Anda di halaman 1dari 20

- INTRO -

Konsep SCM: kesadaran pentingnya peran semua pihak dalam menciptakan produk yang murah,
berkualitas dan cepat

Supply Chain: Jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan
menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir
Terdiri dari: supplier, pabrik, distributor, toko atau ritel serta perusahaan pendukung seperti
perusahaan jasa logistic

Macam Aliran Supply yang Harus dikelola dalam Supply Chain


1. Aliran barang (Dari hulu ke hilir)
ex: BB yg dikirim dari supplier ke pabrik, setelah selesai produksi dikirim ke distributor-ritel-cust
akhir
2. Aliran uang (dari hilir ke hulu)
3. Aliran informasi (dari hulu ke hilir/sebaliknya)
Ex: info persediaan produk di supermarket dibutuhkan distributor dan pabrik
SUPPLIER – MANUFACTURER – DISTRIBUTOR – RITEL

SCM: metode pendekatan integrative u/ mengelola aliran produk, info, dan uang scr terintegrasi yg
melibatkan pihak2 dari hulu ke hilir yg terdiri dari supplier, pabrik, jaringan distribusi/jasa logistik

Alasan perlu kordinasi dan kolaborasi antar perusahaan pada SUPPLY CHAIN:
ingin memuaskan konsumen akhir yang sama, bekerja sama untuk membuat produk yang murah,
mengirimkannya tepat waktu dengan kualitas bagus.
Hubungan idealnya jangka Panjang:
 untuk menciptakan kepercayaan yang lebih baik serta  menciptakan efisiensi. mengurangi ongkos
ongkos untuk mendapatkan perusahaan partner baru.

Area Cakupan SCM


Semua kegiatan yang terkait dengan aliran material, informasi dan uang di sepanjang supply chain

Bagian dalam sebuah perusahaan terkait fungsi supply chain:


1. Pengembangan Produk
Mempertimbangkan:
- Mencerminkan keinginan pelanggan
- Mencerminkan ketersediaan dan sifat BB
- Bisa diproduksi ekonomis
- Produk harus dirancang sedemikian shg keg, pengiriman mudah dilakukan
- Dirancang dengan baik agar menimbulkan biaya persediaan yg berlebihan
- Memperhatikan aspek lingkungan
2. Pembelian (Procurement)
Untuk memperpendek time to market dan berperan meningkatkan kualitas produk,
meningkatkan responsivennes
- Menciptakan daya saingin perusahaan maupun SC
- Mendapatkan bahan baku dengan mudah
3. Perencenaan dan Pengendalian
- Menciptakan koordinasi taktis maupun operasinal.
Sehingga keg. Produksi, pengadaan, material maupun pengiriman produk bisa dilakukan dengan
efiesiensi dan tepat waktu
- Koordinasi dengan pihak lain pada SC
Ex: menentukan berapa banyak produk yg akan diproduksi
4. Operasi/produksi
- melakukan transformasi dari BB menjadi produk ½ jadi atau produk jadi
- 2 hal penting dalam mengelola sistem produksi:
A. Lean manufacturing (efisiensi) – dibuat dg pertimbangan tujuan strategis
B. Agile manufacturing (fleksibilitas & ketangkasan merespon perubahan)
5. Pengiriman/ distribusi
- Dilakukan sendiri o/ perusahaan atau menyerahkan ke perusahaan jasa transport
- Merancang jaringan distribusi yang tepat (mempertimbangkan trade off: aspek biaya, aspek
fleksibilitas, aspek kecepatan respon thd pelanggan)

Kegiatan SC: kegiatan mediasi pasar dan kegiatan fisik


Kesalahan dlm aktivitas mediasi pasar dpt berakibat meningkatnya ongkos fisik SC
1. Kegiatan mediasi pasar
Tujuan: mencari titik temu apa yang diinginkan konsumen dengan apa yg dibuat & dikirim o/ SC
- Penting bagi SC dg produk inovatif (keinginan pelanggan cpt berubah, kelebihan produk karna
tdk layak disimpan
- Aktivitas: riset pasar, pengembangan produk, penetapan harga diskon, pelayanan purna jual
2. Kegiatan fisik
- Kegiatan mendapatkan BB
- Mengkonversi BB menjadi produk jadi
- Menyimpan
- Mengirimkan sampai ke tangan pelanggan
- Aktivitas: sourcing, produksi, penyimpanan, distribusi, reverse

Tantangan dlm mengelola SC: kompleksitas struktur SC dan ketidakpastian (demand, supplier, internal)
1. Kompleksitas struktur SC
- Melibatkan banyak pihak di dalam&luar perusahaan  punya kepentingan yg beda2
Ex: bagian pemasaran dan bagian produksi
- Konflik kepentingan antar perusahaan
2. Ketidakpastian (Demand, supplier, internal)
- Menciptakan pengaman di sepanjang SC (berupa persediaan (SS), waktu (ST), kapasitas
produksi, transportasi)
- Ketidakpastian:
a. Permintaan (hilir  hulu makin meningkat disebut bullwhip effect)
b. Supplier (LT, harga BB, kualitas&kuantitas material yg dikirim)
c. Internal (kerusakan mesin, kinerja mesin tdk sempurna, ketidakhadiran TK, ketidakpastian
wkt maupun kualitas produksi)

Peran Teknologi internet: membagi info & melakukan transaksi dg cepat, murah, akurat  E-Procurement
E-Procuremenet (hulu) & E-Fulfillment (hilir)
E-Procurement – uang mendukung hub jk pendek&jk Panjang
E-Fulfillment – menerima order, mengelola transaski, manajemen Gudang, manajemen transport,
komunikasi dg pelanggan, reverse logistics
- STRATEGI SC –
Strategi: mengarahkan organisasi ke tujuan jk pjg
Definisi : kumpulan berbagai keputusan & aksi yg dilakukan organisasi/bbrp organisasi scr bersama
Keputusan tdk terbatas pd kegiatan operasi perusahaan. Strategi mencakup luar batas internal perusahaan
Keputusan strategis : supplier yg dipilih, supplier yg diajak mitra jk pjg, lokasi Gudang&pusat distribusi,
keputusan dilakukan sendiri/ menyerahkan ke pihak 3.
Strategi harus mampu:
- Menerjemahkan kebutuhan pasar ke dlm keputusan2 operasi
- Mengeksploitasi kemampuan SD u/ memenuhi kebutuhan pasar
Strategi operasi: rekonsiliasi antara kebutuhan pasar dg kemampuan SD
PASAR: end customer
SUMBER DAYA: mendukung aktivitas shg produk jadi sampai ke tangan end customer dg harga,
kualitas & waktu yg tepat
Strategi SC: kumpulan kegiatan&aksi strategis sepanjang SC yg menciptakan rekonsiliasi antara apa yg
dibutuhkan pelanggan akhir dg kemampuan SD yg ada pd SC

Tujuan: u/ membuat SC bertahan dlm persaingan pasar


Memenangkan persaingan : menyediakan produk murah, berkualitas, tepat waktu & bervariasi
Dapat tercapai jika: beroperasi scr efisien, cepat, fleksibel, inovatif

Karakteristik produk:
1. Fungsional
- Siklus hidup Panjang
- Sedikit variasi
- Kebutuhan pelanggan relative tdk berubah dari waktu ke waktu
- Permintaan stabil
- Permintaan mudah diramalkan
- akurasi tinggi
- stockout rate rendah 1-2%
- penurunan harga jarang
- marjin keuntungan per unit yg terjual dg harga normal rendah
ex: kertas HVS, CD, lampu pijar, pensil
2. inovatif
- siklus hidup pendek
- variasi banyak
- permintaan sulit diramal
- akurasi rendah
- stockout tinggi  kehilangan kesempatan & dapat keuntungan
- kelebihan persediaan tinggi
- penurunan harga sering
- marjin keuntungan per unit yg terjual dg harga normal tinggi

Strategi efisien  produk fungsional (meminimumkan ongkos fisik di sepanjang SC)


Strategi responsive  produk inovatif (memperbaiki metode peramalan dan lebih responsive pd pasar)
Responsive: melakukan riset pasar, meningkatkan kemampuan inovasi dg memperpendek LT
Strategic Fit: kesesuaian karakteristik produk dg strategi SC

Keputusan Taktis:
- lokasi fasilitas didirikan (focus pd responsiveness, TK murah/dekat BB, model focused factory 
pemusatan kegiatan produksi ke 1 wilayah)
- cara mengatur & mengendalikan sispro (menentukan efisiensi/kecepatan respon SC  produk
layout, JIT, LeanMan)
- kebijakan persediaan, transport, & supplier (meminimumkan persediaan, keputusan alat
transport, melihat ongkos dlm memilih supplier)
- kebijakan pengembangan produk (kecepatan & kemampuan u/ merancang & meluncurkan
produk2 baru bagi produk inovatif)
Perusahaan menyimpan modul dlm jmlh yg cukup & konfigurasi akhir dilakukan setelah ada
permintaan yg definitive
Menunda konfigurasi akhir (postponement) : penundaan konfigurasi akhir dr suatu produk –
permintaan definitive datang
Keputusan taktis Efisiensi Responsif
Lokasi fasilitas TK murah Dekat pasar, akses tenaga
terampil& teknologi memadai
Sispro tk. Utilitas tinggi Fleksibel & kapasitas ekstra
Persediaan Minimasi Perlu, di lokasi yg tepat
transportasi Pengiriman TL/CL atau Berdasarkan Cepat, fleksibilitas
subkontrak pihak 3 & kualitas
pasokan Pilih supplier dg harga & kualitas Cepat, fleksibilitas, & kualitas
kriteria utama

Decoupling point: keputusan sampai dimana aktivitas produksi bisa dilakukan tanpa menunggu permintaan
definitive dari pelanggan
Titik temu sampai dimana kegiatan bisa dilakukan atas dasar peramalan & darimana kegiatan harus
ditunda sampai ada permintaan yg pasti
Berpengaruh pd efisiensi fisik& respon pasar. Ex: kertas, tepung terigu (fungsional)
Lean: produk fungsional
Agile: produk inovatif
Proses produksi: perpro, fabrikasi komponen, perakitan mnjd produk akhir, pengiriman ke pelanggan
MTS (DP di proses akhir pengiriman ke pelanggan  fungsional  keseimbangan tk layanan pelanggan &
banyak persediaan), MTO (kegiatan fabrikasi menunggu pesenan  inovatif), ATO (kegiatan fabrikasi
komponen atas dasar peramalan, perakitan menunggu pesanan pelanggan  fungsional  lama proses
perakitan), ETO (DP di awal, produk dirancang setelah adaa pesanan  inovatif  kecepatan engineering
merancang sebuah produk)
Menggeser DP ke hulu: (butuh variasi baru)  efisiensi fisik
- menciptakan produk dg banyak variasi
- mengurangi ketergantungan ramalan permintaan
- mengurangi persediaan
- mengurangi reiko persediaan
Menggeser DP ke hilir:  aspek fleksibilitas, inovasi, kecepatan respon
- Memperbanyak proses2 standard
- Membatasi proses customized

Postponement: menunda differensiasi produk sampai ada pesanan dr pelanggan  inovatif


Mengurangi resiko produk menumpuk
Trasnhipment: kegiatan pengiriman antar 2 eselon yg sejajar pd jaringan distribusi
- PERANCANGAN PRODUK BARU DALAM PERSPEKTIF SCM –
Perancangan produk baru: salah 1 fungsi vital yg sejajar dg fungsi lain spt pengadaan material,
produksi&distribusi
Fungsi SC: fisik & mediasi pasar
Perancangan produk baru  fungsi mediasi pasar
Definisi: upaya u/ mengakomodasikan aspirasi pelanggan shg produk yg dihasilkan sesuai yg diinginkan
Menciptakan produk baru karna keinginan pelanggan yg beragam & persaingan yg makin ketat
Pengembangan produk  penting u/ inovatif tp skrg fungsional jg udh banyak (Ex: sabun& pasta gigi)

Time to market: waktu antara gagasan perancangan produk baru dimulai sampai produk tsb dipasarkan
Produk inovatif  penting
Fase kegiatan dalam perpro baru:
1. Idea generation
2. Business/ technical assessment
3. Product concept
4. Product engineering&design
5. Prototype design
6. Test and pilot production
7. Manufacturing ramp up
8. Launch

Cara memperpendek time to market:


1. Keterlibatan banyak pihak
2. Manpro yg bagus
3. Tim perancangan yg solid
4. Teknologi yg mendukung
Concurrent engineering : aktivitas yg terkait perancangan&peluncuran produk baru dikerjakan lebih dini
Melakukan kegiatan perpro yg tadinya dikerjakan scr sequensial

Keterlibatan supplier dlm produk baru


Tradisional supplier dipilih setelah rancangan produk selesai dibuat & siap produksi
Modern: dimulai sebelum proses rancangan produk dimulai (masukan material, bisa memasok material/tdk)
Manfaat melibatkan supplier:
- Pengematan biaya material
- Peningkatan kualitas&kecocokan material dg rancangan
- Pengurangan waktu perancangan&manufaktur
Kriteria penentuan supplier yg dilibatkan di perpo:
1. Supplier u/ item yg kompleks
2. Punya keahlian yg bisa kasih masukan dlm pengembangan produk baru
Kriteria pemilihan supplier u/ perusahaan inovatif”
1. Kemampuan& kemauan berpartisipasi
2. Kemauan memberi komitmen waktu, tenaga, dan SD

Keterlamabatan dalam meluncurkan produk baru:


1. Pesaing merebut pangsa pasar lebih awan
2. Cost over run besar
3. Terlambat dapat pemasukan
4. Menutupi biaya pengembangan yg lebih besar
5. Keterlambatan mencapai kondisi BEP
Pertimbangan merancang produk baru:
1. Kemudahan diproduksi
2. Kelayakan jual
3. Biaya&waktu pengembangan rancangan
4. Aspek lingkungan & SCM
Design for SCM: rancangan produk yg mempertimbangkan SCM
Memepertimbangkan:
1. Kemudahan u/ menyimpan, mengirim, mengembalikan produk
2. Fleksibilitas thd perubahan permintaan
3. Modularity: banyak komponen yg sama yg bisa digunakan u/ buat produk akhir yg beda
4. aspek lokalisasi: rancangan yg memperhatikan bisa tidaknya kegiatan perakitan dilakukan di area
pemasaran
5. reuseability dr rancangan
6. rancangan yg mendukung mass customization
integrase bagian pengembangan produk & fungsi (perencanaan produksi, pemberlian material &
pengiriman) sangat penting

kebutuhan variasi produk semakin banyak  individu ingin produk yg spesifik sesuai keinginan :
MASS CUSTOMIZATION
tantangan:
1. perusahaan bisa menawarkan variasi produk yg banyak
2. tidak menimbulkan biaya yg tinggi
3. bisa merespon pesanan pelanggan scr tepat
CTO (Configure to Order): mempresentasikan model dmn perusahaan bisa dg cepat memberikan tawaran
pilihan shg bisa memperpendek wkt respon dlm pemenuhan pesanan pelanggan
IVCS (Integrated Vehicle Configuration System): model yg digunakan u/ menungjang proses mass
customization di industri otomotif

Meningkatkan kesamaan komponen:


- mengatasi bertambahnya jumlah & jenis komponen scr cepat
- perusahaan ttp bisa menciptakan produk2 baru
kesamaan membantu:
- penurunan tk persediaan
- kompleksitas proses produksi menurun
- meningkatkan economies of scale
- posisi tawar lebih baik
- DESIGNING DISTRIBUTION NETWORK –
Distribusi : memindahkan produk dr supplier ke customer
Jaringan distribusi yg jelek bisa menurunkan servicel level&menaikkan cost
Faktor yg mempengaruhi desain jaringan distribusi:  untuk evaluasi
1. Customer needs
2. Cost
Pertimbangan evaluasi:
1. Response time
Jumlah waktu yg digunakan u/ menerima order
2. Product variety
Jumlah produk berbeda yg ditawarkan jaringan distribusi
3. Product availability
Probablitias memiliki stock produk ketika pesanan telah datang
4. Customer experience
kemudahan customer dalam menerima dan memesan order
5. Time to market
Waktu yg diperlukan u/ membawa produk baru sampai ke pesanan
6. Order visibility
Kemampuan customer u/ melakukan tracking order
7. Returnability
Kemudahan yg dirasakan pelanggan u/ pengembalian produk missal krn tdk sesuai

Response time: toleran sedikit lokasi high capacity. Sensitive  banyak lokasi, low capacity
Efek perubahan jaringan:
1. Inventory cost
Jumlah fasilitas di inventory. Fasilitas meningkat  inventory cost meningkan
Untuk menurunkan inventory cost: membatasi jumlah fasilitas pada jaringan SC
2. Transportation cost
Inbound: cost yg diperlukan u/ membawa masuk material ke dlm fasilitas
Outbound: cost yg diperlukan u/ mengirim material ke luar fasilitas
Inbound > outbound karna ukuran lot masuk baiasanya lbh besar. Outbound cost/unit lbh kecil
Semakin banyak lokasi Gudang  mengurangi jarak outbound ke customer  transport cost kecil
Jumlah fasilitas ditingkatkan  total transport cost tinggi
3. Facility cost
Biaya fisik berkurang karna jumlah fasilitas berkurang  eksploitasi skala ekonomi
4. Total logistic cost
Total biaya inventory, transport, dan facility di jaringan SC
2 keputusan kunci penentuan jaringan distribusi:
1. Apakah mendeliver ke customer/ customer datang?
2. Apakah produk mengalir melalui perantara?
Jaringan distribusi:
1. Manufacturer storage with direct shipping
Inventory cost -lower krn agregasi
-untung tinggi  low demand, high value items
Transportation High  jarak meningkat& disagregat pengiriman
Facilities and handling -low
-saving on handling  manage small shipment
information Signifikan u/ integrase manufacturer&ritel
Response time Long response
Product variety Mudah menyediakan variasi tinggi
Product availability Mudah tersedia
Customer experience Bagus
Time to Market fast
Order visibility Lebih sulit
returnability Mahal dan dulit

2. Manufacturer strorage with direct shipping and in transit merge


Inventory cost -lower krn agregasi
-untung tinggi  low demand, high value items
Transportation Lebih murah dari no 1
Facilities and handling Lebih mahal dari no 1
information Investasi lebih tinggi dari no 1
Response time Long response
Product variety Mudah menyediakan variasi tinggi
Product availability Mudah tersedia
Customer experience Lebih baik dari no 1
Time to Market fast
Order visibility Lebih sulit
returnability Mahal dan dulit

3. Distributor storage with package carrier delivery


Inventory cost Lebih tinggi dari no 1,2
Transportation Lebih murah dari no 1,2
Facilities and handling Lebih mahal dari no 1,2
information Lebih simple dari no 1,2
Response time Renspons cepat drpd 1,2
Product variety Lebih rendah dari 1,2
Product availability Lebih mahal dari no 1,2
Customer experience Lebih baik dari no 1
Time to Market Lebih tinggi dari no 1,2
Order visibility Lebih mudah dari no 1,2
returnability Lebih mudah dari no 1,2

4. Distributor storage with last mile delivery


Inventory cost Lebih tinggi dari no 3
Transportation Paling tinggi
Facilities and handling Lebih mahal dari no 1,2,3,5 tp lebih murah dari 6
information Lebih simple dari no 1,2
Response time Sangat cepat
Product variety Lebih rendah dari 3 tapi lebih tinggi dr no 6
Product availability Lebih mahal kecuali dari no 6
Customer experience Sangat baik
Time to Market Lebih tinggi dari no 3
Order visibility Lebih mudah dari no 1,2,3
returnability Lebih mudah dan lebih susah daripada no 6

5. Manufacturer/distributor storage with customer pickup


Inventory cost Bisa menyatukan dari beberapa option
Transportation Lebih rendah dari no 3
Facilities and handling Lebih mahal
information Investasi signigikan
Response time Lebih cepat dari 1,2
Product variety Lebih rendah dari 1,2
Product availability Lebih mahal 1,2
Customer experience Lebih rendah
Time to Market Lebih tinggi dari no 3
Order visibility Lebih sulit
returnability Lebih mudah dan lebih susah daripada no 6

6. Retail storage with customer pickup


Inventory cost Lebih mahal dr semuanya
Transportation Lebih murah
Facilities and handling Lebuh mahal
information Dibutuhkan
Response time Mungkin diambil di stored
Product variety Lebih murah
Product availability Lebih mahal
Customer experience + / - experience
Time to Market Lebih tinggi
Order visibility Susah
returnability Lebih mudah
- NETWORK DESIGN IN THE SUPPLY CHAIN –
Keputusan jaringan distribusi:
1. Facility role
Menentukan proses yg akan berjalan
2. Facility location
Dimana fasilitas akan dibangun
3. Capacity allocation
Berapa banyak kapasitas di tiap fasilitas
4. Market and supply allocation
Menentukan market yg dilayani oleh fasilitas & darimana supply mana resourcenya
Dampak network design: cost SC dan meningkatkan responsiveness
Faktor yg harus diperhatikan saat mau desain jaringan:
1. Strategic factors
Strategi efisiensi: lokasi cost rendah, jauh dari customer
Strategi responsive: lokasi cost tinggi, dekat dg customer
2. Technological factors
Lihat skala ekonomi
Lokasi dg high capacity lebih efektif
Ketika punya lower fixed cost  banyak fasilitas, low capacity
Fleksibel  bisa membangun dan melayani di negara mana saja (Sedikit tempat)
Infleksibel  membangun di masing2 negara dan hanya dapat melayani negara itu aja
3. Macroeconomic factors
Termasuk pajak, tarif, exchange rate. Pilih yg nilai tukar rupiahnya tinggi
4. Political factors
Lihat stabilitas politik
5. Infrastructure factors
Lokasinya memadai/ tidak
6. Competitive factors
Perusahaan harus mempertimbangkan strategi competitor, ukuran, lokasi
7. Customer response time and local presence
Sensitif  bangun yg dekat
Toleran  agak jauh
8. Logistics and facility cost
Karena perubahan jumlah fasilitas, lokasi, dan kapasitas alokasi

Keputusan Global network design:


Fase 1 : mendefinisikan strategi SC (identifikasi faktor kompetitive, Batasan dan liat kondisi)
Fase 2: mendefinisikan konfigurasi fasilitas regional (forecast demand  identifikasi skala ekonomi)
Fase 3: pilih yg paling berpotensi (harus dipilih berdasarkan analisis infrastructure availability. Hard:
supplier, transport service, communication, utilities, infrastuktur Gudang. Soft: skill pekerja, workforce
turnover, komunitas sekitar)
Fase 4: lokasi terpilih.
- MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN –
Merupakan kegiatan strategis yg harus dilakukan pd SCM & mencakup keputusan ttg lokasi, jumlah,
kaoasitas produksi&distribusi dlm SC.
Tujuan: untuk memenuhi kebutuhan pelanggan
Dari sisi pelanggan: jaringan baik  memberi kecepatan respon dan service level tinggi
Dari sisi SC: LT pendek, biaya menyediakan layanan  efisien
Rancangan harus menjawab:
1. Pasar mana yg dijadikan target penjualan
2. LT yg dijanjikan dg biayanya
3. Berapa & dimana lokasi fasilitas produksi&distribusi yg mau dioperasikan
4. Proses apa yg bisa diserahkan ke pihak 3
5. Berapa masing2 kapasitas yg hrs digunakan
6. Produk apa yg hrs di produksi masing2 pabrik
7. Produk apa yg hrs disimpan di masing2 gudang
8. Pabrik mana yg akan memasok tiap Gudang
9. Gudang mana yg akan memasok tiap wilayah pasar
Responsif: jaringan harus ditunjang fasilitas produksii, Gudang banyak, tersebar di lokasi pemasaran
Efisien: jaringan tersentralisasi dg fasilitas lebih dikit
Jaringan SC menghasilkan keputusan strategis:
1. Lokasi fasilitas produksi & Gudang
2. Outsourcing
3. Aliran produk
Integrasi vertical: perusahaan melakukan sendiri kegiatan SC mulai perpo, produksi, distribusi
- PENGELOLAAN PERMINTAAN DAN PERENCANAAN PRODUKSI–
Permintaan: awal kegiatan SC
Pola permintaan tidak mudah dipenuhi scr efektif  harus proaktif mengelola permintaan shg lbh mudah
dipenuhi
Peramalan: data masa lalu di olah u/ forecast, pasif, input given
Pengelolaan: proaktif (tidak sebatas permintaan diramalkan tp dibuat hasil peramalan yg akan dtg agar bisa
dipenuhi
Sulit untuk memenuhi bukan sulit meramal
Permintaan fluktuatif  sulit memenuhi  cost tinggi
Demand management : upaya membuat permintaan lbh mudah dipenuhi SC (membuat pola semirip
mungkin dg data historis)
Cara mempengaruhi pola permintaan:
1. Promosi
Untuk meningkatkan permintaan hrs pada timing yg tepat, kalo tdk cost tinggi untuk biaya promosi
2. Pricing
Sebagai kebijakan harga.
Tujuan: pemerataan demand, menaikkan penjualan, pengalihan jumlah tk kesibukan
3. Shelf management
Posisi&penempatan barang di tempat yg mudah dilihat
4. Deal structure
Persetujuan jual beli (ex: garansi, boleh tidaknya dikembalikan, perlindungan harga)
Chase Strategy: mengubah kapasitas (operator, jam lembur, subkontrak)
Level strategy: inventory (kapasitas ttpm deman rendah menimbun, demand tinggi menggunakan
inventory)
Backlog strategy: memenuhi sebagian permintaan tp semua customer terpenuhi
Hybrid strategy: gabungan  tergantung tujuan perusahaan sepanjang costnya bisa lebih rendah
Forward buying: melakukan pembelian karna promosi di awal bulan.
Ex: promo bln Januari padahal biasanya customer beli di bulan Feb-Maret. Akhirnya beli di Januari
Backward buying: melakukan pembelian di akhir
Variabilitas permintaan bisa diukur dari koefisien variansi (CV)
Makin besar CV makin fluktuatif
Makin tinggi CV  jumlah persediaan yg disimpan semakin besar
Makin rendah CV  keuntungan yg diperoleh perusahaan semakin rendah
CPFR (Collaborative Planning, Forecast, and Replenishment): perbedaan info yg di miliki masing2
pihak pada SC yg menyebabkan perkiraan penjualan sgt berbeda
Tujuan: mengurangi perbedaan antara ramalah yg dibuat 2/lbh pelaku pd SC
4 proses yg masuk pada CPFR:
1. Strategy & planning
Menciptakan aturan dasar u/ hubungan kolaboratif
2. Demand & Supply Management
Membuat proyeksi permintaan pelanggan
3. Execution
Eksekusi ex: melakukan pemesanan, pembayaran, catat transaksi penjualan, pengiriman, menyimpan
4. Analysis
Memonitor perencanaan & eksekusi
Collaborative Aktivitas: mendefinisikan ruang lingkup & tanggung jwb masing2 pihak
Joint Business Plan Aktivitas: identifikasi event yg mempengaruhi penjualan ex: promosi, perub.
Kebijakan, pembukaan took
Order generation: mengubah ramalah menjadi pesanan yg definitive
Order Fulfillment : produksi, pengiriman & display produk di rak took shg bisa dibeli customer akhir

Anda mungkin juga menyukai