Anda di halaman 1dari 9

TEMA 7

SUBTEMA 1

Interval nada adalah  “jarak” antara nada satu ke nada yang lain. Setiap
interval diberikan nama yang mengandung arti kuantitas dan kualitas. Dalam
sebuah tangga nada ada 7 (tujuh) nada yang masing-masing mempunyai nama
kuantitas interval, sebagai berikut:

1. c – c : prime 
2. c – d : secondo 
3. c – e : terts 
4. c – f : kuart 
5. c – g : kuint 
6. c – a : sekst 
7. c – b : seprim 
8. c – c’ : oktaf

Sedangkan nama kualitas interval dibagi ke dalam 2 (dua) kelompok dasar, yaitu
:

Interval Perfect (murni):

 Interval Prime ( 1 )
 Interval Kuart ( 4 )
 Interval Kuint ( 5 )
 Interval Oktaf ( 8 ) 

Interval Mayor (besar):


 Interval Secondo ( 2 ) 
 Interval Terts ( 3 )
 Interval Sekst ( 6 )
 Interval Septim ( 7 )

Masing-masing interval dasar di atas dapat diubah-ubah, yaitu dengan


memperlebar jarak atau mempersempit jarak. Untuk memperlebar jarak, maka
nada atas dinaikkan 1 semitone, atau nada bawah diturunkan 1 semitone,
sedangkan untuk mempersempit jarak, maka nada atas diturunkan 1 semitone,
atau nada bawah dinaikkan 1 semitone.

Seluruh interval Mayor, jika diperlebar sebanyak 1 semitone, akan


menjadi interval Augmented, akan tetapi bila dipersempit sebanyak 1 semitone,
akan menjadi interval minor, dan jika dipersempit sekali lagi sebanyak 1
semitone, akan menjadi interval diminished. Demikian juga pada interval
Perfect, jika diperlebar sebanyak 1 semitone, akan menjadi interval Augmented,
akan tetapi bila dipersempit sebanyak 1 semitone, akan menjadi interval
diminished.

Ciri lagu bertangga nada mayor

 memiliki nuansa yang ceria dan penuh semangat.

 memiliki kombinasi interval semitone dan juga wholetone.

 sering digunakan untuk jenis lagu-lagu  perjuangan.

Tangga nada adalah susunan yang berjenjang dan berasal dari nada-nada
pokok dari sebuah sistem nada. Mulai dari nada dasar sampai dengan nada oktaf,
yaitu do, re, mi, fa, so, la, si, do. Namun, ada pula yang menyebut bahwa tangga
nada merupakan susunan dari sebuah nada yang dirangkai dengan menggunakan
rumus interval dari nada tertentu.  dalam sebuah musik, tangga nada tersebut
berfungsi sebagai instrumen yang bisa membuat sebuah lagu dapat didengar
dengan harmonis dan indah.

 Tangga nada dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :

1. Tangga Nada Diatonis Mayor


Tangga nada diatonis mayor merupakan salah satu tangga nada
yang umum digunakan pada sebuah musik. Jarak antara nada atau
not pada diatonis mayor adalah 1-1-½-1-1-1-½. Nah, contoh dari
tangga nada diatonis mayor yaitu C mayor. Tangga nada ini terdiri
dari do, re, mi, fa, so, la, si, do. Jika nada ini dimainkan, umumnya
diatonis mayor akan memiliki nuansa musik yang ceria dan juga
menyenangkan.
Berikut adalah contoh lagu daerah yang menggunakan diatonis
mayor:
1.Berkibarlah Benderaku
2. Bintang Kecil
3. Bangun Pemudi Pemuda
4. Gebyar Gebyar
5. Balonku
2. Tangga Nada Diatonis Minor
Jika diatonis mayor merupakan tangga nada yang bernuansa ceria,
berbeda dengan tangga nada diatonis minor. Tangga nada ini justru
memiliki nuansa musik yang melankolis dan cenderung sedih.
Nada ini memiliki jarak antara nada yaitu 1-½-1-1-½-1-1.
Sedangkan untuk contoh tangga nada ini yaitu A minor. Nada
tersebut terdiri dari la, si, do, re, mi, fa, sol, la.
Berikut ini adalah beberapa contoh lagu daerah yang menggunakan
tangga nada diatonis minor:
1. Syukur
2. BagimuNegeri
3. IndonesiaPusaka
4. AmbilkanBulan
5. Bintang Kejora

Sumber : Herman. 2015. Mengenal interval antar nada. Online (www.


Hokitaro.com)

SUBTEMA 2

Tari kreasi atau kadang disebut tari kreasi Nusantara adalah


jenis tarian baru yang koreografinya masih berpijak pada tarian
tradisional Nusantara atau tarian yang sudah ada. Tari kreasi merupakan
perkembangan dari kesenian tradional, kesenian rakyat, atau kesenian klasik, yang
diberi sentuhan modern. Gerak-gerik, busana, dan ekspresi dalam tari kreasi
memiliki kemungkinan eksplorasi yang lebih luwes dan luas.

Tari kreasi cukup banyak dijumpai di Indonesia, di antaranya:

 Tari Gebyar Trompong

 Tari Oleg Tambulilingan

 Tari Manuk Rawa (Bali)

 Tari Karonsih (Jawa Tengah)

 Tari Kipas

 Tari Merak
 Tari Mainang Pulo Kampu (Sumatra)

 Tari Boboko Longgor
 Tari Sekar Jepun (Bali)

 Tari Kupu-kupu (Jawa Tengah)


1. Unsur-unsur Seni Tari

Berikut ini unsur-unsur seni tari yang terdiri dari unsur utama dan
pendukung, yaitu:
 Unsur Utama

a. Wiraga (Raga)

Unsur yang pertama kali harus ada dalam sebuah seni tari tentunya adalah
wiraga atau raga. Sebuah tarian harus bisa menampakkan gerakan badan
dalam posisi apa pun.

b. Wirama (Irama)

Unsur penting selanjutnya adalah irama. Pasalnya, setiap tarian harus


punya irama yang bisa memadukan musik pengiring dengan gerakan
badan yang dilakukan oleh seorang penari. Irama ini pun harus
mempunyai tempo yang sesuai.

c. Wirasa (Rasa)

Selain raga dan irama, seni tari harus mempunyai unsur rasa. Sebuah
tarian harus mampu menyampaikan sebuah perasaan yang ada di dalam
jiwa seseorang. Penyampaian perasaan inilah yang disampaikannya lewat
sebuah gerakan atau tarian serta pengekspresiannya.

 Unsur Pendukung

Seni tari juga mempunyai unsur pendukung yang bisa memaksimalkan


ekspresi seni tari. Beberapa unsur tersebut adalah sebagai berikut:

a. Ragam Gerak

Sebuah tarian tentu akan terlihat lebih indah jika mampu melakukan
kolaborasi seluruh anggota badan. Tak hanya mengandalkan tangan dan
kaki saja, melainkan juga turut mengombinasikan raut wajah hingga
lirikan mata. Hal tersebut tentunya bisa menjadi pesona tersendiri ketika
melakukan sebuah tarian.
b. Ragam Iringan

Unsur pendukung lainnya adalah iringan yang diwujudkan dengan adanya


pengiringan musik yang ritmis dan sesuai. Musik ini harus disesuaikan
dengan gerakan badan yang membentuk sebuah tarian.

Perpaduan akan gerakan dan alunan musik ini, bisa membuat penari atau
bahkan orang lain larut dalam ekspresi dan tarian.

c. Riasan dan Kostum

Selain gerakan dan iringan, riasan wajah dan kostum merupakan unsur
pendukung agar seni tari lebih maksimal dan menarik perhatian. Tentunya,
tidak akan lengkap jika sebuah tarian tanpa kostum atau riasan wajah yang
membuatnya terkesan hambar dan biasa-biasa saja.

Bahkan, selain riasan dan kostum, pola lantai atau blocking pun harus


diperhatikan sehingga rapi dan enak dipandang.

Tari berpasangan adalah jenis tari yang dimainkan oleh 2 orang secara
berpasangan. Pasangan dalam tari ini dapat berlawanan jenis atau sesama jenis.
Gerakan antar kedua penari dalam tari berpasangan dimainkan dengan saling
melengkapi, mengisi, dan saling berinteraksi sehingga terdapat respons dan
kesepakatan gerak yang baik. Dalam seni tari Indonesia, ada beberapa kelompok
tari berpasangan, yaitu tari berpasangan putra putri, tari berpasangan putri halus,
tari berpasangan putri lincah, tari berpasangan putra halus, dan tari berpasangan
putra gagah. Selain itu, di Jawa Tengah, tari pasangan dapat dibagi lagi menjadi
dua macam, yaitu: Tari Wireng dan Tari Pethilan.

a. Tari Wireng
Ciri-cirinya adalah:
 Ragam gerak (sekaran) sama dan dapat tidak sama. Ada ragam gerak
peperangan.
 Tidak ada yang kalah dan yang menang.
 Busana (pakaian) sama atau bisa tidak sama.
Contoh: Tari Retnotinanding, Tari Prawiroguno, Tari Bondoyudo, Tari Bugis
Kambat.
b. Tari Pethilan
Tari Pethilan adalah tari perang antara dua tokoh. Diangkat dari tema cerita atau
cuplikan peristiwa. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
 Ragam gerak ( Sekaran ) sama dan dapat tidak sama. Ada ragam gerak
perang/peperangan.
 Ada yang kalah/mati.
 Tata busana sama atau dapat tidak sama.
Contoh: tari Srikandi-Mustakaweni, tari Bambangan Cakil, tari Sugriwo-Subali.
Contoh  lain tari berpasangan daerah yang khas sebagai karya seni tari Indonesia,
yaitu:
 Tari Saputangan (Sumatera).
 Tari Tayub (Jawa Tengah).
 Tari Payung (Sumatera).
 Tari Saman (Aceh).
 Tari Jaipong (Jawa Barat).
 Tari Kethuk Tilu (Jawa Barat).
 Tari Tani (Jawa Tengah).
 Tari Piring (Sumatera Barat).
Demikian pengertian tari berpasangan dan contohnya dalam seni tari tradisional
Indonesia.
TEMA 8
SUBTEMA 8
Tarian daerah adalah warisan berharga yang dimiliki setiap daerah. Tarian
daerah merupakan hasil cipta karya seni dari suatu budaya. Tarian kreasi adalah
bentuk gerak tari baru yang dirangkai dari perpaduan gerak tari tradisional
kerakyatan dengan tari tradisinal klasik. Gerak ini berasal dari satu daerah atau
berbagai daerah di Indonesia. Selain bentuk geraknya, irama, rias, dan juga
busananya juga merupakan hasil modifikasi tari tradisi.
Sumber : Rusliana, Iyus. 2009. Kompilasi Istilah Tari Sunda Bandung. Jurusan
Tari. STSI Bandung
TEMA 9
SUBTEMA 2
Tari yang lahir tumbuh berkembang dalam suatu masyarakat yang
kemudian diturunkan atau diwariskan secara terus-menerus dari generasi ke
generasi merupakan definisi dari tari tradisional. Dengan kata lain, pengertian tari
tradisional adalah jenis tarian yang merupakan wujud sebuah budaya di suatu
daerah. Indonesia sendiri punya lebih dari 300 jenis tarian tradisional yang berasal
dari wilayah berbeda. tari tradisional adalah tarian yang berkembang dan
dilestarikan secara turun-temurun di suatu daerah tertentu. Tarian ini biasanya
memiliki berbagai ciri khas yang menonjolkan falsafah, budaya dan kearifan lokal
setempat di mana tarian tersebut berkembang. Sehingga dapat ditebak bahwa
masing-masing daerah akan memiliki keunikan tersendiri. Terutama di negeri ini,
di mana keberagaman masyarakatnya seakan tak terbatas.

Meskipun demikian, sejatinya setiap perbedaan antar daerah tersebut


adalah milik kita juga. Seperti dalam pendapat Alwi yang menyebutkan bahwa
kesenian tradisional adalah kesenian yang diciptakan oleh masyarakat banyak
yang mengandung unsur keindahan yang hasilnya menjadi milik bersama.
Pengertian tari tradisional di atas diperkuat oleh pendapat Sekarningsih &
Rohayani, yang mengungkapkan bahwa seni tari adalah tarian yang telah
mengalami perjalanan dan memiliki nilai-nilai masa lampau yang dipertahankan
secara turun-temurun serta memiliki hubungan ritual atau adat istiadat.

Kemudian, Menurut Hidayat berpendapat bahwa tari tradisi ialah tarian


yang dibawakan dengan tata cara yang berlaku di suatu lingkungan etnik atau adat
tertentu yang bersifat turun temurun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa,
pengertian tari tradisional adalah tarian yang telah berkembang dari masa ke masa
yang telah melewati waktu yang cukup lama di suatu daerah, adat, atau etnik
tertentu sehingga memiliki nilai-nilai estetika klasik yang dilestarikan dari
generasi ke generasi

Ciri-ciri tari tradisional. Beberapa ciri tersebut meliputi:

1.    Memiliki pakem atau aturan gerakan dasar yang wajib diikuti.

2.    Diiringi oleh musik tradisional khas daerah setempat.

3.    Mengenakan kostum pakaian tradisional khas daerah setempat.

4.    Diajarkan dan dipelajari secara lisan atau dari mulut ke mulut secara langsung
dari generasi lama ke generasi penerusnya.

5.    Mengandung filosofi yang berasal dari buah pikiran kearifan lokal setempat.

6.    Memiliki fungsi sosial adat seperti untuk untuk kepentingan upacara adat atau
kegiatan lokal lainnya.

7.    Terkadang memiliki syarat khusus berupa waktu, tempat, dan bahkan hanya
beberapa orang terpilih saja yang diperbolehkan membawakannya.

Fungsi tari tradisional


1. Sebagai pertunjukan
2. Sebagai tarian upacara
3. Sebagai hiburan
4. Sebagai pergaulan dan kesenian
Sumber : Rusliana, Iyus. 2009. Kompilasi Istilah Tari Sunda Bandung. Jurusan
Tari. STSI Bandung.

Anda mungkin juga menyukai