Latar belakang IBD dalam konteks budaya, Negara, dan masyarakat Indonesia berkaitan
dengan permasalahan sebagai berikut:
a. Kenyataan bahwa bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dengan segala
keanekaragaman budaya yang tercermin dalam berbagai aspek kebudayaannya,
yang biasanya tidak lepas dari ikatan-ikatan primordial, kesukuan, dan kedaerahan.
b. Proses pembangunan yang sedang berlangsung dan terus-menerus menimbulkan
dampak positif dan dampak negatif berupa terjadinya perubahan dan pergeseran
system nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusia pun terkena
pengaruhnya. Akibat lebih jauh dari pembenturan nilai budaya ini ialah timbulnya
konflik dalam kehidupan.
c. Kemajuan ilmu pengetahuan dalam teknologi menimbulkan perubahan kondisi
kehidupan manusia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya, sehingga
manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yang telah diciptakannya. Hal ini
merupakan akibat sifat ambivalen teknologi, yang disamping memiliki segi-segi
positifnya, juga memiliki segi-segi yang negatif. Akibat dampak negatif tekonologi,
manusia kini menjadi resah dan gelisah.
Dari segi pandangan politis, Indonesia adalah sesuatu yang utuh. Akan tetapi, di dalam
keanekaragaman kebudayaannya secara jujur diakui masih terdapat jarak komunikasi di antara
kelompok etnis, hal yang sering menimbulkan konflik budaya pada seorang yang bergerak dari
satu kelompok etnis ke kelompok etnis yang lain. Konflik budaya tersebut acap kali bertaraf
nasional. Oleh karena itu, seorang sarjana calon intelektual harus mampu mengenal dan
menyadari adanya masalah semacam ini, memiliki wawasan yang luas tentang soal-soal
kebudayaan, sehingga sanggup dan mampu memegang peranan dalam usaha-usaha
pembangunan dan modernisasi.
Ilmu budaya dasar identik dengan basic humanities. Humanities berasal dari kata Latin humanus
yang artinya manusiawi, berbudaya, dan halus (refined).
Dengan mempelajari ilmu budaya dasar diharapkan seseorang menjadi lebih manusiwi, lebih
berbudaya, dan lebih halus.
Ilmu budaya dasar atau basic humanities tidaklah identik dengan the humanities atau
pengetahuan budaya yang mencakup keahlian filsafat dan seni yang dapat dibagi-bagi lagi ke dalam
berbagai bidang keahlian seperti seni sastra, seni tari, seni rupa, dan lain-lain. Jadi, ilmu budaya
dasar bukanlah ilmu tentang berbagai budaya, melainkan pengertian dasar dan pengertian
umumnya tentang konsep-konsep dan teori-teori budaya yang dikembangkan untuk mengkaji
masalah-masalah kebudayaan. Perdebatan terhadap berbagai masalah budaya ini dilakukan dengan
menggunakan berbagai pengetahuan budaya (the humanities), baik dengan menggunakan suatu
keahlian (disiplin) ataupun dengan menggunakan pendekatan berbagai keahlian (interdisipliner).