Anda di halaman 1dari 9

NAMA : INDRA KUSUMA SOESWANTORO

NIM : 163 STYC20

1. kelemahan metode observasi


 Banyak kehidupan pribadi yang tidak terungkap, misalnya kehidupan pribadi
yang rahasia.
 Memungkinkan terjadinya ketidakwajaran apabila yang di oservasi
mengetahui bahwa dirinya sedang di observasi.
 Observasi banyak tergantung dari faktor yang tidak terkontrol.
 Subyektifitas observer sukar dihindarkan.

Kelemahan metode wawancara


 Data atau informasi yang dikumpulkan sangat terbatas
 Memakan waktu dan biaya yang besar jika, dilakukan dalam suatu wilayah
yang luas

2. Langkah langkah umum dalam melakukan penelitian


 Mengidentifikasi Masalah.
 Merumuskan dan Membatasi Masalah.
 Melakukan Studi Kepustakaan.
 Merumuskan Hipotesis atau Pertanyaan Penelitian.
 Menentukan Desain dan Metode Penelitian.
 Menyusun Instrumen dan Mengumpulkan Data.

3. Penilaian komisi etik dalam melakukan penelitian kesehatan


. Nilai sosial dan/atau nilai klinis
Suatu penelitian dapat diterima secara etis bila penelitian tidak hanya berdampak
pada individu yang ikut serta, tetapi juga pada masyarakat di tempat penelitian
itu dilakukan. Tugas untuk menghormati dan melindungi masyarakat oleh KEPK
dimaksudkan untuk meminimalisir efek negatif pada masyarakat, misalnya dari
stigmatisasi atau hilangnya kemampuan lokal, dan mendorong efek positif pada
masyarakat, termasuk yang berhubungan dengan efek kesehatan atau
pengembangan kapasitas masyarakat.
Parameter nilai sosial adalah adanya fenomena kebaruan (novelty) dan upaya
mendesiminasikan hasil penelitian. Nilai sosial sebenarnya sulit dihitung secara
kuantitatif, tetapi secara kualitatif umumnya ada 4 hal:
a) Kualitas informasi yang dihasilkan,
b) Relevansinya bermakna dengan masalah kesehatan komunitas setempat,
c) Kontribusinya terhadap penciptaan atau evaluasi intervensi, kebijakan, atau
pelaksanaan yang mempromosikan kesehatan individu atau masyarakat, dan
d) Informasi untuk memahami intervensi, kontribusi promosi kesehatan,
alternatif cara mengatasi masalah dan sebagainya.

. Nilai ilmiah
Suatu penelitian dapat diterima secara etis apabila berdasar pada metode ilmiah
yang valid. Parameter nilai ilmiah adalah mengacu pada kemampuan penelitian
untuk menghasilkan:
a) Informasi yang valid dan handal
b) Sesuai tujuan yang dinyatakan dalam protokol
c) Dasar untuk penelitian selanjutnya
d) Data yang relevan untuk pengambilan keputusan klinis, kesehatan, dan
kebijakan sosial

3. Pemerataan Beban dan Manfaat


Penelitian dapat diterima secara etik bila risiko telah diminimalisir dan manfaat
suatu penelitian lebih besar dibanding risiko. Subjek dipilih atas pertimbangan
ilmiah. Kelompok yang tidak mungkin mendapatkan manfaat dari pengetahuan
yang diperoleh dari penelitian, tidak harus menanggung risiko dan beban.
Sebaliknya, kelompok yang kurang terwakili/tidak terlibat dalam penelitian
medis harus diberikan akses pelayanan medis yang tepat untuk berpertisipasi.

4. Potensi Risiko dan Manfaat


Diperlukan pertimbangan yang merujuk pada teori-teori moral dan etik dasar
sebelumnya dan pernyataan kode etik penelitian. Penelitian klinis ditujukan untuk
menguntungkan pasien di masa depan. Kualitas hidup membaik dengan
perawatan yang dikembangkan dari hasil penelitian.
5. Bujukan (Inducements), Keuntungan Finansial dan Biaya Pengganti
Dalam penelitian, harus dihindari kecurigaan adanya eksplorasi dan pentingnya
aspek moral pada klaim tersebut. Klaim berkaitan dengan aspek manfaat dan
kerugian, kerentanan (vulnerability) dan persetujuan (consent).
Keuntungan bagi subjek dengan sosial ekonomi rendah adalah menerima
pembayaran yang reatif lebih baik, karena mereka berkesempatan di tempat yang
aman dan terjamin.
Diperkenankan untuk mengganti biaya apa pun untuk individu yang berhubungan
dengan keikutsertaan dalam penelitian, termasuk biaya transport, pengasuhan
anak, kehilangan penghasilan saat mengikuti penelitian. Penggantian sebaiknya
tidak terlalu besar, atau pembebasan biaya medis atau hal yang lain yang sangat
ekstensif yang mendorong persetujuan keikutsertaan subjek.
6. Perlindungan Privasi dan Kerahasiaan
Pelanggaran privasi dan kerahasiaan penelitian adalah tidak menghormati subjek
dan dapat menyebabkan hilangkendali atau malu serta kerugian yang tidak
terlihat, seperti stigma sosial, penolakan oleh keluarga atau masyarakat, atau
kehilangan kesempatan dalam pekeraan atau mendapatkan tempat tinggal.

7. Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP/Informed Consent)


PSP adalah persetujuan yang diberikan oleh seseorang yang kompeten setelah
menerima informasi yang diperlukan, telah cukup memahami dan membuat
keputusan tanpa paksaan, bujukan, atau intimidasi. Tugas peneliti untuk
mendapatkan PSP antara lain:
a. Memberikan informasi yang dilakukan dengan cara yang baik, relevan dan
lengkap tentang penelitian;
b. Memastikan bahwa subjek memiliki pemahaman yang cukup tentang materi
penelitian;
c. Tidak melakukan penipuan, informasi tidak pantas, atau pemaksaan;
d. Memberi kesempatan yang cukup untuk mempertimbangkan apakah calon
subjek akan berpartisipasi;
e. Subjek membubuhkan tanda tangan sebagai bukti persetujuan;
f. Dalam penelitian jangka panjang harus dipastikan bahwa setiap subjek
bersedia untuk tetap ikut dalam penelitian. Peneliti tidak diperkenankan
memulai penelitian dengan subjek penelitian tanpa memperoleh persetujuan
dari subjek atau perwakilan resminya secara hukum, kecuali peneliti telah
menerima persetujuan eksplisit untuk melakukannya dari KEPK. PSP dapat
diabaikan dengan syarat:
1) Penelitian tidak layak atau tidak dapat dilaksanakan
2) Penelitian memiliki nilai sosial yang penting atau dalam kedaruratan
3) Penelitian tidak menimbulkan lebih dari risiko minimal untuk subjek

4. Perbedaan uji univariat,bivariat dan multivariat


Univariate Analysis, adalah analisis yang dilakukan untuk satu variabel atau per
variabel. ... Bivariate Analysis, adalah analisis yang dilakukan untuk menganalisis
hubungan dua variabel. Multivariate Analysis, adalah analisis yang
dilakukan untuk menganalisis hubungan lebih dari dua variabel.

5. Perbedaan dan persamaan penelitian kuantitatif dan penelitian kualintatif


Perbedaan :

 Kuantitatif umumnya berbicara tentang angka dan statistik untuk menggambarkan


suatu kondisi yang diteliti. Sedangkan pada kualitatif, umumnya lebih kepada
penjabaran sebuah kasus/fenomena
 Teknik pengambilan datanya berbeda. Jika pada kuantitatif, pengambilan data
umumnya menggunakan kuesioner atau semacamnya, sedangkan pada kualitatif
umumnya teknik pengambilan data menggunakan wawancara
 Tujuan yang diangkat dalam masing-masing penelitian berbeda, misalnya pada
kuantatif umumnya untuk mengetahui korelasi, sedang pada kualitatif untuk
mengulik lebih dalam dinamika seseorang
Persamaan:

 Keduanya merupakan teknik yang digunakan dalam sebuah penelitian


 Sama sama memiliki metode sistematis
 Adanya variabel dan subjek yang akan diteliti
6. Langkah langkah dalam menyusun instrumen penelitian

1. Kuesioner

Apa itu kuisioner? Jadi kuesioner adalah instrumen yang berisi daftar pertanyaan.
Biasanya digunakan untuk mengumpulkan data penelitian dari responden.
Kuesioner berisi serangkaian pertanyaan yang dibuat secara terstruktur dan tidak. 

Bila kuisioner salah maka hasol peneltian pun salah. Untuk itu, kuesioner harus
dibentuk dan dirancang secara valid, reliabel, dan tidak palsu. Hal ini dilakukan
supaya data yang didapatkan bisa divalidasi.

Menurut Popoola, kuesioner yang baik memiliki kriteria, yakni:

a. Pertanyaan tidak boleh ambigu. Artinya pertanyaan harus mempunyai satu


interpretasi

b. Pertanyaan harus mudah dipahami

c. Pertanyaan harus mampu memiliki jawaban yang tepat

d. Pertanyaan tidak boleh mengandung kata-kata yang tidak jelas artinya

e. Pertanyaan seharusnya tidak memerlukan perhitungan yang ketat

f. Pertanyaan tidak mengharuskan responden untuk memutuskan klasifikasi

g. Pertanyaan tidak boleh memicu jawaban yang bias

h. Kuesioner tidak boleh terlalu panjang

i. Pertanyaan tidak terlalu bertele-tele

j. Kuesioner harus mencakup objek yang tepat

Bila dibandingkan dengan jenis instrumen lainnya, kuesioner memiliki


keunggulan. Misalnya data pribadi responden dapat disembunyikan. jadi
responden bisa anonim. Data yang dikumpulkan dapat berjumlah besar dalam
waktu relatif singkat. 
Hanya saja, kuiseiner pun tak luput dari kelemahan. Terkadang beberapa
pernyataan yang membingungkan sehingga tidak dapat diklasifikasikan. Soalnya
peneliti tidak ada di tempat untuk menjelaskan pertanyaan yang sulit bagi
responden. 

2. Wawancara

Wawancara adalah salah satu instrumen penelitian yang kerap dipakai untuk
penelitian kualitatif.  Dalam wawancara, peneliti mengumpulkan informasi dari
responden melalui interaksi verbal. Sebelumnya peneliti menyiapkan daftar
pertanyaan terstruktur yang berkaitan dengan penelitian.  Kemudian peneliti
bertemu dengan narasumber dan mengajukan pertanyaan. Peralatan dan
perlengkapan yang dapat digunakan selama periode wawancara termasuk tape
recorder, kertas, pulpen, laptop, dan lain-lain. Wawancara dapat dilakukan secara
pribadi atau melalui telepon atau sistem surat elektronik (email).

Keuntungan utama dari metode wawancara adalah menghasilkan tingkat respon


yang tinggi. Selain itu, wawancara lebih mewakili seluruh populasi penelitian.
Selain itu, kontak pribadi antara peneliti dan responden memungkinkan peneliti
untuk menjelaskan pertanyaan membingungkan dan ambigu secara detail. 

Sama seperti kuesioner, wawancara pun tidak sempurna. Instrumen ini memiliki
kelemahan. Contohnya, jumlah narasumber yang dijangkau tidak banyak karena
keterbatasan waktu dan tenaga peneliti.

3. Observasi

Jenis instrumen selanjutnya adalah observasi. Metode ini dipakai seorang peneliti
untuk mengamati perilaku atau situasi individu. Sejauh ini, ada dua jenis
observasi yakni observasi partisipan dan observasi non-partisipan. Dalam
observasi partisipan, peneliti adalah anggota kelompok yang akan diamati.

Hasil yang akurat dan tepat waktu akan diperoleh oleh peneliti tetapi kadang
memiliki masalah bias. Sedangkan dalam pengamatan non-partisipan, peneliti
bukan anggota kelompok yang akan diamati. Sehingga hasilnya lebih layak
karena bebas dari bias tetapi memiliki masalah ketidaktepatan dan hasil yang
tertunda.

Kelebihan metode observasi yakni lebih fleksibel dan lebih murah untuk
dijalankan. Metode ini menuntut kerjasama yang kurang aktif dari yang diamati
dan hasilnya dapat diandalkan untuk kegiatan penelitian. Namun Akinade &
Owolabi menegaskan metode observasi adalah alat yang populer dalam penelitian
terutama dalam ilmu perilaku dan sosial. 

Metode ini  memerlukan keterampilan khusus untuk membuat dan menilai


pengamatan perilaku dalam penelitian. Ketika melakukan pengamatan perilaku,
hal pertama yang harus kamu lakukan adalah mengembangkan kategori perilaku
(skema pengkodean). Cara ini melibatkan pengidentifikasian atribut spesifik yang
akan memberikan petunjuk untuk masalah yang dihadapi.

4. Diskusi Kelompok Terfokus (Focus Group Discussion)

Apakah kamu pernah FGD? Ya, instrumen penelitian dalam bentuk diskusi ini
pun bisa digunakan untuk mendapatkan data. Instrumen pengumpulan data ini
memungkinan peneliti untuk mendapatkan data dari sekelompok besar orang pada
saat yang sama. Metode ini berbeda dari metode wawancara lo. 

Bila dalam metode wawancara peneliti berfokus pada satu orang pada satu waktu,
maka  dalam metode diskusi kelompok terarah, peneliti memperoleh data dari
sejumlah besar orang untuk kegiatan penelitiannya. Biasanya metode diskusi
kelompok terarah sangat populer ketika melakukan penelitian yang berkaitan
dengan behavioral (perilaku), perpustakaan dan ilmu informasi, ilmu kearsipan,
catatan dan teknologi informasi.

Dalam FGD, seorang peneliti harus mengidentifikasi informan kunci yang dapat
dihubungi. Tujuannya untuk memperoleh informasi yang layak tentang variabel
yang dikaji dalam penelitian. Pendekatan ini digunakan untuk menghasilkan data
penelitian kualitatif dalam menjelaskan suatu fenomena yang sedang diteliti atau
diselidiki. 

Syarat lainnya, keanggotaan FDG tidak boleh lebih dari 10 orang. Hal ini seperti
konferensi mini, yakni anggota kelompok dapat berkumpul di lokasi yang
kondusif. Sebelum pelaksanaan FGD, peneliti harus mendapatkan persetujuan
dari partisipan terlebih dahulu. Selain itu, peneliti harus merancang panduan FGD
yang biasanya berisi garis besar untuk menangkap variabel yang menarik.

Keuntungan utama dari metode ini adalah menambah kredibilitas dan orisinalitas
pada kegiatan penelitian. Sementara itu, tantangan metode FGD meliputi terlalu
banyak biaya untuk dilakukan, terlalu banyak waktu untuk melakukan, dan
beberapa responden mungkin tidak bebas untuk berkontribusi.

5. Eksperimen atau Percobaan

Jenis Pengumpulan data berikutnya adalah eksperimen. Metode ini berlangsung


dalam penelitian sains murni dan terapan. Jadi para peneliti melakukan beberapa
percobaan dalam pengaturan laboratorium untuk menguji beberapa reaksi yang
mungkin terjadi pada objek penelitian. 

Kelebihan dari metode eksperimen adalah menghasilkan data langsung, hasilnya


dapat bertahan dan bebas dari kesalahan jika dijalankan dengan baik dalam
kondisi/keadaan normal. Kelemahannya yaitu membutuhkan biaya yang cukup
mahal terlalu mahal. Bila dalam penelitian di laboratorium maka bahan kimia
yang digunakan dapat menyebabkan kerusakan permanen jika mereka ditangani
dengan ceroboh.

7. Hal yang harus diuraikan dalam latar belakang adalah


Dalam latar belakang penelitian harus diuraikan dalam keadaan bagaimana topik
akan dilakukan. Pada latar belakang penelitian memuat studi awal atau berbagai
teori yang relevan dan baru yang dipadukan sehingga mengerucut pada suatu
persoalan unik yang kemudian disusun dalam bentuk permasalahan.

8. Proposal yang ingin saya angkat adalah


“Hubungan Komunikasi dan SikapOrang Tua Terhadap Tingkat Kenakalan Remaja
Awal di Desa Pringgarata Wilayah Kerja Puskesmas Pringgarata”
Latar belakangnya:
Masalah anak-anak atau remaja di Indonesia ternyata banyak terjadi dan
menarik perhatian beberapa ahli ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan
kehidupan anak dan remaja. Soerjono Soekonto menguraikan secara singkat
masalahanak-anak yang terkenal di Indonesia adalah anak-anak muda yang
bergabung dalam satu ikatan atau organisasi formil atau semi formil dan yang
mempunyai tingkah laku yang kurang atau yang tidak disukai oleh masyarakat pada
umumnyamasalahanak-anak di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun, hal ini
sering disinyalir dalam pernyataan resmi pejabat-pejabat maupun petugas-petugas
penegak hukum. Masalah anak-anak tadi meliputi pencurian, perampokan,
pencopetan, penganiyayaan, pelanggaran susila, penggunaan obat-obat perangsang
dan mengendarai mobil (kendaraan lainnya), tanpa mengindahkan lalu lintas
(Sudarsono, 2012).

Anda mungkin juga menyukai