Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Melanjutkan pendidikan di tinkat universitas merupakan impian bagi para


siswa. Banyaknya universitas dan jurusan yang tersedia sering kali membuat
siswa bingung untuk menentukan jurusan apa yang akan dia ambil. Dalam
melanjutkan pendidikan di tingkat universitas banyak hal yang harus
pertimbangan seperti tingkat kesulitan dari jurusan yang diminatinya, seperti apa
pesaingan yang ingin masuk di jurusan tersebut, bagaimana prospek kerja setelah
lulus, bagaimana kehidupan di kampus tersebut, apa saja kegiatan yang
diselenggarakan di kampus tersebut, bagaimana organisasi yang ada di kampus,
bagaimana biaya hidup di sana dan sebagainya.

Universitas biasanya menyediakan 2 jenis studi, yaitu studi kependidikan yang


bergelar S.Pd dan non-kependidikan yang ber gelar S.T, S.H, S.Hum, S.Si. Dari
data yang saya dapat berdasarkan sumber (koran pikiran rakyat jumat 28 febuari
2018) bahwa di kampus Universitas Pendidikan Indonesia kampus yang memiliki
ciri khas dengan pendidikan peminat studi non kependidikan lebih banyak diminat
dari studi kependidikan. Prospek kerja yang menjanjikan dengan gaji yang cukup
besar membuat studi bidang non kependidikan menjadi lebih banyak diminati dari
studi kependidikan. Menurut sumber yang saya dapat gaji lulusan teknik sipil di
biadang manajemen konstruksi yaitu Rp7.000.000/bulan, drafter Rp5.000.000
juta/bulan, manajer proyek Rp20.000.000/bulan dan yang memiliki gaji paling
tinggi yaitu direktur kontraktor dengan gaji sebesar Rp40.000.000/bulan. Berbeda
dengan jurusan pendidikan yaitu pendidikan teknik bangunan yang prospek
utamanya sebagai guru di smk, namun tidak menutup kemungkinan lulusan
pendidikan teknik bangunan untuk bekerja di bidang konstruksi namun tidak akan
miliki gaji yang sama dengan lulusan non kependidikan. Berdasarkan sumber
(https://kependidikan.com) gaji poko guru PNS hanya Rp2.400.000 , namun jika
di gabung dengan tunjangan dan sertifikasi jumlahnya menjadi Rp5.300.000.

prodi pendidikan teknik bangunan memang merupakan studi di bidang


kependidikan yang jarang diminati oleh siswa, dikarenakan memiliki prospek
utama sebagai guru. Data dari SBMPTN 2018 menunjukan bahwa peminat
pendidikan teknik bangunan jauh lebih sedikit daripada teknik sipil. Pendidikan
teknik bangunan hanya memiliki 335 peminat SBMPTN dari seluruh indonesia
dengan kapasitas 27 orang, sedangakan jurusan teknik sipil memiliki 1,734
peminat dari seluruh indonesia dengan kapasitas 54 kelas. Jika kita hitung
pendidikan teknik bangunan memiliki perbandingan saingan 1:13 orang
sedangkan teknik sipil 1:32. Dengan banyaknya jumlah peminat teknik membuat
tingkat pengangguran lebih banyak, tapi jika banyak siswa yang memilih studi
kependidikan ini harus diikuti dengan kenaikan kapasitas kelas pada studi
kependidikan.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 ?
1.2.2 ?
1.2.3 ?

1.3 batasan masalah


1.4 Tujuan
1.5 Manfaat
1.6

Anda mungkin juga menyukai