Acara 3 KELOMPOK 4 Firdauzi Acc Last Eps
Acara 3 KELOMPOK 4 Firdauzi Acc Last Eps
A. Tujuan
Menganalisis kadar serat (selulosa dan lignin) beberapa bahan pertanian
berdasarkan pada kecepatannya terombak
B. Tinjauan Pustaka
Selulosa merupakan komponen utama penyusun dinding sel tanaman.
Kandungan selulosa pada dinding sel tanaman tingkat tinggi sekitar 35-50%
dari berat kering tanaman (Saha, 2004). Selulosa merupakan polimer glukosa
dengan ikatan β-1,4 glukosida dalam rantai lurus. Bangun dasar selulosa
berupa suatu selobiosa yaitu dimer dari glukosa. Rantai panjang selulosa
terhubung secara bersama melalui ikatan hidrogen dan gaya van der Waals
(Perez et al. 2002). Selulosa merupakan polisakarida yang terdiri atas satuan-
satuan dan mempunyai massa molekul relatif yang sangat tinggi, tersusun dari
2.000-3.000 glukosa. 6 Rumus molekul selulosa adalah (C6H10O5)n. Selulosa
merupakan komponen utama penyusun dinding sel tanaman yaitu senyawa
polimer glukosa yang tersusun dari nit-unit β-1,4-glukosa yang dihubungkan
dengan ikatan β-1,4-Dglikosida (Han et al., 1995).
Secara ensimatis, perombakan selulosa dilakukan oleh sebuah kompleks
enzim yang disebut dengan ensim selulase. Enzim selulase merupakan salah
satu kelompok enzim yang termasuk dalam suatu sistem yang diproduksi
mikroorganisme dalam degradasi material sel tumbuhan. Enzim ini termasuk
dalam famili glikosil hidrolase. Enzim selulase berperan dalam hidrolisis
selulosa dengan memecah ikatan β-1,4-D-glikosida untuk menghasilkan
oligosakarida maupun glukosa. Selulosa pada lingkungan aerobik akan terurai
menjadi glukosa dan karbondioksida yang akan bergabung ke dalam sel yang
sedang tumbuh, sedangkan selulosa pada lingkungan anaerobik akan terurai
menjadi alkohol dan asam organik (Prihatiningrum, 2002).
Beberapa kelompok mikroba dari jamur dan bakteri mampu menghasilkan
ensim selulase. Bahan organik yang mengandung selulosa merupakan substrat
bagi pertumbuhan bakteri selulolitik, sehingga dimungkinkan bakteri
selulolitik juga terdapat pada kompos yang memiliki kandungan selulosa
yang tinggi. Bakteri selulolitik secara alami terdapat pada lahan pertanian,
hutan, kompos, tanaman yang telah melapuk, atau pada serasah daun (David
et al., 2012). Perombakan selulosa memberikan tambahan kompos dan humus
bagi tanah sehingga bahan organik didalamnya dapat membantu
meningkatkan kemampuan tanah dalam mengikat air dan memperbaiki berat
jenis tanah. Kondisi tersebut dapat berpengaruh baik pada pertumbuhan
tanaman (Browning 1967). Perombakan selulosa cenderung cepat karena
struktur senyawa penyusunnya lebih sederhana dibandingkan dengan lignin
(Hasibuan, 2009). Pengomposan merupakan proses perombakan
(dekomposisi) bahan organik oleh mikroorganisme dalam keadaan
lingkungan yang terkontrol dengan hasil akhir berupa humus dan kompos
(Murbandono, 2008).
Prinsip kerja analisis selulosa atau gula pereduksi dapat dianalisis secara
kualitatif untuk mengidentifikasi apakah sampel mengandung selulosa atau
tidak dan secara kuantitatif untuk menentukan kadar selulosa yang terbentuk.
Untuk maksud tersebut, analisis selulosa gula reduksi secara kualitatif dapat
dilakukan dengan uji Benedict, uji Fehling, uji Barfoed, uji Tollens, dan uji
Molisch (Mathews, 2000)
Prinsip analisis selulosa / gula pereduksi secara kuantitatif dengan metode
DNS.Metode DNS merupakan metode yang paling banyak digunakan untuk
menentukan kadar gula reduksi. Dalam metode DNS digunakan reagen
dinitro salisilat (DNS). Bahan bahan kimia yang diperlukan untuk membuat
reagen DNS adalah asam 3,5-dinitrosalisilat, NaOH, Na2SO3, Na-K-tartarat,
fenol, dan akuades. DNS merupakan senyawa aromatis yang dapat bereaksi
dengan gula reduksi membentuk asam 3-amino-5-nitrosalisilat, suatu
senyawa yang mampu menyerap radiasi gelombang elektromagnetik pada
panjang gelombang maksimum 540 nm (Adney and Baker, 2008).
Semakin tinggi kadar gula reduksi yang terdapat dalam sampel, maka akan
semakin banyak pula molekul asam 3-amino-5- nitrosalisilat yang terbentuk,
sehingga absorbansi sampel akan semakin tinggi. Reaksi antara gula reduksi
dengan DNS merupakan reaksi redoks pada gugus aldehid gula dan
teroksidasi menjadi gugus karboksil. Sementara itu, DNS sebagai oksidator
akan tereduksi membentuk asam 3-amino dan 5- nitrosalisilat. Reaksi ini
berlangsung dalam suasana basa dan suhu tinggi sekitar 90-100 °C. Bila
terdapat gula reduksi pada sampel, maka larutan DNS yang awalnya berwarna
kuning akan bereaksi dengan gula reduksi sehingga menimbulkan warna
jingga kemerahan (Kusmiati dan Agustini, 2010).
Lignin merupakan komponen dinding sel tumbuhan berupa fenolik
heteropolimer yang dihasilkan dari rangkaian oksidatif di antara tiga unit
monomer penyusunnya yaitu p-coumaryl, coniferyl, dan sinapyl alcohol
dalam reaksi yang dimediasi oleh peroksida (Ros et al. 2007). Gullichsen dan
Paulapuro (2000) menyatakan bahwa lignin merupakan polimer amorf
dengan struktur kimia yang jelas berbeda dari komponen makromolekul lain
pada kayu. Berbeda dengan karbohidrat, struktur kimia lignin tidak teratur
yang dapat digambarkan oleh perbedaan komponen strukturalnya yaitu unit
fenilpropana yang tidak terhubung satu sama lain.
Lignin merupakan senyawa aromatik dan material amorf yang terbentuk
dalam dinding sel dan middle lamela (lamela tengah) dalam kayu. Sebagai
suatu polimer kompleks, lignin memiliki berat molekul tinggi yang terbentuk
selama kondensasi dari unit-unit struktural yang mempunyai beberapa tipe
yang sama. Unit-unit struktural tersebut adalah fenilpropana (C6C3) yang
tersubstitusi pada dua atau tiga posisi dalam cincin benzenanya (Browning
1967).
Lignin berdasarkan strukturnya dibagi dalam dua kelompok, yaitu :
1. Lignin Guaiasil merupakan polimer dari unit koniferil alkohol dan
banyak terkandung dalam kayu daun jarum (softwood) dengan kadar
lignin 23 - 32 % dan terdapat pada kayu daun jarum yang bersifat lebih
homogen yang terutama disusun oleh unit guaiasil sekitar 90 % dan
sisanya para-hidroksi koumaril.
2. Lignin Guaiasil – Siringil merupakan polimer dari unit koniferil alkohol
dan sinapil alkohol bersifat lebih heterogen karena tersusun atas guaiasil
dan siringil. Lignin Guaiasil – Siringil terdapat pada kayu daun lebar
(hardwood) dengan kadar lignin 20 % - 28 % dan juga terdapat pada
kayu tropis dengan kadar lignin 30 % (Achmadi, 1990).
Lignin sulit didegradasi karena strukturnya yang kompleks dan
heterogen yang berikatan dengan selulosa dan hemiselulosa dalam jaringan
tanaman. Lebih dari 30% tanaman tersusun atas lignin yang memberikan
bentuk yang kokoh dan memberikan proteksi terhadap serangga dan
pathogen. Disamping memberikan bentuk yang kokoh terhadap tanaman,
lignin juga membentuk ikatan yang kuat dengan polisakarida yang
melindungi polisakarida dari degradasi mikroba dan membentuk struktur
lignoselulosa. Hal tersebut menyebabkan perombakan lignin berlangsung
sangat lambat (Orth et al. 1993).
Perombakan lignin membutuhkan enzim ekstraseluler yang tak spesifik
karena lignin mempunyai struktur acak dengan berat molekul yang tinggi.
Lignin biasanya terakumulasi selama proses perombakan lignoselulosa.
Lignin selain dapat dirombak oleh sekelompok mikroorganisme, dalam
konsisi lingkungan tertentu dapat juga dirombak oleh faktor abiotik seperti
dengan senyawa alkali atau radiasi ultra violet, namun hanya kapang pelapuk
putih yang mampu merombak lignin secara efektif (Blanchette, 1995).
Secara alami, degradasi lignin berjalan sangat lambat sehingga tidak
terlalu berpengaruh terhadap tanah dan tanaman. Akan tetapi, dalam kondisi
yang mendukung degradasi lignin akan menghasilkan senyawa-senyawa
fenolat baik dalam bentuk p-kunmaril, alkohol, koniferil alkohol, dan sinafil
alkohol. Senyawa-senyawa fenolat tersebut dalam konsentrasi tertentu akan
bersifat toksik terhadap tanah dan organisme didalamnya termasuk tanaman
sehingga berpengaruh buruk terhadap tanaman (Crawford, 1981).
Analisis serat dilakukan untuk membuktikan perbedaan
karakteristik dari macam serat seperti selulosa dan lignin. Selulosa adalah
senyawa seperti serabut, liat, tidak larut dalam air, dan ditemukan di dalam
dinding sel pelindung tumbuhan terutama pada tangkai batang, dahan dan
semua bahagian berkayu dari jaringan tumbuhan. Sedangkan lignin adalah
material yang paling kuat di dalam biomassa. Lignin sangat resisten terhadap
degradasi, baik secara biologi, enzimatis, maupun kimia (Daulay, 2009).
Analisis serat juga dilakukan dengan berbagai alasan yang mendasar yaitu
untuk mengetahui pengaruh perlakuan fermentasi terhadap kandungan kadar
selulosa, hemiselulosa dan lignin (Halili, 2014)
C. Prinsip Kerja
1. Alat
a. Kantong plastik
b. Wadah plastik/ember
2. Bahan
a. Daun tanaman
b. Ranting tanaman (daun dan ranting berasal dari tanaman yang sama)
c. Jerami padi
d. Pupuk kendang/kotoran hewan
e. Gula pasir (sebagai bahan yang mudah terombak, untuk memacu
mikroba tumbuh dengan cepat pada awal proses, dikenal sebagai
priming effect)
f. Akuades/air
3. Cara kerja
a. Memotong bahan berupa daun, ranting, dan jerami padi masing-
masing sekitar 3 cm, kemudian menambahkan air sampai kandungan
air mencapai 60% (bila dikepal dengan tangan, maka air tidak keluar
dann bila kepalan dilepas maka adonan akan mekar)
b. Mengambil masing-masing bahan sebanyak 10 genggam, memasukan
dalam kantong plastic, menambahkan sekitar dua genggam pupuk
kendang atau kotoran sapi, menambahkan setengah sendok teh gula
pasir yang dilarutkan dengan sedikit air
c. Mencampur bahan secara homogen
d. Membuat 2 ulangan pada masing masing perlakuan
e. Menutup plastik rapat kemudian melobanginya setiap jarak 2 cm
menggunakan lidi
f. Melakukan pula untuk control: tanpa menambah gula dan kotoran
hewan/pupuk kendang
g. Selanjutnya, menginkubasi selama 4 minggu.
D. Hasil Pengamatan
Tabel 3.1 Tabel Pengamatan Inkubasi Tiap Minggu
Waktu Jenis Pengamatan
No. Jenis Bahan Inkubasi Uap Sisa
Suhu warna
(minggu) air bahan
1 Daun +++ ++
Ranting +++ +++
Jerami +++ ++
Kontrol Daun 1 ++ +++
Kontrol Ranting ++ ++
Kontrol Jerami + ++
Daun +++ +
Ranting +++ ++
Jerami 2 +++ +++
Kontrol Daun ++ ++
Kontrol Ranting +++ +++
Kontrol Jerami ++ +
Daun + +
Ranting ++ +
Jerami + +
3
Kontrol Daun + +
Kontrol Ranting ++ +
Kontrol Jerami + +
+++++
Daun + + ++
coklat
4
++++
Ranting ++ + ++
coklat
4 ++++
Jerami + + kuning ++
layu
+++
Kontrol Daun + + hijau +++
kecoklatan
++
Kontrol Ranting + + ++++
Coklat
Kontrol Jerami + + ++ ++++
kuning
terang
Sumber : Praktikum Biokimia 2020
Keterangan :
+ = sangat sedikit
++ = sedikit
+++ = cukup banyak
++++ = banyak
+++++ = sangat banyak
Tabel 3.2 Tabel Pengamatan Inkubasi Tiap 2 Hari
Waktu Jenis Pengamatan
No Jenis
Inkubasi Rata- Sisa
. Bahan Suhu Uap air Rata-Rata warna
(minggu) Rata bahan
Jerami ++ +++ ++ - ++ ++ ++ ++ - ++
Kontrol
++ ++ ++ - ++ +++ +++ +++ - +++
Daun 1
Kontrol
++ +++ +++ - +++ ++ + ++ - ++
Ranting
Kontrol
++ ++ ++ - ++ ++++ ++++ ++++ - ++++
Jerami
Ranting ++++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ ++ +++
Jerami ++ ++ ++ +++ ++ ++ ++ ++ + ++
Kontrol
++ +++ ++ ++ ++ ++++ ++ +++ ++ +++
Daun
Kontrol
+++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ ++ +++ +++
Ranting
Kontrol
++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ + ++
Jerami
Daun +++ ++ + - ++ + + + - +
Ranting +++ ++ ++ - ++ ++ ++ + - ++
Jerami ++ + + - + ++ + + - +
Kontrol
++ + + - + + + + - +
Daun 3
Kontrol
+++ ++ ++ - ++ + + + - +
Ranting
Kontrol
++ + + - + + + + - +
Jerami
Daun 4 ++ ++ + + + + + + + + +++++ ++
Ranting ++ ++ ++ + ++ + + + + + ++++ ++
Jerami ++ ++ + + ++ + + + + + ++++ ++
Kontrol
+ + + + + + + + + + +++ +++
Daun
Kontrol
+ + + + + + + + + + ++ ++++
Ranting
Kontrol
+ + + + + + + + + + ++ ++++
Jerami
Crawford RL. 1981. Lignin biodegradation and transformation. New York. NY:
John Wiley and Sons.
Daulay, L.R. 2009. Adhesi Penguat Serbuk Pulp Tandan Kosong Sawit
Tersesterifikasi Dengan Matriks Komposit Polietilena: Disertasi. Medan:
Universitas Sumatera Utara
David E. Derek G. 2012. Hidrolisis Selulosa Bagas dengan Enzim Selulase dari
Bekicot (Achatina fulica) untuk Produksi Etanol dengan Zymomonas
mobilis A3. Tesis. Jurusan Magister Kimia. Institut Teknologi Sepuluh
November. Surabaya.
Hasibuan, A. S., 2009. Rancang Bangun dan Pengujian Alat Pencetak Kompos
Dengan Variasi Bentuk Cetakan. Usulan Penelitian, USU.
Mathews, van Holde and Ahern. 2000. Biochemistry, 3rd Edition. San Fransisco.
Benjamin/Cummings, 278-310.
Perez, J., Dorado. J., Rubia. T and Martinez. J. 2002. Biodegradation and
Biological Treatments of Cellulose, Hemicellulose and Lignin.
Anoverview. Int. Microbiol. 5: 53-63.
Prihatiningrum. 2002. Pengaruh Komposisi Tepung Kimpul dan Tepung Terigu
terhadap Kualitas Cookies Semprit. Skripsi, Fakultas Teknik Universitas
Negeri Semarang.