Anda di halaman 1dari 9

TUGAS RESUME

PROTEKSI & SWITCHGEAR


Diajukan unuk memenuhi tugas MK proteksi & switchgear teknik listrik 5

Disusun oleh :

RICKY KURNIAWAN
121923004

Proteksi terhadap tenaga Iistrik ialah sistem pengamanan yang diIakukan


ternadap peralatan-peralatan listrik, yang terpasang pada sistem tenaga Iistrik
tersebut. Misalnya Generator, Transformator, Jaringan transmisi / distribusi dan
lain-lain ternadap kondisi operasi abnormal dari sistem itu sendiri.

Sistem proteksi adalah:


 Untuk menghindari atau mengurangi kerusakan peralatan Iistrik akibat
adanya gangguan (kondisi abnormal). Semakin cepat reaksi perangkat
proteksi yang digunakan, maka akan semakin sedikitlah pengaruh gangguan
terhadap kemungkinan kerusakan alat.
 Untuk mempercepat melokaliser luas/zone daerah yang terganggu, sehingga
daerah yang terganggu menjadi sekeciI mungkin.
 Untuk dapat memberikan pelayanan Iistrik dengan keandalan yang tinggi
kepada konsumen, dan juga mutu listriknya baik.
 Untuk mengamankan manusia (terutama) terhadap bahaya yang ditimbulkan
oleh Iistrik.

Syarat-syarat Relay Pengaman


Syarat-syarat agar peralatan relay pengaman dapat dikatakan bekerja
dengan baik dan benar adalah :
1. Cepat bereaksi
Relay harus cepat bereaksi / bekerja bila sistem mengalami gangguan
atau kerja abnormal. Kecepatan bereaksi dari relay adalah saat relay muIai
merasakan adanya gangguan sampai dengan pelaksanaan pelepasan circuit
breaker (C.B) karena komando dari relay tersebut.
Waktu bereaksi ini harus diusahakan secepat mungkin sehingga dapat
menghindari kerusakan pada alat serta membatasi daerah yang mengalami
gangguan / kerja abnormal.
Mengingat suatu sistem tenaga mempunyai batas-batas stabiIitas serta
kadang-kadang gangguan sistem bersifat sementara, maka relay yang
semestinya bereaksi dengan cepat kerjanya perlu diperlambat (time delay).

2. Selektif
Yang dimaksud dengan selektif disini adalah kecermatan pemilihan
dalam mengadakan pengamanan, dimana haI ini menyangkut koordinasi
pengamanan dari sistem secara keseluruhan. Untuk rnendapatkan keandalan
yang tinggi, maka relay pengaman harus mempunyai kemampuan selektif
yang baik. Dengan demikian, segala tindakannya akan tepat dan akibatnya
gangguan dapat dieliminir menjadi sekecil mungkin.

3. Peka / sensitif
Relay harus dapat bekerja dengan kepekaan yang tinggi, artinya harus
cukup sensitif terhadap gangguan didaerahnya meskipun gangguan tersebut
minimum, selanjutnya memberikan jawaban / response .

4. Andal / reliabiIity
Keandalan relay dihitung dengan jumlah relay bekerja / mengamankan
daerahnya terhadap jumlah gangguan yang terjadi. Keandalan relay
dikatakan cukup baik bila mempunyai harga : 90 % - 99%. Misal, dalam satu
tahun terjadi gangguan sebanyak 25 X dan relay dapat bekerja dengan
sempurna sebanyak 23 X.
Keandalan dapat di bagi 2 :
1) dependability : relay harus dapat diandalkan setiap saat.
2) security : tidak boleh salah kerja / tidak boleh bekerja yang bukan
seharusnya bekerja.

5. Sederhana / simplicity
Makin sederhana sistem relay semakin baik, mengingat setiap peraIatan /
komponen relay memungkinkan mengalami kerusakan. Jadi sederhana
maksudnya kemungkinan terjadinya kerusakan kecil (tidak sering
mengalami kerusakan).

6. Murah / economy
Relay sebaiknya yang murah, tanpa meninggaIkan persyaratan-
persyaratan yang telah tersebut di atas.

Fungsi Relay Pengaman


Fungsi dari relay pengaman adalah untuk menentukan dengan segera
pemutusan / penutupan peIayanan penyaluran setiap elemen sistern tenaga
Iistrik bila mendapatkan gangguan atau kondisi kerja yang abnormal, yang
dapat mengakibatkan kerusakan alat atau akan mempengaruhi sistem / sebagian
sistem yang masih beroperasi normal. Pemutusan beban (C.B.) merupakan satu
rangkaian dengan relay pengaman.
Fungsi yang lain dari relay pengaman adalah untuk mengetanui letak dan
jenis gangguan. Sehingga dari pengamatan ini dapat dipakai untuk pedoman
perbaikan peralatan yang rusak.
Biasanya data tersebut dianalisa secara efektif guna Iangkah pencegahan
terhadap gangguan dan juga untuk mengetahui kekurangan-kekurangan apa
yang ada pada sistem dan pada pengaman (termasuk relay) itu sendiri.
Prinsip Dasar Kerja Relay EIektro-magnetis dan sifat-sifatnya
Suatu relay disebut beroperasi / bekerja bila kontak-kontak yang terdapat
pada relay tersebut bergerak membuka atau menutup dari suatu kondisi mulanya
(tertutup atau terbuka).
Kontak relay yang mempunyai posisi terbuka pada kondisi muIa dan
kemudian relay bekerja sehingga mengakibatkan kontak relay tersebut menutup,
maka kontak yang demikian ini dinamakan kontak terbuka atau biasa disebut
normally open dan sesuai dengan standar internasionaI diberi simbol " a "
contact. Untuk yang sebaliknya disebut " b " contact.

Simbol Kontak Relay: a) NORMALLY OPEN


b) NORMALLY CLOSE
Pada relay Normally open (NO) gambar 1.6 a) KL terbuka, maka relay RY
daIam kondisi de-energize, sehingga rengkaian x-y terbuka. Hal ini disebabkan
karena kontak dari pada relay RY adalan kontak terbuka atau " a " contact.
Untuk relay Normally close (NC) gambar 1.6 b), bila rangkaian SR terbuka,
maka relay RY daIam kondisi de-energize sehingga rangkaian m-n tertutup
karena kontak relay RY adalah kontak tertutup atau " b " contact.
Bila relay muIai bekerja untuk membuka kontak " b " atau menutup kontak "
a " disebut "pick-up" dan suatu besaran harga terkeciI yang menentukan kerja
tersebut dimulai dari harga nol selanjutnya dinaikkan perlahan-Iahan sampai
pada suatu harga tertentu sehingga relay bekerja disebut harga "pick-up".
Sedangkan bila relay muIai bekerja untuk menutup kontak "b" atau bergerak
untuk berhenti pada posisi kontak "b" disebut "reset", dan suatu besaran harga
yang menyebabkan relay tersebut bergerak dengan cara memperkecil besaran
input secara perlanan- Iahan disebut harga "reset". Bila suatu relay mulai
bekerja untuk membuka kontak "a" tapi reset disebut "drop-off".. Harga terbesar
sehingga drop-off terjadi disebut harga “drop-off”.

K3 LISTRIK & K2

K3 = KeselamatandanKesehatanKerja

K2 = KeselamatanKetenagalistrikan
Obrolan UMUM di area Ruang tunggu Bandara.
K3 --dan --K2
Mr.A :
K3 jauh lebih luas cakupannya karena meliputi semua bidang :
Industri, Pengerukan batubara, Kebun sawit, dll, dan Listrik.
K2 hanya pada bidang Ketenagalistrikan saja.
Obrolan TERBATAS di area Pembangkit Listrik.
K3 Listrik ditempat kerja --dan --K2
Mr.B :
K3 Listrik ditempat kerja hanya pada bidang Listrik ditempat kerja.
K2 jauh lebih luas cakupannya karena meliputi semua Peralatan :
Boiler, Pompa, Turbin, Condenser, Superheater, dll, dan Listrik.
Obrolan KHUSUS di area Gardu Induk Listrik, dan area kerja Listrik
lainnya.
K3 Listrik ditempat kerja --dan --K2 (Bidang Listrik)
Mr.C :
K3 Listrik ditempat kerja hanya pada bidang Listrik ditempat kerja.
K2 (Bidang Listrik) juga hanya pada bidang Listrik.
==Aple to Aple, tetapi fokusnya berbeda==
Obrolan SPESIFIK di area Teras Rumah Tangga.
K3 Listrik ditempat kerja --dan --K2 (Bidang Listrik)
Mr.D :
K3 Listrik ditempat kerja hanya pada bidang Listrik ditempat kerja.
K2 (Bidang Listrik) mencakup semua bidang Listrik, termasuk di
Rumah tangga.

Outline “K3 ListrikdanK2”

1. Peraturan-peraturan terkait K3 Listrik


2. Peraturan-peraturan terkait K2
3. Sekilas Proteksi Listrik
4. Pencegahan Bahaya Listrik
5. Persyaratan Keselamatan kerja Pada Peralatan Listrik
6. Pemeriksaan dan Pengujian (RiksaUji)
7. Petir berdasarkan SNI dan Permenaker
8. Hazardous Area Classification

Tujuan dari proteksi dan koordinasi sistem listrik adalah :

 Mencegah kecelakaan pada manusia


 Meminimalisasi kerusakan pada peralatan
 Membatasi durasi pemadaman listrik
Note :
ANSI = American National Standards Institute
IEEE = Institute of Electrical and Electronics Engineers

Alat Proteksi Utama pemutus Listrik adalah:

 Circuit Breaker & (atau)


 Fuse (Sekering)
1. Circuit Breaker (CB)
a) MCB (Miniatur Circuit Breaker) : Bisa trip sendiri, Thermal Magnetic
Trip.
b) MCCB (Molded Case Circuit Breaker) : Bisa trip sendiri, Thermal
magnetic Trip, Magnetic Trip.
c) ACB (Air Circuit Breaker) : Ada yang bias trip sendiri, ada yang
dilengkapi Protective Relays
d) OCB (Oil Circuit Breaker) : Dilengkapi Protective Relays
e) VCB (Vacuum Circuit Breaker) : Dilengkapi Protective Relays
f) SF6CB (Sulfur Hexafluoride Circuit Breaker) : Dilengkapi dengan
Protective Relays

Cara menyelamatkan orang tersengat listrik (kesetrum) :

1. Sesegera mungkin pisahkan korban dari tegangan listrik nya menggunakan


Rescue hook, atau Isolator lain : kayu kering, rotan kering, karet, dll.
2. Jika jantungnya berhenti, segera lakukan P3K-CPR (Cardio Pulmonary
Resusistation).
3. Segera bawa ke klinik kesehatan/rumah sakit terdekat.

Cara mencegah bahaya SHOCK (kesetrum)

1. Jangan membiasakan diri mencoba secara sengaja maupun tidak sengaja


memegang benda-benda logam yang kemungkinan bias ada tegangan
listriknya terkait dengan Jarak aman (Safe Distance).

2. BeriIsolasi bagian-bagian terbuka yang bertegangan.

3. Beri tutup yang aman pada bagian-bagian yang bertegangan

4. Beri pagar pengaman pada bagian-bagian bertegangan yang kemungkinan


bias tersentuh manusia secara tidak sengaja, pasang peralatan Interlocking
(bila perlu).
5. Pasang Grounding pada Instalasi listrik

6. Pasang Grounding pada bagian-bagian yang kemungkinan bias


bertegangan (misalnya frame dari motor, dan lain-lain)

7. Pasang ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker) dengan sensitivity


maksimum 30Ma .Nama lain dari ELCB adalah GPAS (Gawai Proteksi
Arus Sisa), alias RCCB (Residual Current Circuit Breaker), alias RCD
(Residual Current Detector), alias GFCI (Ground Fault Current
Interrupter) pada Tegangan Rendah pasangan Indoor.

8. Laksanakan LOTO (Lock Out Tag Out) sewaktu melakukan pekerjaan


listrik.

9. Gunakan APD (PPE) yang tepat baik dan benar.

Cara Kerja

MCB ELCB

MCB trip jika:

 Terjadi Short Circuit yang dideteksi oleh solenoid (coil)

 Terjadi Overcurrent (Overload) yang dideteksi oleh Bimetal Strip.

ELCB trip jika:

 Terjadi Selisih Arusantara Fasa dan Netral (maksimum30 mA, untuk


menyelamatkan manusia) yang dideteksi oleh Toroida(CT).
Arus bocor bias dari fasa Maupun arus bocor dari Netral.

“HEAT” (PANAS) PADA LISTRIK BISA TIMBUL KARENA:


1) Terjadi shortcircuit, tetapi alat proteksi tidak mentripkan circuit
2) Kualitas kabel (kawat dan isolasi) tidak baik
3) Penggunaan jenis kabel yang salah (misalnya NYM hanya untuk indoor,
kabel telpon untuk listrik, kabel speaker untuk listrik,dll).
4) Ukuran kawat terlalu kecil (Beban terlalu besar).
5) Terjadi “loss connection (high contact resistance)” (dari sambungan
kawat, tusuk kontak yang bertumpuk-tumpuk yang cenderung tidak rapat,
dan lain-lain)
CARA MENCEGAH TERJADINYA
Kebakaran karenaListrik:
1) Hindarkan kemungkinan terjadinya short circuit, dan harus ada alat
proteksi (CB atau Fuse)
2) Gunakan kualitas kabel (kawat dan isolasi) yang baik
3) Gunakan jenis kabel yang benar
4) Gunakan ukuran kawat yang sesuai dengan KHA (Ampacity) nya.
5) Hindari terjadinya “Lossconnection”

Anda mungkin juga menyukai