Anda di halaman 1dari 8

I.

UMUM
Dengan diberlakukannya UU NO. 32 Tahun 2004 tentang
Otonomi Daerah di Indonesia, maka penyelenggaraan
pelayanan prasarana dan sarana lingkungan permukiman,
termasuk diantaranya adalah penyediaan prasarana dan sarana
air minum telah menjadi tugas dan tanggung jawab Pemerintah
Kabupaten/Kota. Namun demikian Pemerintah Pusat
bertanggung jawab untuk turut menjamin penyelenggaraan dan
pelayanan air minum yang berkualitas.
Sejalan dengan peran tersebut dan dalam kaitan dengan
diterbitkannya UU No. 7 Tahun 2004 tentang SDA, Pemerintah
telah menerbitkan produk pengaturan setingkat peraturan
pemerintah, yaitu Peraturan Pemerintah (PP) No. 16 Tahun
2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM).
Untuk tingkat pelaksanaan Keputusan Menteri KIMPRASWIL
No 534 Tahun 2001 Pedoman dan Standart Pelayanan Minimal
(SPM) Bidang penataan Ruang dan Perumahan Permukiman

KAJIAN KEBIJAKSANAAN II - 1
masih berlaku, meskipun peraturan penjabaran setingkat
KepMen untuk PP 16 belum terbit. Peraturan ini menjelaskan
standart minimal yang harus disediakan pemerintah agar
masyarakat dapat hidup sehat, bersih dan produktif.
Kondisi geografis, topografis dan geologis yang berbeda
antara satu wilayah dengan wilayah lainnya akan
mempengaruhi ketersediaan air baku. Hal ini akan
mempengaruhi kondisi dan system pelayanan air minumnya.
Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah kualitas sumber
daya manusia yang merencanakan dan mengelola system
penyediaan air minum.
Pemerintah Propinsi Jawa Timur memprioritaskan kebijakan
pelayanan system penyediaan air minum dalam Agenda
Program Utama Rencana Program Jangkah Menengah Daerah
(RPJMD) Jawa Timur tahun 2006-2008. Agenda utama RPJMD
Jawa Timur adalah :
1. Penanggulan kemiskinan.
2. Percepatan pembangunan infrastruktur.
3. Optimalisasi penataan ruang.

Kebijakan pengembangan air minum dalam RPJMD Jawa


Timur 2006-2008 tertuang dalam Agenda Penanggulangan
Kemiskinan dan Agenda Percepatan Infrastruktur. Program
terkait yang terdapat dalam Agenda Penanggulangan
Kemiskinan adalah :
1. Program Pemantapan dan pelestarian GARDUTASKIN
(Gerakan Terpadu Pengentasan Kemiskinan).

KAJIAN KEBIJAKSANAAN II - 2
2. Program Pengembangan Infrastruktur perdesaan untuk
masyarakat miskin.
Sedangkan dalam Agenda Percepatan Infrastruktur adalah
program :
1. Terlaksananya pengembangan kinerja pembangunan air
minum dan air limbah.
2. Terlaksananya pengembangan kelembagaan
pembangunan air minum dan air limbah.

II. PRINSIP DASAR PENGEMBANGAN SISTEM


PENYEDIAAN AIR MINUM
1. Dasar Hukum
Berdasarkan pasal 5 ayat 1, UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa “bumi air dan
kekayaan yang ada di dalamnya dikuasai oleh negara dan
digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Untuk
implementasi di bidang sumber daya air dikeluarkan UU No 7
Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (SDA). Sebagai dasar
pelaksanaan ketentuan pasal 40 UU No 7 tahun 2004 tentang
SDA maka pemerintah menerbitkan PP 16 Tahun 2005 yang
merupakan dasar pelaksanaan dalam pengembangan system
penyediaan air minum (SPAM). Agar pengelolaan sumber daya
air berwawasan lingkungan hidup dan berkelanjutan maka
pengaturan pengembangan SPAM (Sistem Penyediaan Air
Mimum) diselenggarakan terpadu dengan pengembangan
Prasarana dan Sarana Sanitasi (PS Sanitasi) sesuai dengan
pasal 2 PP 16/2005.

KAJIAN KEBIJAKSANAAN II - 3
Tujuan Pengembangan SPAM sebagaimana disebutkan
dalam PP 16 Tahun 2005 pasal 4, adalah :
1. Terwujudnya pengelolaan dan pelayanan air minum yang
berkualitas dengan harga yang terjangkau.
2. Tercapainya kepentingan yang seimbang antara
konsumen dan penyedia jasa pelayanan, dan
3. Tercapainya peningkatan efisiensi dan cakupan pelayanan
air.

Pemanfaatan sumber daya air perlu melihat prinsip-prinsip


pemanfaatan yang garis besarnya adalah :
1. Bersifat menyeluruh, terpadu dan berwawasan
lingkungan.
2. Bertujuan agar kemanfaatan berkelanjutan dan sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat.
3. Pengelolaan SDA harus berfungsi sosial lingkungan hidup
dan ekonomi secara selaras, sesuai dengan asas-asas
pengelolaan yang berkelanjutan.

Asas-asas pengelolaan yang dimaksud di atas sebagai berikut :


- Kelestarian
- Keseimbangan
- Kemanfaatan umum
- Keterpaduan
- Keserasian
- Keadilan
- Kemandirian
- Transparansi

KAJIAN KEBIJAKSANAAN II - 4
- Akuntabilitas
Wujud dari pemanfaatan ini adalah hak memperoleh air.
Hak memperoleh air pada UU No 7/2004 disebut “hak guna air”
yang terdiri yaitu :
a. Hak guna pakai air (hak memperoleh dan memakai air).
b. Hak guna usaha air (hak memperoleh, memakai dan
mengusahakan air)

Hak guna air dijamin oleh Negara sesuai pasal 5 adalah


“Hak memperoleh air minimum sehari-hari guna memenuhi
kebutuhan sehat, bersih dan produktif.”
Secara umum prinsip-prinsip dasar terselenggaranya
pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum adalah :
 Sitem Penyediaan Air Minum (SPAM) dilakukan melalui 2
(dua) sistem yaitu : sistem jaringan perpipaan yang
meliputi unit air baku, produksi, distribusi, pengelolaan
dan pelayanan dan sistem bukan jaringan perpipaan, yang
meliputi sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak
penampungan air hujan, terminal air, mobil tangki air,
instalasi air kemasan, atau bangunan perlindungan mata
air.
 Air minum yang dihasilkan dari SPAM yang digunakan
masyarakat harus memenuhi syarat kualitas berdasarkan
peraturan menteri di bidang kesehatan, air minum yang
tidak memenuhi syarat dilarang didistribusikan ke
masyarakat.
 Air baku yang digunakan wajib memenuhi baku mutu
yang ditetapkan untuk penyediaan air minum sesuai

KAJIAN KEBIJAKSANAAN II - 5
dengan peraturan perundang-undangan dimana
pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin
keteserdiaanya.
 Untuk upaya efisiensi pemerintah dan pemerintah daerah
dapat melakukan kerjasama antar daerah. Penggunaan air
sesuai dengan UU No 7/2004.
 Dan khusus air baku air tanah wajib memperhatikan
keterpaduan antara konservasi dan pencegahan
kerusakan lingkungan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
a. Untuk unit produksi selain sarana dan prasarana
pengolah fisik, kimia dan atau biologi yang diwajibkan
diolah adalah limbah produksi sebelum dibuang ke
sumber air baku atau alam terbuka.
b. Unit distribusi air minum wajib memberikan kepastian
kuantitas, kualitas dan kontinuitas pengaliran. Jaminan
pengaliran adalah 24 jam.
c. Unit pelayanan air minum adalah : Sambungan rumah,
hidran umum dan hidran kebakaran yang pengukuran
kuantitasnya menggunakan meter air dan secara
berkala harus ditera oleh instansi yang berwenang.
Salah satu upaya menjamin keberlanjutan ketersediaan air
baku adalah melalui perlindungan terhadap air baku yang
dilakukan melalui keterpaduan pengaturan pengembangan
SPAM dan prasarana sanitasi. Prasarana sanitasi yang
dimaksud adalah sarana air limbah dan persampahan.

KAJIAN KEBIJAKSANAAN II - 6
2. Lembaga Pengelolaan
Dalam penyelenggaraan pengembangan SPAM dan
Sarana Prasarana Sanitasi Pemerintah Daerah dapat bekerja
sama antar daerah. Penyelenggaraan pengembangan SPAM
juga dapat dilakukan oleh BUMN atau BUMD yang dibentuk
secara khusus untuk pengembangan SPAM. BUMN/BUMD
dapat mengikutsertakan koperasi, badan usaha swasta atau
masyarakat bila tidak dapat meningkatkan kualitas dan
kuantitas pelayanan di wilayah pelayanan.

3. Pembiayaan
● Pembiayaan Pengembangan SPAM bersumber kepada :
a. Pemerintah dan / Pemerintah Daerah.
b. BUMN atau BUMD
c. Koperasi
d. Badan usaha swasta
e. Dana masyarakat dan/atau
f. Sumber dana lain yang sesuai dengan peraturan
dan perundang-undangan.

4. Pembiayaan pengembangan SPAM oleh Pemerintah bila:


a) Pemerintah daerah tidak mampu melaksanakan
pengembangan SPAM.
Dalam hal ini Pemeritah membantu pendanaan
sampai pada pemenuhan standar pelayanan
minimal yang dibutuhkan secara bertahap.

KAJIAN KEBIJAKSANAAN II - 7
b) Bantuan diutamakan untuk kelompok masyarakat
berpenghasilan rendah dan miskin pada wilayah
di luar jangkauan pelayanan BUMD.
c) Untuk daerah yang telah dilayani BUMD bantuan
hanya diberikan untuk memenuhi standar
pelayanan minimal.

III. PRORITAS PROGRAM PENGEMBANGAN AIR MINUM


BERDASARKAN PP 16 TAHUN 2005
Berdasarkan PP 16 tahun 2005 yang menjadi prioritas
penanganan Sistem Penyediaan Air Minum adalah :
a. Pemenuhan hak rakyat untuk memperoleh air
minum minimal kebutuhan sehari-hari agar dapat
hidup sehat, bersih dan produktif.
b. Perlindungan terhadap keberlanjutan SPAM yang
menuntut keterpaduan dengan program
pengembangan Prasarana dan Sarana Sanitasi.
c. Pengembangan pelayanan air minum diutamakan
untuk kelompok masyarakat berpenghasilan
rendah dan miskin pada wilayah di luar
jangkauan pelayanan BUMD.

KAJIAN KEBIJAKSANAAN II - 8

Anda mungkin juga menyukai