Melanjutkan pendidikan di tinkat universitas merupakan impian bagi para
siswa. Banyaknya universitas dan jurusan yang tersedia sering kali membuat siswa bingung untuk menentukan jurusan apa yang akan dia ambil. Dalam melanjutkan pendidikan di tingkat universitas banyak hal yang harus pertimbangan seperti tingkat kesulitan dari jurusan yang diminatinya, seperti apa pesaingan yang ingin masuk di jurusan tersebut, bagaimana prospek kerja setelah lulus, bagaimana kehidupan di kampus tersebut, apa saja kegiatan yang diselenggarakan di kampus tersebut, bagaimana organisasi yang ada di kampus, bagaimana biaya hidup di sana dan sebagainya.
Universitas biasanya menyediakan 2 jenis studi, yaitu studi kependidikan yang
bergelar S.Pd dan non-kependidikan yang ber gelar S.T, S.H, S.Hum, S.Si. Dari data yang saya dapat berdasarkan sumber (koran pikiran rakyat jumat 28 febuari 2018) bahwa di kampus Universitas Pendidikan Indonesia kampus yang memiliki ciri khas dengan pendidikan peminat studi non kependidikan lebih banyak diminat dari studi kependidikan. Prospek kerja yang menjanjikan dengan gaji yang cukup besar membuat studi bidang non kependidikan menjadi lebih banyak diminati dari studi kependidikan. Menurut sumber yang saya dapat gaji lulusan teknik sipil di biadang manajemen konstruksi yaitu Rp7.000.000/bulan, drafter Rp5.000.000 juta/bulan, manajer proyek Rp20.000.000/bulan dan yang memiliki gaji paling tinggi yaitu direktur kontraktor dengan gaji sebesar Rp40.000.000/bulan. Berbeda dengan jurusan pendidikan yaitu pendidikan teknik bangunan yang prospek utamanya sebagai guru di smk, namun tidak menutup kemungkinan lulusan pendidikan teknik bangunan untuk bekerja di bidang konstruksi namun tidak akan miliki gaji yang sama dengan lulusan non kependidikan. Berdasarkan sumber (https://kependidikan.com) gaji poko guru PNS hanya Rp2.400.000 , namun jika di gabung dengan tunjangan dan sertifikasi jumlahnya menjadi Rp5.300.000.
prodi pendidikan teknik bangunan memang merupakan studi di bidang
kependidikan yang jarang diminati oleh siswa, dikarenakan memiliki prospek utama sebagai guru. Data dari SBMPTN 2018 menunjukan bahwa peminat pendidikan teknik bangunan jauh lebih sedikit daripada teknik sipil. Pendidikan teknik bangunan hanya memiliki 335 peminat SBMPTN dari seluruh indonesia dengan kapasitas 27 orang, sedangakan jurusan teknik sipil memiliki 1,734 peminat dari seluruh indonesia dengan kapasitas 54 kelas. Jika kita hitung pendidikan teknik bangunan memiliki perbandingan saingan 1:13 orang sedangkan teknik sipil 1:32. Dengan banyaknya jumlah peminat teknik membuat tingkat pengangguran lebih banyak, tapi jika banyak siswa yang memilih studi kependidikan ini harus diikuti dengan kenaikan kapasitas kelas pada studi kependidikan.