Anda di halaman 1dari 11

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanaman karet (Hevea brasiliensis Mull.Arg.) merupakan komoditi yang

sangat penting di Indonesia. Selain sebagai sumber lapangan kerja, komoditi ini

juga memberikan kontribusi yang signinifikan sebagai salah satu sumber

pendapatan, devisa, pendorong pertumbuhan ekonomi, serta pelestarian

lingkungan dan sumberdaya hayati (Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian Departemen Pertanian. 2007).

Perbaikan teknologi budi daya juga dapat menjadi salah satu usaha dalam

meningkatkan produksi karet di Indonesia. Persiapan pembibitan merupakan

aspek budi daya yang sangat penting dilakukan sebelum tanaman menghasilkan

menjadi tua dan kurang produktif atau umur ekonomisnya habis. Perbanyakan

vegetatif mempunyai peranan yang penting dalam budi daya tanaman perkebunan

karena akan menghasilkan tanaman yang secara genetik sama dengan induknya

(Boerhendhy dan Amypalupy, 2010).

Tujuan pengolahan tanah adalah untuk memperbaiki struktur dan sifatsifat

fisik tanah dengan cara membuka tanah dan memberi kesempatan terkena jemuran

sinar matahari untuk mengurangi kemasaman tanah. Sedangkan pengolahan tanah

dengan efisiensi biaya, pengolahan lahan untuk pertanaman karet dapat

dilaksanakan dengan sistem minimum tillage, yakni dengan membuat larikan

antara barisan satu meter dengan cara mencangkul selebar 20 cm. Namun

demikian, pengolahan tanah secara mekanis untuk lahan tertentu dapat

dipertimbangkan dengan tetap menjaga kelestarian dan kesuburan tanah (Sinuhaji,

2010).
2

Tekstur tanah yang baik bagi tanaman karet adalah tekstur berliat,

sedangkan tanah berpasir kurang baik. Tanah dengan tekstur berliat memiliki

kapasitas menahan air dan nutrisi lebih baik dibandingkan dengan tanah tekstur

pasir (Wijaya, 2008).

Tanaman penutup tanah yang biasa digunakan dalam konservasi tanah

adalah tanaman kacang-kacangan (legume). Tanaman kacang-kacangan sangat

baik dipergunakan dalam pergiliran tanaman karena tanaman kacangan ini dapat

meningkatkan kesuburan tanah. Disamping meningkatkan kesuburan tanah,

tanaman kacangan juga bermanfaat untuk melindungi tanah dari pukulan air hujan

dan memperbaiki sifat tanah (Ardika, 2010).

Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui budidaya

tanaman karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg)

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan dari penulisan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk

dapat memenuhi komponen penilaian praktikum di Laboratorium Perkebunan B :

Karet dan Kelapa, Program Studi Agroteknologi, Fakultas pertanian, Universitas

Sumatera Utara, Medan. Serta sebagai bahan informasi bagi pihak yang

membutuhkan.
3

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat Praktikum

Adapun praktikum ini dilakukan pada hari Rabu, 17 November 2021

pukul 10.00 WIB s.d selesai di Labuhan Batu Utara, Provinsi Sumatera Utara.

Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Smartphone dan

aplikasi Google Meet yang berfungsi sebagai media pekasanaan praktikum,

komputer/ laptop yang berfungsi untuk membuat laporan, pulpen untuk menulis

catatan penting, serta alat tulis lain yang mendukung dalam menyelesaikan

laporan. Adapun bahan yang digunakan adalah aplikasi Microsoft Word

sebagai media pembuatan laporan, buku penuntun yang dijadikan pedoman dalam

melaksanakan praktikum, literatur sebagai sumber tinjauan pustaka dan buku

catatan untuk mencatat bagian yang penting dalam praktikum ini.

Metode Kerja

1. Dilakukan praktikum melalui platform google meet.

2. Diberikan tugas untuk mengamati budidaya tanaman karet.

3. Dicari budidaya tanaman karet di internet.

4. Dibuat laporan mengenai budidaya tanaman karet.

5. Dikumpulkan tugas laporan budidaya tanaman karet paling lama sebelum

masuk praktikum pertemuan berikutnya.


4

PENGAMATAN

Pengolahan Lahan

Pengolahan tanah secara mekanis (dengan menggunakan alat berat)

merupakan metode yang lumrah dikerjakan di perkebunan komersil. Selain lebih

cepat, cara ini efektif memusnahkan sumber inolukan penyakit jamur akar putih.

Tahapan-tahapan pengolahan tanah secara mekanis meliputi:

1. Ripping Ripping adalah proses mengeluarkan sisa tanaman terutama bagian

perakaran yang masih terkubur di dalam tanah. Alat yang digunakan dalam

ripping adalah traktor rantai D.6 atau D.8 yang dilengkapi dengan ripper tooth

bergigi tunggal (single shank) maupun bergigi tiga (multi shank) dan dozer.

Ripper tooth merupakan batangan besi yang berukuran panjang +1 meter,

lebar +15 cm dan tebal +7,5cm, yang berfungsi untuk mengangkat tunggul

tanaman dan sisa akar hingga kedalaman +60 cm. Dozer berfungsi untuk

mendorong sisa akar yang sudah terangkat ke permukaan tanah dan

mengumpulkannya di lokasi yang dikehendaki.

2. Meluku/plowing. Tanah yang sudah terangkat sisa akarnya melalui ripping

harus segera diluku atau dibajak. Alat yang digunakan pada proses ini adalah

traktor ban yang dilengkapi dengan disc plow (berdiameter 25 inchi). Tujuan

dari proses ini adalah membalik tanah dan meratakan tanah. Proses ini
5

sekaligus juga mengangkat perakaran yang berukuran kecil ke permukaan

tanah agar terekspose cahaya matahari sehingga mematikan potensinya

sebagai inang penyakit jamur akar putih.

3. Merajang/harrowing. Tanah yang telah dibajak harus digaru untuk

memecahkan bongkahan tanah. Selain menghancurkan bongkah, harrowing

juga bertujuan untuk meratakan tanah sehingga mempermudah dalam

pemancangan dan penanaman. Alat yang digunakan adalah traktor ban yang

dilengkapi dengan disc harrow. Tanah yang sudah rata selanjutnya dibuat

lubang tanamnya secara manual atau menggunakan hole digger.

Penutup Tanah

Pada perkebunan besar, pertanaman karet seringkali ditanami penutup

tanah. Terdapat tiga golongan tanaman penutup tanah yaitu tanaman penutup

tanah rendah (rumput dan legume), semak, dan pohon. Beberapa jenis tanaman

penutup tanah yang sering digunakan pada perkebunan karet diantaranya

Psophocurphus palutris, Pueraria javanica, Colopogonium mucunoides,


6

danCentrosema pubescens yang seringkali disebut dengan Land Cover Crop

(LCC).

Di perkebunan karet, sejak sepuluh tahun terakhir ini dikembangkan LCC

Mucuna bracteata mempunyai keunggulan dibandingkan dengan LCC

konvensional, antara lain: yaitu laju pertumbuhan cepat sehingga cepat menutup

tanah, pertumbuhan biomassa tinggi sehingga kemampuan mensuplai bahan

organik dan hara kedalam tanah cukup tinggi, relatif lebih tahan terhadap

kekeringan/naungan, kapasitas memfiksasi nitrogen tinggi, tidak disukai ternak,

resisten terhadap serangan hama dan penyakit, dapat berkompetisi dengan gulma

dan pengendali erosi tanah secara baik.

Penanaman

Pengamatan teknik penanaman pada tanaman karet secara garis besar

yaitu, teknik penanaman dalam budidaya tanaman karet menjadi penentu terhadap

keberhasilan pertumbuhan tanaman karet. Jarak tanam yang dibutuhkan yakni

sekitar 7x3m dengan lubang tanam 60x60x60cm.

Waktu yang tepat untuk budidaya karet adalah saat musim penghujan

sehingga intensitas penyiraman bisa dikurangi. Bibit yang sudah siap ditanam

adalah bibit yang mempunyai payung daun terakhir yang sudah tua. Kantong

polybag harus dibuka sebelum bibit diletakkan di bagian tengan lubang tanam dan

ditimbun dengan tanah. Setiap 1–2 minggu, pemeriksaan bibit perlu dilakukan

sehingga bibit yang mati bisa segera diganti untuk mempertahankan populasi

tanaman karet.
7

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

No Keterangan Gambar
1 Pengolahan tanah dilakukan untuk

menggemburkan massa tanah

sehingga menyediakan cukup ruang

bagi pertumbuhan dan

perkembangan akar tanaman di

dalam tanah.
2 Tanaman penutup tanah

ataukacangan ini bertujuan untuk

menanggulangi erosi, memperkaya

bahan organik, memperbaiki

struktur tanah, melindungi tanah

dari cahaya matahari langsung dan

menekan pertumbuhan gulma.


3 Jarak tanam yang dibutuhkan yakni

sekitar 7x3m dengan lubang tanam

60x60x60cm.Waktu yang tepat

untuk budidaya karet adalah saat

musim penghujan sehingga

intensitas penyiraman bisa

dikurangi.

Pembahasan
8

Pengolahan lahan sangat penting dalam budidaya tanaman karet. Secara

umum tujuan dari pengolahan tanah adalahuntuk menggemburkan massa tanah

sehingga menyediakan cukup ruang bagi pertumbuhan dan perkembangan akar

tanaman di dalam tanah. Hal ini sesuai dengan literatur Rodesuchit dan

Chantarapratin (2007) yang menyatakan bahwa selain untuk mempermudah

penetrasi akar tanaman ke dalam tanah, pengolahan tanah dalam penyiapan lahan

untuk perkebunan karet juga sangat berperan dalam membasmi gulma di

permukaan tanah, mengeluarkan semua perakaran dan kayu yang dalam tanah.

Pertanaman karet seringkali ditanami penutup tanah. Terdapat tiga

golongan tanaman penutup tanah yaitu tanaman penutup tanah rendah (rumput

dan legume), semak, dan pohon. Beberapa jenis tanaman penutup tanah yang

sering digunakan pada perkebunan karet diantaranya Psophocurphus palutris,

Pueraria javanicadanCentrosema pubescensatau Land Cover Crop (LCC). Hal ini

sesuai dengan literatur (Siagian, 2012) yang menyatakan bahwa M. bracteata

mempunyai keunggulan dibandingkan dengan LCC konvensional, antara lain:

yaitu laju pertumbuhan cepat sehingga cepat menutup tanah, pertumbuhan

biomassa tinggi sehingga kemampuan mensuplai bahan organik dan hara kedalam

tanah cukup tinggi, relatif lebih tahan terhadap kekeringan/naungan, kapasitas

memfiksasi nitrogen tinggi, tidak disukai ternak, resisten terhadap serangan hama

dan penyakit, dapat berkompetisi dengan gulma dan pengendali erosi tanah secara

baik.

Teknik penanaman dalam budidaya tanaman karet menjadi penentu

terhadap keberhasilan pertumbuhan tanaman karet. Hal ini sesuai dengan literatur

Subandi (2007) yang menyatakan bahwa jarak tanam yang dibutuhkan yakni
9

sekitar 7x3m dengan lubang tanam 60x60x60cm. Waktu yang tepat untuk

budidaya karetadalah saat musim penghujan sehingga intensitas penyiraman bisa

dikurangi.
10

KESIMPULAN

1. Tujuan pengolahan tanah adalah untuk memperbaiki struktur dan sifatsifat

fisik tanah dengan cara membuka tanah dan memberi kesempatan terkena

jemuran sinar matahari untuk mengurangi kemasaman tanah.

2. Tanaman penutup tanah tanaman kacang-kacangan sangat baik dipergunakan

dalam pergiliran tanaman karena tanaman kacangan ini dapat meningkatkan

kesuburan tanah.

3. Jarak tanam karet yang dibutuhkan yakni sekitar 7x3m dengan lubang tanam

60x60x60cm. Waktu yang tepat untuk budidaya karetadalah saat musim

penghujan sehingga intensitas penyiraman bisa dikurangi.


11

DAFTAR PUSTAKA
Ardika, R., 2010. Konservasi Tanah Pada Perkebunan Karet di Daerah
Berbukit.Warta Perkaretan 29 (2) 2010: 9 – 17.

Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi. 2007. Pengembangan Teknologi


Perbanyakan Bibit Unggul dan Pengendalian Penyakit Dalam Rangka
Meningkatkan Kualitas dan Produktivitas Tanaman Karet di Hotel Santika
BSD Serpong, Tangsel, (2/10).

Boerhendhy, I., Amypalupy K. 2010. Optimalisasi produktivitas karet melalui


penggunaan bahan tanaman, pemeliharaan, sistem eksploitasi dan
peremajaan tanaman . J. Litbang Pert. 30(2):23-30.

Siagian, N, Istianto, H. Munthe, dan Sujatno. 2006. Teknik Penyiapan Lahan dan
Penanaman Karet. Seri Buku Saku. Pusat Penelitian Karet. Sei Putih.

Sinuhaji, S.S. 2010. Dasar-dasar Mekanisasi Perkebunan.STIP-AP. Medan.

Wijaya, T. 2008. Kesesuaian Tanah dan Iklim Untuk Tanaman Karet.Warta


Perkaretan Puslit Sungai Putih Vol 27. No. 2 : 34 – 44.

Anda mungkin juga menyukai