Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN

OKSIGENASI DIRUANG TRUNTRUM


RSUD BENDAN KOTA PEKALONGAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperewatan


PerseptorKlinik:
Pembimbing Akademik:

Di susun oleh:

ALIMUDIN YUSUF MUNDHORI (1220007081)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEKALONGAN
2021
HALAMAN PENGESAHAN
KEBUTUHAN OKSIGENASI DIRUANG TRUNTRUM RSUD BENDAN
KOTA PEKALONGAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperewatan

Telah dilakukan asuhan keperawatan


Pada 12 November 2021

Oleh
ALIMUDIN YUSUF MUNDHORI

1220007081

Di periksa dan di setujui oleh :

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Remilda Armika Vianti,S.Kep.,Ns.,M.Kep


A. Pendahuluan
1. LATAR BELAKANG
Masalah kesehatan yang diakibatkan oleh gangguan pemenuhan
kebutuhan oksigenasi masih menduduki peringkat tertinggi sebagai penyebab
utama naiknya angka morbiditas dan mortalitas. Kebutuhan oksigen
merupakan kebutuhan dasar fisiologis manusia. Pemenuhan kebutuhan
oksigen merupakan komponen yang paling penting karena bertujuan untuk
menjaga kelangsungan proses metabolisme sel dalam tubuh,
mempertahankan kehidupannya, dan melakukan aktivitas bagi organ dan sel
Oksigen sangat dibutuhkan oleh tubuh dan harus selalu dipenuhi
dengan segera. Tanpa adanya oksigen yang cukup, sel dalam tubuh akan
mengalami kerusakan bahkan kematian. Sebagai contoh organ otak. Otak
adalah suatu organ yang sensitive akan kurangnya oksigen. Otak mampu
menoleransi kurangnya oksigen dalam jangka waktu tiga sampai lima menit.
Apabila lebih dari itu, sel otak akan mengalami kerusakan secara permanen. Kurangnya
oksigen dalam tubuh juga dapat menyebabkan penurunan berat badan. Tubuh akan sulit
berkonsentrasi karena proses metabolism terganggu akibat kurangnya suplai oksigen dalam
darah yang akan mengedarkan makanan ke seluruh tubuh, akibatnya nafsu makan berkurang
dan berat badan mengalami penurunan.

2. TUJUAN

Secara klinis tujuan utama pemberian O2 adalah untuk mengatasi keadaan Hipoksemia sesuai dengan
hasil Analisa Gas Darah, untuk menurunkan kerja nafas dan meurunkan kerja miokard. Untuk
mengetahui pemenuhan kebutuhan dasar oksigenasi pasien yang mengalami ketidak efektifan
bersihan jalan napas di Ruang Truntum RSUD Bendan Kota Pekalongan.

B. TinjauanTeori
1. DEFINISI
Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (O²). Kebutuhan fisiologis oksigenasi
merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel
tubuh, untuk mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel. Apabila
lebih dari 4 menit orang tidak mendapatkan oksigen maka akan berakibat pada kerusakan
otak yang tidak dapat diperbaiki dan biasanya pasien akan meninggal. Kebutuhan oksigenasi
merupakan kebutuhan dasar manusia yang di gunakan untuk kelangsungan metabolisme sel
tubuh mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel. Dalam keadaan biasa
manusia membutuhkan sekitar 300 cc oksigen setiap hari (24 jam) atau sekitar 0,5 cc tiap
menit. Respirasi berperan dalam mempertahakan kelangsungan metabolisme sel. Sehingga di
perlukan fungsi respirasi yang adekuat. Respirasi juga berarti gabungan aktifitas mekanisme
yang berperan dalam proses suplai O² ke seluruh tubuh dan pembuangan CO² (hasil
pembakaran sel). Terapi oksigen merupakan salah satu terapi pernafasan dalam
mempertahankan oksigenasi. Tujuan dari terapi oksigen adalah untuk memberikan transpor
oksigen yang adekuat dalam darah sambil menurunkan upaya bernafas dan mengurangi stress
pada miokardium. Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem (kimia
atau fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat
dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon dioksida,
energi, dan air. Akan tetapi penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan
memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap aktifitas sel. Oksigen merupakan
kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan manusia, dalam tubuh, oksigen berperan
penting dalam proses metabolism sel tubuh. Kekurangan oksigan bisa menyebabkan hal
yangat berartibagi tubu, salah satunya adalah kematian. Karenanya, berbagai upaya perlu
dilakukan untuk mejamin pemenuhan kebutuhan oksigen tersebut, agar terpenuhi dengan
baik. Dalam pelaksanannya pemenuhan kebutuhan oksigen merupakan garapan perawat
tersendiri, oleh karena itu setiap perawat harus paham dengan manisfestasi tingkat
pemenuhan oksigen pada klienya serta mampu mengatasi berbagai masalah yang terkait
dengan pemenuhan kebutuhan tersebut.

2. ETIOLOGI

Oksigenasi dapat di pengaruhi oleh Lingkungan Ketinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi
oksigenasi. Makin tinggi daratan, makin rendah PaO2 sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup
individu. Penyebab terjadinya gangguan oksigenasi disebabkan oleh beberapa hal yang
mempengaruhi fungsi pernapasan, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor penting, diantara nya adalah
faktor fisiologis, status kesehatan, faktor perkembangan, faktor perilaku dan lingkungan. Faktor-
faktor yang menyebabkan pasien mengalami gangguan oksigenasi menurut Nanda 2013 yaitu
hiperventilasi, hipoventilasi, deformitas tulang dan dinding dada nyeri, cemas, penurunan energi,
kelelahan, kerusakan neuromuscular, kerusakan musculoskeletal, kerusakankognitif atau persepsi,
obesitas, posisi tubuh, imaturitas neurologis kelelahan otot pernapasan dan adanya perubahan
membran kapiler-alveoli.

3. FAKTOR PREDISPOSISI

a. Faktor fisiologis
- Menurunnya kapasitas O2 seperti pada anemia.
- Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada obstruksi saluaran napas bagian
atas.
- Hipovolemia sehingga sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan transport O2
terganggu.
- Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi,demam,ibu hamil, luka.
- Kondisi yang memengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada kehamilan, obesitas,
musculoskeletal yang abnormal, serta penyakit kronis seperti TB paru.
b. Faktor perkembangan
- Bayi prematur
- Bayi dan toodler
- Anak usia sekolah dan pertengahan
- Dewasa tua
c. Faktor prilaku
- Nutrisi
- Latihan fisik
- Merokok
- Penyalahgunaan substansi kecemasan
d. Faktor lingkungan
- Tempat kerja
- Suhu lingkungan
- Ketinggian tempat dari permukaan laut

4. PATOFISIOLOGI

Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan trasportasi. Proses ventilasi
(proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari dan keparu-paru), apabila
pada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen tidak dapat tersalur dengan baik dan
sumbatan tersebut akan direspon jalan nafas sebagai benda asing yang menimbulkan
pengeluaran mukus. Proses difusi (penyaluran oksigen dari alveoli kejaringan) yang
terganggu akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran gas. Selain kerusakan pada proses
ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi seperti perubahan volume sekuncup,
afterload, preload, dan kontraktilitas miokard juga dapat mempengaruhi pertukaran gas.
Fungsi sistem jantung ialah menghantarkan oksigen, nutrien, dan subtansi lain ke
jaringan dan membuang produk sisa metabolisme selular melalui pompa jantung, sistem
vaskular sirkulasi, dan integritas sistem lainnya. Namun fungsi tersebut dapat terganggu
disebabkan oleh penyakit dan kondisi yang mempengaruhi irama jantung, kekuatan
kontraksi, aliran darah melalui kamar-kamar pada jantung, aliran darah miokard dan sirkulasi
perifer. Iskemia miokard terjadi bila suplai darah ke miokard dari arteri koroner tidak cukup
dalam memenuhi kebutuhan oksigen organ. Selain itu, perubahan fungsi pernapasan juga
menyebabkan klien mengalami gangguan oksigenasi. Hiperventilasi merupakan suatu kondisi
ventilasi yang berlebih, yang dibutuhkan untuk mengeliminasi karbondioksida normal di
vena, yang diproduksi melalui metabolisme seluler. Hipoventilasi terjadi ketika ventilasi
alveolar tidak adekuat memenuhi kebutuhan oksigen tubuh atau mengeliminasi CO2 secara
adekuat. Apabila ventilasi alveolar menurun, maka PaCO2 akan meningkat. Sementara
hipoksia adalah oksigenasi jaringan yang tidak adekuat pada tingkat jaringan.

5. MANIFESTASI KLINIS
1. Penggunaan otot bantu pernapasan
2. Fase ekspirasi yang memanjang
3. Pola napas abnormal
4. Bunyi nafas tambahan( misalnyaronkibasahhalus,ronkibasahkasar )
5. Perubahan pada irama dan frekuensi pernafasan
6. Batuk tidak ada atau tidak efektif
7. Kesulitan untuk bersuara
8. Penurunan bunyi nafas
6. PATHWAY

FaktorPencetus : MengeluarkanMediator: Edema Mukosa,Sekresi,Produkti,Kontriksi Ot


Allergen Histamin, Platelet,Bradikinin,Dll. PerniabilitasKapiler
Stress
Cuaca

Spasme Otot
PolosSekresi
KelenjarBronkusM
eningkat

Penyempitan
ProksimaDari Bronkus
PadaTahap Ekspirasi
DanInspiras Suplai O2
KeOtakMenur Gelisah
un Ansietas

Batuk,WhezzingSesakNafas
Tekanan PartialOksigenDialveoliMenurun

Ketidakefektifan Penyempitan
BersihanJalan JalanPernapa
san

Peningkatan
KejaOtot

Ketidakefektifan
PolaNafas
7. TANDA DAN GEJALA
1. Kelemahan badan
2. Batuk
3. Sesak nafas
4. Sesak nafas saat aktivitas dan nafas berbunyi
5. Mengi atau wheezing
6. Ekspirasi yang memanjang
7. Bentuk dada tong (Barrel Chest) pada penyakit lanjut
8. Penggunaan otot bantu pernafasan
9. Suara nafas melemah
10. Kadang ditemukan pernafasan paradoksal
11. Suara nafas tidak normal
12. Perubahan jumlah pernapasan
13. Batuk berdahak
14. Penggunaan otot tambahan pernapasan
15. Penurunan pengeluaran urine
16. Penurunan ekspansi paru

8. PENGKAJIAN
Hal-hal yang dapat dikaji pada gangguan oksigenasi adalah:
1) Pola Manajemen Kesehatan-Persepsi Kesehatan
Bagaimana perilaku individu tersebut mengatasi masalah kesehatan
adanya faktor risiko sehubungan dengan kesehatan yang berkaitan dengan
oksigen.
2) Pola Metabolik-Nutrisi
Kebiasaan diitburuk seperti obesitas akan mempengaruhi oksigenasi
karena ekspansi paru menjadi pendek klien yang kurang gizi mengalami
kelemahan otot pernafasan.
3) Pola eliminasi
Perubahan pola devekasi (darah pada feses, nyeri saat devekasi) perubahan
berkemih(perubahan warna, jumlah frekuensi)
4) Pola Aktivitas-Latihan
Adanya kelemahan atau kelebihan aktivitas yang mempengaruhi
kebutuhan oksigenasi seseorang aktivitas berlebih dibutuhkan oksigen
yang banyak, Orang yang biasa olahraga memiliki peningkatan aktivitas
metabolismetubuh dan kebutuhan oksigen.
5) PolaIstirahat-Tidur
Adanya gangguan oksigenasi menyebabkan perubahan pola istirahat
6) Pola Persepsi-Kognitif
Rasa kecap lidah berfungsi atau tidak gambaran indera pasien terganggu atau tidak menggunakan
alat bantu dalam penginderaan pasien.

7) Pola Konsep Diri-Persepsi Diri


Keadaan sosial yang mempengaruhi oksigen seseorang (pekerjaan, situasi
keluarga, kelompok sosial) penilaian terhadap diri sendiri(gemuk
ataukurus)

9. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang terjadi pada pasien dengan gangguan pemenuhan
kebutuhan oksigenasi diantaranya adalah :
1) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan
nafas ditandai dengan spasme jalan nafas, sekresi tertahan, penumpukan
sekret/ banyaknya mukus, adanya benda asing dijalan nafas.
2) Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi,
hipoventilasi,Kelelahan
3) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidak seimbangan
perfusiventilasi, perubahan membran kapileralveolar.

10. FOKUS INTERVENSI


1) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan
nafas ditandai dengan spasme jalan nafas, sekresi tertahan, penumpukan
sekret,adanya benda asing dijalan nafas.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah
bersihan jalan nafas tidak efektif teratasi, dengan
Kriteriahasil : mendemonstrasikan batukefektif, dan suara nafas bersih,
tidak ada sianosis dan dispnea, menunjukan jalan nafas yang paten.
Intervensi:
1) Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi misal :
semifowler.
2) Lakukan fisioterapi dada jika perlu
3) Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
4) Auskultasi suara nafas dan catat adanya suara nafas tambahan missal : ronkhi
5) Berikan bronkodilator bilabperlu
6) Kolaborasi dalam pemberian terapi02.
2) Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi, hipoventilasi,
kelelahan.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien
menunjukan keefektifan pola nafas , dengan
Kriteriahasil : Suara nafas bersih, tidak ada siaonsis, dispnea,
menunjukan jalan nafas yang paten (tidak merasa tercekik, irama
nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara
nafas abnormal) dan TTV dalam rentang normal
Intervensi:
1) Monitor vital sign
2) Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
3) Lakukan fisioterapi dada jika perlu
4) Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
5) Auskultasi suara nafas dan catat adanya suara nafas tambahan
6) Pertahankan jalan nafas yang paten
7) Observasi adanya tanda-tanda hipoventilasi
8) Berikan bronkodilator bila perlu
9) Kolaborasi dalam pemberian terapi02
3) Gangguan pertukaran gas berhubugan dengan ketidak seimbangan perfusi
ventilasi, perubahan membran kapiler alveolar.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah
keperawatan gangguan pertukaran gas teratasi dengan
Kriteriahasil : mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan
oksigenasi yang adekuat, suara nafas bersih, tidak ada sianosis dan
dispneu,TTV dalam rentang normal
Intervensi:
1) Beri posisi ventilasi maksimal.
2) Keluarkan sekret dengan batuk atau section
3) Auskultasi suara nafas, dan catat adanya suara nafas tambahan
4) Monitor pola nafas bradipnea, takipnea,
5) Monitor TTV, AGD
6) Observasi sianosis
7) Kolaborasi bronkodilator, nebulezer, dan terapi oksigenasi

11. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Asuhan Keperawatan adalah faktor penting dalam survival pasien dan dalam
aspek-aspek pemeliharaan, rehabilitative dan preventif perawatan kesehatan.
Untuk sampai pada hal aman ini, profesi keperawatan telah mengidentifikasi
proses pemecahan masalah yang menggabungkan elemen yang paling diinginkan
dari seni keperawtan dengan elemen yang paling relevan dari system teori, dengan
menggunakan metode ilmiah. Proses keperawatan adalah cara sistematis yang
dilakukan oleh perawat bersama klien dalam menentukan kebutuhan asuhan
keperawatan dengan melakukan pengkajian, menentukan diagnosa, merencanakan
tindakan, melaksnakan tindakan, serta mengevaluasi asuhan keperawatan.
Dalam menyelesaikan masalah keperawatan yang muncul pada pasien
selama perawatan dibutuhkan intervensi keperawatan yang di dalamnya terdapat
tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan serta rencana Tindakan yang akan
dilakukan. Intervensi pada masalah utama ketidak efektifan bersihan jalan nafas
mempunyai tujuan menurut Nic dan Noc yaitu respiratory status : ventilation
dengan kriteria hasil menurut mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas
yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu. Respiratory status: airway patency
dengan Kriteria Hasil : Menunjukkan jalan nafas yang paten. Mampu
mengidentifikasi dan mencegah faktor yang menghambat jalan nafas. Intervensi
yang dilakukan untuk ketidak efektifan bersihan jalan nafas yaitu airway
management posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi, keluarkan sekret
dengan batuk. Auskultasi suara nafas, catat bila ada suara tambahan. Berikan
bronkodilator, monitor status respirasi dan statusO2.
12. DISCHARGE PLANNING
Diagnosa Keperawatan : Ketidak efektifan pola nafas berhubungan
dengan obstruksi jalan napas
Tujuan Keperawatan dan Kriteria Hasil: Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama… X24 jam
1. Klien mampu mengidentifikasi dan mencegah faktor yang
dapat menghambat jalan napas
2. Menunjukan jalan napas yang paten : klien tidak merasa tercekik,
tidak terjadi aspirasi, frekuensi napas dalam rentang normal
3. Tidak ada suara napas abnormal
4. Mampu mengeluarkan sputum dari jalan napas

DAFTAR PUSTAKA

Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Edisi 4. Salemba Medika :
Jakarta
Brunner & Suddarth. (2002). Keperawatan Medikal Bedah. EGC. Jakarta
Mubarak, Wahit Iqbal & Cahyani, Nurul. 2007. Kebutuhan Dasar. Jakarta : EGC
Nanda International (2015). Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi. 2015-2017. Penerbit buku kedokteran
EGC : Jakarta
Nursing Invention Classifications (NIC), Edition 5, United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press,
2004.
Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. Nursing Out Comes (NOC), United States Of America: Mosby Elseveir
Acadamic Press, 2004.

Anda mungkin juga menyukai