KHUTBAH PERTAMA
Alhamdulillah, Allah masih memberikan nikmat yang luar biasa. Nikmat iman dan
Islam serta sehat wal afiat. Sehingga di hari yang mulia ini, kita bisa berkumpul di
tempat yang mulia ini, bersama dengan orang-orang yang insyaAllah dimuliakan oleh
Allah untuk melaksanakan shalat jumat berjamaah. Shalawat dan salam semoga
senantiasa tercurah kepada junjungan alam Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa
sallam.
Mari terus tingkatkan takwa kita kepada Allah, terlebih di masa-masa pandemi ini.
Sadarlah bahwa kita adalah hamba Allah, milik Allah, yang harus dan tunduk kepada-
Nya. Melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Banyak-banyak
bertaubat dan mengakui kesalahan bahwa selama ini kita lebih banyak mengikuti
hawa nafsu dan mengesampingkan aturan Allah shallallahu 'alaihi wa sallam.
Sayang, saat ini kita menyaksikan masih banyak perintah Allah subhanahu wa ta'ala
yang belum diamalkan. Masih banyak larangan-Nya yang dilanggar. Singkatnya,
masih banyak hukum-hukum syariah yang dicampakkan. Terutama berkaitan dengan
pengaturan kehidupan bermasyarakat dan bernegara;
Saat syariah Islam belum diterapkan secara kaffah dalam kehidupan, saat itu pula
kehidupan kaum Muslim terpuruk, terjajah, hancur dan tertindas. Saudara-saudara
kita di Palestina, Suriah, Irak, Afganistan, Xinjiang, Chechnya, Rohingya, Thailand
Selatan, Filipina Selatan, dan sebagainya dijajah, disiksa dan banyak yang diusir dari
negerinya. Tak ada yang melindungi dan membela mereka.
Pangkal keterpurukan ini adalah karena umat Islam telah banyak menyimpang dari
Al-Quran. Keadaan itu telah diterangkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala:
Perubahan itu harus diupayakan sendiri oleh umat Islam. Sebabnya, Allah
subhanahu wa ta'ala berfirman:
اِ َّن هّٰللا َ اَل يُ َغيِّ ُر َما بِقَ ْو ٍم َحتَّ ٰى يُ َغيِّرُوا َما بِأَنفُ ِس ِه ْم
Sungguh Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum
hingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri
mereka sendiri (TQS ar-Ra’d [13]: 11).
[]