Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Pengertiaan Pendidikan Secara Sempit maupun Luas, Tujuan Pendidika dan


macam-macamnya
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam

Dosen Pembimbing : Indah Nurhidayati, M.Pd.I,S.Pd.I

Oleh :

Devi Nalarasih [ 21400]

Zusmita Nurul Fikry [ 2140022097 ]

Hajar Fatonah Assa’adah

Sigid Nugrohowati

Rohmatul Khoiroh

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT ISLAM MAMBA’UL ULUM SURAKARTA

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pengertiaan Pendidikan Secara
Sempit maupun Luas, Tujuan Pendidika dan macam-macamnya” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok
pada mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang pengertian pendidikan ,tujuan,da macam-macamnya dalam pandangan
islam bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Indah Nurhidayati, M.Pd.I,S.Pd.I

, selaku dosen Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Surakarta, 8 November 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................................
B. Rumusan Masalah ..............................................................................................
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................

BAB II. PEMBAHASAN

1. Monogami dan Poligami ............................................................................

BAB III. PENUTUP

Kesimpulan .................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kata pendidik bagi awam atau pembaca umumnya langsung mengaitkan dengan masalah
sekolah dalam arti pertemuan guru dan murid. Sehingga orang tua merasa berkewajiban untuk
mendidik anaknya baik secara langsung maupun tidak langsung lewat persekolahan.
Masalah dasar dan tujuan pendidikan adalah suatu masalah yang sangat fondamentil
dalam pelaksanaan pendidikan. Sebab dari dasar pendidikan itu akan menentukan corak dan isi
pendidikan. Dan dari tujuan pendidikan akan menentukan ke arah mana anak didik itu dibawa.
Masalah pendidikan adalah merupakan masalah yang sangat penting dalam kehidupan.
Bukan saja sangat penting, bahkan masalah pendidikan itu sama sekali tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan. Baik dalam kehidupan keluarga, maupun dalam kehidupan bangsa dan negara.
Maju mundurnya suatu bangsa sebagian besar ditentukan oleh maju mundurnya pendidikan di
negara itu.   
Mengingat sangat pentingnya pendidikan itu bagi kehidupan bangsa dan negara, maka
hamper seluruh negara di dunia ini menangani secara langsung masalah-masalah yang
berhubungan dengan pendidikan. Dalam hal ini masing-masing negara itu menentukan sendiri
dasar dan tujuan pendidikan di negaranya. Masing-masing bangsa mempunyai pandangan hidup
sendiri-sendiri, yang berbeda satu dengan yang lain.
Demikian pula masing-masing orang mempunyai bermacam-macam tujuan pendidikan,
yaitu melihat kepada cita-cita, kebutuhan dan keinginannya. Ada yang mengharapkan supaya
anaknya kelak menjadi orang besar yang berjasa kepada nusa dan bangsa. Ada yang
menginginkan supaya anaknya menjadi dokter, insinyur atau seorang ahli seni.
Semuanya itu tergantung kepada keinginan tiap-tiap orang untuk mengarahkan anaknya
agar tercapai hajatnya itu.
Berhasil atau tidaknya keinginan tiap-tiap orang ada sangkut pautnya dengan bakat dan
pembawaan dari tiap-tiap anak itu sendiri, yang harus diperhatikan oleh orang tuanya.   
Peningkatan mutu pendidikan dirasakan sebagai suatu kebutuhan bangsa yang ingin
maju. Dengan keyakinan bahwa pendidikan yang bermutu dapat menunjang pembangunan
disegala bidang. Oleh sebab itu, perlu adanya pemahaman tentang latar belakang dan tujuan
pendidikan secara mendalam. Apabila kita telah memamahami latar belakang dan tujuan
pendidikan, penulis yakin bahwa kita bisa memajukan pendidikan secara nasional. Tujuan
pendidikan itupun akan menentukan kearah mana anak didik akan dibawa. Untuk itu maka kita
harus benar benar memahami apa latar belakang dan tujuan pendidikan yang nantinya bisa
dicapai.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Pengertian Pendidikan Secara sempit maupun luas ?
2. Bagaimanakah tujuan dari pendidikan ?
3. Bagaimanakah macam-macam pendidikan ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian pendidikan secara sempit maupun luas !
2. Untuk mengetahui tujuan dari pendidikan !
3. Untuk mengetahui Macam-macam pendidikan !
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan

Pendidikan adalah usaha membina dan mengembangkan kepribadian manusia baik


dibagian rohani atau dibagian jasmani. Ada juga para beberapa orang ahli mengartikan
pendidikan itu adalah suatu proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau
sekelompok orang dalam mendewasakan melalui pengajaran dan latihan. Dengan
pendidikan kita bisa lebih dewasa karena pendidikan tersebut memberikan dampak yang
sangat positif bagi kita, dan juga pendidikan tersebut bisa memberantas buta huruf dan
akan memberikan keterampilan, kemampuan mental, dan lain sebagainya. Seperti yang
tertera didalam UU No.20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan, yang
diperlukan dirinya, masyarakat, dan Negara.

Menurut UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Menrut Prof. H. Mahmud Yunus dan Martinus Jan Langeveld mengatakan


pendidikan adalah suatu usaha yang dengan sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan
membantu anak yang bertujuan meningkatkan ilmu pengetahuan, jasmani dan akhlak
sehingga secara perlahan bisa mengantarkan anak kepada tujuan dan cita-citanya yang
paling tinggi. Agar anak tesebut memperoleh kehidupan yang bahagia dan apa yang
dilakukannya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa, negara dan
agamanya. Selain dari itu Pendidikan adalah upaya menolong anak untuk dapat
melakukan tugas hidupnya secara mandiri dan bertanggung jawab dan pendidikan
merupakan usaha manusia dewasa dalam membimbing manusia yang belum dewasa
menuju kedewasaan.

Menurut H. Horne, pendidikan adalah proses yang terus menerus (abadi) dari
penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik
dan mental, yang bebas dan sadar kepada tuhan, seperti termanifestasi (terwujud) dalam
alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia. Setiap negara maju
tidak akan pernah terlepas dengan dunia pendidikan. Semakin tinggi kualitas pendidikan
suatu negara, maka semakin tinggi pula kualitas sumber daya manusia yang dapat
memajukan dan mengharumkan negaranya.

Pendidikan merupakan faktor penting bagi masyarakat, demi maju mundurnya


kualitas masyarakat atau bangsa sangat bergantung pada pendidikan yang ada pada rakyat
bangsa tersebut.3 Seperti yang dikatakan oleh harahap dan poerkatja, pendidikan adalah
usaha yang secara sengaja dari orang tua yang selalu diartikan mampu menimbulkan
tanggung jawab moril dari segala perbuatannya.4 Yang dimaksud orang tua tersebut
adalah orang tua anak itu atau orang yang mempunyai kewajiban untuk mendidik tersebut
seperti guru, pendeta, dan seorang kiai. Pendidikan akan memberikan dampak positif bagi
para generasi muda dan juga pendidikan akan meyiapkan generasi yang baik dan bagus
bagi Negaranya. Maka dari itu para pendidik harus membutuhkan keuletan dan kesabaran
didalam mengajarnya.

Ki Hajar Dewantara sebagai bapak pendidikan Nasional Indonesia mengatakan


pendidikan tersebut adalah merupakan tuntutan didalam hidup tumbuhnya anak-anak,
adapun maksud dari pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak
tersebut agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

Para masyarakat mengartikan pendidikan adalah pengajaran yang di lakukan


disekolah yang mana sekolah tersebut sebagai tempat terjadinya pengajaran atau
pendidikan formal.7 Jadi pendidikan tidak seluruhnya terjadi disekolah tetapi pendidikan
bisa jadi di rumah yang mana orang tua yang menjadi gurunya.

Pendidikan adalah sebuah program yang mengandung komponen tujuan, proses


belajar mengajar antara murid dan gurunya sehingga, akan meningkatkan sumber daya
manusia (SDM) menjadi lebih baik. Apalagi kita hidup dijaman sekarang ini pendidikan
sangatlah diperlukan karena pendidikan itu akan membawa kita tidak ketinggalan jaman
tetapi kita bisa memilih mana yang baik dan mana yang tidak baik bagi kita.

Pangartian mengenai pendidikan tersebut, dapat dilihat dari sisi beberapa titik
sudut pandang yang berbeda-beda antara dari titik sudut psikologis maupun titik sudut
pandang sosiologis. Terdapat banyak pengertian maupun definisi yang membahas
mengenai pendidikan, tergantung dalam melihat pendidikan melalui titik sudut manapun.
Akan tetapi dalam inti sari mengenai pemaknaan konsep pendidikan mengarah pada satu
tujuan yaitu suatu upaya yang dijadikan proses dalam membina diri seseorang maupun
masyarakat secara umum supaya dapat menjembatani langkah-langkah dalam menjalani
kehidupan sehingga bisa meraih hidup yang diimpikan oleh semua orang yaitu menikmati
kehidupan yang serba dilandasi pegetahuan dan hidup sejahtera, semua kebutuhan
terpenuhinya dengan munculnya ide kreatif dan inovatif yang hanya bisa didapat dengan
proses mengenyam pendidikan.

Pendidikan merupakan modal yang sangat penting dalam menjalani kehidupan


bermasyarakat. Dalam pendidikan di Indonesia kita dapat memperoleh banyak
pengetahuan seperti pengetahuan tentang moral, agama, kedisiplinan dan masih banyak
lagi yang lainnya. Dalam pendidikan Indonesia pengembangan pikiran sebagian besar
dilakukan di sekolah-sekolah atau di perguruan tinggi melalui bidang studi yang
dipelajari dengan cara pemecahan soal-soal, pemecahan berbagai masalah, menganalisis
sesuatu serta menyimpulkannya.

a) Pengertian Pendidikan Dalam Arti Sempit


Pendidikan dalam arti mikro (sempit) merupakan proses interaksi antara pendidik

dan peserta didik baik di keluarga, sekolah maupun di masyarakat. Namun pendidikan

dalam arti sempit sering diartikan sekolah (pengajaran yang di selenggarakan disekolah

sebagai lembaga pendidikan formal, segala pengaruh yang di upayakan sekolah terhadap

anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang

sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial

mereka.

Dalam arti sempit, pendidikan memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Tujuan pendidikan dalam arti sempit ditentukan oleh pihak luar individu peserta didik.

Sebagaimana kita maklumi, tujuan pendidikan suatu sekolah atau tujuan

pendidikan suatu kegiatan belajar-mengajar di sekolah tidak dirumuskan dan ditetapkan

oleh para siswanya.

2. Lamanya waktu pendidikan bagi setiap individu dalam masyarakat cukup


bervariasi, mungkin kurang atau sama dengan enam tahun, sembilan tahun bahkan
lebih dari itu. Namun demikian terdapat titik terminal pendidikan yang ditetapkan
dalam satuan waktu.
Pendidikan dilaksanakan di sekolah atau di dalam lingkungan khusus yang
diciptakan secara sengaja untuk pendidikan dalam konteks program pendidikan
sekolah. Dalam pengertian sempit, pendidikan hanyalah bagi mereka yang menjadi
peserta didik (siswa/mahasiswa) dari suatu lembaga pendidikan formal
(sekolah/perguruan tinggi). Pendidikan dilaksanakan dalam bentuk kegiatan belajar-
mengajar yang terprogram dan bersifat formal atau disengaja untuk pendidikan dan
terkontrol.
Dalam pengertian sempit, pendidik bagi para siswa terbatas pada pendidik profesional
atau guru.

Setiap disiplin ilmu memiliki objek formal yang berbeda.

1.  Berdasarkan hasil studi terhadap objek formalnya masing-masing, setiap disiplin ilmu

menghasilkan perbedaan pula mengenai konsep atau definisi yang identik dengan

pendidikan.

2.  Berdasarkan pendekatan sosiologi, pendidikan identik dengan sosialisasi

(socialization).

3.  Berdasarkan pendekatan antropologi, pendidikan identik dengan

enkulturasi(enculturation).

4.  Berdasarkan pendekatan ekonomi, pendidikan identik dengan penanaman modal pada

diri manusia (human investment).

5. Berdasarkan pendekatan politik, pendidikan identik dengan civilisasi (civilization).

6.  Berdasarkan pendekatan psikologis, pendidikan identik dengan personalisasi atau

individualisasi (personalization atau individualization).

7.  Berdasarkan pendekatan biologi, pendidikan identik dengan adaptasi (adaptation).

b) Pengertian Pendidikan Dalam Arti Luas


Pendidikan dalam arti makro (luas) adalah proses interaksi antara manusia sebagai

individu/ pribadi dan lingkungan alam semesta, lingkungan sosial, masyarakat, sosial-ekonomi,

sosial-politik dan sosial-budaya. Pendidikan dalam arti luas juga dapat diartikan hidup (segala
pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Segala

situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu, suatu proses pertumbuhan dan

perkembangan, sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik,

berlangsung sepanjang hayat sejak manusia lahir).

Jadi pendidikan dalam arti luas, hidup adalah pendidikan, dan pendidikan adalah hidup

(life is education, and education is life). Maksudnya bahwa pendidikan adalah segala

pengalaman hidup (belajar) dalam berbagai lingkungan yang berlangsung sepanjang hayat dan

berpengaruh positif bagi pertumbuhan atau perkembangan individu.

Dalam arti luas, pendidikan memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Tujuan pendidikan sama dengan tujuan hidup individu, tidak ditentukan oleh orang

lain.

2. Pendidikan berlangsung kapan pun, artinya berlangsung sepanjang hayat (life long
education). Karena itu pendidikan berlangsung dalam konteks hubungan individu yang
bersifat multi dimensi, baik dalam hubungan individu dengan Tuhannya, sesama manusia,
alam, bahkan dengan dirinya sendiri.

3. Dalam hubungan yang besifat multi dimensi itu, pendidikan berlangsung melalui
berbagai bentuk kegiatan, tindakan, dan kejadian, baik yang pada awalnya disengaja untuk
pendidikan maupun yang tidak disengaja untuk pendidikan.

4. Berlangsung bagi siapa pun. Setiap individu anak-anak atau pun orang dewasa,
siswa/mahasiswa atau pun bukan siswa/ mahasiswa dididik atau mendidik diri.

5. Pendidikan berlangsung dimana pun. Pendidikan tidak terbatas pada schooling saja.
Pendidikan berlangsung di dalam keluarga, sekolah, masyarakat, dan di dalam lingkungan
alam dimana individu berada. Pendidik bagi individu tidak terbatas pada pendidik
profesional.
B. Tujuan Pendidikan
1. Macam – Macam Tujuan Pendidikan Menurut M.J Langeveld 
Berdasarkan ruang lingkup (luas dan sempitnya) tujuan yang ingin dicapai, Langeveld
mengemukakan bahwa jenis-jenis tujuan pendidikan adalah: 
a.   Tujuan Umum
Tujuan umum adalah tujuan akhir yang akan dicapai oleh seseorang melalui
pendidikan. Dengan demikian, apabila tujuan pendidikan adalah kedewasaan, maka semua
kegiatan pendidikan harus tertuju pada kedewasaan agar tujuan umum pendidikan itu
dapat tercapai. Menurut Kohnstamm dan Gunning, tujuan akhir pendidikan adalah
membentuk insan kamil atau manusia sempurna. (Amir Daien,1973) sehingga dapat
dikatakan bahwa tujuan umum/akhir pendidikan ialah membentuk insan kamil yang
dewasa jasmani dan rohaninya baik secara moral, intelektual, sosial, estesis, dan agama.

Contoh: Seorang guru meminta siswa kelas 1 untuk merapikan crayon dan meja lipat
setelah mewarnai, secara tidak langsung anak telah diajarkan tentang tanggungjawab.
Sikap bertanggungjawab ini akan membentuk sebuah kedewasaan dalam diri anak. 

b.   Tujuan Khusus
Tujuan khusus merupakan pengkhususan dari tujuan umum. Kita tahu bahwa tujuan
umum pendidikan adalah kedewasaan. Kedewasaan disini masih general sifatnya. Banyak
faktor yang membentuk kedewasaan, sehingga dapat dikatakan tujuan khusus dari
pendidikan mencakup segi-segi tertentu. Pengkhususan tujuan ini dapat disesuaikan
dengan kondisi dan situasi tertentu, misalnya disesuaikan dengan: 
a. Jenis-jenis kelamin anak didik 
b. Pembawaan anak didik 
c. Usia/taraf perkembangan anak didik 
d.  Tugas lembaga yang mendidik anak seperti keluarga, sekolah, masyarakat, mesjid dan
sebagainya. 
e. Falsafah negara 
f.  Kesanggupan pendidik. 

c. Tujuan Insidental/sesewaktu
Tujuan insidental (insiden: peristiwa), ialah tujuan yang menyangkut suatu peristiwa
khusus. Boleh dikatakan sukar mencari hubungan antara tujuan insidental dengan tujuan
umum (kedewasaan), namun sebenarnya tujuan insidental tersebut terarah kepada
pencapaian tujuan umum. Contoh ibu melarang anaknya bermain di pintu terbuka, karena
dapat menyebabkan kecelakaan terjepit pintu misalnya, atau karena pintu merupakan arah
masuknya angin bisa saja anak masuk angin, atau mengganggu lalu lintas orang yang
lewat di pintu. 

d. Tujuan Sementara
Tujuan sementara ialah tujuan yang terdapat dalam langkah-langkah untuk mencapai
tujuan umum (merupakan pijakan untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi). Dengan kata
lain, tujuan sementara adalah tujuan pendidikan yang dicapai seseorang pada setiap fase
perkembangan. Misalnya saat seorang anak diajarkan untuk dapat berjalan ia harus
mengalami beberapa tahapan dari merangkak, berdiri, berjalan terpatah-patah sampai
akhirnya dia bisa berjalan. Inilah yang disebut tujuan sementara. 

e. Tujuan Tak Lengkap


Tujuan tak lengkap adalah tujuan yang hanya membahas tentang salah satu aspek
pendidikan. Tujuan ini erat hubungannya dengan aspek-aspek pendidikanyang akan
membentuk aspek-aspek kepribadian manusia, sepertimisalnya aspek-aspek pendidikan
yaitu kecerdasan, moral, sosial,keagamaan, estetika, dan sebagainya. 

f. Tujuan Intermedier/perantara
Tujuan perantara ini merupakan alat atau sarana untuk mencapai tujuan-tujuan yang
lain. Misalnya saja seseorang yang bersekolah tujuannya adalah akhirnya adalah lulus,
ketika dia naik kelas dari kelas satu ke kelas dua dan dari kelas dua ke kelas tiga itu
merupakan tujuan intermedier/tujuan perantara.

Keenam tujuan tersebut menurut Langeveld intinya dapat disederhanakan menjadi satu
macam saja, yaitu “tujuan umum” dimana kelima tujuan yang lainnya diarahkan untuk
pencapaian tujuan umum pendidikan yaitu terbentuknya kehidupan sebagai insan kamil,
satu kehidupan dimana ketiga inti hakikat manusia baik sebagai makhluk individu,
makhluk sosial dan makhluk susila/religius dapat terwujud secara harmonis. 

2. Macam – Macam Tujuan Pendidikan Menurut Sistem Pembelajaran 


Tujuan pendidikan dan pengajaran dapat dibedakan dan disusun menurut hirarki
sebagai berikut: 
1. Tujuan umum
Tujuan pendidikan nasional Indonesia adalah manusia yang berjiwa pancasila. Tujuan
umum pendidikan berkenaan dengan kseluruhan peristiwa-peristiwa pendidikan dan
merupakan tujuan dari keseluruhan jenis kegiatan dan waktu berlangsungnya peristiwa-
peristiwa pendidikan. 
2. Tujuan Institusional
Ialah tujuan pendidikan yang akan dicapai menurut jenis dan tingkatan sekolah atau
lembaga pendidikan masing-masing, biasanya tercantum dalam kurikulum sekolah atau
lembaga pendidikan yang harus dicapai setelah selesai belajar,
Tujuan Institusional ini berbentuk Standar Kompetensi Lulusan. Standar Kompetensi
Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah digunakan sebagai pedoman
penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik.
Standar Kompetensi Lulusan tersebut meliputi standar kompetensi lulusan minimal
satuan pendidikan dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan minimal kelompok
mata pelajaran, dan standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran. 
3. Tujuan Kurikuler
Tujuan kurikuler umumnya dirumuskan dalam bentuk tujuan-tujuan kompetensi. Oleh
para ahli, hakikat kompetensi diartikan dalam berbagai macam pengertian, sesuai dengan
sudut pandang masing-masing. Tujuan kurikuler adalah tujuan kurikulum sekolah yang
telah diperinci menurut bidang studi atau mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran. 
4. Tujuan Instruksional 
Tujuan intruksional adalah tujuan pokok bahasan atau tujuan sub pokok bahasan yang
diajarkan oleh guru. Tujuan intruksional dibedakan menjadi dua macam yaitu tujuan
intruksional umum (TIU) dan tujuan intruksional khusus (TIK). Umumnya tujuan
intruksional umum berada pada tiap-tiap pokok bahasan yang telah dirumuskan didalam
kurikulum sekolah, khususnya didalam Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP).
Tujuan intruksional khusus adalah tujuan pengajaran yang diharapkan dapat dicapai oleh
siswa pada akhir tiap jam pelajaran, biasanya dibuat oleh guru yang dimuatkan didalam
satuan pelajaran (satpel) atau dalam kurikulum saat ini dikenal dengan Standar
kompetensi dan Kompetensi Dasar. 

C. Macam-macam Pendidikan
Berdasarkan Undang-Undang tahun 2003 no 20 Bab VI pasal 13 ayat 1
menyatakan bahwa di Indonesia terdapat tiga jalur pendidikan yaitu pendidikan formal,
non formal, dan informal dimana ketiganya berfungsi saling melengkapi satu sama lain.
Sehingga secara umum pendidikan di Indonesia terdiri dari 3 macam :

1. Pendidikan Formal
Pengertian dari pendidikan formal sendiri adalah pendidikan yang terstruktur dan
berjenjang yang terdiri atas pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi.

Pembagian pendidikan formal terdiri dari pendidikan formal berstatus negeri dan
pendidikan formal berstatus swasta. Contoh pendidikan formal mulai dari Tk hingga
SMA atau bahkan Perguruan tinggi.
Ciri-ciri dari sebuah pendidikan formal antara lain ; adanya tempat pembelajaran
seperti gedung sekolah, kurikulum telah terstruktur secara formal, materi pembelajaran
yang diberikan notabene adalah akademik, serta dalam penyelenggara pendidikan dapat
berasal dari pemerintah atau swasta. Selain itu pada pendidikan formal waktu
pendidikannya dapat ditempuh hingga 6 tahu dan guru pengajar berasal dari klasifikasi
tertentu.

2. Pendidikan Non-formal
Pendidikan nonformal adalah pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat
dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Hasil pendidikan nonformal dapat
dihargai setara dengan hasil dari pendidikan formal namun harus melewati proses
penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah
Daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan.

Ciri-ciri pendidikan non-formal yaitu kegiatan belajar dapat dilakukan di dalam


maupun di luar bangunan, peserta didik dapat mengikuti pendidikan nonformal tanpa
persyaratan, tidak ada jenjang khusus seperti pendidikan formal dan waktu
pelaksanaannya singkat. Selain itu pendidikan non formal mempunyai program khusus
sesuai bidang yang ditempuh, beberapa penyelenggara pendidikan non formal juga
memberlakukan ujian.

3. Pendidikan Informal
Definisi pendidikan informal yaitu pendidikan mandiri yang diterima atas
kemauan dan kesadaran diri sendiri oleh peserta didik. Biasanya pendidikan informal
didapat dari keluarga dan lingkungan sekitar dapat berbentuk kegiatan belajar. Hasil dari
pendidikan informal beberapa diakui sama dengan pendidikan non formal. Peserta didik
sebaiknya memperoleh pendidikan informal yang dimulai sejak lahir.

Ciri-ciri dari pendidikan informal yang pertama yaitu tidak adanya persyaratan
khusus, tidak ada lembaga penyelenggara karena pendidikan diberikan oleh keluarga dan
lingkungan serta tidak ada kewajiban untuk mengikuti ujian. Pada pendidikan informal
tidak ada materi khusus seperti pendidikan formal dan non formal, materi didapatkan
secara murni tanpa kurikulum.
BAB III.

PENUTUP

Kesimpulan

Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang
lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan
oleh pelaku pendidikan.
Pendidikan dalam arti luas yaitu Pendidikan adalah hidup. Pendidikan adalah segala
pengalaman belajar yang berlangsung dalam lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan adalah
segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.
Pendidkan dalam arti sempit yaitu Pendidikan adalah sekolah. Pendidikan adalah pengajaran
yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.
Ada empat macam tujuan pendidikan yang tingkatan dan  luasnya berlainan. Yaitu tujuan
umum atau pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, dan tujuan instruksional.
M.J.Langeveld, mengemukakan 6 jenis tujuan pendidikan, yaitu sebagai berikut :
1.              Tujuan akhir (umum, universal, dan total),
2.              Pengkhususan tujuan umum,
3.              Tujuan tak lengkap (sementara),
4.              Tujuan insidental,
5.              Tujuan tentatif
6.              Tujuan intermedier.
Berdasarkan Undang-Undang tahun 2003 no 20 Bab VI pasal 13 ayat 1, macam-macam
pendidikan itu terbagi menjadi 3, yaitu:
1. Pendidikan Formal
2. Pendidikan Non-Formal
3. Pendidikan Informal
DAFTAR PUSTAKA
1.https://blogs.itb.ac.id/feeds/pendidikan-macam-pengertian-umum/.

2.https://eprints.umm.ac.id/41375/3/BAB%20II.pdf
3.https://www.rijal09.com/2016/03/pengertian-dan-fungsi-tujuan-
pendidikan.html#:~:text=Tujuan%20sementara%20ialah%20tujuan%20yang,seseorang
%20pada%20setiap%20fase%20perkembangan.&text=Inilah%20yang%20disebut
%20tujuan%20sementara.

4. https://asriny.wordpress.com/2016/12/22/pengertian-pendidikan-dalam-arti-sempit-arti-
luas-dan-ilmu-pendidikan/

5. http://anaozen.blogspot.com/2017/12/pengertian-pendidikan.html

Anda mungkin juga menyukai