Reaktor Tangki Berpengaduk
Reaktor Tangki Berpengaduk
PENDAHULUAN
A. Judul Percobaan :
Reaktor Tangki Berpengaduk
B. Tujuan Percobaan :
1. Mempelajari bagaimana metoda menentukan persamaan kecepatan
Reaksi dengan data-data yang diukur pada Reaktor.
2. Mempelajari bagaimana menerapkan persamaan kecepatan reaksi
dalam industri.
3. Mempelajari pengetahuan dasar untuk merancang Reaktor Batch.
C. Latar Belakang :
Tangki Berpengaduk merupakan produk andalan dari banyak
produsen Tangki terkemuka dunia. Sampai saat ini masih banyak orang
awam yang bertanya-tanya ketika mendengar istilah Tangki Berpengaduk.
Padahal, Tangki Berpengaduk sendiri merupakan salah satu peralatan yang
populer dan biasa digunakan dalam industri serta proses-proses kimia.
TINJAUAN TEORITIS
Contoh kasus rekator kontinyu ada reaksi antara KOH dan propil asetat
yang direaksikan dalam suatu rekator kontinyu. Reaksi ini dibiarkan selama
selang waktu tertentu. Lalu ambillah beberap ml volume larutan campuran
tersebut. Larutan kemudian dititrasi dengan Asam sulfat. Untuk mengetahui
konsentrasi basa sisa (yaitu konsentrasi basa yang tidak bereaksi dengan propil
asetat), yaitu menggunakan perhitungan matematis. Perhitungan ini sering dikenal
dengan nama Runge kutta. Karean dihitung secara matematis/teori, maka
konsentrasi ini dianggap pada kondisi ideal. Dimana kondisi pada semua bagian
reaktor(semua titik ) berada pada keadaan homogen. Kondisi ideal tidak akan
berubah dari waktu ke waktu, pada suhu dan tekanan tertentu. Sehingga bisa
dijadikan acuan.
1. Pengambilan sampel air baku yang diambil dari air permukaan selokan
mataram, Yogyakarta
2. Air baku dari bak penampung dialirkan kedalam kolom bak secara
bawah.
TDS.
RAP (Reaktor Alir Pipa)
RAP dikenal juga sebagai RAS (Reaktor aliran Sumbat). Dalam RAP, satu
atau reaktan dipompa ke dalam suatu pipa. Biasanya reaksi yang menggunakan
RAP adalah reaksi fasa gas. Reaksi kimia berlangsung sepanjang pipa sehingga
semakin panjang pipa konversi akan semakin tinggi. Namun tidak semudah ini
menaikkan konversi, dalam RAP konversi terjadi secara gradien, pada awalnya
kecepatan reaksi berlangsung secara cepat namun setelah panjang pipa tertentu
jumlah reaktan akan berkurang dan kecepatan reaksi berlangsung lebih lambat dan
akan makin lambat seiring panjangnya pipa. Artinya, untuk mencapai konversi
100% panjang pipa yang dibutuhkan adalah tak terhingga.
Reaktor Semi-Batch
A. Materi :
Alat :
Bahan :
- As fleksibel
- Metyl Asetat(CHCOOCH3)
- HCL (cair) 0,5 N
- Ba(OH) (cair) 0,1 N
B. Metode / Prosedur kerja :
1. Masukkan 500 ml larutan HCL 0,5 N kedalam reaktor.
2. Taruhlah reaktor didalam Water bath dimana suhu air senantiasa
dipertahankan konstan pada suu 37.
3. Bila suhu larutan HCL sudah samade ngan suhu water bath tuangkan
25mllarutan metyl asetat kedalam reaktor dan segera diaduk.
4. Bila larutan sudah benar-benar homogen ambilah 5 ml sampel dari
reaktor kemudian sampel ini tuangkan kedalam labu leher tiga 100 ml
dimana didalamnya sudah tersedia 50 ml air.tujuannya untuk
mengencerkan sampel tersebut.
5. Konsentrasi zat pereaksi pada sampel ini adalah konsentrasi mula-mula
zat pereaksi.
6. Jagalah kondisi larutan didalam reaktor ,yaitu suhu dan kecepatan
pengadukan dipertahankan konstan dan jalankan reaksi
7. Ambilah 5 ml sampel dari reaktor dan encerkan dengan cara yang sama
seperti langkah ke -4 pengambilan sampel ini dilakukan pada menit ke-
10,menit ke- 20,menit ke – 30,menit ke – 40,menit ke- 50,menit ke-
60,menit ke – 90,dan menit ke -120.
8. Titrasi lah larutan sampel tersebut dengan larutan Ba(OH)2 untuk
menganalisa kadar asam asetat bebas didalam larutan
9. Hitunglah jumlah asam asetat yang terbentuk dengan reaksi yang telah
terjadi pada setiap pengambilan sampel.
10. Akhirnya biarkanlah reaktor begitu saja selama satu hari dan
sesudahnya hitunglah nilai Titik Akhir ( end point value) dari asam
asetat yang terbentuk.
C. Gambar Percobaan
1. Pendingin leibigh 2. Reactor
Gambar rangkaian
BAB IV
DATA PENGAMATAN
Metil Asetat = 15 ml
Volume aquadest = 19 ml
Reac Titrasi
Sampel Time
Temp Ba (OH)2 Consumption (ml)
No (menit) 1 2 3
(C) V
1 0 35 12,8 12,0 12,8 12,53
2 6 35 13,5 13,5 13,8 13,60
3 12 35 14,3 14,5 14,6 14,46
4 15 35 14,7 14,7 14,8 14,73
5 32 35 15,0 15,2 15,3 15,16
6 35 35 16,0 16,5 16,5 16,33
7 38 35 16,8 16,9 17 16,90
BAB V
N=
= 12,06 N
V1 = 8,29 ml
2. Menghitung gr Ba(OH)2
Gr = N x Be x V
Gr = 15,774 gr
Menit ke - 6
V1 . N1 = V2.N2
11 ml .9ml/30ml N1 = 13,60 ml . 0,1 N
N1 = 0,4121 N
Menit ke - 12
V1 . N1 = V2 . N2
11 ml . 9ml/30ml N = 14,46 ml. 0,1 N
N1 = 0,4381 N
- Menit ke - 6 → R = k x Ca
K=
- Menit ke - 0 → K = 0,0000
= 0,7105 N + 0,678 N / 2
= 0,6942 N
B. Grafik
C. TABULASI DATA
Conc Conc. Conc. average Reactio
Time average
Samp Total asetic metyl React n rate
Rexc Conc.c
el acid acid Asetat reaktor Consta
(gr mol (gr mol
No (gr mol (gr mol (gr mol (gr mol nta K
/liter) /liter)
/liter) /liter) /liter) /liter) (hr -1)
1 0 0,3796 0,000 0,7105 0,000 0,7105 0,000
2 6 0,4121 0,0325 0,678 0,325 0,6942 0,4793
3 12 0,4381 0,0585 0,6195 0,2925 0,665 0,4721
4 15 0,4463 0,0640 0,6465 0,640 0,6785 0,4793
5 32 0,4593 0,0797 0,6308 0,797 0,6706 0,4721
6 35 1,633 0,1883 0,651 1,914 0,52 0,38
7 38 1,69 0,1883 0,69 2,52 0,49 0,437
BAB VI
KESIMPULAN
1. Semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk mengaduk asam maka
konsentrasi total asam juga akan semakin besar.
2. Semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk mengaduk larutan asam
maka konsentrasi metyl asetat akan semakin kecil.
3. Semakin lama waktu pengadukan maka kecepatan rekasi metyl asetat
semakin besar.
DAFTAR PUSTAKA
Jp. Holman. Lienda Handoyo (1998) Teknologi Kimia 2, Surabaya : Prada
Paramita.
Warren L. Mc Cabe, Julian C. Smit dan Peter Harriok. Jilid 2. Edisi ke empat.