Agribisnis Tanaman Pangan Dan Hortikultura
Agribisnis Tanaman Pangan Dan Hortikultura
A. Kompetensi Inti: Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu
B. Kompetensi Dasar:
1. Membibitkan tanaman pangan dan hortikultura secara generatif
2. Membibitkan tanaman pangan dan hortikultura secara vegetatif
C. Uraian Materi
1
a. Pemilihan benih: Pertimbangan dalam pemilihan benih sebagai bahan tanam
adalah sebagai berikut:
1) Genetik benih: Benih yang memiliki sifat genetik yang baik adalah benih yang
berasal dari varietas yang memiliki asal usul dan memiliki deskripsi sifat yang
jelas
2) Fisiologis benih: Benih bermutu secara fisiologis adalah benih yang memiliki
daya tumbuh tinggi, dan kecepatan perkecambahan yang tinggi
3) Fisik benih: Benih yang memiliki fisik baik memiliki ciri-ciri bersih dari sisa
kotoran, bernas, warna cerah, memiliki ukuran yang normal dan seragam
b. Perlakuan benih: Pemberian perlakukan untuk merangsang perkecambahan
benih biasanya disebabkan benih tidak berkecambah meskipun dalam kondisi
yang mendukung untuk perkecambahan. Beberapa hal yang menyebabkan benih
tidak berkecambah antara lain adalah benih terserang pathogen, dan benih
mengalami dormansi.
Beberapa perlakuan yang dilakukan untuk mempercepat perkecambahan adalah:
1) Perlakuan mekanis: Benih berkecambah apabila terjadi imbibisi, namun
demikian terkadang air dan oksigen tidak dapat masuk kedalam benih akibat
benih memiliki kulit yang terlalu tebal atau keras. Hal ini menyebabkan benih
tidak dapat menyerap air dan oksigen sehingga tidak terjadi imbibisi pada
benih. Contoh perlakuan mekanis pada benih adalah mengikir kulit benih,
menggosok kulit benih dengan ampelas, melubangi kulit benih dan melubangi
benih.
2) Perlakuan kimiawi: Perlakuan kimiawi adalah perlakuan untuk memecahkan
dormasi benih dengan menggunakan zat kimia. Secara umum perlakuan kimia
bertujuan untuk melunakan kulit, memberantas pathogen benih, dan
merangsang perkecambahan. Perlakuan kimia dilakukan dengancara
merendam benih dalam larutan kimia dengan konsentrasi dan waktu
tertentu. Contoh perlakuan kimia pada benih adalah benih sweet potato yang
direndam larutan asam sulfat selama 20 menit.
3) Perlakuan fisis: Perlakuan fisis adalah perlakuan yang diberikan pada benih
berupa tindakan yang bersifat fisis seperti perendaman dengan air panas, dan
perlakuan dengan temperatur tertentu. Contoh benih selada akan
berkecambah jika diletakan pada suhu rendah dan akan dorman pada suhu 30
—35oC.
c. Penanaman benih: Berdasarkan ukurannya, cara penanaman benih dibedakan
menjadi dua yaitu untuk benih berukuran kecil dapat dikecambahkan dengan
cara disemai terlebih dahulu pada bedengan sebelum ditanam di lapangan,
sedangkan untuk benih berukuran besarditanam langsung dilapangan.
Sumber: https://belajar.kemdikbud.go.id/SumberBelajar/tampilajar.php?ver
=12&idmateri=20&lvl1=3&lvl2=2&lvl3=0&kl=9
Gambar 1. Stolon pada strawberi dan rumput teki
2) Corm: corm adalah salah satu jenis umbi yang biasa disebut dengan subang atau
anak subang (cormel). Contoh tanaman yang dapat diperbanyak menggunakan
corm adalah gladiol. Perbanyakan tanaman dengan menggunakan corm
dilakukan dengan cara memotong bagian corm tepat ditengah subang atau
dibelah menjadi tiga bagian yaitu subang bagian tengah, bagian kanan dan
bagian kiri untuk subang yang berdiameter besar (lebih dari 4 cm). Setiap
belahan subang harus memiliki mata tunas. Kemudian belahan subang tersebut
ditanam.
Sumb
-and.html
a dengan umbi-umbi lainnya. Umbi lapis tidak mengakumulasi karbohidrat dalam bentuk polisakarida. Pembesaran umbi la
diselebungi oleh lapisan-lapisan daun yang tebal, lunak dan berair sehingga
seolah-olah membentuk seperti umbi. Apabila lapisan-lapisan ini besar dan
saling menutupi disebut tunica, dan apabila lapisan-lapisan ini kecil disebut
aquama (sisik).
Contoh tanaman yang membentuk umbi lapis adalah bawang merah dan tulip.
Bagian umbi lapis dapat ditanam dan menghasilkan tanaman baru yang
memiliki sifat yang sama dengan induknya. Cara perbanyakan tanaman dengan
menggunakan umbi lapis adalah dengan cara memotong 1/3 bagian dari bagian
atas umbi, kemudian ditanam dalam polybag. Tujuan pemotongan bagian umbi
adalah untuk merangsang pertumbuhan tunas dan tunas samping.
Sumber:http://belajar-di-rumah.blogspot.co.id/2015/03/rimpang-rhizoma-umbi-
tuber-dan-umbi.html
4) Tuber (umbi batang): Tuber atau biasa yang disebut dengan umbi batang adalah
batang yang tumbuh di bawah permukaan tanah dan digunakan sebagai tempat
penyimpanan cadangan makanan sehingga bentuknya membesar. Ciri-ciri umbi
batang dibandingkan jenis umbi lainnya adalah terdapat mata tunas pada
bagian umbi, yang akan membentuk tunas dan tanaman baru. Adanya mata
tunas ini yang membedakan umbi batang dengan umbi akar. Umbi batang juga
berbeda dengan rhizome, karena umbi batang terbentuk dari bagian distal dari
batang yang tumbuh mendatar dibawah permukaan tanah dan tidak berstruktur
simpodial. Contoh tanaman yang dapat diperbanyak dengan menggunakan
umbi batang adalah kentang, mantang, dan bengkoang. Perbanyakan tanaman
dengan umbi batang dilakukan dengan cara memotong bagian umbi kemudian
ditanam. Masing-masing potongan umbi harus memilki mata tunas.
Sumber: https://belajar.kemdikbud.go.id/SumberBelajar/tampilajar.php?ver
=12&idmateri=20&lvl1=3&lvl2=2&lvl3=0&kl=9
6) Tunas/anakan: Tunas adalah tumbuhan baru yang timbul dari tunggul batang,
ketiak daun, buku batang. Tunas terdiri dari batang dan daun muda, tunas yang
tumbuh menjadi tanaman baru memiliki calon bunga, atau calon buah. Tunas
juga memiliki sifat geotropism negative. Contoh tanaman yang diperbanyak
dengan tunas adalah pisang, nanas, lidah buaya, cocor bebek (tunas adventif),
cemara (tunas akar)dan sansievera. Cara perbanyakan tanaman dengan
menggunakan tunas adalah dengan memisahkan tunas berikut akarnya
kemudian ditanam.
http://www.marioatha.com/2013/04/perkembangbiakan-secara-vegetatif.html
Gambar 6. Tunas pada cocor bebek, pisang dan cemara
b. Perbanyakan vegetatif buatan
adalah :
Sumber:http://maslatip.com/perkembangbiakan-tumbuhan-secara-vegetatif-
buatan.html
a) Batang atas atau entres yang akan disambungkan pada batang bawah diambil
dari pohon induk yang sehat dan tidak terserang hama dan penyakit.
b) Pengambilan entres ini dilakukan dengan menggunakan gunting setek atau silet
yang tajam (agar diperoleh potongan yang halus dan tidak mengalami
kerusakan) dan bersih (agar entres tidak terkontaminasi oleh penyakit).
c) Entres yang akan diambil sebaiknya dalam keadaan dorman (istirahat)
pucuknya serta tidak terlalu tua dan juga tidak terlalu muda (setengah
berkayu).
d) Panjangnya kurang lebih 10 cm dari ujung pucuk, dengan diameter sedikit lebih
kecil atau sama besar dengan diameter batang bawahnya.
e) Entres dalam keadaan dorman ini bila dipijat dengan dua jari tangan akan
terasa padat, tetapi dengan mudah bisa dipotong dengan pisau silet. Selain itu
bila dilengkungkan keadaannya tidak lentur tetapi sudah cukup tegar.
f) Entres sebaiknya dipilih dari bagian cabang yang terkena sinar matahari penuh
(tidak ternaungi) sehingga memungkinkan cabang memiliki mata tunas yang
tumbuh sehat dan subur.
g) Bila pada waktunya pengambilan entres, keadaan pucuknya sedang tumbuh
tunas baru (trubus) atau sedang berdaun muda, maka bagian pucuk muda ini
dibuang dan bagian pangkalnya sepanjang 5-10 cm dapat digunakan sebagai
entres.
h) Pada durian bila entres yang digunakan berasal dari cabang yang tumbuh tegak
lurus, maka bibit sambungannya akan tumbuh tegak dengan percabangan ke
semua arah atau simetris.
i) Namun bila diambil dari cabang yang lain, pertumbuhan bibitnya akan
mengarah ke samping, berbentuk seperti kipas. Bentuk ini berangsur-angsur
hilang bila tanaman menjelang dewasa.
Tipe sambungan yang sering digunakan adalah:
1. Sambung pucuk (top grafting)
Sambung pucuk merupakan cara penyambungan batang atas pada bagian atas
atau pucuk dari batang bawah. Caranya sebagai berikut:
http://smart-pustaka.blogspot.co.id/2013_02_01_archive.html
a) Batang bawah dipilih yang baik. Ukuran batang atas tidak perlu sama dengan
batang bawah, bahkan lebih baik dibuat lebih kecil.
b) Pada batang bawah dibuat irisan belah dengan mengupas bagian kulit tanpa
mengenai kayu atau dapat juga dengan sedikit menembus bagian
kayunya.Irisan kulit batang bawah dibiarkan atau tidak dipotong.
c) Batang atas dibuat irisan meruncing pada kedua sisinya. Sisi irisan yang
menempel pada batang bawah dibuat lebih panjang menyesuaikan irisan di
batang bawah dari sisi luarnya.
d) Batang atas tersebut disisipkan pada irisan belah dari batang bawah. Dengan
demikian, batang bawah dan batang atas akan saling berhimpitan. Kedua
lapisan kambium harus diusahakan agar saling bersentuhan dan bertaut
bersama.
e) Setelah selesai disambungkan, sambungan tersebut diikat dengan tali plastik.
Untuk menjaga agar tidak terkontaminasi atau mengering, sambungan dan
batang atas ditutup dengan kantong plastik.
f) Setelah batang atas menunjukkan pertumbuhan tunas, kurang lebih 2 minggu
setelah penyambungan, kantong plastik serta tali plastik bagian atas
sambungan dibuka lebih dulu, sedangkan tali plastik yang mengikat langsung
tempelan batang atas dan kulit batang bawah dibiarkan, sampai tautan
sambungan cukup kuat.
g) Bilamana sudah dipastikan bahwa batang atas dapat tumbuh dengan baik,
bagian batang bawah di atas sambungan dipotong. Pemotongan perlu
dilakukan supaya tidak terjadi kompetisi kebutuhan zat makanan yang
diperlukan untuk pertumbuhan lanjutan dari batang atas.
http://smart-pustaka.blogspot.co.id/2013_02_01_archive.html
3. Sambung susu
Sambung susu adalah cara menyambung batang atas dan batang bawah
tanaman, namun batang atas tidak dipisahkan dari pohon induk. Teknik ini banyak
digunakan pada tanaman kelengkeng dan nangka.
Persiapan batang bawah sama seperti batang bawah pada sambung pucuk dan
sambung samping.
Sumber:
man yang berlainan sedemikian rupa sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh dan tumbuh sebagai satu tanaman sete
4. Cara okulasi
a) Perlakuan pendahuluan
1. Batang bawah dengan polybagnya dipegang dan diangkat sedikit keatas
lalu ditekan miring ke bawah sehingga posisi tanaman dan polybagnya
menjadi miring ke arah luar, agar memudahkan mencari posisi batang yang
akan di tempel dan pengerjaan penempelan, gerakan ini juga mampu
menjatuhkan embun/air yang melekat di daun, agar lebih banyak
embun/air yang jatuh, gerakan batang bawah sekali lagi dengan tangan.
2. Batang bawah dibersihkan dari kotoran/debu dengan cara mengusap
dengan ibu jari dan telunjuk tangan kita pada bagian yang akan dibuat
sobekan untuk okulasi.
b) Pembuatan sayatan untuk tempat menempel entres
1. Lihat dan perhatikan bagian batang bawah yang akan dijadikan tempat
okulasi.
2. Penentuan tempat okulasi, buat tempat sayatan/kupasan/sobekan setinggi
3 kali tinggi/panjang silet dari batas akar dan batang, karena bila okulasi
pertama gagal setelah 3 minggu kita bisa mengokulasi lagi tepat berjarak
sepanjang silet dibawah luka okulasi pertama pada sisi yang berlawanan,
kalau okulasi ke-2 masih gagal dalam 3 minggu berikutnya kita dapat
mengulang untuk yang terakhir kali atau yang ke-3 berjarak sepanjang silet
pada sisi yang berlawanan dengan okulasi ke-2 atau sama sisi dengen
okulasi ke- 1. Kalau itupun gagal kita bisa gunakan alternatif dengan teknik
sambung pucuk atau kita menunggu tanaman tumbuh lebih tinggi. Tetapi
jangan melakukan okulasi 2 atau 3 sekaligus pada tanaman karena itu akan
membuat stress tanaman.
3. Panjang silet sekitar 4 cm, sehingga jarak tempat okulasi pertama adalah
setinggi sekitar 12 cm di atas batas akar dan batang.
4. Buang daun dibawah posisi tempat sayatan, untuk memudahkan
penempelan atau tidak menghalangi pandangan.
5. Penyayatan kulit batang bawah mendatar selebar 3-4 mm dengan 2 atau 3
kupasan, tergantung pada besar kecilnya diameter batang bawah dan
diseimbangkan dengan besar kecilnya entres, lalu ditarik ke bawah
sepanjang lebih kurang 1,5 - 3cm, sehingga menjulur seperti lidah. Sayatan
ini kemudian dipotong 3/4 panjangnya atau menyisakan sedikit sayatan
(<1/3 bagian) cukup untuk tempat menahan sayatan atau pola mata
entres.
c. Pengambilan mata entres
1. Kriteria mata entres yang baik dari segi ukuran:
Mata entres yang sudah plast/mekar (tidak bagus).
Mata entres yang besar tapi belum plast/sedang/bentuknya sudah
menonjol (terbaik untuk ditempel).
Mata tunas kecil/dormant/istirahat (dapat digunakan tapi agak lama
melekatnya dan pertumbuhannya juga relatif lama).
2. Kriteria mata entres yang baik dari segi pengerjaan dan bentuk
Mudah dikupas (menandakan bawah kambiumnya/jaringannya aktif).
Kelihatan bernas/sehat/segar.
Ambil tali dan tarik tali plastik yang disiapkan untuk pengikatan,
Mata entres yang masih kecil ditutup dengan tali plastik, tetapi
disiasati dengan menyisakan potongan tangkai daun dibawahnya
agak panjang sedikit, sehingga walaupun di tutup tapi sisa potongan
tangkai daun masih mampu melindungi mata entres kecil dari
tekanan pengikatan tali plastik sehingga cukup ruang untuk tumbuh
dan mata entres tidak patah.Jika mata tunasnya tidak menonjol
seperti pada mangga dan jeruk, mata tunas boleh ditutup rapat
dengan pita plastic.
Sumber : http://labpemuliaantanaman.staff.ub.ac.id/files/2012/04/modul-7.-
perbanyakan-vegetatif.pdf
Setelah persyaratan tersebut di atas terpenuhi dipilihlah satu cabang atau ranting
dengan persyaratan sebagai berikut:
Sumber :http://maslatip.com/wp-content/uploads/2014/07/cara-mencangkok-
tanaman.png
Gambar X Cangkok pada tanaman