Anda di halaman 1dari 17

“DEFLEKSI”

MATA KULIAH MEKANIKA TEKNIK

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

EN-1D

Anita Lidia Sari (2105052006) Muhammad Syah Dahlan (2105052016)

Desmon Ari Maruba (2105052012) Mars Jubelman Septian Saragih (2105052022)

Farhan Adhi Pradana (2105052044) Nur Camalia Hasibuan (2105052002)

Fransiano Lumbantoruan (2105052032) Sebastian I. Siburian (2105052040)

Fryanti Chandica Siregar (2105052020) Tota Alusnaria (2105052028)

Kynaya (2105052008)

PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI

JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI MEDAN

2021
DEFLEKSI BALOK

● PENDAHULUAN

Sumbu sebuah balok akan berhenti taksi menunduk atau meluncur dari posisi semula bila
mendapatkan/mengalami gaya suatu sistem struktur baik yang mendapatkan beban statis dan
juga beban dinamis, haruslah dijaga besar defleksi nya untuk melindungi sistem dari kerusakan
besar deviasi pada sebuah balok dipengaruhi oleh elastisitas (E) momen inersia (I) momen yang
mengenai benda (M) dan area/ tanah.

Pada defleksi yang di bahas adalah defleksi yang disebabkan oleh lenturan (momen) dan di
sebabkan oleh beban statis aksial.

● Hubungan Regangan (ε) dan Momen (M)

Perhatikan balok yang dibebebani berikutS

simetri

karena adanya ‘ P ‘ maka ballot akan melendut /terdefleksi .Bila balok yang terlefleksi
dipotongkan sisi kiri kanan maka akan timbul momen , seperti gambar berikut ini .

c ∆x d

1
Ctatan : eb = radius kurva elastic ( ) dengan pusat kurva ‘ O ‘
k
Defleksi balok

Selanjutnya perhatikan segmen ABCD pada kurva.

Dimana :

ds = panjang awal karena terletak disumbu netral

du = demormasi / perubahan bentuk balok

y = jarak dari sumbu netral ke setiap perubahan bentuk, (-) arah kebawah dari sumbu netral.

du
Selanjutnya , sin d ɵ = − y ; karena d ɵ <<<, maka sin d ɵ =d ɵ

du
d ɵ = −y

du = -y d ɵ, bagikan kedua dengan sisi ‘ds’, didapat :


du dɵ
= -y , dimana
ds ds

dɵ i
= k (kappa) = , yakni laju perubahan sudut ɵ, terhadap perubahan jarak
ds e
sepanjang defleksi kurva.
du
= ∑ ( regangan ) ; yakni pertambahan panjang dibagi panjang awal
ds

r −My −My
Dik : ∑ e , dan r = EI ; sehingga : ∑ EI
du −My
Jadi, ds = EI ; selanjutnya :

dɵ du
-y ds = ds

dɵ −My
-y ds = EI

dɵ M
=¿
ds EI

perhatikan kembali segmen ABCD pada kurva: ds=dx,dan tg ɵ =gradien



/kemirigan kurva terhadap rotasi sudut dari axis balok tg ɵ = υ= dx ;karna ɵ

<<<,maka tg=ɵ. ɵ= dx ...(2), subtitusi (2)ke (1).didapat

dɵ dɵ M
= =
ds dx EI

d ( dυdx ) = MEI
dx

d ²υ M
= = υ”
d x 2 EI

dm d ³υ V
Karna v= dx ;maka =
d x 3 EI

Hubungan defleksi dan turunanaya selanjutnya di tulis sbb

υ = defleksi kurva elastis



ɵ = dx = υ’=kemiringan/sudut kurva elastis.

d ²υ
M=EI dx ² EI” =momen lentur kurva elastis
dM d ³υ
V= dx =EI dx ³ EI υ”= Gaya gesr pada kurva

dv d ⁴υ
Q= dx =EI dx ⁴ EI υ =G

4. Defleksi balok
 Metode intergrasi
Etode integrasi adalah salah satu cara untuk menyelesaikan persamaan defleksi.
Penyelesaian metode integrasi memerlukan kondisi batas dalam penelesaiannya.
Kondisi batas dapat dilihat pada table berikut ini :

Tumpuan υ(lendut) ν ' (Θ) M (momen) V (shear


force)

≠ ≠

≠ ≠

≠ ≠


Contoh : tentukan persamaan defleksi dari kantiveler berikut:

EI
P

Jawab : Defleksi kontiveler ∆=δ


Selanjutnya : buat DBB, hitung reaksi tumpuan, dan diagram momen hingga didapat diagram
momen dan persamaan momen sebagai berikut .

Persamaan momen : M = P(X-

Selanjutnya persamman momen adalah sama turunan kedua defleksi


M = P(X-
ν = {P left (X-L right
L) )} over {EI} = {I} over {EI} left [PX-PL right ]

υ ' =∫ υ dx= {I} over {EI} left [{P} over {2} {X} ^ {2} -PLX+C1 right ] ¿

I 3 PL 2
υ=∫ υ ' dx= [ EI
X−
2
X +C 1 X +C 2 ]
Selanjutnya masukkan kondisi batas: lihat table kantilever defleksi balok

1 P
V’(0)= 0 = [ (0)+e1 ] → didapat e1 = 0
EI 2

1 P 3 PL 2
V(0) = 0 = [ (0) - 2 (0) + 0 + e2] → didapat e2 = 0
EI 6

Defleksi maksimal batang = ∆ = ∂, terjadi pada ujung batang

Jadi ∆ = ∂ = V(L)

1 P 3 PL 2 PL 3 3 PL3 −2 PL3
∆= [
EI 6
L -
2
L ] =[
6
-
6
] =
6 ES

PL3
∆=∂=- ; jadi
3 EI

PL3 arah kebawah /(-)


∆=
3 EI

Contoh: Tentukan persamaan defleksi, defleksi maksimum, dari sistem balok berikut:

a P b

A B
c L
Jawab: Buat DBB, hitung reaksi tumpuan, dan diagram momen, sbb.

A ᾳ B
a b

Pb/L Pa/L

V Ve
Selanjutnya masukkan kondisi batas:

1) V 'AC =V 'BC; Pada x = a


1 Pb 2 1
EI 2 L[a + A1 = ¿
EI ]
Pb 2 Pb 2
a + A 1= a +B 1
2L 2L

A 1 = B1

2) V AC =V BC ; Pada x = a
1 Pb 3 1
EI 6 L[a + A 1 a+ A 2 = ¿
EI ]
Pb 3 Pb 3
a + B1 a+ A 2= a + B1 a+B 2
6L 2L

A 2 = B2

3) VAC = 0 , Pada x = 0
1 Pb 3
[
EI 6 L
( 0 ) + A 1 ( 0 )+ A 2 =0 ]
A 2 = B2 = 0

4) VBC = 0 ; Pada x = L
1
¿
EI

Pb 3 P 3
L − b + B1 L=0
6 6

Pb 2 2 −Pb 2 2
B 1= A 1= ( b −L )= (L −b )
6L 6L

Persamaan defleksi pada batang

1 Pb 3 Pb X 2 2
V AC = [
EI 6 L
X−
6L
( L −b ) ]
1
V BC = ¿
EI

d V ac
MENDAPATKAN DEFLEKSI MAKSIMUM: =0
dx

1 3 Pb 2 Pb 2 2
[
EI 6 L
X −
6L
( L −b ) =0 ]
3x2 ‒ ( L2 ‒ b2) = 0

L2−b 2
X=
√ 3

1 Pb 3 Pb
VAC [ 2 2
= EI 6 l X − 6 l X ( L −b ) ]
= 1 Pb [ (√ )
EI 6 l
L2−b2 3 Pb l 2−b 2 ( 2 2 )
3
❑−
6L 2a
l −b
√ ]
Pb l 2−b 2 l 2−b2 ( 2 2 )
=
6 EIL √ [
3 3
− l −b = ¿ ]
2


2−¿b 2 2
l 2−b2 3 ( l −b ) Pb l 2−b 2
= Pb l
6 EIL 3 3
− [ 3
=
6 EIL 2 a
¿¿ ] √
3
Pb 1 2 2 2
VAC MAX = (l −b )❑
6 EIL √ 3

L
Nilai |V |Max , jika a = b =
2

Pb 1
|V |=|V AC|Max = ¿
9 EIL √ 3

Pb L 1
¿ ( ) ¿
9 EIL 2 √ 3
Pb 1
¿ ¿
18 EIL √ 3

Pb 1
¿ ¿
18 EIL √ 3

Pb 1 3 L2 L P L2 L
¿ √3= .
18 EIL √ 3 4 2 6 EIL 4 2
3
L
|V |Max = P L ; Pada x=
48 EI 2

Contoh: Tentukan persamaan defleksi dan defleksi maksimal dari struktur balok berikut:

2L q

EI

A B

o=s

θ A = V’A L/2

Jawab: Buat DBB, hitung reaksi tumpuan, dan diagram momen sebagai berikut:

q L2
8
qx
M= ( L−x)
2

A B

L/2

qL qL
L
2 2
Selanjutnya buat persamaan defleksi dari momen

M I 2 xl 2 x 2
V’’ = = [ - ]
EI EI 3 2

qL 2 2 3
V’ = ⨜ V dx = {I} over {EI [ x - x + C1]
4 6

I qL 3 2 4
V = ⨜V’dx = [ x - x + C1X + C2]
EI 12 24

Selanjutnya memasukkan kondisi batas

L
1) θ = V’ = 0 ; pada X =
2
IE 21 1 3 2L3
[ ( ) + C1 ] = 0 C1 = -
EI 4 2 24

L
2) V = 0 ; pada X =
2

I 2L 3 2 C2 = 0
[ (0) - (0)4 + C1 (0) + C2
EI 4 24
Persamaan Defleksi dari Struktur Balok adalah:

I 21 3 q 4 2l 3
V= [ x - x - x]
EI 12 24 24

1
Defleksi Maximum terjadi pada ; x =
2

1 2L 1 3 2 1 4 2L3 1
∆=S= [ ( ) - ( ) – ( )]
EI 12 2 24 2 24 2

I 2L4 2L4 2L4 I 42 L 4−2 L 4−82 L 4


= [ – - ]= [ ]
EI 96 384 48 EI 384

52 L 4
=-
384 EI

53 L 4
= arah ke bawah (-)
384 EI
Contoh : Defelksi akibat gaya (beban) tarik . Tentukan besar defleksi dari sistem berikut :
KN
material baja , E = 200. 106
m2 A = 0,2 m2

P = 2000. KN
L = 10 m

Jawab : Gambarkan defleksi : P


L = 10 m

PL 2000.( 10)
∆= = = 5 . 10—4 m = 0,5 mm
AE 0,2(200.106)

9 Defleksi balok

Contoh : Tiga pegas dan sebuah batang lentur dipasang seperti gambar .

kN
Pegas ada dua tipe yakni tipe, K1 = 20 ,
mm

kN
Dan tipe 2, K1 = 10 .Bila gaya P yang
mm
diberikan ke batang dan
pegas = 1200 N,dan batang memiliki EI
6 2
= 11,25. 10 kN. mm , maka tentukan : a) besar gaya pada pegas 1
( FP1)

b) besar gaya pada batang (F B)

c) besar gaya pada tumpuan /pegas (F P2)

Jawab: Lihat DBB Berikut


Secara statistika : FP1 + FB = P

FP1 + FB = 1200 N

FB
FP2 =
2

Secara geometri/ ukuran : Stot = S1 + S2

a) FB = 1200 – FP1 ; Stot = defleksi pegas 1 ; S1 = defleksi pegas 2 ; dan


S2 = defleksi batang lentur
F
Defleksi pegas =
K

Stot = S1 + S2

F P 1 F P 2 F B L3
= +
K1 K2 48 EI

FB
FP1 F B (300)3
= 2 +
20000 48 ¿ ¿
10000

FP1 1200−F P 1 ( 1200−F P 1 ) .27 .106


= +
20000 20000 540.106 .103

FP1 FP1 60 FP1


= 0,06 - + 3-
20000 20000 10 20.103

FP1 FP1 FP1


+ + = 0,06 + 0,06
20000 20000 20000

3 FP1
= 0,12
20000

0,12 X 20000 2400


FP1 = =
3 3

FP1 = 800 N
Jika besar gaya pada pegas 1(Fp1)adalah Fp1=800 N

b) Besar gaya pada batang lentur (FB)

FB = 120 – Fp1 =1200-800

FB = 400

c) Besar gaya pada tumpuan /gaya pegas 2(Fp 2)

FB 400
Fp2 = =
2 2

Fp2 = 200 N
Tabel 11 DEFLEKSI DAN KEMIRINGAN KURVA ELASTIS UNTUK BALOK DENGAN PELBAGAI PEMBEBANAN

Persamaa kurva elastis


pembebanan
Defleksi maksimum Kemiringan pada ujung

P
V= (2L3- 3L2x + x3)
6 EI −P L2
ϴ(0)=
PL3 2 EI
Vmax = v(0) =
3 EI

q⃘ ₒ
V= (x4- 4L3x + 3L4)
24 EI −q ₒ L3
ϴ(0)=
qₒ L4 6 EI
Vmax = v(0)=
8 EI

qₒx 3
V= (L -2Lx2+x3)
24 EI q ₒ L3
ϴ(0)= -ϴ(L)=
5 qₒ L4 24 EI
Vmax=v(L/2)=
384 EI

Bila 0 ≤ x ≤ a,maka
Pb
V= [(L2- b2)x –x3] Lihatlah contoh 11-4
6 EIL
L
Bila a = b = ,maka L
2 (0≤x≤ )
2
Px
V=
48 EI
(3L2- 4x2) P L2
ϴ(0) = -ϴ(L)=
16 EI
PL2
Vmax=v(L/2)=
48 EL

−Mₒx 2 2
V= (L -x )
6 EIL −ϴ(L) M ₒ L
ϴ(0)= =
−M ₒ L2 2 6 EI
Vmax=v(L√ 3 )=
9 √ 3 EI
2
V a = v(a) = P a (3L – 4a)
6 EI pa
ϴ(0)= (L-a)
pa 2 EI
Vmax = v(L/2)= (3L2 -4a2)
24 EI

Tabel 12 AKSI UJUNG JEPIT BALOK PRISMATIK*

Pembebanan Momen* Reaksi*

2
−qₒ L qₒL
MA=-MB = RA = RB =
12 2

−Pab 2 −P b2
MA = RA = (3a + b)
L2 L3

Pab 2 −Pb2
MB = RB = (a + 3b)
L2 L3

−qₒL2 −3 qₒL
MA = RA =
30 20

qₒL2 −7 qₒL
MB = RB =
20 20

2 EI 6 EI
MA = ϴB RA = ϴB
L L2
4 EI −6 EI
MB = ϴB RB = ϴB
L L2

−6 EI −12 EI
MA = Δ RA = Δ
L2 L3

−6 EI 12 EI
MB = Δ RB = Δ
L2 L3
a 3 a2 6 Mₒa a
MA =Mₒ(-1 + 4 – ) RA = 2 (1 - )
L L2 L L

Mₒa a −6 Mₒa a
MB = (2 - 3 ) RB = 2 (1 - )
L L L L
*Untuk semua kasus didaftarkan,sikap positif momen ujung dan reaksi adalah sama dengan yang terlihat
dalam diagram yang pertama untuk pembebanan yang terdistribusi merata.Kaidah tanda khusus yang
dipergunakan di sini adalah yang diambil untuk metode penggeseran dalam pasal 1 2-6.

Anda mungkin juga menyukai