Anda di halaman 1dari 39

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanaman jagung pelangi (Zea mays L.) merupakan tanaman semusim yang

banyak diusahakan di Indonesia dan merupakan komoditas pangan penting setelah

padi. Tanaman jagung juga dipergunakan sebagai pakan ternak, bahan baku

industri, tepung kue dan juga minuman, sehingga kebutuhan jagung nasional

semakin meningkat (Basir dan Kasim, 2004).

Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang

terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di

Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di

Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura

dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain

sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan

maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir,

dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari

tepung bulir dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang

dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa

genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi (Singosari,

2009).

Kandungan gizi Jagung per 100 gram bahan adalah: Kalori : 355 Kalori,

Protein : 9,2 gr, Lemak : 3,9 gr, Karbohidrat : 73,7 gr, Kalsium : 10 mg, Fosfor :

256 mg, Ferrum : 2,4 mg, Vitamin A : 510 SI, Vitamin B1 : 0,38 mg, Air : 12 gr.

Dan bagian yang dapat dimakan 90 %, Untuk ukuran yang sama, meski jagung

mempunyai kandungan karbohidrat yang lebih rendah, dan mempunyai


2

kandungan protein yang lebih banyak. Namun benih jagung manis berbeda

dengan jagung biasa. Jagung manis mengandung lebih banyak gula dari pada pati

sehingga bila kering bijinya keriput (Andrie dkk, 2015).

Data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2015 produksi jagung

sebanyak 19.612.435 ton pipilan kering (PK) dengan luas panen 3.750.350 ha

serta produktivitas 5,23 ton/ha (BPS, 2017). Peningkatan produksi jagung

nasional dapat dilakukan melalui penambahan luas panen dan peningkatan

produksi. Kehadiran varietas jagung unggul introduksi, baik komposit ataupun

hibrida telah berkontribusi secara nyata terhadap peningkatan produktivitas

ataupun 2 produksi jagung nasional. Ditambah lagi dengan kehadiran varietas dari

inovasi baru yaitu jagung pelangi.

Produktivitas pertanian jagung di daerah marginal sangat rendah dan tidak

stabil. Upaya peningkatan produktivitas tanaman jagung belum dapat dilakukan

secara optimal mengingat berbagai kendala biofisik dan sosial ekonomi. Faktor

internal petani juga merupakan kendala yang tidak kecil pengaruhnya seperti

keterbatasan kemampuan dan pengalaman petani membuat petani cenderung

kurang memiliki dan memilih teknologi yang sama sekali baru, tetapi lebih

menyukai teknologi yang telah ada. Salah satu upaya untuk meningkatkan

produktivitas jagung adalah mengembangkan varietas unggul yang berdaya hasil

tinggi dan adaptif pada kondisi lingkungan tertentu dengan disertai teknologi

sertaan berupa pemupukan (Saenong, 2007).

Penurunan produksi jagung salah satunya disebabkan oleh serangan hama

dan penyakit yang dapat menyebabkan kerugian yang cukup besar. Salah satu

hama yang sering ditemukan pada tanaman jagung dan cukup penting adalah
3

hama penggerek batang Ostrinia furnacalis (Kalshoven, 1981 dalam Lihawa et.

al., 2010).

Hama penggerek batang merupakan hama yang bersifat endemis. Menurut

Culi (2001) dalam Abdullah et. al. (2011) bahwa penggerek batang jagung,

larvanya menggerek didalam batang jagung dan menyebabkan tergangguya

transportasi air dan hara tanaman, sehingga mengakibatkan pertumbuhan tanaman

terhambat, kerdil, matinya titik tumbuh, atau kelayuan seluruh tanaman, yang

mengakibatkan penurunan hasil panen jagung. Serangan penggerek batang jagung

dapat mengakibatkan kehilangan hasil hingga mencapai 80%. (Bato et. al., 1983;

Wiseman et. al., 1984; Nafus and Schreiner, 1987 dalam Pabbage et. al., 2007).

Salah satu taktik dalam pengendalian serangan hama pada tanaman jagung

adalah dengan membudidayakan varietas yang tahan terhadap serangan hama

(Oka, 2005). Penggunaan varietas tahan adalah merupakan cara yang paling aman,

mudah dan murah serta dapat dikombinasikan dengan cara-cara pengendalian lain.

Banyak para ahli genetika tanaman mencoba untuk merekayasa tanaman agar

tahan terhadap serangan hama dengan cara menemukan sifat-sifat tahan yang ada

pada sebuah tanaman, kemudian memanfaatkan sifat-sifat tahan tadi untuk

mengembangkan sebuah varietas yang lebih tahan atau paling tidak mengurangi

kerusakan akibat serangan hama. Klun dan Robinson (1969) dalam Surtikanti et.

al. (2002) menemukan bahwa kandungan DIMBOA yang tinggi pada bibit jagung,

dapat menjadi bukti bahwa tanaman muda tahan terhadap serangan hama

penggerek batang Ostrinia.

Tanaman jagung adalah tanaman yang bersari silang, artinya sebagian besar

(± 95%) dari penyerbukannya berasal dari tanaman lain. Pada tanaman yang
4

bersari silang, susunan genetik antara satu tanaman dengan yang lain dalam suatu

varietas akan berlainan. Oleh karena itu, sifat-sifat pada tanaman bersari silang

akan menunjukkan sifat-sifat yang dapat diukur, seperti tinggi tanaman, bentuk

tongkol, tipe tongkol, tipe biji, warna biji, dan sebagainya. Varietas yang telah

mengalami seleksi pada suatu keseragaman fenotipe akan dibedakan dengan

varietas lain (Gunawan, 2009).

 Penyerbukan pada jagung terjadi bila serbuk sari dari bunga jantan

menempel pada rambut tongkol. Hampir 95% dari persarian tersebut berasal dari

serbuk sari tanaman lain, dan hanya 5% yang berasal dari serbuk sari tanaman

sendiri. Oleh karena itu, tanaman jagung disebut tanaman bersari silang, dimana

sebagian besar dari serbuk sari berasal dari tanaman lain. Terlepasnya serbuk sari

berlangsung 3-6 hari, bergantung pada varietas, suhu, dan kelembaban. Rambut

tongkol tetap reseptif dalam 3-8 hari. Serbuk sari masih tetap hidup (viable) dalam

4-16 jam sesudah terlepas (shedding). Penyerbukan selesai dalam 24-36 jam dan

biji mulai terbentuk sesudah 10-15 hari. Setelah penyerbukan, warna rambut

tongkol berubah menjadi coklat dan kemudian kering (Subekti, 2004).

Jagung manis (Zea mays ssp.mays) adalah salah satu tanaman pangan

penghasil karbohidrat yang terpenting di dunia, selain gandum dan padi. Bagi

penduduk Amerika Tengah dan Selatan, bulir jagung adalah pangan pokok,

sebagaimana bagi sebagian penduduk Afrika dan beberapa daerah di Indonesia.

Pada masa kini, jagung juga sudah menjadi komponen penting pakan ternak.

Penggunaan lainnya adalah sebagai sumber minyak pangan dan bahan dasar

tepung maizena. Berbagai produk turunan hasil jagung menjadi bahan baku

berbagai produk industri farmasi, kosmetika, dan kimia.


5

Jagung merupakan tanaman model yang menarik, khususnya di bidang

biologi dan pertanian. Sejak awal abad ke-20, tanaman ini menjadi objek

penelitian genetika yang intensif, dan membantu terbentuknya teknologi kultivar

hibrida yang revolusioner. Dari sisi fisiologi, tanaman ini tergolong tanaman C4

sehingga sangat efisien memanfaatkan sinar matahari. Dalam kajian agronomi,

tanggapan jagung yang dramatis dan khas terhadap kekurangan atau keracunan

unsur-unsur hara penting menjadikan jagung sebagai tanaman percobaan fisiologi

pemupukan yang disukai.

Didalam seratus gram jagung manis terdapat kandungan energi sebanyak 96

kalori, protein 3,5 g, lemah 1,0 g, karbohidrat 22,8 g, kalsium 3,0 mg, fosfor 111,0

mg, besi 0,7 mg, vitamin A 400 SI, vit amin B 0,15 mg, dan air 72,7 g. Baik untuk

pencernaan. Jagung merupakan salah satu makanan kaya serat, baik serat larut dan

tidak larut. Serat larut dapat membantu memblokir penyerapan kolesterol. Selain

itu, konsumsi jagung mampu membuat buang air besar lebih lancar,

menghindarkan dari masalah sembelit, wasir, hingga kanker usus besar.

Mencegah anemia. Jagung mengandung, Vitamin B12, asam folat, dan zat besi

yang bisa menghindarkan dari anemia atau kekurangan darah. Sumber energi.

Jagung termasuk sayuran bertepung yang mampu memberikan energi pada tubuh.

Termasuk dalam jenis karbohidrat kompleks membuat konsumsi makan ini dapat

memberikan rasa kenyang lebih lama sehingga energi pun berlangsung stabil.

Menurunkan kolesterol LDL. Jagung kaya Vitamin C, karotenoid, dan

bioflavonoid yang menjaga jantung sehat dengan mengendalikan kadar kolesterol

dalam darah. Selain itu mampu mengurangi menyerepan kolesterol dalam tubuh.

Bantu naikkan berat badan. Jagung dikenal sebagai pilihan karbohidrat bagi orang
6

yang memiliki tubuh kurus. Hal ini disebabkan jagung kaya karbohidrat serta

kalori yang mampu menambah berat badan bagi mereka yang kekurangan. Cegah

diabetes dan hipertensi. Konsumsi secara teratur biji jagung membantu dalam

pengelolanan insulin pada diabetesi. Selain itu melindungi dari hipertensi karena

ada kandungan phenolic phytochemicals.

Phenolic phytochemicals mengatur penyerapan dan pelepasan insulin

dalam tubuh, sehingga mengurangi kemungkinan paku dan tetes untuk pasien

diabetes dan memungkinkan mereka untuk mempertahankan gaya hidup yang

normal. Tulang kuat. Jagung mengandung mineral seperti magnesium, zat besi,

dan fosfor yang diperlukan untuk kesehatan tulang. Terpenuhinya nutrisi ini

mencegah tulang retak saat tua. Baik untuk mata. Zat karotenoid pada jagung

mengurangi risiko gangguan penglihatan pada mata. Sifat antikanker. Penelitian

telah membuktikan antioksidan dalam jagung bisa melawan kanker. Selain itu,

sayuran yang termasuk biji-bijian ini sumbur senyawa fenolik yang efektif

memerangi tumor pada payudara dan hati. Manfaat saat kehamilan. Jagung kaya

asam folat yang bermanfaat bagi ibu hamil. Kekurangan asam folat pada wanita

hamil sebabkan bayi lahir dengan berat badan kurang serta cacat saraf.

Bermanfaat untuk jantung Jagung yang diolah menjadi minyak jagung memiliki

sifat anti-atherogenic sehingga melindungi dari penyakit kardiovaskular. Cegah

Alzheimer jagung mengandung thymine yang membantu fungsi sel-sel otak atau

fungksi kognitif. Senyawa ini juga dibutuhkan untuk sintesis asetilkolin yang

penting bagi memori terkait fungsi ingatan seperti Alzheimer.

Menurut BPS 2019, data produksi jagung pada tahun 2018, adalah

2030.055.623 ton. Di Provinsi Riau pemanfaatan lahan masih banyak menghadapi


7

kendala yaitu dari sifat tanah itu sendiri. Masalah utama pada lahan pertanian

adalah kesuburan tanah, sehingga sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

Pada umumnya tanah diRiau tanah masam yang miskin akan unsur hara. Masalah

ini diatasi dengan cara memberikan perlakuan khusus terhadap tanah agar menjadi

lebih subur dan dapat menyediakan unsur hara yang sangat dibutuhkan oleh

tanaman. Dimana salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan cara

pemupukan.

Pupuk yang diberikan kepada tanaman berdasarkan sifatnya ada dua macam,

yaitu pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik merupakan pupuk dengan

bahan dasar yang diambil dari alam dengan jumlah dan jenis unsur hara yang

terkandung secara alami. Sementara pupuk anorganik merupakan pupuk buatan

pabrik dengan jenis dan kadar unsur hara yang sengaja ditambah atau diatur dalam

jumlah tertentu (Adisarwanto, 2002).

Produktivitas pertanian jagung di daerah marginal sangat rendah dan tidak

stabil. Upaya peningkatan produktivitas tanaman jagung belum dapat dilakukan

secara optimal mengingat berbagai kendala biofisik dan sosial ekonomi. Faktor

internal petani juga merupakan kendala yang tidak kecil pengaruhnya seperti

keterbatasan kemampuan dan pengalaman petani membuat petani cenderung

kurang memiliki dan memilih teknologi yang sama sekali baru, tetapi lebih

menyukai teknologi yang telah ada. Salah satu upaya untuk meningkatkan

produktivitas jagung adalah mengembangkan varietas unggul yang berdaya hasil

tinggi dan adaptif pada kondisi lingkungan tertentu dengan disertai teknologi

sertaan berupa pemupukan (Bunyamin, 2013).


8

Penurunan produksi jagung salah satunya disebabkan oleh serangan hama

dan penyakit yang dapat menyebabkan kerugian yang cukup besar. Salah satu

hama yang sering ditemukan pada tanaman jagung dan cukup penting adalah

hama penggerek batang Ostrinia furnacalis (Barbieri, P. A.,H.R.S. Rozas, F.H.

Andrade and H.E. Echeverria. 2000).

Hama penggerek batang merupakan hama yang bersifat endemis. Menurut

Effendi, S. (1985).bahwa penggerek batang jagung, larvanya menggerek didalam

batang jagung dan menyebabkan tergangguya transportasi air dan hara tanaman,

sehingga mengakibatkan pertumbuhan tanaman terhambat, kerdil, matinya titik

tumbuh, atau kelayuan seluruh tanaman, yang mengakibatkan penurunan hasil

panen jagung. Serangan penggerek batang jagung dapat mengakibatkan

kehilangan hasil hingga mencapai 80%. (Fiza, N. 2004).

Salah satu taktik dalam pengendalian serangan hama pada tanaman jagung

adalah dengan membudidayakan varietas yang tahan terhadap serangan hama

(Hakim, N. 2001). Penggunaan varietas tahan adalah merupakan cara yang paling

aman, mudah dan murah serta dapat dikombinasikan dengan cara-cara

pengendalian lain. Banyak para ahli genetika tanaman mencoba untuk merekayasa

tanaman agar tahan terhadap serangan hama dengan cara menemukan sifat-sifat

tahan yang ada pada sebuah tanaman, kemudian memanfaatkan sifat-sifat tahan

tadi untuk mengembangkan sebuah varietas yang lebih tahan atau paling tidak

mengurangi kerusakan akibat serangan hama. Hakim, N, dan Agustian. (2003)

menemukan bahwa kandungan DIMBOA yang tinggi pada bibit jagung, dapat

menjadi bukti bahwa tanaman muda tahan terhadap serangan hama penggerek

batang Ostrinia.
9

Pupuk kandang terdiri dari sisa pakan dan serat selulosa yang tidak dicerna.

mengandung protein, karbohidrat, lemak dan senyawa organik lainnya. Protein

pada pupuk kandang merupakan sumber nitrogen selain ada pula bentuk nitrogen

inorganik lainnya. Komposisi kotoran sangat bervariasi bergantung pada jenis

ayam, umur, keadaan individu, dan makanan (Suriadikarta et al, 2016 ).

Pupuk Urea adalah pupuk kimia mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi.

Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk urea

berbentuk butir-butir kristal berwarna putih (Baharjah, 2014).

Pupuk NPK Mutiara 16;16;16. Pupuk NPK mutiara 16:16:16 adalah pupuk

anorganik majemuk yang mengandung tiga unsur yaitu N, P dan K. Unsur hara

nitrogen (N), fosfor (P),dan kalium (K) merupakan unsur hara makro yang sangat

dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Nitrogen merupakan faktor pembatas

utama karena sering defisien di lahan sebab sifatnya mudah larut, mudah tercuci

dan mudah menguap (Baharjah, 2014).

B. Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui teknik budidaya jagung pelangi (Zea mays L.) dan

jagung manis (Zea mays ssp.mays) dalam pemeliharaan dan perawatan

tanaman ?
10

II. TINJAUAN PUSTAKA

Jagung pealngi merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya

diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap

pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif.

Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya

berketinggian antara 1 m sampai 3 m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6

m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum

bunga jantan (Anonim, 2011).

Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada

endospermium. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan

kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa

dan amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya

merupakan amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan

gizi, tetapi lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis

diketahui mengandung amilopektin lebih rendah tetapi mengalami peningkatan

fitoglikogen dan sukrosa. Untuk ukuran yang sama, meski jagung mempunyai

kandungan karbohidrat yang lebih rendah, namum mempunyai kandungan protein

yang lebih banyak. Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus

hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari (Anonim, 2011).

Berdasarkan taksonomi tumbuhan, tanaman jagung diklasifikasikan sebagai

berikut: Kingdom: Plantae (tumbuh-tumbuhan); Divisi: Spermatophyta (tumbuhan

berbiji); Sub Divisio: Angiospermae (berbiji tertutup); Class: Monocotyledone


11

(berkeping satu); Ordo: Graminae (rumput-rumputan); Famili: Graminaceae;

Genus: Zea; Species: Zea mays L. (Sudarsana, 2000).

Sistem perakaran jagung terdiri atas akar primer, akar lateral, akar

horizontal, dan akar udara. Akar primer adalah akar yang pertama kali muncul

pada saat biji berkecambah dan tumbuh ke bawah. Akar lateral adalah akar yang

tumbuh memanjang ke samping. Akar udara adalah akar yang tumbuh dari bulu-

bulu di atas permukaan tanah (Danarti dan Najiyati, 1992). Tanaman jagung

berakar serabut, menyebar ke samping dan ke bawah sepanjang 25 cm (Suprapto,

1990).

Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung

umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai

tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas

sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan

(seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini (Singosari,

2009).

Bunga betina jagung berupa "tongkol" yang terbungkus oleh semacam

pelepah dengan "rambut". Rambut jagung sebenarnya adalah tangkai putik

(Singosari, 2009). Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai

kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman

yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian

bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman (Singosari, 2009).

Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu,

namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak

tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas


12

terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh

namun tidak banyak mengandung lignin (Singosari, 2009).

Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah

dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun.

Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung

berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-

sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon

tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun (Singosari, 2009).

Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin)

dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas

bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh

sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak

tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning

dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari

buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya

dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga

betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol

produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung

siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri)

(Singosari, 2009).

Biji jagung merupakan jenis serealia dengan ukuran biji terbesar dengan

berat rata-rata 250-300 mg. biji jagung memiliki bentuk tipis dan bulat melebar

yang merupakan hasil pembentukan dari pertumbuhan biji jagung. Biji jagung

diklasifikasikan sebagai kariopsis. Hal ini disebabkan biji jagung memiliki


13

struktur embrio yang sempurna. Serta nutrisi yang dibutuhkan oleh calon individu

baru untuk pertumbuhan dan perkembangan menjadi tanaman jagung (Johnson,

1991).

Tanaman jagung menghendaki daerah yang beriklim sedang hingga

subtropik atau tropis yang basah dan di daerah yang terletak antara 0-500LU

hingga 0-400 LS. Tanaman jagung juga menghendaki penyinaran matahari yang

penuh. Suhu optimum yang dikehendaki adalah 21-34℃. Curah hujan yang ideal

untuk tanaman jagung adalah 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pertumbuhan

tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari. Tanaman jagung yang

ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji yang

kurang baik bahkan tidak dapat membentuk buah (Tim Karya Tani Mandiri,

2010).

Tanaman jagung menghendaki tanah yang gembur, subur, berdrainase yang

baik, pH tanah 5,6-7,0. Jenis tanah yang dapat toleran ditanami jagung antara lain

andosol, latosol dengan syarat pH-nya harus memadai untuk tanaman tersebut

(Rukmana, 1997). Pada tanah-tanah yang bertekstur berat, jika akan ditanami

jagung maka perlu dilakukan pengolahan tanah yang baik. Namun, apabila

kondisi tanahnya gembur, dalam budidaya jagung tanah tidak perlu diolah (sistem

TOT).

Tanaman jagung ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai di

daerah pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1000-1800 mdpl. Sedangkan

daerah yang optimum untuk pertumbuhan jagung adalah antara 0-600 mdpl (Tim

Karya Tani Mandiri, 2010).


14

Salah satu faktor penentu produktivitas jagung adalah populasi tanaman

yang terkait erat dengan jarak tanam dan mutu benih. Untuk memenuhi populasi

tanaman tersebut, viabilitas benih dianjurkan lebih dari 95% karena dalam

budidaya tidak diperkenankan melakukan penyulaman tanaman yang tidak

tumbuh karena peluangnya untuk tumbuh normal sangat kecil dan biasanya

tongkol yang terbentuk tidak berisi biji (Suryana, 2003).

Sistem jarak tanam mempengaruhi cahaya, CO2, angin dan unsur hara yang

diperoleh tanaman sehingga akan berpengaruh pada proses fotosintesis yang pada

akhirnya memberikan pengaruh yang berbeda pada parameter pertumbuhan dan

produksi jagung (Barri, 2003).

Jarak yang lebih sempit mampu meningkatkan produksi per luas lahan dan

jumlah biji namun menurunkan bobot biji (Maddonni et al, 2006). Peningkatan

produksi akibat pengurangan jarak juga didapatkan ketika jarak antar tanaman

berkurang, persentase peningkatan produksi perlahan secara nyata ditentukan oleh

persentase peningkatan intersepsi cahaya matahari. Jarak tanam yang rapat akan

meningkatkan daya saing tanaman terhadap gulma karena tajuk tanaman

menghambat pancaran cahaya ke permukaan lahan sehingga pertumbuhan gulma

terhambat, disamping juga laju evaporasi dapat ditekan (Dad Resiworo, 1992).

Namun pada jarak tanam yang terlalu sempit mungkin tanaman budidaya

akan memberikan hasil yang relatif kurang karena adanya kompetisi antar

tanaman itu sendiri. Oleh karena itu dibutuhkan jarak tanam optimum untuk

memperoleh hasil yang maksimum. Sebagai parameter pengukur pengaruh

lingkungan, tinggi tanaman sensitive terhadap faktor lingkungan tertentu seperti


15

cahaya. Tanaman yang mengalami kekurangan cahaya biasanya lebih tinggi dari

tanaman yang mendapat cahaya (Sitompul dan Guritno, 1995).

Penyerbukan pada jagung terjadi bila serbuk sari dari bunga jantan

menempel pada rambut tongkol. Hampir 95% dari persarian tersebut berasal dari

serbuk sari tanaman lain, dan hanya 5% yang berasal dari serbuk sari tanaman

sendiri. Oleh karena itu, tanaman jagung disebut tanaman bersari silang, dimana

sebagian besar dari serbuk sari berasal dari tanaman lain. Terlepasnya serbuk sari

berlangsung 3-6 hari, bergantung pada varietas, suhu, dan kelembaban. Rambut

tongkol tetap reseptif dalam 3-8 hari. Serbuk sari masih tetap hidup (viable) dalam

4-16 jam sesudah terlepas (shedding). Penyerbukan selesai dalam 24-36 jam dan

biji mulai terbentuk sesudah 10-15 hari. Setelah penyerbukan, warna rambut

tongkol berubah menjadi coklat dan kemudian kering (Subekti, 2004).

Pupuk merupakan zat yang berisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan

untuk menggantikan unsur hara di dalam tanah yang telah habis digunakan oleh

tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Sedangkan pemupukan adalah

menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) atau tanaman (pupuk daun)

(Lingga dan Marsono, 2001).

Salah satu pupuk yang paling tinggi kandungan nitrogennya adalah

pupuk urea, dimana kadar N nya 45% - 46%. Pupuk ini bersifat higroskopis

dimana pada kelembaban relatif 73% sudah mulai menarik air dan udara.

Pupuk urea sangat mudah larut dalam air dan bereaksi lebih cepat. Pemupukan

Nitrogen pada tanaman yang perlu diperhatikan adalah frekuensi dan waktu

pemberiannya, karena unsur N yang telah diaplikasikan mudah hilang dari tanah

yang disebakan oleh pencucian dan erosi, hal ini disebabkan unsur N yang
16

diberikan dalam bentuk urea diaplikasikan secara bertahap, misalnya 1/3 bagian

diberikan pada umur 30 hari dan 1/3 bagian pada umur 45 hari. Bobot 100 butir

biji dan hasil pipilan jagung dari pemberian pemupukan N dan penyiangan gulma

(Agrivigor, 2007).

Purwono dan Rudi Hartono (2010) mengemukakan bahwa pengembangan

tanaman pangan menganjurkan pedoman umum pemupukan pada tanaman jagung

manis. Pertumbuhan jagung semakin meningkat dengan meningkatnya dosis

pupuk N yang diberikan, tetapi peningkatan itu lebih besar pada penyiangan

gulma dari pada tanpa penyiangan. Unsur N yang diberikan pada tanaman

jagung adalah 90 Kg-120 Kg N/ha jadi untuk konversikan kedosis pupuk urea

yang dibutuhkan adalah 250-300 Kg/ha.

Pemuliaan tanaman merupakan suatu metode eksploitasi potensi genetik

tanaman untuk mendapatkan kultivar atau varietas unggul baru yang berdaya hasil

dan berkualitas tinggi pada kondisi lingkungan tertentu (Guzhov 1989, Stoskopf,

1993, Shivanna and Sawhney 1997, Mayo 1980). Eksploitasi potensi genetik

tanaman semakin gencar setelah dicetuskannya revolusi hijau. Sejak itu, pemulia

tanaman telah berhasil memperbaiki tanaman untuk sifat kualitatif maupun

kuantitatif yang mempengaruhi penampilan agronomis maupun preferensi

konsumen menggunakan pengamatan fenotipik yang dibantu dengan metode

statistik yang tepat. Upaya perbaikan varietas jagung seringkali dilakukan melalui

metode persilangan dengan mempergunakan beberapa jenis yang ada sebagai

sumber persilangan. Persilangan antara dua jenis jagung yaitu jagung manis dan

jagung lokal (normal) dapat memberikan hasil yang mungkin tidak kompatibel
17

yang diakibatkan oleh adanya pencampuran dua gen yang berbeda (Kesumawati,

2004).

Tanaman jagung manis merupakan salah satu tanaman pangan pengahasil

karbohidrat yang terpenting di dunia, selain gandum dan juga padi. Untuk hal ini

di beberapa negara seperti di wilayah Amerika Tengah dan Selatan, bulir jagung

menjadi makanan pokok. Dan begitu juga dibeberapa wilayah Afrika dan

Indonesia sendiri. Jagung juga menjadi komponen yang penting untuk pakan

ternak, selain sebagai sumber makanan pokok, jagung juga diambil minyaknya

dan bisa pula diolah menjadi tepung. Beragam produk turunan hasil pengolahan

jagung juga menjadi bahan baku dalam sejumlah produk industri pangan.

Berdasarkan petunjuk sejarah, dalam hal ini ilmu Arkeologi telah mengarah pada

budidaya jagung primitif di bagian selatan Meksiko, Amerika Tengah sejak 7000

tahun lalu. Hal ini dapat dilihat dari sisa-sisa tongkol jagung kuna yang ditemukan

di Gua Guila Naquitz, Lembah Oaxaca yang berusia sekitar 6250 tahun. Dengan

penemuan tongkol jagung utuh itu sekaligus menjadikannya sebagai tongkol

jagung tertua yang ditemukan di gua-gua dekat Tehuacan, Puebla, Meksiko yang

berusia sekitar 3450 SM. Untuk sementara itu, suku Olmek dan Maya diduga

telah membudidayakan jagung di seantero Amerika Tengah sejak 10.000 tahun

yang lalau dan mengenal berbagai teknik pengolahan hasil. Teknologi ini dibawa

ke Ekuador, Amerika Selatan sekitar 7000 tahun yang lalau, dan mencapai daerah

pegunungan di selatan Peru pada 4000 tahun yang lalu. Pada saat itulah

berkembang tanaman jagung yang dapat beradaptasi dengan suhu rendah di

kawasan Pegunungan Andes, kemudian sejak 2500 SM, tanaman jagung telah

dikenal di berbagai penjuru Benua Amerika (Koswara, J. 1988).


18

Pada jagung yang dibudidayakan dianggap sebagai keturunan langsung

sejenis tanaman rerumputan mirip jagung yang bernama teosinte “Zea mays ssp,

parviglumis”, dalam proses domestikasinya yang berlangsung paling tidak 7.000

tahun yang lalu oleh penduduk asli setempat, yang masuk gen-gen dari sub

spesies lain, terutama Zea mays ssp, mexicana. Yang dalam istilah teosinte

sebenarnya digunakan untuk menggambarkan semua spesies dalam genus Zea,

kecuali Zea mays ssp. mays, yang dalam proses domestikasi menjadikan jagung

merupakan satu-satunya spesies tumbuhan yang tidak dapat hidup secara liar di

alam.

Hal ini yang lalau berlanjut dengan kedatangan orang-orang Eropa ke benua

Amerika sejak akhir abad ke-15 dan membawa serta jenis-jenis jagung ke Dunia

Lama, baik ke Eropa maupun ke Asia. Pengembaraan jagung ke Asia semakin

dipercepat dengan terbukanya jalur barat yang dipelopori oleh armada laut

pimpinan Ferdinand Magellan yang melintasi Samudera Pasifik. Di tempat-tempat

baru inilah tanaman jagung relatif mudah beradaptasi karena tanaman ini memiliki

plastisitas fenotipe yang tinggi(Awaluddin. 2013).

Untuk di wilayah Nusantara sendiri, pada tanaman jagung diperkirakan

masuk pada sekitar abad ke-16 oleh penjelajah Portugis. Masukanya tanaman

jagung di Indonesia juag menimbulkan beragam macam penamaan untuk

menyebut tanaman jagung. Kata “jagung” sendiri merupakan singkatan dari kata

“Jawa Agung” atau dalam bahasa Jawa yang memiliki arti “Jewawut Besar”,

sementara itu di daerah lainnya di Nusantara, penaman jagung ialah jagong

“sunda, aceh, batak, ambon”, jago “bima”, jhaghung “madura”, rigi “nias”, eyako

“enggano”, wataru ” sumba”, latung “flores”, fata “solor”, pena “timor”, gandung
19

“toraja”, kastela “halmahera”, telo “tidore”, binthe atau binde “gorontalo dan

buol”, barelle “bugis”, milu atau milho “dibeberapa kawasan di indonesia

timur”( Awaluddin. 2013).

Tanaman jagung manis dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom/Kerajaan: Plantae/ Plants; Sub kingdom/Sub kerajaan: Tracheobionta/

Vascular Plants; Super division/Super divisi: Spermatophyta/ Seed Plants;

Division/Divisi: Magnoliophyta/ Flowering Plants; Classis/Kelas: Liliopsida/

Monocotyledons; Sub classis/Sub Kelas: Commelinidae; Ordo/Bangsa:

Cyperales; Familia/Suku: Poaceae (Gramineae)/ Grass Family; Genus/Marga: Zea

L./ Corn; Species (Jenis/ spesies): Zea mays L. Saccharata; Binomial Name/Nama

Latin: Zea mays L.

Klasifikasi Jagung Manis Bagian tongkol dan biji. Bagian ini merupakan

bagian buah jagung. Bagian ini adalah bagian utama pada jagung, dimana bagian

inilah hasil utama yang dipetik. Seperti yang kita kenal, bahwa morfologi jagung

pada bagian tongkol ini diselimuti oleh dinding pericarp. Pericarp ini menempel

dengan biji sehingga dapat melindungi biji jagung dengan baik. Dalam biji

jagung, ada bagian luar atau pericarp, bagian dalam atau endosperm, serta bagian

lembaga atau embrio. Fungsi pericarp adalah menjaga embrio agar selalu cukup

air, kemudian bagian endosperm ini berfungsi sebagai cadangan makanan pada

jagung. Dimana ada kandungan pati sebanyak 90 % dan 10% kandungan zat yang

lainnya (minyak, protein, dan mineral). Sedangkan bagian embrio sendiri

merupakan inti dari tanaman jagung ini. Dimana embrio ini akan menjadi cikal

bakal terbentuknya biji yang bisa ditanam lagi untuk menjadi tanaman jagung

baru (Widyastuti, 2002).


20

Bagian bunga. Jagung juga mempunyai bagian bunga. Bunga yang memang

berfungsi sebagai mahkota dari tumbuhan. Walaupun bagian bunga pada jagung

tidak berwarna-warni atau semenarik bunga-bunga yang ada di kebun (seperti

Bungan mawar atau bunga melati), tetapi keberadaan bunga jagung ini menjadi

salah satu bagian yang penting. Bagian morfologi jagung ini menjadi bagian yang

penting, karena bunga inilah yang menjadi alat untuk penyerbukan jagung. Ada

dua jenis bunga, yaitu bunga jantan dan bunga betina. Keduanya akan mengalami

penyerbukan, hasilnya adalah berupa pati yang kemudian berkumpul menjadi

tongkol jagung.

Bagian batang dan daun. Batang menjadi bagian morfologi jagung yang

berfungsi untuk menopang tubuh tanaman jagung. Bentuk dari batang tanaman

jagung adalah tipis, berbuku-buku, beruas, dan bercabang-cabang. Ada 3 bagian

yang ada pada batang, yakni bagian epidermis atau bagian kulit luar, bagian

jaringan pembuluh dan bagian pusat batang. Kemudian pada bagian daun jagung

terdiri dari bagian helai daun, pelepah daun, serta bagian ligula. Daun jagung ini

akan tumbuh di setiap ruas yang ada pada batang jagung.

sistem perakaran. Karena tanaman jagung merupakan tanaman dikotil, maka

akarnya pun dalam bentuk akar serabut. Dimana pada akar serabut jagung sendiri

ada 3 bagian, yaitu akar adventif, akar penyangga dan akar seminal. Ketiga bagian

akar tersebut memiliki fungsi sendiri-sendiri. Bagian akar pertama yakni akar

penyangga, yang berfungsi untuk membuat tanaman jagung tetap tegak dan juga

untuk menyerap air dan zat hara. Kemudian pada akar adventif berfungsi untuk

mengambil zat hara dan air dari dalam tanah. Sedangkan untuk akar seminal

berfungsi untuk mengembangkan embrio. Morfologi jagung tersebut adalah


21

bagian-bagian detail pada tanaman jagung yang bisa kita pelajari. Sehingga kita

menjadi lebih jelas tentang bagian-bagiaan jagung beserta fungsi dari setiap

komponen yang ada pada jagung. Selain itu kita juga perlu mengenal klasifikasi

dari tanaman jagung yang bermanfaat untuk memperlajari asal-usul serta berbagai

jenis tanaman lain yang memiliki ciri khas yang sama (Hardjowigeno. S. 2003).

Pemupukan bertujuan untuk menambah unsur hara pada tanaman, baik

melalui tanah (pupuk akar) maupun melalui daun tanaman (pupuk daun), apabila

terjadi kekurangan pada tanah tersebut akibat proses alamiah dan tindakan

manusia. Pada berbagai jenis tanah, pemberian pupuk dapat memperbaiki

ketersediaan unsur hara dalam tanah untuk kesuburan tanaman yang telah hilang

akibat proses penguapan, erosi, pencucian saat hujan dan terangkut pada saat

panen. Kekurangan unsur hara N, P, K, Mg, S dan Ca dapat mengakibatkan

pengaruh buruk terhadap pertumbuhan tanaman. Karena unsur hara tersebut

diperlukan untuk menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Bila

kekurangan dari salah satu unsur tersebut, maka tanaman akan kerdil, daun

menguning dan mati (Lingga, 1989).

Pupuk kandang ialah olahan kotoran hewan, biasanya ternak, yang diberikan

pada lahan pertanian untuk memperbaiki kesuburan dan struktur tanah. Pupuk

kandang adalah pupuk organik, sebagaimana kompos dan pupuk hijau. Zat hara

yang dikandung pupuk kandang tergantung dari sumber kotoran bahan bakunya.

Pupuk kandang ternak besar kaya akan nitrogen, dan mineral logam, seperti

magnesium, kalium, dan kalsium. Pupuk kandang ayam memiliki kandungan

fosfor lebih tinggi. Namun, manfaat utama pupuk kandang adalah


22

mempertahankan struktur fisik tanah sehingga akar dapat tumbuh secara baik

(Muttaqiin, 2010).

Urea adalah sebagai pupuk kimia yang memasok unsur Nitrogen yang

sangat dibutuhkan oleh tanaman. Berbentuk butiran putih curah (prill) yang

mudah larut dalam air dan mudah menyerap air (Higroskopis) maka dari itu butuh

peanganan khusu dalam penympananya. Urea mengandung 46% Nitrogen (N)

Biuret 1% dan air 0,5% yang berarti setiap 100kg Urea terdapat 46Kg Nitrogen

(Wahyuni dan Saleh, 2010 ).

Pupuk NPK Pupuk majemuk merupakan pupuk yang memiliki kandungan

unsur hara paling lengkap. Pupuk majemuk berkualitas prima memiliki besar

butiran yang seragam dan tidak terlalu higoskopis sehingga tahan disimpan dan

tidak mudah menggumpal. Variasi pupuk majemuk seperti NPK 15:15:5 dan NPK

16:16:16 menunjukan ketersediaan unsur hara yang seimbang. Fungsi pupuk

majemuk dengan variasi analisis tersebut antara lain untuk mempercepat

perkembangan bibit, sebagai pupuk pada awal penanaman, dan sebagai pupuk

susulan pada saat tanaman memasuki fase generatif, seperti saat mulai berbunga

dan berbuah (Novizan, 2007). Unsur fosfor (P) dibutuhkan tanaman dalam jumlah

besar selain N dan K. Tanaman menyerap sebagian besar unsur hara P dalam

bentuk ion orthofosfat primer (H2PO4). Apabila tanaman kekurangan unsur P

antara lain menyebabkan tanaman tumbuh dengan lambat, tanaman menjadi

kerdil, perkembangan akar terhambat, tepi daun, cabang dan batang berwarna

keunguan atau merah yang kemudian mengering dan menjadi kering (Endah,

2008).
23

III. BAHAN DAN METODE

A. Waktu dan Tempat


Praktikum dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian
Universitas Islam Riau, Jalan Kaharuddin Nasution No. 113, Kelurahan Air
Dingin, Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru. Praktikum ini dilaksanakan
selama 3 bulan di mulai dari bulan April sampai bulan Juni 2021 .

B. Bahan dan Alat


Bahan yang dapat digunakan pada praktikum ini adalah Benih Jagung

Manis, jagung pelangi, pupuk Urea, pupuk npk 16:16:16, dan Gandasil.

Sedangkan pada alat yang dapat digunakan dalam praktikum ini adalah

meteran, cangkul, garu, gembor, alat tulis, buku tulis, dan camera.

C. Pelaksanaan Praktikum

1. Persiapan Lahan

Lahan tempat praktikum terlebih dahulu di ukur sesuai kebutuhan lalu

dibersihkan dari gulma dan sisa-sisa tanaman yang masih ada dilahan. Selanjutnya

dilakukan pengolahan tanah dengan membalikkan top soil tanah untuk

mendapatkan tanah yang gembur dengan mengunakan cangkul serta garu. Setelah

tanah gembur maka di lakukan pembuatan plot dengan ukuran 1 × 1.2 m dengan

lebar saluran air (parit) sedalam 50 cm.

2. Pemberian Perlakuan.

Pemberian perlakuan ini terdiri dari pemberian pupuk kandang, pupuk urea

dan pupuk NPK sesuai perlakuan yang dilakukan pada plot yang sudah mulai

terbentuk. Pemberian perlakuan pupuk kandang ini dilakukan dengan cara

menaburkan pupuk kandang diatas plot lalu diaduk secara merata pada setiap

plotnya. Pemberian perlakuan pupuk kandang ini dilakukan pada saat seminggu
24

sebelum tanam tanaman budidaya. Setelah dicampur, kemudian plot tersebut

harus disiram setiap hari untuk menambah dan mengaktifkan kadar unsur hara di

dalam tanah.

3. Penanaman

Benih yang ditanam adalah benih jagung pelangi dan jagung manis dengan

jarak tanam 70 × 40 cm, sehingga didapat 6 lubang tanam. Benih ditanam

sedalam ± 1 cm dari permukaan tanah.

4. Pemupukan

Pemupukan dilakukan sebanyak 3 kali yaitu pada 14 hst, 21 hst dan 35 hst.

Pemupukan ini dilakukan dengan cara menugal tanah di sekeliling tanaman,

dengan jarak ±10 cm dari tanaman jagung.

5. Pemeliharaan Tanaman

a. Penyiraman

Penyiraman dilakukan dengan melihat kondisi kelembaban tanah biasanya

pada pagi dan sore hari sampai tanaman berbunga. Hal ini menyangkut

ketersediaan air bagi pertumbuhan tanaman. Penyiraman dilakukan dengan

menggunakan gembor.

b. Penyiangan

Penyiangan gulma pada plot bertujuan untuk membersihkan gulma atau

tumbuhan pengganggu yang tumbuh di atas dan di sekitar plot. Penyiangan gulma

ini juga berguna agar tidak terjadi persaingan unsur hara dan tidak menjadi

sumber hama penyakit tanaman.

c. Pembumbunan
25

Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk

memperkokoh posisi batang agar tanaman tidak mudah rebah dan menutup akar

yang bermunculan di atas permukaan tanah karena adanya aerasi. Pembumbunan

dilakukan dengan mengeruk tanah di sekitar tanaman kemudian ditimbun di

sekitar batang tanaman jagung.

d. Penyulaman

Penyulaman dilakukan pada tanaman yang tidak tumbuh pada usia 7 hst.

Penyulaman ini dilakukan pada sore hari agar tanaman tumbuh dengan rata.

e. Pemangkasan Daun Tanaman Jagung

Daun tanaman jagung yang berada di bawah tongkol harus dipangkas ketika

tanaman jagung sudah berumur 50 hst. Dengan cara mematahkan langsung daun

jagung yang berada dibagian bawah dari buah.

f. Panen

Pemanen jagung baru bisa dilakukan ketika tanaman telah berumur 75 hst.

Ciri jagung siap panen bisa dilihat pada rambut jangung telah berubah warna dari

hijau ke coklat atau hitam. Pemanenan dilakukan dengan cara mematahkan

langsung jagung dari batangnya.


26

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada hasil praktikum jagung manis dan jagung pelangi dengan pupuk

kandang sebelum penaman jagung tersebut. Seminggu setelah diberikan pupuk

kandang dilakukan penaman jagung setiap plot berisih 6 buah benih jagung

terdiri dari 3 jagung manis dan 3 jagung pelangi. Setelah penaman jagung tersebut

pada pertumbuhan tanaman jagung seminggu setelah tanam diberikan pupuk urea

3 gram pertanaman jagung. Pada saat tanaman jagung sudah mulai tumbuh namun

tidak kunjung besar, adanya kekurangan unsur hara tanah menunjukkan terjadinya

pertumbuhan pada jagung tidak begitu baik membuat tanaman jagung tersebut

menjadi kerdil, batang kecil, dan daun mengguning.

Pada saat tanaman jagung tersebut sudah mengalamin pertumbuhan yang

tidak baik diberikan pupuk npk mutiara 16:16:16 pada tanaman jagung namun

tanaman jagung tersebut tetap saja tidak ada reaksi pada pertumbuhan tanaman

tersebut tidak baik. Jadi, tanaman jagung ini tidak tumbuh dengan baik adanya

kekurangan unsur hara pada tanah membuat penyerapan pada tanaman jagung ini

tidak stabil membuat pertumbuhan tanaman ini menjadi gagal tidak adanya

produksi yang di hasilkan pada tanaman jagung tersebut. Pada tanah yang ditanam

jagung tidak adanya usur makro dan mikro membuat kebutuhan tanaman jagung

tidak tercukupi dengan baik.

Namun adanya faktor lain yang membuat pertmbuhan tanaman jagung

tersebut tidak tumbuh dengan baik kurangnya intesitas cahaya yang dibutukan

tanaman untuk meningkatkan pembentukan klorofil dan merangsang pertumbuhan

vegetatif tanaman seperti batang, cabang dan daun tidak sempurna berbentuk
27

memanjang, antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daunnya tidak

sejajar dengan ibu tulang daun. Maka dari itu pertumbuhan tanaman jagung manis

dan jagung pelangi menjadi tidak stabil banyaknya faktor yang membuat tanaman

jagung tersebut sulit dalam peroses pertumbuhan dengan baik.

Hakim, N. (2001) yang menyatakan bahwa proses metabolisme tanaman

sangat ditentukan oleh ketersediaan hara pada tanaman terutama unsur hara

N, P dan K dalam jumlah yang cukup, sedangkan untuk pertumbuhan generatif

tanaman membutuhkan unsur P dan K yang lebih dominan.

Hardjowigeno, S. (1987) menyatakan bahwa unsur fosfor merupakan

unsur penyusun sel, lemak dan protein yang mempercepat pembungaan dan

pemasakan buah serta memacu pertumbuhan akar dan unsur kalium yang berperan

sebagai katalisator dalam transportasi tepung gula dan lemak pada tanaman,

meningkatkan kualitas hasil yang berupa bunga dan buah.

Menurut Hardjowigeno. S. (2003) apabila tanaman telah mencapai tingkat

dewasa dan mempunyai cadangan makanan yang cukup, maka tanaman akan

mengalami proses pemasakan lebih cepat.

Unsur P sangat penting bagi tanaman terutama pada bagian yang

berhubungan dengan fase generatif seperti umur panen tanaman. Hakim, N (2001)

menyatakan bahwa P merupakan salah satu unsur hara yang mempengaruhi umur

panen tanaman, dengan terpenuhinya unsur ini dapat mempersingkat proses

pematangan biji sehingga dapat dipanen lebih cepat meningkatkan ketersediaan N,

P dan K bagi tanaman, sehingga mempercepat umur panen.


28

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Jagung Manis adalah salah satu tanaman pangan yang telah lama

diusahakan di Indonesia karena jagung mempunyai peranan cukup besar

dalam memenuhi kebutuhan gizi masyarakat dan Jagung pelangi

merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi kehidupan manusia. Pada

tanaman budidaya jagung manis dan jagung pelangi terjadiya pertumbuhan

pada tanaman jagung tidak stabil adanya kekurangan unsur hara pada

tanah tersebut membuat tanaman budidya jagung menjadi kerdil, batang

kecil, dan daun mengguning tidak terdapatanya unsur hara makro dan

mikro pada tanah yang membuat penyerapam unsur hara pada tanaman

sulit dan pada intesitas caahya matahari juga sedikit didapatkan pada

tanaman jagung tersebut menjadi dalam berproses pada pertumbuhan tidak

normal dengan baik. Maka dari itu usur hara pada tanah yang membuat

pertumbuhan tanaman jagung tidak stabil dilakukan perbaikan pada tanah

tersebut agar tanaman budidaya akan tumbuh dan mengahasilkan produksi

yang yang diharapkan tersebut.

B. Saran

Dalam praktikum ini pemupupukan tepat dan dalam budidaya juga

sudah mulai membaik dan tektur unsur hara pada tanah harus terlebih

dahulu di perbaiki agar pertumbuhan tanaman dapat di penuhi. Semoga

kedepanya lebih baik lagi dalam melakukan budidaya jagung manis, dan

jagung pelangi karena jika unsur hara tanah yang tidak stabil akan

mengganggu pertumbuhan tanaman menjadi tidak baik. Terima kasih.


29

DAFTAR PUSTAKA

Acehpedia, 2010. Meningkatkan Produksi Jagung di Lahan Kering, Sawah, dan


Pasang Surut. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.

Adisarwanto, T. dan Y. E. Widyastuti. 2002. Meningkatkatkan Produksi jagung.


Penebar Swadaya . Jakarta. 86 hal

Agren, G.I. and O. Franklin, 2003. Root: shoot ratios, optimization and nitrogen
productivity. Annals of Botany, 92: 795 – 800.

Allard, 2016. Applied mutation breeding for vegetatively propagated crops.


Bloom bollen cultur 95(25): 566-567.

Andrie, K.L., M. Napitupulu, dan N. Jannah. 2015. Respon tanaman mentimun


(Cucumis sativus l.) terhadap jenis POC dan konsentrasi yang berbeda
Jurnal AGRIFOR. XIV(1);112-115

Baharjah, 2014. Pengaruh Pupuk Majemuk NPK Terhadap Pertumbuhan,


Produksi dan Serapan Hara Jagung (Zea Mays. L) Pada Latosol Darmaga.
Jurnal. 4(2): 98-105.

BPS, 2017. Produksi jagung menurut provinsi (ton), 1993-2015.


(ONLINE:https://www.bps.go. id/linkTableDinamis/view/id/868. Diakses
pada 27 desember 2019.)

Bunyamin Z dan Awaluddin. 2013. Pengaruh Populasi Tanaman Terhadap


Pertumbuhan dan Produksi Jagung Semi/Baby Corn. Balai Penelitian
Tanaman Serelia. Fakultas Pertanian Universitas Hassanudin, Makasar.
233 halaman.

Farnham, D. E. 2001. Row Spacing, Plant Density, and Hybrid Effects on Corn
Grain Yield and Moisture. Agron J. 93 hal 1049-1053.

Hakim, N, dan Agustian 2004. Budidaya Tithonia dan Pemanfaatannya Sebagai


Unsur Hara Untuk Tanaman Holtikultura. Penelitian Hibah Bersaing XI/I
Peruruan Tinggi DP3N Ditjen Dikti Diknas. Unand. Padang. 65 halaman.

Hakim, N, dan Agustian. 2003. Gulma Tithonia dan Pemanfaatanya Sebagai


Sumber Bahan Organik dan Unsur Hara Untuk Tanaman Holtikultura.
Laporan Penelitian TahinI Hibah Bersaing. Proyek Peningkatan Penelitian
Peguruan Tinggi DP3M Ditjen Dikti. Unand. Padang. 62 halaman.

Hakim, N. 2001. Kemungkinan Penggunaan Tithonia (Tithonia Diversifolia)


Sebagai Bahan Organik dan Nitrogen. Laporan Penelitian Pusat Penelitian
Pemnfaatan Iptek Nuklir (LP3IN). Universitas Andalas. Padang. 8 Hal.
30

Hardjowigeno, S. 1987. Ilmu Tanah. Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta.


Hardjowigeno. S. 2003. Ilmu Tanah. Akademi Presinda. Jakarta. 286 hal.

Koswara, J. 1988. Budidaya Tanaman Palawija : Jagung, Institut Pertanian Bogor

Mentari. 2014. Untuk Mengetahui Tentang Pupuk Kandang.


http://eprints.ums.ac.id/30117/2/BAB_I.pdf. Diakses Tanggal 26 Juni
2021.

Panupesi, H. 2012. Respon Tanaman jagung (Zea mays) Terhadap Pemupukan


NPK Mutiara dan Pupuk Kandang Ayam Pada Tanah Gambut. Anterios
Jurnal. 12(1),:13-20

Primantoro, 2012. Serapan hara dan peningkatan produktivitas jagung dengan


aplikasi pupuk npk majemuk. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan, 32:
179-186.

Rajcan & Tollenaar, 2010. Source: sink ratio and leaf senescence in maize: I. dry
matter accumulation and partitioning during grain filling. Field Crop
Research, 60: 245 – 253.

Riskanita. 2012. Untuk Mengetahui Budidaya Tanaman Jagung pelangi.


http://eprints.ums.ac.id/18534/2/BAB_I.pdf. Diakses Tanggal 26 Juni
2021.

Setyati Harjadi, 2015. Serapan hara dan peningkatan produktivitas jagung dengan
aplikasi pupuk NPK majemuk. Balai Penelitian Tanah Bogor. Penelitian
Pertanian Tanaman Pangan 32(3): 100-104

Soetoro, Y., Soeleman dan Iskandar. 1988. Budidaya Tanaman Jagung. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Tanaman. Bogor.

Sugito, 2010. Analisis korelasi parsial antara hasil dengan karakter-karakter


tanaman jagung. Riset Hasil Penelitian Tanaman Pangan 6(2): 135-138.

Sundara, 2012. Efek xenia pada persilangan jagung Surya dengan jagung Srikandi
Putih terhadap karakter biji jagung. Jurnal Akta Agrosia. 2(2): 199-203

Sunyoto. 2017. Untuk Mengetahui Tentang Budidaya Tanaman Jagung Manis.


http://repository.lppm.unila.ac.id/5559/1/Sunyoto%2C%20dkk%20Dipa
%20FP-Laporan%202017.pdf. Diakses Tanggal 27 Juni 2021.
31

LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal praktikum

Bulan
No Kegiatan April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
1 Asistensi
Pembukaan
lahan
2
Pembuatan
plot
Pupuk
3
kandang
4 Penanaman
5 Pupuk Urea
Pupuk Npk
6
16:16:16
Pemeliharaa
7
n
Pembuatan
8
laporan
Pengumpula
9
n laporan
32

Lampiran 2. Deskripsi Tanaman

1. Jagung pelangi

Asal : Amerika

Bentuk tanaman : Bulat pada bagian batang,morfologi seperti tebu

Bentuk batang : Berisi, seperti batang tebu

Warna batang : Hijau, ungu, kecoklatan

Diameter batang : 8-10 cm

Bentuk daun : Menyirip

Warna daun : Hijau tua

Panjang tangkai daun : 70-80 cm

Diameter daun : 10 cm

Warna bunga : Kuning cerah

Umur panen : 120 hari

Bentuk buah : Bulat, Menguncup di bagian ujung

Diameter tongkol : 10-15 cm

Bentuk biji : Oval kecil

Rasa : Tawar

Berat tongkol : 220-300 gr

Sumber : Saparinto, 2013

2. Jagung manis

Asal : East West Seed Thailand

Silsilah : G-126 (F) x G-133 (M)

Golongan varietas : hibrida silang tunggal

Bentuk tanaman : tegak


33

Tinggi tanaman : 220 – 250 cm

Kekuatan akar pada

tanaman dewasa : kuat

Ketahanan terhadap kerebahan : Tahan

Bentuk penampang batang : bulat

Diameter batang : 2,0 – 3,0 cm

Warna batang : hijau

Ruas pembuahan : 5 – 6 ruas

Bentuk daun : panjang agak tegak

Ukuran daun : panjang 85,0 – 95,0 cm, lebar 8,5–

10,0 cm

Tepi daun : rata

Bentuk ujung daun : lancip

Warna daun : hijau tua

Permukaan daun : berbulu

Bentuk malai (tassel) : tegak bersusun

Warna malai (anther) : putih bening

Warna rambut : hijau muda

Umur mulai keluar bunga betina : 55 – 60 hari setelah tanam

Umur panen : 82 – 84 hari setelah tanam

Bentuk tongkol : silindris

Ukuran tongkol : panjang 20 ,0 – 22,0 cm, diameter

5,3 – 5,5 cm

Berat per tongkol dengan kelobot : 467 – 495 g


34

Berat per tongkol tanpa kelobot : 300 – 325 g

Jumlah tongkol per tanaman : 1 – 2 tongkol

Tinggi tongkol dari

permukaan tanah : 80 – 115 cm

Warna kelobot : hijau

Baris biji : rapat

Warna biji : kuning

Tekstur biji : halus

Rasa biji : manis

Kadar gula : 13 – 15 obrix

Jumlah baris biji : 16 – 18 baris

Berat 1.000 biji : 175 – 200 g


35

Lampiran 3. Layout Lapangan Praktikum

Keterangan:

: Jalan lahan

: Plot jagung

: Plot sesuai perlakuan


36

Lampiran 4. Dokumentasi Praktikum

1.
Pembukan Lahan 2. Pembuatan Plot

3. Pupuk
Kandang 4. Benih Jagung Manis
Dan Jagung Pelangi
37

5. Pembuatan Lobang Tanam 6. Penanaman Jagung

7. Penutupan
Lobang Tanam 8. Penyiraman

9. Tumbuh Tunas Jagung 10. Pupuk Urea


38

11. Pemupukan Tanaman Jagung 12. Pembersihan Gulma

13.
Pembubunan 14. Pemupukan Npk
Tanaman Jagung

15. Gandasil
16. Tanaman Jagung
Kekurangan Unsur Hara
39

Lampiran 5. Biodata Penulis

Penulis di lahirkan di Riau, 27 juni 1999.

Penulis merupakan anak ke dua dari orang

tua Bapak Niswan dan Ibu Sumiyati.

Pendidikan TK di mulai di TK

CEMPAKA 2004 KebunTerantam,

Kasikan, Kebupaten. kampar, Kecamatan.

Tapung hulu dan lulus pada tahun 2006

Penulis meneruskan pendidikan ke SD

Negeri O13 KASIKAN dan lulus pada tahun 2011. Penulis lalu melanjutkan

pendidikan di SMP LPM KASIKAN dan lulus pada tahun 2014. Penulis lalu

melanjutkan pendidikan di SMK NEGERI 1 TANDUN Kabupaten. Rokan

hulu mengambil Jurusan Teknik Sepeda Motor (TSM) dan lulus pada tahun

2017. Dan pada tahun 2018 Penulis melanjutkan perguruan Tinggi yang

berada di Pekanbaru. Penulis mengambil program pendidikan S1 di

Universitas Islam Riau kota Pekanbaru, mengambil prodi Pertanian jurusan

Agroteknologi hingga sekarang.

Anda mungkin juga menyukai