Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH POLA KOMUNIKASI KELUARGA

TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL SISWA


SMK NEGERI 4 AMBON
Universitas Pattimura Ambon

Trifonia Parera1, Nicodemus Hukubun2, Jeanete Ophilia Papilaya3


1
FKIP, Universitas Patimura, Maluku, Indonesia
2
FKIP, Universitas Patimura, Maluku, Indonesia
3
FKIP, Universitas Patimura, Maluku, Indonesia
Penulis Korespondensi. Surel : jeanete.papilaya@fkip.unpatti.ac.id

Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pola komunikasi keluarga terhadap
kecerdasan emosional siswa kelas X SMK Negeri 4 Ambon. Hipotesis pada penelitian ini adalah
terdapat pengaruh pola komunikasi keluarga terhadap kecerdasan emosional siswa kelas X SMK
Negeri 4 Ambon. Sampel penelitian ini berjumlah 50 siswa kelas X SMK Negeri 4 Ambon.
Hasil reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini diuji menggunakan teknik Alpha
Cronbach. Hasil reliabilitasnya adalah sebesar 0,946 untuk variabel pola komunikasi keluarga
dengan total sebanyak 32 item. Pada variabel kecerdasan emosional, reliabilitas skalanya sebesar
0,892 dengan total sebanyak 20 item. Hasil uji asumsi penelitian ini menunjukkan bahwa data
normal dan linear sehingga uji hipotesis dianalisis dengan menggunakan teknik regresi linear
sederhana. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa data penelitian memiliki nilai signifikansi
sebesar 0,001 (p < 0,05). Hasil tersebut mengartikan bahwa terdapat pengaruh pola komunikasi
keluarga terhadap kecerdasan siswa kelas X SMK Negeri 4 Ambon.

Kata Kunci : Pola komunikasi, kecerdasan emosional, siswa

103
PENDAHULUAN
Setiap anak lahir dalam kondisi normal baik fisik maupun mental. Masa remaja merupakan
masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, masa ini berlangsung antara umur
12-21 tahun (Monks dan Knoers dalam Siti Rahayu Hadinoto, 2014:264). Pada masa remaja
biasanya terjadi perubahan-perubahan baik secara fisik maupun secara emosional. Remaja yang
memiliki tingkat kematangan emosional akan menunjukan ketepatan/edukasi emosi seperti
pemberian dan penerimaan rasa cinta, simpati, respek dan ramah, dapat mengendalikan emosi
seperti tidak mudah agresif dan tersinggung dan kemampuan dalam menghadapi frustasi secara
wajar (Kusumastuti, 2016:1).
Perkembangan emosional Ssiswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah
pola interaksi dengan orang tua dalam komunikasi keluarga (Kusumastuti, 2016:1). Komunikasi
merupakan salah satu bentuk interaksi yang baik antara orang tua dan anak dalam lingkungan
keluarga. Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dimana anak menunjukan
perilaku,menyatakan pikiran, mengekspresikan keinginan dan emosionalnya dalam sebuah
interaksi sosial (Kusumastuti, 2016:1).
Kecerdasan emosional siswa pada saat remaja perlu diperhatikan. Remaja mengalami gejolak
emosional dan pencarian identitas (who I’am) yang mana jika tidak ada kontrol emosi akan
menghambat kemampuan, potensi, dan bakat yang dalam diri siswa. Kemampuan berinteraksi
yang seharusnya dimiliki oleh siswa bisa menjadikan dia mampu berkomunikasi dengan orang
lain. Rasa takut, pesimis, kurangnya motivasi merupakan emosi negatif yang dapat menghambat
perkembangan siswa.
Penerapan pola komunikasi keluarga sebagai bentuk interaksi antara orang tua dengan anak
maupun antara anggota keluarga memiliki implikasi terhadap proses perkembangan emosi anak
(Setyowati dalam Kusumastuti, 2005:76). Komunikasi sebagai bentuk interaksi agar orang tua
mudah mengawasi dan membimbing anak, melalui komunikasi orang tua dapat mengetahui
perkembangan dan masalah yang dialami anak, Respon orang tua terhadap anak dengan
menunjukan sikap terbuka, empati, rasa kasih sayang dan dukungan dapat membantu emosi anak
menjadi positif. Namun terkadang hal itu tidak mudah dilakukan karena keterbatasan dan

104
kemampuan orang tua. Kenyataannya komunikasi orang tua dan anak kurang terjalin dengan
baik. Orang tua yang kurang berkomunikasih dengan anaknya akanmenimbulkan keregangan
ataukonflik hubungan, sebaliknya orang tua yang dapat menerima anaknya sebagaimana adanya
maka si anak cederung dapat tumbunh dan berkembang, membuat perubahan-perubahan yang
membangun, belajar memecahkan masalah-masalah, dan secara psikologi semakin sehat,
semakin produktif, kreatif dan mampuh mengatualisasikan potensi sepenuhnya (Kartini,
2012:10).
Masalah yang ada pada Peserta didik kelas X didapat dari data observasi awal yang peneliti
dapatkan pada saat KKN dan juga berdasarkan data-data yang ada pada guru BK disekolah SMK
Negeri 4 Ambon. Dari hasil observasi awal didapati bahwa sisa memiliki masalah seperti :
mudah marah, sering berkelahi, sering bolos, malas kesekolah, membuat onar, suarah keras
dengan guru, mengeluarkan kata kasar, sering mendapatkan surat panggilan orang tua, dll.
Adapun hubungan antara pengaruh pola komunikasi keluaraga dengan kecerdasan emosional
siswa dalam bidang Bimbingan dan Konseling yaitu terlebih khususnya pada peran guru
bimbingan konseling, dimana guru BK adalah sebagai pendorong, pengarah, penggerak bagi
siswa untuk bertingkah laku atau berbuat sesuai dengan nilai-nilai norma (Riniwati, 2017:7).
Berdasarkan data diatas maka dilakukan penelitian tentang pengaruh Pola Komunikasi Keluarga
Dengan Kecerdasan Emosional Siswa SMK Negeri 4 Ambon

METODE PENELITIAN
Rancangan penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Pada penelitian ini mengunakan
metode kolerasi yang bertujuan untuk mengungkapkan bentuk hubungan dua variabel, yaitu
antara variabel pola komunikasi keluarga dan variabel kecerdasan emosional siswa SMK Negeri
4 Ambon.
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2020, di SMK Negeri 4 Ambon. Populasi pada
penelitian ini 333 siswa kelas X SMK Negeri 4 Ambon. Sampel yang diambil 50 orang dari total
populasi yang ada. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan incidental sampling.
Pada penelitian ini bentuk istrumen yang digunakan adalah berupa skala dimana
instrumennya menggunakan pernyataan tertutup. Pegambilan data dengan menggunakan 2
angket yaitu Angket Pola Komunikasi Keluarga dan Angket Kecerdasan Emosional.

105
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis statistk
dengan uji regresi linear sederhana untuk mengetahui pengaruh Variabel X (Pola Komunikasi
Keluarga) terhadap Variabel Y (Kecerdasan Emosional). Analisis data menggunakan
perhitungan korelasi dengan bantuan program SPSS (Statistic Product and Service Solution)
versi 22.0 for Windows.

Hasil
Tujuan dilakukannya uji normalitas data adalah untuk mengetahui normal tidaknya data hasil
pengukuran untuk masing-masing variabel penelitian. Teknik yang digunakan dalam pengujian
normalitas data dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov Test dengan bantuan program SPSS
versi 22.0 for windows. Dasar pengambilan keputusan berdasarkan taraf signifikan. Jika taraf
signifikan lebih besar dari 0,05 maka data hasil pengukuran berdistribusi normal. Sebaliknya jika
taraf signifikan kurang dari 0,05 maka data hasil pengukuran tidak berdistribusi normal.
Sebelum menentukan ada tidaknya pengaruh pola komunikasi keluarga terhadap kecerdasan
emosional siswa, perlu untuk dilakukannya uji linearitas. Tujuan dilakukannya uji linieritas
adalah untuk mengetahui apakah data variabel mempunyai hubungan yang linier atau tidak
secara signifikan. Linearitas dilihat dari nilai signifikansi dari linearity pada tabel ANOVA yang
dihitung menggunakan bantuan program SPSS versi 22.0 for windows. Jika taraf signifikan atau
p < 0,05 maka terdapat hubungan linear antar variabel, jika nilai p > 0,05 maka terdapat
hubungan yang tidak linear atau hubungan variabel tersebut lemah. Sebaliknya jika taraf
signifikan atau p > 0,05 maka data hasil pengukuran dikatakan tidak linier (Santoso, 2010).
Uji hipotesis dalam penelitian akan menggunakkan uji linear sederhana untuk menguji
hipotesis yang diajukan peneliti terkait pengaruh pola komunikasi keluarga terhadap keerdasan
emosional karena sebaran data pada kedua variabel termasuk normal.
Pengolahan data dengan menggunakan regresi linear sederhana dianalisis dengan bantuan
program SPSS versi 22.0 for windows. Dasar pengambilan keputusan yang digunakan adalah
dengan cara membandingkan nilai signifikansi dengan probabililitas 5% atau 0,05 yaitu apabila
nilai signifikansi < 0,05, artinya variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
terikat. Sebaliknya, apabila nilai signifikansi > 0,05, artinya variabel bebas tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel terikat.

106
PEMBAHASAN
Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat pengaruh pola komunikasi keluarga sebagai
variabel bebas dan kecerdasan emosional sebagai variabel terikat. Hasil penelitian menunjukkan
nilai signifikansi sebesar 0,001 (p < 0,05) yang mana hipotesis dalam penelitian ini dapat
diterima yaitu: Ada pengaruh pola komunikasi keluarga terhadap kecerdasan emosional siswa
kelas X SMK Negeri 4 Ambon.
Hasil penelitian pengaruh pola komunikasi keluarga terhadap kecerdasan emosional
siswa kelas X SMK Negeri 4 Ambon juga didukung oleh pengujian pengaruh empat sub variabel
X terhadap variabel Y yaitu masing-masing; pola komunikasi persamaan (equality) nilai
signifikansi 0,000 < 0,05, pola komunikasi seimbang terpisah (balance pattern) nilai signifikansi
0,000 < 0,05, pola komunikasi tak seimbang terpisah (unbalance pattern) nilai signifikansi 0,005
< 0,05 dan pola komunikasi monopoli (monopoly pattern) nilai signifikansi 0,004 < 0,05
menunjukkan adanya hasil yang relatif memiliki pengaruh dari keempat sub variabel tersebut
terhadap variabel Y.
Berdasarkan hasil pengujian tersebut dapat dikatakan bahwa subjek pada penelitian ini
memiliki pola komunikasi yang baik serta memiliki kecerdasan emosional yang baik pula yang
diperkuat dengan subjek dalam penelitian ini yang merupakan subjek-subjek yang memiliki pola
komunikasi yang baik serta memiliki kecerdasan emosional yang baik pula.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada penelitian ini, didapat taraf signifikansi
p = 0,001 (p < 0,05,) Hasil uji hipotesis tersebut menunjukkan bahwa pola komunikasi keluarga
memiliki pengaruh terhadap kecerdasan emosional karena memiliki nilai signifikansi yang lebih
kecil dari 0,05. Begitu pula pada uji hipotesis pada masing-masing sub variabel pada variabel X
terhadap variabel Y yaitu :
Maka hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima yaitu: Ada pengaruh pola komunikasi
keluarga terhadap kecerdasan emosional siswa kelas X SMK Negeri 4 Ambon.

Daftar Rujukan
Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

107
Dewi, D. A. N. N. 2018. Modul Uji Validitas dan Reliabilitas. ResearrchGate, 1-14.
Ika Maryati. 2008 . Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dan Keyakinan Diri (Self
Efficacy) Dengan Kreatifitas Pada Siswa Akselerasi. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Jusmawati. 2017. Pola Komunikasi Jarak Jauh Antara Orang Tua Dan Anak. Fakultas Dakwah
Dan Komunikasi UIN Alaudin Makasar.
Kartini. 2012. Komunikasi Orang Tua Dalam membantu Kecerdasan Emosional dan Spiritual
Remaja Dikecamatan Kebayakan Takengon Ache Tengah. Institut Agama Islam Negeri
Sumatera Utara.
Muh Jidan Ananta. 2016. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Ketawanggede Malang. Universitas Islam Negeri.
Nur Hatuwe. 2013. Pola Komunikasi Keluarga Dalam Mencegah Kenakalan Remaja.
Ejournal.illkom.fisip-unmul.ac.id.
Riniwati. 2017. Bimbingan Dan Konseling Dalam Meningkatkan Emotional Qoutient (QE)
Siswa Kelas XI Man Yogyakarta. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogjakarta.
Santoso, A. (2010). Statistik untuk Psikologi : Dari Blog Menjadi Buku. Yogyakarta: Penerbit
Universitas Sanata Dharma.
Zulaika. 2010. Pola Komunikasih Interpersonal Oran Tua Dalam Membentuk Kepribadian Anak
Di Kelurahan Perawang Kecamatan Tualang Kabupaten Siak. Fakultas Dakwah Dan Ilmu
Komunikasi.
Lina Novita, 2018. Pola Komunikasi Keluarga Terhadap Pretasi Belajar.
Jurna Ilmu Komunikasi.
Richar Kamuh, 2015. Peran Komunikasi Kleuarga Dalam Menigkatkan Motivasi Belajar Anak
Usia Sekolah Di Desa Bongkudai Timur Kecamatan Mooat Kabupaten Bolaang Mongondow
Timur
Jonata, T. Y. (2018). Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dan Kenakalan Remaja
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

108
109

Anda mungkin juga menyukai