Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

MENINGITIS

Untuk memenuhi tugas pkkmb 2021

Disusun Oleh :
1. Muhammad Nasich Fatahillah 7. Siti Mussafaah
2. Muhammad Khoirul Ibror 8. Syafilatus Sholehah
3. Helma Adinda Putri 9. Nadief Fuat Athoillah
4. Dian Wulandari 10. Siti Maisyaroh
5. Ulfatus Sholeha 11. Tri Wahyuningsih
6. Wirdans Ainal Khaq 12. M. Fiki Andriansyah

STIKES BHAKTI AL-QODIRI JEMBER


TAHUN PELAJARAN 2021/2022
JEMBER

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena
dengan rahmat, dan anugerah-Nya kami dapat menyusun makalah ini dengan
judul “MENINGITIS ” .
Tugas ini kami susun dengan tujuan memenuhi kebutuhan kami sebagai
mahasiswa untuk menambah pengetahuan kami tentang matakuliah ini. Dengan
mengumpulkan informasi dari berbagai sumber yang releven, yang nantinya
dapat bermanfaat bagi semua untuk mengatasi kesulitan belajar dalam
mempelajari mata kuliah ini.
Tentunya dalam menyusun tugas ini kami belumlah cukup sempurna. Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran untuk menjadikan isi makalah ini
menjadi lebih baik dan menjadi tolak ukur bagi kami untuk menyusun makalah
yang sesuai dengan harapan kita semua yang bermanfaat untuk sekarang dan
masa depan. Semoga segala iktiyar kita dirindhoi Allah SWT, Amin.

Jember, 18 November 2021

Tim Penulis

2
DAFTAR ISI

Cover..................................................................................................................................i
Kata pengantar..................................................................................................................ii
Daftar Isi.............................................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar belakang...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................................................2
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Meningitis....................................................................................................3
2.2 Penyebab Meningitis.....................................................................................................3
2.3 Patofisiologi Meningitis................................................................................................4
2.4 Gejala Meningitis..........................................................................................................4
2.5 Komplikasi Meningitis..................................................................................................4
2.6 Pencegahan Meningitis..................................................................................................5
2.7 Pemeriksaan Diagnostik Meningitis..............................................................................6
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................8
3.2 Saran..............................................................................................................................8
Daftar Pustaka...................................................................................................................

BAB I

3
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan kesehatan pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang optimal di seluruh wilayah Republik Indonesia.
Salah satu upaya pembangunan kesehatan yang dilakukan untuk meningkatkan
derajat kesehatan adalah melalui Program Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)
yang bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan serta
mengurangi dampak sosial dari penyakit menular. Dengan kemajuan teknologi, di
negara maju banyak penyakit menular yang telah mampu diatasi, bahkan ada yang
telah dapat dibasmi. Namun, masalah penyakit menular masih tetap dirasakan oleh
sebagian besar penduduk negara berkembang, salah satunya adalah penyakit
meningitis. 2 Meningitis merupakan infeksi cairan otak yang disertai radang
selaput otak dan medulla spinalis yang superfisial. Lebih dari 70 % kasus
meningitis terjadi pada anak usia bawah lima tahun.
Meningitis adalah infeksi cairan otak disertai radang yang mengenai
piameter(lapisan dalam selaput otak) dan arakhnoid serta dalam derajat yang lebih
ringan mengenai jaringan otak dan medula spinalis yang superfisial/suatu
peradangan selaput otak yang biasanya diikuti pula oleh peradangan
otak/peradangan pada selaput meninges yang menyelubungi otak yang disebabkan
oleh bakteri atau virus.Meningitis dibagi menjadi dua golongan berdasarkan
perubahan yang terjadipada cairan otak yaitu meningitis serosa dan meningitis
purulenta. Meningitis serosaditandai dengan jumlah sel dan protein yang meninggi
disertai cairan serebrospinalyang jernih. Penyebab yang paling sering dijumpai
adalah kuman Tuberculosis danvirus.
Meningitis purulenta atau meningitis bakteri adalah meningitis yang bersifatakut
dan menghasilkan eksudat berupa pus serta bukan disebabkan oleh bakterispesifik
maupun virus. Meningitis Meningococcus merupakan meningitis purulentayang
paling sering terjadi.Penularan kuman dapat terjadi secara kontak langsung dengan

4
penderita dandroplet infection yaitu terkena percikan ludah, dahak, ingus, cairan
bersin dan cairantenggorok penderita.17 Saluran nafas merupakan port d’entree
utama pada penularanpenyakit ini.

Bakteri-bakteri ini disebarkan pada orang lain melalui pertukaran udara dari
pernafasan dan sekresi-sekresi tenggorokan yang masuk secara hematogen(melalui
aliran darah) ke dalam cairan serebrospinal dan memperbanyak diri didalamnya
sehingga menimbulkan peradangan pada selaput otak dan otak.

1.2 Rumusan Masalah


 Apa itu pengertian meningitis?
 Apa penyebab meningitis?
 Bagaimana patofisiologi meningitis?
 Apa saja gejala meningitis?
 Apa saja komplikasi meningitis?
 Apa saja pencegahan meningitis?

1.3 Tujuan Masalah


 Untuk mengetahui pengertian meningitis
 Untuk mengetahui penyebab meningitis
 Untuk mengetahui patofisiologi meningitis
 Untuk mengetahui gejala meningitis
 Untuk mengetahui komplikasi meningitis
 Untuk mengetahui pencegahan meningitis

BAB II

5
PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meningen, yaitu lapisan
pelindung yang menyelimuti otak dan saraf tulang belakang. Meningitis terkadang
sulit dikenali, karena penyakit ini memilikigejala awal yang serupa dengan flu,
seperti demam dan sakit kepala. (Suriadi & Yuliani, 2010)
Meningitis atau radang otak merupakan infeksi yang sering terjadi di sekitar
otak dan saraf tulang belakang. Meningitis dapat disebabkan berbagai organisme
seperti virus, bakteri ataupun jamur yang menyebar masuk ke dalam darah dan
berpindah ke dalam cairan otak. Pasien diduga mengalami meningitis haruslah
dilakukakn pemeriksaan yang akurat, baik itu disebabkan virus, bakteri ataupun
jamur. Hal ini diperlukan untuk spesifikasi pengobatannya, karena masing-masing
akan mendapatkan terapi sesuai penyebabnya.(Brunner & Suddart,2019) .

2.2 Penyebab
Meningitis merupakan akibat dari komplikasi penyakit lain atau kuman secara
hematogen sampai ke selaput otak, misalnya, pada penyakit faringotonsilitis,
pneumonia, bronkopnrumonia, endocarditis dan dapat pula sebagai perluasan
kontinuitatum dari peradangan organ / jaringan didekat selaput otak, misalnya
opses otak, otitis media, mastoiditis, thrombosis sinus kavernosus dan lain-lain
(Ngastia,2012).
Penyebab meningitis sebagai berikut:
1. Bakteri sebagaian besar kasus meningitis pada neonatus disebabkan
oleh flora dalam saluran genetalia ibu. Streptokokkus grup B dan
Escherichia colli merupakan patogen yang sangat penting bagi
kelompok usia ini. Pada anak usia 6 bulan atau lebih haemophilus in
fluenza dan streptococcus pneumuniae merupakan penyebab tersering.
Selain itu meningitis juga disebabkan mycobacterium tuberculosa yang
berawal dari penyakit TBC

6
2. Virus: echovirus, coxsackie virus, virus gondongan dan virus
imunodefisiensi manusia (HIV).
3. Faktor maternal: rupture membrane fetal, infeksi maternal pada minggu
terakhir kehamilan.
4. Faktor imunologi: defesiensi mekanisme imun, defesiensi imunoglobin
dan anak yang mendapat obat-obatan imunosupresi.
5. Anak dengan kelainan system saraf pusat, pembedahan atau injury yang
berhubungan dengan system persarafan ( Suryadi & Yuliani, 2019)

2.3 Patofisiologi
Efek peradangan akan menyebabkan peningkatan cairan crebrosepinalis yang
dapat menyebabkan obstruksi, selanjutnya terjadi hedrosefalus dan peningkatan
tekanan intrakranial. Efek patologi dari peradangan tersebut adalah hiperemi pada
meningen, edema dan eksudasi yang menyebabkan peningkatan intrakranial.
Organisme masuk melalui sel darah merah pada blood brain barrier. Masuknya
organisme dapat melalui trauma, penetrasi prosedur pembedahan, pecahnya ases
serebral atau kelainan system saraf pusat. Otorrhea atau rhinorrhea akibat fraktur
dasar tengkorak dapat menimbulkan meningitis, dimana terjadi hubungan antara
cerebral spinal fluit (CSF) dan dunia luar masuknya mikro organisme kesusunan
saraf pusat melalui ruang sub arah chnoid dan menimbulkan respon peradangan
pada via, arah chnoid, CSF dan ventrikel, dari reaksi radang muncul eksudat dan
perkembangana infeksi pada ventrikel, edema dan sekar jaringan sekeliling
ventrikel menyebabkan obstruksi pada CSF dan menimbulkan Hidrosefalus.
Meningitis bakteri: netrofil, monosit, limfosit dan yang lainya merupakan sel
respon radang. Eksudet terdiri dari bakteri fibrin leokosit yang dibentung diruang
sub arah chnoid. Penumpukan pada CSF akan bertambah dan menganggu aliran
CFS disekitar otak dan medulla sepinalis. Terjadi vasodilatasi yang cepat dari
pembulu darah dapat menimbulkan rupture atau thrombosis dinding pembulu darah
dan jaringan otak yang berakibat infarct CSF ( Suryadi & Yuliani,2019)

7
2.4 Gejala Meningitis
Gejala meningitis dapat berbeda-beda, tergantung tipe,usia, dan keparahan
kondisi pasien. Gejala yang umumnya muncul pada penderita meningitis yang
berusia diatas 2 tahun meliputi:
1. Demam tinggi
2. Leher kaku
3. Sakit kepala berat
4. Kejang
5. Sensitive terhadap cahaya
6. Mual dan muntah

8
7. Sulit berkonsentrasi atau kebingungan
8. Nafsu makan berkurang
Pada bayi atau anak – anak dibawah 2 tahun, beberapa gejala yang muncul
umumnya serupa dengan penderita meningitis yang berusia diatas 2 tahun, seperti
demam tinggi, mengalami gangguan tidur, nafsu makan berkurang, dan kaku pada
leher. Namun, terhadap beberapa gejala lain yang lebih spesifik, seperti adanya
benjolan dibagian kepala dan bayi terus menangis. Ketika gejala ini muncul, pasien
harus segera mendapat penanganan yang tepat.

2.5 Komplikasi Meningitis


Komplikasi yang muncul akibat meningitis pada tiap orang dapat berbeda-beda.
Berikut adalah beberapa komplikasi yang dapat terjadi:
1. Kehilangan penglihatan
2. Kejang
3. Gangguan ingatan
4. Migran
5. Kehilangan pendengaran
6. Arthritis atau radag sendi
7. Gagal ginjal
8. Syok
9. Kesulitan berkonsentrasi
10. Hidrosefalus
2.6 Pencegahan Meningitis
Pencegahan meningitis dapat dilakukan dengan mengurangi kemungkinan
penyebaran infeksi dan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat. Beberapa upaya
di bawah ini dapat dilakukan dalam mencegah meningitis:
1. Jaga jarak dengan orang yang terinfeksi
2. Gunakan masker jika sedang sakit
3. Rutin berolahraga
4. Jangan berbagi makanan atau barang pribadi

9
5. Pilih makanan yang telah dipasteurisasi
6. Menghindari asap rokok
7. Istirahat yang cukup

Selain beberapa upaya di atas, pencegahan meningitis juga dapat dilakukan


dengan menerima vaksinasi atau imunisasi. Pemberian vaksin bertujuan agar
melindungi pasien dari penyebab seperti bakteri atau virus. Beberapa vaksin yang
digunakan untuk mencegah meningitis meliputi:

1. Vaksin pneumococcal, untuk memberikan perlindungan terhadap


bakteri pneumococcal.

2. Vaksin Hib, untuk melindungi pasien dari bakteri Haemophilus


influenzae tipe B penyebab meningitis.

3. Vaksin MenC, untuk melindungi pasien dari bakteri meningococcal grup C.

4. Vaksin MMR, untuk melindungi pasien dari kondisi yang memicu


meningitis, seperti gondongan, campak, dan rubella.

5. Vaksin ACWY, untuk memberikan perlindungan pada pasien terhadap


bakteri meningococcal grup A, C, W, dan Y.

6. Vaksin meningitis B, untuk melindungi pasien dari


bakteri meningococcal tipe B. (center for disease control and prevention
(2019).

Pemberian vaksin harus disesuaikan dengan umur pasien. Konsultasikan dengan


dokter terkait vaksin yang tepat dengan kondisi.

2.7 Pemeriksaan Diagnotik Meningitis

Dalam mendiagnosis meningitis (radang selaput otak), awalnya dokter akan


melakukan pemeriksaan fisik, mengamati potensi penyebaran penyebab
meningitis di tempat tinggal pasien, menanyakan riwayat penyakit atau tindakan
medis yang pernah dijalani, dan memeriksa faktor risiko lain. Kemudian,

10
pemeriksaan dapat dilanjutkan dengan melakukan tes untuk mencari tahu secara
pasti penyebab meningitis. Tes yang dilakukan dapat berupa:

 Tes Darah

Dokter akan mengambil sampel darah pasien untuk kemudian diperiksa


lebih lanjut. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat adakah
mikroorganisme yang membahayakan di dalam darah pasien.

 Pemindaian

ST SCAN atau MRI dapat dilakukan untuk memeriksa pembengkakan


Satu peradangan di sekitar kepala.

 Spinal Tab (lumbang pungsi)

Dalam tes ini, cairan serebrolpinal digunakan sebagai sampel untuk


mendiagnosis meningitis. Penderita meningitis umumnya memiliki
kandungan gula yang rendah serta terjadi peningkatan pada jumlah sel
darah putih dan protein dalam cairan serebrospinalnya.

 Tes PCR

Dokter juga dapat melakukan tes polymerase chain reaction PCR)


atau tes molekular untuk melihat materi genetik virus dalam tubuh, apabila
meningitis yang ada dicurigai disebabkan oleh virus.

Terdapat pula tes sederhana yang dapat dilakukan untuk memeriksa


meningitis. Tes tersebut hanya menggunakan gelas sebagai medianya.
Dokter akan menekankan gelas pada area kulit yang mengalami ruam.

Apabila ruam yang ditekan dengan gelas tidak memudar, maka ruam
tersebut bisa jadi merupakan ruam pada penderita meningitis. Namun, tes ini
tidak bisa dijadikan patokan dan tetap harus dipastikan dengan pemeriksaan-
pemeriksaan lain.

BAB III
PENUTUP

11
3.1 Kesimpulan

Meningitis adalah radang pada meningen (selaput) yang melindungi otak dan
modula spinalis (Muttaqin, 2018). Meningitis adalah peradangan pada selaput
meningen, cairan serebrospinal dan spinal solumn yang menyebabkan proses
infeksi pada system saraf pusat (Suriadi & Yuliani, 2019).

Meningitis atau radang otak merupakan infeksi yang sering terjadi di sekitar
otak dan saraf tulang belakang. Meningitis dapat disebabkan berbagai organisme
seperti virus, bakteri ataupun jamur yang menyebar masuk ke dalam darah dan
berpindah ke dalam cairan otak.

3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah yang berjudul “MENINGITIS” masih banyak
memiliki kekurangan oleh karena itu keritik dan saran dari pembaca sangat kami
harapkan demi melengkapi makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

12
Ahmad Aniq Nor Mutsaqoh, dkk. (2015). Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit
Infeksi Memggunakan Forward Chaining, 4(1), 43-47. Retrieved from

Andarsari. (2011). Masalah di Negara Sedang Berkembang , 1-4. Retrieved from

Batticaca, Fransisca, B. (2019). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem


Persarafan. In Aulia Novianty (ED) (p. 140). Jakarta

Harnilawati. (2013). Pengantar Ilmu Keperawatan Komunitas. In Amirullah (Ed) (1 st


ed).

Sulawesi Selatan. Kementerian Kesehatan RI. (2014). Kondisi Pencapaian Program


Kesehatan Anak Indonesia.

Muriana Novariani, D. (2008). Faktor Resiko Sekuele Meningitis Bakterial pada Anak,
9(5).

Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan (4th ed). Jakarta: Salemba
Medika

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan. Jakarta: DPP PPNI

Harsono. Meningitis Tuberkolosa. Buku Ajar Neurologi Klinis : Perhimpunan Dokter


Spesialis Saraf Indonesia. Edisi ke . Yogyakarta: Gajah Mada University; 2005

Evandert. Faktor-faktor yang berhubungan dengan keluaran pasien Meningitis


Tuberkulosis di SMF saraf RSUP DR. M. Djamil Padang 2015-2016 [Skripsi]
Padang. FK Unand ; 2016

13

Anda mungkin juga menyukai