Jtptiain GDL s1 2006 Wahyuikawa 1384 Bab2 - 410 3
Jtptiain GDL s1 2006 Wahyuikawa 1384 Bab2 - 410 3
A. Musik
1. Pengertian Musik klasik
Beberapa ahli bahasa memiliki penjelasan yang berbeda-beda
mengenai pengertian musik klasik. Musik klasik adalah musik yang
memiliki irama teratur dan nada-nada teratur, bukan nada-nada miring.
Para ahli musik berpendapat bahwa jenis musik klasik yang dapat
dipergunakan untuk pendidikan dan alat mempertajam kecerdasan
manusia adalah yang mempunyai keseimbangan 3 unsur:
-Melody
-Ritme
-Timbre( Tone colour) 1
Sebagian mengartikan musik klasik dengan kata yang sangat
sederhana yaitu bunyi-bunyian.2 Kemudian dari sebagian ahli bahasa lain
juga berpendapat bahwa musik klasik adalah komposisi lagu, nyanyian,
senandung, yang dalam bahasa Arab disebut ﻏﻨﺎﺀatau musiqa.3
1
Nur Rahadian Sari, Musik dan Kecerdasan Otak Bayi, Musik Merangsang Tumbuhnya
Sel Otak, Melahirkan Kecerdasan Berfikir dan Perasaan Rileks, yang Akhirnya Memicu Fungsi
Berfikir Menjadi Maksimal (Bogor; KH. Kharisma Buka Aksara, 2005), hlm. 95.
2
Dewan Bahasa dan Pustaka, Kamus Dwi Bahasa (Bahasa Inggris dan Bahasa
Malaysia), atau WJS Poerdaminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
1986), hlm. 664.
3
Atabiq Ali, Kamus Inggris Indonesia Arab, (Yogyakarta: Multi Karya Grafika, 2003),
hlm. 832.
14
15
4
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990,
cet.3), hlm. 602.
5
Iwan Buana, et.all., Buku Trapora (Training Paduan Suara) UIN Jakarta, (Jakarta:
Panitia Trapora UIN Jakarta, 2002), hlm. 71.
6
Seni memiliki pengertian yang beragam, antara lain: “ ketrampilan yang dicapai dalam
pengalaman yang memungkinkan untuk menyusun, menggunakan secara sistematis dan
Internasional sarana-sarana fisik agar memperoleh hasil yang diinginkan menurut prinsip-prinsip
estetis, entah ditangkap secara intuitif atau kognitif. “Lorend Bagus, Kamus Filsafat, (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2002), hlm. 987.
7
Abdul Muhaya, Bersufi Melalui Musik, Sebuah Pembelaan Musik Sufi Oleh Ahmad Al-
Ghozali, (Yogyakarta: Gema Media, 2003), Hlm. 17.
16
8
Ibid., hlm. 36.
9
Nur Rahadian Sari, op. cit, hlm. 96.
10
Ibid., hlm. 24.
11
Monty P. Satiadarma, Terapi Musik, op. cit., hl. 162.
17
12
Ade Sudaryat, Musik Klasik, Al-Qur’an dan Ketenangan Jiwa, http:// www. Depdiknas.
90.18/ Jurnal/30/ Musik Merupakan Stimulasi-terhadap. Htm
13
Ibid.hlm,3-4.
14
Monty P. Satiadarma, Monty P Satiadarma, Terapi Musik, Mengarahkan Perilaku
Positif, Mencegah dan Menyembuhkan Penyakit, Meningkatkan Kreatifitas dan Intelligentsia,
(Jakarta: Milinia Populer, 2002), hlm. 36.
18
cengkok (iqa’art). Al- Farabi juga memiliki pendapat bahwa unsur pokok
musik adalah lagu (al-alhan) yaitu kumpulan ritme yang disusun dengan
urutan dan ketentuan tertentu. Kedua pendapat ini (Ihwan as-Safa dan Al-
farabi) menunjukkan bahwa lagu dan ritme merupakan sumber utama
dalam musik.15
Pendapat yang lebih detail mengenai unsur pokok dalam musik
klasik dijelaskan oleh Joseph Maclish dengan menerangkan bahwa
terdapat lima unsur pokok dalam musik yaitu musical lime, musical space,
musical time, musical pace, dan musical color. Unsur pertama; musical
line adalah lagu, yaitu pergantian naa-nada yang didasarkan oleh akal
sebagai rohnya musik. Unsur kedua; musical space yaitu harmoni.
Menurut Phytagoras harmoni itu terletak pada nada-nada yang serasi
berbanding dengan panjang dawai dalam bentuk bilangan yang sederhana.
Unsur ketiga; musical timr, yaitu ritme yang terdiri dari ketentuan
perpindahan musik dalam waktu. Unsur keempat; musical pace, yaitu
tempo-tempo merupakan ketentuan kecepatan dalam sebuah musik,
kemudian unsur kelima; musical color, yaitu warna nada (timbre)16
Selama unsur-unsur pokok dalam musik yang disampaikan di atas
untuk mengetahui substansi musik, berikut akan dijelaskan pendapat
beberapa ahli musik mengenai asal musik.
Menurut Dr. Abdul Muhaya, secara garis besar terdapat dua
kelompok mazhab pemikiran. Pertama mazhab revalationisme; bahwa
musik berasal dari alam metafisika melalui tersibaknya tabir/ pewahyuan.
Teori ini merupakan perpanjangan dari teori Pythagoras yang menyatakan
bahwa filsafat adalah kebahagiaan yang sejati, sedangkan jalan
keselamatan dan pemurnian adalah musik klasik yang paling tinggi. Lebih
detail lagi Pythagoras menjelaskan bahwa suara-suara adalah aksiden
(‘arad) yang bertempat pada substansi melalui gerakan putaran ruang
angkasa yang menggerakkan planet-planet dan putaran ruang angkasa
15
Ibid., hlm. 28.
16
Ibid., hlm. 28-29.
19
17
Ibid., hlm. 22-24.
18
Ibid.
20
saja baik berirama cepat atau lambat, keduanya memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap manusia.19
Pengaruh musik klasik lembut terhadap perkembangan otak anak
memberikan pengaruh positif terhadap proses pematangan perkembangan
otak. Selanjutnya, proses pematangan itu akan memberikan dampak positif
bagi fungsi kerja otak dalam mengkoordinasikan fungsi motorik anak, para
peneliti menjelaskan bahwa musik-musik klasik buaian bagi anak berperan
membantu proses perkembangan bagian otak yang dikenal sebagai,
Frontal lobe (otak depan) yang meliputi sepertiga bagian otak, adanya
kaitan langsung mempengaruhi fungsi-fungsi fisik individu karena
koordinasi fisik banyak dipengaruhi oleh otak. Lingkungan memiliki peran
penting bagi anak untuk belajar memusatkan perhatian dalam melakukan
aktivitas mereka, dan pendidikan musik klasik memberi kesempatan pada
anak-anak untuk belajar memusatkan perhatian, latihan musik
meningkatkan kemampuan verbal karena latihan bermain musik klasik
mempengaruhi fungsi ingatan dan proses mengingat secara sistematis
akibat adanya modifikasi neuroonatomis pada belahan otak sebelah kiri
(left temporal lobe), anak yang diberi pelatihan musik cenderung memiliki
kekayaan ingatan verbal yang lebih baik dari pada yang tidak memperoleh
pelatihan. Interaksi verbal secara ritmis (kata berirama) antara ibu dan
anak mempengaruhi perkembangan kemampuan belajar anak.20
Di beberapa sekolah anak diminta menggunakan ragam sumber
bunyi dan mengkombinasikan satu sama lain sehingga membentuk
komposisi musik klasik tertentu, cara ini merangsang anak
mengembangkan berbagai hal, seperti pengetahuan tentang bunyi .
pemahaman irama, dan impresi musical. Impresi musical bertujuan untuk
melatih kepekaan terhadap alam dan lingkungan.
Musik klasik dapat digunakan untuk membantu anak merasakan
ketenangan tidur. Musik klasik seperti itu merupakan perpaduan
19
Djohan, Psikologi Musik,(Yogyakarta: Buku baik,2oo5), hlm. 135-136.
20
Monty P Satiadarma, MS/ AT, MCP/ MFFC, CH, P.Si, Cerdas dengan Musik, (Jakarta:
Puspa Swara, 2004), hlm. 31.
21
21
Ibid., hlm. 32-33.
22
Monty P Satiadarma, op. cit., hlm. 133-134.
22
23
Ibid., hlm. 139-141.
24
Ibid., hlm. 155.
25
Ibid., hlm. 100-101
26
Nur Rahadian Sari, op. cit., hlm. 95.
23
masih kecil secara alamiah akan menanggapi ritme dan melody baik ketika
mereka tengah meringkuk diperlukan, mereka akan ikut bernyanyi dan
bergerak seiring irama. Musik klasik adalah pengatur yang baik yang
membentuk tubuh dan pikiran untuk saling bekerja sama. Musik klasik
memberi:
1. Pengulangan yang menguatkan pembelajaran
2. Ketukan yang berirama yang membantu koordinasi
3. Pola yang membimbing guna mengantisipasi apa yang akan terjadi
berikutnya.
4. Kata-kata yang menyusun bahasa dan kemampuan membaca
5. Melody yang menarik hati dan perhatian dengan kegembiraan.
Pada umumnya anak-anak akan menganggap musik klasik
untuk mengeksploirasi dan mempelajari sesuatu. Musik klasik menyajikan
berbagai peluang untuk menggunakan bahasa, menggerakkan otot,
mendorong kreatifitas, membangun persahabatan, berbagi
mengungkapkan sesuatu, dan bermain. Anak-anak kecil senang berlaku
aneh dan musik klasik adalah cara yang sempurna untuk berlaku demikian.
Musik klasik adalah bagian yang istimewa dari kegiatan rutin anak-anak
kecil setiap harinya. Sebuah lagu yang isinya ucapan selamat pagi akan
dapat membantu anak untuk bersemangat memulai harinya, dan lagu-lagu
pun dapat mengantarkan yang baik untuk beralih aktifitas/ tempat.27
27
Ibid., hlm. 90-93.
24
a. Musik Klasik
Musik klasik yaitu musik yang memiliki irama yang teratur dan
nada-nada yang teratur, bukan nada-nada miring. Musik klasik juga
mengandung komposisi nada berfluktuasi antara nada tinggi dan nada
rendah yang akan merangsang kuadran “C” pada otak.28 Musik klasik juga
merangsang kompleksitas fakultas otak, makin banyak fakultas otak makin
beragam kemampuan manusia.29 Namun, tidak semua musik klasik
memberi dampak positif pada setiap orang. Oleh karena itu, masyarakat
hendaknya waspada akan keterbatasan musik dalam memberikan dampak
khusus pada individu tertentu. Secara umum, beberapa jenis musik klasik
dianggap memiliki yang relatif universal oleh sebagian besar orang.
Musik-musik tersebut memiliki kesan dan dampak psiko-fisik yang relatif
sama, seperti menimbulkan kesan releks, santai cenderung membuat detak
nadi bersifat konstan, memberi dampak menenangkan dan menurunkan
stres, oleh karena itu, perlu pertimbangan rentan waktu tampilan musik,
taraf usia perkembangan dan latar belakang budaya yang ada. Selain itu,
disertai pula dengan aktifitas motorik yang sesuai dan asosiasikan dengan
kasih sayang dan estetika.30
b. Musik Barok
Musik-musik periode barok (seperti karya Back, Handel, dan
Pachebel) dianggap sebagai soothing music/ music yang “membela”
menimbulkan rasa tenang, dan nyaman. Musik periode ini diciptakan
untuk melukiskan kebesaran semesta alam sehingga hasil komposisinya
menggambarkan nuansa keindahan karya ciptaan ilahi yang penuh dengan
keseimbangan. Musik barok membangkitkan suasana positif, seperti dalam
kegiatan bermain yang menggunakan musik-musik jenis ini cenderung
28
Nur Rahadian Sari, Musik dan Kecerdasan Otak Bayi, Musik Merangsang Tumbuhnya
Sel Otak, Melahirkan Kecerdasan Berfikir dan Perasaan Rileks, yang Akhirnya Memicu Fungsi
Berfikir Menjadi Maksimal (Bogor; KH. Kharisma Buka Aksara, 2005), hlm. 96.
29
Monty P Satiadarma, MS/ AT, MCP/ MFFC, CH, P.Si, Cerdas dengan Musik, (Jakarta:
Puspa Swara, 2004), hlm. 36
30
Ibid.
25
31
Ibid,, hlm. 37.
32
Debbi Deporter dan Mike Henacki, Quantum Learning, Membiasakan Belajar Nyaman
dan Menyenangkan, (Bandung: Kaifa, 1999), hlm. 72.
33
Monty P. Satiadarma, Cerdas dengan Musik, op. cit., hl. 37-38.
26
d. Ayat-Ayat Suci
Pembacaan doa dan ayat-ayat suci banyak dilakukan secara
musikal. Kebiasaan ini tidak hanya ditemui pada budaya Timur Tengah,
tetapi juga pada budaya lain. Tradisi membaca ayat suci al-Qur’an yang
dikembangkan oleh masyarakat Arab merupakan bukti lain pentingnya
nuansa musical bagi masyarakat untuk lebih meresapi pesan ilahi tentang
kehidupan. Melalui lantunan bacaan sejak masa kecil, anak lebih mampu
merasakan dan meresapi pesan yang terkandung dalam kitab suci.
Musik memiliki peran besar dan beragam guna menciptakan
suasana tentram dalam proses pertumbuhan anak dan dalam proses
perkembangan fungsi kognitif. Fungsi ingatan, perkembangan bahasa,
perkembangan daya fantasi, kreatifitas, dan ragam fungsi nalar akan
mengalami proses perkembangan yang lebih baik jika disertai dengan
aktifitas musical. Jadi, melalui pendidikan serta pembinaan musik klasik
dan aktifitas musical, pertumbuhan nalar anak dapat diarahkan secara lebih
optimal. Dengan mengikutsertakan musik klasik dalam kegiatan anak,
fungsi nalar anak akan bekerja secara lebih aktif, dan kondisi ini akan
membuka peluang lebih besar bagi anak menumbuhkan intelegensinya
secara lebih baik. Mendengarkan musik klasik dengan hand phone sangat
baik karena sekaligus juga membendung gangguan suara lain dari luar,
namun, jika kesempatan tersebut tidak tersedia maka sebaiknya
mendengarkan musik klasik lembut dalam suasana hening. 34
34
Ibid., hlm. 38-39.
35
Sugirin, Hakekat Membaca dan Implikasinya Bagi Pengajaran, (Bandung: Kaifa,
1973), hlm. 1.
27
36
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1997), hlm. 22.
37
Hidayat, Rahayu Surtiyati, Pengetesan Membaca Secara Komunikatif, (Jakarta:
Perpustakaan Nasional, (Katalog dalam Terbitan), 1990), hlm. 27.
38
Ibid., hlm. 29.
28
41
Sugirin, op. cit., hlm. 3-4.
30
42
Ibid.
43
Sugirin, op. cit., hlm. 5.
32
44
Nur Rahadian Sari, op. cit., hlm. 45-46.