Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

“ Perkembangan Dan Manfaat SIM Dalam Organisasi Nirlaba”


Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Sistem Informasi Manajemen
Dosen Pengampu : Julian Muhammad Hasan , S.Sos.,M.A

Disusun oleh :
Kelompok 5
Mugiyanti (191011200744)
Nurmiati (191011201945)
Nurmilatu Sya’idah (191011201562)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum .wr.wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan limpahan rahmat-Nya saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Perkembangan Dan Manfaat Sistem Informasi Manajemen
Dalam Organisasi Laba/Nirlaba” tepat pada waktunya. Shalawat dan salam semoga selalu
tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW,keluarga,sahabat dan pengikut beliau hingga akhir
zaman. Aamiin…
Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya
mengharapkan kritik dan saran konstruktif dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini di kemudian
hari. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya khususnya
dan pembaca pada umumnya. Aamiin...
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

Tangerang , 22 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

                                                                                                                                      

KATA PENGANTAR………………………………………………………………i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………..ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………...1

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………….3

1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………………………3

BAB II KAJIAN TEORI

2.1 Sistem Informasi Manajemen…………………………………………………4

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Sistem Informasi dalam Mendukung Strategi Pembangunan  ……………19

3.2 Penggunaan Sistem Informasi untuk Mendukung Comprtitive Advantage (Keuntungan


Kompetitif)……………………………………………………………………………………20

3.3 Pengertian Dan Kasus Nirlaba………………………………………………..22

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan………………………………………………………………………32

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………......32

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan yang mencolok selama beberapa dasa warsa menjelang dimulainya abad ke-21
ditandai dengan semakin pentingnya informasi dan pengolahan data di dalam banyak aspek
kehidupan manusia. Seiring dengan lajunya gerak pembangunan, organisasi-organisasi publik
maupun swasta semakin banyak yang mampu memanfaatkan teknologi informasi baru yang dapat
menunjang efektifitas, produktifitas, dan efisiensi mereka. Perkembangan teknologi informasi dalam
hal ini teknologi komputer dapat menunjang pengambilan keputusan di dalam organisasi-organisasi
modern yang memungkinkan pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi dapat diselasaikan secara
tepat, akurat, dan efisien. Perkembangan sistem informasi manajemen telah menyebabkan terjadinya
perubahan yang cukup signifikan dalam pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen
baik pada tingkat operasional (pelaksana teknis) maupun pimpinan pada semua jenjang.
Perkembangan ini juga telah menyebabkan perubahan-perubahan peran dari para manajer dalam
pengambilan keputusan, mereka dituntut untuk selalu dapat memperoleh informasi yang paling akurat
dan terkini yang dapat digunakannya dalam proses pengambilan keputusan. Meningkatnya
penggunaan teknologi informasi, khususnya internet, telah membawa setiap orang dapat
melaksanakan berbagai aktivitas dengan lebih akurat, berkualitas, dan tepat waktu. Setiap organisasi
dapat memanfaatkan internet dan jaringan teknologi informasi untuk menjalankan berbagai
aktivitasnya secara elektronis. Para manajer sekarang ini dituntut kemampuan mereka untuk dapat
memanfaatkan informasi yang membanjiri organisasi dan membuat keputusan secara tepat
berdasarkan informasi tersebut. Termasuk juga dalam organisasi publik, permasalahan utama dalam
organisasi publik adalah masalah pelayanan publik.

Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks harus diikuti
dengan optimalisasi pelayanan publik. Salah satu cara yang harus dilakukan aparatur Negara adalah
dengan pemanfaatan teknologi informasi atau disebut juga dengan Manajemen Sistem informasi
publik. Manajemen sistem informasi dalam suatu pemahaman yang sederhana dapat didefinisikan
sebagai satu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan
kebutuhan yang serupa. Para pemakai biasanya tergabung dalam suatu entitas organisasi
formal,seperti Departemen atau Lembaga suatu Instansi Pemerintahan yang dapat dijabarkan
menjadi Direktorat, Bidang, Bagian sampai pada unit terkecil dibawahnya. Informasi menjelaskan
mengenai organisasi atau salah satu sistem utamanya mengenai apa yang telah terjadi di masa lalu,
apa yang sedang terjadi sekarang dan apa yang mungkin akan terjadi dimasa yang akan datang
tentang organisasi tersebut.

Perkembangan sistem informasi manajemen telah menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup
signifikan dalam pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen baik pada tingkat
operasional (pelaksana teknis) maupun pimpinan pada semua jenjang. Perkembangan ini juga telah
menyebabkan perubahan perubahan peran dari para manajer dalam pengambilan keputusan, mereka
dituntut untuk selalu dapat memperoleh informasi yang paling akurat dan terkini yang dapat
digunakannya dalam proses pengambilan keputusan mengenai permasalah publik. Meningkatnya
penggunaan teknologi informasi, khususnya internet, telah membawa setiap orang dapat
melaksanakan berbagai aktivitas dengan lebih akurat, berkualitas, dan tepat waktu. Setiap organisasi
dapat memanfaatkan internet dan jaringan teknologi informasi untuk menjalankan berbagai
aktivitasnya secara elektronis.

1
Sistem informasi memuat berbagai informasi penting mengenai orang, tempat, dan segala sesuatu
yang ada di dalam atau di lingkungan sekitar organisasi. Informasi sendiri mengandung suatu arti
yaitu data yang telah diolah ke dalam suatu bentuk yang lebih memiliki arti dan dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan. Data sendiri merupakan fakta-fakta yang mewakili suatu keadaan, kondisi,
atau peristiwa yang terjadi atau ada didalam atau dilingkungan fisik organisasi. Data tidak dapat
langsung digunakan untuk pengambilan keputusan, melainkan harus diolah lebih dahulu agar dapat
dipahami, lalu dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan. Manajemen informasi merupakan segala
kegiatan yang berkaitan dengan pemerolehan informasi, penggunaan informasi seefektif mungkin,
dan juga pembuangan terhadap informasi (yang tidak berguna) pada waktu yang tepat (McLeod,
1998).

Definisi sebuah sistem informasi manajemen, istilah yang umum dikenal orang adalah sebuah sistem
manusia/mesin yang terpadu (intregeted) untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi
operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem Informasi
Manajemen merupakan serangkaian sub-sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi yang
secara rasional mampu mentransformasikan data sehingga menjadi informasi dengan berbagai cara
guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer. SIM yang baik adalah
SIM yang mampu menyeimbangkan biaya dan manfaat yang akan diperoleh artinya SIM akan
menghemat biaya, meningkatkan pendapatan serta tak terukur yang muncul dari informasi yang
sangat bermanfaat. SIM harus dijalin secara teliti agar mampu melayani tugas utama.

Tujuan sistem informasi manajemen adalah memenuhi kebutuhan informasi umum semua manajer
dalam perusahaan atau dalam sub-unit organisasional perusahaan. SIM menyediakan informasi bagi
pemakai dalam bentuk laporan dan output dari berbagai simulasi model matematika. Sebagai
pengguna sistem informasi manajemen, tingkatan manajemen dapat diklasifikasikan kedalam tiga
tingkatan, yaitu:

1. Manajer tingkat perencanaan strategi (strategic planning); merupakan manajer tingkat atas,
seperti para jajaran Menteri, dimana keputusan-keputusan yang dibuatnya berkenaan dengan
perencanaan strategi yang meliputi proses evaluasi lingkungan luar organisasi, penetapan
tujuan organisasi, dan penetuan strategi organisasi. ·
2. Manajer tingkat pengendalian manajemen (manajement control); yang dikenal dengan manajer
tingkat menengah, mempunyai tanggung jawab untuk menjabarkan rencana strategi yang
sudah ditetapkan kedalam pelaksanaannya dan meyakinkan bahwa tujuan organisasi akan
tercapai. Misalnya, Kepala Dinas, Kepala Kantor Wilayah, Kepala Bagian/Bidang. ·
3. Manajer tingkat pengendalian operasi (operational control) merupakan manajer tingkat bawah
yang bertanggung jawab untuk melaksanakan rencana yang sudah ditetapkan oleh manajer
tingkat menengah, yang terwujud dalam kegiatan operasi.
Output dari sistem informasi manajemen adalah:

1. Rencana dan anggaran


2. Laporan yang terjadwal
3. Laporan khusus
4. Analisis situasi masalah
5. Keputusan
Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk membuat judul makalah ini “Peranan Strategis Sistem
Informasi Manajemen  Publik” sekaligus menganalisis aplikasi sistem informasi dalam organisasi
publik, apa sistem informasi dalam mendukung strategi pembangunan dan penggunaan sistem
informasi untuk mendukung competitive advantage (keunggulan kompetitif).

2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang di ambil adalah sebagai berikut:

1. Apa saja aplikasi sistem informasi dalam organisasi publik?


2. Apa saja sistem informasi dalam mendukung strategi pembangunan?
3. Bagaimana penggunaan sistem informasi untuk mendukung competitive
advantage (keunggulan kompetitif)?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang di ambil maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:

1. Untuk mendeskripsikan sistem informasi dalam organisasi publik


2. Untuk mendeskripsikan sistem informasi dalam mendukung strategi pembangunan
3. Untuk menganalisis penggunaan sistem informasi untuk mendukung competitive
advantage (keunggulan kompetitif). 
4. Untuk menganalisis kasus pada perusahanan/organisasi nirlaba

BAB II
KAJIAN TEORI

2.1. Konsep Dasar Sistem Infomasi Manajemen

Sistem informasi manajemen (manajement information system atau sering dikenal dengan
singkatannya MIS) merupakan penerapan sistem informasi di dalam organisasi untuk mendukung
informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen. SIM (sistem informasi
manajemen) dapat didefenisikan sebagai kumpulan dari interaksi sistem-sistem informasi yang
bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk menyediakan informasi yang berguna
untuk semua tingkatan manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian.

Secara teori, komputer tidak harus digunakan didalam SIM, tetapi kenyataannya tidaklah mungkin
SIM yang komplek dapat berfungsi tanpa melibatkan elemen komputer. Lebih lanjut, bahwa SIM
selalu berhubungan dengan pengolahan informasi yang didasarkan pada komputer (computer-based
information processing). SIM merupakan kumpulan dari sistem-sistem informasi. SIM tergantung dari
besar kecilnya organisasi dapat terdiri dari sistem-sistem informasi sebagai berikut:

1. Sistem informasi akuntansi (accounting information system),menyediakan informasi dari


transaksi keuangan.
2. Sistem informasi pemasaran (marketing information system), menyediakan informasi untuk
penjualan, promosi penjualan, kegiatan-kegiatan pemasaran, kegiatan-kegiatan penelitian
pasar dan lain sebagainya yang berhubungan dengan pemasaran.
3. Sistem informasi manajemen persediaan (inventory management information system).
4. Sistem informasi personalia (personnel information systems)
5. Sistem informasi distribusi (distribution information systems)
6. Sistem informasi pembelian (purchasing information systems)
3
7. Sistem informasi kekayaan (treasury information systems)
8. Sistem informasi analisis kredit (credit analiysis information systems)
9. Sistem informasi penelitian dan pengembangan (research and development
information systems)
10. Sistem informasi teknik (engineering information systems)
Semua sistem-sistem informasi tersebut dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada semua
tingkatan manajemen, yaitu manajemen tingkat bawah (lower level management), managemen tingkat
menengah (middle level management) dan manajemen tingkat atas (top level management).
 Top level management dengan executive management dapat terdiri dari direktur utama (president),
direktur (vise-president) dan eksekutif lainnya di fungsi-fungsi pemasaran, pembelian, teknik,
produksi, keuangan dan akuntansi. Sedang middle level management dapat terdiri dari manajer-
manajer devisi dan manajer-manajer cabang. Lower level management disebut degan operating
management dapat meliputi mandor dan pengawas. Top level management disebut juga
dengan strategic level, middle level management dengan tactical level dan lower
management dengan tehcnical level.
 

2.1.2 Evolusi atau Perkembangan konsep SIM


Gagasan sebuah sistem informasi untuk mendukung manajemen dan pengambilan keputusan telah
ada sebelum dipakainya komputer, yang memperluas kemampuan keorganisasian untukmenerapkan
sistem semacam itu. Perluasan kemampuan tersebut sedemikian menyolok sehingga SIM dianggap
sesuatu yang baru karena baru kini dapat dipakai. Banyak dari gagasan yang merupakan bagian SIM
berkembang/ berevolusi dari bagian ilmu pengetahuan lain. Ada empat bidang pokok konsep dan
pengembangan sistem yang sangat penting dalam melacak asal  mula konsep SIM:

1. Perakunan manajerial
Disini perlu dianggap bahwa bidang perakunan dibagi atas dua bidang pokok, yaitu perakunan
keuangan dan perakunan manajerial. Perakunan keuangan (financial accounting) berhubungan
dengan pengukuran pendapatan dalam suatu periode tertentu, misal dalam satu bulan atau satu
tahun (laporan rugi-laba/income statement) dan melaporkan status keuangan pada akhir periode
(neraca). Karena sebuah oraganisasi beroperasi secara terus menerus sepanjang waktu, pengukuran
pendapatan untuk suatu jangka waktu tertentu meliputi pertanyaan-pertanyaan pengukuran
penerimaan dalam suatu periode dan mengenali serta membandingkan biaya yang timbul untuk
menghitung laba. Sistem pelaporan untuk organisasi yang dikembangkan oleh perakunan manajerial
pada umumnya mencerminkan gagasan perakunan tanggungjawab (responsibility accounting) dan
perakunan mampulaba (profitability accounting). Laporan tersebut disusun untuk menunjukkan
adanya penyimpangan dari rencana prestasi dan sebab-sebab penyimpangan tersebut.
Analisis biaya dipakai dalam perakunan manajerial untuk menentukan biaya yang paling relevan
dalam pengambilan keputusan. Biaya yang relevan ini dapat berupa biaya penuh (full cost), biaya
langsung (direct cost), biaya marjinal (marginal cost), biaya penggantian (replacement cost), biaya
keluangan (opportunity cost) atau lain-lainnya. Perakunan manajerial juga menggunakan teknik
keputusan yang berorientasi pada biaya seperti penganggaran modal, analisis impas dan penetapan
harga transfer. Singkatnya, perakunan keuangan adalah sebuah sistem informasi dengan aturan dan
pengolahan ke arah menyuguhkan informasi yang tepat bagi penanam modal dan pemberikredit.
Perakunan manajerial adalah sebuah sistem informasi yang berorientasi pada manajemen intern serta
pengendalian dan karenanya berhubungan erat dengan SIM.
2. lmu pengetahuan manajemen
Ilmu manajemen atau penelitian operasional adalah penerapan metode ilmiah dan teknik-teknik
analisis kuantitatif terhadap masalah manajemen. Beberapa di antara konsep-konsep pokoknya
adalah:
4
1. Penekanan ancangan sistematis dalam pemecahan persoalan dan penerapan metode ilmiah
pada penelitian.
2. Memakai model matematis dan prosedur matematis serta statistis dalam analisis.
3. Bertujuan mencari keputusan optimal atau kebijakan optimal.

Ilmu pengetahuan manajemen dalam penyelesaiannya cenderung memakai kriteria ekonomis atau
teknik daripada kriteria perilaku, dengan penekanan metode teknis dalam memecahkan persoalan.
Keberhasilan ilmu pengetahuan manajemen di dalam organisasi yang paling menyolok adalahpada
persoalan operasional dan keputusan taktis. Misalnya manajemen sediaan barang (inventory
management) telah mendapat perhatian besar, demikian pula penjadualan produksi, penentuan letak
pabrik, penjaluran angkutan (transportation routing), dan analisis penanaman modal. Beberapa teknik
umum sehubungan dengan ilmu pengetahuan manajemen adalah:
1. Pemrograman linier (linear programming)
2. Pemrograman integer (integer programming)
3. Pemrograman dinamis (dynamic programming)
4. Teori pengantrian (queueing theory)
5. Teori permainan (game theory)
6. Teori keputusan (decision theory)
7. Simulasi (simulation)

Ilmu pengetahuan manajemen adalah sebuah perkembangan penting dalam sistem informasi
manajemen berdasarkan komputer, karena ilmu pengetahuan manajemen telah mengembangkan
prosedur-prosedur untuk analisis dan pemecahan berdasarkan computer dalam banyak jenis
persoalan keputusan. Ancangan sistematis dalam pemecahan persoalan, pemakaian model, teknik-
teknik ilmu pengetahuan manajemen, dan algoritma pemecahan berdasarkan komputer umumnya
digabungkan dalam rancangan SIM.

3. Pengetahuan manajemen
Dalam memahami evolusi konsep SIM, perkembangan terakhir dalam teori manajeme cukup pesat.
Bila dalam ilmu pengetahuan manajemen perkembangannya menekankan optimisasi sebagai tujuan,
maka teori manajemen sekarang menekankan pemuasan dan mempertimbangkan keterbatasan
manusia dalam mencari pemecahan. Sejumlah periset manajemen telah memusatkan perhatian pada
segi-segi keperilakuan dan motivasi pada struktur keorganisasian serta sistem dalam organisasi.
Perkembangan dalam teori manajemen ini penting untuk merancang SIM, karena membantu dalam
memahami peranan sistem manusia/mesin serta bermanfaat untuk mengembangkan model-model
keputusan.

4. Pengolahan computer.
Semula komputer tidak direncanakan untuk pengolahan informasi, tetapi kini terutama justru
diterapkan dalam bidang ini. Persyaratan teknis sebuah sistem informasi manajemen berdasarkan
komputer secara singkat, adalah:

Elemen / Unsur Persyaratan SIM


Perangkat Keras 1.      Pengolah pusat yang mampu beroperasi
secara online. Kecepatan pengolahan harus cukup
tinggi
2.      Ingatan/memory komputer harus besar.
Penyimpan/storage besar dan cepat dalam keluar
5
masuknya data.

3.      Metode manajemen penyimpan perangkat


keras/lunak guna meningkatkan ingatan computer

4.      Piranti (peripheral) masukan dan keluaran

5.      Terminal untuk meminta dan menerima


informasi secara online

6.      Komunikasi Data

Perangkat Lunak Bahasa Komputer tingkat tingi Sistem manajemen


data base
Sistem Operasi secara online. Pemrograman ganda
Pengoperasian (multiprogramming).

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Aplikasi Sistem Informasi dalam Organisasi Publik

Manjemen publik, yang terkait erat dengan adminsitrasi publik, landasan ideologinya muncul
dari konstitusi, seperti: kedaulatan rakyat, pembagian wewenang, hak-hak asasi, pluralisme,
keuntungan publik, barang-barang publik (public goods), kebebasan mengakses informasi, perwakilan
(representativeness), persamaan kesempatan, dan persaan dalam perlakuan. Dilihat dari penjelasan
diatas maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi privat adalah sistem komputer yang
digunakan level organisasi untuk mengubah sasaran, pengoperasian, produk, jasa, atau relasi
lingkungan untuk membantu organisai meraih keunggulan kompetitif. Berbeda dengan sektor public
yang berorientasi pada pelayanan. Secara lebih jauh dijelaskan manajemen sistem informasi publik
adalah suatu sistem yang dirancang untuk menyediakan informasi guna mendukung pengambilan
keputusan pada kegiatan manajemen yang berhubungan dengan kebutuhan pemerintahan maupun
masyarakat (perencanaan, penggerakan, pengorganisasian, dan pengendalian) dalam organisasi
publik. Contoh aplikasi penerapan manajemen sistem informasi di sektor public antara lain:

1. E-Government

6
Untuk menjamin keterpaduan sistem pengelolaan dan pengolahan dokumen dan informasi
elektronik dalam mengembangkan pelayanan publik yang transparan, pengembangan egovernment
pada setiap instansi harus berorientasi pada kerangka arsitektur di bawah ini.

Kerangka Arsitektur E-Goverment 

Untuk menjamin keterpaduan sistem pengelolaan dan pengolahan dokumen dan informasi
elektronik dalam mengembangkan pelayanan publik yang transparan, pengembangan egovernment
pada setiap instansi harus berorientasi pada kerangka arsitektur di bawah ini. Kerangka arsitektur itu
terdiri dari empat lapis struktur, yakni:

1. Akses: yaitu jaringan telekomunikasi, jaringan internet, dan media komunikasi lain yang dapat
dipergunakan oleh masyarakat untuk mengakses portal pelayanan publik.

2. Portal Pelayanan Publik: yaitu situs-situs internet penyedia layanan publik tertentu yang
mengintegrasikan proses pengolahan dan pengelolaan informasi dan dukumen elektronik di
sejumlah instansi yang terkait.

3. Organisasi Pengelolaan & Pengolahan Informasi: yaitu organisasi pendukung (backoffice) yang
mengelola, menyediakan dan mengolah transaksi informasi dan dokumen elektronik.

4. Infrastruktur dan aplikasi dasar: yaitu semua prasarana baik berbentuk perangkat keras dan
perangkat lunak yang diperlukan untuk mendukung pengelolaan, pengolahan, transaksi, dan
penyaluran informasi. baik antar back-office, antar Portal Pelayanan Publik dengan backoffice,
maupun antara Portal Pelayanan Publik dengan jaringan internet, secara andal, aman, dan
terpercaya. Struktur tersebut ditunjang oleh 4 (empat) pilar, yakni penataan sistem manajemen
dan proses kerja, pemahaman tentang kebutuhan publik, penguatan kerangka kebijakan, dan
pemapanan peraturan dan perundangundangan.

Pengembangan e-government merupakan upaya untuk mengembangkan penyelenggaraan


kepemerintahan yang berbasis (menggunakan) elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas
layanan publik secara efektif dan efisien. Melalui pengembangan e-government dilakukan penataan
sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan pemerintah dengan mengoptimasikan
pemanfaatan teknologi informasi. Pemanfaatan teknologi informasi tersebut mencakup 2 (dua)
aktivitas yang berkaitan yaitu :

1) pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem manajemen dan proses kerja secara
elektronis;

7
2) pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik dapat diakses secara
mudah dan murah oleh masyarakat di seluruh wilayah negara.

Pada saat ini telah banyak instansi pemerintah pusat dan daerah berinisiatif mengembangkan
pelayanan publik melalui jaringan komunikasi dan informasi. Namun kesimpulan yang diperoleh dari
hasil pengamatan yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi, mayoritas situs
pemerintah dan pemerintah daerah otonom berada pada tingkat pertama (persiapan), dan hanya
sebagian kecil yang telah mencapai tingkat dua (pematangan). Sedangkan tingkat tiga (pemantapan)
dan tingkat empat (pemanfaatan) belum tercapai. Observasi secara lebih mendalam menunjukkan
bahwa inisiatif tersebut di atas belum menunjukan arah pembentukan e-government yang baik.
Beberapa kelemahan yang menonjol adalah : 

a) pelayanan yang diberikan melalui situs pemerintah tersebut, belum ditunjang oleh sistem
manajeman dan proses kerja yang efektif karena kesiapan peraturan, prosedur dan keterbatasan
sumber daya manusia sangat membatasi penetrasi komputerisasi ke dalam sistem manajemen dan
proses kerja pemerintah; 

b) belum mapannya strategi serta tidak memadainya anggaran yang dialokasikan untuk
pengembangan e-government pada masing-masing instansi; 

c) Inisiatif-inisiatif tersebut merupakan upaya instansi secara sendirisendiri; dengan demikian


sejumlah faktor seperti standardisasi, keamanan informasi, otentikasi, dan berbagai aplikasi dasar
yang memungkinkan interoperabilitas antar situs secara andal, aman, dan terpercaya untuk
mengintegrasikan sistem manajemen dan proses kerja pada instansi pemerintah ke dalam pelayanan
publik yang terpadu, kurang mendapatkan perhatian. 

d) pendekatan yang dilakukan secara sendiri-sendiri tersebut tidak cukup kuat untuk mengatasi
kesenjangan kemampuan masyarakat untuk mengakses jaringan internet, sehingga jangkauan dari
layanan publik yang dikembangkan menjadi terbatas pula.

2. Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan/Decision-Support Systems (DSS)

Sistem pendukung pengambilan keputusan kelompok (DSS) adalah sistem berbasis komputer
yang interaktif, yang membantu pengambil keputusan dalam menggunakan data dan model untuk
menyelesaikan masalah yang tidak terstruktur. Sistem pendukung ini membantu pengambilan
keputusan manajemen dengan menggabungkan data, model-model dan alat-alat analisis yang
komplek, serta perangkat lunak yang akrab dengan tampilan pengguna ke dalam satu sistem yang
memiliki kekuatan besar (powerful) yang dapat mendukung pengambilan keputusan yang semi atau
8
tidak terstruktur. DSS menyajikan kepada pengguna satu perangkat alat yang fleksibel dan memiliki
kemampuan tinggi untuk analisis data penting.

Jenis DSS yang memberikan dukungan yang sedikit lebih tinggi memungkinkan baginya
menganalisis seluruh isi file mengenai tingkat penyerapan anggaran pada unit-unit lain yang terkait.
Contohnya adalah laporan gaji bulanan pegawai yang disiapkan dari file gaji. Dukungan yang lebih
lagi diberikan oleh sistem yang menyiapkan laporan total penyerapan anggaran biaya pegawai dan
tunjangan-tunjangan yang diterimanya yang diolah dari berbagai file sistem penggajian. DSS juga
memungkinkan para manajer untuk melihat dampak-dampak Tingkat Dukungan Pemecahan Masalah
Sistem Informasi Manajemen yang mungkin timbul dari berbagai keputusan yang diambil yang disebut
model yang dapat memperkirakan dampak sebuah keputusan. Sebagai contoh: Para calon
Bupati/Walikota suatu daerah dalam rangka suatu Pilkada menjanjikan akan menggratiskan biaya
pendidikan sampai tingkat tertentu atau menggratiskan biaya pengobatan ditingkat Puskemas, maka
dampak keputusan tersebut diperkirakan jumlah pemilih akan meningkat secara signifikan, atau justru
para pemilih sama sekali tidak mempercayainya karena hanya dianggap sebagai janji kosong belaka.

Model tersebut tidak dapat menentukan apakah janji kampanye tersebut merupakan suatu
keputusan terbaik, mereka hanya dapat menentukan apa yang mungkin terjadi jika keputusan itu
dibuat. DSS dimaksudkan untuk melengkapi sistem informasi manajemen dalam meningkatkan
pengambilan keputusan. Sistem informasi manajemen terutama menyajikan informasi mengenai
kinerja aktivitas untuk membantu manajemen memonitor dan mengendalikan kegiatan. Sistem
informasi manajemen ini umumnya menghasilkan pelaporan yang terjadwal secara reguler dan tetap,
berdasarkan data yang diperoleh dan diikhtisarkan dari sistem pemrosesan kegiatan atau transaksi
yang dilaksanakan. Format atau bentuk dari pelaporan-pelaporan ini umumnya sudah ditentukan
sebelumnya (baku).

3. Sistem Kelompok Pendukung Pengambilan Keputusan/Group Decision- Support Systems


(GDSS)

Sistem Pendukung Keputusan kelompok yang berusaha memperbaiki komunikasi di antara


para anggota kelompok dengan menyediakan lingkungan yang mendukung dan mendukung para
pengambil keputusan dengan menyediakan perangkat lunak GDSS yang disebut groupware.

Contoh pertama atau aplikasi untuk sebuah groupware adalah GDSS, yang adalah singkatan G
roup D ecision S upport S ystem. Ada semacam sistem GDS didukung oleh Fakultas Management di
Universitas kami. Semacam ini sama-sama waktu-tempat konferensi yang berorientasi pada

9
pertemuan bisnis dan pengambilan keputusan. The GDSS dimulai awalnya dari Sistem Informasi
Manajemen di University of Arizona.

Beberapa jenis masalah selalu diamati yang berkaitan lebih banyak dengan pertemuan besar
dibandingkan dengan pertemuan-pertemuan kecil. Dengan pertemuan besar kita maksud pertemuan
dengan biasanya lebih dari 15 peserta, tetapi dapat pergi lebih jauh bahwa, misalnya 40 atau bahkan
50. Beberapa masalah yang diidentifikasi adalah:

1. memakan waktu;

2. dominasi atas pertemuan dan

3. kejujuran dan partisipasi.

Yang lebih rinci tentang masalah ini dapat ditemukan di sini. Namun, pen ting untuk menyadari
bahwa kita tidak karena itu mencoba untuk mengatakan bahwa pertemuan kecil tidak memiliki
masalah di atas ini; masalah-masalah ini yang disebutkan ada dalam setiap jenis rapat, tapi kami
hanya mencoba menekankan bahwa mereka lebih sering ditemukan dalam pertemuan-pertemuan
besar. Rapat ukuran kecil cenderung lebih mudah dikontrol daripada pertemuan besar. Dalam
lingkungan GDSS, biasanya ada sebuah ruangan besar dengan sesuatu seperti 40 kursi, yang berarti
bahwa 40 orang bisa pada pertemuan pada suatu waktu. Ada tidak hanya 40 kursi, tetapi juga 40
mikrokomputer. Hal ini memungkinkan setiap peserta untuk memiliki penggunaan satu komputer
mikro selama pertemuan. Alasan mengapa masing-masing peserta membutuhkan komputer mikro
tergantung pada bagaimana GDSS bekerja. Dalam GDSS, dengan perangkat lunak komputer khusus,
fasilitator dari setiap pertemuan akan membuat agenda pertama rapat, yang akan diproyeksikan ke
layar besar bahwa setiap orang dapat melihat. Kemudian para peserta akan tipe secara bersamaan
dalam ide-ide dari topik diskusi pada mikrokomputer individu di samping mereka. Kemudian komputer
akan menyortir ideide, dan kemudian para peserta akan memilih atau komentar pada ide-ide yang
mereka sukai atau mereka tidak suka. Dalam perjalanan dari seluruh pertemuan, GDSS toko,
mengkategorikan dan mencetak keluar semua ide, komentar dan menghitung suara, sehingga
masing-masing peserta rapat akan mendapatkan ringkasan dari pertemuan ketika berakhir. Apa
istimewanya GDSS adalah bahwa hal itu memungkinkan peserta rapat untuk secara bersamaan
“berbicara”, ketika jenis komputer dan mengirimkan ide-ide untuk masing-masing terminal, semua
pada waktu yang sama. Yang menyelamatkan sejumlah besar waktu, karena semua ini dapat
dilakukan secara elektronik dan bukan secara manual, dan waktu yang disimpan akan memungkinkan

10
para peserta untuk menghabiskan waktu lebih banyak memanipulasi dan mengekspresikan ide-ide
mereka. Ini akibatnya dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi kelompok. Memakan waktu
yang manfaat juga memiliki bonus tambahan: ketika produktivitas dan efisiensi dalam rapat
meningkat, kemungkinan bahwa semangat tim dapat dikonsolidasikan, sehingga menghasilkan
peningkatan kekuatan mengikat di antara anggota tim. Selain itu, di bawah ini GDSS, tak seorang pun
dapat mendominasi pertemuan. Hal ini karena fitur lain GDSS. GDSS menyediakan skema anonim,
sehingga apa pun yang Anda ketik di terminal (yaitu pendapat anda) akan dilindungi. Dalam keadaan
ini, tidak ada yang benar-benar tahu siapa yang mengetik apa. Karena itu, tak seorang pun dapat
mendominasi pertemuan. Dalam kasus terburuk, kita dapat mengatakan “beberapa ide” yang
mendominasi pertemuan, tapi ini baik-baik saja karena ini adalah sebagai Sebenarnya tujuan dari
suatu GDSS: untuk membantu peserta rapat menyuarakan pendapat mereka dari pola pikir yang
berorientasi ide. Sebagai contoh, hanya karena Anda memiliki prasangka buruk terhadap orang A
tidak berarti bahwa Anda akan menolak gagasan yang diusulkan dalam rapat, karena Anda tidak tahu
siapa yang mengusulkan gagasan itu!! Selain itu, skema anonimitas ini juga akan membantu anggota
tim mereka yang malu untuk menyuarakan pendapat. Dan dengan anonimitas, orang-orang
cenderung lebih jujur, sama seperti yang Anda akan mengatakan lebih banyak dan lebih jujur pada
formulir evaluasi profesor jika Anda tahu apa yang Anda tulis tidak akan mempengaruhi nilai akhir
Anda pada kursus. Hal ini, tentu saja, adalah karena Anda tahu Anda tidak perlu khawatir tentang
konsekuensi. Namun, apakah ini anonimitas itu baik atau tidak dapat menjadi sangat kontr oversial.
Keberhasilan pertemuan didukung oleh GDSS sangat tergantung pada perilaku para peserta.

Sistem Pendukung Keputusan Berkelompok, Konsep GDSS (Group Decision Support System),
merupakan sistem berbasis computer yang mendukung kelompok-kelompok orang yang terlibat
dalam suatu tugas bersama dan menyediakan interface bagi suatu lingkungan yang digunakan
bersama. Istilah lainnya : GSS (group support system), CSCW (computer support cooperative work),
CCWS (Computerized collaborative work support), EMS (electronic meeting system). Perangkat lunak
yang digunaka collaborative work support), EMS (electronic meeting system). Perangkat lunak yang
digunakan disebut groupware. GDSS berkontribusi memecahkan masalah. Komunikasi yang lebih
baik memungkinkan keputusan yang lebih baik. GDSS berkontribusi memecahkan masalah dengan
menyediakan suatu pengaturan yang mendukung komunikasi.

4. Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Eksekutif/Executive- Support Systems (ESS)

Istilah eksekutif dalam pembahasan ini diterapkan untuk pengertian yang agak bebas. Tidak
terdapat suatu garis batas yang jelas memisahkan eksekutif dari para pimpinan atau manajer lain.
Istilah ini digunakan\untuk mengidentifikasi manajer pada tingkat atas dari hierarki organisasi yang
11
berpengaruh kuat dalam sebuah institusi/lembaga/departemen. Dalam sistem pendukung
pengambilan keputusan eksekutif istilah executive support system (ESS) sering dipertukarkan dengan
executive information system (EIS). Namun, ada juga yang membedakan keduanya. Jika dibedakan,
EIS sering didefinisikan sebagai sistem informasi berbasis komputer yang menyajikan kebutuhan
informasi eksekutif puncak. Sistem ini memberikan akses cepat atas informasi dan laporan
manajamen. ESS dibangun terutama untuk menyajikan gambaran operasional suatu organisasi;
melayani kebutuhan informasi eksekutif puncak; menyajikan tampilan yang akrab di pengguna, sesuai
dengan tipe keputusan individu, menyajikan penelusuran dan pengendalian yang tepat waktu dan
efektif; menyajikan akses cepat atas informasi rinci dengan teks, angka, atau grafik;
mengindentifikasikan masalah; serta menyaring, mengkompres, dan melacak data dan informasi
kritikal.

Karakteristik utama yang dimiliki ESS adalah kemampuan melihat rincian, menginformasikan
faktor keberhasilan kritikal (critical success factors), akses status, analisis, pelaporan eksepsi
(exception reporting), penggunaan warna, navigasi informasi, dan komunikasi. Satu kemampuan
utama ESS adalah kemampuan menyajikan data rinci atas informasi ringkas. Sebagai contoh,
seorang eksekutif puncak dapat memantau kemajuan fisik proyek pembangunan gedung dari waktu
ke waktu bahkan sampai ke detail pekerjaan yang sedang dikerjakan. Kemudian jika terjadi suatu
rencana penyelesaian pekerjaan yang tidak sesuai jadwal langsung dapat dicari penyebabnya,
dengan ESS, sang eksekutif tersebut dapat melihat peta jalur distribusi bahan baku sampai ke lokasi,
dan faktor penghambat dapat segera diidentifikasi. Faktor keberhasilan kritikal dapat dimonitor
dengan lima tipe informasi, yaitu narasi masalah kritikal, diagram penjelas, keuangan tingkat puncak,
faktor kunci, dan laporan pertanggungjawaban terinci.

Dengan status akses, top eksekutif dapat memantau data atau laporan terakhir mengenai
indikator kunci melalui jaringan kapan saja. Pemantauan dapat dilakukan secara harian atau setiap
jam. Kemampuan analisis kebanyakan dimiliki oleh ESS. Top eksekutif dapat menggunakan ESS
untuk melakukan analisis sesuai dengan kebutuhannya.Analisis dapat dilakukan oleh top eksekutif
dengan menggunakan fungsi yang sudah ada, mengintegrasikan sistem lain dengan ESS, atau
analisis dengan menggunakan agen intelejen. Dengan adanya pelaporan eksepsi, top eksekutif dapat
memberikan perhatian khusus atas perbedaan yang terjadi dengan standar yang ada. Dengan
pelaporan ini, top eksekutif dapat memfokuskan perhatiannya pada suatu keadaan atau kinerja yang
buruk. Hal-hal kritis, dengan ESS, disajikan tidak saja dalam angka-angka, tetapi juga dengan warna.
Misalnya, hijau menunjukkan kondisi baik, kuning untuk peningatan, dan merah untuk

12
menggambarkan kondisi yang buruk. Kemampuan navigasi informasi adalah kemampuan untuk
menjelajah informasi berbagai data secara mudah dan cepat.

5. Sistem Pakar/Expert System

Paka adalah orang yang memiliki pengetahuan, penilaian, pengalaman, metode khusus serta
kemampuan untuk menerapkan bakat ini di dalam memberi nasihat dan memecahkan masalah.
Misalnya seorang dokter, penasehat keuangan, pakar mesin mobil, dan lain sebagainya.

Kepakaran (Expertise) adalah pengetahuan yang ekstensif (meluas) dan spesifik yang
diperoleh melalui rangkaian pelatihan, membaca dan pengalaman. Pengetahuan membuat pakar
dapat mengambil keputusan lebih baik dan lebih cepatdaripada non-pakar dalam memecahakan
masalah yang kompleks. Kepakaran mempunyai sifat berjenjang, pakar top memiliki pengetahuan
yang lebih banyak daripada pakar junior.

Sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke computer,
agar computer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan para ahli. Sistem pakar
diciptakan tidak untuk menggantikan kedudukan seorang pakar tetapi untuk memasyarakatkan
pengetahuan dan pengalaman pakar tersebut. Tujuan dari sebuah sistem pakar adalah mentransfer
kepakaran yang dimiliki seorang pakar ke dalam computer, dan kemudian kepada orang lain (non-
expert). Bentuk umum dari sistem pakar adalah suatu program yang dibuat berdasarkan suatu set
aturan yang menganalisis informasi (biasanya diberikan oleh pengguna suatu sistem) mengenai suatu
kelas masalah spesifik serta analisis matematis dari masalah tersebut. Sistem pakar memberikan
banyak keuntungan bagi operasi perusahaan dan manajer, tetapi memiliki keterbatasan signifikan.

3.2 Sistem Informasi dalam Mendukung Strategi Pembangunan

Penerapan Sistem Informasi Manajemen (SIM) pada Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan
Daerah

Pada kesempatan kali ini kami akan membahas tentang salah satu aplikasi yang dipakai di
pemerintah provinsi dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia yaitu Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (SIPKD). Aplikasi ini merupakan jenis aplikasi terpadu yang dipergunakan sebagai
alat bantu pemerintah daerah yang digunakan meningkatkan efektifitas implementasi dari berbagai
regulasi bidang pengelolaan keuangan daerah yang berdasarkan pada asas efesiensi, ekonomis,
efektif, transparan, akuntabel dan auditabel.

13
Aplikasi ini juga merupakan salah satu manifestasi aksi nyata fasilitasi dari Kementerian Dalam
Negeri kepada pemerintah daerah dalam bidang pengelolaan keuangan daerah, dalam rangka
penguatan persamaan persepsi sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah dalam
penginterpretasian dan pengimplementasian berbagai peraturan perundang-undangan.

Di dalam aplikasi ini terdapat elemen-elemen atau komponen—komponen yang


berhubungan.Elemen atau komponennya merupakan sistem sebagai kumpulan suatu elemen yang
berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.Terdapat lima blok yang saling berinteraksi satu
dengan lainnya yang membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasaran yaitu:

1. Komponen Input

Merupakan bagian dari sistem yang bertugas untuk menerima data masukan yang digunakan
sebagai komponen penggerak/ menangkap data/ pemberi tenaga dimana sistem itu dioperasikan atau
yang akan dimasukan yang berupa dookumen-dokumen dasar. Komponen input yaitu seperti
penerimaan kas dari pajak yang dibayarkan dan pembelanjaan oleh pemerintahan daerah.

2. Komponen proses

Komponen dalam sistem yang melakukan pengolahan input untuk mendapatkan hasil yang
dibutuhkan. Komponen proses yaitu seperti aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
yang akan memproses data yang telah dimasukan dan menghasilkan keluaran.

3. Komponen output

Komponen hasil pengoperasian dalam suatu sistem, sistem pengambilan keputusan.


Komponen poutput yaitu seperti Buku Kas Umum yang menjelaskan keseluruhan data yang dinput
menjadi satu dan digolongkan setiap data tersebut.

1. Komponen kendala

Komponen yang berisiko aturan atau batas – batas yang berlaku. Akan membuat tujuan
menjadi lebih bermanfaat. Adanya suatu kendala atau batasan yang jelas, akan mampu
mengidentifikasiapa yang harus diantisipasikan dalam mencapai tujuan sistem. Dalam aplikasi ini
terdapat kendala tidak balance dalam menghasilkan laporan keuangan.

2. Komponen kontrol

14
Komponen pengawas dan pelaksanaan proses pencapaian tujuan. Kontrol ini dapat berupa
kontrol pemasukan input, pengeluaran data, pengoperasian, dll. Seperti mencegah terjadi tindakan
korupsi.

Dalam kegiatan sistem informasi pada dasarnya terbentuk melalui suatu kelompok kegiatan
operasi yang tetap:

1. Mengumpulkan data

2. Mengelompokkan data;

3. Menghitung;

4. Menganalisa; dan

5. Menyajikan laporan.

Tidak selalu operasi tersebut dapat dipisah-pisahkan tetapi dapat juga dilakukan bersama-
sama atau bahkan terdapat kegiatan tertentu yang tidak dilakukan atau dilompati.

Kagiatan awal dari pelaksanaan kerja suatu sistem informasi yang sangat penting fungsinya.
Terkadang dalam mengumpulkan data tersebut terdapat ketidak telitian walaupun sudah
menggunakan rumusan untuk menghitung dan menganalisa dengan tepat. Secara umum data-data
yang dikumpulkan haruslah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

 Tingkat ketelitian tinggi;

 Dimasukan pada waktunya;

 Dalam jumlah yang tepat, karena jika terlalu banyak dapat mengacaukan; dan

 Dalam jenis yang berhubungan dengan kebutuhan.

Kegiatan pengumpulan data untuk komputerisasi dapat terdiri dari kegiatan:

 Mengumpulkan data secara periodik dan menyiapkannya agar siap untuk dimasukkan

 Memasukan data ke komputer (data entry)

 Pengecekan data pada komputer sebagai tahapan yang penting untuk memastikan keabsahan
data.

15
Dalam memakai aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah ini membutuhkan
dokumen atau data untuk mendukung atau menunjang kerja aplikasi ini dengan baik. Dokumen atau
data tersebut yaitu:

 Faktur Pajak;

 Surat Perintah Membayar;

 Kwitansi;

 Surat Perintah Pencairan Dana, dan sebagainya

Sasaran dalam aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) dalam
membantu tugas pemerintah yaitu agar terjadinya keseimbangan dalam penggunaan anggaran
negara. Dan aplikasi ini memiliki tujuan yaitu untuk merealisasi anggaran negara yang diperlukan
pada tahun yang bersangkutan. Pemerintah menyelenggarakan SIPKD secara nasional dengan
tujuan:

 merumuskan kebijakan dan pengendalian fiskal nasional;

 menyajikan informasi keuangan daerah secara nasional;

 merumuskan kebijakan keuangan daerah, seperti Dana Perimbangan, Pinjaman Daerah, dan
Pengendalian defisit anggaran; dan

 melakukan pemantauan, pengendalian dan evaluasi pendanaan Desentralisasi, Dekonsentrasi,


Tugas Pembantuan, Pinjaman Daerah, dan defisit anggaran daerah.

Langkah Menginput Data transaksi hingga menghasilkan output dari aplikasi SIPKD

1. Perencanaan/Anggaran

Perencanaan  dalam  membantu  tugas  negara,  sudah  ditetapkan  sesuai Undang-Undang


dalam  Daftar  Isian  Pengelolaan  Anggaran  untuk dilaksanakan oleh yang memiliki tanggung jawab.

2. Pelaksanaan

Pemilik  tanggung  jawab  dapat  melaksanakan tugasnya  dengan  tata  tertibyang  telah
ditetapkan  menurut  undang-undang  dengan  didukung  buktitransaksi.

3. Inputan

16
Inputan dalam aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah adalahbukti transaksi.
Berikut langkah memasukan data ke dalam aplikasi SIPKD. Dalam aplikasi SIPKD ada beberapa
modul yaitu:

1. Penatausahaan Penerimaan;

2. Penatausahaan Pengeluaran;

3. Penatausahaan BUD.

Namun, kami hanya akan membahas salah satu diantara modul tersebut yaitu  Penatausahaan
Pengeluaran dan kami mengambil  contoh tentang belanja langsung.

 Setelah diterbitkannya bukti transaksi, maka bukti transaksi tersebut diinput  ke  aplikasi
SIPKD  dengan  mengklik  PenatausahaanPengeluaran lalu pilih belanja.

 Kemudian akan tampil sebagai berikut

 Lalu klik tambah dan isi data yang diperlukan

 Jika data sudah benar, maka klik simpan

4. Proses

Setelah mengklik simpan maka akan muncul gambar

Untuk dapat melihat Program Kegiatan sudah benar maka dilakukan dengan cara meng’klik’
pada salah satu no BPK yang ingin dilihat  rinciannya sehingga akan tampil daftar rincian BPK
sebagaimana gambar berikut :

Klik tambah lalu ceklis data yang dibuat

Lalu klik save .

5. Output

Setelah data diinput dan diklarifikasi bahwa data tersebut benar, maka untuk melihat outputnya
dengan cara berikut ini :

  Klik Penatausahaan Pengeluaran lalu klik BKU Bendahara Pengeluaran dan klik persetujuan
lalu klik Belanja Langsung

 Maka akan menampilkan gambar


17
3.3 Penggunaan Sistem Informasi untuk Competitiv Advantage (Keunggulan Kompetitif)

Keunggulan kompetitif atau keunggulan bersaing (competitive advantage) adalah kemampuan


yang diperoleh melalui karakteristik dan sumber daya suatu perusahaan untuk memiliki kinerja yang
lebih tinggi dibandingkan perusahaan lain pada industri atau pasar yang sama.

Model sistem umum perusahaan akan dapat menjadi contoh pola yang baik untuk
menganalisis sebuah organisasi. Model ini akan menyoroti unsur-unsur yang seharusnya ada dan
bagaimana unsur-unsusr tersebut seharusnya berinteraksi. Dalam hal yang sama, delapan model
unsur lingkungan sebuah perusahaan dapat menjadi suatau cara yang baik untuk memahami
kompleksitas dari cara perusahaan akan berinteraksi dengan lingkungannya. Integrasi antara  model
sistem umum dan delapan model unsur lingkungan akan menjadi dasar dari suatu konsep manajemen
rantai suplai (supply chain management).

Keunggulan kompetitif dapat dicapai melalui pengelolaan sumber daya fisik, akan tetapi
sumber daya virtual ternyata juga dapat memainkan peranan yang besar. Michael E. Porter diakui
sebagai orang yang paling banyak mengungkapkan konsep keunggulan kompetitif dan
mengontribusikan pemikiran-pemikiran mengenai rantai nilai (value chain) dan sistem nilai (value
system), yang setara dengan melihat sesuatu secara sistem atas perusahaan dan lingkungannya.
Para eksekutif perusahaan dapat menggunakan informasi tersebut untuk mendapatkan keunggulan
strategis, taktis, dan operasional.

Sumber daya informasi sebuah perusahaan meliputi piranti keras, piranti lunak, spesialisasi
informasi, pengguna, fasilitas, basis data (database), dan informasi. Informasi memiliki empat dimensi
yang sangat penting: relevansi akurasi, ketetapan waktu, dan kelengkapan. Eksekutif perusahaan
melakukan perencanaan strategis untuk keseluruhan organisasi, area bisnis, dan sumber daya
informasi. Chief Information Officer (yang disebut juga Chief Technology Officer) memainkan peranan
penting dalam semua jenis perencanaan strategis. Sebuah rencana strategis untuk sumber daya
informasi akan mengidentifikasikan tujuan-yujuan yang harus dipenuhi oleh sistem informasi
perusahaan di tahun-tahun mendatang dan sumber daya informasi yang akan diperlukan untuk
mencapai tujuan-tujuan tersebut.

Perusahaan adalah suatu sistem fisik yang dikelola melalui penggunaan sebuah sistem virtual.
Sistem fisik perusahaan merupakan suatu sistem terbuka dimana perusahaan atau instansi
berhadapan dengan lingkungannya. Sebuah perusahaan memperoleh sumber daya dari
lingkungannya, mengubah sumber daya tersebut menjadi produk dan jasa, dan mngembalikan

18
sumber daya yang telah diubah kembali ke lingkungan. Ada delapan elemen lingkungan perusahaan
yakni:

1. Pemasok disebut juga vendor memasok bahan, mesin, jasa, pekerja, dan informasi bahwa
perusahaan menggunakan untuk menghasilkan produk dan jasa

2. Pelanggan

3. Serikat buruh adalah serikat pekerja yang terampil untuk industry dan perdagangan tertentu

4. Masyarakat keuangan terdiri dari institusi-institusi seperti bank dan lembaga pinjaman lainnya
yang mempengaruhi sumber daya keuangan yang dibutuhkan perusahaan

5. Pemegang saham/pemilik adalah orang yang menginvestasikan uangnya/modalnya di


perusahaan; mereka adalah pemilik utama perusahaan

6. Pesaing termasuk semua organisasi yang bersaing dengan perusahaan di pasar

7. Pemeritah secara nasional, Negara bagian atau provinsi dan juga daerah lokal, biasanya ada
kendala dalam bentuk undang-undang dan peraturan, tetapi juga memberikan bantuan dalam
bentuk pembelian, informasi, dan dana bagi perusahaan

8. Masyarakat global adalah daerah gegrafis tempat perusahaan mendirikan usahanya.


Perusahaan menunjukkan tanggung jawabnya terhadap masyarakat global dengan menjaga
lingkungan, menyediakan produk dan jasa yang memberikan kontribusi terhadap kualitas hidup
masyarakat dan menjalankan operasinya dengan etika yang benar

Sumber daya fisik sebuah perusahaan meliputi pegawai, bahan baku, mesin dan uang.
Pegawai dipekerjakan oleh perusahaan, diubah ke tingkat keahlian yang lebih tinggi melalui pelatihan
dan pengalaman, dan pada akhirnya meninggalkan perusahaan. Bahan baku memasuki perusahaan
dalam bentuk input mentah kemudian diubah menjadi barang jadi, yang kemudian dijual kepada para
pelanggan perusahaan. Mesin dibeli, digunakan dan pada akhirnya dijual dalam bentuk penerimaan
penjualan investasi pemegang saham, dan pinjaman lalu diubah menjadi pembayaran kepada
pemasok, pajak kepada pemerintah, dan pengembalian kepada para pemegang saham. Ketika
berada di dalam perusahaan, sumber daya fisik dipergunakan untuk menghasilkan produk dan jasa
yang dijual oleh perusahaan kepada para pelanggannya.

Seiring dengan perusahaan memenuhi kebutuhan produk dan jasa para pelanggannya,
perusahaan tersebut akan berusaha untuk mendapatkan keunggulan di atas para pesaingnya. Satu

19
hal yang tidak selalu terlihat jelas adalah adanya fakta bahwa sebuah perusahaan juga akan dapat
mencapai keunggulan kompetitif melalui sumber daya virtualnya. Di dalam sistem informasi,
keunggulan kompetitif (competitive advantage) mengacu pada pengguna informasi untuk
mendapatkan pengungkitan (leverage) di dalam pasar.

Keunggulan kompetitif dapat direalisasikan dalam hal mendapatkan keunggulan strategis,


taktis, maupun operasional. Tiga tingkat keunggulan kompetitif tersebut akan bekerja bersama-sama.
Sistem informasi yang terpengaruh oleh ketiga tingkat ini akan memiliki kemungkinan terbaik untuk
meningkatkan kinerja sebuah perusahaan secara substansial. Pada tingkat manajerial yang tertinggi
adalah tingkat perencanaan strategis, sistem informasi dapat digunakan untuk mengubah arah
sebuah perusahaan untuk mendapatkan keunggulan strategisnya. Pada tingkat manajemen kontrol
(menengah), manajer dapat memberikan spesifikasi mengenai bagaimana rencana strategis akan
diimplementasikan, sehingga menciptakan suatu keunggulan taktis. Pada tingkat manajemen
operasional (lebih rendah), manajer dapat menggunakan teknologi informasi dalam berbagai
pengumpulan data dan penciptaan informasi yang akan memastikan efisiensi operasi, sehingga
mencapai keunggulan operasional.

1. Keunggulan Strategis

Keunggulan strategis (strategic advantage) adalah keunggulan yang memiliki dampak


fundamental dalam bentuk operasi perusahaan. Sistem informasi dapat digunakan untuk menciptakan
suatu keunggulan strategis. Sebagai contoh, sebuah perusahaan dapat memutuskan untuk
mengubah seluruh datanya menjadi basis data dengan alat penghubung standar (seperti alat
penghubung browser web) untuk memungkinkan berbagi dengan rekan-rekan bisnis dan
pelanggannya.

Basis data yang terstandardisasi dan dapat di akses melalui browser web mencerminkan


pergeseran posisi perusahaan secara strategis. Strategi ini menyebabkan operasi perusahaan akan
dipengaruhi oleh beberapa cara secara fundamental, yaitu:

1. Akses yang ada saat ini bisa jadi dilakukan melalui piranti lunak komputer buatan perusahaan
sendiri, sehingga perusahaan tersebut akan menyebabkan perusahaan harus
mempertimbangkan untuk membeli piranta lunak pelaporan standar dari vendor luar atau
mempekerjakan perusahaan luar untuk merancang dan mengembangkan suatu sistem
pelaporan baru. Mobilitas akses laporan juga akan ikut terpengaruh, karena para pengguna
tidak lagi membutuhkan akses laporan, karena para pengguna tidak membutuhkan akses
langsung ke sumber daya computer perusahaan. Setiap sambungan ke internet akan
20
memungkinkan pengguna menggunakan sebuah browser web untuk mengakses laporan dari
hamper seluruh tempat di manapun di dunia ini.

2. Para pemasok dan pelanggan potensial dimanapun di seluruh dunia akan memiliki potensi
akses akan tingkat persediaan bahan baku dan barang jadi perusahaan, sehingga akan
mempercepat transaksi pembelian dan penjualan perusahaan.

3. Keamanan juga tidak dapat diabaikan dalam contoh terjadinya perubahan sistem infomasi
secara strategis ini. Dengan semakin besarnya keuntungan yang terkait dengan akses web
kepada informasi perusahaan maka tingkat bahayanya pun akan semakin besar pula. Tingkat
strategis akan menentukan arah dan tujuan perusahaan, namun tetap masih terdapat
kebutuhan akan suatu rencana yang dapat mencapai suatu strategi yang menyadari arti
penting dari keamanan.

4. Keunggulan Taktis

Sebuah perusahaan mendapatkan keunggulan taktis (tactical advantage) ketika perusahaan


tersebut mengimplementasikan strategi dengan cara yang lebih baik dari para pesaingnya. Sebagai
contoh, layanan pelanggan dapat ditingkatkan dengan menawarkan kepada pelanggan akses
langsusng ke informasi. Semua perusahaan ingin memuaskan pelanggan, karena kepuasan
pelanggan akan menghasilkan pengulangan pembelian.

Perusahaan mendapatkan keunggulan taktis dalam berbagai hal, yaitu:

1. Pelanggan melihat potongan harga sebagai alasan untuk terus membeli produk dari
perusahaan. Potingan itu sendiri merupakan insentif bagi pelanggan, namun juga dapat
memberikan keuntungan ekonomis bagi perusahaan.

2. Sistem informasi dapat menyarankan produk mana yang mungkin ingin dibel oleh pelanggan.
Perusahaan tidak hanya mendorong kesetiaan pelanggan, namun juga dapat meningkatkan
keuntungan dari penjualan.

3. Keunggulan Operasional

21
Keunggulan operasional (operational advantage) adalah keunggulan yang berhubungan
dengan transaksi dan proses sehari-hari. Disinilah sistem informasi akan berinteraksi secara langsung
dengan proses.

Situs web yang “mengingat” pelanggan dan kegemaran mereka dari transaksi-transaksi masa
lalu akan mencerminkan suatu keunggulan operasional. Browser sering memiliki cookies, file-file kecil
berisi informasi yang terdapat di dalam computer pengguna, yang dapat menyimpan nomor akun, kata
sandi, dan informasi lain yang berhubungan dengan transaksi pengguna. Ini merupakan kemudahan
yang berharga bagi pelanggan, bahwa para pelanggan yang menggunakan web untuk menempatkan
pembelian mereka akan menghemat beban perusahaan membayar seorang juru tulis untuk
memasukkan data, tetapi ini hanyalah keuntungan yang bersifat minor saja.

Data yang dimasukkan oleh pengguna kemungkinan akan lebih akurat. Karena data tidak
dikomunikasikan secara lisan kepada orang lain, maka tidak akan terjadi kesalahpahaman di dalam
komunikasi. Ketika informasi (nama, alamat dan seterusnya) dapat diambil dari catatan sebelumnya,
data tersebut bahkan akan memiliki atas data yang dimasukkan oleh pengguna. Jika data tidak
akurat, pengguna tidak akan menyalahkan perusahaan. Karena berbagai alas an perusahaan, akses
web ke sistem informasi perusahaan akan dapat meningkatkan hubungan dengan pelanggan.

ORGANISASI NIRLABA

Menurut David Young (1999) menyatakan organisasi nirlaba adalah

organisasi yang mempunyai tujuannya tidak untuk mendapatkan laba untuk

pemiliknya. Biasanya

tujuannya adalah memberikan jasa. Menurut Anthony (2005), organisasi nirlaba

adalah organisasi yang tidak dapat mendistribusikan aktiva atau labanya kepada

anggotanya, pejabatnya, ataupun direkturnya. Organisasi nirlaba memperoleh

sumber daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang

tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut (PSAK No 45,

2004:1). Organisasi nirlaba tidak mempunyai saham-saham kepemilikan yang

dapat di perjualbelikan dan kelebihan pendapatan dengan pengeluaran tidak

dihitung sebagai keuntungan, tetapi digunakan untuk memperbesar kapasitas

jasa yang dihasilkan oleh organisasi nirlaba tersebut (Syakhroza, 2003).


22
Berdasarkan pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa

organisasi nirlaba adalah salah satu lembaga yang tidak mengutamakan laba

dalam menjalankan usaha atau kegiatannya. Dalam organisasi nirlaba pada

umumnya sumber daya atau dana yang digunakan dalam menjalankan segala

kegiatan yang dilakukan berasal dari donatur atau sumbangan dari orang-orang

yang ingin membantu sesamanya. Tujuan organisasi nirlaba yaitu untuk

membantu masyarakat luas yang tidak mampu khususnya dalam hal ekonomi,

pendidikan, kesehatan, dan sosial. Laba hanya diperuntukan sebagai sumber

dana untuk membeli aset dan lain-lain (Hawaldi, 2008). Keputusan-keputusan

yang dibuat oleh manajemen dimaksudkan untuk menghasilkan jasa sebaik

mungkin dengan sumber daya yang tersedia.

Menurut Anthony (2005), organisasi nirlaba adalah organisasi yang

memiliki karateristik khusus di dalamnya, yakni :

1. Tidak adanya pengukuran laba

23
Tujuan dominan organisasi bisnis adalah untuk mencapai laba atau

kembalian investasi yang memuaskan sehingga laba dan kembalian

investasi merupakan ukuran-ukuran kinerja yang penting di organisasi

bisnis. Namun, organisasi nirlaba tidak menggunakan laba maupun

kembalian investasi sebagai ukuran-ukuran dominan untuk penilaian

kinerja. Organisasi nirlaba mempunyai beberapa tujuan dominan, namun

efektivitas organisasi dalam mencapai tujuannya mungkin tidak diukur

secara kuantitatif dan jika diukur secara kuantitatif maka ukuran tersebut

tidak dinyatakan dalam ukuran laba atau kembalian investasi.

“Laba” atau selisih pendapatan dan beban juga bermanfaat jika

digunakan sebagai pengukuran kinerja keuangan organisasi nirlaba.

Namun, ada perbedaan pokok dengan organisasi berorientasi laba,

dalam menggunakan laba sebagai pengukur. Semakin tinggi laba dalam

organisasi bisnis berarti kinerjanya semakin baik, namun dalam

organisasi nirlaba besarnya laba seharusnya relative kecil. Laba yang

semakin besar akan menunjukan bahwa organisasi nirlaba tersebut

kurang dapat memberikan pelayanan social pada masyarakat. Tetapi,

Rugi yang terlalu besar yang tidak diikuti oleh donasi dari masyarakat

juga dapat mengakibatkan kebangkrutan organisasi nirlaba. Jadi,

meskipun kinerja keuangan bukan tujuan dominan organisasi nirlaba,

namun tujuan keuangan tatap diperlukan.

2. Modal Kontribusi

Modal organisasi bisnis didominasi oleh ekuitas pemilik misalnya

untuk perseroan terbatas disebut pemegang saham sehingga timbul

transaksi dengan para pemiliknya. Dalam organisasi nirlaba modalnya

24
terdiri dari dua, yaitu modal

25
pabrik dan sumbangan. Modal pabrik meliputi gedung, peralatan, atau

kontribusi dana untuk memperoleh aktiva. Modal sumbangan (donasi)

adalah modal sumbangan donatur. Dalam kedua organisasi ini, laba

menambah modal. Dalam organisasi bisnis timbul transaksi distribusi laba

misalnya pembagian dividen, namun dalam organisasi nirlaba tidak.

Modal donasi dapat digolongkan menjadi dua yaitu plant dan endowment.

Plant mencakup sumbangan dan ekuipment atau sumbangan dana untuk

membeli bangunan dan equipment. Endowment adalah pemberian dana

dari para donatur kepada organisasi nirlaba dengan ketentuan bahwa

jumlah pokok dana tersebut harus diinvestasikan dan dipertahankan

tetap, hanya laba atau penghasilan dari investasi yang boleh digunakan

untuk operasi atau kegiatannya.

3. Organisasi nirlaba menggunakan pencatatan sistem akuntansinya

dengan cara akuntansi dana.

Banyak organisasi nirlaba yang menggunakan akuntansi dana.

Akuntansi dana adalah proses untuk menghasilkan informasi mengenai

setiap tipe dan yang diterima dan pengguna setiap tipe dana tersebut.

Dana dapat digolongkan menjadi empat, yaitu dana lancar bebas atau

dana operasi atau dana umum, dana lancar terbatas (untuk tujuan

tertentu), dana plant (aktiva tetap), dana endowment.

4. Pengelolaan

Badan penguasa dalam organisasi nirlaba disebut dewan trustees

atau wali amanat. Biasanya, para anggota atau pengurus tidak dibayar.

Wali amant

26
mempunyai tugas utama, yaitu mengarahkan dan mengawasi para

eksekutif agar bekerja sebaik-baiknya dalam rangka mencapai tujuan

organisasi, mencari dana dari para donatur, memutuskan pengangkatan dan

pemebrhentian eksekutif puncak, dan mewakili organisasi dalam hubungan

penting dengan pihak-pihak luar.

Jenis Organisasi Nirlaba

Menurut Priyono, sebagaimana dikutip oleh Nainggolan (2005) lembaga

nirlaba di Indonesia terbagi menjadi empat, yaitu :

1. Lembaga keagamaan : termasuk di sini lembaga yang bergerak di

bidang keagamaan seperti Nahdatul Ulama, Muhamadyah, dan lain

sebagainya.

2. Organisasi kesejahteraan sosial : termasuk di sini yang berskala

nasional seperti BKKKN (Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan

Nasional) hingga Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan

Sosial (DNIKS).

3. Organisasi Kemasyarakatan : termasuk dalam golongan ini adalah

organisasi sosial berdasarkan profesi seperti LP3Es, organisasi

kemasyarakatan biasa seperti Organisasi Keluarga Berencana

Indonesia dan lain sebagainya.

4. Lembaga swadaya masyarakat : bentuk ini mencakup yayasan-

yayasan amal dan filantropis, asosiasi kepentingan khusus, koperasi,

dan sebagainya.

27
CONTOH KASUS NIRLABA

Salah satu contoh dari organisasi nirlaba adalah yayasan.

Pengertian yayasan menurut Departemen Hukum dan Ham

adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan

dan diperuntukkan untuk mencapai tertentu di bidang sosial,

keagamaan, dan kemanusiaan yang tidak mempunyai anggota

(UU Yayasan No 16 Tahun 2001, pasal 1 ayat 1).

KASUS NIRLABA

Yayasan Forkis adalah yayasan yang bergerak di bidang

keagamaan. Dimana modal utamanya diperoleh dari Infaq

masyarakat sekitar. Infaq tersebut di dalam perkembangannya

telah menghasilkan Fardhu Kifayah, Jasa Penyewaan Tenda, 2

buah Ambulans, dan menyantuni anak yatim piatu dan Dhua‟fa

setiap bulannya.

Dari penjelasan diatas, penulis melakukan penelitian, untuk melihat penerapan


sistem pengendalian manajemen yang diterapkan di yayasan forkis. Sistem
pengendalian manajemen yang diterapkan apakah telah sesuai untuk membantu agar
kegiatan sehari- hari bisa berjalan efektif dan efisien, intinya adalah harus sesuai
dengan tujuan utama dari yayasan tersebut.

28
Berikut table anggaran Yayasan FORKIS

Anggaran Sunatan Massal Yayasan FORKIS Tanggal 26


Februari 2010
Pemasukan
1. Kas/Infaq FORKIS Rp. 15,000,000
2. Donatur Masyarakat RP. 8,000,000
JUMLAH Rp.23,000,000

Pengeluaran
Sekretaris
1. Pembuatan Proposal Rp. 350,000
JUMLAH Rp. (350,000)
SIE ACARA
1. Baju Koko @45000 (75 anak) Rp. 3,375,000
2. Sarung @25000 (75 anak) Rp. 1,875,000
3. Peci @ 10000 (75 anak) Rp. 750,000
4. Uang santunan @50000 (75 anak) Rp. 3,750,000
5. Dokter @300000 (10 orang) Rp. 3,000,000
6. Penceramah Rp. 300,000
JUMLAH Rp.(13,050,000)
SIE KONSUMSI
1. Snack @7000 (300 orang) Rp. 2,100,000
2. Makan siang panitia & Ustad
@12500 (40orang) Rp. 500,000
3. Bingkisan Buah untuk dokter @ 50000 Rp. 500,000
JUMLAH Rp. (3,100,000)
SIE DOKUMENTASI Rp. (300,000)
SIE TRANSPORTASI Rp. (200,000)
SIE PERLENGKAPAN
1. Spanduk (3 buah) Rp. 500,000
2. Sound System Rp. 750,000
3. tempat tidur khitan (10buah) Rp. 1,500,000
JUMLAH Rp. (2,750,000
)
SIE KEBERSIHAN & KEAMANAN
1. 3 Petugas Kebersihan @150000 Rp. 450,000
2. 2 Satpam @150000 Rp. 300,000
JUMLAH Rp. (750,000)
Dana Tak Terduga 10% dari Pengeluaran Rp. (2,050,000
)
JUMLAH Rp. (22,550,000)
Sisa Dana Rp. 450,000

29
Sumber : Divisi Keagamaan

Penyusunan anggaran dilakukan oleh Yayasan FORKIS, ditujukan hanya untuk


beberapa program saja. Program tersebut biasanya memerlukan sumber pendanaan
yang banyak di luar pendapatan FORKIS dari Infaq dan donatur. Tabel 4.2 merupakan
anggaran yang dibuat pengurus untuk program sunatan Massal. Anggaran yang telah
disetujui nantinya akan disebarluaskan kepada masyarakat. Hal tersebut dilakukan oleh
pengurus untuk memperoleh tambahan dana pada program tersebut

30
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Perkembangan teknologi informasi dalam beberapa dasawarsa terakhir


berkembang begitu cepat. Meski dalam penerapannya dunia bisnis sudah terlebih
dahulu mendalami pentingnya sistem informasi, namun sektor publik juga semakin lama
menyadari pentingnya sistem informasi untuk memperbaharui struktur organisasinya
dan meningkatkan sistem pelayannya untuk kepentingan masyarakat. dengan
masuknya sistem informasi telah menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup
signifikan dalam pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen baik
pada tingkat operasional (pelaksana teknis) maupun pimpinan pada semua jenjang.
Perkembangan ini juga telah menyebabkan perubahan-perubahan peran dari para
manajer dalam pengambilan keputusan, mereka dituntut untuk selalu dapat
memperoleh informasi yang paling akurat dan terkini yang dapat digunakannya dalam
proses pengambilan keputusan seperti dalam pengambilan keputusan yang
menggunakan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Eksekutif/Executive
Support Systems (ESS), Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan – Decision
Support Systems (DSS), Sistem Kelompok Pendukung Pengambilan
Keputusan/Group Decision- Support Systems (GDSS), dan Sistem Pakar/Expert
System

Terlepas dari semua itu perkembangan sistem informasi manajemen dalam


administrasi public memang belum sempurna apalagi dikaitkan dengan pemerintahan
daerah. Banyak kendala yang dihadapi dan  belum terlesaikan hingga saat ini. Salah
satu permasalahan penerapan sistem informasi manajemen yang ideal adalah
kurangnya pemahaman mengenai konsep ini terlebih pada sumber daya manusia yang
belum cukup mampu menerapkan konsep ini disetiap sisi pemerintahan. Hingga saat ini
Indonesia masih dalam proses mengembangkan SIM nya dalam rangka mewujudkan
pelayanan yang lebih baik untuk masyarakat luas.

31
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Tanpa Tahun. Sistem Informasi dan Organisasi Publik. Diakses


melalui https://saifulstia.lecture.ub.ac.id [19 September 2017]

A, Naomi et al. 2012. Sistem Informasi, Organisasi, dan Proses Administrasi


Publik. Diakses melalui https://nurjatiwidodo.lecture.ub.ac.id [19 September 2017]

Claudia, E. 2015. Sistem Informasi untuk Keunggulan Kompetitif. Diakses


malalui www.academia.edu [19 Sepetember 2017]

McLeod, Raymond. 2007. Sistem Informasi Manajemen Edisi Kesepuluh.


Jakarta: Salemba Empat

M, Syafrudin. Tanpa Tahun. Peranan Sistem Informasi dalam Organisasi.


Diakses melalui www.academia.edu [20 September 2017]

Pandapotan, Erik. 2015. Peranan Sistem Informasi Manajemen dalam Kegiatan


Manajemen. Diakses melalui https://bdkpadang.kemenag.go.id [20 September 2017]

Sumaryanto. 2009. Peranan Sistem Informasi Manajemen dalam Rangka


Peningkatan Dana Pariwisata. Diakses melalui www.portalgaruda.org [19 September
2017]

Wira, Danu. 2007. Teori Dasar Sistem Informasi Manajemen. Diakses


melalui www.ilmukomputer.org [19 September 2017]

http://repository.ibs.ac.id/1183/1/Dita%20Safitrie%2C%20Ak.-Ibs.pdf

32

Anda mungkin juga menyukai