• Gas Ideal
Sifat-sifat gas telah menarik minat peneliti sejak jaman dahulu. Hal ini mendorong mereka
untuk menyelidiki sifat-sifat tersebut secara ilmiah. Kita mengenal ilmuwan-ilmuwan yang
memulai kajian ilmiah sifat-sifat gas seperti Robert Boyle (1697-1691), Jacques Charles
(1746-1823), dan Joseph Gay-Lussac (1778-1850). Sehingga hukum-hukum gas diberi nama
sesuai dengan nama mereka sebagaipenghargaan. Pada bab ini kita akan mempelajari hukum-
hukum gas yang ditemukan secara empirik (eksperimen) dan teori kinetik gas yang
merupakan penerapan hukum dinamika Newton pada molekul-molekul gas serta aplikasinya
dalam termodinamika.
Dengan anggapan ini ruang yang ditempati gas ideal dapat dianggap semuanya ruang
kosong karena volume total semua partikel gas dapat dianggap nol. Kondisi ini juga
dapat didekati oleh gas nyata pada tekanan rendah dan suhu tinggi di mana jarak rata-
rata antar molekul jauh lebih besar daripada diameter molekul gas .
3. Dalam satu wadah partikel gas bergerak secara acak ke segala arah.
Tumbukan antar molekul gas maupun tumbukan antar molekul gas
dengan dinding wadah bersifat elastik sempurna sehingga energi
kinetik total molekul-molekul gas selalu tetap.
• Hukum Boyle-Gay Lussac (Proses Isotermal)
“Pada suhu tetap maka volume gas berbanding terbalik dengan tekanannya”.
𝑃1 𝑉1 = 𝑃2 𝑉2 atau 𝑃𝑉 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
Dengan :
P = tekanan gas (N/m3 atau Pa)
V = Volume gas (m3)
• Hukum Charles (Proses Isobarik)
“Jika tekanan gas dipertahankan konstant maka volum gas sebanding dengan
suhunya”.
𝑉1 𝑉 𝑉
𝑇1
= 𝑇2 atau 𝑇 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
2
• Hukum Gay Lussac ( Proses Isokhorik)
“Pada volume tetap, tekanan gas berbanding lurus dengan suhunya”
𝑃1 𝑃2 𝑃
= 𝑎𝑡𝑎𝑢 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
𝑇1 𝑇2 𝑇
• Hukum Boyle – Gay Lussac
Hukum Boyle – Gay Lussac adalah merupakan gabungan dari hukum Boyle dan Gay
Lussac
𝑃1 𝑉1 𝑃2 𝑉2
=
𝑇1 𝑇2
• Persamaan Umum Gas Ideal
𝑃𝑉 = 𝑛𝑅𝑇 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑃𝑉 = 𝑁𝑘𝑇
Jumlah mol gas dapat ditentukan dengan persamaan
𝑁 𝑚
𝑛= =
𝑁0 𝑀𝑟
Dengan:
T= Suhu mutlak (K)
N= Jumlah Partikel gas
R= Tetapan Gas Umum = 8,31 J/mol K atau 0,0821 Latm/mol K
K= Tetapan Boltzmann = 1,38x10-23 J/K
N0= Bilangan Avogadro= 6,02 x1023
Mr= Massa Molekul relative gas
m= Massa partikel gas (kg)
• Contoh soal A
1. Sebanyak 0,2 mol gas ideal berada dalam wadah yang volumnya 10 L dan
tekanannya 1 atm. (a) Berapakah suhu gas tersebut? (b) Berapakah volum gas jika
suhunya dijadikan setengahnya dan tekanannya dilipatduakan?
2. Tentukan volum 1,0 mol gas ideal pada STP (“standard of temperature and
pressure”).
3. Di dalam ruang tertutup suhu suatu gas 27°C. Supaya menjadi 4 kali semula,
maka suhu ruangan tersebut adalah
4. Volume 2,8 g carbon monoksida (CO) pada 27°C dan tekanan 0,821 atm adalah
(R= 0,0821 Latm/mol K)
5. Satu mol gas ideal bertekanan 1,013x105 Pa mengalami ekspansi isothermal yang
reversible dari volume 1m3 menjadi 2 m3, berapakah perubahan tekanan nya?
6. Suatu gas ideal yang terkandung dalam sebuah kotak mula mula memiliki
tekanan p. jika suhu mutlak gas digandakan volume kotak dijadikan empat
kalinya tekanan adalah
• Teorema Ekipartisi Energi
• Molekul-molekul gas ideal dalam suatu wadah bergerak dalam arah
sembarang. Namun, arah semabarang tersebut selalu dapat diuraikan atas
tiga arah yang saling tegak lurus, yaitu: sejajar sumbu x, sejajar sumbu y,
dan sejajar sumbu z
• ‘Energi rata-rata untuk tiap derajat kebebasan yang dimiliki
molekul sama dengan kT/2’
• Contoh Soal
1. Dalam suatu kotak terdapat 1021 molekul gas ideal. Suhu gas tersebut 27°C.
Berapakah energi kinetik total rata-rata molekul-molekul gas ideal tersebut?
3𝑘𝑇 3𝑅𝑇
𝒗𝒓𝒎𝒔 = √𝒗𝟐 = √ =√
𝑚0 𝑀
𝑊 = 𝑃∆𝑉 = 𝑃(𝑉2 − 𝑉1 )
Dengan W merupakan Usaha luar yang dilakukan/diterima system (J), V1 merupakan
volume mula – mula (m3), V2 volume akhir (m3).
p
nan
Proses ke arah ka an
- usaha dilakuk
v
a.
> 1
w posit if jika v 2 emuai') ·
11
···•···-·�' :
oleh sistern (gas rn i
! '
w :
I
i · I.
l'
. .
l w
I w = p( v, - V2) l
I
' I
I
I
r.
= luas daerah yang d1ars1
I
dengan W v2 Vl V
c. Proses berbentuk siklus
..--------"7
W = luas ABCD
W = !lP!lV
p
dengan
WAS = 0
P' --------r-:-r
Wac = PiV2 - V1 ) = positif (+)
Wco = O
W0A = P1 (V1 - V2) = negatif (-)
p2 _________
A: LJ
:
;D
:
Kapasitas Kalor
Kapasitas kalor suatu gas adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan gas
untuk menaikkan suhunya sebesar 1 K.
Q
C = - � 0 = CdT
dT
Kapasitas kalor ada dua, yaitu sebagai berikut.
LI-
Kapasitas kalor pada volume tetap
Ov = Cy/1 T
Kapasitas kalor pada tekanan
tetap
� Qp = CpU
AT
Hubungan Cp dan C
v
j Cp - Cy = nR]
·dertgan
··· · Cv · = ·kapasitas k
. ,·_: c
_· ·.:; ... � . .= ka · ·. · a Ior.:pada-v,olµme tetap (J/K),
pas tas k . .
. · .. ·..., n = . mol · · 1 . · alor - p.ad-a. tek'an. an tetap (J/K)
·;�.·<.;:-;.· . · ...
. ,_ , _._. . . R. . g.as (mol)' dan .
. '
= tekanan
··gas utnum' ..
· · · .. . · · · (8 ,.3·1. · Jlm_o,1- K)�1
' ••
a. Untuk gas monoatomik
(H e, Ne, Kr, Ar)
Cv = 12 nR
C p == 5 nR
2
Cv == 3 nR
2
Gp == 5 nR
2
Gv == 5 nR
2
Gp= 7._ nR
2
.
Gv = I2 nR
Cp= 'inR
2
3. Hukum I Termodinamika
Hukum I termodinamika merupakan perluasan dari hukum kekekalan
energi, yaitu energi tidak dapat dimusnahkan atau diciptakan, tetapi
hanya dapat diubah dari suatu bentuk energi ke bentuk energi lainnya.
Hukum I termodinamika dapat dinyatakan dengan persamaan berikut.
I a= 6U + w I
dengan
0 = kalor yang diterima/dilepas sistem (J),
W = usaha luar yang dilakukan/diterima sistem (J),
6U = perubahan energi dalam (J).
Catalan:
•
Jika W positif, sistem melakukan usaha.
•
Jika W negatif, sistem menerima usaha.
• Jika O positif, sistem menerima kalor.
• Jika
O negatif, sistem melepas kalor.
•
Jika suhu naik, 6U positif.
•
Jika suhu turun, 6U negat,if.
, ·rot rrnnl
n. Pnd� p ros ::. l.J
�v = o, w = o ➔ l_O_=_ti--,ul
_
. ➔ I
.
6U �
32nR11r]
_
-----t
-----1
P,
P,
V
V1 = V2
W -- -
3 n R( T1 - T.2)
2
y =-
-- 'B]p
Cv
Siklus Carnot
Sik/us carnal adalah s
apat _ uatu proses dengan sis tem (g
p ro s es d kem bah pada keadaan s as) yang melakukan
emul a. Siklus carnot s
ideal yang ler d,n alas dua prose di ebut siklus
. s, yaitu proses is e
adiaba tik ot rma l dan proses
Diagram Siklus Carnot (siklus ABC
DA) p
• Garis AB, pemuaian isoter
mal, te rjadi p1 ••••••••••A
penyerapan 0 1 pada suh
u tinggi T .
1
• Garis BC, proses pemuaian
secara
adiabatik (LiO = 0).
• Gari s CD, pe ma m p at an s
ec ara iT
isotermal, terjadi pelepasan en ergi 0 '---��--:;�:--r- V
2 v1 v-1 v2 V3
pada suhu rendah T2•
Garis DA, pemampatan secara adia
batik (LiO = 0).
Efisiensi Mesin Carnot
1) = ( 1 - ;: ) X 1 00%
I I
. . rnot, d'rgu nakan rumus berikut.
Untuk menaikkan ef1s1ens i mesin ca
/(:-:--1 -_-:.,,,) I
�T-1(-1 -_ - -) -= --=r:-:-:
,,
,,
dengan
. hu
. pada su
11 = ef1s1ens1
. . r1 dan
. ada su hu T1 ' ·
11• = efisiens1 mes,·n carno t P
Efisiensi Mesin
_0
(
02) X 1000/o
1J = 1
1
IW
rnen gu ba h s e
T
- ( 1 - 2) >< 1 000/o
'1rnaks - T 1
Rumus Clausius
at me�in yang hanya
b.
"Tidak mungkin membu
oir suhu r end ah
men erap kalor dari reserv
lor ter sebu t ke
kem�dian memindahk an k a
rlukan usaha
reservoir suh u tinggi tanpa meme
dari luar."
I) = (;: - 1 ) 1 000/o
Suhu rendah
W = 02 ( ;: - 1)
Rumus ini juga berlaku untuk mesin pendingin atau refrigerator.
atau
dengan
k == koefisien performa
nsi
T1 == suhu reser
vo ir tin '
ggi (K)
T2 = suhu rese
rvoir re ndah (K'
01 = kalor ya )'
ng diben'ka p
o -
2 - k a I or ya n ada suhu reservoir ting gi (J) d
· ng disera d , an
P . an. suh u reservoir rendah (J).