Di susun oleh:
Oleh
ALIMUDIN YUSUF MUNDHORI
1220007081
2. TUJUAN
Secara klinis tujuan utama pemberian O2 adalah untuk mengatasi keadaan Hipoksemia sesuai dengan
hasil Analisa Gas Darah, untuk menurunkan kerja nafas dan meurunkan kerja miokard. Untuk
mengetahui pemenuhan kebutuhan dasar oksigenasi pasien yang mengalami ketidak efektifan
bersihan jalan napas di Ruang Truntum RSUD Bendan Kota Pekalongan.
B. TinjauanTeori
1. DEFINISI
Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (O²). Kebutuhan fisiologis oksigenasi
merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel
tubuh, untuk mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel. Apabila
lebih dari 4 menit orang tidak mendapatkan oksigen maka akan berakibat pada kerusakan
otak yang tidak dapat diperbaiki dan biasanya pasien akan meninggal. Kebutuhan oksigenasi
merupakan kebutuhan dasar manusia yang di gunakan untuk kelangsungan metabolisme sel
tubuh mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel. Dalam keadaan biasa
manusia membutuhkan sekitar 300 cc oksigen setiap hari (24 jam) atau sekitar 0,5 cc tiap
menit. Respirasi berperan dalam mempertahakan kelangsungan metabolisme sel. Sehingga di
perlukan fungsi respirasi yang adekuat. Respirasi juga berarti gabungan aktifitas mekanisme
yang berperan dalam proses suplai O² ke seluruh tubuh dan pembuangan CO² (hasil
pembakaran sel). Terapi oksigen merupakan salah satu terapi pernafasan dalam
mempertahankan oksigenasi. Tujuan dari terapi oksigen adalah untuk memberikan transpor
oksigen yang adekuat dalam darah sambil menurunkan upaya bernafas dan mengurangi stress
pada miokardium. Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem (kimia
atau fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat
dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon dioksida,
energi, dan air. Akan tetapi penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan
memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap aktifitas sel. Oksigen merupakan
kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan manusia, dalam tubuh, oksigen berperan
penting dalam proses metabolism sel tubuh. Kekurangan oksigan bisa menyebabkan hal
yangat berartibagi tubu, salah satunya adalah kematian. Karenanya, berbagai upaya perlu
dilakukan untuk mejamin pemenuhan kebutuhan oksigen tersebut, agar terpenuhi dengan
baik. Dalam pelaksanannya pemenuhan kebutuhan oksigen merupakan garapan perawat
tersendiri, oleh karena itu setiap perawat harus paham dengan manisfestasi tingkat
pemenuhan oksigen pada klienya serta mampu mengatasi berbagai masalah yang terkait
dengan pemenuhan kebutuhan tersebut.
2. ETIOLOGI
Oksigenasi dapat di pengaruhi oleh Lingkungan Ketinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi
oksigenasi. Makin tinggi daratan, makin rendah PaO2 sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup
individu. Penyebab terjadinya gangguan oksigenasi disebabkan oleh beberapa hal yang
mempengaruhi fungsi pernapasan, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor penting, diantara nya adalah
faktor fisiologis, status kesehatan, faktor perkembangan, faktor perilaku dan lingkungan. Faktor-
faktor yang menyebabkan pasien mengalami gangguan oksigenasi menurut Nanda 2013 yaitu
hiperventilasi, hipoventilasi, deformitas tulang dan dinding dada nyeri, cemas, penurunan energi,
kelelahan, kerusakan neuromuscular, kerusakan musculoskeletal, kerusakankognitif atau persepsi,
obesitas, posisi tubuh, imaturitas neurologis kelelahan otot pernapasan dan adanya perubahan
membran kapiler-alveoli.
3. FAKTOR PREDISPOSISI
a. Faktor fisiologis
- Menurunnya kapasitas O2 seperti pada anemia.
- Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada obstruksi saluaran napas bagian
atas.
- Hipovolemia sehingga sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan transport O2
terganggu.
- Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi,demam,ibu hamil, luka.
- Kondisi yang memengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada kehamilan, obesitas,
musculoskeletal yang abnormal, serta penyakit kronis seperti TB paru.
b. Faktor perkembangan
- Bayi prematur
- Bayi dan toodler
- Anak usia sekolah dan pertengahan
- Dewasa tua
c. Faktor prilaku
- Nutrisi
- Latihan fisik
- Merokok
- Penyalahgunaan substansi kecemasan
d. Faktor lingkungan
- Tempat kerja
- Suhu lingkungan
- Ketinggian tempat dari permukaan laut
4. PATOFISIOLOGI
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan trasportasi. Proses ventilasi
(proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari dan keparu-paru), apabila
pada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen tidak dapat tersalur dengan baik dan
sumbatan tersebut akan direspon jalan nafas sebagai benda asing yang menimbulkan
pengeluaran mukus. Proses difusi (penyaluran oksigen dari alveoli kejaringan) yang
terganggu akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran gas. Selain kerusakan pada proses
ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi seperti perubahan volume sekuncup,
afterload, preload, dan kontraktilitas miokard juga dapat mempengaruhi pertukaran gas.
Fungsi sistem jantung ialah menghantarkan oksigen, nutrien, dan subtansi lain ke
jaringan dan membuang produk sisa metabolisme selular melalui pompa jantung, sistem
vaskular sirkulasi, dan integritas sistem lainnya. Namun fungsi tersebut dapat terganggu
disebabkan oleh penyakit dan kondisi yang mempengaruhi irama jantung, kekuatan
kontraksi, aliran darah melalui kamar-kamar pada jantung, aliran darah miokard dan sirkulasi
perifer. Iskemia miokard terjadi bila suplai darah ke miokard dari arteri koroner tidak cukup
dalam memenuhi kebutuhan oksigen organ. Selain itu, perubahan fungsi pernapasan juga
menyebabkan klien mengalami gangguan oksigenasi. Hiperventilasi merupakan suatu kondisi
ventilasi yang berlebih, yang dibutuhkan untuk mengeliminasi karbondioksida normal di
vena, yang diproduksi melalui metabolisme seluler. Hipoventilasi terjadi ketika ventilasi
alveolar tidak adekuat memenuhi kebutuhan oksigen tubuh atau mengeliminasi CO2 secara
adekuat. Apabila ventilasi alveolar menurun, maka PaCO2 akan meningkat. Sementara
hipoksia adalah oksigenasi jaringan yang tidak adekuat pada tingkat jaringan.
5. MANIFESTASI KLINIS
1. Penggunaan otot bantu pernapasan
2. Fase ekspirasi yang memanjang
3. Pola napas abnormal
4. Bunyi nafas tambahan( misalnyaronkibasahhalus,ronkibasahkasar )
5. Perubahan pada irama dan frekuensi pernafasan
6. Batuk tidak ada atau tidak efektif
7. Kesulitan untuk bersuara
8. Penurunan bunyi nafas
6. PATHWAY
Spasme Otot
PolosSekresi
KelenjarBronkusM
eningkat
Penyempitan
ProksimaDari Bronkus
PadaTahap Ekspirasi
DanInspiras Suplai O2
KeOtakMenur Gelisah
un Ansietas
Batuk,WhezzingSesakNafas
Tekanan PartialOksigenDialveoliMenurun
Ketidakefektifan Penyempitan
BersihanJalan JalanPernapa
san
Peningkatan
KejaOtot
Ketidakefektifan
PolaNafas
7. TANDA DAN GEJALA
1. Kelemahan badan
2. Batuk
3. Sesak nafas
4. Sesak nafas saat aktivitas dan nafas berbunyi
5. Mengi atau wheezing
6. Ekspirasi yang memanjang
7. Bentuk dada tong (Barrel Chest) pada penyakit lanjut
8. Penggunaan otot bantu pernafasan
9. Suara nafas melemah
10. Kadang ditemukan pernafasan paradoksal
11. Suara nafas tidak normal
12. Perubahan jumlah pernapasan
13. Batuk berdahak
14. Penggunaan otot tambahan pernapasan
15. Penurunan pengeluaran urine
16. Penurunan ekspansi paru
8. PENGKAJIAN
Hal-hal yang dapat dikaji pada gangguan oksigenasi adalah:
1) Pola Manajemen Kesehatan-Persepsi Kesehatan
Bagaimana perilaku individu tersebut mengatasi masalah kesehatan
adanya faktor risiko sehubungan dengan kesehatan yang berkaitan dengan
oksigen.
2) Pola Metabolik-Nutrisi
Kebiasaan diitburuk seperti obesitas akan mempengaruhi oksigenasi
karena ekspansi paru menjadi pendek klien yang kurang gizi mengalami
kelemahan otot pernafasan.
3) Pola eliminasi
Perubahan pola devekasi (darah pada feses, nyeri saat devekasi) perubahan
berkemih(perubahan warna, jumlah frekuensi)
4) Pola Aktivitas-Latihan
Adanya kelemahan atau kelebihan aktivitas yang mempengaruhi
kebutuhan oksigenasi seseorang aktivitas berlebih dibutuhkan oksigen
yang banyak, Orang yang biasa olahraga memiliki peningkatan aktivitas
metabolismetubuh dan kebutuhan oksigen.
5) PolaIstirahat-Tidur
Adanya gangguan oksigenasi menyebabkan perubahan pola istirahat
6) Pola Persepsi-Kognitif
Rasa kecap lidah berfungsi atau tidak gambaran indera pasien terganggu atau tidak menggunakan
alat bantu dalam penginderaan pasien.
9. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang terjadi pada pasien dengan gangguan pemenuhan
kebutuhan oksigenasi diantaranya adalah :
1) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan
nafas ditandai dengan spasme jalan nafas, sekresi tertahan, penumpukan
sekret/ banyaknya mukus, adanya benda asing dijalan nafas.
2) Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi,
hipoventilasi,Kelelahan
3) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidak seimbangan
perfusiventilasi, perubahan membran kapileralveolar.
DAFTAR PUSTAKA
Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Edisi 4. Salemba Medika :
Jakarta
Brunner & Suddarth. (2002). Keperawatan Medikal Bedah. EGC. Jakarta
Mubarak, Wahit Iqbal & Cahyani, Nurul. 2007. Kebutuhan Dasar. Jakarta : EGC
Nanda International (2015). Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi. 2015-2017. Penerbit buku kedokteran
EGC : Jakarta
Nursing Invention Classifications (NIC), Edition 5, United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press,
2004.
Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. Nursing Out Comes (NOC), United States Of America: Mosby Elseveir
Acadamic Press, 2004.