sering mengatakan sering
hipoglikemia mengantuk dan mengantuk dan
:pasien merasa pusing. merasa pusing.
mengatakan
sering

101
mengantuk dan
merasa pusing.

Kerusakan integritas 08.00 Melakukan 08.00 Melakukan 08.00 Melakukan


kulit pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan
kedalaman luka kedalaman luka + kedalaman luka + 0,5
+ 0,5 cm,luas 0,5 cm,luas luka + 3 cm,luas luka + 3
luka + 3
09.00 Merawat luka 09.30 Merawat luka 09.00 Merawat luka dengan
dengan baik dan dengan baik dan baik dan benar
benar benar

11.00 Mengajarkan 12.00 Mengajarkan 10.00 Mengajarkan


keluarga pasien keluarga pasien keluarga pasien
tentang rawat tentang rawat luka tentang rawat luka
luka

13.00 Delegatif 14.00 Delegatif dengan 14.30 Delegatif dengan


dengan dokter dokter untuk dokter untuk
untuk pemberian pemberian insulin pemberian insulin
insulin pemeriksaan kadar pemeriksaan kadar
pemeriksaan gula gula
kadar gula

14.30 Melakukan 15.30 Melakukan 16.00 Melakukan


pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan

102
kedalaman luka kedalaman luka + 1 kedalaman luka + 1
+ 1 cm,luas cm,luas luka + 5 cm,luas luka + 5
luka + 5
16.00 Mengajarkan 18.00 Mengajarkan 18.00 Mengajarkan
keluarga pasien keluarga pasien keluarga pasien
tentang rawat tentang rawat luka tentang rawat luka
luka

19.30 Delegatif 20.00 Delegatif dengan 20.00 Delegatif dengan


dengan dokter dokter untuk dokter untuk
untuk pemberian pemberian insulin pemberian insulin
insulin pemeriksaan kadar pemeriksaan kadar
pemeriksaan gula gula
kadar gula

22.00 Delegatif 22.00 Delegatif dengan 22.00 Delegatif dengan


dengan dokter dokter tentang dokter tentang
tentang pemberian terapi pemberian terapi
pemberian terapi insulin lantus 1x6 insulin lantus 1x6
insulin lantus unit, IVFD Nacl 12 unit, IVFD Nacl 12
1x6 unit, IVFD tts/menit,Cepras 1 tts/menit,Cepras 1 gr ,
Nacl 12 gr, Ranitidin 1 amp, Ranitidin 1 amp ,
tts/menit,Cepras Ondansentron 1 amp Ondansentron 1 amp
1 gr, Ranitidin 1
amp,
Ondansentron 1
amp

103
Nyeri akut 07.00 Melakukan 08.30 Melakukan 08.30 Melakukan
pengkajian pengkajian keadaan pengkajian keadaan
keadaan umum umum umum
08.30 Mengkaji nyeri 10.00 Mengkaji nyeri 08.30 Mengkaji nyeri
dengan PQRST dengan PQRST dengan PQRST
P : Selulitis P : Selulitis pedis P : Selulitis pedis
pedis Q : Nyeri seperti Q : Nyeri seperti
Q : Nyeri seperti hilang timbul hilang timbul
hilang timbul R : Pada bagian R : Pada bagian
R : Pada bagian kaki kiri kaki kiri
kaki kiri S : Skala nyeri 1 S : Skala nyeri 1
S : Skala nyeri 3 T : Saat berjalan T : Saat berjalan
T : Saat berjalan

09.00 Memberikan 12.30 Memberikan edukasi 10.00 Memberikan edukasi


edukasi nafas nafas dalam ,untuk nafas dalam ,untuk
dalam ,untuk meningkatkan meningkatkan
meningkatkan relaksasi relaksasi
relaksasi

09.30 Delegatif dalam 16.00 Delegatif dalam 15.00 Delegatif dalam


pemberian obat pemberian obat pemberian obat
analgetik analgetik analgetik

12.30 Melakukan 17.00 Melakukan 17.00 Melakukan


pengkajian pengkajian keadaan pengkajian keadaan

104
keadaan umum umum umum

15.00 Mengkaji nyeri 18.30 Mengkaji nyeri 19.00 Mengkaji nyeri


dengan PQRST dengan PQRST dengan PQRST
P : Selulitis P : Selulitis pedis P : Selulitis pedis
pedis Q : Nyeri seperti Q : Nyeri seperti
Q : Nyeri seperti hilang timbul hilang timbul
hilang timbul R : Pada bagian R : Pada bagian
R : Pada bagian kaki kiri kaki kiri
kaki kiri S : Skala nyeri 1 S : Skala nyeri 1
S : Skala nyeri 3 T : Saat berjalan T : Saat berjalan
T : Saat berjalan
19.00 Memberikan 21.00 Memberikan edukasi 21.00 Memberikan edukasi
edukasi nafas nafas dalam ,untuk nafas dalam ,untuk
dalam ,untuk meningkatkan meningkatkan
meningkatkan relaksasi relaksasi
relaksasi
23.00 Delegatif dalam 01.30 Delegatif dalam 01.30 Delegatif dalam
pemberian obat pemberian obat pemberian obat
analgetik analgetik analgetik

105
6. EVALUASI
EVALUASI KEPERAWATAN PADA PASIEN
DIABETES MELITUS TIPE 2
DENGAN KETIDAKSTABILAN KADAR GLUKOSA DARAH
DI RUANG RATNA RSAD TK.II UDAYANA DENPASAR
TANGGAL 06 APRIL – 15 APRIL 2021

DIAGNOSA Hari Pertama Hari Kedua Hari Ketiga


KEPERAWATAN
PASIEN 1

Ketidakstabilan Kadar S : S: S:
Glukosa Darah berhubungan - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan
dengan asupan diet yang badannya lemas badannya lemas badannya lemas

106
kurang tepat ditandai - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan
dengan pasien mengatakan nafsu makan nafsu makan nafsu makan
badannya lemas , Pasien berkurang hanya berkurang hanya berkurang hanya
mengatakan nafsu makan menghabiskan menghabiskan menghabiskan
berkurang dan hanya setangah porsi setangah porsi setangah porsi
menghabiskan setangah makan. makan. makan.
porsi makan. Pasien terlihat
lemas , berat badan pasien
42 kg, TD : 110/70 mmHg,
RR : 18 x/menit, S : 37 °C,
N : 88 x / menit.

O: O: O:
- Pasien terlihat lemas - Pasien terlihat lemas - Pasien terlihat
- Berat badan pasien - Berat badan pasien lemas
turun 10 kg berat turun 10 kg berat - Berat badan pasien
badan awal 42 kg. badan awal 42 kg. turun 10 kg berat
- TD : 110/70 mmHg, - TD : 110/70 mmHg, badan awal 42 kg.
RR : 18 x/menit,S : RR : 18 x/menit,S : - TD : 110/70 mmHg,
37 °C, N : 88 x / 37 °C, N : 88 x / RR : 18 x/menit,S :
menit. menit. 37 °C, N : 88 x /
menit.

A : Tujuan 1,2,3,4,5,6,7 A : Tujuan 5,6, tercapai A : Tujuan 5,6, tercapai


belum tercapai masalah teratasi sebagian masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi P : Lanjutkan intervensi P : Lanjutkan intervensi


1,2,3,4,5,6,7 pasien rawat 1,2,3,4,7 pasien rawat inap 1,2,3,4, 7 pasien rawat inap
inap

107
Kerusakan Integritas Kulit S : S: S:
berhubungan dengan cedera - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan
kimiawi yang ditandai luka di kaki kanan luka di kaki kanan luka di kaki kanan
dengan pasien mengatakan sejak 3 minggu sejak 3 minggu sejak 3 minggu
luka di kaki kanan sejak 3
minggu, Pasien mengatakan
nyeri pada kaki kanan.
Pasien tampak meringis,
terdapat luka di kaki kanan,
terdapat pus, bau, skala
nyeri 3 ,luka pada pedis
dextra, kedalaman luka + 1
cm,luas luka + 5.
O: O: O:
- Pasien mengatakan - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan
nyeri pada kaki nyeri pada kaki nyeri pada kaki
kanan, terdapat pus, kanan, terdapat pus, kanan, terdapat pus,
bau, skala nyeri 3 bau, skala nyeri 3 bau, skala nyeri 3
,luka pada pedis ,luka pada pedis ,luka pada pedis
dextra, kedalaman dextra, kedalaman dextra, kedalaman
luka + 1 cm,luas luka + 1 cm,luas luka + 1 cm,luas
luka + 5 luka + 5 luka + 5

A : Tujuan 1,2,3,4 belum A : Tujuan 3,4 tercapai, A : Tujuan 3,4 tercapai


tercapai, masalah belum masalah teratasi sebagian ,masalah teratasi sebagian
teratasi

108
P : Pertahankan kondisi P : Pertahankan kondisi P : Pertahankan kondisi
pasien, lanjutkan intervensi pasien, lanjutkan intervensi pasien, lanjutkan intervensi
1,2,3,4 1 dan 2 1 dan 2
Nyeri Akut berhubungan S: S: S:
dengan kerusakan integritas - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan
kulit yang ditandai dengan nyeri, yang nyeri, yang nyeri, yang
pasien mengtakan nyeri, dirasakan pasien dirasakan pasien dirasakan pasien
yang dirasakan pasien pada pada bagian kaki pada bagian kaki pada bagian kaki
bagian kaki kanan P : Pedis kanan kanan kanan
Dextra, Q : Nyeri seperti P : Pedis Dextra P : Pedis Dextra P : Pedis Dextra
hilang timbul, R : Pada Q : Nyeri seperti Q : Nyeri seperti Q : Nyeri seperti
bagian kaki kanan, S : Skala hilang timbul hilang timbul hilang timbul
3, T : Saat bergerak, pasien R : Pada bagian kaki R : Pada bagian kaki R : Pada bagian
tampak meringis, pasien kanan kanan kaki kanan
tampak berbaring ditempat S : Skala 3 S : Skala 3 S : Skala 3
tidur, terdapat pus bau, dan T : Saat bergerak T : Saat bergerak T : Saat bergerak
nyeri, skala nyeri 3 ,luka
pada pedis dextra,
kedalaman luka + 1 cm,luas
luka + 5
O: O: O:
- Pasien tampak - Pasien tampak - Pasien tampak
meringis meringis meringis
- Pasien tampak - Pasien tampak - Pasien tampak
berbaring ditempat berbaring ditempat berbaring ditempat
tidur tidur tidur
- Terdapat pus bau, - Terdapat pus bau, - Terdapat pus bau,
dan nyeri, skala dan nyeri, skala dan nyeri, skala
nyeri 3 ,luka pada nyeri 3 ,luka pada nyeri 3 ,luka pada

109
pedis dextra, pedis dextra, pedis dextra,
kedalaman luka + 1 kedalaman luka + 1 kedalaman luka + 1
cm,luas luka + 5 cm,luas luka + 5 cm,luas luka + 5

A : Tujuan 3,4 tercapai A : Tujuan 3,4 tercapai A : Tujuan 3,4 tercapai


,masalah teratasi sebagaian ,masalah teratasi sebagaian ,masalah teratasi sebagaian

P : Pertahankan kondisi P : Pertahankan kondisi P : Pertahankan kondisi


pasien ,lanjutkan intervensi pasien ,lanjutkan intervensi pasien ,lanjutkan intervensi
1 dan 2 1 dan 2 1 dan 2

Diagnosa Keperawatan Hari Pertama Hari Kedua Hari Ketiga


Pasien 2

Ketidakstabilan Kadar S : S: S:
Glukosa Darah berhubungan - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan
dengan diet yang kurang lemas sejak 2 hari lemas sejak 2 hari lemas sejak 2 hari
tepat ditandai dengan pasien yang lalu dan mual yang lalu dan mual yang lalu dan mual
mengatakan lemas sejak 2 - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan
hari yang lalu dan mual, nafsu makan nafsu makan nafsu makan
pasien mengatakan nafsu berkurang berkurang berkurang
makan berkurang, pasien - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan
mengatakan hanya hanya menghabiskan hanya menghabiskan hanya
menghabiskan setangah setangah porsi setangah porsi menghabiskan

110
porsi makan. Pasien terlihat makan. makan. setangah porsi
lemas, pasien selalu makan.
menanyakan cara
mengontrol gula darah,berat
badan 60kg, S : 37,5 0C, TD
: 150/70 mmhg, N : 83 x /
menit, RR : 22 x / menit,
SPO2 : 96 %

O: O: O:
- Pasien terlihat lemas - Pasien terlihat lemas - Pasien terlihat
Pasien selalu Pasien selalu lemas
menanyakan cara menanyakan cara Pasien selalu
mengontrol gula mengontrol gula menanyakan cara
darah, berat badan darah ,berat badan mengontrol gula
60kg, S : 36 0C 60kg , S : 36 0C darah, berat badan
TD : 130/80 mmhg TD : 130/80 mmhg 60kg , S : 36 0C
N : 80 x / menit N : 80 x / menit TD : 130/80 mmhg
RR : 20 x / menit RR : 20 x / menit N : 80 x / menit
RR : 20 x / menit

A : Tujuan 5,6,7 tercapai A : Tujuan 5,6,7 tercapai A : Tujuan 5,6,7


,masalah teratasi sebagian ,masalah teratasi sebagian tercapai ,masalah teratasi
sebagian

P : Pertahankan kondisi P : Pertahankan kondisi P : Pertahankan kondisi


pasien ,lanjutkan intervensi pasien ,lanjutkan intervensi pasien ,lanjutkan intervensi
1,2,3,4 1,2,3,4 1,2,3,4

111
Kerusakan Integritas Kulit S : S : S :
berhubungan dengan - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan
ditandai dengan Pasien luka pada bagian luka pada bagian luka pada bagian
mengatakan luka pada kaki kaki kaki
bagian kaki , pasien - Pasien mengtakan - Pasien mengtakan - Pasien mengtakan
mengtakan nyeri pada kaki nyeri pada kaki kiri nyeri pada kaki kiri nyeri pada kaki
kiri. Terdapat luka pada kaki kiri
bagian kiri, tidak terdapat
nanah (pus),skala nyeri 3,
luka pada selulitis pedis ,
kedalaman luka + 0,5
cm,luas luka + 3

O: O: O:
- Terdapat luka pada - Terdapat luka pada - Terdapat luka pada
kaki bagian kiri kaki bagian kiri kaki bagian kiri
- Tidak terdapat nanah - Tidak terdapat nanah - Tidak terdapat
(pus) ,skala nyeri 3, (pus) ,skala nyeri 3, nanah (pus) ,skala
luka pada selulitis luka pada selulitis nyeri 3, luka pada
pedis , kedalaman pedis , kedalaman selulitis pedis ,
luka + 0,5 cm,luas luka + 0,5 cm,luas kedalaman luka +
luka + 3 luka + 3 0,5 cm,luas luka + 3

A : Tujuan 3,4 tercapai A : Tujuan 3,4 tercapai A : Tujuan 3,4 tercapai


,masalah teratasi sebagian ,masalah teratasi sebagian ,masalah teratasi sebagian

P : Pertahankan kondisi P : Pertahankan kondisi P : Pertahankan kondisi


pasien ,lanjutkan intervensi pasien ,lanjutkan intervensi pasien ,lanjutkan intervensi

112
1dan 2 1dan 2 1dan 2
Nyeri Akut berhubungan S : S: S:
dengan kerusakan integritas - Paisen mengatakan - Paisen mengatakan - Paisen mengatakan
kulit yang ditandai dengan nyeri , yang nyeri , yang nyeri , yang
pasien mengatakan nyeri dirasakan pasien dirasakan pasien dirasakan pasien
yang dirasakan pasien pada pada bagian kaki kiri pada bagian kaki kiri pada bagian kaki
bagian kaki kiri ,P : Selulitis P : Selulitis pedis P : Selulitis pedis kiri
pedis , Q : Nyeri seperti Q : Nyeri seperti Q : Nyeri seperti P : Selulitis pedis
hilang timbul, R : Pada hilang timbul hilang timbul Q : Nyeri seperti
bagian kaki kiri, S : Skala R : Pada bagian R : Pada bagian hilang timbul
nyeri 3, T : Saat berjalan, kaki kiri kaki kiri R : Pada bagian
pasien tampak meringis S : Skala nyeri 3 S : Skala nyeri 1 kaki kiri
kesakitan , pasien tampak T : Saat berjalan T : Saat berjalan S : Skala nyeri 1
berbaring ditempat tidur, T : Saat berjalan
kedalaman luka + 0,5
cm,luas luka + 3 , S : 37,5 O : O: O:
0
C, TD : 150/70 mmhg, N : - Pasien tampak - Pasien tampak - Pasien tampak
83 x / menit, RR : 22 x / meringis kesakitan meringis kesakitan meringis kesakitan
menit, SPO2 : 96 % Pasien tampak Pasien tampak Pasien tampak
berbaring ditempat berbaring ditempat berbaring ditempat
tidur, Kedalaman tidur, Kedalaman tidur, Kedalaman
luka + 0,5 cm,luas luka + 0,5 cm,luas luka + 0,5 cm,luas
luka + 3, S : 36 0C luka + 3, S : 36 0C luka + 3, S : 36 0C
TD : 130/80 mmhg TD : 130/80 mmhg TD : 130/80 mmhg
N : 80 x / menit N : 80 x / menit N : 80 x / menit
RR : 20 x / menit RR : 20 x / menit RR : 20 x / menit

A : Tujuan 1,2,3,4 belum A : Tujuan 3,4 tercapai A : Tujuan 3,4 tercapai


tercapai masalah teratasi sebagian ,masalah teratasi sebagian

113
P : Pertahankan kondisi P : Pertahankan kondisi P : Pertahankan kondisi
pasien, lanjutkan intervensi pasien,lanjutkan intervensi pasien,lanjutkan intervensi
1,2,3,4 1,2 1,2

114
B.PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini akan menguraikan tentang asuhan keperawatan

yang meliputi pengkajian ,diagnose keperawatan, perencanaan keperawatan

,pelaksanaan keperawatan, dan evaluasi keperawatan. Pada bab ini penulis

akan menjelaskan tentang asuhan keperawatan pada pasien.1 dengan Diabetes

Melitus Tipe 2 dan Tn. S dengan Diabetes Melitus Tipe 2 di ruang Ratna

RSAD TK.II UDAYANA Denpasar.

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan

merupakan proses pengumpulan data dari berbagai sumber untuk

mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan pasien.

Adapun teknik yang dilakukan saat pengkajian adalah wawancara,

observasi, pemeriksaan fisik, dan dokumentasi. Dalam tinjauan teoritis

pada pasien Diabetes Melitus terdapat tanda dan gejala pasien yaitu

banyak buang air kecil (poliuria), pasien banyak minum (polidipsia) ,

pasien banyak makan (polipagia) ,berat badan turun. Faktor resiko yang

berhubungan dengan proses terjadinya diabetes tipe 2 : usia , obesitas,

riwayat dan keluarga.

Pada pasien.1 dengan Diabetes Melitus Tipe 2 dilakukan pengkajian

tanggal 6 April 2021 dan masalah keperawatan utama pada pasien.1

115
adalah ketidakstabilan kadar glukosa darah karena pasien mengatakan

badannya lemas, nafsu makan berkurang hanya menghabiskan setangah

porsi makan, berat badan 42 kg, TD : 110/70 mmHg, RR : 18 x/menit,S :

37 °C, N : 88 x / menit, GDS : 169 mg/dl. Masalah kedua adalah

kerusakan integritas kulit karena pasien mengatakan luka di kaki kanan

sejak 3 minggu, terdapat pus bau, dan masalah ketiga adalah nyeri akut

karena pasien mengatakan nyeri pada kaki , skala nyeri 3 ,luka pada pedis

dextra, kedalaman luka ± 5 cm, luas luka 1 cm. Sedangkan pada pasien.2

dengan Diabetes Melitus Tipe 2 dilakukan pengkajian pada tanggal 13

April 2021 didapatkan masalah keperawatan utama adalah ketidakstabilan

kadar glukosa darah karena pasien mengatakan lemas sejak 2 hari yang

lalu, mual (mual terjadi dikarenakan pasien.2 mengalami komplikasi

gastropati diabetic, gastropati diabetic merupakan pengosongan lambung

yang terlambat hal ini dikarenakan gangguan fungsi saraf motorik

gastrointestinal yang disebabkan oleh Diabetes Melitus Tipe 1 dan 2 yang

tidak terkontrol dalam jangka waktu lebih dari 12 tahun. (Bilous &

Donelly,2014), nafsu makan berkurang pasien mengatakan hanya

menghabiskan setangah porsi makan,pasien selalu menanyakan cara

mengontrol gula darah berat badan 60kg, S : 37,5 0C, TD : 150/70 mmhg,

N : 83 x / menit, RR : 22 x / menit, SPO 2 : 96 %, GDS : 406 mg/dl.

Masalah kedua adalah kerusakan integritas kulit karena pasien

mengatakan bengkak pada kaki kiri, luka pada selulitis pedis , dan

116
masalah ketiga adalah nyeri akut karena pasien mengatakan skala nyeri 3,

kedalaman luka + 0,5 cm,luas luka + 3. Pada pasien.1 dan pasien.2 sama

halnya mengalami nyeri pada luka, nyeri adalah pengalaman psikologis

individual yang menimbulkan rasa tidak nyaman. Nyeri neorupati diabetic

merupakan bagian dari neuropati perifer, lebih sering terjadi pada

penderita DM tipe 2 dibanding tipe 1. (Azhari dkk., 2010).

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnose keperawatan adalah suatu pertanyaan yang menjelaskan

respon manusia (status kesehatan atau resiko kesehatan perubahan pola)

dari individu atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat

mengidentifikasikan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga

status kesehatan ,menurunkan ,membatasi, mencegah dan mengubah

( Nursalam,2013).

Pada teoritis ditegakkan diagnose keperawatan ketidakstabilan kadar

glukosa darah, kerusakan intergitas kulit dan nyeri akut pada pasien.1 dan

pasien.2 namun diagnose utama yang diangkat adalah ketidakstabilan

kadar glukosa darah. Hal ini dikarenakan diagnose ketidakstabilan kadar

glukosa darah merupakan diagnose uatama dari penyakit Diabetes

Melitus yang menjadi pencetus utama dalam menimbulkan masalah-

masalah lainnya. (Nanda,2018).

117
3. Perencanaan Keperawatan

Perencanaan meliputi pekembangan strategi di degsin untuk

pencegahan,mengurangi atau mengoreksi masalah-masalah yang telah

diidentifikasi pada diagnose keperawatan. Tahap ini dimulai setelah

menemukan diagnose keperawatan dan menyimpulkan rencana

dokumentasi (Nursalam,2013).

Dalam perencanaan prioritas diagnose keperawatan berdasarkan berat

ringan masalah yang dihadapi. Pada pasien.1 dan pasien.2 masalah utama

adalah ketidakstabilan kadar glukosa darah dilakukan penyusunan rencana

asuhan keperawatan 3 x 24 jam dan sudah disusun rencana tindakan sesuai

dengan teori yaitu : Melakukan pengkajian tanda-tanda vital pasien : TD,

RR ,S ,N , melakukan cek gula darah dengan fingerstick, monitor tanda –

tanda dan gejala hiperglikemia : pasien mengatakan sering merasa lelah

atau lesu dan hipoglikemia : pasien mengatakan sering mengantuk dan

merasa pusing,timbang berat badan pasien, berikan HE tentang penyakit

yang diderita pasien , diet yang diberikan, delegatif dengan dokter tentang

pemberian terapi insulin dan delegatif dengan ahli gizi dalam pemberian

diet. Masalah keperawatan kedua dilakukan penyusunan rencana tindakan

melakukan pemeriksaan luka , rawat luka dengan baik dan benar, ajarkan

keluarga pasien tentang rawat luka, delegatif dengan dokter untuk

pemberian insulin pemeriksaan gula darah. Masalah keperwatan ketiga

118
melakukan pengkajian keadaan umum , kaji nyeri dengan PQRST,

edukasi nafas dalam, delegatif dalam pemberian obat analgetik.

Pada pasien.1 dan pasien.2 sudah disusun rencana keperawatan sesuai

dengan teoritis namun ada beberapa yang tidak disusun sesuai dengan

teoritis seperti rawat kebersihan mulut pada pasien.1 dan pasien.2 karena

hal ini sudah dilakukan oleh pasien dan dibantu oleh keluarga pasien.

4. Tindakan Keperawatan

Menurut Nursalam (2016), mengatakan bahwa pelaksanaan adalah

inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap

pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada

nursing order untuk membantu pasien mencapai tujuan yang di harapkan.

Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk

memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan

pasien.

Pelaksanaan keperawatan pada pasien.1 dan pasien.2 sudah sesuai

dengan rencana keperawatan, namun pada pasien.1 tidak diberikan obat

antiemetic (obat antiemetictic untuk membantu meredakan mual) karena

tidak mengeluh mual, sedangkan pada pasien.2 diberikan obat antiemetik

dikarenakan mengeluh mual.

5. Evaluasi Keperawatan

Menurut Nursalam (2016), mengatakan bahwa evaluasi merupakan

rangkaian dari proses keperawatan sehingga untuk dapat melakukan

119
evaluasi perlu melihat langkah-langkah proses keperawatan sejak

pengkajian, perumusan diagnosis, perencanaan, dan implementasi.

Selanjutnya, pada tahap akhir perawat mengevaluasi kemajuan pasien

terhadap tindakan dalam pencapaian tujuan dan bila tujuan belum atau

tidak tercapai, maka perlu melakukan revisi data dasar serta

memperbaharui diagnosis keperawatan maupun perencanaan.

Pada pasien.1 evaluasi formatif hari pertama didapatkan hasil diagnose

keperawatan ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan

asupan diet yang kurang tepat tujuan 1,2,3,4,5,6,7 belum tercapai ,masalah

belum teratasi. Evaluasi formatif hari kedua didapatkan hasil diagnose

ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan asupan diet yang

kurang tepat tujuan 5,6 tercapai ,masalah teratasi sebagian. Evaluasi

sumatif hari ketiga didapatkan hasil diagnose keperawatan ketidakstabilan

kadar glukosa darah berhubungan dengan asupan diet yang kurang tepat

tujuan 5,6 tercapai masalah teratasi sebagian dan tujuan 1,2,3,4,belum

tercapai, dimana tujuan tersebut adalah kadar gula darah pasien dalam

rentang normal. Hal ini dikarenakan pasien.1 memiliki riwayat Diabetes

Melitus tipe 2 dan jarang dikontrol dan mengikuti pengobatan secara

teratur sehingga sulit menstabilkan kadar gula darah. Pada diagnose

keperawatan kerusakan intergritas kulit evaluasi formatif hari pertama

tujuan 1,2,3,4 belum tercapai, masalah belum teratasi. Evaluasi formatif

kedua tujuan 3,4 tercapai, masalah teratasi sebagian, lanjutkan intervensi

120
1,2. Evaluasi sumatif hari ketiga tujuan 3,4 tercapai ,masalah teratasi

sebagian, lanjutkan intervensi 1,2. Pada diagnose keperawatan nyeri akut

evaluasi formatif hari pertama tujuan 1,2,3,4 belum tercapai ,masalah

belum teratasi, lanjutkan intervensi 1,2,3,4. Evaluasi formatif kedua

tujuan 3,4 tercapai, masalah tercapai sebagian, lanjutkan intervensi 1,2.

Evaluasi sumatif tujuan 3,4 tercapai ,masalah teratasi sebagian,lanjutkan

intervensi 1,2.

Pada pasien.2 dilakukan evaluasi formatif hari pertama pada diagnose

keperawatan ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan

asupan diet yang kurang tepat tujuan 5,6,7 tecapai ,masalah teratasi

sebagian, lanjutkan intervensi 1,2,3,4. Evaluasi formatif hari kedua

diagnose keperawatan ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan

dengan asupan diet yang kurang tepat tujuan 5,6,7,tercapai, masalah

teratasi sebagian, lanjutkan intervensi 1,2,3,4. Evaluasi sumatif diagnose

keperawatan ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan

asupan diet yang kurang tepat tujuan 5,6,7, tercapai, masalah teratasi

sebagian, lanjutkan intervensi 1,2,3,4. Pada diagnose kerusakan integritas

kulit evaluasi formatif hari pertama tujuan masalah teratasi sebagian.

Evaluasi formatif hari kedua tujuan 3,4 tercapai, masalah teratasi

sebagian, lanjutkan intervensi 1,2. Pada evaluasi sumatif hari ketiga tujuan

3,4 tercapai, masalah teratasi sebagian, lanjutkan intervensi1,2. Pada

diagnose keperawatan nyeri akut evaluasi formatif hari pertama tujuan

121
1,2,3,4 belum tercapai ,masalah belum teratasi, lanjutkan intervensi

1,2,3,4. Evaluasi formatif kedua tujuan 3,4 tercapai, masalah tercapai

sebagian, lanjutkan intervensi 1,2. Evaluasi sumatif tujuan 3,4 tercapai

,masalah teratasi sebagian,lanjutkan intervensi 1,2.

122
C. KETERBATASAN

Dalam pembuatan studi kasus ini tidak terdapat keterbatasn baik dari

pembuatan karya tulis ilmiah, pencarian pasien, pengumpulan data hingga

kerjasama dengan tenaga kesehatan yang lain di ruang Ratna RSAD TK. II

UDAYANA Denpasar tidak mengalami kesulitan ,pasien kooperatif dalam

mengikuti rencana tindakan yang telah disusun sehingga studi kasus ini telah

selesai dengan tepat waktu.

123
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian pada bab pembahasan penulis dapat

menyimpulkan secara garis besar perbandingan asuhan keperawatan pada

pasien.1 dengan Diabetes Melitus Tipe 2 dengan ketidakstabilan kadar

glukosa darah dan pasien.2 dengan ketidakstabilan kadar glukosa darah sudah

dilaksanakan sesuai dengan rencana. Data yang diperoleh saat pengkajian

meliputi wawancara, observasi, pemeriksaan fisik ,dan dokumentasi di

ruangan Ratna RSAD TK. II UDAYANA Denpasar, namun ditemukan

beberapa perbedaan dalam pengkajian seperti pasien.1 tidak mengalami mual ,

dan pasien.2 mengalami mual.

Diagnosa keperawatan pada pasien.1 dan pasien.2 sama – sama

ditegakkan diagnose keperawatan ketidakstabilan kadra glukosa darah.

Perencanaan disusun sesuai dengan keperawatan tanda dan gejala pada

pasien.1 dan pasien.2 disusun rencana keperawatan yaitu observasi tanda-

tanda vital pasien : TD , RR, S , N,melakukan cek gula darah dengan

fingerstick ,monitor tanda – tanda dan gejala hiperglikemia : pasien

mengatakan sering merasa lelah atau lesu dan hipoglikemia : pasien

mengatakan sering mengantuk dan merasa pusing,timbang berat badan pasien,

berikan HE tentang penyakit yang diderita pasien , diet yang diberikan,

124
delegatif dengan dokter tentang pemberian terapi insulin dan delegatif dengan

ahli gizi dalam pemberian diet. Pada perencanaan pasien.2 diberikan obat

antiemetic dikarenakan pada pasen.2 mengeluh mual.

Pelaksanaan keperawatan setelah menyusun rencana keperawatan,

pelaksanaan pada pasien.1 dimulai pada tanggal 6 April 2021 sedangkan pada

pasien.2 dimulai tanggal 13 April 2021 dan tindakan yang dilakukan sudah

sesuai dengan renpra.

Evaluasi keperawatan dilakukan setelah pelaksanaan , pada pasien.1

tujuan1,2,3,4,7 belum tercapai masalah ketidakstabilan kadar glukosa darah

teratasi sebagian dan pada pasien.2 tujuan 1,2,3,4 belum tercapai, masalah

ketidakstabilan kadar glukosa darah teratasi sebagian.

B. SARAN

Adapun saran dari penulis yang ditujukan pada peneliti selanjutnya Ny. R dan

Tn. S yaitu :

1. Kepala peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat memfocuskan

pengkajian sehingga dapat menyusun asuhan keperawatan dengan benar

dan menemukan kesengajaan pada pasien yang diperhatikan dalam

pengumpulan data harus data pemeriksaan penunjang sehingga dapat

menegakkan diagnose akurat.

2. Kepada Ny. R dan Tn. S yaitu :

125
Kepada pasien diharapkan agar selalu memperhatikan nasihat maupun

saran dari tenaga kesehatan untuk rajin control ke polikinik interna atau

pelayan kesehatan terdekat kondisi kesehatan dapat diperhatikan secara

optimal.

126
DAFTAR PUSTAKA

Billous & Donelly.(2015).Buku Pegangan Diabetes.Jakarta :Bumi Medika


Amin Huda N dan Hardhi Kusuma (2015) .Proses terjadinya Diabetes Melitusdikutip
file:///C:/Users/user/Downloads/615-1212-1-SM.pdf
Dines Kesehatan Provinsi Bali.(2018).Profil Kesehatan Provinsi Bali 2018.Diabetes
pada 12 Februari 2021.
Fatimah, R.N.,(2015).Diabetes melitus tipe 2.Medical Faculty.Lampung University
(4) 5
Goodall & Halford 1991 dalam Wu et al., 2016. Diabetes Self Management
Education(DSME).
Notoatmodjo.(2014). Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta : pt Rineka Cipta.
PPNI,2016. Manifestasi Klinis ketidakstabilan kadar glukosa darah,tanda dan gejala
mayor
Price & Wilson, 2006 dalam Amin Huda N dan Hardhi Kusuma,2016).Manifestasi
Klinis DM diakaitkan dengan konsekuensi metabolic defisiensi.
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2020. International Diabetes
federation (IDF) 2020. Dikutip dari
file:///C:/Users/user/Downloads/Infodatin-2020-Diabetes-Melitus
%20(3).pdf
Riset Kesehatan Dasar (2020). RISKESDAS 2020. dikutip dari
file:///C:/Users/user/Downloads/Infodatin-2020-Diabetes-Melitus
%20(3).pdf
Syaifuddin,H.(2011).Anatomi Fisiologi.Jakarta :
EGChttps://dosenbiologi.com//manusia/fungsi-pankreas
WHO.(2018). World Health Statistic 2018.Dikutip dari
http://scholar.unand.ac.id/54635/2/Bab%201.pdf

127
Nursalam. (2016). Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta : Selemba Medika

128
XIII

Lampiran 1. Jadwal Kegiatan

Waktu Yang Dinyatakan Dalam Bulan

No Nama Kegiatan

2 3 4

1. Persiapan penelitian dan persiapan pro-

posal

a. Penyusunan dan pengajuan judul

2. Persiapan penelitian dan persiapan pro-

posal

a. Pengajuan proposal

b. Perijinan penelitian
XIV

3. Tahap pelaksanan

a. Pengumpulan data

b. Analisa data

4. Tahap penyusunan laporan

4. Publikasi atau seminar

5. Pengumpulan laporan
XII

Lampiran 2.Penjelasan Mengikuti Penelitian

PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI PENELITIAN (PSP)

1. Kami adalah Peneliti berasal dari institusi/jurusan/program studi D III

Keperawatan dengan ini meminta anda untuk berpartisipasi dengan sukarela

dalam penelitian yang berjudul “Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Pada

Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah ”.

2. Tujuan dari penelitian studi kasus ini adalah untuk mendapatkan gambaran umum

tentang asuhan keperawatan dengan ketidakstabilan kadar glukosa darah diabetes

melitus tipe 2 yang dapat menambah wawasan dalam ilmu keperawatan mengenai

peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada dua pasien diabetes

melitus tipe 2 penelitian ini akan berlangsung selama tiga hari.

3. Prosedur pengambilan bahan data dengan cara wawancara terpimpin dengan

menggunakan pedoman wawancara yang akan berlangsung lebih kurang 15-20

menit. Cara ini menyebabkan ketidaknyamanan tetapi anda tidak perlu khawatir

karena penelitain ini untuk kepentingan pengambangan asuhan /pelayanan

keperawatan.

4. Keuntungan yang anda peroleh dalam keikutsertaan anda pada penelitian ini

adalah anda turut terlibat aktif mengikuti perkembangan asuhan/tindakan yang

diberikan.
XIII

5. Nama dan jati diri anda beserta seluruh informasi yang saudara sampaikan akan

tetap dirahasiakan.

6. Jika saudara membutuhkan informasi sehubungan dengan penelitian ini silakan

menghubungi peneliti pada nomor Hp: 087865631873

PENELITI

Ida Ayu Dwinayanti


XIV

Lampiran 3.Lembar Informed Consent

INFORMED CONSENT

(Persetujuan menjadi partisipan)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa saya telah mendapat

penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang akan dilakukan

oleh Ida Ayu Dwinayanti dengan judul” Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan

Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah”.

Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada penelitian ini secara sukarela

tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya menginginkan mengundurkan diri,

maka saya dapat mengundurkan diri sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun.

Denpasar, 18 Mei 2021

Saksi Yang memberikan persetujuan

Ngurah Putra Hariawan Dewa Ayu Ratwitari


Denpasar, 18 Mei 2021
Peneliti

Ida Ayu Dwinayanti


XV

Lampiran 4.Lembar Informed Consent

INFORMED CONSENT

(Persetujuan menjadi partisipan)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa saya telah mendapat

penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang akan dilakukan

oleh Ida Ayu Dwinayanti dengan judul” Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan

Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah”.

Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada penelitian ini secara sukarela

tanpa paksaan.Bila selama penelitian ini saya menginginkan mengundurkan diri,

maka saya dapat mengundurkan diri sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun.

Denpasar, 18 Mei 2021

Saksi Yang memberikan persetujuan

Nyoman Novan Made Suwitra


Denpasar, 18 Mei 2021
Peneliti

Ida Ayu Dwinayanti


XVI

LEMBAR KONSULTASI

BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH

Nama Pembimbing : Ns Ni Kadek Sutini,S.Kep.,M.Kes


NIDN : 0825128001
Pembimbing : Utama Proposal
N TANGGAL TOPIK REKOMENDASI PARAF

O PEMBIMBING PEMBIMBING
1. 8 Maret 2021 TEMA Berfocus pada penyakit
diabetes melitus tipe 2
dengan masalah
ketidakstabilan kadar
glukosa darah
2. 12 Maret 2021 BAB I Penyusunan LB
menyesuaikan dengan
panduan yang
berisikan besaran
masalah kesehatan,
burned of desease
,implikasi keperawatan
dan peran perawatan
dalam pemberian askep
3. 15 Maret 2021 BAB II Penyusunan kajian
pustaka sesuai panduan
yang meliputi
anfis,konsep askep dan
pemenuhan kebutuhan
dasar pasien sesuai
dengan masalah
XVII

keperawatan
4. 17 Maret 2021 BAB III Diskusi tentang metode
studi kasus dan definisi
operasional variable
studi kasus
5. 18 Maret 2021 ACC Koreksi
final,kelengkapan
lampiran
6. 26 Maret 2021 Revisi Penambahan jurnal
penelitian BAB I latar
belakang

Ketua Program Studi

Ns. I Gede Satria Astawa, S.Kep., M.Kes

LEMBAR KONSULTASI

BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH


XVIII

Nama Pembimbing : Ns Ni Kadek Sutini, S.Kep.,M.Kes


NIDN : 0825128001
N TANGGAL TOPIK REKOMENDASI PARAF

O PEMBIMBING PEMBIMBING
1. 05 April 2021 TEMA Berfocus pada
penyakit diabetes
melitus tipe 2 dengan
masalah
ketidakstabilan kadar
glukosa darah
2. 8 Mei 2021 BAB IV Koreksi penulisan,
pengkajian,
pembahasaan

3. 10 Mei 2021 ACC Koreksi


final,kelengkapan
lampiran dan
kesesuaian sistematika
penulisan,pengetikan
dan pelaporan daftar
pustaka

4. 18 Mei 2021 Revisi Koreksi


diagnose,pengkajian,si
tematika penulisan
dan daftar pustaka

Ketua Program Studi


XIX

Ns. I Gede Satria Astawa, S.Kep., M.Kes

LEMBAR KONSULTASI

BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH

Nama Pembimbing : Ns. Ni Nyoman Suratmiti,S.Kep.,M.Fis


NIM/NPM : 1968092919890220002
NO TANGGAL TOPIK REKOMENDASI PARAF

PEMBIMBING PEMBIMBING
XX

1. 4 Mei 2021 BAB IV Format penulisan


dan masalah
keperawatan yang
muncul sesuai
data pengkajian
2. 5 Mei 2021 BAB IV Melengkapi data
hasil LAB pasien
3. 7 Mei 2021 Bab Iv Penyusunan
pembahasan yang
Pembahasan
sesuai dengan
manual prosedur
yang telah
ditetapkan
4. 8 Mei 2021 Bab Iv Menambahkan
data pendukung
Pembahasan
jurnal
5. 10 Mei 2021 ACC Koreksi
final,kelengkapan
lampiran, dan
kesesuain
sistematika
penulisan,pengeti
kan,dan
pelaporan daftar
pustaka
6. 18 Mei 2021 Revisi Koreksi
diagnose,pengkaji
an,sitematika
penulisan dan
daftar pustaka
XXI

Ketua Program Studi

Ns. I Gede Satria Astawa, S.Kep., M.Kes

Anda mungkin juga menyukai