Anda di halaman 1dari 9

DETERMINAN HIPERTENSI PRIMER PADA MASYARAKAT

NON-ADVENT

I Gede Purnawinadi, Ranti Jesiy Pontoh


Fakultas Keperawatan, Universitas Klabat, Airmadidi-Minahasa Utara 95371, Indonesia
E-mail: purnawinadi87@unklab.ac.id

Abstrak

Secara global hipertensi merupakan penyebab kematian utama dari total semua kematian. Hipertensi
belum diketahui penyebab pastinya, tapi hal yang dapat dilakukan adalah dengan menghindari faktor-
faktor pencetus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan
kejadian hipertensi primer pada masyarakat Non-Advent. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan
desain survei analitik melalui pendekatan cross sectional dan uji statistik yang digunakan Chi-Square.
Jumlah sampel yang digunakan untuk mewakili populasi adalah 252 orang dengan menggunakan rumus
slovin yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Hasil uji statistik menunjukkan variabel usia (p
value = 0,000; OR=7,590), riwayat keluarga (p value = 0,001; OR= 2,401), dan obesitas (p value = 0,000
dan nilai OR= 4,418) memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian hipertensi dimana nilai p
value<0,05, sedangkan jenis kelamin (p value = 0,272; OR= 1,371), konsumsi kopi (p value = 0,503;
OR= 1,236), merokok (p value = 0,844; OR= 1,109), konsumsi alkohol (p value = 0,986; OR= 1,058)
tidak memiliki hubungan yang signifikan. Direkomendasikan untuk masyarakat agar memanfaatkan
sebaik-baiknya ketersediaan tenaga atau pelayanan kesehatan, dengan tujuan melakukan pencegahan
ataupun dalam hal menanggulangi masalah kesehatan dan untuk peneliti selanjutnya dapat menggunakan
rancangan penelitian yang lebih lanjut seperti studi kasus kontrol dan studi kohort.

Kata Kunci: determinan, hipertensi primer, non-advent

Abstract

Globally hypertension is the leading cause of death of all deaths. Hypertension is not yet known the exact
cause, but what can be done is to avoid trigger factors. This study aims to determine the risk factors
associated with the incidence of primary hypertension in the Non-Adventist community. This type of
research is quantitative with analytic survey design through cross sectional approach and statistical tests
used Chi- Square. The number of samples used to represent the population is 252 people using the Slovin
formula selected by purposive sampling technique. The results of statistical tests showed that the variable
age (p value = 0.000; OR = 7.590), family history (p value = 0.001; OR = 2.401), and obesity (p value =
0.000 and OR value = 4.418) had a significant relationship with the incidence of hypertension. where the
p value <0.05, while gender (p value = 0.272; OR = 1.371), coffee consumption (p value = 0.503; OR =
1.236), smoking (p value = 0.844; OR = 1.109), alcohol consumption (p value = 0.986; OR = 1.058) did
not have a significant relationship. It is recommended for the public to make the best use of the
availability of health personnel or services, with the aim of doing prevention or in terms of overcoming
health problems and for further researchers to use further research designs such as case control studies
and cohort studies.

Keywords: determinant, non-adventist, primary hypertension.

39
Pendahuluan 45-70% pasien yang terdiagnosa
hipertensi (Kakalang, 2015).
Kematian akibat penyakit tidak menular
(PTM) terus menjadi salah satu Hipertensi yang lebih dikenal dengan
tantangan pembangunan utama saat ini. darah tinggi menjadi perhatian dari
Jumlah kematian PTM pada tahun 2015 semua kalangan masyarakat, terkait
sekitar 39,5 juta atau 70%, dimana dampak yang ditimbulkannya baik
penyebab utama adalah penyakit dalam jangka pendek maupun jangka
kardiovaskular yaitu 17,7 juta atau 45% panjang sehingga membutuhkan
dari semua kematian (IFMSA, 2017). penanggulangan jangka panjang yang
Salah satu penyakit tidak menular menyeluruh dan terpadu (Kementerian
dikenal dengan tekanan darah tinggi atau Kesehatan RI, 2018). Penyakit
istilah medis yaitu hipertensi. hipertensi merupakan penyakit yang
Hipertensi merupakan peningkatan timbul akibat adanya interaksi dari
tekanan darah abnormal yang dapat berbagai faktor risiko (Oktaviarini et al,
menjadi penyebab utama timbulnya 2019). Gaya hidup seperti kebiasaan
penyakit kardiovaskuler (Ansar, minum alkohol, durasi tidur tidak
Dwinata, & Apriani, 2019). Penyakit normal, stres kerja, dan lain sebagainya
hipertensi menimbulkan angka dapat menjadi faktor hipertensi
morbiditas dan mortalitas yang tinggi. (Wulandari, 2020). Sebagaimana
penelitian yang dilakukan oleh Kakalang
Secara global hipertensi merupakan (2015) pada anggota Masehi Advent
penyebab kematian utama yaitu 7,1 juta Hari Ketujuh menunjukkan faktor risiko
atau 12,8% dari total kematian. usia, riwayat keluarga, konsumsi garam,
Diperkirakan 70% orang yang konsumsi lemak jenuh, konsumsi
mengalami serangan jantung dan 80% jelantah, dan obesitas memiliki
orang yang mengalami stroke hubungan yang signifikan terhadap
sebelumnya memiliki riwayat hipertensi kejadian hipertensi. Penelitian yang
(Bell, Twiggs, Schappert & Oli, 2015). dilakukan oleh Kakalang
Prevalensi hipertensi di Indonesia tahun merekomendasikan pada penelitian
2013 pada penduduk yang berusia ≥18 selanjutnya jika ingin meneliti pada
tahun berdasarkan diagnosis tenaga masyarakat yang non-Advent bisa
kesehatan sebesar 9,4% dan berdasarkan ditambahkan variabel konsumsi alkohol,
pengukuran tekanan darah sebesar merokok, dan konsumsi kopi.
25,8% (Kemenkes, 2014). Menurut
Riset Kesehatan Dasar (2013), Berdasarkan studi pendahuluan yang
pervalensi hipertensi tertinggi terdapat peneliti lakukan, informasi yang
di Sulawesi Utara yaitu 27,1% , dapatkan melalui wawancara dari
sedangkan berdasarkan diagnosis ada beberapa masyarakat di Kabupaten
15%. Prevalensi hipertensi tertinggi Kepulauan Siau Tagulandang Biaro
pada usia ≥ 18 tahun menurut kabupaten (SITARO) khususnya di Desa Tulusan
atau kota di Sulawesi Utara, terdapat di Kecamatan Tagulandang yang mayoritas
Kepulauan Sitaro yaitu menurut masyarakat disana adalah non-Advent
pengukuran ada 35,7% dan yang mengatakan di setiap tahun ada beberapa
terdiagnosa 18,7%. Lebih lanjut di orang meninggal karena penyakit
Kecamatan Tagulandang sendiri, tekanan darah tinggi dan serangan
berdasarkan data tahun 2013 di beberapa jantung. Berdasarkan uraian latar
puskesmas Tagulandang ada sebanyak belakang yang telah dibahas, maka
penelitian ini bertujuan untuk

40
menganalisis determinan hipertensi auskultasi arteri menggunakan
primer pada masyarakat Non-Advent di sthetoschope, serta akan melakukan
Desa Tulusan Kecamatan Tagulandang. pengukuran indeks massa tubuh
Metode responden. Menentukan seseorang
menderita tekanan darah tinggi atau
Jenis penelitian yang digunakan dalam hipertensi perlu dilakukan beberapa kali
penelitian ini adalah kuantitatif dengan pemeriksaan dengan tekanan darah
desain survei analitik melalui 140/90 mmHg atau lebih tinggi (Anies,
pendekatan cross-sectional. Sampel 2018). Pengumpulan data obesitas
dalam penelitian ini berasal dari 680 peneliti mengumpulkan data dengan
populasi masyarakat Non-Advent di menggunakan cara ukur indeks massa
Desa Tulusan Kecamatan Tagulandang tubuh. Pengumpulan data faktor jenis
melalui perhitungan rumus Slovin kelamin, riwayat keluarga, kebiasaan
dengan hasil 252 orang, teknik merokok, konsumsi kopi dan konsumsi
menggunakan purposive sampling alkohol. Peneliti melakukan pengukuran
berdasarkan kriteria inklusi: semua secara langsung dengan menggunakan
masyarakat yang berusia ≥18 , bersedia kuesioner kepada responden yang berisi
menjadi partisipan dan menandatangani pertanyaan.
informed concent, dapat menulis dan
berkomunikasi dengan baik, memiliki Instrumen yang digunakan dalam
tempat tinggal yang tetap, dan penelitian ini adalah alat pengukur
masyarakat non-Advent. Sedangkan tekanan darah Sphygmomanometer
kriteria eksklusi adalah masyarakat yang aneroid dan Sthetoschope digunakan
berusia <18 tahun, tempat tinggal yang untuk mengukur tekanan darah
tidak tetap, menolak dalam partisipasi partisipan yang dilakukan oleh peneliti,
dalam penelitian ini, dan nggota Gereja alat ukur berat badan (timbangan), alat
Masehi Advent Hari Ketujuh. ukur tinggi badan (microtoise) serta alat
Pengumpulan data dan penyusunan tulis menulis berupa pulpen dan buku
laporan hasil penelitian dibuat mulai catatan untuk hasil pengukuran tekanan
pada bulan September 2018 sampai dan IMT, laptop, informed consent
dengan bulan Maret 2019. (lembar persetujuan), profil responden,
dan kuesioner. Kuesioner dalam
Pertimbangan etika dalam proses penelitian terdiri dari dua bagian, bagian
pelaksanaan penelitian ini mencakup yang pertama berisi faktor risiko yang
hak privasi untuk dilindungi, hak tidak tidak dapat dikontrol yaitu usia, riwayat
disebutkan, hak untuk dirahasiakan, dan keluarga, dan jenis kelamin, sedangkan
hak meminta pertanggung jawaban bagian yang kedua faktor risiko yang
peneliti. Proses pengumpulan data dapat dikontrol yaitu kebiasaan
diawali dengan diketahuinya data apa konsumsi kopi, merokok, konsumsi
yang akan menjadi kebutuhan dalam alkohol dan obesitas. Kuesioner yang
pembuktian masalah setelah itu peneliti digunakan dalam penelitian ini
mengumpulkan data tentang populasi diadaptasi dari penelitian yang
yang tersedia, selanjutnya ditentukan dilakukan oleh Kakalang (2015), dengan
sampel penelitian untuk kemudian menambahkan variabel independen
menjadi subjek penyebaran kuesioner. merokok, konsumsi kopi, dan alkohol
Pengumpulan data dilakukan dengan yang di uji validitas dari expert atau
cara yaitu; melakukan pengukuran parah ahli.
tekanan darah menggunakan alat
sphygmomanometer aneroid dan

41
Analisis bivariat digunakan untuk dengan posisi lengan sejajar
melihat hubungan antara variabel dengan jantung dan kaki menapak
independen dengan variabel dependen. sejajar dengan lantai. Pastikan
Variabel independen dalam penelitian pasien untuk tidak berbicara
ini adalah usia, jenis kelamin, riwayat selama pengukuran berlangsung.
keluarga dengan hipertensi, konsumsi Step 3- Pilih ukuran manset yang tepat.
kopi, merokok, konsumsi alkohol dan Bungkus manset di sekitar lengan
obesitas. Variabel dependen adalah pasien dan gunakan garis indeks
kejadian hipertensi yang dikategorikan untuk menentukan apakah lengan
menjadi hipertensi atau tidak hipertensi, berada di dalam area jangkauan,
dimana termasuk ke dalam data kategori jika tidak pilih yang sesuai.
nominal, dengan demikian uji statistik Step 4- Tempatkan manset di lengan
nonparametrik yang digunakan adalah pasien: palpasi lokasi brachial
uji Chi Square pada komputer yang artery dan posisikan manset
terinstall software Statistical Product sehingga penanda arteri mengarah
and Service Solution (SPSS). ke brachial artery, selanjutnya
bungkus manset dengan pas di
Pengambilan keputusan hasil analisis sekitar lengan.
data penelitian didasarkan pada tingkat Step 5- Posisikan sthethoscope: palpasi
signifikansi 95% (α 5%) yaitu apabila p lengan di antecubical fossa (lipatan
value ≤ 0,05 maka terdapat hubungan lengan) dan lokasikan di nadi yang
yang signifikan antara variabel teraba kuat dan tempatkan bell dari
independen dan dependen. Odds Ratio sthethoscope di brachial artery.
(OR) digunakan untuk mencari Step 6- Memompa manset: awali
perbandingan kemungkinan peristiwa memompa manset dengan
terjadi dalam suatu kelompok dengan mendengar denyut nadi. Ketika
kemungkinan hal yang sama terjadi di manset sudah cukup dipompa,
kelompok lain. Odds Ratio adalah hentikan dan turunkan dengan
ukuran mencari besarnya efek, untuk perlahan dan dengar melalui
menarik kesimpulan nilai Odds Ratio sthetchoscope.
menurut Sujareweni (2015) dapat dilihat Step 7- Perlahan menurunkan manset:
apabila nilai OR>1 artinya turunkan secara perlahan 2-3
mempertinggi risiko, OR=1 artinya mmHg per detik, jika terlalu cepat
tidak terdapat asosiasi/hubungan, dan pengukuran tidak akurat.
OR<1 artinya mengurangi risiko. Step 8- Dengarkan pembacaan sistolik:
bunyi yang pertama terdengar
Langkah-langkah pengukuran tekanan melalui arteri disebut tekanan
darah menurut Andersen (2009) yaitu: sistolik.
Step 1- Pilih peralatan yang tepat yang Step 9- Mendengar diastolik: lanjutkan
akan dibutuhkan dalam dengan mendengar tekanan
pengukuran (sthethoscope yang perlahan terdengar memudar dan
berkualitas, ukuran manset tekanan ketika bunyi berhenti itu yang
darah yang tepat, disebut dengan diastolik.
sphygmomanometer aneroid). Step 10- Dua kali pemeriksaan untuk
Step 2- Persiapkan responden: pastikan keakuratan: pengukuran dilakukan
pasien dalam keadaan rileks paling sedikit dua kali atau lebih
dengan memberi waktu 5 menit baik tiga kali pengukuran dalam
sebelum pengukuran tekanan satu waktu dan apabila melakukan
darah. Posisi pasien duduk tegak pemeriksaan di rumah, waktu yang

42
baik adalah pagi hari sebelum Hormon adrenalin dapat membuat
minum obat dan malam hari pembuluh darah menyempit dan
sebelum tidur (Yahya, 2010). Data meningkatkan beban kerja dari jantung,
tekanan darah yang digunakan sehingga jantung memompa lebih keras
adalah rata-rata pagi dan malam (Marliani dan Tantan, 2013).
baik sistol maupun diastol.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
peneliti di Desa Tulusan, didapatkan
Hasil dan Pembahasan bahwa tidak ada hubungan yang
signifikan antara merokok dengan
Hasil analisis dan interprestasi data hipertensi, berarti responden yang
penelitian mengenai faktor-faktor yang merokok dengan yang tidak merokok
berhubungan dengan hipertensi pada relatif sama memiliki risiko hipertensi.
masyarakat non-Advent di Desa Tulusan Hal ini mungkin dikarenakan aktifitas
Kecamatan Tagulandang dapat dilihat fisik dan makanan yang dikonsumsi
pada tabel 1. responden yang merokok lebih baik
dibandingkan dengan responden yang
Tabel 1. Hasil Analisis Data Variabel tidak merokok. Merokok bukanlah
penyebab pasti dari hipertensi,
Hipertensi melainkan merokok adalah salah satu
Variabel OR
(95% CI)
p-value pemicu hipertensi. Bagi yang tidak
1,366 hipertensi berhenti merokok dapat
Merokok (0,739-2,525) 0,403 menurunkan risiko terkena hipertensi,
1,983 sedangkan bagi hipertensi berhenti
Alkohol (1,040-3,781) 0,053
merokok dapat menurunkan tekanan
3,209 darah dan risiko serangan jantung, dan
Obesitas 1,865-5,521) 0,000
bagi yang mengonsumsi obat hipertensi
Konsumsi kopi
0,858
0,680
berhenti merokok dapat membantu kerja
(0,499-1,477)
obat menjadi lebih efektif. Berhenti
1,928 merokok adalah sebuah keputusan yang
Riwayat keluarga (1,114-3,337) 0,026
bijaksana untuk mengurangi risiko
1,572
Jenis Kelamin (0,928-2,664) 0.121 terkena hipertensi dan komplikasi
lainnya.
12,583
Usia (4,398-36,001) 0 ,000
Berdasarkan hasil analisis data dalam
tabel 1. antara konsumsi alkohol dengan
Hasil analisis data dalam tabel 1.
hipertensi diperoleh nilai signifikansi
menunjukkan tidak ada hubungan yang
0,053 (p value>0,05) artinya tidak ada
signifikan antara merokok dengan
hubungan yang signifikan antara
hipertensi dengan nilai signifikansi
konsumsi alkohol dengan hipertensi
0,403 (p value> 0,05). Menurut Lingga
pada masyarakat non-Advent di Desa
(2012) merokok mengandung berbagai
Tulusan Kecamatan Tagulandang. Hasil
senyawa beracun yang dapat
penelitian yang telah dilakukan peneliti
mengganggu pengaturan tekanan darah,
di Desa Tulusan menunjukkan
akibat racun rokok yang menembus
responden yang mengonsumsi alkohol
dalam sel. Merokok dapat meningkatkan
dengan yang tidak mengonsumsi alkohol
tekanan darah melalui zat nikotin yang
relatif sama berisiko terkena hipertensi.
terhisap dan masuk ke pembuluh darah
Hal ini mungkin dikarenakan aktifitas
sampai ke otak yang memberikan sinyal
fisik dan makanan yang dikonsumsi
mengeluarkan hormon adrenalin.
43
responden yang mengonsumsi alkohol risiko 2,2 kali lebih besar dibandingkan
lebih baik dibandingkan dengan yang dengan tidak obesitas.
tidak mengonsumsi alkohol, sehingga
responden mempunyai risiko yang Hasil uji statistik pada tabel 1
relatif sama menderita hipertensi. menunjukkan juga tidak ada hubungan
Menurunnya jumlah masyarakat yang yang signifikan antara konsumsi kopi
mengonsumsi alkohol dikarenakan dengan kejadian hipertensi dimana nilai
program kesehatan dari pusat mengenai signifikansi 0,680 (p value>0,05).
12 indikator keluarga sehat. Kadungan kafein di dalam kopi dapat
meningkatkan tekanan darah dalam
Tabel 1. menunjukkan hubungan antara waktu sementara, namun jika sensitif
obesitas dengan hipertensi diperoleh terhadap kafein sebaiknya menghindari
nilai signifikansi 0,000 (p value < 0,05) konsumsi kopi untuk mencegah
dan diperoleh OR= 3,209 artinya pada terjadinya hipertensi (Prasetyaningrum,
responden obesitas mempunyai risiko 2014).
3,2 kali lebih tinggi mengalami
hipertensi dibandingkan dengan yang Berdasarkan penelitian yang dilakukan
tidak obesitas. Obesitas (kegemukan) oleh peneliti di Desa Tulusan, tidak ada
sudah terbukti menyebabkan daya hubungan antara konsumsi kopi dengan
pompa jantung dan sirkulasi volume hipertensi. Ini dikarenakan kopi
darah lebih tinggi, jika dibandingkan bukanlah penyebab tunggal hipertensi,
dengan orang yang memiliki berat badan melainkan kopi adalah faktor pemicu
normal (Sunanto, 2013). Menurut timbulnya hipertensi. Pada saat
Sudargo, Freitag, Rosiyani, & melakukan penelitian, beberapa bulan
Kusmayanti (2014) peningkatan tekanan sebelumnya masyarakat sudah
darah terjadi seiring meningkatnya IMT mendapatkan penyuluhan kesehatan dari
(Indeks Masa Tubuh) dan hal ini pelayanan masyarakat Puskesmas
disebabkan oleh distribusi lemak dalam Tagulandang yaitu Program Indonesia
tumbuh . Semakin berat badan seseorang Sehat-Pendekatan Keluarga (PIS- PK).
kecenderungan kolestrol Low-Density Program dari PIS-PK adalah mengetahui
Lipoprotein (LDL) lebih tinggi, LDL 12 indikator utama untuk penanda status
yang berlebihan akan menyebabkan kesehatan sebuah keluarga, jika terdapat
timbunan lemak berlebih di pembuluh salah satu indikator kesehatan dalam
darah, yang menyempit dan kemudian sebuah keluarga, maka akan diberikan
mengeras (Kingham, 2009). penjelasan kesehatan secara mendetail.
Hasil wawancara dengan salah satu
Hasil penelitian ini sejalan dengan pegawai kesehatan yang ada di
penelitian yang dilakukan oleh Puskesmas Tagulandang, program ini
Ramadhani dan Sulistyorini (2018), dilakukan dengan membangun
menunjukkan bahwa terdapat hubungan komunikasi yang baik bersama keluarga
yang signifikan antara hipertensi dan dengan memberikan penjelasan
obesitas dengan nilai p value = 0,001 < mengenai informasi kesehatan,
0,05. Berdasarkan hasil penelitian yang khususnya bagi keluarga yang memilik
dilakukan oleh Hendro, Hasibuan dan hipertensi diberikan penyuluhan tentang
Natalia (2015) juga terdapat hubungan faktor-faktor pemicu hipertensi salah
yang signifikan antara obesitas dengan satunya adalah untuk dapat mengurangi
hipertensi yaitu p value = 0,001<0,005, atau berhenti konsumsi kopi.
dimana orang dengan obesitas memiliki

44
Hasil uji statistik pada tabel 1. faktor risiko yang tidak dapat diubah,
menunjukkan ada hubungan yang tapi yang perlu diperhatikan adalah ada
signifikan antara riwayat keluarga faktor-faktor lain yang dapat diubah
dengan kejadian hipertensi dengan nilai untuk menurunkan risiko hipertensi,
signifikansi 0,026 (p value < 0,05)). yaitu dengan merubah gaya hidup untuk
Kemudian dari hasil analisis juga menjadi lebih sehat.
diperoleh OR= 1,928 (95% CI: 1.114-
3,337) artinya responden yang memiliki Tidak ada hubungan yang signifikan
riwayat keluarga hipertensi mempunya antara jenis kelamin dengan kejadian
risiko 1,9 kali lebih tinggi mengalami hipertensi dengan nilai signifikansi
hipertensi dibandingkan dengan 0,121 (p value > 0,05). Perbedaan jenis
responden yang tidak ada riwayat kelamin merupakan salah satu faktor
keluarga hipertensi. Hipertensi bisa pencetus kejadian hipertensi pada waktu
diturunkan pada anak yang salah satu yang berbeda, hal ini disebabkan
dari orangtuanya mengidap hipertensi perbedaan hormon yang bekerja pada
dengan risiko 25% menderita hipertensi, masing-masing individu. Namun, hasil
sedangkan jika kedua orangtua penelitian yang dilakukan oleh peneliti
hipertensi, 60% keturunanya di Desa Tulusan menunjukkan tidak ada
mendapatkan hipertensi (Sutomo, 2008). hubungan yang signifikan antara jenis
Menurut Muslimin & Adiningsih, kelamin dengan hipertensi. Hal ini
(2017) faktor riwayat keluarga dengan berarti responden yang berjenis kelamin
hipertensi akan meningkatkan risiko perempuan dan laki-laki yang berada di
hipertensi, hal ini berhubungan dengan Desa Tulusan memiliki risiko hipertensi
peningkatan kadar natrium intraseluler relatif sama. Jenis kelamin bukanlah
atau adanya gen yang berhubungan penyebab langsung hipertensi melainkan
dengan kejadian hipertensi. Hasil ada kebiasaan yang tidak sehat yang
penelitian ini sejalan dengan penelitian dapat meningkatkan risiko hipertensi,
yang dilakukan oleh Azhari (2017) sehingga jangan berfokus pada satu
dimana hasil analisis chi-square faktor saja, karena ada begitu banyak
didapatkan p value = 0,002 < α (0,05), faktor yang dapat meningkatkan risiko
berarti ada hubungan yang signifikan hipertensi.
antara riwayat keluarga dengan kejadian
hipertensi, dengan nilai Odds ratio (OR) Terdapat hubungan yang signifikan
= 3,686, berarti responden yang antara usia dengan hipertensi dengan
mempunyai riwayat keluarga hipertensi nilai signifikan 0 ,000 (p value < 0,05)
berisiko 3,6 kali terkena hipertensi danh OR= 12,583 (95%CI: 4,398-
dibandingkan dengan responden yang 36,001) artinya pada usia ≥40 tahun
tidak mempunyai hipertensi. mempunyai risiko 12,5 kali lebih tinggi
mengalami hipertensi dibandingkan
Berdasarkan hasil penelitian dari peneliti dengan usia <40 tahun. Faktor usia
di Desa Tulusan didapati sebagian besar sangat berpengaruh karena pada usia
responden hipertensi memiliki keluarga lanjut pembuluh darah cendrung kaku
dengan riwayat hipertensi. Hal ini dan elastisitasnya berkurang
menunjukkan riwayat keluarga dengan (Agromedia, 2009). Hasil penelitian ini
hipertensi dapat memicu terjadinya sejalan dengan penelitian yang
hipertensi. Riwayat keluarga bukanlah dilakukan oleh Artiyaningrum dan
faktor penyebab utama hipertensi, tapi Azam (2016) menunjukkan bahwa ada
itu merupakan faktor pemicu. Riwayat hubungan yang signifikan antara usia
keluarga hipertensi mungkin merupakan dengan kejadian hipertensi tidak

45
terkendali (p value =0,022 < 0,05) dan derajat kesehatan masyarakat telebih
hasil analisis diperoleh nilai OR=2,956, dalam hal hipertensi. Bagi masyarakat di
artinya responden yang memiliki usia Desa Tulusan Kecamatan Tagulandang
>40 tahun memiliki risiko 2,956 kali diharapkan dapat memperhatikan pola
mengalami tekanan darah tinggi. Hasil hidup sehat, terlebih khusus dalam hal
penelitian ini juga didukung oleh hasil menjaga berat badan ideal sehingga
penelitian peneliti sebelumnya yaitu mengurangi risiko hipertensi. Penelitian
Kakalang (2015) menunjukkan ada sejenis selanjutnya dapat menggunakan
hubungan yang signifikan antara usia rancangan penelitian yang berbeda
dengan kejadian hipertensi primer pada seperti studi kasus kontrol atau kohort,
anggota gereja Advent dengan nilai p = dengan jumlah variabel tertentu, seperti
0,003 < 0,05, dan anggota yang berusia faktor stress sebagai faktor risiko
> 40 tahun memiliki kecendrungan hipertensi.
mengalami hipertensi 5 kali
dibandingkan dengan yang berusia <40
tahun.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Referensi


oleh peneliti di Desa Tulusan melalui
pembagian kuesioner dan pengukuran Agromedia. (2009). Solusi sehat
tekanan darah, didapati ada cukup tinggi mengatasi hipertensi. PT
masyarakat yang berusia ≥40 tahun Agromedia Pustaka: Jakarta.
mengalami hipertensi. Penelitian ini
menunjukkan, seiring bertambahnya Andersen, K. (2009, July). 10 Steps to
usia maka elastisitas dari pembuluh accurate manual blood pressure
darah akan berkurang atau kaku yang measurement. Diakses dari
akan mengakibatkan tekanan darah http://www.suntechmed.com/blog/
meningkat. Usia bukan satu-satunya entry/4-bp-measurement/42-10-
faktor pencetus hipertensi, pola hidup step-to-accurate-manual-blood-
tidak sehat pun dapat meningkatkan pressure-measurement
risiko hipertensi. Pola hidup yang sehat
dapat dipersiapkan sejak muda, sehingga Ansar, J., Dwinata, I., & Apriani, M.
di masa tua nanti risiko pencetus (2019). Determinan Kejadian
hipertensi tidak akan berisiko tinggi. Hipertensi Pada Pengunjung
Posbindu Di Wilayah Kerja
Kesimpulan dan Rekomendasi Puskesmas Ballaparang Kota
Makassar. Jurnal Nasional Ilmu
Terdapat hubungan yang signifikan Kesehatan, 1(3), 28-35.
antara usia, riwayat keluarga, obesitas
dengan hipertensi primer pada Azhari, M. H. (2017). Faktor-faktor
masyarakat Non-Advent di Desa yang berhubungan dengan
Tulusan Kecamatan Tagulandang, kejadian hipertensi di puskesmas
sedangkan jenis kelamin, konsumsi makrayu kecamatan ilir barat II
kopi, merokok, konsumsi alkohol tidak palembang. Aisyah: Jurnal ilmu
memiliki hubungan yang signifikan. kesehatan vol 2.

Bagi tenaga kesehatan setempat dapat Bell, K., Twiggs, J., & Olin, B. R.
lebih memahami strategi promosi (2015). Hypertension: the silent
kesehatan dalam jupaya meningkatkan killer: updated jnc-8 guideline

46
recommendations. Diakses dari (Studi diKantor Kesehatan
https://cdn.ymaws.com/www.apar Pelabuhan Kelas II Semarang).
x.org/resource/resmgr/CEs/CE_Hy Jurnal Epidemiologi Kesehatan
pertension_The_Silent_K.pdf Komunitas, 4(1): 35–44.

Hendro, Hasibuan, P., & Natalia, D. Prasetyaningrum, Y. I. (2014).


(2015). Hubungan obesitas dengan Hipertensi bukan untuk ditakuti.
hipertensi pada penduduk Jakarta: Fmedia (Imprint
kecamatan sintang kalimantan AgroMedia Pustaka).
barat. eJournal Kedokteran
Indonesia, Vol 36 No 2. Ramadhani, E. T., & Sulistyorini, Y.
(2018). Hubungan kasus obesitas
IFMSA (2017). Policy non- dengan hipertensi di provinsi jawa
communicable diseases. Diakses timur tahun 2015-2016. Jurnal
dari http://ifmsa.org/non- Berkala Epidemiologi.
cummunicable-diseases/
Sudargo, T., Freitag, H., Rosiyani, F., &
Kakalang, C. J. (2015). Faktor Risiko Kusmayanti, N. A. (2014). Pola
Terjadinya penyakit hipertensi makan dan obesitas. Yogyakarta:
pada anggota gereja masehi Gadjah Mada University Press.
Advent hari ketujuh (GMHK) di
pulau tagulandang (skripsi). Sunanto, H. (2013). 100 Resep
Airmadidi: Universitas Klabat sembuhkan hipertensi, obesitas,
dan asam urat. Jakarta: PT Elex
Kemenkes (2014). Situasi kesehatan Media Komputindo.
jantung. Diakses dari
http://www.depkes.go.id/article/vie Susanti, N., Siregar, P. A., & Falefi, R.
w.15021800003/situasi- (2020). Determinan kejadian
jantung.html hipertensi masyarakat pesisir
berdasarkan kondisi sosio
Kemenkes [Kementrian Kesehatan] RI. demografi dan konsumsi makan.
2018. Manajemen Program Jurnal Ilmiah Kesehatan, 2(1), 43-
Pencegahan dan Pengendalian 52.
dan Perhitungan Pencapaian SPM https://core.ac.uk/download/pdf/32
Hipertensi. Jakarta. 2601058.pdf

Kingham, K. (2009). Makan oke hidup Wulandari, S. (2020). Determinan


oke dengan kolesterol tinggi. Hipertensi Pada Sopir Angkutan
Jakarta: Erlangga. Umum Jurusan Jonggol–
Cileungsi, Kabupaten Bogor. In
Marliani, L., & Tantan, H. S. (2013). Prosiding Seminar Nasional
100 Question and answer Kesehatan Masyarakat 2020 (Vol.
hipertensi. Jakarta: PT Gramedia. 1, No. 1, pp. 1-17).

Oktaviarini E. Hadisaputro S, Ari Yahya, F. (2010). Menaklukan


Suwando, Henry Setyawan. 2019. pembunuh no.1: mencegah dan
Faktor yang berisiko terhadap mengatasi penyakit jantung
hipertensi pada pegawai di koroner secara tepat dan cepat.
wilayah Perimeter Pelabuhan Bandung: qanita.

47

Anda mungkin juga menyukai