a. Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan adalah macam-macam pekerjaan yang harus dilakukan oleh
suatu satuan organisasi dalam melaksanakan tugas pokoknya, misalnya
pekerjaan pengetikan, pemeriksaan perkara, penelitian, perawatan orang sakit,
dan lain-lain.
b. Sifat Pekerjaan
Sifat pekerjaan adalah pekerjaan yang berpengaruh dalam penetapan formasi,
yaitu sifat pekerjaan yang ditinjau dari sudut waktu untuk melaksanakan pekerjaan
itu. Ada pekerjaan-pekerjaan yang cukup dilaksanakan selama jam kerja saja,
misalnya pekerjaan tata usaha, tetapi ada pula pekerjaan yang hams dilakukan
selama 24 jam penuh, misalnya pemadam kebakaran, tenaga medis dan para
medis di rumahrumah sakit pemerintah.
Page 1
d. Perkiraan Kapasitas Pegawai
Adalah kemampuan rata-rata seorang pegawai untuk menyelesaikan suatu
jenis pekerjaan dalam jangka waktu tertentu. Perkiraan beban kerja dan prakiraan
kapasitas kerja diperlukan untuk masing-masing jenis pekerjaan.
f. Analisis Jabatan
Analisis kebutuhan pegawai dapat diperoleh melalui analisis jabatan untuk
mengetahui secara konkrit jumlah dan kualifikasi pegawai yang dibutuhkan oleh
suatu unit organisasi untuk mampu melaksanakan tugasnya secara berdayaguna,
berhasilguna, dan berkesinambungan. Analisis jabatan adalah suatu kegiatan
mengumpulkan, menilai, dan mengorganisasikan informasi tentang jabatan.
Page 2
i. Kemampuan Keuangan Negara/ Daerah
Faktor kemampuan keuangan negara adalah faktor penting yang selalu harus
diperhatikan dalam penentuan formasi Pegawai NegeriSipil. Walaupun
penyusunan formasi telah sejauh mungkin ditetapkan berdasarkan analisis
kebutuhan pegawai seperti diuraikan terdahulu, akan tetapi apabila kemampuan
keuangan negara masih terbatas, maka penyusunan formasi tetap harus
didasarkan kemampuan keuangan negara yang tersedia. Meskipun formasi telah
disusun secara rasional berdasarkan hasil analisis jabatan dan analisis
kebutuhan, realisasinya tetap disesuaikan dengan kemampuan anggaran yang
tersedia.
Metode
Dalam menghitung formasi, banyak metode yang dapat dipergunakan. Namun
demikian, dalam pedoman ini disajikan metoda yang sederhana yang memungkinkan
dapat memberi kemudahan bagi instasi menggunakannya. Metoda yang dipilih
adalah metoda beban kerja yang diidentifikasi dari :
Hasil kerja
Page 3
Objek kerja
Peralatan kerja
Tugas per tugas jabatan
Page 4
masing-masing satuan organisasi dapat dilakukan berdasarkan
perhitungan/pengalaman. Misalnya perkiraan beban kerja pengetikan dan
pengangendaan dapat didasarkan jumlah dan jenis perkara yang terjadi pada
waktu dan daerah tertentu. Apabila sudah dapat diperkirakan beban kerja masing-
masing satuan organisasi, untuk menentukan jumlah pegawai yang diperlukan
ditetapkan perkiraan kapasitas seseorang Pegawai Negeri.
d. Prinsip pelaksanaan pekerjaan sangat berpengaruh dalam menentukan formasi,
misalnya apabila ditentukan bahwa membersihkan ruangan dan merawat
pekerjaaan harus dikerjakan oleh satuan organisasi yang bersangkutan, maka
harus diangkat pegawai untuk menjalankan pekerjaan itu.
e. Jenjang dan jumlah pangkat pekerjaan yang tersedia, jenjang jumlah dan jabatan
yang tersedia dalam masing-masing satu organisasi harus selalu diperhatikan
dalam menentukan formasi, sehingga dengan demikian dapat dipelihara piramida
kepangkatan dan jabatan yang sehat.
f. Peralatan yang tersedia
Peralatan yang tersedia diperkirakan akan tersedia dalam melaksanakan tugas
pokok mempengaruhi penentuan jumlah pegawai yang diperlukan.
g. kemampuan keuangan negara
dalam menetapkan formasi, faktor kemampuan keuangan negaraadalah faktor
penting yang harus selalu diperhatikan.
1. Uraian jabatan atau uraian pekerjaan, yaitu informasi yang lengkap tentang
tugas dan berbagai aspek lain dari suatu jabatan atau pekerjaan.
2. Kualifikasi atau syarat-syarat jabatan, yaitu keterangan mengenai syarat-
syarat yang diperlukan oleh seorang pegawai untuk dapat melakukan tugas
tertentu misalnya pendidikan tertentu,
Page 5
3. Peta jabatan, yaitu susunan nama dan tingkat jabatan struktural dan
fungsional yang tergambar dalam suatu struktur unit organisasi dari tingkat
yang paling rendah sampai dengan yang paling tinggi dan jenis jabatan
fungsional serta jumlah yang diperlukan.
Selain prinsip-prinsip diatas ada beberapa hal lain yang mesti dicermati dalam
penyusunan formasi pegawai, yakni:
1. Formasi adalah jumlah dan susunan pangkat yang diperlukan dalam suatu
satuan organisasi Negara untuk mampu melaksanakan tugas pokok dalam
jangka waktu tertentu.
2. Persediaan pegawai adalah jumlah PNS yang dimiliki saat ini. Persediaan
pegawai disebut juga dengan Bezetting.
3. Analisis kebutuhan pegawai adalah proses yang dilakukan secara logic,
teratur, dan berkesinambungan untuk mengetahui jumlah dan kualitas
pegawai yang diperlukan. Analisis kebutuhan pegawai dilakukan agar
pegawai memiliki pekerjaan yang jelas sehingga pegawai secara nyata terlihat
sumbangan tenaganya terhadap pencapaian misi organisasi atau program
yang telah ditetapkan.
4. Standar kemampuan Rata-rata pegawai adalah standar kemampuan yang
menunjukkan ukuran enerji rata-rata yang diberikan seorang pegawai atau
sekelompok pegawai untuk memperoleh satu satuan hasil. Standar
kemampuan rata-rata pegawai disebut standar prestasi rata-rata pegawai.
5. Beban kerja adalah sejumlah target pekerjaan atau target hasil yang harus
dicapai dalam satu satuan waktu tertentu.
E. Pengadaan Pegawai
Apabila suatu perusahaan memerlukan tenaga kerja baru, maka akan
diusahakan untuk menarik atau mencari tenaga yang di hararapkan dapat
melaksanakan tugas dengan baik. Langkah ini sebenarnya merupakn langkah
kedua, sedangkan langkah pertama ialah menentukan keadaan dan sifat pekerjaan
yang lowong serta keadaan dan sifat atau kecakapan orang/tenaga kerja yang
diharapkan sanggup melakukan pekerjaan itu. Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa sesungguhnya pencarian atau penarikan tenaga kerja di lakukan setelah
Page 6
diketahui kualifikasi yang harus dimiliki tenaga kerja yang akan dicari, antara lain
menyangkut pengetahuan, pengalaman, kepribadiannya dan sebagainya.
Namun sebelum mencari pegawai baru ada beberapa hal yang harus
diperhatikan baik untuk instansi pemerintah, maupun swasta, hal ini meliputi; prinsip-
prinsip penyusunan formasi, sistem penyusunan formasi, analisa jabatan, sampai
pada anggaran/budget yang tersedia, kesemua itu harus dicermati dengan baik.
Page 7
7. Menyiapkan segala perangkat seleksi (baik soal, pedoman penilaian maupun
standar kelulusan).
8. Melakukan pemanggilan bagi calon yang memenuhi syarat untuk mengikuti
tes atau ujian.
9. Mengadakan seleksi pegawai, berupa tes lisan, tertuis, intelegensi, psikotes,
dan kesehatan jasmani.
10. Memeriksa hasil tes dan sekaligus menentukan rangking serta jumlah calon
yang lulus.
11. Memanggil calon pegawai yang lulus untuk mengikuti masa percobaan.
12. Mengangkat pegawai dengan Surat Keputusan dalam status masa
percobaan.
13. Calon pegawai mengikuti orientasi masa percobaan.
14. Melakukan penilaian selama calon mengikuti orientasi.
15. Menentukan lulus tidaknya masa orientasi.
16. Membuat Surat Keputusan pengangkatan pegawai berstatus pegawai tetap.
17. Menempatkan pegawai pada jenjang jabatan tertentu dengan tugass,
wewenang dan tanggung jawab.
18. Melakukan pembinaan dan pemeliharaan terhadap pegawai, agar para
pegawai berkembang dan betah bekerja di perusahaan.
Page 8
e. Mengirim : kegiatan menyampaikan dokumen ke pihak lain dengan
menggunakan alat dan perantara.
f. Menyimpan : kegiatan menyimpan data dan dokumen tertentu di tempat
tertentu dengan tujuan agar dokumen dapat terjaga semaksimal mungkin, dan
bisa digunakan suatu saat jika diperlukan.
Berikut ini beberapa kelebihan dari sistem data digital yang menjadi
pertimbangan untuk memilih data digital sebagai pilihan dalam penyelesaian
permasalahan tersebut karena:
1. Sistem data digital memberikan kemudahan dalam proses penyimpanan,
pencarian kembali dan penyajian informasi yang dibutuhkan. Kemudahan dari
sistem data digital disebabkan karena sebagian proses pengolahan data
dapat dilakukan oleh system komputer yang akan dibangun.
2. Ruang tempat penyimpanan data digital tidak membutuhkan banyak tempat,
karena data digital dapat disimpan pada hardisk, Removeable, dan dalam
bentuk Compact Disk. Berbeda dengan data konvensional semakin ditambah
datanya maka akan memerlukan banyak tempat penyimpanan.
3. Data digital mudah dilakukan back-up file, karena back-up file dapat dilakukan
setiap saat sesuai kebutuhan. Bila terjadi kerusakan data maka data pada
back-up yang masih tersimpan dapat dipergunakan kembali. Jika pada data
konvensional jika dilakukan back-up data akan berakibat penambahan ruang
tempat penyimpanan data.
Page 9
4. Data digital juga mudah untuk dilakukan manajemen dan pengelolaan. Pada
penelitin ini pengelolaan data digital mempergunakan manajemen folder. Pada
proses manejemen data digital sebagian proses dilakukan oleh sistem yang
akan dibangun.
5. Memberikan kemudahan akses terhadap data digital, penggunaan yang
fleksible dan kemudahan distribusi data digital jika diperlukan. Dengan adanya
berbagai kemudahan dari pengelolaan data digital tersebut perlu diperhatikan
masalah hak cipta dan hak kepemilikan materi digital. Setiap materi digital
yang menjadi bagian dari distribusi elektronik bersifat rentan terhadap
pengkopian dan pendistribusian oleh orang-orang yang tidak bertanggung
jawab terhadap penggunaan data digital. Perlindungan hak cipta dan sebagai
autentikasi data digital dengan mempergunakan teknik hidden message
(steganografi). Steganografi adalah suatu teknik yang mengijinkan para
pengguna untuk menyembunyikan suatu pesan didalam pesan yang lain
secara kasat mata tidak merubah bentuk data digitalnya. Dengan steganografi
dimungkinkan untuk menyembunyikan informasi hak cipta seperti identitas
seorang pengarang, tanggal ciptaan, dan lainlain. Steganografi adalah suatu
cara menyisipkan/menyembunyikan informasi kedalam berbagai macam
variasi jenis dokumen seperti: gambar, audio , video, text atau file biner.
6. Taburkan kamper atau beri butir penyerap air (slice gel) dalamrak/lemari.
7. Bolak balikkan dokumen setiap 3 bulan sekali diruang terbuka agar tidak
lembab/lengket.
Page
10
8. Hindari sesering mungkin mengfotocopy dokumen karna memperpendek umur
dokumen
10. Dokumen dibuat dalam bentuk digital agar salinannya juga aman
denganmenggunakan scanner.
Page
11
sama untuk suatu organisasi, sedangkan jabatan fungsional merupakan
jabatan yang berdasarkan pada fungsi atau tugas khusus masing-masing.
Jabatan
Kepala - Kepala Seksi
Page
12
- Kepala Bagian
- Kepala Biro
- Kepala Kantor Wilayah
- Kepala Dinas
Direktur
Direktur Jenderal
Page
13
Syarat Kenaikan pangkat Pilihan
Pangkat pegawai negeri sipil dapat dinaikkan setiap kali setingkat lebih
tinggi apabila :
1. Empat tahun
a. Pegawai yang bersangkutan telah empat tahun dalam pangkat yang
sama
b. Setiap unsur dalam DP3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam dua
tahun terakhir.
2. Lima tahun
a. Pegawai yang bersangkutan telah lima tahun dalam pangkat yang
sama
b. Setiap unsur DP3 rata-rata bernilai baik, dengan ketentuan tidak ada
unsur penilaian yang bernilai kurang
3. Enam tahun
a. Pegawai yang bersangkutan telah enam tahun dalam pangkat yang
sama.
b. Setiap unsur dalam DP3 rata-rata cukup, dengan ketentuan tidak ada
unsur penilaian yang bernilai kurang.
Page
14
c. Setiap unsur dalam DP3 rata-rata bernilai baik dalam dua tahun
terakhir dengan ketentuan tidak ada unsur DP3 yang bernilai kurang.
Page
15
1. Pasal 18 UPK 1974
2. Pasasl 7 dan pasal 8 peraturan Pemerintah nomor 3 tahun 1980.
Page
16
h. Ijazah pascasarjana, Spesialis I, dan akta IV adalah sampai dengan
pangkat Pembina golongan ruang IV/a.
i. Ijazah/gelar doctor, ijazah spesialis II dan akta V adalah sampai dengan
pangkat Pembina tingkat I golongan ruang IV/b.
Page
17
negeri sipil yang tewas dalam pengabdian dan atas jasa-jasanya kepada
Negara dan bangsa.
Page
18
g. Laporan tersebut dikirim dalam waktu tujuh hari sejak mulai berlakunya
keputusan sementara.
h. Kenaikan pangkat anumerta membawa akibat dalam bidang keuangan,
yaitu kenaikan gaji pokok yang dengan sendirinya merupakan dasar dalam
pemberian pension untuk menetapkan pension pokok bagi janda/duda
pegawai negeri sipil yang tewas tersebut. Akan tetapi keputusan sementara
tentang pemberian kenaikan pangkat anumerta tidak membawa akibat
keuangan. Akibat keuangan dari keputusan semenara baru timbul sesudah
keputusan yang tetap (defenitif) dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang.
Page
19
7. Pengangkatan dalam Jabatan
Landasan Hukum
Ketentuan yang mengatur pengangkatan dalam jabatan pegawai negeri
sipil dapat ditemukan dalam :
1. Pasal 17 UPK 1974
2. Pasal 19 sampai dengan pasal 22 UPK 1974
Page
20
diadakan perpindahan jabatan dan perpindahan wilayah kerja bagi pegawai
negeri sipil terutama bagi mereka yang menjabat pimpinan dengan tidak
merugikan hak kepegawaiannya.
Page
21
Pada umumnya yang dimaksud dengan kejujuran adalah ketulusan hati
seorang pegawai dalam melaksanakan tugas dan kemampuan untuk tidak
menyalahgunakan wewenang yang diberikan kepadanya.
6. Kerja Sama
Yang dimaksud dengan kerjasama adalah kemampuan seseorang
pegawai untuk bekerja bersama-sama dengan orang lain dalam
menyelesaikan suatu tugas yang ditentukan, sehingga tercapai daya guna
dan hasil guna yang sebesar-besarnya sesuai dengan target yang
dutentukan.
7. Prakarsa
Prakarsa adalah kemampuan seorang pegawai untuk mengambil
keputusan, langkah-langkah atau melaksanakan suatu tindakan yang
diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dari
atasan.
8. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan seorang pegawai untuk
meyakinkan orang lain sehingga dapat dikerahkan secara maksimal untuk
pelaksanaan tugas pokok. Dapat juga dikatakan, kepemimpinan adalah
kemampuan seseorang pegawai negeri sipil untuk mempengaruhi orang lain
sehingga orang tersebut memiliki kemauan dan semangat kerja dalam
melaksanakan tugasnya.
I. Pejabat Penilai
Pejabat penilai adalah atasan langsung dari PNS yang dinilai, dengan ketentuan
sebagai berikut:
Page
22
pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan bahan-bahan yang
ditinggalkan leh pejabat yang lama.
3. Pejabat peniaia berkewajiban melakukan penilaian terhadap PNS yang secara
langsung berada di awahnya.
4. Penilaian dilakukan pada bulan Desember tiap-tiap tahun, jangka waktu
penilaian mulai bulan Januari sampai dengan Desember dalam tahun
yang bersangkutan
Page
23
Page
24
Page
25
Page
26
Page
27
Ketentuan Bagi CPNS
Page
28
sehingga tidak usah lagi dibuat DP-3 nya pada Desember tahun yang
bersangkutan.
Page
29
dinilai menyetujui penilaian terhadap dirinya, ia menendatangani DP-3
tersebut pada tempat yang disediakan, kemudian mengembalikan DP-3
tersebut kepada pejabat penilai selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari
terhitung mulai ia menerima DP-3 itu. DP-3 yang telah ditandatangani oleh
PNS yang dinilai diteruskan oleh pejabat penilai kepada
atasan pejabat penilai dalam waktu sesingkat mungkin untuk mendapatkan
pengesahan.
Page
30
Page
31
Page
32
Page
33
Page
34
K. Atasan Pejabat Penilai
Atasan pejabat penilai adalah atasan langsung dari pejabat penilai. Atasan
pejabat penilai berkewajiban memeriksa DP3 yang disampaikan kepadanya,
memeriksa keberatan pegawai dan tanggapan pejabat penilai, dan apabila
keberatan tersebut cukup beralasan, atasan pejabat penilai dapat mengubah nilai
yang dibuat oleh pejabat peniali. Perubahan yang dibuat oleh atasan pejabat
penilai tidak dapat diganggu gugat. DP3 baru berlaku setelah disahkan oleh
atasan pejabat penilai.
1. SIFAT DP-3
Sifat DP-3 adalah rahasia:
- Harus disimpan dan dipelihara dengan baik
- Hanya dapat diketahui oleh PNS yang dinilai, pejabat penilai atasan,
pejabat penilai, atasan dari atasan pejabat penilai (sampai yang tertinggi)
dan atau pejabat lain yang karena tugas atau jabatannya mengharuskan ia
mengetahui DP-3.
2. PENGGUNAAN DP-3
a. Dp-3 digunakan sebagai bahan dalam melaksanakan pembinaan atau
pengembangan karis PNS antara lain: dalam mempertimbangkan kenaikan
pangkat, penempatan dalam jabatan, pemindahan dan lain-lain.
b. Nilai dalam DP-3 digunakan sebagai bahan pertimbanan untuk
menetapkan suatu mutasi kepegawaian dalam tahun berikutnya kecuali ada
perbuatan tercela yang dilakukan oleh PNS yang bersangkutan yang dapat
mengurangi atau meniadakan nilai tersebut.
Page
35
2. 1982 disimpan sampai dengan akhir tahun 1987
3. Dan seterusnya
4. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan yang telah lebih dari 5 tahun tidak
digunakan lagi
5. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan bagi PNS ;
6. Yang berpangkat Pembina golongan ruang IV/a keatas dibuat dalam 2 (dua)
rangkap yaitu;
a) 1 rangkap untuk arsip instansi yang bersangkutan
b) 1 rangkap dikirim kepada Kepala Badan Administrasi Kepegawaian
Negara
7. Yang berpangkat Penata Tingkat I golongan ruang III/d kebawah dibuat 1
rangkap.
8. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan dapat dibuat melebihi jumlah
rangkap sebagai tersebut diatas sesuai dengan ketentuan dari menteri, jaksa
Agung, pimpinan Kesekretariatan Lembaga tertinggi Negara, Pimpinan
Lembaga Pemerintah Non departemen, dan Gubernur kepala Daerah Tingkat
I yang bersangkutan.
N. Pembuatan Duk
Daftar Urut Kepangkatan adalah suatu daftar yang memuat nama Pegawai
Negeri Sipil dari suatu satuan organisasi Negara yang disusun menurut tingkatan
kepangkatan. Daftar Urut Kepangkatan dapat berfungsi sebagai salah satu
bahan obyektif untuk melaksanakan pembinaan karier Pegawai Negeri Sipil
berdasarkan sistem karier dan sistem prestasi kerja, oleh karena itu Daftar
Urut Kepangkatan perlu dibuat dan dipelihara secara terus-menerus.
Apabila ada lowongan, maka Pegawai Negeri Sipil yang menduduki Daftar
Urut Kepangkatan yang lebih tinggi, wajib dipertimbangkan lebih dahulu untuk
mengisi lowongan tersebut. Tetapi apabila ia tidak mungkin diangkat untuk
mengisilowongan itukarena tidak memenuhi syarat-syarat lainnya, seperti syarat-
syarat kecakapan, kepemimpinan, pengalaman, dan lain-lain, maka haruslah
diberitahukan kepadanya, sehingga ia dapat berusaha untuk mengisi
kekurangannya itu untuk masa mendatang.
Page
36
Pembuatan Daftar Urut Kepangkatan
Page
37
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan hal-hal sebagaimana
dimaksud dalam huruf b dan d di atas, diatur oleh Menteri, Jaksa
Agung, Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara,
Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen, Gubernur Kepala
Daerah Tingkat I, Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat ii, dan
pejabat lain yang bersangkutan.
Daftar Urut Kepangkatan segenap Pegawai Negeri Sipil , baik Pegawai
Negeri Sipil Pusat maupun Pegawai Negeri Sipil Daerah golongan ruang
IV/e sampai dengan golongan ruang IV/a, disusun secara Nasional oleh
Badan Administrasi Kepegawaian Negara. Untuk ini, maka masing-masing
Departemen, Kejaksaan Agung, Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi
Negara, Lembaga Pemerintah Non Departemen, Pemerintah Daerah
Tingkat I, Pemerintah Daerah tingkat II, dan Instansi lain yang ditentukan
oleh Presiden, mengirimkan kepada Badan Administrasi Kepegawaian
Negara Daftar Urut Kepangkatan dari Pegawai Negeri Sipil golongan ruang
IV/e sampai dengan golongan ruang IV/a dalam lingkungannya masing-
masing.
Daftar Urut Kepangkatan dibuat setiap tahun, yaitu harus sudah selesai
dibuat pada setiap akhir bulan Desember.
Untuk kepentingan penyusunan Daftar Urut Kepangkatan secara Nasional,
maka Daftar Urut Kepangkatan golongan IV/e sampai dengan golongan
ruang IV/a dari masing-masing Departemen, Kejaksaan Agung,
Kesekretariatan Lembaga tertinggi/Tinggi Negara, Lembaga Pemerintah
Non Departemen, Pemerintah Daerah Tingkat I, Pemerintah Daerah
Tingkat II, dan instansi lain yang ditentukan oleh Presiden, harus sudah
disampaikan kepada Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara
selambat-lambatnya pada akhir bulan Maret.
Page
38
Pangkat;
Jabatan;
Masa kerja;
Latihan jabatan;
Pendidikan; dan
Usia.
Berikut ini penjelasan dari pembuatan nomor urut pada daftar urut kepangkatan
diatas.
Pangkat
Pegawai Negeri Sipil yang berpangkat lebih tinggi, dicantumkan
dalam nomor urut yanglebih tinggi dalam Daftar Urut Kepangkatan. Apabila
ada dua orang atau lebih Pegawai Negeri Sipil yang berpangkat sama,
umpamanya Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b, maka dari antara
mereka yang lebih tua dalam pangkat tersebut dicantumkan dalam
nomor urut yang lebih tinggi dalam Daftar Urut Kepangkatan.
Umpamanya:
Pada Direktorat Perbendaharaan Negara terdapat tiga orang
Pegawai Negeri Sipil bernama Amat, Bindu, dan Cirus yang berpangkat
sama , yaitu Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b, tetapi Amat
diangkat dalam golongan ruang IV/b terhitung mulai tanggal 1-10-1977,
sedangkan Bindu terhitung mulai tanggal 1-10-1977, dan Cirus terhitung
mulai tanggal 1-4-1978. Dalam hal yang sedemikian susunan nama
mereka pada Daftar Urut Kepangkatan Direktorat Perbendaharaan
Negara, dimuat dari nama Amat, kemudian Bindu, dan seterusnya Cirus.
Jabatan
Apabila ada dua orang atau lebih Pegawai Negeri Sipil
yang berpangkat sama dan diangkat dalam pangkat itu dalam waktu
yang sama pula, maka dari antara mereka yang memangku jabatan yang
lebih tinggi dicantumkan dalam nomor urut yang lebih tinggi dalam
Daftar Urut Kepangkatan.
Page
39
Umpamanya:
Pada Sekretariat Jenderal Departemen Agama terdapat dua orang
Pegawai Negeri Sipil bernama Abdul kadir dan Abu Bakar yang
berpangkat sama , yaitu Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c
masing-masing terhitung mulai tanggal 1 April 1978. Jabatan Abdul Kadir
adalah Kepala Biro sedang Jabatan Abu Bakar adalah Kepala Bagian.
Dalam hal yang sedemikian , maka Abdul Kadir dicantumkan dalam
nomor urut yang lebih tinggi dalam Daftar Urut Kepangkatan.
Apabila tingkat jabatan sama juga, maka dari antara mereka yang
lebih dahulu diangkat dalam jabatan yang sama tingkatnya itu,
dicantumkan dalam nomor urut yang lebih tinggi dalam Daftar Urut
Kepangkatan.
Umpamanya :
Pada BiroPerencanaan Sekretariat Jenderal Departemen Dalam negeri
terdapat tiga orang Pegawai Negeri sipil bernama Daud, Eman, dan Firman
berpangkat sama , yaitu Pembina tingkat I golongan ruang IV/b terhitung
mulai tanggal 1 Oktober 1976. Jabatan Daud adalah kepala Bagian A
terhitung mulai tanggal 1Januari 1977 jabatanEman adalah Kepala Bagian B
terhitung mulai tanggal 1 April 1977, sedang jabatan Firman adalah
kepala Bagian C terhitung mulai tanggal 1 Oktober 1977. Dalam hal
yang sedemikian susunan ketiga Pegawai Negeri Sipil tersebut di atas
dalam Daftar Urut Kepangkatan Biro Perencanaan, yang teratas adalah
Daud, kemudian Eman, barulah Firman.
Masa Kerja
Apabila ada dua orang atau lebih Pegawai Negeri Sipil yang
berpangkat sama sebagaimana dimaksud dalam huruf b, dan memangku
Page
40
jabatan yang sama sebagaimana dimaksud dalam huruf c, maka dari
antara mereka yang memiliki masa kerja sebagai Pegawai Negeri Sipil
yang lebih banyak dicantumkan dalam nomor urut yang lebih tinggi dalam
Daftar Urut Kepangkatan.
Umpamanya:
Pada Biro Kepegawaian SETWILDA Tingkat I Jawa Barat terdapat
dua orang Pegawai Negeri Sipil bernama Gino dan Husein yang
berpangkat sama yaitu Penata Tingkat I golongan ruang III/d terhitung
mulai 1 Oktober 1977 dengan jabatan yang sama tingkatnya yaitu
masing-masing Kepala bagian sejak 1 April 1978. Gino diangkat menjadi
Pegawai Negeri Sipil sejak tanggal 1 Mei 1963, sedangkan Husein
diangkat sejak 1 januari 1965. Dlaam hal yang sedemikian nama Gino
dicantumkan lebih tinggi dari pada Husein dalam Daftar Urut
Kepangkatan pada Biro Kepegawaian SETWILDA Tingkat I Jawa Barat,
karena masa kerja Gino lebih banyak dari Husein.
Latihan Jabatan
Apabila ada dua orang atau lebih Pegawai Negeri Sipil yang
berpangkat sama sebagaimana dimaksud dalam huruf b, memangku
jabatan yang sama sebagaimana dimaksud dalam huruf c dan memiliki
masa kerja yang sama sebagaimana dimaksud dalam huruf d, maka dari
antara mereka yang pernah mengikuti latihan jabatan yang ditentukan ,
dicantumkan dalam nomor urut yang lebih tinggi dalam Daftar Urut
Kepangkatan. Apabila jenis dan tingkat latihan jabatan sama, maka dari
antara mereka yang lebih dahulu lulus dicantumkan dalam nomor urut
yang lebih tinggi dalam Daftar Urut Kepangkatan.
Umpamanya :
Pada Inspektorat jenderal Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
terdapat 4 orang Pegawai Negeri Sipil bernama Ismail, Jakub, Kasim, dan
Page
41
Leman yang berpangkat sama yaitu Pembina Utama Muda golongan
ruang IV/c terhitung mulai tanggal 1 Oktober 19978, dengan jabatan
yang sama yaitu Inspektur sejak 1 Mei 1976, masuk Pegawai Negeri
Sipil sejak 1 Juli 1955. Ismail mengikuti pendidikan SESPA LAN pada
tahun 1976. Jakub mengikuti SESPA LAN pada tahun 1977, Kasim juga
mengikuti pendidikan SESPA LAN tahun 1977 tetapi tidak lulus,
sedangkan Leman belum pernah mengikuti pendidikan latihan jabatan.
Dalam hal yang sedemikian urutan nama Pegawai Negeri Sipil tersebut
pada Daftar Urut Kepangkatan Inspektorat Jenderal Pendidikan dan
Kebudayaan dimulai dengan nama Ismail, kemudian menyusul Jakub,
Kasim dan seterusnya Leman.
Pendidikan
Apabila ada dua orang atau lebih Pegawai Negeri Sipil yang
berpangkat sama sebagaimana dimaksud dalam huruf b, memangku
jabatan yang sama sebagaimana dimaksud dalam huruf c, memiliki masa
kerja yang sama sebagaimana dimaksud dalam huruf d, dan lulus dari
latihan jabatan yang sama sebagaimana dimaksuid dalam huruf e, maka
dari antara mereka yang lulus dari pendidikan yang lebih tinggi
dicantumkan dalam nomor urut yang lebih tinggi dalam Daftar Urut
Kepangkatan. Apabila tingkat pendidikan sama, maka dari antara mereka
yang lebih dahulu lulus dicantumkan dalam nomor urut yang lebih tinggi
dalam Daftar Urut Kepangkatan.
Umpamanya :
Pada Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum dan Otonomi
Daerah Departemen Dalam negeri terdapat 3 orang Pegawai Negeri Sipil
bernama Tina, Mochtar, J. Napitupulu, mereka memiliki pangkat yang
sama, yaitu Penata golongan ruang III/c terhitung mulai 1 Oktober 1978,
dengan jabatan yang sama yaitu Kepala Seksi sejak 1 Januari 1979,
ketiga-tiganya diangkat menjadi calon Pegawai Negeri Sipil sejak 1 April
Page
42
1969, sama-sama diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil sejak 1 Mei
1970, sama-sama mengikuti dan lulus Kursus Perencanaan tahun 1975.
Tina memperoleh gelar Sarjana Hukum tahun 1967, Mochtar memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi tahun 1966, sedangkan J. Napitupulu memperoleh
gelar Sarjana Sosial tahun 1968. Dalam hal yang sedemikian urutan
nama ketiga Pegawai Negeri Sipil tersebut di atas dalam Daftar Urut
Kepangkatan Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum dan Otonomi
Daerah yang teratas adalah Mochtar, kemudian Tina, dan seterusnya j.
Napitupulu.
Usia
Apabila ada dua orang atau lebih Pegawai Negeri Sipil yang
berpangkat sama sebagaimana dimaksud dalam huruf b, memangku
jabatan yang sama sebagaimana dimaksud dalam huruf c, memiliki masa
kerja yang sama sebagaimana dimaksud dalam huruf d, lulus dari
latihan jabatan yang sama sebagaimana dimaksuid dalam huruf e, dan
lulus dari pendidikan yang sama sebagaimana dimaksud dalam huruf f,
maka dari antara mereka yang berusia lebih tinggi dicantumkan dalam
nomor urut yang lebih tinggi dalam Daftar Urut Kepangkatan.
Umpamanya :
Pada Biro Keuangan Sekretariat Jenderal Departemen Sosial
terdapat 2 orang Pegawai Negeri Sipil bernama Oberlin dan Poernomo
dengan pangkat yang sama Penata Muda tingkat I golongan ruang III/d
terhitung mulai tanggal 1 Oktober 1978, Jabatan kepala Sub Bagian
sejak 1 Mei 1966, dua-duanya memperoleh Sarjana Ekonomi pada tahun
1965, belum pernah mengalami latihan jabatan. Operlin lahir tanggal 9
Juli 1935, sedangkan Poernomo lahir tanggal 5 Mei 1973. Dalam hal
yang sedemikian urutan nama mereka dalam Daftar Urut Kepangkatan
Page
43
Biro Keuangan Sekretariat Jenderal Departemen Sosial dimulai dengan
nama Oberlin karena dia lebih tua usia dari pada Poernomo.
1. Apabila ada Pegawai Negeri Sipil yang berkeberatan atas nomor urut
dalam Daftar Urut Kepangkatan, maka Pegawai Negeri Sipil yang
bersangkutan berhak mengajukan keberatan secara tertulis kepada
Pejabat Pembuat Daftar Urut Kepangkatan yang bersangkutan melalui
hirarki.
2. Keberatan sebagaimana dimaksud dalam huruf a di atas, harus sudah
diajukan dalam jangka waktu 30 (tiga Puluh) hari terhitung mulai
diumumkan Daftar Urut Kepangkatan. Keberatan yang diajukan melebihi
jangka waktu 30 (tiga puluh) hari tidak dipertimbangkan.
3. Pejabat Pembuat Daftar Urut Kepangkatan wajib mempertimbangkan
dengan seksama keberatan ang diajukan olehPegawai Negeri Sipil dalam
lingkungannya masing-masing.
4. Apabila keberatan yang diajukan mempunyai dasar-dasar yang kuat,
maka Pejabat Pembuat Daftar Urut Kepangkatan menetapkan Perubahan
nomor urut dalam Daftar Urut Kepangkatan sebagaimana mestinya dan
memberitahukan kepada Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan.
5. Apabila keberatan yang diajukan tidak mempunyai dasar-dasar yang
kuat, maka Pejabat Pembuat Daftar Urut Kepangkatan menolak keberatan
tersebut secara tertulis.
6. Perubahan nomor urut atau penolakan atas keberatan sebagaimana
dimaksud di atas, harus sudah ditetapkan dan diberitahukan oleh Pejabat
Pembuat Daftar Urut Kepangkatan kepada Pegawai Negeri Sipil yang
bersangkutan dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari terhitung mulai
tanggal ia menerima surat keberatan tersebut.
Page
44
7. Apabila Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan merasa tidak puas atas
penolakan keberatan yang diajukan , maka ia dapat mengajukan
keberatan banding secara tertulis kepada Atasan Pejabat Pembuat Daftar
Urut Kepangkatan melalui hirarki disertai dengan alasan-alasan yang
lengkap.
8. Keberatan tersebut harus sudah diajukan dalam jangka waktu 14 (empat
belas) hari terhitung mulai ia menerima penolakan atas keberatan
tersebut. Keberatan yang diajukan melebihi jangka waktu 14 (empat
belas) hari tidak dipertimbangkan.
9. Keberatan atas nomor urut Daftar Urut Kepangkatan diajukan melalui
hirarki, oleh sebab itu keberatan tersebut dikirim kepada Atasan Pembuat
Daftar Urut Kepangkatan melalui Pejabat Pembuat Daftar Urut
Kepangkatan. Pejabat Pembuat Daftar Urut Kepangkatan wajib
mempelajari dengan seksama keberatan Pegawai Negeri Sipil yang
bersangkutan dan membuat tangapan terakhir atas keberatan itu.
10. Tanggapan yang dimaksud disampaikan kepada Atasan Pejabat
Pembuat Daftar Urut Kepangkatan bersama-sama dengan surat keberatan
dari Pegawai Negeri Sipil yangbersangkutan.
11. Atasan pejabat Pembuat Daftar Urut Kepangkatan yang menerima
keberatan atas nomor urut dalam Daftar Urut Kepangkatan, wajib
mempertimbangkan dengan seksama keberatan tersebut.
12. Apabila terdapat alasan-alasan yang kuat, maka Atasan Pejabat
pembuat Daftar Urut epangkatan menetapkan perubahan nomor urut dalam
Daftar Urut Kepangkatan yang bersangkutan, dan memberitahukannya
secara tertulis kepada pejabat pembuat Daftar Urut Kepangkatan dan
Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan.
13. Apabila tidak terdapat alasan-alasan yang kuat, maka Atasan Pejabat
pembuat Daftar Urut Kepangkatan menolak keberatan tersebut dan
memberitahukannya secara tertulis kepada Pejabat pembuat Daftar Urut
Kepangkatan dan Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan secara tertulis.
14. Perubahan nomor urut atau penolakan atas keberatan sebagaimana
dimaksud di atas, harus sudah ditetapkan dan diberitahukan oleh Atasan
pejabat Pembuat Daftar Urut Kepangkatan epada Pejabat Pembuat Daftar
Urut Kepangkatan dan Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan dalam
Page
45
jangka waktu 14 (emapt belas) hari terhitung mulai tanggal ia menerima
surat keberatan tersebut.
15. Terhadap perubahan nomor urut dalam Daftar Urut Kepangkatan atau
penolakan atas keberatan yang ditetapkan oleh Atasa pejabat Pembuat
Daftar Urut Kepangkatantidak dapat diajukan keberatan.
16. Terhadap Daftar Urut Kepangkatan yang ditanda tangani sendiri oleh
Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi
Negara, Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen, dan Gubernur
Kepala Daerah Tingkat I, tidak dapat diajukan keberatan.
Penghapusan
1. Nama Pegawai Negeri Sipil dihapuskan dari Daftar Urut Kepangkatan
oleh karena : (1) Diberhentikan sebagai Pegawai Negeri Sipil; (2) Meninggal
dunia; (3) Pindah instansi.
2. Penghapusan nama tersebut dilakukan pada waktu penyusunan Daftar
Urut Kepangkatan untuk tahun berikutnya.
Umpamanya :
Pada Departemen Perindustrian seorang Pegawai Negeri Sipil bernama
Amat diberhentikan sebagai Pegawai Negeri Sipil pada akhir bulan Maret
1979, dalam hal yang sedemikian, nama Amat dihapuskan dari Daftar
Urut Kepangkatan dalam tahun 1980 yang disusun pada akhir tahun 1979.
Page
46
R. Pengertian Dan Jenis-Jenis Cuti
Cuti Pegawai Negeri Sipil, selanjutnya disingkat dengan cuti. Cuti adalah
keadaan tidak masuk kerja yang diizinkan dalam jangka waktu tertentu.
1. cuti tahunan;
2. cuti besar;
3. cuti sakit;
4. cuti bersalin;
5. cuti karena alasan penting; dan
6. cuti di luar tanggungan Negara.
Cuti tahunan
Page
47
9. Cuti tahunan dapat ditangguhkan pelaksanaannya oleh pejabat yang
berwenang memberikan cuti untuk paling lama 1 (satu) tahun, apabila
kepentingan dinas mendesak.
10. Cuti tahunan yang ditangguhkan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dapat diambil dalam tahun berikutnya selama 24 (dua puluh empat) hari
kerja termasuk cuti tahunan dalam tahun yang sedang berjalan.
11. Pegawai Negeri Sipil yang menjadi guru pada sekolah dan dosen pada
perguruan tinggi yang mendapat liburan menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku, tidak berhak atas cuti tahunan.
Cuti Besar
1. Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang-kurangnya 6 (enam)
tahun secara terus-menerus berhak atas cuti besar yang lamanya 3 (tiga)
bulan.
2. Pegawai Negeri Sipil yang menjalani cuti besar tidak berhak lagi atas cuti
tahunannya dalam tahun yang bersangkutan.
3. Untuk mendapatkan cuti besar, Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan
mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang
memberikan cuti.
4. Cuti besar diberikan secara tertulis oleh pejabat yang berwenang
memberikan cuti.
5. Cuti besar diberikan secara tertulis oleh pejabat yang berwenang
memberikan cuti.
6. Cuti besar dapat ditangguhkan pelaksanaannya oleh pejabat yang
berwenang untuk paling lama 2 (dua) tahun, apabila kepentingan dinas
mendesak.
7. Selama menjalankan cuti besar, Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan
menerima penghasilan penuh.
Cuti sakit
1. Pegawai Negeri Sipil yang sakit selama 1 (satu) atau 2 (dua) hari berhak
atas cuti sakit, dengan ketentuan, bahwa ia harus memberitahukan kepada
atasannya.
Page
48
2. Pegawai Negeri Sipil yang sakit lebih dari 2 (dua) hari sampai dengan 14
(empat belas) hari berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan bahwa Pegawai
Negeri Sipil yang bersangkutan harus mengajukan permintaan secara
tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti dengan
melampirkan surat keterangan dokter.
3. Pegawai Negeri Sipil yang menderita sakit lebih dari 14 (empat belas) Hari
berhak cuti sakit, dengan ketentuan bahwa Pegawai Negeri Sipil yang
bersangkutan harus mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat
yang berwenang memberikan cuti dengan melampirkan surat keterangan
dokter yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan.
4. Surat keterangan dokter sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) antara lain
menyatakan tentang perlunya diberikan cuti, lamanya cuti dan keterangan
lain yang dipandang perlu.
5. Cuti sakit sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diberikan untuk waktu
paling lama 1 (satu) tahun.
6. Jangka waktu cuti sakit sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) dapat
ditambah untuk paling lama 6 (enam) bulan apabila dipandang perlu
berdasarkan surat keterangan dokter yang ditunjuk oleh Menteri
Kesehatan.
7. Pegawai Negeri Sipil yang tidak sembuh dari penyakitnya dalam jangka
Waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) dan atau ayat (6), harus Diuji
kembali kesehatannya oleh dokter yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan.
8. Apabila berdasarkan hasil pengujian kesehatan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (7) Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan belum sembuh dari
penyakitnya, maka ia diberhentikan dengan hormat dari jabatannya karena
sakit dengan mendapat uang tunggu berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Page
49
Sedangkan bagi mereka yang karena kecelakaan dinas tersebut
mengakibatkan tidak bisa bekerja lagi dalam semua jabatan negeri, perlu
diberikan penghargaan dalam bentuk tunjangan cacat disamping pensiun
yang berhak diterimanya, sehingga ia tetap dapat hidup layak.
Sedangkan yang meninggal dunia diberikan penghargaan kenaikan pangkat
anumerta dan uang duka tewas.
1) kepada isteri/ suami PNS yang TEWAS diberikan uang duka tewas
sebe sar 6 kali penghasilan sebulan serendah rendahnya Rp.500.000 apabila
meninggalkan lebih dari seorang isteri yang sah, diberikan kepada isteri
pertama(isteri yang paling lama dikawininya tanpa terputus oleh perceraian).
2) apabila tidak meninggalkan isteri/suami, uang duka tewas diberikan
kepada anaknya.
3) apabila tidak meninggalkan isteri/suami ataupun anak, uang duka
tewas diberikan kepada orang tuanya.
4) apabila tidak meninggalkan isteri/ suami,anak ataupun orang tua maka
uang duka tewas diberikan kepada ahli waris lainnya .
Page
50
tanah pemakaman dan biaya ditempat pemakaman ;
angkutan jenazah dari tempat meninggal kekediaman dan atau
tempat pemakaman serta biaya persiapan pemakaman angkutan dan
penginapan bagi isteri/suami yang sah dan anak yang sah.
1) isteri/ suami PNS yang WAFAT diberikan uang duka wafat sebesar 3 kali
penghasilan sebulan serendah rendahnya Rp.100.000,- apabila
meninggalkan lebih dari seorang isteri yang sah, diberikan kepada isteri
pertama (isteri yang paling lama dikawininya tanpa terputus oleh perceraian
2) apabila tidak meninggalkan isteri/suami,uang duka wafat diberikan kepada
anaknya.
3) apabila tidak meninggalkan isteri/suami ataupun anak, uang duka wafat
diberikan kepada orang tuanya
4) apabila tidak meninggalkan isteri/suami,anak ataupun orang tua maka uang
duka wafat diberikan kepada ahli waris lainnya
Page
51
5. Penerbitan Surat Perintah untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan oleh
Badan Kepegawaian Daerah dan disampaikan kepada masing-masing Kepala
Satuan Kerja Perangkat Daerah.
6. Pemanggilan peserta pendidikan dan pelatihan oleh Badan Kepegawaian
Daerah.
7. Pengiriman peserta pendidikan dan pelatihan.
8. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan.
9. Laporan hasil pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kepada Bupati melalui
Badan Kepegawaian Daerah.
10. Pengembalian peserta pendidikan dan pelatihan kepada Satuan Kerja
Perangkat Daerah masing-masing.
- Diklat prajabatan
1. Diklat Prajabatan
Page
52
Diklat Prajabatan Golongan III untuk CPNS berijazahDiploma IV/S-1
a. Diklat Kepemimpinan
Oleh karena diklat ini ditujukan bagi mereka yang akan/sudah menduduki
jabatan struktural, maka keikutsertaan PNS dalam diklat kepemimpinan
sifatnya selektif dan siikuti atas dasar penugasan, dan bukan merupakan
fasilitas yang bersifat terbuka dan dapat diminta sebagai hak.
Hal ini disebabkan jabatan pada dasarnya merupakan penugasan dan bukan
sesuatu yang dapat diminta.
Page
53
b. Diklat fungsional
c. Diklat teknis
Diklat Teknis merupakan diklat yang dilaksanakan untuk mencapai
persyaratan kompetensi teknis yang diperlukan untuk pelaksanaantugas PNS.
Kompetensi teknis yang dimaksud adalah kemampuan PNS dalam
bidangbidang teknis tertentu untuk pelaksanaan tugas masing-masing.
Page
54
W. Latihan Prajabatan Dan Latihan Dalam Jabatan
1. Diklat Prajabatan
Page
55
Administrasi Negara Nomor 7 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum
Pembinaan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Teknis.
5. Persyaratan Diklat Fungsional ditetapkan dengan memperhatikan ketentuan-
ketentuan yang termuat dalam Surat Keputusan Kepala Lembaga
Administrasi Negara Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum
Pembinaan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Fungsional.
6. Peserta yang baru menyelesaikan satu jenis diklat, dapat diusulkan
mengikuti diklat paling cepat 2 (dua) bulan terhitung sejak tanggal penutupan
diklat yang diikuti sebelumnya.
Page
56