Anda di halaman 1dari 7

Ahmad Y., Yusa A., Lisa A. Siregar, Rancang Bangun....

ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak)

Rancang Bangun Peralatan Deteksi Panas Kabel Pada


Panel Listrik Untuk Mengatasi Beban Lebih
Ahmad Yanie, Yusa Ananda, Lisa Adriana Siregar
Teknik Elektro, Konsentrasi Energy Listrik, Fakultas Teknik dan Komputer – Universitas
Harapan Medan Jl.H.M. JoniNo. 79C Medan
yanie7578@gmail.com

Abstrak
Teknologi mikrokontroler dan sensor sangat memberi banyak manfaat terutama pada bidang kelistrikan dan
system proteksi. Pada kesempatan ini akan didesain suatu system proteksi thermal pada kabel. Ide desain
berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dimana pada kabel penghantar yang dialiri arus cukup besar
secaraterusmenerusakanmenjadipanas.Bilapanasberlebihakanmembuatkaretpembungkusmelelehdanmengakib
atkan hubung singat. Berdasarkan latar belakang tersebut maka alat ini dibuat yaitu untuk mendeteksithermal
pada kabel dan melakukan proteksi dan peringatan. Berbasiskan sebuah mikrokontroler yang didukung
olehsensor panas/suhu sistem akan bekerja. Pendeteksian dilakukan pada panel distribusi yang menjadi
sumber distribusiarus. Sensor dipasang pada beberapa kabel yang mengalirkan arus besar. Jika terjadi
kenaikan suhu sensor akan memberikan nilai suhu pada kontroler. .Kontroler akan melakukan proteksi jika
salah satu kabel terdeteksi panas dan melebihi batas yang ditetapkan. Dengan sistem ini, suatu sistem desain
menggunakan komponen mikrokontroler dapat dirancang untuk melindungi sebuah panel distribusi dari panas
akibat berlebihan beban dan over heating.Dengan demikian diharapkan dapat mengurangi bahaya kebakaran
dan kerugian akibat kerusakan instalasi di dalam panel.

Kata Kunci : Energi, Ponsel, Kontrol, Short Message Service

I. PENDAHULUAN Kontroler AVR yaitu atmega8 digunakan untuk


memproses input dari sensor suhu dan membuat
Penyebab kebakaran dapat terjadi akibat keputusan apakah kondisi panel listrik aman dan
banyak hal. Penyebab kebakaran yang paling normal atau mengalami kenaikan suhu diatas
sering ditemukan adalah akibat hubung singkat. normal. Kontroler akan memberikan output
Faktor yang membuat kebakaran akibat hubung perupa peringatan suara dan display yang akan
singkat adalah karena sulit terdeteksi dari awal. menampilkan suhu pada titik-titik tersebut.
Saat beban besar melewati suatu konduktor secara Kontroler juga akan melakukan proteksi dengan
kontinu atau terus menerus akan membuat memutuskan hububgan arus listrik dari sumber jika
konduktor seperti kabel menjadi panas. Adapun salah satu sensor mendeteksi suhu yang sangat
sistem proteksi konvensional misalnya sekering tinggi. Demikianlah latar belakang yang
atau MCB hanya mendeteksi arus lebih memberikan ide dan gagasan untuk menemukan
yangdibatasi misalnya MCB 15A hanya akan sebuah sistem yang dapat mengatasi hal tersebut
bekerja jika arus melebihi 15A. Sedangkan jika diatas.
arus 14A, MCB tidak bekerja. Pada hal jika arus
tersebut mengalir secara kontinu akan membuat II. TINJAUAN PUSTAKA
kabel menjadi panas danlama kelamaan akan
meleleh atau rusak. Jika kulit kabel yang meleleh 2.1.Penghantar listrik
maka akan mengakibatkan arus hubung singkat Kabel listrik adalah media untuk
dan menyebabkan kebakaran. Pengamatan mengantarkan arus listrik ataupun informasi.
danpenelitian ini pernah dilakukan oleh penulis Bahan dari kabel ini beraneka ragam, khusus
sehingga timbul ide bagaimana membuat suatu alat sebagai pengantar arus listrik, umumnya terbuat
yang dapat mengatasi hal tersebut yaitu dari tembaga dan umumnya dilapisi dengan
mendeteksi anas kabel utama dan sekitar panel pelindung. Selain tembaga, ada juga kabel yang
listrik untuk memberikan peringatan dan dapat terbuat dari serat optik, yang disebut dengan fiber
memproteksi jika panas berlebihan. Untuk optic cable. Penghantar atau kabel yang sering
merealisasi ide tersebut maka akan dirancang digunakan untuk instalasi listrik penerangan
sebuah system dengan rangkaian elektronik untuk umumnya terbuat dari tembaga. Penghantar
mendeteksi temperatur dalam panel. Berbasiskan tembaga setengah keras (BCC½H = Bare Copper
sebuah mikrokontroler AVR dan sensor suhu Conductor Half Hard) memiliki nilai tahanan
system dapat dibuat sebagai proteksi dan jenis 0,0185ohm mm²/m dengan tegangan tarik
peringatan dini. Temperatur beberapa titik putus kurang dari 41kg/mm². sedangkan
misalnya kabel utama, terminal maupun kontaktor penghantar tambaga keras (BCCH=Bare Copper
akan terdeteksi oleh sensor LM35 dan Conductor Hard), kekuatan tegangan tariknya
memberikannya pada kontroler untuk diproses. 41kg/mm². pemakaian tembaga sebagai

Journal of Electrical Technology, Vol. 6, No.2, Juni 2021 51


ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak) Ahmad Y., Yusa A., Lisa A. Siregar, Rancang Bangun....

penghantar adalah dengan pertimbangan bahwa


tembaga merupakan suatu bahan yang mempunyai
daya hantar yang baik setelah perak. Penghantar
yang dibuat oleh pabrik yang dibuat oleh pabrik
terdapat beraneka ragamnya. Berdasarkan
konstruksinya, penghantar diklasifikasikan sebagai
berikut:
Gambar 5. LM35 basic temperature sensor
a. Penghantar pejal (solid); yaitu penghantar
yang berbentuk kawat pejal yang berukuran IC LM 35 sebagai sensor suhu yang teliti dan
terkemas dalam bentuk Integrated Circuit (IC),
sampai 10 mm².
dimana output tegangan keluaran sangat linear
Tidak dibuat lebih besar lagi dengan maksud berpadanan dengan perubahan suhu. Sensor ini
untuk memudahkan penggulungan maupun berfungsi sebagai pengubah dari besaran fisis suhu
pemasangannya. kebesaran tegangan yang memiliki koefisien
sebesar 10mV/°C yang berarti bahwa kenaikan
suhu 1° C maka akan terjadi kenaikan tegangan
sebesar 10mV.
IC LM 35 ini tidak memerlukan pengkalibrasian
Gambar 1.Penghantar Pejal
atau penyetelan dari luar karena ketelitiannya
sampai lebih kurang seperempat derajat celcius
b. Penghantar berlilit (stranded); penghantarnya
pada temperature ruang. Jangka sensor mulai dari
terdiridari beberapa urat kawat yang berlilit
– 55°C sampai dengan150°C, ICLM35
dengan ukuran 1mm²–500mm².
penggunaannya sangat mudah, difungsikan sebagai
kontrol dari indicator tampilan catu daya terbelah.
IC LM 35 dapat dialiri arus 60 m A darisupplay
sehingga panas yang ditimbulkan sendiri sangat
Gambar2.Penghantarberlilit rendah kurang dari 0°C di dalam suhu ruangan.

c. Penghantar serabut (fleksibel); banyak


digunakan untuk tempat-tempat yang sulit dan
sempit, alat-alat portabel, alat-alat ukur listrik
dan pada kendaraan bermotor.
Ukuran kabel ini antara 0,5 mm²-400 mm².

Gambar3.penghantarserabut Gambar 6. Pengukur suhu

d. Penghantar persegi (busbar); penampang LM 35 ialah sensor temperatur paling banyak


penghantarini berbentuk persegi empat yang digunakan untuk praktek, karena selain harganya
biasanya digunakan pada PHB (Papan Hubung cukup murah, linearitasnya juga lumayan bagus.
Bagi) sebagai rel-rel pembagi atau rel LM35 tidak membutuhkan kalibras eksternal yang
penghubung. Penghantar ini tidak berisolasi. menyediakan akurasi ± ¼ °C pada temperatur
ruangan dan ± ¾ °C pada kisaran -55 °C to +150
°C. LM35 dimaksudkan untuk beroperasi pada-
55°C hingga+150°C, sedangkan LM35C pada -40
°C hingga +110 °C, dan LM35D pada kisran 0-
100°C. LM35D juga tersedia pada paket 8 kaki dan
paket TO-220. Sensor LM35 umunya akan naik
sebesar 10mV setiap kenaikan 1°C (300mV pada
30°C).

Gambar 4. Penghantar serabut

2.2 Sensor Suhu IC LM35


Untuk medeteksi suhu digunakan sebuah
sensor suhuLM 35 yang dapat dikalibrasikan
langsung dalam, LM35 ini difungsikan sebagai
basis temperature sensor. Gambar 7. Bentuk Fisik LM35D

52 Journal of Electrical Technology, Vol. 6, No.2, Juni 2021


Ahmad Y., Yusa A., Lisa A. Siregar, Rancang Bangun.... ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak)

Sensor suhu LM35 berfungsi untuk utamanya adalah karena perubahan nilai
mengubah besar anfisis yang berupa suhu menjadi frekuensi kristal seiring dengan waktu, atau
besaran elektri tegangan. Sensor ini memiliki disebut juga dengan istilah faktor penuaan
parameter bahwa setiap kenaikan1°C tegangan frekuensi (frequency aging), jauh lebih kecil dari
keluarannya naik sebesar 10mV denganbatas padaosilator-osilator lain. Faktor penuaan
maksimal keluaran sensor adalah 1,5V pada frekuensi untuk Kristal berkisar pada angka
suhu150°C. Pada perancangan kita tentukan ±5ppm/tahun, jauh lebih baik dari pada factor
keluaran ADC mencapai full scale pada saat penuaan frekuensi osilator RC ataupun osilator
suhu100°C, sehingga tegangan keluaran tranduser LC yang biasanya berada di atas ±1%/tahun
(10mV/°C x 100°C) = 1V. Pengukuran secara
langsung saat suhu ruang, keluaran LM35 adalah 2.6. Kapasitor
0,3V (300mV). Tengan ini diolah dengan Kapasitor (Kondensator) yang dalam
mengunakan rangkaian pengkondisi sinyal agar rangkaian elektronika dilambangkan dengan huruf
sesuai dan gantahapan masukan ADC. “C” adalah suatu alat yang dapat menyimpan
energi/muatan listrik di dalam medan listrik,
2.3 LCD (Liquid Crystal Display) dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan
internal dari muatan listrik. Struktur sebuah
LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang
jenis media tampil yang menggunakan kristal cair dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-
sebagai penampil utama. LCD sudah digunakan bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya
diberbagai bidang misalnya alal–alat elektronik udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika
seperti televisi, kalkulator, ataupun layar kedua ujung plat metal diberitegangan listrik, maka
komputer. Pada bab ini aplikasi LCD yang muatan-muatan positif akan mengumpul pada
dugunakan ialah LCD dot matrik dengan jumlah salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat
karakter 2 x 16. LCD sangat berfungsi sebagai yang sama muatan-muatan negative terkumpul
penampil yang nantinya akan digunakan untuk pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif
menampilkan status kerja alat. tidak dapat mengalir menuju ujung kutub negatif
dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju
2.4. Dioda ke ujung kutub positif, karena terpisah oleh bahan
Dioda adalah komponen elektronika yang dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini
hanya memperboleh kan arus listrik mengalir tersimpan selama tidak ada konduksi pada ujung-
dalam satu arah sehingga dioda biasa disebut juga ujung kakinya. Di alam bebas, phenomena
sebagai “Penyearah”Dioda terbuat dari bahan semi kapasitor ini terjadi pada saatterkumpulnya
konduktor jenis silicon dan germanium. Dioda muatan-muatan positif dan negative di awan.
terbuat dari penggabungan dua tipe semi
konduktor yaitu tipe P (Positive) dan tipe N 2.7. Mikrokontroler AVR Atmega8
(Negative), kaki diode yang terhubung pada semi AVR merupakan salah satu jenis
konduktor tipe P dinamakan “Anode” sedangkan mikrokontroler yang di dalamnya terdapat berbagai
yang terhubung pada semikonduktor tipe N disebut macam fungsi. Perbedaannya pada mikro yang
”Katode”. Pada bentuk aslinya pada diode terdapat pada umumnya digunakan seperti MCS51 adalah
tanda cincin yang melingkar pada salah satu pada AVR tidak perlu menggunakan oscillator
sisinya, ini digunakan untuk menandakan bahwa eksternal karena di dalamnya sudah terdapat
pada sisi yang terdapat cincin tersebut merupakan internal oscillator. Selain itu kelebihan dari AVR
kaki Katode. Arus listrik akan sangat mudah adalah memiliki Power-On Reset, yaitu tidak
mengalir dari anoda ke katoda hal ini disebut perlu ada tombol reset dari luarkarena cukup hanya
sebagai “Forward-Bias” tetapi jika sebaliknya dengan mematikan supply, maka secara otomatis
yakni dari katoda ke anoda, arus listrik akan AVR akan melakukan reset. Untuk beberapa jenis
tertahan atau tersumbat hal ini dinamakan sebagai AVR terdapat beberapa fungsi khusus seperti
“Reverse-Bias”. ADC, EEPROM sekitar 128byte sampai engan
512byte. AVR ATmega8 adalah mikrokontroler
CMOS 8-bit berarsitektur AVR RISC yang
memiliki 8K byte in-System Programmable Flash.
Mikrokontroler dengan konsumsi daya rendah ini
mampu mengeksekusi instruksi dengan kecepatan
maksimum 16MIPS pada frekuensi 16MHz. Jika
dibandingkan dengan ATmega8L perbedaannya
Gambar 8. Dioda hanya terletak pada besarnya tegangan yang
diperlukan untuk bekerja. Untuk ATmega8 tipe L,
Kristal lazimnya digunakan untuk rangkaian mikrokontroler ini dapat bekerja dengan tegangan
osilator yang menuntut stabilitas frekuensi yang antara 2,7-5,5V sedangkan untuk ATmega8 hanya
tinggi dalam jangka waktu yang panjang. Alasan dapat bekerja pada tegangan antara 4,5–5,5V

Journal of Electrical Technology, Vol. 6, No.2, Juni 2021 53


ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak) Ahmad Y., Yusa A., Lisa A. Siregar, Rancang Bangun....

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.4.2. Carakerja system


Cara kerja sistem adalah sesuai dengan
3.1.Metode penelitian program yang dibuat yang diunggah dalam
Suatu penelitian membutuhkan cara atau mikrokontroler tersebut. Saat catu daya diaktifkan,

GND
metode untuk membahas objek penelitian hingga program akan mulai bekerja yaitu menginisialisasi

2
memperoleh hasil atau suatu kesimpulan. Dalam dan system akan bekerja mulai dari awal. Setelah
bidang studi yang ditekuni penelitian ditujukan itu Kontroler akan membaca input melalui sensor
pada suatu rancangan atau objek yang telah suhu,dalam hal ini menggunakan analog. Pada
dirancang dan berkaitan dengan program studi rancangan ini digunakan 2 buah sensor yang
dimana dalam hal ini adalah program studi teknik dipasang pada masukan analog yaitu portc.0 dan
elektro. Adapun objek penelitian yang akan portc.1. Senso r akan memberikan besar suhu dari
dirancang yang menjadi objek penelitian adalah kabel distribusi utama dimana sensor dipasang
alat deteksi panas pada kabel penghantar atau bersentuhan pada kabel tersebut. Diasumsikan ada
distribusi. Alat dirancang dan dirakit dengan 2 kabel distribusi utama, oleh karena itu terdapat 2
komponen elektronika digital. Hasil rancangan sensor yang dipergunakan untuk mendeteksi 2
akan diuji secara sistematis untuk memperoleh kabel tersebut. Kenaikan suhu akan membuat
data-data. Untuk pembahasan lebih jauh akan output sensor mengalami kenaikan tegangan.
dibahas pada bagian berikut ini. Kontroler atmega8 akan menghitung nilai suhu
dari sensor melalui proses kalibrasi. Nilai suhu
3.4. Rancangan sistem yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan
suatu batas yang dibuat, misalnya batas normal
panas kabel adalah 45 derajat maka jika nilai
sensor melampaui batas tersebut akan membuat
kontroler melakukan proteksi dengan
mengaktifkan buzzer dan mematikan relay
pemutus arus. Dengan demikian kerusakan
diharapkan dapat terhindarkan. Display
menampilkan suhu yang terdeteksi pada kedua
kabel dan memberikan status system.

SW2

SW- U
SPSTL LIN
V2 2 1
3 3 E
220VA VI
780 VO
C 5
BR21N4002
C C
3 4
10
5 1000u/50V u RL2
V OSA-SH-
224DM3
R
Gambar 9. Blok diagram 1U1 U4
?
R
1415 Q1
23 PB0/ICP1
27. 27.0 1U PC0/ADC 10 PB1/OC1A 3304
16
BD13
0 k PB2/SS/OC1B 9
02 24 17 LOA
PC1/ADC PB3/MOSI/OC2 D
18
3.4.1. Blokdiagram VOUT
3LM35
2
3LM35
VO
25
1
PC2/ADC
PB4/MISO
PB5/SCK
9
19
PB6/TOSC1/XTAL1 BUZ
Blok diagram system yang diperlihatkan pada UT
2 26
2
PC3/ADC
3
PB7/TOSC2/XTAL2
21
10
1
27 AREF BUZZE
Gambar 9. Merupakan system Deteksi panas kabel 5 28
PC4/ADC4/
SDA
AVCC
20 R

V PC5/ADC5/
pada sebuah panel distribusi. Sistem memiliki 2 1
SCL
PC6/RES

input yaitu sensor panas (temperatur). Input 2


ET

PD0/RXD
mendeteksi panas dan memberikannya pada 3
4
PD1/TXD
PD2/INT0
5
mikrokontroler untuk diproses. Pada bagian output 6
PD3/INT1
PD4/T0/X
CK
www.TheEngineeringProje 11
terdapat sebuah buzzer, sebuah relaydan sebuah LCD cts.com 12
PD5/T1
PD6/AIN0
1 13
PD7/AIN1
display. Buzzer berfungsi sebagai pemberi sinyal LCD16X
2 ATMEGA8

suara jika terjadi kenaikan temperature di atas Gambar10. Rangkaian elektronik sistem
normal dan relay sebagai pemutus arus saat batas
suhuterlampaui.Sedangkan display sebagai
pemberi informasi atau memberikan nilai nilai 3.5. Flowchart
temperatur yang terdeteksi. Secara keseluruhan Gambar di bawah menunjukkan diagram alir
system bekerja sebagai pendeteksi panas kabel- system yaitu alat deteksi panas kabel distribusi.
kabel distribusi untuk mencegah terbakarnya atau Dimulai dengan inisialisasi yaitu proses
kerusakan kabel distribusi dan mencegah menentukan parameter input dan output dari
kebakaran instalasi listrik. Seperti diketahui, saat mikrokontroler dan memberikan nilai awal pada
terjadi lonjakan arus lebih pada salah satu output. Setelah itu kontroler akan
kabelakan membuat kabel panas dan meleleh membacamasukan melalui perintah program.
sehingga terjadi kerusakan. Fungsi sistem yang Masukan diterima melalui masukan analog
dirancang adalah untuk mencegah dan menjaga sehingga butuh proses kalibrasi. Proses kalibrasi
agar sistem instalasi listrik tidak mengalami adalah untuk mengembalikan nilai sensor
malfunction. menjadi nilai sebenarnya yaitu suhu. Selanjutnya
program akan membandingkan data suhu sensor

54 Journal of Electrical Technology, Vol. 6, No.2, Juni 2021


Ahmad Y., Yusa A., Lisa A. Siregar, Rancang Bangun.... ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak)

denganbatas suhuyang ditentukan,dalam halini terpisah yaitu kabel daya untuk distribusi 2 kanal.
44 derajatcelcius. Jika nilai sensor lebih tinggi Sensor dilekatkan pada kabel dengan bantuan
dari batas maka alarm akan aktif kemudian selongsong kabel. Jika temperatur kabel naik akan
program akan mematikan relay untuk terbaca oleh sensor dan memberikannya pada
memutuskan arus pada kabel distribusi. Proses mikrokontroler. Pada mikrokontroler data
tersebut akan tampil pada display sebagai status temperature kabel dibaca melalui masukan analog
sistem dan nilai suhu yang terdeteksi. Perlu yaitu pin 27 dan pin 28. Tegangan sensor
diketahui, dalam contoh aplikasi ini digunakan 2 kemudian diubah menjadi data digital 10 bit oleh
sensor suhu untuk mendeteksi 2 titik atau 2 kabel rangkaian analog to digital converter. Data tersebut
penghantar. Dengan demikian program akan kemudian dikalibrasi menjadi nilai suhu
membaca sensor secara bergantian dan sebenarnya kemudian ditampilkan pada display
menampilkannya padadisplay. Salah satu sensor lcd. Data juga dibandingkan dengan batas
bernilai lebih tinggi dari 45 derajat akan memicu temperatur yang diperbolehkan untuk kabel
program melakukan proteksi. Demikianlah tersebut. Jika temperature salah satu melebih batas
proses kerja system yang dirancang bekerja tersebut maka proteksi akan dilakukan oleh sistem
sebagai system proteksi panas (thermal) pada dengan memutuskan aliran arus melalui relay.
kabel distribusi.
4.2. Hasil Pengujian
Pengujian sistem dilakukan untuk mengetahui
kinerja system yaitu kinerja tiap komponen dan
kinerja keseluruhan sistem. Setelah semua
komponen telah siap dan telah tersedia maka
pengujian dapat dilakukan. Beberapa pengujian
yang dilakukan meliputi pengujian sensor,
pengujian kontroler, pengujian hasil kalibrasi dan
output display serta fungsi relay sebagai pemutus
arus

4.2.1 Pengujian Sensor Suhu LM35


Pengujian ini dilakukan dengan cara
mengukur tegangan keluaran sensor dan suhu
disekitar sensor. Suhu diukur dengan thermometer
digital sedangkan tegangan dengan voltmeter
digital. Prosedur pengujian adalah dengan
menaikkan suhu secara bertahap dan ukur setiap
Gambar 10. Flowchart
kenaikan suhu tersebut. Berikut adalah hasil
pengujian yang dilakukan pada sensor LM35.
IV. HASIL DAN PENGUJIAN SISTEM Kenaikan suhu diusahakan dicatat per 2 derajat
celcius.
4.1. HasilDanPembahasan
Tabel 1. Hasil pengukuran pada sensor1
Hasilpenelitianadalahsebuahsistemproteksithe
rmal pada kabel penghantar yang dirancang .
Suhu(°C) Voutsensor(V)
denganrangkaianelektronikadandilengkapidengans
ensorthermal,mikrokontroler,relayproteksidandispl 26,1 0,261V
ay.Rangkaianbekerjasesuaidenganfungsinyayaitum 28,2 0,282V
embacasuhupadakabel- 30,2 0,302V
dayadanmembandingkannyadenganbatasyangditen 32,1 0,321V
tukan.Sistemakanmelakukanproteksidengancarame
34,1 0,34V
mutuskan hubungan arus saat panas melebihi
batasmaksimalyangditentukan.Manfaatdarirancang 36,0 0,36V
anadalahuntukmenjagadanmenghindarikerusakana 38,1 0,381V
kibatpanasberlebihanpadakabeldaya.Panasberlebih 40,2 0,401V
an pada umumnya disebabkan oleh beban yang 42,1 0,421V
sangat besar dan melampaui batas arus yang 44,0 0,441V
diperbolehkan. Arus lebih kadang-kadang sulit
terdeteksi oleh pengaman seperti mcb, mccb atau 46,1 0,461V
lainnya karena beberapa hal. Oleh sebab itu panas 48,2 0,481V
akanterjadi pada kabel penghantar jika arus 50,0 0,501V
tersebut melebihi batas kemampuan kabel. Dalam 52,1 0,521V
rancangan ini terdapat 2 sensor yang digunakan 54,0 0,541V
untuk mendeteksi panas 2 kabel penghantar yang

Journal of Electrical Technology, Vol. 6, No.2, Juni 2021 55


ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak) Ahmad Y., Yusa A., Lisa A. Siregar, Rancang Bangun....

Tabel 2. Hasil pengukuran pada sensor2. Dengan demikian data logic keluaran tiap port
adalah: PORTB:11110010= F2 hexa
Suhu(°C) Voutsensor(V)
PORTD :10101010 =
26,0 0,260V
AA hexaPORTC:
28,1 0,281V 00000000= 00hexa
30,1 0,301V
Analisa:
32,1 0,321V
34,1 0,34V Dari data di atas jika dibandingkan antara data
program dengan hasil pengukuran por takan
36,0 0,36V
terlihat adanya kesamaan antara program dan
38,1 0,381V keluaran tiap pin. Hasil menunjukkan tidak
40,2 0,401V terdapat perbedaan, sehingga dapat dinyatakan
42,1 0,420V rangkaian kontroler telah bekerja.
44,0 0,440V
46,1 0,460V 3. Pengujian Catu Daya Sistem
Catu daya yang digunakan adalah trafo
48,2 0,481V
stepdown. Pengujian dilakukan dgn mengukur
50,0 0,501V tegangan keluaran catu daya saat berbeban dan
52,1 0,521V tanpa beban. Terdapat 2 test point output yaitu
54,0 0,541V output setelah penyearah dan output setelah
regulator 7805. Berikut adalah data hasil
pengukuran catu daya :
4.2.2 Pengujian Mikrokontroler Atmega 8
Tabel 4. Hasil pengukuran tegangan
Tujuan pengujian mikrokontrol er adalah untuk
Output catu daya.
mengetahui apakah mikrokontroler telah bekerja
Regulator Output dc Output
dengan baik atau tidak. Untuk pengujian ini akan
dilakukan perbandingan antara program yang Tanpabeban 13,7V 5,02V
dibuat dgn hasil pengukuran. Dimana tiap port
keluaran diukur dengan volt meter kemudian Dgnbeban 12,3V 5,01V
dibandingkan dengan data yang diprogram. Jika
terdapat perbedaan logik maka berarti ada indikasi
kesalahan dan harus diperiksa ulang. Pembahasan:
Algoritma program dalam Bahasa C untuk Dari pengukuran di atas dapat diambil
pengujian tersebut adalah: kesimpulan bahwa tegangan yang dihasilkan telah
memenuhi kebutuhan rangkaianyang dibuat yaitu
DDRB = 0xFF;PORTB = 0xF2;DDRC =
12V dan 5V. Dengan demikian pengujian ini
0xFF;PORTC = 0x00;DDRD =
dinyatakan berhasil.
0xFF;PORTD=0xAA;
Data tegangan hasil pengukuran pada pin 4. Pengujian modul display M1632
mikrokontroler Atmega 8 adalah sbb: Pengujian display LCD dilakukan dengan
programyang dibuat khusus untuk menampilkan
Tabel 3. Hasil pengukuran pin mikrokontroler.
sebuah pesanpada LCD tersebut. Program dibuat
Pin Vout(V) dengan bahasa C, kemudian diunggah pada
1. 4,97 kontroler. Berikut adalah list program yg dibuat
2. 0,0 untuk pengujian tersebut.
Init_lcd();while(1)
3. 5,0
4. 0,0 {
5. 5,0 lcd_clear();
6. 0,0 lcd_putsf("THERMAL
7. 5,01 PROTEKSI");delay_ms(1
8. 0,0 000);
9. 2,99 lcd_clear();
10. 2,01
lcd_putsf("PADAKABEL
11. 5,01
DAYA");delay_ms(1000);
12. 0,0
13. 5,00 }
14. 0,01 Setelah diunduh pada mikrokontroler dan
15. 5,0 dijalankan,maka pada display LCD akan muncul
kata "THERMAL PROTEKSI" pada baris

56 Journal of Electrical Technology, Vol. 6, No.2, Juni 2021


Ahmad Y., Yusa A., Lisa A. Siregar, Rancang Bangun.... ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak)

pertama dan "PADA KABEL DAYA" pada baris 1. Dari hasil pengujian yang dilakukan dapat
pertama juga secara bergantian dengan durasi 1 diambil kesimpulan bahwa Rancang bangun
detik, Dengan tampilan seperti itu maka system proteksi termal pada kabel daya berhasil
pengujian display dinyatakan telah bekerja dibuat dan bekerja sesuai tujuannya.
dengan baik sesuai dengan yang diprogramkan. 2. Kalibrasi suhu berhasil dilakukan dengan
program bahasa C yaitu dengan mengalikan
data sensor dengan sebuah konstanta. Nilai
5. Pengujian secara keseluruhan
Konstanta dalam hal ini adalah bernilai 100
Pengujian dilakukan setelah semua komponen
C/Volt.
dihubungkan menjadi satu sistem. Prosedur
3. Relay proteksi bekerja sesuai fungsinya yaitu
pengujian adalah dengan mengaktifkan sistem,
memutuskan arus beban saat temperatur
kemudian memberikan inputan dan mengamati
melampaui 60 derajat celcius.
output yang dikeluarkan oleh sistem. Catat semua
4. Sensor LM35 mengubah temperature menjadi
data jika dibutuhkan. Pada saat catu daya
tegangan dengan resolusi 10 mV / °C. Nilai
diaktifkan sistem akan mulai bekerja yaitu mulai
konversi sensor cukup linear sehingga tidak
membaca sensor dan menampilkannya pada
membutuhkan proses linearisasi seperti halnya
display. Displayakan menunjukkan temperatur
sensor nonlinear.
kedua kabel saat itu. Karena kabel belum terbebani
5. Dengan system proteksi thermal pada kabel
maka temperature yang terukur adalah sama
maka kerusakan kabel dapat dihin dari dan juga
dengan suhu kamar yaitu berkisar 27 hingga 28
dapat menghindari akibat fatal misalnya kabel
derajat celcius. Pada kondisi ini, relay akan on dan
meleleh dan terjadi hubung singkat yang dapat
arus beban akan mengalir. Setelah itu pengujian
menyebabkan kebakaran Kerusakan pada
dilanjutkan dengan menaikkan arus beban yang
transformator distribusi (MS248) dikarenakan
mengalir pada kabel yaitu dengan menambah
pembebanan tidak seimbang, yang terjadi
beban misalnya pemanas air, lampu pijar, dan
akibatka retbushing trafo merembes yang
motor dan sebagainya yang berdaya besar. Setelah
menyebabkan minyak trafomenetes sehingga
semua beban dihidupkan, tampak kenaikan
batas/level miyak trafo berkurang yang
temperature pada pada salah satu sensor dimana
mengakibatkan transformator mimir.
yang kabelnya dialiri arus beban. Kenaikan
beberapa derajat secara siknifikan terbaca dan
DAFTAR PUSTAKA
tertampil pada display. Namun pada pengujian ini
tidak sanggup menaikkan temperature hingga batas
[1]. Haryanto, Arif Kurnadi. 2016. Alat Ukur
yang dibuat yaitu 60 derajat celcius
suhu Untuk Panel listrik Dengan
karenakekuranganbebandanterbatasnyaarussupplai
Memanfaatkan Gelombang Panas Panel
dari rumah. Untuk itu, untuk menguji system
Listrik Yang Ada Di Gedung Fakultas
hingga mencapai titik proteksi maka dilakukan
Unnes. Universitas Negeri Semarang
dengan bantuan misalnya memanaskannya dengan
[2]. Kadir, Abdul. 2013. Panduan praktis
pemanas lain misalnya solder atau seterika.
mempelajari aplikasi mikrokontroler dan
Pemanas didekatkan padasalah satu sensor,
pemogramannya menggunakan Arduino.
spontan temperatur akan naik secaradrastis dan
Yogyakarta: Andi
melampaui 60 derajat. Pada saat itu relayakan cut
[3]. Muklis, Yulisdin. 2010. Pemanas Dengan
off dan arus beban terputus seketika. Semuabeban
system pendeteksi suhu otomatis dengan
akan mati karena relay tersebut “OFF”. Proses
pengaman kebocoran panas. Universitas
dilanjutkan dengan tetap mengamati temperatur
Gunadarma
sensor. Temperatur akan berangsur turun secara
[4]. Maickel, Osean . 2019. Pengukuran Suhu
perlahan hingga suhu mencapai batas normal yaitu
Dengan Sensor Suhu Infra Merah MLX
35 derajat celcius. Saat temperature sudah di
90614 Berbasis Arduino. Universitas Sanata
bawah 35 derajat,relay secara otomatis diaktifkan
Dharma, Yogyakarta
kembali dan beban kembali hidup. Dengan hasil
[5]. Rakhmat,Syaefullah.2006. Rancang Bangun
pengujian seperti di atas maka dapat dinyatakan
Alat Ukur Konduktivitas Panas Bahan
alat proteksi termal pada kabel telah bekerja
Dengan Metode Needle Probe Berbasis
dengan baik sesuai dengan yang diinginkan.
Mikrokontroler AT89S52”. Laboratorium
Instrumentasi Dan Electronika UNDIP
V. KESIMPULAN
[6]. Syahwil,Muhammad.2014. Paduan mudah
simulasi dan praktek Mikrokontroler
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti
Arduino. Yogyakarta: Andi
dapat menyimpulkan beberapa kesimpulan sebagai
berikut:

Journal of Electrical Technology, Vol. 6, No.2, Juni 2021 57

Anda mungkin juga menyukai