Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

BUDAYA TRADISI DALAM PERAWATAN BBL

DOSEN PENGAMPU :

ELLY DWI MASITA. SST., MPH

DISUSUN OLEH :

1. Citra Anggraini (1230020004)


2. Riskiya (1230020005
3. Decy Ernanda (1230020006)
4. Vania Alifiani (1230020007)
5. Siti Noer Diana (1230020010)
6. Tenti Fantika Sari (1230020014)
7. Anissa Cikal T 1230020018)
8. Afianti Diah A (1230020027)
9. Aliya (1230020032)
10. Siti Anisa Utami P.F (1230020033)

PRODI S1 KEBIDANAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA’ SURABAYA
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Budaya Tradisi dalam Perawatan BBL
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Elly Dwi
Masita, SST., MPH Pada Mata Kuliah Profesionalisme Kebidanan. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Budaya Tradisi dalam Perawatan BBL bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Elly Dwi Masita, SST., MPH Selaku Dosen mata
kuliah Profesionalisme Kebidanan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya menyadari, bahwa makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 02 November 2021

(Tim Penyusun)

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ 2

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Pembahasan................................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................ 5
2.1 Pengertian Kebudayaan..........................................................................................................
2.2 Pengertian BBL......................................................................................................................
2.3 ................................................................................................................................................
2.4.................................................................................................................................................
BAB III PENUTUP....................................................................................................................
Kesimpulan...................................................................................................................................
Saran..............................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Salah satu masalah yang kini banyak merebak di kalangan masyarakat adalah
kematian ataupun kesakitan pada ibu dan anak yang sesungguhnya tidak terlepas dari faktor-
faktor sosial budaya dan lingkungan di dalam masyarakat dimana mereka berada.

Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia
untuk memenuhi kehidupannya dengan cara belajar, yang semuanya tersusun dalam
kehidupan masyarakat. Kebudayaan adalah segala sesuatu yang dilakukan dan dihasilkan
manusia yang meliputi kebudayaan material dan kebudayaan non material, kebudayaan itu
diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat, kebudayaan itu adalah kebudayaan manusia
dan hampir semua tindakan manusia adalah kebudayaan. Telah dijelaskan bahwa adanya akal
dan budi daya pada manusia, telah menyebabkan adanya perbedaan cara dan pola hidup di
antara keduanya. Oleh karena itu, akal dan budi menyebabkan manusia memiliki cara dan
pola hidup yang berdimensi ganda, yakni kehidupan yang bersifat material dan kehidupan
yang bersifat spiritual.

Manusia dimanapun dia berada dan apapun kedudukannya selalu berpengharapan dan
berusaha merasakan nikmatnya kedua jenis kehidupan tersebut. Di era globalisasi sekarang
ini dengan berbagai perubahan yang begitu ekstrem menuntut semua manusia harus
memperhatikan aspek social budaya. Salah satu masalah yang kini banyak merebak di
kalangan masyarakat adalah kematian ataupun kesakitan pada ibu dan anak yang
sesungguhnya tidak terlepas dari faktor-faktor sosial budaya dan lingkungan di dalam
masyarakat dimana mereka berada.

Disadari atau tidak, faktor-faktor kepercayaan dan pengetahuan budaya seperti


konsepsi-konsepsi mengenai berbagai pantangan, hubungan sebab- akibat antara makanan
dan kondisi sehat-sakit, kebiasaan dan ketidaktahuan, seringkali membawa dampak baik
positif maupun negatif terhadap kesehatan ibu dan anak. Hal di atas sebagaimana kodrat dari
Tuhan bahwasanya manusia memang ditakdirkan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar
saling mengenal anatara satu dengan yang lainnya. Saling mengenal di sini diartikan bahwa
agar mereka yang berbeda-beda itu bisa saling melengkapi, memberi dan menerima.
Kemajuan dan perkembangan yang hanya terbatas pada kemajuan material saja akan
menimbulkan kepincangan pada kehidupanmanusia. Kehidupan mereka kurang sempurna,
dimensi di dalamnya akan hilang, karena batin mereka kosong akibatnya tidak akan
memperoleh ketenteraman, ketertiban hidup, melainkan justru dapat lebih rusak karenanya.
Material dan spiritual adalah dua hal yang saling melengkapi.

4
Pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih diwarnai oleh rawannya
derajat kesehatan ibu dan anak, terutama pada kelompok yang paling rentan yaitu ibu hamil,
ibu bersalin dan nifas, serta bayi pada masa perinatal, yang ditandai dengan masih tingginya
Angka Kematian Ibu ( AKI ) dan Angka Kematian Perinatal ( AKN ).

Angka Kematian Bayi hasil SDKI tahun 2012 sebanyak 32/ 1000 kelahiran hidup, dan
kematian Balita 40 / 1000 kelahiran hidup, angka kematian ini masih cukup tinggi. Salah satu
upaya yang mempunyai dampak relatif cepat terhadap penurunan AKI dan AKB adalah
dengan penyediaan pelayanan kebidanan berkualitas yang dekat dengan masyarakat dan
didukung dengan peningkatan jangkauan dan kualitas pelayanan rujukan. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa bidan mempunyai peran besar dalam memberkan pelayanan kesehatan
ibu dan anak di masyarakat.

Masih tingginya angka kematian ibu dan anak di Indonesia berkaitan erat dengan
faktor sosial budaya masyarakat, seperti tingkat pendidikan penduduk, khususnya wanita
dewasa yang masih rendah, keadaan sosial ekonomi yang belum memadai, tingkat
kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan yang masih
rendah dan jauhnya lokasi tempat pelayanan kesehatan dari rumah-rumah penduduk
kebiasaan-kebiasaan dan adat istiadat dan perilaku masyarakat yang kurang menunjang dan
lain sebagainya.

Tingkat pendidikan terutama pada wanita dewasa yang masih rendah, mempunyai
pengaruh besar terhadap masih tingginya angka kematian bayi. Berdasarkan survei rumah
tangganya (SDKI) pada tahun 2012, tingkat buta huruf pada wanita dewasa adalah sebesar
25,7%. Rendahnya tingkat pendidikan dan buta huruf pada wanita menyebabkan ibu-ibu
tidak mengetahui tentang perawatan semasa hamil, kelahiran, perawatan bayi dan semasa
nifas, tidak mengetahui kapan harus datang ke pelayanan kesehatan. Kebiasaan-kebiasaan
adat istiadat dan perilaku masyarakat sering kali merupakan penghalang atau penghambat
terciptanya pola hidup sehat di masyarakat.

1.1 1.2 Rumusan Masalah


1. a

2. b

3. c

4. d

1.3 Tujuan Pembahasan


1. a

2 b

3 c

4 d

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kebudayaan

Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks,


abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur
sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.Citra budaya yang
bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai
perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam
anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian
dengan hidup mereka. Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang
koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan
perilaku orang lain. Kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan
dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam
kehidupan seharihari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan
adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa
perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan
hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk
membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Aspek social

2.2 Pengertian BBL

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Depkes RI, 2005).
Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahirrnya biasanya dengan usia
gestasi 38 – 42 minggu (Dona L. Wong, 2003).. Menurut Kongres European Perinatal
Medicine II di London tahun 1970 , sebagai berikut :

a. Bayi kurang bulan ialah bayi dengan masa kehamilan mulai dari 37 minggu (249 hari)
b. Bayi cukup bulan ialah bayi dengan masa kehamilan mulai dari 37 sampai empat
puluh dua minggu (259 sampai 293 hari)
c. Bayi lebih bulan ialah bayi dengan masa kehamilan mulai dari 42 minggu atau lebih
(294 hari atau lebih).

2.3 C

6
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai