Anda di halaman 1dari 56

A.

Prinsip-Prinsip Penyusunan Formasi


Kebutuhan pegawai baik di perusahaan swasta maupun di lingkungan Dinas
Pemerintahan akan selalu bertambah seiring berkembangnya institusi yang
menaungi. Perkembangan perusahaan/institusi ini tak pelak membutuhkan pegawai
baru yang mengisi unit bagian yang semakin banyak. Untuk merekrut pegawai baru,
ada beberapa hal yang harus dicermati mengenai analisis analisis kebutuhan
pegawai.

Analisis kebutuhan pegawai merupakan dasar bagi penyusunan formasi. Analisis


kebutuhan pegawai adalah suatu proses perhitungan secara logis dan teratur dari
segala dasar-dasar/faktor-faktor yang ditentukan untuk dapat menentukan jumlah
dan susunan pangkat Pegawai Negeri Sipil yang diperlukan oleh suatu satuan
organisasi negara untuk mampu melaksanakan tugasnya secara berdayaguna,
berhasil guna dan berkelanjutan Analisis kebutuhan dilakukan berdasarkan: 

a. Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan adalah macam-macam pekerjaan yang harus dilakukan oleh
suatu satuan organisasi dalam melaksanakan tugas pokoknya, misalnya
pekerjaan pengetikan, pemeriksaan perkara, penelitian, perawatan orang sakit,
dan lain-lain. 

b. Sifat Pekerjaan
Sifat pekerjaan adalah pekerjaan yang berpengaruh dalam penetapan formasi,
yaitu sifat pekerjaan yang ditinjau dari sudut waktu untuk melaksanakan pekerjaan
itu. Ada pekerjaan-pekerjaan yang cukup dilaksanakan selama jam kerja saja,
misalnya pekerjaan tata usaha, tetapi ada pula pekerjaan yang hams dilakukan
selama 24 jam penuh, misalnya pemadam kebakaran, tenaga medis dan para
medis di rumahrumah sakit pemerintah. 

c. Perkiraan Beban Kerja


Adalah frekuensi rata-rata dari masing-masing jenis pekerjaan dalam jangka
waktu tertentu.

Page 1
d. Perkiraan Kapasitas Pegawai
Adalah kemampuan rata-rata seorang pegawai untuk menyelesaikan suatu
jenis pekerjaan dalam jangka waktu tertentu. Perkiraan beban kerja dan prakiraan
kapasitas kerja diperlukan untuk masing-masing jenis pekerjaan. 

e. Jenjang dan Jumlah Jabatan serta Pangkat, 


Penentuan jenjang, jumlah jabatan dan pangkat dalam suatu organisasi harus
ditinjau dari sudut keseluruhan organisasi dan tidak ditinjau per unit organisasi.
Penentuan susunan pangkat merupakan satu syarat mutlak untuk dipelihara
dengan baik dalam suatu organisasi. 

f. Analisis Jabatan
Analisis kebutuhan pegawai dapat diperoleh melalui analisis jabatan untuk
mengetahui secara konkrit jumlah dan kualifikasi pegawai yang dibutuhkan oleh
suatu unit organisasi untuk mampu melaksanakan tugasnya secara berdayaguna,
berhasilguna, dan berkesinambungan. Analisis jabatan adalah suatu kegiatan
mengumpulkan, menilai, dan mengorganisasikan informasi tentang jabatan.

g. Prinsip pelaksanaan pekerjaan 


Prinsip pelaksanaan pekerjaan sangat besar pengaruhnya dalam menentukan
formasi pegawai. Misalnya, apabila pekerjaan membersihkan ruangan atau
merawat pekarangan harus dikerjakan sendiri oleh satuan organisasi yang
bersangkutan, maka harus diangkat pegawai untuk pekerjaan-pekerjaan itu, akan
tetapi kalau pekerjaan membersihkan ruangan dan merawat pekarangan
diborongkan kepada pihak ketiga, maka tidak perlu mengangkat pegawai untuk
pekerjaan itu. 

h. Peralatan yang tersedia


Peralatan yang tersedia atau yang diperkirakan akan tersedia dalam
menyelesaikan pekerjaan sesuai tugas pokok akan mempengaruhi jumlah dan
mutu pegawai yang diperlukan. Pada umumnya makin tinggi mutu peralatan kerja
yang ada dan tersedia dalam jumlah yang memadai akan mengurangi jumlah
pegawai yang diperlukan.

Page 2
i. Kemampuan Keuangan Negara/ Daerah
Faktor kemampuan keuangan negara adalah faktor penting yang selalu harus
diperhatikan dalam penentuan formasi Pegawai NegeriSipil. Walaupun
penyusunan formasi telah sejauh mungkin ditetapkan berdasarkan analisis
kebutuhan pegawai seperti diuraikan terdahulu, akan tetapi apabila kemampuan
keuangan negara masih terbatas, maka penyusunan formasi tetap harus
didasarkan kemampuan keuangan negara yang tersedia. Meskipun formasi telah
disusun secara rasional berdasarkan hasil analisis jabatan dan analisis
kebutuhan, realisasinya tetap disesuaikan dengan kemampuan anggaran yang
tersedia.

Lalu bagaimana penyusunan formasi pegawai untuk swasta?, hal apasajakah


yang harus dipertimbangkan?. Untuk perusahaan swasta berukuran kecil
perekrutan pegawai baru lebih ditekankan pada kebutuhan perusahaan dan dana
yang tersedia, namun untuk perusahaan berskala besar, prinsip diatas juga dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan selain prinsip-prinsip yang tentunya
dimiliki perusaan sendiri.

B. Sistem penyusunan formasi


Sistem penyusunan formasi dapat digunakan system sama dan system ruang
ligkup. Sistem sama merupakan system yang menentukan jumlah dan kualitas
pegawai yang sama bagi semua satuan organisasi tanpa membedakan besar
kecilnya beban kerja.Sedangkan system ruang lingkup merupakan suatu system
yang menetukan jumlah dan kualitas pegawai berdasarkan jenis, sifat dan beban
kerja yang dibebankan kepada suatu organisasi. 

Metode
Dalam menghitung formasi, banyak metode yang dapat dipergunakan. Namun
demikian, dalam pedoman ini disajikan metoda yang sederhana yang memungkinkan
dapat memberi kemudahan bagi instasi menggunakannya. Metoda yang dipilih
adalah metoda beban kerja yang diidentifikasi dari :

 Hasil kerja

Page 3
 Objek kerja
 Peralatan kerja
 Tugas per tugas jabatan

penysunan formasi pegawai

Prinsip Penyusunan Formasi


Dalam penyusunan formasi hendaknya diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. setiap jenjang jabatan jumlah pegawainya sesuai dengan beban kerjanya.
2. setiap perpindahan dalam posisi jabatan yang baik karena adanya mutasi atau
promosi dapat dilakukan apabila tersedia posisi jabatan yang lowong.
3. selain beban kerja organisasi tidak berubah komposisi jumlah pegawai juga tidak
berubah.

C. Faktor-Faktor Penyusunan Formasi


Faktor yang mempengaruhi penempatan formasi diatur dalam pasal 2
peraturan pemerintah nomor 5 tahun 1976 yang menyatakan bahwa formasi untuk
masing-masing satuan organisasi Negara disusun berdasarkan:
a. Jenis pekerjaan adalah macam-macam pekerjaan yang harus dilakukan oleh
suatu satuan organisasi dalam melaksanakan tugas pokoknya misalnya
pengetikan pemeliharaan arsip, penelitian, dan lain-lain.
b. Sifat pekerjaan yang mempengaruhi penetapan formasi lamanya waktu yang
digunakan untuk melaksanakan pekerjaan itu. Sebagaimana diketahui pekerjaan
pada umumnya dapat dilakukan selama 24 jam terus menerus memerlukan
pegawai yang lebih banyak.
c. Perkiraan beban kerja dan kemampuan Pegawai Negeri sipil dalam jangka waktu
tertentu. Yang dimaksud dengan beban kerja adalah frekwensi rata-rata, masing-
masing jenis pekerjaan dalam jangka waktu tertentu. Perkiraan beban kerja

Page 4
masing-masing satuan organisasi dapat dilakukan berdasarkan
perhitungan/pengalaman. Misalnya perkiraan beban kerja pengetikan dan
pengangendaan dapat didasarkan jumlah dan jenis perkara yang terjadi pada
waktu dan daerah tertentu. Apabila sudah dapat diperkirakan beban kerja masing-
masing satuan organisasi, untuk menentukan jumlah pegawai yang diperlukan
ditetapkan perkiraan kapasitas seseorang Pegawai Negeri.
d. Prinsip pelaksanaan pekerjaan sangat berpengaruh dalam menentukan formasi,
misalnya apabila ditentukan bahwa membersihkan ruangan dan merawat
pekerjaaan harus dikerjakan oleh satuan organisasi yang bersangkutan, maka
harus diangkat pegawai untuk menjalankan pekerjaan itu.
e. Jenjang dan jumlah pangkat pekerjaan yang tersedia, jenjang jumlah dan jabatan
yang tersedia dalam masing-masing satu organisasi harus selalu diperhatikan
dalam menentukan formasi, sehingga dengan demikian dapat dipelihara piramida
kepangkatan dan jabatan yang sehat.
f. Peralatan yang tersedia
Peralatan yang tersedia diperkirakan akan tersedia dalam melaksanakan tugas
pokok mempengaruhi penentuan jumlah pegawai yang diperlukan.
g. kemampuan keuangan negara
dalam menetapkan formasi, faktor kemampuan keuangan negaraadalah faktor
penting yang harus selalu diperhatikan.

D. Analisa Kebutuhan Pegawai


Analisis kebutuhan pegawai dapat diperoleh melalui analisis jabatan untuk
mengetahui secara konkrit jumlah dan kualifikasi pegawai yang dibutuhkan oleh
suatu unit organisasi untuk mampu melaksanakan tugasnya secara berdayaguna,
berhasilguna, dan berkesinambungan. Analisis jabatan adalah suatu kegiatan
mengumpulkan, menilai, dan mengorganisasikan informasi tentang jabatan. Analisis
jabatan meliputi:

1. Uraian jabatan atau uraian pekerjaan, yaitu informasi yang lengkap tentang
tugas dan berbagai aspek lain dari suatu jabatan atau pekerjaan. 
2. Kualifikasi atau syarat-syarat jabatan, yaitu keterangan mengenai syarat-
syarat yang diperlukan oleh seorang pegawai untuk dapat melakukan tugas
tertentu misalnya pendidikan tertentu, 

Page 5
3. Peta jabatan, yaitu susunan nama dan tingkat jabatan struktural dan
fungsional yang tergambar dalam suatu struktur unit organisasi dari tingkat
yang paling rendah sampai dengan yang paling tinggi dan jenis jabatan
fungsional serta jumlah yang diperlukan.

Selain prinsip-prinsip diatas ada beberapa hal lain yang mesti dicermati dalam
penyusunan formasi pegawai, yakni:

1. Formasi adalah jumlah dan susunan pangkat yang diperlukan dalam suatu
satuan organisasi Negara untuk mampu melaksanakan tugas pokok dalam
jangka waktu tertentu.
2. Persediaan pegawai adalah jumlah PNS yang dimiliki saat ini. Persediaan
pegawai disebut juga dengan Bezetting.
3. Analisis kebutuhan pegawai adalah proses yang dilakukan secara logic,
teratur, dan berkesinambungan untuk mengetahui jumlah dan kualitas
pegawai yang diperlukan. Analisis kebutuhan pegawai dilakukan agar
pegawai memiliki pekerjaan yang jelas sehingga pegawai secara nyata terlihat
sumbangan tenaganya terhadap pencapaian misi organisasi atau program
yang telah ditetapkan.
4. Standar kemampuan Rata-rata pegawai adalah standar kemampuan yang
menunjukkan ukuran enerji rata-rata yang diberikan seorang pegawai atau
sekelompok pegawai untuk memperoleh satu satuan hasil. Standar
kemampuan rata-rata pegawai disebut standar prestasi rata-rata pegawai.
5. Beban kerja adalah sejumlah target pekerjaan atau target hasil yang harus
dicapai dalam satu satuan waktu tertentu.

E. Pengadaan Pegawai
Apabila suatu perusahaan memerlukan tenaga kerja baru, maka akan
diusahakan untuk menarik atau mencari tenaga yang di hararapkan dapat
melaksanakan tugas dengan baik. Langkah ini sebenarnya merupakn langkah
kedua, sedangkan langkah pertama ialah menentukan keadaan dan sifat pekerjaan
yang lowong serta keadaan dan sifat atau kecakapan orang/tenaga kerja yang
diharapkan sanggup melakukan pekerjaan itu. Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa sesungguhnya pencarian atau penarikan tenaga kerja di lakukan setelah

Page 6
diketahui kualifikasi yang harus dimiliki tenaga kerja yang akan dicari, antara lain
menyangkut pengetahuan, pengalaman, kepribadiannya dan sebagainya.

Namun sebelum mencari pegawai baru ada beberapa hal yang harus
diperhatikan baik untuk instansi pemerintah, maupun swasta, hal ini meliputi; prinsip-
prinsip penyusunan formasi, sistem penyusunan formasi, analisa jabatan, sampai
pada anggaran/budget yang tersedia, kesemua itu harus dicermati dengan baik.

Agar pelaksanaan pengadaan pegawai kantor berjalan lancar, maka


pelaksanaanya harus berdasarkan prosedur yang ada. Adapun langkah-langkahnya
sebagai berikut:

1. Menetapkan perencanaan kebijakan kepegawaian, sehingga menghasilkan


penggolongan pekerjaan, analisa pekerjaan, gambaran pekerjaan dan rincian
pekerjaan.
2. Menentukan penarikan pegawai dari sumber-sumber tenaga kerja, baik intern
maupun ekstern.
3. Membuat pengumuman lowongan pekerjaan, analisis pekerjaan, gambaran
pekerjaan dan perincian pekerjaan.
4. Penerimaan surat lamaran pekerjaan dari calon tenaga kerja.
5. Mengadakan seleksi atau penyaringan administrasi dari surat lamaran yang
masuk.
6. Menentukan diterima tidaknya lamaran kerja (dipilih yang memenuhi
persyaratan).

Page 7
7. Menyiapkan segala perangkat seleksi (baik soal, pedoman penilaian maupun
standar kelulusan).
8. Melakukan pemanggilan bagi calon yang memenuhi syarat untuk mengikuti
tes atau ujian.
9. Mengadakan seleksi pegawai, berupa tes lisan, tertuis, intelegensi, psikotes,
dan kesehatan jasmani.
10. Memeriksa hasil tes dan sekaligus menentukan rangking serta jumlah calon
yang lulus.
11. Memanggil calon pegawai yang lulus untuk mengikuti masa percobaan.
12. Mengangkat pegawai dengan Surat Keputusan dalam status masa
percobaan.
13. Calon pegawai mengikuti orientasi masa percobaan.
14. Melakukan penilaian selama calon mengikuti orientasi.
15. Menentukan lulus tidaknya masa orientasi.
16. Membuat Surat Keputusan pengangkatan pegawai berstatus pegawai tetap.
17. Menempatkan pegawai pada jenjang jabatan tertentu dengan tugass,
wewenang dan tanggung jawab.
18. Melakukan pembinaan dan pemeliharaan terhadap pegawai, agar para
pegawai berkembang dan betah bekerja di perusahaan.

F. Cara Penanganan Pemeliharaan Dokumen Administrasi Kepegawaian


Penanganan dokumen administrasi kepegawaian dapat dilakukan sebagai
berikut :
a. Menghimpun : Menghimpun merupakan kegiatan mencari dan mengusahakan
tersedianya segala keterangan untuk keperluan tertentu yang tadinya masih
belum di klasifikasikan penghimpunannya.
b.   Mencatat : mencatat merupakan kegiatan membubuhkan berbagai
keterangan tertulis pada dokumen yang masih dianggap penting agar tulisan
dapat dibaca, dikirim, dan disimpan.
c.    Mengolah : mengolah adalah macam-macam kegiatan dengan mengerjakan
keterangan dengan maksud menyajikan maksud yang lebih bermanfaat.
d.   Menggandakan : menggandakan merupakan kegiatan memperbanyak dengan
berbagai cara tertentu sebanyak jumlah tertentu yang diinginkan.

Page 8
e.    Mengirim : kegiatan menyampaikan dokumen ke pihak lain dengan
menggunakan alat dan perantara.
f.     Menyimpan : kegiatan menyimpan data dan dokumen tertentu di tempat
tertentu dengan tujuan agar dokumen dapat terjaga semaksimal mungkin, dan
bisa digunakan suatu saat jika diperlukan.

Pemeliharaan Dokumen Administrasi Kepegawaian


a. Data Fisik
Penyimpanan dokumen berupa fisik maksudnya adalah penyimpanan
dokumen atau file berupa kertas, surat, gambar, patung dan lain-lain.
Penyimpanan dokumen fisik ini biasanya disebut arsip, yaitu menyimpan
secara langsung dokumen ditempat yang telah ditentukan dan diberi label
tertentu.
b.    Data Digital
Penyimpanan dokumen berupa data digital merupakan penyimpanan
dokumen atau file berupa data computer atau hasil scanning dari file data fisik.

Berikut ini beberapa kelebihan dari sistem data digital yang menjadi
pertimbangan untuk memilih data digital sebagai pilihan dalam penyelesaian
permasalahan tersebut karena:
1.   Sistem data digital memberikan kemudahan dalam proses penyimpanan,
pencarian kembali dan penyajian informasi yang dibutuhkan. Kemudahan dari
sistem data digital disebabkan karena sebagian proses pengolahan data
dapat dilakukan oleh system komputer yang akan dibangun.
2.   Ruang tempat penyimpanan data digital tidak membutuhkan banyak tempat,
karena data digital dapat disimpan pada hardisk, Removeable, dan dalam
bentuk Compact Disk. Berbeda dengan data konvensional semakin ditambah
datanya maka akan memerlukan banyak tempat penyimpanan.
3.   Data digital mudah dilakukan back-up file, karena back-up file dapat dilakukan
setiap saat sesuai kebutuhan. Bila terjadi kerusakan data maka data pada
back-up yang masih tersimpan dapat dipergunakan kembali. Jika pada data
konvensional jika dilakukan back-up data akan berakibat penambahan ruang
tempat penyimpanan data.

Page 9
4.    Data digital juga mudah untuk dilakukan manajemen dan pengelolaan. Pada
penelitin ini pengelolaan data digital mempergunakan manajemen folder. Pada
proses manejemen data digital sebagian proses dilakukan oleh sistem yang
akan dibangun.
5.    Memberikan kemudahan akses terhadap data digital, penggunaan yang
fleksible dan kemudahan distribusi data digital jika diperlukan. Dengan adanya
berbagai kemudahan dari pengelolaan data digital tersebut perlu diperhatikan
masalah hak cipta dan hak kepemilikan materi digital. Setiap materi digital
yang menjadi bagian dari distribusi elektronik bersifat rentan terhadap
pengkopian dan pendistribusian oleh orang-orang yang tidak bertanggung
jawab terhadap penggunaan data digital. Perlindungan hak cipta dan sebagai
autentikasi data digital dengan mempergunakan teknik hidden message
(steganografi). Steganografi adalah suatu teknik yang mengijinkan para
pengguna untuk menyembunyikan suatu pesan didalam pesan yang lain
secara kasat mata tidak merubah bentuk data digitalnya. Dengan steganografi
dimungkinkan untuk menyembunyikan informasi hak cipta seperti identitas
seorang pengarang, tanggal ciptaan, dan lainlain. Steganografi adalah suatu
cara menyisipkan/menyembunyikan informasi kedalam berbagai macam
variasi jenis dokumen seperti: gambar, audio , video, text atau file biner.

Peraturan Cara Penanganan Pemeliharaan Dokumen Administrasi Kepegawaian

1.   Biasakan menyimpan dokumen mengenai kepegawaian dalam tempat khusus.

2.   Aturlah letak penyimpanan dokumen sesuai kronologis tanggal tahun atau


sesuai masalahnya.

3.   Jangan gunakan dokumen ada ditempat aman.

4.   Pastikan dokumen ada ditempat aman.

5.   Jauhkan dari air, minyak dan panas matahari.

6.   Taburkan kamper atau beri butir penyerap air (slice gel) dalamrak/lemari.

7.   Bolak balikkan dokumen setiap 3 bulan sekali diruang terbuka agar tidak
lembab/lengket.

Page
10
8.   Hindari sesering mungkin mengfotocopy dokumen karna memperpendek umur
dokumen

9.   Bila terpaksa mengambil dokumen anda untuk keperluan tertentu, pastikan


memberi penanda ditempatnya.

10. Dokumen dibuat dalam bentuk digital agar salinannya juga aman
denganmenggunakan scanner.

G. Pangkat Dan Jabatan

1. Pengertian Pangkat dan Jabatan Pegawai

Yang dimaksud dengan pangkat adalah kedudukan yang menunjukkan


tingkat seorang pegawai dalam susunan kepegawaian dan yang digunakan
sebagai dasar penggajian. Oleh karena itu setiap pegawai diangkat dengan
pangkat tertentu.
Kenaikan pangkat adalah penghargaan yang diberikan atas
pengabdian pegawai yang bersangkutan terhadap instansi tertentu. Misalnya
Pegawai Negeri Sipil (PNS) terhadap Negara, Pegawai kantor terhadap
perusahaannya dan lain-lain. kenaikan pangkat ini dimaksudkan agar pegawai
tersebut mampu meningkatkan tingkat produktivitasnya, memiliki motivasi
yang lebih untuk lebih melakukan hal-hal yang bersifat inovatif atau
setidaknya tidak akan melanggar aturan yang ada didalam instansi.
Jabatan adalah sekelompok posisi yang sama dalam suatu organisasi.
Dalam Pegawai Negeri Sipil (PNS) jabatan adalah kedudukan yang
menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang pegawai
negeri sipil dalam kerangka suatu satuan organisasi.

2. Jabatan Struktural dan Jabatan Fungsional


Jabatan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu jabatan structural
dan jabatan fungsional. Jabatan struktural adalah jabatan yang secara tegas
ada dalam struktur organisasi, seperti sekretaris jenderal, direktur, kepala
seksi dan lain-lain. Sedangkan jabatan fungsional adalah jabatan yang ditinjau
dari sudut fungsinya dalam suatu satuan organisasi, misalnya peneliti, dokter
ahli, juru ukur dan lain-lain. jadi jabatan structural terikat dalam tugas yang

Page
11
sama untuk suatu organisasi, sedangkan jabatan fungsional merupakan
jabatan yang berdasarkan pada fungsi atau tugas khusus masing-masing.

3. Hubungan Pangkat dan Jabatan


Pangkat dan jabatan pegawai sangat berhubungan erat. Dalam
Pegawai Negeri sipil, pangkat diangkat sebagai suatu pangkat dan jabatan
tertentu sesuai dengan kecakapan, pengabdian, dan prestasi kerja menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam instansi yang lain.
pangkat dan jabatan sejalan (berbanding lurus) sesuai dengan tingkat
kemampuan terhadap instansi tempatnya bernaung dan peraturan yang
berlaku.
Dalam penjelasan pasal 17 ayat 2 UPK 1974, dikatakan bahwa dalam
pelaksanaan system karier dan system prestasi kerja harus ada kaitan antara
pangkat dengan jabatan, atau perlu adanya pengaturan jenjang kepangkatan
setiap jabatan. Pangkat pegawai negeri sipil yang diangkat dalam suatu
jabatan harus sesuai dengan pangkat yang diterapkan untuk jabatan itu.
Dalam jabatan structural, pegawai negeri sipil yang berpangkat lebih rendah
tidak dapat membawahi langsung pegawai negeri sipil yang berpangkat lebih
tinggi.
Selanjutnya hendaknya dibedakan pula antara pengertian pangkat
dengan golongan. Golongan menunjukkan ruang gaji. Pengangkatan pertama
menjadi pegawai ditetapkan sebagai calon pegawai negeri sipil dalam masa
percobaan dan kepadanya diberikan gaji pokok menurut golongan ruang gaji
yang sesuai dengan pangkat yang akan diberikan kepada yang bersangkutan.
Jadi golongan menunjukkan ruang gaji yang dipergunakan sebagai dasar
dalam menentukan gaji pokok.
Pangkat dan jabatan dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut :
Pangkat
Golongan/ruang I/a - Juru Muda
Golongan/ruang I/d - Juru Tingkat I
Golongan/ruang II/a - Pengatur Muda, dan sebagainya.

Jabatan
Kepala - Kepala Seksi

Page
12
- Kepala Bagian
- Kepala Biro
- Kepala Kantor Wilayah
- Kepala Dinas
Direktur
Direktur Jenderal

4. Kenaikan Pangkat Pilihan ·


Landasan Hukum
Ketentuan yang mengatur kenaikan pangkat pilihan dapat ditemukan dalam :
o Pasal 18 UPK 1974
o Pasal 9 sampai dengan pasal 12 peraturan pemerintah nomor 3 tahun 1980
tentang pengangkatan dalam pangkat pegawai negeri sipil.

Pengertian Kenaikan Pangkat Piliahan


Menurut penjelasan pasal 18 ayat 1 UPK 1974, yang dimaksud dengan
kenaikan pangkat pilihan adalah kenaikan pangkat yang membutuhkan
pemenuhan syarat-syarat yang ditentukan dan jabatan. Jadi, walaupun
seorang pegawai negeri sipil telah memenuhi syarat-syarat umum untuk
kenaikan pangkat, jika jabatannya belum memadai untuk pangkat itu, ia
belum dapat memperoleh kenaikan pangkat pilihan.
Pasal 9 peraturan pemerintah nomor 8 tahun 1980 merumuskan
kenaikan pangkat pilhan sebagai kenaikan pangkat yang diberikan kepada
pegawai negeri sipil yang memangku jabatan structural dan jabatan
fungsional tertentu dan telah memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan.
Dari rumusan tersebut dapat dikatakan bahwa kenaikan pangkat pilihan
hanya dapat diberika kepada pegawai yang memangku jabatan fungsional
dan structural tertentu. Jabatan fungsional yang dimaksud ditetapkan lebih
lanjut oleh menteri yang bertanggungjawab dalam bidang penertiban dan
penyempurnaan aparatur Negara dengan memperhatikan usul menteri, jaksa
agung, pimpinan kesekretariatan lembaga tertinggi Negara, pimpinan
lembaga pemerintah non-departemen atau gubernur yang bersangkutan dan
setelah mendengar pertimbangan kepala badan administrasi kepegawaian
Negara.

Page
13
Syarat Kenaikan pangkat Pilihan
Pangkat pegawai negeri sipil dapat dinaikkan setiap kali setingkat lebih
tinggi apabila :
1. Empat tahun
a. Pegawai yang bersangkutan telah empat tahun dalam pangkat yang
sama
b. Setiap unsur dalam DP3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam dua
tahun terakhir.
2. Lima tahun
a. Pegawai yang bersangkutan telah lima tahun dalam pangkat yang
sama
b. Setiap unsur DP3 rata-rata bernilai baik, dengan ketentuan tidak ada
unsur penilaian yang bernilai kurang
3. Enam tahun
a. Pegawai yang bersangkutan telah enam tahun dalam pangkat yang
sama.
b. Setiap unsur dalam DP3 rata-rata cukup, dengan ketentuan tidak ada
unsur penilaian yang bernilai kurang.

Untuk syarat-syarat kenaikan pangkat pilihan yang masih dibawah


pangkat terendah dari suatu jenjang jabatan ditentukan sebagai berikut :
1. Dua Tahun
a. Pegawai yang bersangkutan sekurang-kurangnya telah dua tahun
dalam pangkat yang sama
b. Pengawai yang bersangkutan sekurang-kurangnya telah satu tahun
memangku jabatan.
c. Setiap unsur dalam DP3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam dua
tahun terakhir.
2. Tiga Tahun
a. Pegawai yang bersangkutan sekurang-kurangnya telah tiga tahun
dalam pangkat.
b. Pegawai yang bersangkutan sekurang-kurangnya telah satu tahun
memangku jabatan.

Page
14
c. Setiap unsur dalam DP3 rata-rata bernilai baik dalam dua tahun
terakhir dengan ketentuan tidak ada unsur DP3 yang bernilai kurang.

Perlu diketahui bahwa kenaikan pangkat pilihan maksimum masih di


bawah pangkat terendah dari suatu jenjang jabatan sebanyak-banyaknya
tiga kali selama menjadi pegawai negeri sipil.
Kenaikan pangkat pilihan untuk pegawai negeri sipil yang memangku
jabatan fungsional ditentukan sebagai berikut :
1. Dua tahun
a. Pegawai yang bersangkutan sekurang-kurangnya telah dua tahun
dalam pangkat yang dimilikinya.
b. Pegawai yang bersangkutan telah memenuhi angka kredit yang telah
ditentukan.
c. Setiap unsur dalam DP3 sekurang-kurangnya bernilai baik selama dua
tahun terakhir.
2. Tiga tahun
a. Pegawai yang bersangkutan sekurang-kurangnya tiga tahun dalam
pangkat yang dimilikinya.
b. Pegawai yang bersangkutan telah memenuhi angka kredit yang
ditentukan.
c. Setiap unsur dalam DP3 rata-rata bernilai baik selama dua tahun
terakhir,dengan ketentuan tidak ada unsur penilaian yang bernilai
kurang.

Kenaikan Pangkat Pilihan bukan hak Pegawai


Kenaikan pangkat dan pilihan bukan merupakan hak pegawai,
melainkan kepercayaan dan penghargaan yang diberikan kepada seorang
pegawai negeri sipil atas prestasi kerjanya. Pegawai negeri sipil yang telah
menunjukkan prestasi kerja yang tinggilah yang mungkin mendapat kenaikan
pangkat pilihan.

5. Kenaikan Pangkat Reguler


Landasan Hukum
Ketentuan yang mengatur kenaikan pangkat regular adalah :

Page
15
1. Pasal 18 UPK 1974
2. Pasasl 7 dan pasal 8 peraturan Pemerintah nomor 3 tahun 1980.

Pengertian Kenaikan Pangkat Reguler


Kenaikan pangkat regular adalah kenaikan pangkat yang diberikan
kepada pegawai yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan tanpa
memperhatikan jabatan yang dipangkunya.
Kenaikan pangkat regular bagi pegawai negeri sipil diatur sebagai
berikut :
a. Kenaikan pangkat regular pegawai yang memiliki surat tanda tamat belajar
sekolah dasar adalah sampai dengan pangkat pengatur muda golongan
ruang II/a.
b. Kenaikan pangkat regular pegawai yang memiliki surat tanda tamat belajar
sekolah menengah kejuruan tingkat pertama 3 tahun dan surat tanda tamat
belajar sekolah menengah kejuruan tingkat pertama 4 tahun sampai
dengan pangkat pengatur tingkat I golongan ruang II/d.
c. Kenaikan pangkat regular pegawai yang memiliki surat tanda tamat belajar
sekolah menengah umum tingkat pertama adalah sampai dengan pangkat
pengatur golongan ruang II/e.
d. Kenaikan pangkat regular pegawai yang memiliki surat tanda tamat sekolah
menengah umum tingkat atas, surat tanda tamat belajar sekolah mengenah
kejuruan tingkat atas non guru 3 tahun, izajah diploma I, surat tanda tamat
belajar sekolah menengah kejuruan tingkat ast non guru 4 tahun, surat
tanda tamat belajar kejuruan tingkat atas guru 3 tahun dan akta I adalah
sampai dengan tingkat I golongan ruang III/a.
e. Kenaikan pangkat regular pegawai yang memiliki izajah sarana muda dan
izajah diploma II adalah sampai dengan pangkat penata muda tingkatt U
golongan ruang III/b.
f. Kenaikan pangkat regular pegawai yang mempunyai izajah sekolah guru
pendidikan luar biasa, ijazah diploma II Politeknik, dan akta III adalah
sampai dengan pangkat penata golongan ruang III/c
g. Ijazah sarjana, ijazah dokter, apoteker adalah sampai dengan pangkat
penata golongan ruang III/d.

Page
16
h. Ijazah pascasarjana, Spesialis I, dan akta IV adalah sampai dengan
pangkat Pembina golongan ruang IV/a.
i. Ijazah/gelar doctor, ijazah spesialis II dan akta V adalah sampai dengan
pangkat Pembina tingkat I golongan ruang IV/b.

Syarat-Syarat Kenaikan Pangkat regular


Kenaikan pangkat regular dapat diberikan setiap kali setingkat lebih
tinggi apabila pegawai negeri sipil yang bersangkutan :
a. Empat tahun :
a. Pegawai yang bersangkutan telah empat tahun dalam pangkat yang
dimilikinya.
b. Setiap unsur DP3 sekurang-kurangnya bernilai baik.
b. Lima Tahun :
a. Pegawai yang bersangkutan telah lima tahun dalam pangkat yang
dimilikinya.
b. Setiap unsur DP3 sekurang-kurangnya bernilai cukup.

Kenaikan Pangkat regular adalah hak Pegawai


Kenaikan pangkat regular merupakan hak pegawai, oleh sebab itu
apabila seorang pegawai telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan pada
dasarnya pangkat pegawai tersebut harus dinaikkan, kecuali apabila ada
alasan yang sah untuk menundanya.

6. Kenaikan Pangkat Anumerta


Landasan Hukum
Ketentuan yang mengatur pemberian kenaikan pangkat anumerta
dapat ditemukan dalam :
1) Pasal 19 ayat 6 UPK 1974
2) Pasal 19 sampai dengan pasal 25 peraturan pemerintah nomor 3 tahun
1980.

Pengertian Kenaikan Pangkat Anumerta


Kenaikan pangkat anumerta adalah kenaikan pangkat setingkat lebih
tinggi yang diberikan oleh pemerintah sebagai penghargaan kepada pegawai

Page
17
negeri sipil yang tewas dalam pengabdian dan atas jasa-jasanya kepada
Negara dan bangsa.

Yang dimaksud dengan tewas adalah :


a. Meninggal dunia dalam dan karena tugas kewajibannya.
b. Meninggal dunia dalam keadaan lain yang berhubungan dengan dinasnya,
sehingga kematian itu disamakan dengan meninggal dunia dalam dank
arena menjalankan tugas dan kewajibannya.
c. Meninggal dunia langsung karena luka atau cacat jasmani atau cacat rohani
yang didapat dalam dank arena menjalankan tugas dan kewajibannya. d.
Meninggal dunia karena perbuatan anasir yang tidak bertanggungjawab
ataupun sebagai akibat tindakan terhadap anasir itu.

Hal-hal yang perlu diperhatikan


Hal-hal penting yang perlu diperhatikan sehubungan dengan
pemberian kenaikan pangkat anumerta adalah sebagai berikut :
a. Pegawai negeri sipil yang tewas dinaikkan pangkatnya setingkat lebih
tinggi.
b. Kenaikan pangkat anumerta mulai berlaku pada tanggal tewasnya pegawai
negeri sipil yang bersangkutan.
c. Keputusan kenaikan pangkat anumerta diusahakan sebelum pegawai
negeri sipil yang tewas tersebut dikebumikan.
d. Agar pelaksanaan pemberian kenaikan pangkat anumerta tepat pada
waktunya, pejabat yang berwenang dapat mengeluarkan keputusan
sementara.
e. Apabila tempat kedudukan pejabat yang berwenang jauh sehingga tidak
memungkinkan pemberian kenaikan pangkat tepat pada waktunya,
keputusan sementara diberikan oleh gubernur atau bupati/walikota yang
bersangkutan.
f. Keputusan sementara tentang pemberian kenaikan pangkat anumerta
tersebut dilaporkan kepada pejabat yang berwenang disertai dengan
bahan-bahan sebagai dasar pertimbangan pengeluaran keputusan
sementara.

Page
18
g. Laporan tersebut dikirim dalam waktu tujuh hari sejak mulai berlakunya
keputusan sementara.
h. Kenaikan pangkat anumerta membawa akibat dalam bidang keuangan,
yaitu kenaikan gaji pokok yang dengan sendirinya merupakan dasar dalam
pemberian pension untuk menetapkan pension pokok bagi janda/duda
pegawai negeri sipil yang tewas tersebut. Akan tetapi keputusan sementara
tentang pemberian kenaikan pangkat anumerta tidak membawa akibat
keuangan. Akibat keuangan dari keputusan semenara baru timbul sesudah
keputusan yang tetap (defenitif) dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang.

Prosedur Penetapan Keputusan Tetap


Apabila terdapat alasan-alasan yang cukup untuk memberikan
kenaikan pangkat anumerta, pejabat yang berwenang menyampaikan usul
tersebut kepada :
1. Kepala BAKN bagi pegawai negeri sipil golongan ruang IV/a ke bawah
2. Presiden bagi pegawai negeri sipil golongan ruang IV/b keatas.

Apabila ternyata pegawai yang diusulkan kenaikan pangkatnya


memenuhi persyaratan, keputusan sementara tentang pemberian kenaikan
pangkat anumerta :
1. Ditetapkan menjadi keputusan (defenitif) oleh pejabat yang berwenang
setelah mendapat persetujuan dari kepala BAKN, bagi pegawai negeri sipil
golongan IV/a kebawah.
2. Ditetapkan menjadi keputusan tetap (defenitif) dengan keputusan presiden
bagi pegawai negeri sipil golongan ruang IV/b ke atas.

Perlu diketahui bahwa apabila pegawai yang bersangkutan tidak


memenuhi syarat-syarat untuk memberi kenaikan pangkat anumerta,
keputusan sementara tentang kenaikan pangkat tersebut tidak dapat
ditetapkan jadi keputusan tetap (defenitif), dengan ketentuan bahwa
keputusan sementara tersebut tidak perlu dicabut/dibatalkan.

Page
19
7. Pengangkatan dalam Jabatan
Landasan Hukum
Ketentuan yang mengatur pengangkatan dalam jabatan pegawai negeri
sipil dapat ditemukan dalam :
1. Pasal 17 UPK 1974
2. Pasal 19 sampai dengan pasal 22 UPK 1974

Hal-hal yang perlu diketahui


1. Pegawai negeri sipil diangkat dalam suatu pangkat dan jabatan tertentu
sesuai dengan kecakapan, pengabdian dan prestasi kerjanya menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam rangka pelaksanaan
system karier dan system prestasi kerja harus ada kaitan antara
kepangkatan dengan jabatan, atau dengan perkataan lain perlu ada
pengaturan jenjang kepangkatan pada setiap jabatan. Pangkat pegawai
negeri sipil yang diangkat dalam suatu jabatan harus sesuai dengan
pangkat yang ditentukan untuk jabatan itu.
2. Prinsip pokok penempatan dalam jabatan adalah menempatkan dalam
jabatan adalah menempatkan orang yang tepat pada tempat yang tepat
(the right man on the right side). Dalam system pembinaan karier yang
sehat selalu ada kaitan yang erat antara jabatan dan pangkat, artinya
seorang pegawai negeri sipil yang ditunjuk menduduki sesuatu jabatan
harusnya memiliki pangkat yang sesuai dengan jabatan itu. 3. Dalam upaya
menjamin objektivitas dalam mempertimbangkan dan menetapkan
kenaikan pangkat dan pengangkatan dalam jabatan, perlu diadakan daftar
penilaian pelaksanaan pekerjaan (condiute staat) dan daftar urut
kepangkatan (ranglyst).
4. Demi kelancaran pelaksanaan tugas, pegawai negeri sipil yang memangku
jabatan tertentu yang dalam menjalankan tugasnya dilapangan perlu
dengan segera dikenali oleh masyrakat umum, tanda pengenal perlu
segera ditetapkan, umpamanya pejabat bea cukai, imigrasi dan lain-lain.
tanda pengenal itu dapat berupa seragam dan atau tanda lain yang
diperlukan.
5. Untuk kepentingan pelaksanaan tugas kedinasan dan sebagai salah satu
usaha untuk memperluas pengalaman dan mengembangkan bakti, perlu

Page
20
diadakan perpindahan jabatan dan perpindahan wilayah kerja bagi pegawai
negeri sipil terutama bagi mereka yang menjabat pimpinan dengan tidak
merugikan hak kepegawaiannya.

H. Unsur-Unsur Yang Dinilai


Unsur-unsur yang dinilai dalam DP3 meliputi:
1. Kesetiaan
Dalam arti sempit kesetiaan adalah ketaatan, dan pengabdian kepada
Pancasila, UUD 1945, Negara dan pemerintah. Sedangkan dalam arti yang
luas yang dimaksud dengan kesetiaan adalah tekad dan kesanggupan
mentaati, melaksanakan, dan mengamalkan sesuatu dengan disertai penuh
dengan kesadaran dan tanggungjawab. Tekad dan kesanggupan tersebut
harus dibuktikan dalam sikap dan tingkah laku sehari-hari serta dalam
pelaksanaan tugas. Pada umumnya yang dimaksud dengan pengabdian
adalah penyumbangan pikiran dan tenaga secara iklas dengan
mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan golongan dan pribadi.
2. Prestasi Kerja
Prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai
dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Pada umumnya
prestasi seorang pegawai dipengaruhi oleh kecakapan, keterampilan,
pengalaman dan kesungguhan pegawai yang bersangkutan
3. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah kesanggupan seorang pegawai dalam
menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya
dan tepat pada waktunya serta berani memikul resiko atas keputusan yang
diambilnya atau tindakan yang diakuinya.
4. Ketaatan
Ketaatan adalah kesanggupan seorang pegawai untuk menaati segala
peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku,
menaati perintah yang diberikan oleh atasan yang berwenang, serta
kesanggupan untuk tidak melanggar larangan yang ditentukan.
5. Kejujuran

Page
21
Pada umumnya yang dimaksud dengan kejujuran adalah ketulusan hati
seorang pegawai dalam melaksanakan tugas dan kemampuan untuk tidak
menyalahgunakan wewenang yang diberikan kepadanya.
6. Kerja Sama
Yang dimaksud dengan kerjasama adalah kemampuan seseorang
pegawai untuk bekerja bersama-sama dengan orang lain dalam
menyelesaikan suatu tugas yang ditentukan, sehingga tercapai daya guna
dan hasil guna yang sebesar-besarnya sesuai dengan target yang
dutentukan.
7. Prakarsa
Prakarsa adalah kemampuan seorang pegawai untuk mengambil
keputusan, langkah-langkah atau melaksanakan suatu tindakan yang
diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dari
atasan.
8. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan seorang pegawai untuk
meyakinkan orang lain sehingga dapat dikerahkan secara maksimal untuk
pelaksanaan tugas pokok. Dapat juga dikatakan, kepemimpinan adalah
kemampuan seseorang pegawai negeri sipil untuk mempengaruhi orang lain
sehingga orang tersebut memiliki kemauan dan semangat kerja dalam
melaksanakan tugasnya.

I. Pejabat Penilai
Pejabat penilai adalah atasan langsung dari PNS yang dinilai, dengan ketentuan
sebagai berikut:

1. Serendah-rendahnya  Kepala  Urusan  atau  pejabat  lain  yangsetingkat


dengan itu,  kecuali ditentukan  lain  oleh  Menteri,  Jaksa  Agung,  Pimpinan
Kesekretariatan,  Lembaga  Tertinggi/Tinggi Negara,  Pimpinan  Lembaga
Pemerintah  Non  Departemen,  dan  Gubernur  dalam  lingkungan masing-
masing.
2. Pejabat penilai dapat memberikan penilaian apabila ia telah membawahi PNS
yang bersangkutan sekurang-kurangnya 6 bulan, kecuali  untuk  suatu  mutasi
kepegawaian  maka  pejabat  penilai  dapat melakukan  penilaian

Page
22
pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan bahan-bahan yang
ditinggalkan leh pejabat yang lama.
3. Pejabat peniaia berkewajiban melakukan penilaian terhadap PNS yang secara
langsung berada di awahnya.
4. Penilaian  dilakukan  pada  bulan  Desember  tiap-tiap  tahun,  jangka  waktu
penilaian  mulai  bulan Januari  sampai  dengan  Desember  dalam  tahun
yang bersangkutan

Berikut ini daftar pejabat penilai di lingkungan PNS

Page
23
 

Page
24
 

Page
25
Page
26
 

Page
27
Ketentuan Bagi CPNS

1. DP-3  hanya  dibuat  dalam  tahun  yang  bersangkutan  apabila sampai


dengan Desember telah 6 bulan menjadi CPNS.
2. Apabila belum 6 bulan menjadi CPNS, P-3 dilakukan dalam tahun berikutnya.
3. CPNS  yang  akan  diangkat  menjadi  PNS,  P-3  dilakukan  sekurang-
kurangnya 1 tahun menjadi CPNS terhitung mulai secara nyata melaksanakan
tugasnya sesuai dengan ketentuan Peraturan pemerintah Nomor 6 Tahun
1976 Pasal 12 jo Peraturan pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 Pasal 14,

Page
28
sehingga tidak usah lagi dibuat DP-3 nya pada Desember tahun yang
bersangkutan. 

Kewajiban Pejabat Penilai 

1. Melakukan P-3 terhadap PNS yang berada di bawahnya


2. Mengisi  dan  memelihara  buku  catatan  penilaian  yang  memuat  catatan
tingkah laku/perbuatan/tindakan PNS yang menonjol baik yang positif atau
negatif selama 5 tahun. Buku catatan -3 PNS yang diangkat menjadi Pejabat
Negara, sedang menjalankan tugas belajar diperbantukan/dipekerjakan pada
perusahaan  milik  negara,  organisasi  profesi,  badan  swasta  yang
ditentukan, negara sahabat atau badan internasional tetap dipelihara oleh
Pejabat Penilai dari  instansi induk  dengan  menggunakan  bahan-bahan  dari
pimpinan  yang besangkutan di mana PNS tersebut bekerja atau tugasbelajar.

J.Tata Cara Penilaian 


Penilai P3 dilakukan dengan mengisi format penilaian yang sudah ada
lampirannya yakni lampiran peraturan pemerintah nomor 10 tahun 1979. Nilai
dinyatakan dengan sebutan dan angka sebagai berikut: 

No Sebutan (huruf) Angka


1 Amat baik 91-100
2 Baik 76-90
3 Cukup 61-75
4 Cukup 51-60
5 Kurang 50 kebawah

Setelah melakukan penilaian kemudian selanjutnya hasil penilaian tersebut


dituangkan dalam DP3, DP-3 yang dibuat dan telah ditandatangani oleh pejabat
penilai diberikan secara langsung kepada PNS yang dinilai oleh pejabat penilai.
Apabila tempat bekerja antara pejabat penilai dengan PNS yang dinilai berjauhan,
maka DP-3 dikirimkan kepada  PNS  yang  dinilai. 

PNS  yang  dinilai  wajib  mencantumkan  tanggal penerimaan  DP-3  yang


dikirimkan  kepadanya  pada ruangan  yang disediakan. Apabila  PNS  yang

Page
29
dinilai  menyetujui  penilaian  terhadap  dirinya,  ia menendatangani  DP-3
tersebut  pada  tempat  yang  disediakan,  kemudian mengembalikan  DP-3
tersebut kepada  pejabat  penilai  selambat-lambatnya  14 (empat  belas)  hari
terhitung  mulai  ia  menerima  DP-3 itu.  DP-3  yang  telah ditandatangani  oleh
PNS  yang  dinilai  diteruskan  oleh  pejabat  penilai  kepada 
atasan  pejabat  penilai  dalam  waktu  sesingkat  mungkin  untuk  mendapatkan
pengesahan.

Seperti inilah contoh Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri


Sipil.

Page
30
Page
31
Page
32
Page
33
Page
34
K. Atasan Pejabat Penilai
Atasan pejabat penilai adalah atasan langsung dari pejabat penilai. Atasan
pejabat penilai berkewajiban memeriksa DP3 yang disampaikan kepadanya,
memeriksa keberatan pegawai dan tanggapan pejabat penilai, dan apabila
keberatan tersebut cukup beralasan, atasan pejabat penilai dapat mengubah nilai
yang dibuat oleh pejabat peniali. Perubahan yang dibuat oleh atasan pejabat
penilai tidak dapat diganggu gugat. DP3 baru berlaku setelah disahkan oleh
atasan pejabat penilai.

L. Sifat Dan Kegunaan DP3 (SKP)

1. SIFAT DP-3
Sifat DP-3 adalah rahasia:
-   Harus disimpan dan dipelihara dengan baik
-   Hanya dapat diketahui oleh PNS yang dinilai, pejabat penilai atasan,
pejabat penilai, atasan dari atasan pejabat penilai (sampai yang tertinggi)
dan atau pejabat lain yang karena tugas atau jabatannya mengharuskan ia
mengetahui DP-3.
2. PENGGUNAAN DP-3
a.  Dp-3 digunakan sebagai bahan dalam melaksanakan pembinaan atau
pengembangan karis PNS antara lain: dalam mempertimbangkan kenaikan
pangkat, penempatan dalam jabatan, pemindahan dan lain-lain.
b.  Nilai dalam DP-3 digunakan sebagai bahan pertimbanan untuk
menetapkan suatu mutasi kepegawaian dalam tahun berikutnya kecuali ada
perbuatan tercela yang dilakukan oleh PNS yang bersangkutan yang dapat
mengurangi atau meniadakan nilai tersebut.

M. Cara Penyimpanan DP3 (SKP)


Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan disimpan dan dipelihara dengan baik
oleh pejabat yang diserahi menangani urusan kepegawaian selama kurun waktu
5 (lima) tahun, umpamanya Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan yang dibuat
pada akhir tahun:
1. 1981 disimpan sampai dengan akhir tahun 1986

Page
35
2. 1982 disimpan sampai dengan akhir tahun 1987
3. Dan seterusnya
4. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan yang telah lebih dari 5 tahun tidak
digunakan lagi
5. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan bagi PNS ;
6. Yang berpangkat Pembina golongan ruang IV/a keatas dibuat dalam 2 (dua)
rangkap yaitu;
a) 1 rangkap untuk arsip instansi yang bersangkutan
b) 1 rangkap dikirim kepada Kepala Badan Administrasi Kepegawaian
Negara
7. Yang berpangkat Penata Tingkat I golongan ruang III/d kebawah dibuat 1
rangkap.
8. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan dapat dibuat melebihi jumlah
rangkap sebagai tersebut diatas sesuai dengan ketentuan dari menteri, jaksa
Agung, pimpinan Kesekretariatan Lembaga tertinggi Negara, Pimpinan
Lembaga Pemerintah Non departemen, dan Gubernur kepala Daerah Tingkat
I yang bersangkutan.

N. Pembuatan Duk
Daftar Urut Kepangkatan adalah suatu daftar yang memuat nama Pegawai
Negeri Sipil dari suatu satuan organisasi Negara yang disusun menurut tingkatan
kepangkatan. Daftar  Urut  Kepangkatan  dapat berfungsi sebagai salah  satu
bahan  obyektif  untuk melaksanakan  pembinaan  karier Pegawai  Negeri  Sipil
berdasarkan  sistem karier  dan  sistem  prestasi  kerja,  oleh  karena  itu  Daftar
Urut  Kepangkatan perlu dibuat dan dipelihara secara terus-menerus.

Apabila  ada  lowongan,  maka  Pegawai  Negeri  Sipil  yang  menduduki Daftar
Urut  Kepangkatan  yang lebih  tinggi,  wajib  dipertimbangkan  lebih dahulu  untuk
mengisi  lowongan  tersebut.  Tetapi  apabila  ia tidak  mungkin diangkat untuk
mengisilowongan itukarena tidak memenuhi syarat-syarat lainnya,  seperti syarat-
syarat  kecakapan,  kepemimpinan,  pengalaman,  dan lain-lain,  maka  haruslah
diberitahukan kepadanya,  sehingga  ia  dapat berusaha untuk mengisi
kekurangannya itu untuk masa mendatang.

Page
36
Pembuatan Daftar Urut Kepangkatan

 Menteri,  Jaksa  Agung,  Pimpinan  Kesekretariatan  Lembaga Tertinggi/Tinggi


Negara,  Pimpinan   Lembaga  Pemerintah  Non Departemen,  Gubernur
Kepala  Daerah  Tingkat  I, Bupati/Walikotamadya Kepala  Daerah  Tingkat  II,
dan  pejabat  lain  yang  ditetentukan  oleh Presiden,  membuat  dan
memelihara  Daftar  Urut  Kepangkatan  dalam lingkungannya  masing-
masing.
 Setiap  Kepala/Pimpinan  satuan  organisasi  Negara  serendah rendahnya
pejabat  yang  memangku jabatan  eselon  V  atau  jabatan  lain yang
dipersamakan  dengan  itu,  harus  membuat  Daftar  Urut Kepangkatan dalam
lingkungannya  masing-masing,  sesuai  dengan  ketentuan  yang ditetapkan
oleh pimpinan instansi yang bersangkutan.
 Yang  dimasukkan  dalam  Daftar  Urut  Kepangkatan  hanya  Pegawai
Negeri Sipil saja, tidak termasuk calon Pegawai Negeri Sipil.
 Dengan  memperhatikan  jumlah  pegawai  yang  dikelola  dan  untuk
kepentingan  pembinaan  karier, pembuatan  Daftar  Urut  Kepangkatan  dapat
diatur sebagai berikut: (1)  Pada  tingkat Departemen,  Kejaksaan  Agung,
dan  Pemerintah  Daerah Tingkat  I  disusun  Daftar  Urut Kepangkatan  mulai
golongan  ruang IV/e sampai dengan golongan ruang IV/a.  (2)  Pada tingak
Kesekretariatan  Lembaga  Tertinggi/Tinggi  Negara, Lembaga  Pemerintah
Non Departemen,  Sekretariat  Jenderal, Inspektorat  Jenderal,  Direktorat
Jenderal,  Badan, universitas/Institut Negeri,  Pemerintah  Daerah  Tingkat  II,
dan  instansi  lain yang ditentukan  oleh  Presiden  serta  instansi  lain  yang
setingkat  dengan  itu disusun Daftar  Urut  Kepangkatan  mulai  dari
golongan  ruang  yang tertinggi sampai dengan golongan ruang III/a. (3)  Pada
tingkat  satuan  organisasi  lainna,  seperti  Direktorat,  Biro, Kantor Wilayah
Tingkat  Propinsi,  Dinas  Daerah,  dan  lain-lain  disusun  Daftar Urut
Kepangkatan  mulai  golongan  ruang  yang  tertinggi  sampai dengan
golongan ruang I/a.
 Pembuatan  Daftar  Urut  Kepangkatan  Pegawai  Negeri  Sipil  di  lingkungan
Departemen Pertahanan  Keamanan  diatur  tersendiri  oleh  Menteri
Pertahanan Keamanan.

Page
37
 Ketentuan  lebih  lanjut  mengenai  pelaksanaan  hal-hal  sebagaimana
dimaksud  dalam  huruf  b  dan  d  di  atas,  diatur  oleh  Menteri,  Jaksa
Agung, Pimpinan  Kesekretariatan  Lembaga Tertinggi/Tinggi  Negara,
Pimpinan Lembaga  Pemerintah  Non  Departemen,  Gubernur  Kepala
Daerah  Tingkat I,  Bupati/Walikotamadya  Kepala  Daerah  Tingkat  ii,  dan
pejabat  lain  yang bersangkutan.
 Daftar  Urut  Kepangkatan  segenap  Pegawai  Negeri  Sipil  ,  baik  Pegawai
Negeri  Sipil  Pusat maupun  Pegawai  Negeri  Sipil  Daerah  golongan  ruang
IV/e  sampai  dengan  golongan  ruang IV/a,  disusun  secara  Nasional  oleh
Badan  Administrasi  Kepegawaian  Negara.  Untuk  ini,  maka masing-masing
Departemen,  Kejaksaan  Agung,  Kesekretariatan  Lembaga Tertinggi/Tinggi
Negara,  Lembaga  Pemerintah  Non  Departemen, Pemerintah  Daerah
Tingkat  I,  Pemerintah Daerah  tingkat  II,  dan  Instansi lain  yang  ditentukan
oleh  Presiden,  mengirimkan  kepada  Badan Administrasi Kepegawaian
Negara  Daftar Urut  Kepangkatan dari Pegawai Negeri  Sipil  golongan ruang
IV/e  sampai  dengan  golongan  ruang  IV/a dalam  lingkungannya  masing-
masing.
 Daftar  Urut  Kepangkatan  dibuat  setiap  tahun,  yaitu  harus  sudah  selesai
dibuat pada setiap akhir bulan Desember.
 Untuk kepentingan penyusunan Daftar Urut Kepangkatan secara Nasional,
maka  Daftar  Urut Kepangkatan  golongan  IV/e  sampai  dengan  golongan
ruang  IV/a  dari  masing-masing Departemen,  Kejaksaan  Agung,
Kesekretariatan  Lembaga  tertinggi/Tinggi  Negara,  Lembaga Pemerintah
Non  Departemen,  Pemerintah  Daerah  Tingkat  I,  Pemerintah  Daerah
Tingkat  II,  dan instansi  lain  yang  ditentukan  oleh  Presiden,  harus  sudah
disampaikan  kepada  Kepala  Badan Administrasi  Kepegawaian  Negara
selambat-lambatnya pada akhir bulan Maret. 

O. Nomor Urut Pada DUK


Dalam  Daftar  Urut  Kepangkatan  tidak  boleh  ada  2  (dua)  nama  Pegawai
Negeri  Sipil  yang  sama nomor  urutnya,  maka  untuk  menentukan  nomor urut
yang  tepat  dalam  satu  Daftar  Urut  Kepangkatan diadakan  ukuran secara
berturut-turut  sebagai  berikut:

Page
38
 Pangkat; 
 Jabatan; 
 Masa kerja; 
 Latihan jabatan; 
 Pendidikan; dan 
 Usia.

Berikut ini penjelasan dari pembuatan nomor urut pada daftar urut kepangkatan
diatas.
 Pangkat 
Pegawai  Negeri  Sipil  yang  berpangkat  lebih  tinggi,  dicantumkan
dalam nomor urut yanglebih tinggi dalam Daftar Urut Kepangkatan. Apabila
ada dua  orang  atau  lebih  Pegawai  Negeri  Sipil  yang berpangkat  sama,
umpamanya  Pembina  Tingkat  I  golongan  ruang  IV/b,  maka  dari  antara
mereka yang  lebih  tua  dalam  pangkat  tersebut  dicantumkan  dalam
nomor urut yang lebih tinggi dalam Daftar Urut Kepangkatan. 

Umpamanya: 
Pada  Direktorat  Perbendaharaan  Negara  terdapat  tiga  orang
Pegawai  Negeri  Sipil  bernama  Amat, Bindu,  dan  Cirus  yang berpangkat
sama  ,  yaitu  Pembina  Tingkat  I  golongan  ruang  IV/b, tetapi  Amat
diangkat  dalam  golongan  ruang  IV/b  terhitung  mulai tanggal  1-10-1977,
sedangkan  Bindu  terhitung mulai  tanggal  1-10-1977,  dan  Cirus  terhitung
mulai  tanggal  1-4-1978. Dalam  hal  yang sedemikian susunan  nama
mereka  pada  Daftar  Urut  Kepangkatan Direktorat  Perbendaharaan
Negara,  dimuat dari nama  Amat, kemudian Bindu, dan seterusnya Cirus. 

 Jabatan 
Apabila  ada  dua  orang  atau  lebih  Pegawai  Negeri  Sipil
yang berpangkat  sama  dan  diangkat dalam  pangkat  itu  dalam  waktu
yang sama  pula,  maka  dari  antara  mereka  yang  memangku jabatan  yang
lebih  tinggi  dicantumkan  dalam  nomor  urut  yang  lebih  tinggi  dalam
Daftar Urut Kepangkatan.
 

Page
39
Umpamanya: 
Pada  Sekretariat  Jenderal  Departemen  Agama  terdapat  dua orang
Pegawai  Negeri  Sipil  bernama Abdul  kadir  dan  Abu Bakar  yang
berpangkat  sama  ,  yaitu  Pembina  Utama  Muda golongan  ruang IV/c
masing-masing  terhitung  mulai  tanggal  1 April  1978.  Jabatan  Abdul  Kadir
adalah  Kepala  Biro sedang Jabatan  Abu  Bakar  adalah  Kepala  Bagian.
Dalam  hal  yang sedemikian  ,  maka  Abdul  Kadir dicantumkan  dalam
nomor urut yang lebih tinggi dalam Daftar Urut Kepangkatan. 

Apabila  tingkat  jabatan  sama  juga,  maka  dari  antara  mereka  yang
lebih  dahulu  diangkat  dalam jabatan  yang  sama  tingkatnya  itu,
dicantumkan  dalam  nomor  urut  yang  lebih  tinggi  dalam Daftar Urut
Kepangkatan. 

Umpamanya : 
Pada BiroPerencanaan Sekretariat Jenderal Departemen Dalam negeri
terdapat tiga orang Pegawai Negeri sipil bernama Daud, Eman,  dan  Firman
berpangkat  sama  ,  yaitu  Pembina  tingkat  I golongan  ruang IV/b  terhitung
mulai  tanggal  1  Oktober  1976. Jabatan  Daud  adalah  kepala  Bagian  A
terhitung  mulai tanggal 1Januari 1977 jabatanEman adalah Kepala Bagian B
terhitung mulai  tanggal  1  April  1977,  sedang jabatan  Firman  adalah
kepala Bagian  C  terhitung  mulai  tanggal  1  Oktober  1977. Dalam  hal
yang sedemikian  susunan  ketiga  Pegawai  Negeri Sipil  tersebut  di  atas
dalam Daftar  Urut  Kepangkatan Biro Perencanaan,  yang  teratas  adalah
Daud, kemudian  Eman, barulah Firman. 

Tingkat  jabatan  sebagai  dasar  penyusunan  Daftar  Urut


Kepangkatan, adalah : (a)  Jabatan  struktural  adalah  sebagai  tersebut
dalam Keputusan Presiden  Nomor  15  Tahun  1977  dengan  segala
tambahan dan perubahannya. 

 Masa Kerja 
Apabila  ada  dua  orang  atau  lebih  Pegawai  Negeri  Sipil  yang
berpangkat  sama  sebagaimana dimaksud  dalam  huruf  b,  dan memangku

Page
40
jabatan  yang  sama  sebagaimana  dimaksud  dalam huruf  c, maka  dari
antara  mereka  yang  memiliki  masa  kerja  sebagai  Pegawai Negeri  Sipil
yang lebih  banyak  dicantumkan  dalam  nomor  urut  yang lebih tinggi dalam
Daftar Urut Kepangkatan. 

Umpamanya: 
Pada  Biro  Kepegawaian  SETWILDA  Tingkat  I  Jawa  Barat terdapat
dua  orang  Pegawai  Negeri Sipil bernama  Gino  dan Husein  yang
berpangkat  sama  yaitu  Penata  Tingkat  I  golongan ruang  III/d terhitung
mulai  1  Oktober  1977  dengan  jabatan yang  sama  tingkatnya  yaitu
masing-masing  Kepala bagian sejak  1  April  1978.  Gino  diangkat  menjadi
Pegawai  Negeri Sipil  sejak  tanggal  1  Mei  1963, sedangkan  Husein
diangkat sejak  1  januari  1965.  Dlaam  hal  yang  sedemikian  nama  Gino
dicantumkan  lebih  tinggi  dari  pada  Husein  dalam  Daftar  Urut
Kepangkatan  pada  Biro  Kepegawaian SETWILDA  Tingkat  I Jawa Barat,
karena masa kerja Gino lebih banyak dari Husein. 

Masa  kerja  yang  diperhitungkan  dalam  Daftar  Urut  Kepangkatan,


adalah masa kerja yang dapat diperhitungkan untuk penetapan gaji.

 Latihan Jabatan 
Apabila  ada  dua  orang  atau  lebih  Pegawai  Negeri  Sipil  yang
berpangkat  sama  sebagaimana dimaksud  dalam  huruf  b,  memangku
jabatan  yang  sama  sebagaimana  dimaksud  dalam  huruf  c dan memiliki
masa  kerja  yang  sama  sebagaimana  dimaksud  dalam  huruf d,  maka  dari
antara mereka  yang  pernah  mengikuti  latihan  jabatan yang  ditentukan  ,
dicantumkan  dalam  nomor  urut yang  lebih  tinggi dalam Daftar Urut
Kepangkatan. Apabila  jenis  dan  tingkat  latihan  jabatan  sama, maka  dari
antara mereka  yang  lebih  dahulu  lulus  dicantumkan  dalam  nomor  urut
yang lebih tinggi dalam Daftar Urut Kepangkatan. 

Umpamanya : 
Pada  Inspektorat  jenderal  Departemen  Pendidikan  dan Kebudayaan
terdapat  4  orang  Pegawai Negeri Sipil  bernama Ismail,  Jakub,  Kasim,  dan

Page
41
Leman  yang  berpangkat  sama  yaitu Pembina  Utama  Muda golongan
ruang  IV/c  terhitung  mulai tanggal  1  Oktober  19978,  dengan  jabatan
yang  sama  yaitu Inspektur  sejak  1  Mei  1976,  masuk  Pegawai  Negeri
Sipil  sejak 1  Juli  1955.  Ismail  mengikuti pendidikan  SESPA  LAN  pada
tahun 1976. Jakub  mengikuti  SESPA  LAN  pada  tahun  1977,  Kasim juga
mengikuti  pendidikan  SESPA  LAN  tahun  1977  tetapi  tidak lulus,
sedangkan  Leman  belum pernah  mengikuti  pendidikan latihan  jabatan.
Dalam  hal  yang  sedemikian  urutan  nama Pegawai  Negeri Sipil  tersebut
pada  Daftar  Urut  Kepangkatan Inspektorat  Jenderal  Pendidikan  dan
Kebudayaan dimulai dengan  nama  Ismail,  kemudian  menyusul  Jakub,
Kasim  dan seterusnya Leman. 

Tingkat  latihan  jabatan  yang  digunakan  sebagai  dasar  dalam


Daftar Urut  Kepangkatan  adalah sebagaimana  dimaksud  dalam  lampiran
III Surat Edaran ini.

 Pendidikan 
Apabila  ada  dua  orang  atau  lebih  Pegawai  Negeri  Sipil  yang
berpangkat  sama  sebagaimana dimaksud  dalam  huruf  b,  memangku
jabatan  yang  sama  sebagaimana  dimaksud  dalam  huruf  c, memiliki masa
kerja  yang  sama  sebagaimana  dimaksud  dalam  huruf  d,  dan lulus  dari
latihan jabatan  yang  sama  sebagaimana  dimaksuid  dalam huruf  e,  maka
dari  antara  mereka  yang  lulus dari  pendidikan  yang lebih  tinggi
dicantumkan  dalam  nomor  urut  yang  lebih  tinggi  dalam Daftar Urut
Kepangkatan.  Apabila  tingkat  pendidikan  sama,  maka dari  antara  mereka
yang lebih dahulu lulus dicantumkan  dalam  nomor urut yang lebih tinggi
dalam Daftar Urut Kepangkatan. 
Umpamanya : 
Pada  Direktorat  Jenderal  Pemerintahan  Umum  dan  Otonomi
Daerah  Departemen  Dalam  negeri terdapat  3  orang  Pegawai Negeri  Sipil
bernama  Tina,  Mochtar,  J.  Napitupulu,  mereka memiliki pangkat  yang
sama,  yaitu Penata golongan ruang  III/c terhitung  mulai  1  Oktober  1978,
dengan  jabatan yang  sama yaitu  Kepala  Seksi  sejak  1  Januari  1979,
ketiga-tiganya diangkat  menjadi  calon  Pegawai Negeri  Sipil  sejak  1  April

Page
42
1969,  sama-sama  diangkat  menjadi  Pegawai  Negeri  Sipil  sejak 1  Mei
1970,  sama-sama  mengikuti  dan  lulus  Kursus Perencanaan  tahun  1975.
Tina  memperoleh  gelar Sarjana Hukum  tahun  1967,  Mochtar  memperoleh
gelar  Sarjana Ekonomi  tahun  1966,  sedangkan  J. Napitupulu  memperoleh
gelar  Sarjana  Sosial  tahun  1968.  Dalam  hal  yang  sedemikian urutan
nama ketiga Pegawai Negeri Sipil tersebut di atas dalam Daftar  Urut
Kepangkatan  Direktorat  Jenderal Pemerintahan Umum  dan  Otonomi
Daerah  yang  teratas  adalah  Mochtar, kemudian Tina, dan seterusnya j.
Napitupulu. 

Tingkat  Ijazah/Akta/Diploma/STTB  yang  diperoleh  dari  suatu


pendidikan  yang  dignakan  seabgai dasar  dalam  Daftar  Urut Kepangkatan,
adalahseabgaimana dimaksuddalam lampiran IV Surat Edaran ini.

 Usia 
Apabila  ada  dua  orang  atau  lebih  Pegawai  Negeri  Sipil  yang
berpangkat sama  sebagaimana dimaksud  dalam  huruf  b,  memangku
jabatan  yang sama  sebagaimana  dimaksud  dalam  huruf  c, memiliki  masa
kerja  yang sama  sebagaimana  dimaksud  dalam  huruf  d,  lulus  dari
latihan  jabatan yang sama  sebagaimana  dimaksuid  dalam  huruf  e,  dan
lulus  dari pendidikan  yang  sama  sebagaimana dimaksud  dalam  huruf  f,
maka  dari antara  mereka  yang  berusia  lebih  tinggi  dicantumkan  dalam
nomor  urut yang lebih tinggi dalam Daftar Urut Kepangkatan.

Umpamanya : 
Pada  Biro    Keuangan  Sekretariat  Jenderal  Departemen  Sosial
terdapat  2  orang  Pegawai  Negeri Sipil bernama  Oberlin  dan Poernomo
dengan  pangkat  yang  sama  Penata  Muda  tingkat  I golongan  ruang III/d
terhitung  mulai  tanggal  1  Oktober  1978, Jabatan  kepala  Sub  Bagian
sejak  1  Mei  1966,  dua-duanya memperoleh  Sarjana  Ekonomi  pada  tahun
1965,  belum  pernah mengalami  latihan  jabatan. Operlin  lahir  tanggal  9
Juli  1935, sedangkan  Poernomo  lahir  tanggal  5  Mei  1973.  Dalam  hal
yang sedemikian  urutan  nama  mereka  dalam  Daftar  Urut  Kepangkatan

Page
43
Biro  Keuangan  Sekretariat  Jenderal Departemen  Sosial  dimulai dengan
nama  Oberlin  karena  dia  lebih  tua  usia  dari  pada Poernomo.

P. Keberatan Atas Nomor Dalam DUK


Daftar  Urut  Kepangkatan  yang  telah  ditetapkan ,  diumumkan  dengan
cara sedemikian  rupa  sehingga Pegawai  Negeri  Sipil  yang  bersangkutan
dapat dengan mudah membacanya. Namun bila terdapat keberatan terhadap
nomor urut tersebut dapat mencermati hal berikut ini.

1. Apabila  ada  Pegawai  Negeri  Sipil  yang  berkeberatan  atas  nomor  urut
dalam  Daftar  Urut Kepangkatan,  maka  Pegawai  Negeri  Sipil  yang
bersangkutan  berhak  mengajukan  keberatan secara  tertulis  kepada
Pejabat Pembuat  Daftar  Urut  Kepangkatan  yang  bersangkutan  melalui
hirarki.
2. Keberatan  sebagaimana  dimaksud  dalam  huruf  a  di  atas,  harus  sudah
diajukan  dalam  jangka waktu  30  (tiga  Puluh)  hari  terhitung  mulai
diumumkan  Daftar  Urut  Kepangkatan.  Keberatan yang  diajukan  melebihi
jangka waktu 30 (tiga puluh) hari tidak dipertimbangkan. 
3. Pejabat  Pembuat  Daftar  Urut  Kepangkatan  wajib  mempertimbangkan
dengan seksama keberatan ang diajukan olehPegawai Negeri Sipil dalam
lingkungannya masing-masing. 
4. Apabila  keberatan  yang  diajukan  mempunyai  dasar-dasar  yang  kuat,
maka Pejabat  Pembuat Daftar  Urut  Kepangkatan  menetapkan  Perubahan
nomor urut  dalam  Daftar  Urut  Kepangkatan sebagaimana  mestinya  dan
memberitahukan kepada Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan.
5. Apabila  keberatan  yang  diajukan  tidak  mempunyai  dasar-dasar  yang
kuat, maka  Pejabat Pembuat  Daftar  Urut  Kepangkatan  menolak  keberatan
tersebut  secara  tertulis.
6. Perubahan  nomor  urut  atau  penolakan  atas  keberatan  sebagaimana
dimaksud  di  atas,  harus sudah  ditetapkan  dan  diberitahukan  oleh  Pejabat
Pembuat  Daftar  Urut  Kepangkatan  kepada Pegawai  Negeri  Sipil  yang
bersangkutan  dalam  jangka  waktu  14  (empat  belas)  hari  terhitung mulai
tanggal ia menerima surat keberatan tersebut.

Page
44
7. Apabila  Pegawai  Negeri  Sipil  yang  bersangkutan  merasa  tidak  puas  atas
penolakan  keberatan yang  diajukan  ,  maka  ia  dapat  mengajukan
keberatan banding  secara  tertulis  kepada  Atasan Pejabat  Pembuat  Daftar
Urut Kepangkatan  melalui  hirarki  disertai  dengan  alasan-alasan  yang
lengkap. 
8. Keberatan  tersebut  harus  sudah  diajukan  dalam  jangka  waktu  14  (empat
belas)  hari  terhitung mulai  ia  menerima  penolakan  atas  keberatan
tersebut. Keberatan  yang  diajukan  melebihi  jangka waktu  14  (empat
belas)  hari tidak dipertimbangkan.
9. Keberatan  atas  nomor  urut  Daftar  Urut  Kepangkatan  diajukan  melalui
hirarki,  oleh  sebab  itu keberatan  tersebut  dikirim  kepada  Atasan  Pembuat
Daftar  Urut  Kepangkatan  melalui  Pejabat Pembuat  Daftar  Urut
Kepangkatan.  Pejabat  Pembuat  Daftar  Urut  Kepangkatan  wajib
mempelajari  dengan  seksama  keberatan  Pegawai  Negeri  Sipil  yang
bersangkutan dan membuat tangapan terakhir atas keberatan itu. 
10. Tanggapan  yang  dimaksud  disampaikan  kepada  Atasan  Pejabat
Pembuat Daftar  Urut Kepangkatan  bersama-sama  dengan  surat  keberatan
dari Pegawai Negeri Sipil yangbersangkutan. 
11. Atasan  pejabat  Pembuat  Daftar  Urut  Kepangkatan  yang  menerima
keberatan  atas  nomor  urut dalam  Daftar  Urut  Kepangkatan,  wajib
mempertimbangkan dengan seksama keberatan tersebut.
12. Apabila  terdapat  alasan-alasan  yang  kuat,  maka  Atasan  Pejabat
pembuat Daftar Urut epangkatan menetapkan perubahan nomor urut dalam
Daftar Urut  Kepangkatan  yang  bersangkutan, dan  memberitahukannya
secara tertulis  kepada  pejabat  pembuat  Daftar  Urut  Kepangkatan  dan
Pegawai Negeri  Sipil  yang  bersangkutan.
13. Apabila  tidak  terdapat  alasan-alasan  yang  kuat,  maka  Atasan  Pejabat
pembuat  Daftar  Urut Kepangkatan  menolak  keberatan  tersebut  dan
memberitahukannya  secara  tertulis  kepada Pejabat  pembuat  Daftar  Urut
Kepangkatan  dan  Pegawai  Negeri  Sipil  yang  bersangkutan secara tertulis.
14. Perubahan  nomor  urut  atau  penolakan  atas  keberatan  sebagaimana
dimaksud  di  atas,  harus sudah  ditetapkan  dan  diberitahukan  oleh  Atasan
pejabat Pembuat Daftar  Urut Kepangkatan epada Pejabat Pembuat Daftar
Urut  Kepangkatan  dan  Pegawai  Negeri  Sipil  yang  bersangkutan dalam

Page
45
jangka  waktu  14  (emapt  belas)  hari  terhitung  mulai  tanggal  ia  menerima
surat keberatan tersebut. 
15. Terhadap  perubahan  nomor  urut  dalam  Daftar  Urut  Kepangkatan  atau
penolakan  atas keberatan  yang  ditetapkan  oleh  Atasa  pejabat  Pembuat
Daftar Urut Kepangkatantidak dapat diajukan keberatan. 
16. Terhadap  Daftar  Urut  Kepangkatan  yang  ditanda  tangani  sendiri  oleh
Menteri,  Jaksa  Agung, Pimpinan  Kesekretariatan  Lembaga Tertinggi/Tinggi
Negara,  Pimpinan    Lembaga  Pemerintah Non Departemen,  dan  Gubernur
Kepala  Daerah  Tingkat  I,  tidak  dapat  diajukan keberatan.

Q. Perubahan Dan Penghapusan No Urut Serta Penggunaan DUK


Perubahan 
1. Setiap  mutasi  Kepegawaian  yang  mengakibatkan  perubahan  nomor  urut
dalam  Daftar  Urut Kepangkatan,  umpamanya  kenaikan  pangkat,
penurunan  pangkat,  pengangkatan  dalam  jabatan, pengangkatan  menjadi
Pegawai  Negeri  Sipil,  pemindahan  ,  pemberhentian,  meninggal  dunia,
dan lain-lain dicatat dalam Daftar Urut Kepangkatan yang bersangkutan.
2. Untuk  memudahkan  pemeliharaan  Daftar  Urut  Kepangkatan,  maka
perubahan-perubahan  karena mutasi  Kepegawaian,  pencatatannya  cukup
dengan  menuliskan  jenis  mutasi  Kepegawaian  dan tanggal  berlakunya
pada lajur yang disediakan. 

Penghapusan 
1. Nama  Pegawai  Negeri  Sipil  dihapuskan  dari  Daftar  Urut  Kepangkatan
oleh karena : (1) Diberhentikan sebagai Pegawai Negeri Sipil; (2)  Meninggal
dunia; (3)  Pindah instansi.
2. Penghapusan  nama  tersebut  dilakukan  pada  waktu  penyusunan  Daftar
Urut Kepangkatan untuk tahun berikutnya. 

Umpamanya : 
Pada  Departemen  Perindustrian  seorang  Pegawai  Negeri  Sipil bernama
Amat  diberhentikan  sebagai Pegawai  Negeri  Sipil  pada akhir  bulan  Maret
1979,  dalam  hal  yang  sedemikian,  nama  Amat dihapuskan  dari  Daftar
Urut  Kepangkatan  dalam  tahun  1980  yang disusun pada akhir tahun 1979.

Page
46
R. Pengertian Dan Jenis-Jenis Cuti
Cuti Pegawai Negeri Sipil, selanjutnya disingkat dengan cuti. Cuti adalah
keadaan tidak masuk kerja yang diizinkan dalam jangka waktu tertentu.

Jenis-jenis Cuti PNS :

1. cuti tahunan;
2. cuti besar;
3. cuti sakit;
4. cuti bersalin;
5. cuti karena alasan penting; dan
6. cuti di luar tanggungan Negara.

 Cuti tahunan

1. Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekarang-kurangnya 1 (satu) tahun


secara terus-menerus berhak atas cuti tahunan.
2. Lamanya cuti tahunan adalah 12 (dua belas) hari kerja.
3. Cuti tahunan tidak dapat dipecah-pecah hingga jangka waktu yang kurang
dari 3 (tiga) hari kerja.
4. Untuk mendapatkan cuti tahunan Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan
mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang
memberikan cuti.
5. Cuti tahunan diberikan secara tertulis oleh pejabat yang berwenang
memberikan cuti.
6. Cuti tahunan yang akan dijalankan di tempat yang sulit perhubungannya,
maka jangka waktu cuti tahunan tersebut dapat ditambah untuk paling lama
14 (empat belas) hari.
7. Cuti tahunan yang tidak diambil dalam tahun yang bersangkutan, dapat
diambil dalam tahun berikutnya untuk paling lama 18 (delapan belas) hari
kerja termasuk cuti tahunan dalam tahun yang sedang berjalan.
8. Cuti tahunan yang tidak diambil lebih dari 2 (dua) tahun berturut-turut, dapat
diambil dalam tahun berikutnya untuk paling lama 24 (dua puluh empat)
hari kerja termasuk cuti tahunan dalam tahun yang sedang berjalan.

Page
47
9. Cuti tahunan dapat ditangguhkan pelaksanaannya oleh pejabat yang
berwenang memberikan cuti untuk paling lama 1 (satu) tahun, apabila
kepentingan dinas mendesak.
10. Cuti tahunan yang ditangguhkan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dapat diambil dalam tahun berikutnya selama 24 (dua puluh empat) hari
kerja termasuk cuti tahunan dalam tahun yang sedang berjalan.
11. Pegawai Negeri Sipil yang menjadi guru pada sekolah dan dosen pada
perguruan tinggi yang mendapat liburan menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku, tidak berhak atas cuti tahunan.

 Cuti Besar
1. Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang-kurangnya 6 (enam)
tahun secara terus-menerus berhak atas cuti besar yang lamanya 3 (tiga)
bulan.
2. Pegawai Negeri Sipil yang menjalani cuti besar tidak berhak lagi atas cuti
tahunannya dalam tahun yang bersangkutan.
3. Untuk mendapatkan cuti besar, Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan
mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang
memberikan cuti.
4. Cuti besar diberikan secara tertulis oleh pejabat yang berwenang
memberikan cuti.
5. Cuti besar diberikan secara tertulis oleh pejabat yang berwenang
memberikan cuti.
6. Cuti besar dapat ditangguhkan pelaksanaannya oleh pejabat yang
berwenang untuk paling lama 2 (dua) tahun, apabila kepentingan dinas
mendesak.
7. Selama menjalankan cuti besar, Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan
menerima penghasilan penuh.

 Cuti sakit

1. Pegawai Negeri Sipil yang sakit selama 1 (satu) atau 2 (dua) hari berhak
atas cuti sakit, dengan ketentuan, bahwa ia harus memberitahukan kepada
atasannya.

Page
48
2. Pegawai Negeri Sipil yang sakit lebih dari 2 (dua) hari sampai dengan 14
(empat belas) hari berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan bahwa Pegawai
Negeri Sipil yang bersangkutan harus mengajukan permintaan secara
tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti dengan
melampirkan surat keterangan dokter.
3. Pegawai Negeri Sipil yang menderita sakit lebih dari 14 (empat belas) Hari
berhak cuti sakit, dengan ketentuan bahwa Pegawai Negeri Sipil yang
bersangkutan harus mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat
yang berwenang memberikan cuti dengan melampirkan surat keterangan
dokter yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan.
4. Surat keterangan dokter sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) antara lain
menyatakan tentang perlunya diberikan cuti, lamanya cuti dan keterangan
lain yang dipandang perlu.
5. Cuti sakit sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diberikan untuk waktu
paling lama 1 (satu) tahun.
6. Jangka waktu cuti sakit sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) dapat
ditambah untuk paling lama 6 (enam) bulan apabila dipandang perlu
berdasarkan surat keterangan dokter yang ditunjuk oleh Menteri
Kesehatan.
7. Pegawai Negeri Sipil yang tidak sembuh dari penyakitnya dalam jangka
Waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) dan atau ayat (6), harus Diuji
kembali kesehatannya oleh dokter yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan.
8. Apabila berdasarkan hasil pengujian kesehatan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (7) Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan belum sembuh dari
penyakitnya, maka ia diberhentikan dengan hormat dari jabatannya karena
sakit dengan mendapat uang tunggu berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

S. Pengobatan Perawatan Dan Rehabilitasi Tunjangan Cacat (PP No. 12/1981)

 Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang mengalami kecelakaan karena dinas


sehingga yang bersangkutan menderita sakit, menderita cacat atau bahkan
meninggal dunia sudah selayaknya menperoleh pengobatan, perawatan, dan
rehabilitasi.

Page
49
 Sedangkan bagi mereka yang karena kecelakaan dinas tersebut
mengakibatkan tidak bisa bekerja lagi dalam semua jabatan negeri, perlu
diberikan penghargaan dalam bentuk tunjangan cacat disamping pensiun
yang berhak diterimanya, sehingga ia tetap dapat hidup layak.
 Sedangkan yang meninggal dunia diberikan penghargaan kenaikan pangkat
anumerta dan uang duka tewas.

T. Uang Duka Dan Biaya (PP No.12/1981)

1. Uang Duka Tewas

1) kepada isteri/ suami PNS yang TEWAS diberikan uang duka tewas
sebe sar 6 kali penghasilan sebulan serendah rendahnya Rp.500.000 apabila
meninggalkan lebih dari seorang isteri yang sah, diberikan kepada isteri
pertama(isteri yang paling lama dikawininya tanpa terputus oleh perceraian).
2) apabila tidak meninggalkan isteri/suami, uang duka tewas diberikan
kepada anaknya.
3) apabila tidak meninggalkan isteri/suami ataupun anak, uang duka
tewas diberikan kepada orang tuanya.
4) apabila tidak meninggalkan isteri/ suami,anak ataupun orang tua maka
uang duka tewas diberikan kepada ahli waris lainnya .

PNS YANG DINYATAKAN TEWAS

 MD dalam dan karena menjalankan tugas kewajibannya;


 MD dalam keadaan lain yang ada hubungannya dengan dinasnya ;
 MD yang langsung diakibatkan oleh LUKA / CACAT JASMANI / ROHANI
yang didapat dalam dan karena menjalankan tugas kewajibannya ;
 MD karena perbuatan anasir yang tidak bertanggung jawab ataupun
sebagai akibat tindakan terhadap anasir itu.

2. Biaya pemakaman PNS yang tewas ditanggung oleh negara

Biaya pemakaman yang ditanggung negara adalah

 peti jenazah dan perlengkapannya;

Page
50
 tanah pemakaman dan biaya ditempat pemakaman ;
 angkutan jenazah dari tempat meninggal kekediaman dan atau
 tempat pemakaman serta biaya persiapan pemakaman angkutan dan
penginapan bagi isteri/suami yang sah dan anak yang sah.

apabila tidak mempunyai isteri/suami/anak yang sah, maka yang ditanggung


adalah biaya angkutan dan penginapan sebanyak banyaknya 3 orang dan
penginapan diberikan untuk paling lama 10 hari

3. Uang Duka Wafat

1) isteri/ suami PNS yang WAFAT diberikan uang duka wafat sebesar 3 kali
penghasilan sebulan serendah rendahnya Rp.100.000,- apabila
meninggalkan lebih dari seorang isteri yang sah, diberikan kepada isteri
pertama (isteri yang paling lama dikawininya tanpa terputus oleh perceraian
2) apabila tidak meninggalkan isteri/suami,uang duka wafat diberikan kepada
anaknya.
3) apabila tidak meninggalkan isteri/suami ataupun anak, uang duka wafat
diberikan kepada orang tuanya
4) apabila tidak meninggalkan isteri/suami,anak ataupun orang tua maka uang
duka wafat diberikan kepada ahli waris lainnya

U. Prosedur Pendidikan Dan Pelatihan

Prosedur pendidikan dan pelatihan antara lain :

1. Penyusunan rencana jumlah peserta pendidikan dan pelatihan.


2. Koordinasi dengan Badan Diklat Propinsi dan atau lembaga lain yang terkait
tentang rencana pelaksanaan pendidikan dan pelatihan Pegawai Negeri Sipil
di Kabupaten.
3. Permintaan peserta pendidikan dan pelatihan kepada Satuan Kerja Perangkat
Daerah.
4. Usulan nama-nama peserta pendidikan dan pelatihan oleh Kepala Satuan
Kerja Perangkat Daerah kepada Bupati melalui Badan Kepegawaian Daerah.

Page
51
5. Penerbitan Surat Perintah untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan oleh
Badan Kepegawaian Daerah dan disampaikan kepada masing-masing Kepala
Satuan Kerja Perangkat Daerah.
6. Pemanggilan peserta pendidikan dan pelatihan oleh Badan Kepegawaian
Daerah.
7. Pengiriman peserta pendidikan dan pelatihan.
8. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan.
9. Laporan hasil pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kepada Bupati melalui
Badan Kepegawaian Daerah.
10. Pengembalian peserta pendidikan dan pelatihan kepada Satuan Kerja
Perangkat Daerah masing-masing.

V. Penggolongan Diklat PNS

Diklat PNS terdiri dari 2 jenis: 

-  Diklat prajabatan 

-  Diklat dalam jabatan

1. Diklat Prajabatan

Diklat prajabatan merupakan diklat yang dipersyaratkan dalam


pengangkatan CPNS menjadi PNS. Setiap CPNS untuk diangkat menjadi PNS
wajib mengikuti dan lulus diklat prajabatan CPNS wajib diikut sertakan dalam
diklat prajabatan selambat-lambatnya 2 tahun setelah pengangkatannya sebagai
CPNS. 

Diklat prajabatan dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan dalam


rangka pembentukan  wawasan kebangsaan,  Kepribadian  dan  etika  PNS,
disamping pengetahuan  dasar  tentang  system penyelenggaraan  pemerintah
Negara, Bidang tugas dan budaya organisasinya agar mampu melaksanakan
tugas dan peranannya sebagai pelayan masyarakat. 

Diklat prajabatan terdiri dari: 

 Diklat Prajabatan Golongan I untuk CPNS berijazah SLTP kebawah; 


 Diklat Prajabatan Golongan II untuk CPNS berijazah SLTA sampai D-III; 

Page
52
 Diklat Prajabatan Golongan III untuk CPNS berijazahDiploma IV/S-1

2. Diklat Dalam Jabatan


Diklat dalam jabatan terdiri dari

a. Diklat Kepemimpinan 

Pendidikan  dan  Pelatihan  kepemimpinan  atau  disingkat  Diklatpim


dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi kepemimpinan aparatur
pemerintah yang sesuai dengan jenjang jabatan struktural yang diemban.

Kompetensi  dalam  Pendidikan  dan  pelatihan  kepemimpinan  ini


merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi bagi PNS yangdiangkat dalam
jabatan struktural dalam rangka memenuhi kompetensi jabatannya disamping
syaratsyarat lain yang ditentukan. 

Oleh  karena  diklat  ini  ditujukan  bagi  mereka  yang  akan/sudah  menduduki
jabatan  struktural,  maka keikutsertaan  PNS  dalam  diklat  kepemimpinan
sifatnya  selektif  dan  siikuti  atas  dasar  penugasan, dan bukan  merupakan
fasilitas yang bersifat terbuka dan dapat diminta sebagai hak. 

Hal ini disebabkan jabatan pada dasarnya merupakan  penugasan dan bukan
sesuatu yang dapat diminta. 

Pendidikan dan Pelatihan kepemimpinan terdiri dari empat jenjang yaitu: 

 Diklatpim Tingkat IV, yang dipersyaratkan untuk jabatan eselon IV; 


 Diklatpim Tingkat III, yang dipersyaratkan untuk jabatan eselon III; 
 Diklatpim Tingkat II, yang dipersyaratkan untuk jabatan eselon II;
 Diklatpim Tingkat I, yang dipersyaratkan untuk jabatan eselon I; 

Meskipun  Diklatpim  berjenjang,  namun  keikutsertaan  PNS  dalam  Diklat


kepemimpinan  tingkat tertentu tidak  dipersyaratkan  mengikuti  Diklatpim tingkat
dibawahnya.

Page
53
b.  Diklat fungsional 

Diklat  Fungsional  merupakan  diklat  yang  dilaksanakan  untuk  mencapai


persyaratan  kompetensi  yang sesuai  dengan  jenis  dan jenjang  jabatan
fungsional masing-masing Jenis  dari  jenjang  diklat  fungsional untuk  masing-
masing  jabatan  fungsional tersebut  ditetapkan  oleh  instansi  pembina  jabatan
fungsional yang bersangkutan.

Jenis dan jenjang diklat fungsional: 

1. Diklat  fungsional  keahlian  yaitu  diklat  yang  memberikan  pengetahuan dan


keahlian  fungsional tertentu  yang  berhubungan  langsung  dengan
pelaksanaan tugas jabatan fungsional keahlian yang bersangkutan; 
2. Diklat  fungsional  keterampilan  yaitu  diklat  yang  memberikan pengetahuan
dan keterampilan fungsional tertentu.

c.  Diklat teknis 
Diklat Teknis merupakan diklat yang dilaksanakan untuk mencapai
persyaratan kompetensi teknis yang diperlukan untuk pelaksanaantugas PNS.
Kompetensi  teknis  yang  dimaksud  adalah  kemampuan  PNS dalam
bidangbidang teknis tertentu untuk pelaksanaan tugas masing-masing. 

Jenis dan jenjang diklat teknis :

1. Diklat  teknis  bidang  umum/administrasi  dan  manajemen  yaitu  diklat yang


memberikan keterampilan  dan/atau  penguasaan  pengetahuan  di bidang
pelayanan teknis yang bersifat umum dan di bidang administrasi dan
manajemen  dalam  menunjang  tugas  pokok  instansi  yang bersangkutan; 
2. Diklat  teknis  bidang  substantif  yaitu  diklat  yang  memberikan keterampilan
dan/atau  penguasaan pengetahuan  teknis yang berhubungan  secara
langsung  dengan  pelaksanaan  tugas pokok instansi yang bersangkutan. 

Bagi  PNS  yang  belum  memenuhi  persyaratan  kompetensi jabatan  perlu


mengikuti Diklat teknis yang bekaitan dengan persyaratan kompetensi jabatan
masing-masing.

Page
54
W. Latihan Prajabatan Dan Latihan Dalam Jabatan

1. Diklat Prajabatan

 Calon peserta Diklat Prajabatan ditetapkan oleh Bupati.


 Calon Pegawai Negeri Sipil wajib diikutsertakan mengikuti Diklat Prajabatan
selambat-lambatnya 2 (dua) tahun terhitung mulai tanggal ditetapkan
sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil.

2. Diklat dalam Jabatan


i. Diklat Kepemimpinan Tingkat IV

1. Pangkat/golongan ruang serendah-rendahnya Penata Muda III/a dan telah


atau dipersiapkan untuk menduduki jabatan struktural eselon IV.
2. Pendidikan serendah-rendahnya Sarjana Muda, Diploma Tiga (D-III) atau
yang sederajat.
3. Usia maksimal 40 (empat puluh) tahun pada saat pendaftaran seleksi bagi
yang belum menduduki jabatan.

ii. Diklat Kepemimpinan Tingkat III

1. Pangkat/golongan ruang serendah-rendahnya Penata III/c dan telah atau


dipersiapkan untuk menduduki jabatan struktural eselon III.
2. Pendidikan serendah-rendahnya Strata Satu (S-1) atau yang sederajat.
3. Usia maksimal 45 (empat puluh lima) tahun pada saat pendaftaran seleksi
bagi yang belum menduduki jabatan.

iii. Diklat Kepemimpinan Tingkat II

1. Pangkat/golongan ruang serendah-rendahnya Pembina IV/a dan telah atau


dipersiapkan untuk menduduki jabatan struktural eselon II;
2. Pendidikan serendah-rendahnya Strata Satu (S-I) atau yang sederajat;
3. Usia maksimal 50 (lima puluh) tahun pada saat pendaftaran seleksi bagi
yang belum menduduki jabatan.
4. Persyaratan Diklat Teknis ditetapkan dengan memperhatikan ketentuan-
ketentuan yang termuat dalam Surat Keputusan Kepala Lembaga

Page
55
Administrasi Negara Nomor 7 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum
Pembinaan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Teknis.
5. Persyaratan Diklat Fungsional ditetapkan dengan memperhatikan ketentuan-
ketentuan yang termuat dalam Surat Keputusan Kepala Lembaga
Administrasi Negara Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum
Pembinaan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Fungsional.
6. Peserta yang baru menyelesaikan satu jenis diklat, dapat diusulkan
mengikuti diklat paling cepat 2 (dua) bulan terhitung sejak tanggal penutupan
diklat yang diikuti sebelumnya.

Page
56

Anda mungkin juga menyukai