Anda di halaman 1dari 25

OTITIS MEDIA AKUT

Referat ini disusun untuk melengkapi persyaratan dalam mengikuti


kegiatan kepaniteraan klinik senior
SMF Ilmu Penyakit THT-KL di Rumah Sakit Haji Medan

Disusun Oleh :
Desi K. Sinaga (102120036)
Farahiyah Karamina Kartono (20360029)
Hesty Ahisya (20360079)

Pembimbing :
dr. Yuliani M. Lubis, Sp. THT-KL
LATAR BELAKANG
Otitis Media Akut (OMA) adalah salah satu komplikasi
Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) yang paling sering pada
anak. Tetapi baru-baru ini, pengaruh virus pernapasan juga
ditekankan sebagai agen penyebab OMA. Telah diketahui
bahwa anak-anak dengan infeksi Respiratory Syncytial Virus
(RSV) sering berkomplikasi menjadi OMA.
Sekitar 360 juta orang atau 5,2% di seluruh dunia
mempunyai gangguan pada telinga dan pendengarannya.
Gangguan telinga yang kerap dijumpai terutama pada anak
adalah otitis media akut. 70% anak diperkirakan mengalami
otitis media minimal satu kali dan bahkan lebih ketika
menjelang usia tiga tahun.
ANATOMI TELINGA
OTITIS MEDIA AKUT

DEFINISI
• Otitis Media Akut (OMA) adalah peradangan telinga tengah yang
berlangsung kurang dari tiga minggu (akut) yang disertai dengan
gejala lokal dan sistemik.
• Otitis media akut (OMA) merupakan infeksi pada telinga tengah yang
bersifat akut atau mendadak.
EPIDEMIOLOGI
• Menurut ras/suku bangsa, insidensi otitis
media tertinggi terjadi pada suku Alaska,
Aborigin Australia, dan orang asli Amerika
(12‒46%)
• insidensi terendah di Amerika, Inggris,
Denmark, dan Finlandia (<1%).
• Di Indonesia, otitis media signifikan terjadi
pada anak usia sekolah.
• Penelitian menyatakan bahwa episode otitis
media akut (OMA) pada tahun pertama dan
tahun ketiga adalah 66% dan 86% pada
lelaki, serta 53% dan 77% pada wanita.
• Puncak insidensi otitis media adalah usia
6‒12 bulan pertama kehidupan, dan
menurun setelah usia 5 tahun.
ETIOLOGI
Otitis media dapat disebabkan oleh patogen bakteri maupun virus :
1. Patogen Bakterial
Lebih dari 95% kasus otitis media akut bakterial disebabkan oleh
Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, dan Moraxella
catarrhalis. Bakteri gram negatif lebih banyak ditemukan pada neonatus usia
<6 minggu.

2. Patogen Virus
Infeksi virus pernapasan, seperti virus influenza, rhinovirus, dan adenovirus,
berhubungan dengan terjadinya otitis media pada pasien anak. Infeksi virus
akan menyebabkan terjadinya disfungsi tuba eustachius dan gangguan pada
respon imun inang.
FAKTOR RISIKO
1. Usia Muda (Bayi dan Anak)
2. Paparan Rokok dan Asap Pembakaran Kayu
3. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (Rinitis, Nasofaringitis)
4. Paparan pada Tempat Penitipan Anak
5. Riwayat Penyakit Keluarga (Alergi)
6. Tidak Mendapatkan ASI Eksklusif
7. Penggunaan Pacifier (Empeng)
8. Abnormalitas Kraniofasial
9. Imunodefisiensi
10. Campak, Pertusis, Difteri dan Tuberkulosis
11. Overcrowding
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
Gejala Klinis
1. Onsetnya mendadak (akut)
2. Tanda efusi :
• Mengembangnya MT

• gerakan MT terbatas / (-)

• bayangan cairan di belakang MT (+)

• Cairan keluar dari telinga (+)

3. Tanda peradangan telinga tengah :


• MT kemerahan
• Nyeri telinga (mengganggu tidur & aktivitas
normal)
Gejala Klinis
• Gejala pada anak biasanya :
- nyeri telinga - sulit tidur
- suhu tubuh tinggi - tiba tiba menjerit saat
tidur
- riwayat batuk pilek sebelumnya - diare
- gelisah -kejang-kejang

• Ruptur membran timpani  sekret mengalir ke liang telinga, suhu


tubuh turun, & anak tertidur tenang

• Gejala lain : gangguan pendengaran, rasa penuh dalam telinga


Gejala Klinis
a.Stadium Oklusi Tuba Eusthacius
Stadium ini ditandai adanya retraksi
membran timpani akibat terjadinya tekanan
negatif di dalam telinga tengah akibat
absorpsi udara. Membran timpani dapat
tampak normal atau berwarna keruh pucat.

b.Stadium Hiperemis/ Pre-supurasi


Stadium ini ditandai adanya pembuluh
darah yang melebar pada membran timpani
sehingga membran timpani tampak edema
dan hiperemis. Sekret yang terbentuk
masih berupa sekret serosa yang susah
untuk dievaluasi
Gejala Klinis
c.Stadium Supurasi
Ditandai edema hebat pada mukosa telinga tengah dan rusaknya sel
epitel superfisial, serta terbentuk eksudat yang purulen di kavum
timpani menyebabkan membran timpani tampak menonjol/bulging ke
arah liang telinga luar. Pada keadaan ini pasien tampak kesakitan, nadi,
suhu meningkat, rasa nyeri pada telinga yang hebat.

a. Normal, b. Bulging ringan, c. Bulging sedang, d. Bulging


berat
Gejala Klinis
d.Stadium Perforasi
Ditandai dengan adanya ruptur pada
membran timpani dan nanah keluar
mengalir dari telinga tengah ke liang
telinga luar. Pada anak, anak yang tadinya
gelisah menjadi lebih tenang. Suhu tubuh
mengalami penurunan dan nyeri akan
berkurang.

e.Stadium Resolusi
Bila membran timpani tetap utuh, maka
keadaan membran timpani perlahan-
lahan akan normal kembali. Setelah
terjadi perforasi, sekret pada telinga
tengah akan berkurang dan akhirnya
kering.
DIAGNOSIS
STADIUM ANAMNESIS OTOSKOPI
1. Oklusi Tuba - Pekak dan sakit telinga, - Membran timpani:
Eusthacius - Pada umumnya tidak di jumpai demam Retrkasi, warna keruh pucat

2. Hiperemis Diawali dengan ISPA dan diikuti dengan gejala di telinga: - Membran timpani:
- Terasa penuh Retrkasi, warna mulai hiperemia
- Grebeg-grebeg - Kadang-kadang tampak adanya air fluid level
- Gangguan pendengaran
3. Supurasi - Otalgia hebat - Membran timpani:
- Gangguan pendengaran Bombans dan hiperemia
- Febris, batuk, pilek - Belum ada sekret di MAE
- Pada bayi dan anak kadang disertai dengan:
gelisah, rewel, kejang, gastroenteritis
- Belum terjadi otorea
4. Perforasi - Otorea, mukopurulen - Membran timpani:
- Otalgia dan febris mereda Perforasi, sentral, kecil di kuadran antero-inferior
- Gangguan pendengaran - Sekret: mukopurulen kadang tampak pulsasi
- Masih ada batuk dan pilek - Warna membran timpani hiperemia
5. Resolusi Gejala-gejala pada stadium sebelumnya sudah banyak mereda - Membran timpani:
Kadang masih ada gejala sisa: Sudah pulih menjadi normal kembali
Tinitus dan gangguan pendengaran - Masih dijumpai lubang perforasi
- Tidak dijumpai sekret lagi
PENATALAKSANAAN
STADIUM OKLUSI STADIUM HIPEREMIS

• Tujuannya membuka kembali tuba • Antibiotika, obat tetes hidung ,


eustachius, sehingga tekanan negatif antipiretik dan analgetika
pada telinga tengah hilang • Pemberian antibiotika dianjurkan
• Obat tetes hidung HCl efedrin 0,5 % minimal 7 hari.
dalam larutan fisiologik untuk anak
<12 tahun Pilihan antibiotik lainnya adalah :
• HCl efedrin 1 % dalam larutan • Eritromisin (50 mg/kgbb/hari) 4 kali
fisiologik untuk anak > 12 tahun dan sehari
pada orang dewasa (1-2 tetes/hari 3 • Ampisilin ( 50 – 100 mg/kgBB/hari) 4
kali sehari) kali sehari
• Antibiotik pilihan awal Amoksisilin • Trimetroprim- sulfametoksasol (8 dan
diberi dengan dosis 40 mg/kgbb/24 40 mg/kgbb/hari) diberi 2 kali sehari
jam, 3 kali sehari selama 10 hari • Cefaklor (40 mg/kgbb/hari) 3 kali sehari
• Amoksisilin-klavulanat (40
mg/kgbb/hari) 3 kali sehari
• Cefixim (8 mg/kgbb/hari) sekali atau 2
kali sehari
PENATALAKSANAAN
STADIUM SUPURASI STADIUM RESOLUSI

• Antibiotika & obat-obat simptomatik. • Membran timpani berangsur normal


• Miringotomi bila membran menonjol kembali, sekret tidak ada lagi dan
dan masih utuh untuk mencegah perforasi membran timpani menutup
perforasi.
• Bila tidak terjadi resolusi akan tampak
sekret mengalir di liang telinga luar
melalui perforasi membran timpani.
STADIUM PERFORASI
• Ini dapat disebabkan berlanjutnya
• obat cuci telinga H2O2 3% selama edema mukosa telinga tengah, maka
3-5 hari serta antibiotik yang antibiotika dapat dilajutkan sampai 3
adekuat. minggu.
• Biasanya sekret akan hilang dan
perforasi dapat menutup kembali
dalam waktu 7 – 10 hari.
KOMPLIKASI

Komplikasi otitis media akut terdiri antara lain :


• OMSK (Otitis Media Supuratif Kronik)
• Mastoiditis
• Kehilangan Pendengaran
• Perforasi MT
• Kolesteatoma
• Labirinitis
• Gangguan neurologis : meningitis, hidrosefalus, kejang

KOLESTEATOMA OMSK
PENCEGAHAN

• Menjaga kebersihan telinga


• Jangan menggorek-ngorek telinga terlalu dalam dan dengan cara yang
tepat
• Jauhkan anak dari paparan asap rokok dan polusi udara
• Lakukan imunisasi lengkap pada anak sesuai jadwal
• Mengawasi Anak
PROGNOSIS
Secara keseluruhan prognosis otitis media tergolong baik,
kebanyakan penderita dapat sembuh secara spontan.
Ad vitam : Dubia Ad bonam
Ad Funtionam : Dubia Ad bonam
Ad sanationam : Dubia Ad bonam

Pengobatan antibiotik mengalami penurunan komplikasi


pada OMA. Tetapi masih tinggi angka kematian di negara-negara
berkembang karena komplikasi, sehingga perlu dikembangkan
diagnosis dini dari komplikasi yang merupakan dasar prognosis
yang baik dan pengobatan efektif.
KESIMPULAN
• Otitis Media Akut (OMA) : peradangan telinga tengah yang berlangsung
kurang dari tiga minggu (akut) yang disertai dengan gejala lokal dan
sistemik.
• Otitis media sangat sering terjadi pada bayi dan anak-anak
• Faktor risiko OMA diantaranya paparan asap rokok, penyakit infeksi saluran
nafas atas, tidak mendapatkan asi eklusif dan imunodefisiensi.
• Disebabkan oleh patogen bakteri maupun virus, tetapi lebih sering
disebabkan oleh bakteri
• Gejala klinis di bagi menjadi 5 stadium, yaitu: stadium oklusi tuba
Eusthacius, stadium hiperemis/ pre-supurasi, stadium supurasi, stadium
perforasi, dan stadium resolusi.
• Tatalaksana Otitis Media Akut tergantung pada stadium penyakitnya dan
disertai dengan pencegahan
DAFTAR PUSTAKA
• Adams GL, Boies LR, Higler PH. Boies. 2012. Buku Ajar Penyakit THT. Edisi 6.
Effendi H, editor. Jakarta: EGC.
• Anggraeni R. Hartanto W. Djelantik B. Ghanie A. et al. 2014. Otitis Media in
Indonesian Urban and Rural School Children, The Pediatric Infectious Disease
Journal. 33 (10)
• Asthri, Agtara L.2020. Peran Kurkumin Sebagai Pengembangan Terapi Untuk
Otitis Media Akut. Majority : 9 (2), 102-106
• Coticchia JM, Chen M, Sachdeva L, Mutchnick S. 2013. New Paradigms in the
Pathogenesis of Otitis Media in Children. .
• Danishyar A, Ashurst JV. 2020. Acute Otitis Media In: StatPearls. Treasure Island
(FL):StatPearlPublishing;Diaksesdari:https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK47
0332
• Dube, E., et al, 2011. Burden of Acute Otitis Media on Canadian Families.
Canadian Family Physician, 57: 60, 62 – 64.
DAFTAR PUSTAKA
• Fadhlurrahan, R. 2018. Pemberian pneumococal conjugate vaccine untuk
pencegahan infeksi saluran pernafasan sebagai faktor risiko otitis media akut
pada anak ditinjau dari kedokteran dan islam. Doctoral dissertation,
Universitas YARSI
• Harmes KM, Blackwood RA, Burrows HL, Cooke JM, Harrison R Van, Passamani
PP. 2013. Otitis Media: Diagnosis and Treatment. Am Acad Fam Physicians.
• Homas JP, Berner R, Zahnert T, Dazert S.2014, Acute otitis media--a structured
approach [published correction appears in Dtsch Arztebl Int. 2016 Feb
19;113(7):113].Dtsch Arztebl Int. 111(9):151-
160.doi:10.3238/arztebl.2014.0151.
• Harmadji, S., Soepriyadi, & Wisnubroto. 2005. Pedoman Diagnosis dan Terapi
Bag/. In R. d. Soetomo, Pedoman Diagnosis dan Terapi Bag/SMF Ilmu Penyakit
Telinga, Hidung, dan Tenggorokan Edisi ke-3 (pp. 10-13). Surabaya: FK UNAIR.
• Lestari, Mandala, Marni, 2018. Distribusi Usia dan Jenis Kelamin pada Angka
Kejadian Otitis Media Akut di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek
Bandar Lampung tahun 2016. Journal Of Medical And Health Science; 5(1):1-
10.
• Lieberthal, A. S. et al. 2013. ‘The Diagnosis and Management of Acute Otitis
Media’, Pediatrics, 131(3), pp. e964–e999. doi: 10.1542/peds.2012-3488.
DAFTAR PUSTAKA
• Mahardika, I. W. P., Sudipta, I. M., Wulan, S., Sutanegara, D., & Denpasar, S. 2019.
Karakteristik Pasien Otitis Media Akut di Rumah Sakit Umum Pusat Denpasar
Periode Januari – Desember Tahun 2014. 8(1), 51– 55.
• Purba, L. A., & Imanto, M. 2021. Hubungan Otitis Media Akut Dengan Riwayat
Infeksi Saluran Pernapasan Atas Pada Anak. Medical Profession Journal of
Lampung, 10(4), 670-676.
• Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD, 2014. Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. 7th Ed. Jakarta: Balai
Penerbit FK UI. 96–100.
• Stella G., Fonda G., dkk. 2014. Otitis Media Akut. Departemen Ilmu Penyakit
Telinga Hidung Tenggorok RSPAD Gatot Subroto.
• Thomas JP, Berner R, Zahnert T, Dazert S. 2014.Acute otitis media--a structured
approach. Dtsch Arztebl Int [Internet]. 28;111(9):151–9; quiz 160.
• Tortora, Gerard J. Mark T. Nielsen. 2012. Principles of Human Anatomy. 12th
edition. John Wiley & Sons, Inc.
• Triswanti, N., Wibawa, F. S., & Adha, G. A. R. 2021. Karakteristik Pasien Otitis
Media Akut. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 10(1), 7-11.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai