Anda di halaman 1dari 2

Nama : Devanti Wulan Suci

NIM : 185100901111019
Fakultas: Teknologi Pertanian
Peran Mahasiswa Dalam Meningkatkan Mutu Lingkungan Hidup Perkotaan

Lingkungan hidup menjadi bagian penting bagi hidup manusia karena fungsinya sebagai
tempat hidup bagi makhluk hidup termasuk manusia itu sendiri. Sejak pengelolaan lingkungan hidup
berorientasi kepada ekonomi, manusia cenderung melakukan tindakan-tindakan eksploratif terhadap
lingkungan hidup. Untuk memenuhi kepentingannya, manusia seringkali melakukan dosa-dosa
terhadap lingkungan hidup (environmental  sins). Perkotaan sebagai lingkungan hidup bagi sebagian
besar manusia saat ini, mengalami penurunan mutu yang terus meningkat dari tahun ketahunnya. Pada
awalnya, lingkungan hidup menghadapi masalah-masalah alami dimana peristiwa itu terjadi karena
proses alami bukan karena faktor manusia. Proses ini tidak menimbulkan akibat  yang berdampak
signifikan bagi tata lingkungan itu sendiri dan kemudian dapat diperbaiki secara alami. Manusia
sebagai unsur lingkungan hidup mempunyai peran  signifikan dalam penurunan mutu lingkungan
hidup, bahkan dapat dikatakan bahwa masalah-masalah lingkungan hidup yang lahir karena faktor
manusia jauh lebih besar dan rumit dibandingkan dengan faktor alam itu sendiri. Generasi muda
sebagai penerus  peradaban manusia mempunyai peranan yang sangat krusial dalam mengelola mutu
lingkungan hidup menjadi lebih baik. Generasi muda khususnya mahasiswa yang  sebagian besar
menuntut ilmu di perkotaan patut menyadari hak, kewajiban, dan kekuasaannya dalam mengelola
lingkungan hidup perkotaan itu sendiri agar mutunya dapat meningkat sehingga menjaga lingkungan
hidup perkotaan tetap menjadi lingkungan hidup yang nyaman untuk ditinggali
Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno pernah menyampaikan dalam pidatonya
“Berikan aku sepuluh pemuda, maka aku akan mengguncang dunia” dan Hasan Al Banna seorang
tokoh pergerakan di Mesir pernah berkata, “Di setiap kebangkitan pemudalah pilarnya, di setiap
pemikiran pemudalah pengibar panji-panjinya”. Timbul sebuah pertanyaan mengapa harus ‘pemuda’?
karena pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa
dan sumber insani bagi pembangunan bangsa yang dapat diartikan bahwa siapa yang menguasai
pemuda akan menguasai masa depan.
Perkotaan sebagai tempat hidup manusia harus memiliki lingkungan hidup yang layak huni.
Namun, dewasa ini mutu lingkungan hidup di perkotaan mengalami degradasi yang terus meningkat.
Masalah-masalah lingkungan hidup yang terjadi di perkotaan semakin kompleks dan parah.
Masyarakat cenderung berpikiran antroposentris, yaitu suatu  pemikiran yang memandang
pengelolaan lingkungan hidup dari sudut pandang kepentingan manusia. Pandangan inilah yang
kemudian dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan, baik karena proses produksi maupun pola
konsumsi yang dilakukan oleh manusia (Setiawati, 2009:1). Permasalahan lingkungan hidup di
perkotaan yang menjadi sorotan adalah banjir, polusi udara, dan Urban Heat Island  (selanjutnya
disebut UHI). Banyak kota di Indonesia yang mengalami banjir tiap tahunnya, contohnya adalah Kota
Jakarta. Walaupun termasuk kota metropolitan namun kota Jakarta tak bisa terlepas dari
permasalahan banjir. Selain karena kurang baiknya penataan drainase yang ada, juga karena masih
adanya masyarakat yang membuang sampah ke kali atau sungai, sehingga menyumbat jalannya air.
Permasalahan lainnya, yaitu polusi udara dan Urban Heat  Island  mempunyai keterkaitan satu sama
lainnya. Peningkatan aktivitas manusia serta.
Masyarakat merupakan satu aspek pembatu terbentuknya lingkungan ini, begitupun dengan
mahasiswa disini berperan penting dalam menentukan kondisi alam. Sadar akan  peranan mahasiswa
dalam menata dan meningkatkan mutu lingkungan, dapat berpartisipasi dengan cukup layak untuk
terwujudnya pembangunan. Pengelolaan lingkungan hidup yang diselenggarakan dengan asas
tanggung jawab negara, asas berkelanjutan dan asas manfaat bertujuan untuk mewujudkan
pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup dalam rangka pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya yang beriman dan
bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa (Setiawati, 2009:1). Nampak jelas bahwa lingkungan ini
bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan tanggung jawab masyarakat dan khususnya
mahasiswa. Setiap orang mendapat hak dan kewajiban yang sama, seperti berhak mendapatkan udara
bersih, air yang bersih dan sehat, serta memiliki  permukiman yang layak yang diperlukan oleh
ekosistem lingkungan. Pada Pasal 5 sampai dengan Pasal 7 UU No. 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPLH), diatur tentang hak, kewajiban dan peran serta masyarakat.
Oleh karena itu mengapa dikatakan bahwa masyarakat dan mahasiswa sangat  penting peranan nya
dalam menjadikan lingkungan hidup perkotaan yang lebih bermutu, karena disisi lain mereka juga
yang akan merasakn manfaat nya dari semua yang telah mereka tanam (Siahaan, 2004). Peran serta
masyarakat, baik menyangkut hak maupun kewajiban dalam masalah tata ruang telah diatur pada PP
No. 69 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban, serta bentuk dan tata cara peran serta masyarakat
dalam Penataan Ruang. Keperansertaan mahasiwa menyangkut pemeliharaan kota, pemanfaatan, dan
pengendalian ruang, sangat dianjurkan dalam praktiknya. Maka dari itu Mahasiswa sebagai Agent Of
Change harus memikirkan bagimana kondisi kota kita sekarang ini, yang mana berada pada kondisi
yang tidak baik, akhirnya peranan mahasiswa sangat membantu dalam mewujudkannya.
Menurut pengertian juridis dalam Siahaan (2004), seperti diberikan oleh Undang-Undang
tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982, lingkungan
hidup diartikan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya dan keadaan dan makhluk hidup,
termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Pengertian ini hampir tidak berbeda dengan yang
ditetapkan dalam Undang-Undang tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 23 Tahun 1997.
Permasalahan lingkungan hidup di perkotaan yang menjadi sorotan adalah banjir,  polusi udara, dan
Urban Heat Island. Peningkatan aktivitas manusia serta pesatnya  pembangunan lahan terbangun
menyebabkan terjadinya peningkatan suhu mikro di kawasan perkotaan yang disebut dengan Urban
Heat Island atau pulau bahang perkotaan. Peran mahasiswa sebagai generasi penerus dalam
melestarikan lingkungan hidup di perkotaan justru tidak terwujud secara baik seperti apa yang
diharapkan. Secara umum, terdapat dua kubu besar dalam kelompok mahasiswa, yaitu tipe mahasiswa
pro-lingkungan hidup yang berupaya dalam melestarikan lingkungan hidup melalui berbagai aksi dan
mahasiswa non-lingkungan (tidak peduli terhadap keadaan sekitar) yang enggan  berurusan mengenai
persoalan lingkungan hidup di sekitarnya. Tidak ada rasa memiliki dan semakin tinggi angka
mobilitas seiring bertambahnya kegiatan merupakan beberapa alasan mahasiswa non-lingkungan
untuk tidak “menyentuh” persoalan lingkungan hidup. Degradasi mutu lingkungan hidup yang terjadi
di perkotaan akan semakin parah  jika tidak dibarengi oleh kesadaran masyarakat untuk mengelola
lingkungan hidup dengan bijak. Permasalahan lingkungan hidup yang terjadi akibat ulah manusia
akan menjadi ancaman bagi manusia itu sendiri. Kebijakan-kebijakan tentang pengelolaan lingkungan
hidup perlu diterapkan dengan tegas guna mencegah permasalahan yang terjadi semakin parah

Anda mungkin juga menyukai