Laporan Pendahuluan-1
Laporan Pendahuluan-1
MENINGITIS
Disusun Oleh :
1. Muhammad Nasich Fatahillah 7. Siti Mussafaah
2. Muhammad Khoirul Ibror 8. Syafilatus Sholehah
3. Helma Adinda Putri 9. Nadief Fuat Athoillah
4. Dian Wulandari 10. Siti Maisyaroh
5. Ulfatus Sholeha 11. Tri Wahyuningsih
6. Wirdans Ainal Khaq 12. M. Fiki Andriansyah
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena
dengan rahmat, dan anugerah-Nya kami dapat menyusun makalah ini dengan
judul “MENINGITIS ” .
Tugas ini kami susun dengan tujuan memenuhi kebutuhan kami sebagai
mahasiswa untuk menambah pengetahuan kami tentang matakuliah ini. Dengan
mengumpulkan informasi dari berbagai sumber yang releven, yang nantinya
dapat bermanfaat bagi semua untuk mengatasi kesulitan belajar dalam
mempelajari mata kuliah ini.
Tentunya dalam menyusun tugas ini kami belumlah cukup sempurna. Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran untuk menjadikan isi makalah ini
menjadi lebih baik dan menjadi tolak ukur bagi kami untuk menyusun makalah
yang sesuai dengan harapan kita semua yang bermanfaat untuk sekarang dan
masa depan. Semoga segala iktiyar kita dirindhoi Allah SWT, Amin.
Tim Penulis
2
DAFTAR ISI
Cover..................................................................................................................................i
Kata pengantar..................................................................................................................ii
Daftar Isi.............................................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar belakang...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................................................2
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Meningitis....................................................................................................3
2.2 Penyebab Meningitis.....................................................................................................3
2.3 Patofisiologi Meningitis................................................................................................4
2.4 Gejala Meningitis..........................................................................................................4
2.5 Komplikasi Meningitis..................................................................................................4
2.6 Pencegahan Meningitis..................................................................................................5
2.7 Pemeriksaan Diagnostik Meningitis..............................................................................6
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................8
3.2 Saran..............................................................................................................................8
Daftar Pustaka...................................................................................................................
BAB I
3
PENDAHULUAN
4
penderita dandroplet infection yaitu terkena percikan ludah, dahak, ingus, cairan
bersin dan cairantenggorok penderita.17 Saluran nafas merupakan port d’entree
utama pada penularanpenyakit ini.
Bakteri-bakteri ini disebarkan pada orang lain melalui pertukaran udara dari
pernafasan dan sekresi-sekresi tenggorokan yang masuk secara hematogen(melalui
aliran darah) ke dalam cairan serebrospinal dan memperbanyak diri didalamnya
sehingga menimbulkan peradangan pada selaput otak dan otak.
BAB II
5
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meningen, yaitu lapisan
pelindung yang menyelimuti otak dan saraf tulang belakang. Meningitis terkadang
sulit dikenali, karena penyakit ini memilikigejala awal yang serupa dengan flu,
seperti demam dan sakit kepala. (Suriadi & Yuliani, 2010)
Meningitis atau radang otak merupakan infeksi yang sering terjadi di sekitar
otak dan saraf tulang belakang. Meningitis dapat disebabkan berbagai organisme
seperti virus, bakteri ataupun jamur yang menyebar masuk ke dalam darah dan
berpindah ke dalam cairan otak. Pasien diduga mengalami meningitis haruslah
dilakukakn pemeriksaan yang akurat, baik itu disebabkan virus, bakteri ataupun
jamur. Hal ini diperlukan untuk spesifikasi pengobatannya, karena masing-masing
akan mendapatkan terapi sesuai penyebabnya.(Brunner & Suddart,2019) .
2.2 Penyebab
Meningitis merupakan akibat dari komplikasi penyakit lain atau kuman secara
hematogen sampai ke selaput otak, misalnya, pada penyakit faringotonsilitis,
pneumonia, bronkopnrumonia, endocarditis dan dapat pula sebagai perluasan
kontinuitatum dari peradangan organ / jaringan didekat selaput otak, misalnya
opses otak, otitis media, mastoiditis, thrombosis sinus kavernosus dan lain-lain
(Ngastia,2012).
Penyebab meningitis sebagai berikut:
1. Bakteri sebagaian besar kasus meningitis pada neonatus disebabkan
oleh flora dalam saluran genetalia ibu. Streptokokkus grup B dan
Escherichia colli merupakan patogen yang sangat penting bagi
kelompok usia ini. Pada anak usia 6 bulan atau lebih haemophilus in
fluenza dan streptococcus pneumuniae merupakan penyebab tersering.
Selain itu meningitis juga disebabkan mycobacterium tuberculosa yang
berawal dari penyakit TBC
6
2. Virus: echovirus, coxsackie virus, virus gondongan dan virus
imunodefisiensi manusia (HIV).
3. Faktor maternal: rupture membrane fetal, infeksi maternal pada minggu
terakhir kehamilan.
4. Faktor imunologi: defesiensi mekanisme imun, defesiensi imunoglobin
dan anak yang mendapat obat-obatan imunosupresi.
5. Anak dengan kelainan system saraf pusat, pembedahan atau injury yang
berhubungan dengan system persarafan ( Suryadi & Yuliani, 2019)
2.3 Patofisiologi
Efek peradangan akan menyebabkan peningkatan cairan crebrosepinalis yang
dapat menyebabkan obstruksi, selanjutnya terjadi hedrosefalus dan peningkatan
tekanan intrakranial. Efek patologi dari peradangan tersebut adalah hiperemi pada
meningen, edema dan eksudasi yang menyebabkan peningkatan intrakranial.
Organisme masuk melalui sel darah merah pada blood brain barrier. Masuknya
organisme dapat melalui trauma, penetrasi prosedur pembedahan, pecahnya ases
serebral atau kelainan system saraf pusat. Otorrhea atau rhinorrhea akibat fraktur
dasar tengkorak dapat menimbulkan meningitis, dimana terjadi hubungan antara
cerebral spinal fluit (CSF) dan dunia luar masuknya mikro organisme kesusunan
saraf pusat melalui ruang sub arah chnoid dan menimbulkan respon peradangan
pada via, arah chnoid, CSF dan ventrikel, dari reaksi radang muncul eksudat dan
perkembangana infeksi pada ventrikel, edema dan sekar jaringan sekeliling
ventrikel menyebabkan obstruksi pada CSF dan menimbulkan Hidrosefalus.
Meningitis bakteri: netrofil, monosit, limfosit dan yang lainya merupakan sel
respon radang. Eksudet terdiri dari bakteri fibrin leokosit yang dibentung diruang
sub arah chnoid. Penumpukan pada CSF akan bertambah dan menganggu aliran
CFS disekitar otak dan medulla sepinalis. Terjadi vasodilatasi yang cepat dari
pembulu darah dapat menimbulkan rupture atau thrombosis dinding pembulu darah
dan jaringan otak yang berakibat infarct CSF ( Suryadi & Yuliani,2019)
7
2.4 Gejala Meningitis
Gejala meningitis dapat berbeda-beda, tergantung tipe,usia, dan keparahan
kondisi pasien. Gejala yang umumnya muncul pada penderita meningitis yang
berusia diatas 2 tahun meliputi:
1. Demam tinggi
2. Leher kaku
3. Sakit kepala berat
4. Kejang
5. Sensitive terhadap cahaya
6. Mual dan muntah
8
7. Sulit berkonsentrasi atau kebingungan
8. Nafsu makan berkurang
Pada bayi atau anak – anak dibawah 2 tahun, beberapa gejala yang muncul
umumnya serupa dengan penderita meningitis yang berusia diatas 2 tahun, seperti
demam tinggi, mengalami gangguan tidur, nafsu makan berkurang, dan kaku pada
leher. Namun, terhadap beberapa gejala lain yang lebih spesifik, seperti adanya
benjolan dibagian kepala dan bayi terus menangis. Ketika gejala ini muncul, pasien
harus segera mendapat penanganan yang tepat.
9
5. Pilih makanan yang telah dipasteurisasi
6. Menghindari asap rokok
7. Istirahat yang cukup
10
pemeriksaan dapat dilanjutkan dengan melakukan tes untuk mencari tahu secara
pasti penyebab meningitis. Tes yang dilakukan dapat berupa:
Tes Darah
Pemindaian
Tes PCR
Apabila ruam yang ditekan dengan gelas tidak memudar, maka ruam
tersebut bisa jadi merupakan ruam pada penderita meningitis. Namun, tes ini
tidak bisa dijadikan patokan dan tetap harus dipastikan dengan pemeriksaan-
pemeriksaan lain.
BAB III
PENUTUP
11
3.1 Kesimpulan
Meningitis adalah radang pada meningen (selaput) yang melindungi otak dan
modula spinalis (Muttaqin, 2018). Meningitis adalah peradangan pada selaput
meningen, cairan serebrospinal dan spinal solumn yang menyebabkan proses
infeksi pada system saraf pusat (Suriadi & Yuliani, 2019).
Meningitis atau radang otak merupakan infeksi yang sering terjadi di sekitar
otak dan saraf tulang belakang. Meningitis dapat disebabkan berbagai organisme
seperti virus, bakteri ataupun jamur yang menyebar masuk ke dalam darah dan
berpindah ke dalam cairan otak.
3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah yang berjudul “MENINGITIS” masih banyak
memiliki kekurangan oleh karena itu keritik dan saran dari pembaca sangat kami
harapkan demi melengkapi makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
12
Ahmad Aniq Nor Mutsaqoh, dkk. (2015). Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit
Infeksi Memggunakan Forward Chaining, 4(1), 43-47. Retrieved from
Muriana Novariani, D. (2008). Faktor Resiko Sekuele Meningitis Bakterial pada Anak,
9(5).
Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan (4th ed). Jakarta: Salemba
Medika
13