Anda di halaman 1dari 19

Nama : Juliana Sihombing

Nim : 193010208007
Mata Kuliah : Metabolisme dan Informasi Genetik

SOAL
Sebutkan dan jelaskan salah satu contoh produk dari hasil Rekayasa Genetik ?
Deskripsikan pula terkait teknik yang digunakan untuk memperoleh produk tersebut !
JAWABAN
Produk rekayasa genetik adalah organisme hidup, bagian - bagiannya dan/atau hasil
olahannya yang mempunyai susunan genetik baru dari hasil penerapan bioteknologi modern.
Produk rekayasa genetika antara lain hewan transgenik, bahan asal hewan transgenik dan
hasil olahannya, ikan transgenik, bahan asal ikan transgenik dan hasil olahannya, tanaman
transgenik, bagian-bagiannya dan hasil olahannya serta jasad renik transgenik, hasil
olahannya dan produk metabolismenya.
HASIL/PRODUK REKAYASA GENETIKA
1. KLONING
Kata kloning, berasal dari bahasa Inggris clone, pertama kali diusulkan oleh Herbert
Webber pada tahun 1903 untuk mengistilahkan sekelompok organisme hewan maupun
tumbuh-tumbuhan yang dihasilkan melalui reproduksi aseksual dan berasal dari satu induk
yang sama. Setiap anggota dari klon tersebut mempunyai susunan dan jumlah gen yang sama
dan kemungkinan besar fenotipnya juga sama.
Kloning pada hewan dilakukan mula-mula pada amfibi (kodok), dengan mengadakan
transplantasi nukleus ke dalam telur kodok yang dienukleasi. Sebagai donor digunakan
nukleus sel somatik dari berbagai stadium perkembangan. Ternyata donor nukleus dari sel
somatik yang diambil dari sel epitel usus kecebong pun masih dapat membentuk embrio
normal.
Sejak Wilmut berhasil membuat klon anak domba yang donor nukleusnya diambil
dari sel kelenjar susu domba dewasa, maka terbukti bahwa pada mammalia pun kloning dapat
dibuat.

TEHNIK KLONING
Transfer Nukleus
Transfer nukleus membutuhkan dua sel yaitu suatu sel donor dan suatu oosit atau sel
telur. Telur matur sebelum dibuahi dibuang intinya atau nukleusnya. Proses pembuangan
nukleus tadi dinamakan enukleasi. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan informasi
genetisnya. Ke dalam telur yang telah dienukleasi tadi kemudian dimasukkan nukleus (donor)
dari sel somatik. Penelitian membuktikan bahwa sel telur akan berfungsi terbaik bila ianya
dalam anfertilisasi, sebab hal ini akan mempermudah penerimaan nukleus donor seperti
dirinya sendiri. Di dalam telur, inti sel donor tadi akan bertindak sebagai inti sel zigot dan
membelah serta berkembang menjadi blastosit. Blastosit selanjutnya ditransfer ke dalam
uterus induk pengganti (surrogate mother). Jika seluruh proses tadi berjalan baik, suatu
replika yang sempurna dari donor akan lahir. Jadi sebenarnya setelah terbentuk blastosit in
vitro, proses selanjutnya sama dengan proses bayi tabung yang tehnologinya telah dikuasai
oleh para ahli Obstetri Ginekologi.

Gambar 1. Transfer Nukleus

a. Kloning Domba Dolly


Kloning domba Dolly merupakan peristiwa penting dalam sejarah kloning. Tidak saja
hal tersebut membangkitkan antusias terhadap kloning, melainkan juga hal tersebut
membuktikan bahwa kloning binatang dewasa dapat disempurnakan. Sebelumnya, tidak
diketahui bahwa suatu nukleus dewasa ternyata mampu memproduksi suatu hewan yang
komplit. Bila terjadi kerusakan genetis dan deaktivasi gen yang sederhana maka kedua
keadaan tersebut kemungkinan bersifat menetap.
Hal tersebut di atas bukanlah suatu kasus yang menyusul setelah penemuan oleh Ian
Wilmut dan Keith Cambell tentang suatu metode yang mana mampu melakukan
singkronisasi siklus sel dari kedua sel donor dan sel telur. Tanpa singkronosasi siklus sel,
maka inti tidak akan berada pada suatu keadaan yang optimum untuk dapat diterima oleh
embrio. Bagaimanapun juga sel donor harus berjuang untuk dapat masuk ke Gap Zero, atau
stadium sel GO, atau stadium sel dorman.
Pertama, suatu sel (sel donor) diseleksi dari sel kelenjar mammae domba betina
berbulu putih (Finn Dorset) untuk menyediakan informasi genetis bagi pengklonan. Untuk
studi ini, peneliti membiarkan sel membelah dan membentuk jaringan in vitro atau diluar
tubuh hewan. Hal ini akan menghasilkan duplikat yang banyak dari suatu inti yang sama.
Tahap ini hanya akan bermanfaat bila DNA nya diubah, seperti pada kasus Dolly, karena
perubahan tersebut dapat diteliti untuk memastikan bahwa mereka telah dipengaruhi.
Suatu sel donor diambil dari jaringan dan dimasukkan ke dalan campuran, yang hanya
memiliki nutrisi yang cukup untuk mempertahankan kehidupan sel. Hal ini menyebabkan sel
untuk menghentikan seluruh gen yang aktif dan memasuki stadium GO. Kemudian sel telur
dari domba betina Blackface (domba betina yang mukanya berbulu hitam = Scottish
Blackface) dienokulasi dan diletakkan disebelah sel donor.
Satu sampai delapan jam setelah pengambilan sel telur, kejutan listrik digunakan
untuk menggabungkan dua sel tadi, pada saat yang sama pertumbuhan dari suatu embrio
mulai diaktifkan. Teknik ini tidaklah sepenuhnya sama seperti aktivasi yang dilakukan oleh
sperma, karena hanya beberapa sel yang diaktifkan oleh kejutan listrik yang mampu bertahan
cukup lama untuk menghasilkan suatu embrio.
Jika embrio ini dapat bertahan, ia dibiarkan tumbuh selama sekitar enam hari,
diinkubasi di dalam oviduk domba. Ternyata sel yang diletakkan di dalam oviduk lebih awal,
di dalam pertumbuhannya lebih mampu bertahan dibandingkan dengan yang diinkubasi di
dalam laboratorium. Akhirnya embrio tadi ditempatkan ke dalam uterus betina penerima
(surrogate mother). Induk betina tersebut selanjutnya akan mengandung hasil cloning tadi
hingga ianya siap untuk dilahirkan. Bila tidak terjadi kekeliruan, suatu duplikat yang persis
sama dari donor akan lahir.
Domba yang baru lahir tersebut memiliki semua karakteristik yang sama dengan
domba yang lahir secara alamiah. Dan telah diamati bila ada efek yang merugikan, seperti
resiko yang tinggi terhadap kanker atau penyakit genetis lainnya yang terjadi atas kerusakan
bertahap kepada DNA, dikemudian hari juga terjadi pada Dolly atau hewan lainnya yang
dikloning dengan metode ini.
b. Kloning Tikus
Pada Juli 1998, suatu tim ilmuwan dari Universitas Hawai mengumumkan bahwa
mereka telah menghasilkan tiga generasi tikus kloning yang secara genetik identik.
Tehnik ini diakreditasi atas nama Teruhiko Wakayama dan Ryuzo Yanagimachi dari
Universitas Hawai. Tikus telah sejak lama diketahui merupakan mamalia yang tersulit untuk
dikloning, ini merujuk pada, bahwa segera setelah suatu sel telur tikus mengalami fertilisasi
ia akan segera membelah. Domba digunakan karena sel telurnya membutuhkan beberapa jam
sebelum membelah, memungkinkan adanya waktu bagi sel telur untuk memprogram ulang
nukleus barunya. Meskipun tidak mendapatkan keuntungan tersebut ternyata Wakayama dan
Yanagimachi mampu melakukan kloning dengan angka keberhasilan yang jauh lebih tinggi
(3 kloning dari sekitar seratus yang dilakukan) dibandingkan Ian Wilmut (satu dari 277).
Wakayama melakukan pendekatan terhadap masalah sinkronisasi siklus sel yang berbeda
dibandingkan Wilmut. Wilmut menggunakan sel dari kelenjar mammae yang harus dipaksa
untuk memasuki ke stadia GO. Wakayama awalnya menggunakan tiga tipe sel yakni, sel
Sertoli, sel otak dan sel kumulus. Sel Sertoli dan sel otak keduanya tinggal dalam stadia GO
secara alamiah dan sel kumulus hampir selalu hadir pada stadia G0 ataupun G1.
Sel telur tikus yang tidak dibuahi digunakan sebagai resipien dari inti donor. Setelah
dienokulasi, sel telur memiliki inti donor yang dimasukkan ke dalamnya. Nukleus donor
diambil dari sel-sel dalam hitungan menit dari setiap ekstrak sel dari tikus tersebut. Tidak
seperti pada proses yang digunakan untuk melahirkan Dolly, tanpa in vitro atau di luar dari
tubuh hewan, kultur dilakukan justru pada sel-sel tersebut. Setelah satu jam sel-sel telah
menerima nukleus-nukleus yang baru. Setelah penambahan waktu selama 5 jam sel telur
kemudian ditempatkan pada suatu kultur kimia untuk memberi kesempatan sel-sel tersebut
tumbuh, sebagaimana layaknya fertilisasi secara alamiah.
Pada suatu kultur dengan suatu substansi (cytochalasin B) yang menghentikan pembentukan
suatu polar body, sel kedua yang secara alami terbentuk sebelum
fertilisasi.Polar  body  akan menjadi setengah dari sel gen, mempersiapkan sel lainnya untuk
menerima gen-gen dari sperma.
Setelah penyatuan, sel-sel berkembang menjadi embrio-embrio. Embrio-embrio ini kemudian
ditransplantasikan kepada induk betina donor (surrogate mother) dan akan tetap berada di
sana sampai siap untuk di lahirkan. Sel yang paling berhasil dari proses ini adalah sel
kumulus, maka penelitian dikonsentrasikan pada sel-sel dari tipe tersebut (sel kumulus).
Setelah terbukti bahwa tekniknya dapat menghasilkan cloning yang hidup, Wakayama juga
membuat kloning dari kloning, dan membiarkan mahluk klon yang asli untuk melahirkan
secara alamiah untuk membuktikan bahwa mereka memiliki kemampuan reproduksi secara
sempurna. Pada saat dia mengumumkan keberhasilannya, Wakayama telah menciptakan lima
puluh kloning.
Teknik baru ini memungkinkan untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut tentang
bagaimana tepatnya sebuah telur memprogram ulang sebuah nukleus. Tikus bereproduksi
dalam hitungan bulan, jauh lebih cepat dibanding dengan domba. Hal ini menguntungkan
dalam hasil penelitian jangka panjang
2. ANTIBODI MONOKLONAL
Teknologi antibodi monoklonal yaitu teknologi menggunakan sel-sel sistem imunitas yang

membuat protein yang disebut antibodi. Sistem kekebalan kita tersusun dari sejumlah tipe sel

yang bekerja sama untuk melokalisir dan menghancurkan substansi yang dapat memasuki

tubuh kita. Tipa-tipe sel mempunyai tugas khusus. Beberapa dari sel tersebut dapat

membedakan dari sel tubuh sendiri (self) dan sel-sel asing (non self). Salah satu dari sel

tersebut adalah sel limfosit B yang mampu menanggapi masuknya substansi asing denngan

spesivitas yang luar biasa.

Manfaat antibodi monoklonal

a. Dengan mengetahui cara kerja anti bodi, kita dapat memanfaatkannya untuk

b. keperluan deteksi, kuantitasi dan lokalisasi.

c. Pengukuran dengan pendeteksian dengan menggunakan Teknologi antibodi

d. monoklonal relatif cepat, lebih akurat, dan lebih peka karena spesifitasnya

e. tinggi.

f. Teknologi antibodi monoklonal saat ini digunakan untuk deteksi kehamilan, alat

g. diagnosis berbgai penyakit infeksi dan deteksi sel-sel kanker.

h. Karena spesifitasnya yang tinggi maka Teknologi antibodi monoklonal dapat


i. digunakan untuk membunuh sel kanker tanpa mempengaruhi sel-sel yang sehat.

j. Selain kegunaannya untuk mendiagnosis penyakit pada manusia, Teknologi

k. antibodi monoklonal juga banyak dipakai untuk mendeteksi penyakit-penyakit

l. pada tanaman dan hewan, kontaminasi pangan dan polutan lingkungan.

Cara Memproduksi Antibodi Monoklonal (Hibridoma)

Ketika di tikus terbentuk antibody yang beraneka ragam (antibody multiklonal) dengan

maksud tubuh tikus harus dilindungi dari berbagai organisme patogen /antigen asing misal

(antigen HCG) ,maka tikus diharapkan bebas dari berbagai gangguan penyakit akibat

bervariasinya patogen/antigen tersebut.


Cara kerja Antibodi Monoklonal pada sel kanker

Tidak seperti kemoterapi dan radioterapi, yang bekerja secara kurang spesifik, tujuan

pengobatan antibodi monoklonal adalah untuk menghancurkan sel-sel kanker secara khusus

dan tidak mengganggu jenis-jenis sel lainnya.

Semua sel memiliki penanda protein pada permukaannya, yang dikenal sebagai antigen.

Antibodi monoklonal dirancang di laboratorium untuk secara spesifik mengenali

penanda protein tertentu di permukaan sel kanker. Antibodi monoklonal kemudian berikatan

dengan protein ini. Hal ini memicu sel untuk menghancurkan diri sendiri atau memberi tanda

pada siinduk kekebalan tubuh untuk menyerang dan membunuh sel kanker.

Sebagai contoh, rituximab, antibodi monoklonal yang dipakai dalam pengobatan

limfoma non Hodgkin, mengenali penanda protein CD20. CD20 ditemukan di permukaan Sel

B abnormal yang ditemukan pada jenis-jenis limfoma non Hodgkin yang paling umum.

Dosis dan pemberian Antibodi

Dosis dan pemberian bervariasi untuk setiap antibodi yang diberikan.

Sebagai contoh, rituximab, antibodi monoklonal yang umum digunakan dalam pengobatan

NHL diberikan intravena, melalui jarum yang masuk ke dalam pembuluh darah , biasanya di

lengan.

Rituximab diberikan sebagai ‘tetesan’ yang berarti obat dimasukkan dulu ke dalam

kantong infus, kemudian cairan menetes perlahan ke dalam pembuluh darah dengan

mengandalkan kekuatan gravitasi. Jika antibodi monoklonal digunakan dalam kombinasi

dengan kemoterapi, rituximab biasanya diberikan sesaat sebelum kemoterapi pada awal

setiap siklus pengobatan.


Sebelum tetesan infus diberikan, obat lain untuk mencegah beberapa efek

samping antibodi monoklonal diberikan contohnya parasetamol untuk mengurangi demam

dan anti-histamin untuk mengurangi kemungkinan reaksi alergi.

Meski demikian, efek samping antibodi monoklonal umumnya ringan dan sementara

serta dapat diatasi dengan mudah. Jika terjadi efek samping saat obat diberikan, tetesan

infus dapat diperlambat atau bahkan dihentikan hingga efek samping berakhir.

Untuk pengobatan pertama, pasien menginap di rumah sakit atau sementara tinggal di

sana sebelum pulang ke rumah.Pengobatan lanjutan biasanya lebih cepat dan efek

sampingnya lebih sedikit. Kebanyakan orang dapat mendapat pengobatan lanjutan ini sebagai

rawat-jalan dan pulang ke rumah pada hari itu juga.

EFEK SAMPING ANTIBODI MONOKLONAL

Penggunaan antibodi monoklonal sebagai terapi kanker mampu menimbulkan efek samping,

mulai efek samping yang ringan sampai efek samping yang

menjadikan pasien dalam kondisi gawat darurat.

Efek Samping  Umum.

• Reaksi alergi seperti gatal dan bengkak.

• Gejala seperti flu,padahal bukan flu

• Diare

• PengeringanKulit

Efek Samping  yang jarang  terjadi,namun berbahaya.

• Perdarahan hebat

•Gangguan jantung

• Reaksi anafilaksis (hipersensitif)


Cara Antibodi  Monoklonal bekerja melawan sel Kanker

1.  Membuat  sel  kanker lebih  dikenali oleh sistem immun.

Sistem immun akan aktif jika terdapat musuh (antigen) dalam tubuh, sistem immun ini

adalah tentaranya tubuh .Sekali sistem immun mengenali adanya musuh tubuh, maka ia akan

memanggil teman-temannya untuk melawan musuh ini.

Tapi tidak selamanya sistem immun bisa mengenali sel kanker sebagai musuh, obat-

obatan golongan antibodi monoklonal seperti Rituximab bekerja agar sistem immun lebih

kenal dengan sel kanker sehingga sistem pertahanan tubuh bisa bekerja lebih efektif dalam

rangka membunuh sel kanker.

2.  Menghambat faktor-faktor pertumbuhan  sel  kanker.

Jika sebuah zat kimia yang disebut sebagai Growth Factor menempel pada sel kanker,

maka pertumbuhan sel kanker yang ditempeli akan meningkat drastis, pertumbuhan sel

kanker yang semakin banyak secara otomatis kanker akan semakin berbahaya. Didasarkan

fakta inilah, obat-obatan Antibodi Monoklonal seperti Cetuximab bekerja menghambat ikatan

antara growth factor dengan reseptor pada sel kanker .

3. Menghantarkan radiasi ke sel kanker.

Kombinasi obat antibodi monoklonal dengan partikel radioaktif bisa menghantarkan

radiasi langsung tepat sasaran pada sel kanker. Hal ini digunakan untuk memastikan radiasi

tersebut tidak merusak sel yang yang sehat. Dengan adanya obat yang penggunaannya masih

dalam pengawasan FDA ini, maka

efektifitas radioterapi pada pasien kanker bisa lebih ditingkatkan.

3. BAYI TABUNG
In Vitro Fertilisasi (IVF) atau bayi tabung  merupakan  suatu teknik reproduksi

berbantu atau tehnik rekayasa reproduksi dengan mempertemukan sel telur (oosit) matang

dari istri dengan spermatozoa dari suami di luar tubuh manusia agar terjadi fertilisasi.
Program bayi tabung sendiri dilakukan dalam 3 tahap sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan Petik Ovum (Pre-OPU)

2. Tahap Operasi Petik Ovum (Ovum Pick Up/OPU)

3. Tahap Post OPU

1. Tahap Pre-OPU

Pada tahap ini akan dilakukan Terapi Down Regulation dan Terapi Stimulasi.Down

Regulation adalah suatu fase dimana rangsangan otak terhadap ovarium dihentikan dengan

penggunaan obat tertentu. Pada fase ini kita ingin menciptakan seperti keadaan menopause

dengan tujuan untuk mempersiapkan indung telur menerima terapi stimulasi. Terapi Down

Regulation dimulai pada H21 dengan dosis tertentu yang berbeda untuk setiap pasien dan

jangka waktu tertentu yang telah ditetapkan oleh tim dokter . Sebelum dimulainya terapi ini

terlebih dahulu pada siklus hari ke 21 dilakukan tindakan trial sounding , yaitu pemeriksaan

untuk menilai keadaan anatomi rahim.

Pemeriksaan di tahap pertama ini yaitu pada siklus hari ke 2-5, diawali dengan

pemeriksaan hormon LH, FSH, Prolaktin dan Estradiol. Terapi ini berlangsung lebih kurang

antara 2 minggu hingga 1 bulan. Alternatif lain yang dapat dilakukan juga untuk wanita yang

siklus menstruasinya tidak teratur dilakukan Pill Cross Over, sehingga memudahkan

pemberian terapi injeksi Buserelin Acetate.

Terapi injeksi Buserellin Acetate ini dilakukan 1x sehari pada jam yang sama yaitu

jam 1 siang atau jam yang telah ditentukan dengan dosis 0.5 mg tiap kali suntik. Cara

penyuntikan dilakukan secara sub kutan, yaitu tehnik suntik dengan menggunakan syringe

pendek dan disuntikkan tegak lurus kira-kira 2 cm dibawah pusar. Pada tahapan ini ada

beberapa hal yang mungkin dirasakan,seperti halnya keadaan menopause, yaitu perasaan

gerah/kepanasan, sakit kepala ataupun perubahan mood. Kadang-kadang juga ditemukan


buah dada seperti mengalami pembengkakan. Gejala-gejala ini akan hilang dengan sendirinya

pada saat pasien masuk ke tahap berikutnya. Pasien juga ada kemungkinan untuk tidak

mengalami menstruasi pada tahap ini. Setelah terapi suntik selesai maka kemudian dilakukan

pemeriksaan kembali hormon-hormon tersebut diatas atau dilakukan pemeriksaan USG untuk

memastikan apakah pasien dapat masuk ke dalam fase berikutnya yaitu terapi stimulasi.

Terapi Stimulasi

Terapi Stimulasi dilakukan untuk merangsang pertumbuhan folikel pada indung telur

sehingga jumlahnya bertambah banyak dan meningkatkan kemungkinan memperoleh sel

telur matang pada saat operasi petik ovum dilakukan.

Terapi ini dapat dimulai jika sudah dilakukan pemeriksaan USG oleh dokter ahli dan

dari hasilnya terlihat tidak ada folikel yang berkembang di dalam rahim pasien. Selanjutnya

ditentukan berapa besar dosis yang akan diberikan untuk tiap pasien berdasarkan kondisi dan

usia pasien.

Sama halnya dengan penyuntikan pada terapi down regulation, injeksi stimulasi ini

juga dilakukan secara sub kutan dan pada waktu yang sama setiap harinya. Injeksi ini

dilakukan minimal 8 kali hingga 14 kali dengan menyuntikkan obat FSH

Recombinant/Gonadotrophin dan dosisnya tergantung dengan kondisi pasien. Kontrol dengan

USG dilakukan setelah suntikan stimulasi ke 6 untuk melihat pertumbuhan folikel. Kontrol

berikutnya dilakukan pada hari ke 8 untuk melihat apakah sudah terdapat folikel yang matang

Jika belum terdapat maka suntikan akan diteruskan hingga minimal ada 3 folikel matang

dengan diameter rata-rata 18 mm dan siap untuk di petik melalui operasi petik ovum.

2. Tahap Operasi Petik Ovum (Ovum Pick Up)

Operasi Petik Ovum dapat dilakukan jika sudah terdapat 3 atau lebih folikel dengan

diameter 18 mm.Kadar E2 juga terus dipantau dan harus mencapai 200pg/ml/folikel matang.
Sebelum dilakukan Operasi Petik Ovum tepatnya 36 jam sebelumnya dilakukan

penyuntikkan hCG dengan dosis 5000 IU atau 10,000 IU.

 3.Tahap Post OPU

Tahap yang terakhir dalam program bayi tabung adalah Tandur Alih Embryo

(Embryo Transfer) yang kemudian dilanjutkan dengan Terapi Obat Penunjang Kehamilan.

Tandur Alih embryo adalah proses memasukan 2 atau maksimum 3 embryo yang

sudah diseleksi ke dalam rahim dengan cara menyemprotkannya secara perlahan ke dalam

rahim melalui leher rahim dengan menggunakan alat bantu kateter dan USG. Prosesnya

biasanya hanya berlangsung beberapa menit. Jumlah embryo yang di tandur alihkan akan

ditentukan oleh dokter ahli. Sebagai acuan pada pasien berusia sama atau <= 30 tahun maka

biasanya jumlah embrio yang ditandur alihkan adalah 2. Jika usia lebih dari 30 tahun maka

jumlah embrio yang dtandur alih adalah 3. Sisa embryo yang sudah terseleksi dengan baik

dapat dibekukan dan dipergunakan untuk kehamilan berikutnya berdasarkan persetujuan

pasien.

Tandur Alih Embryo dilakukan pada hari ke 2 atau hari ke 3 setelah operasi petik

ovum dilakukan. Proses ini merupakan proses yang sederhana sehingga tidak ada persiapan

khusus yang harus dilakukan pasien seperti halnya operasi petik ovum, karena pada tandur

alih embryo ini pasien tidak perlu melalui proses anastesi. Seperti halnya papsmear, biasanya

pasien tidak mengalami nyeri yang terlalu berlebihan. Embryo yang siap untuk ditransfer

akan diperlihatkan pada layar tv sebelum dilakukan transfer.

 Tahap selanjutnya adalah Terapi Obat Penunjang


Setelah proses tandur alih embryo berhasil dilakukan, pasien diberikan terapi obat

penunjang. Terapi ini bertujuan untuk mempersiapkan rahim menerima implantasi dari

embryo yang sudah ditanamkan sehingga embryo dapat berkembang dengan normal.

Pada tahap ini pasien diberikan suntikan hCG pada hari OPU+4 dan OPU+7. Dosis yang

biasanya diberikan 1500 IU atau 5000IU, tergantung dengan kondisi pasien.Selain pemberian

hCG, pasien juga dapat diberikan progesterone secara oral selama 15 hari atau penggunaan

vagina gel yang digunakan tiap malam sebelum tidur.

Berikut ini gambar tahapan proses bayi tabung

Perjuangan sperma menembus sel telur Perkembangan sel telur

Injeksi Pelepasan sel telur

Pembekuan sperma Penciptaan embrio


Embrio berumur 2 hari Pemindahan embrio

Makanan hasil rekaya genetik, diantaranya sebagai berikut:

1. Jagung manis
Jagung manis yang sering sekali kita makan
merupakan hasil rekayasa genetika loh. Pada jagung
manis gula yang terkandung diupayakan untuk tidak
diubah menjadi pati sehingga jagungakan tetap
manis, berair dan lunak saat masih muda. Dan
walaupun jagung manis adalah tanaman hasil
rekayasa genetik, tak usah khawatir karena
penelitian telah membuktikan bahwa jagung manis
aman dikonsumsi.
2. Semangka tanpa biji

Sejak muncul semangka tanpa biji


atau seedless  memakan semangka jadi sedikit lebih
mudah tanpa harus membuang biji satu persatu dari
mulut dan takut tertelan. Semangka tanpa biji
ditumbuhkan dari semangka hasi rekayasa genetik
dengan bijinya yang  induksi menggunakan zat
kolkisin dan serangkaian persilangan kemudian,
hingga dihasilkanlah semangka tanpa biji dari
semangka berkromosom 3n.

3. Golden rice
Golden Rice adalah beras atau padi yang gennya
telah disisipi materi organik dari tanaman wortel
sehingga memiliki warna kekuningan dari
betakaroten yang berasal dari wortel. Jadi Golden
rice ini selain mengandung karbohidrat juga telah
mengandung vitamin A. Temuan ini dinilai sangat
efektif dan efesien khususnya untuk di distribusikan
ke negara-negara dengan wilayah tandus yang sulit
menumbuhkan sayuran.

4. Kedelai impor
Seperti sama-sama kita ketahui, saat ini Indonesia
belum mampu memenuhi kebutuhan kedelainya
secara mandiri. Dan untuk tetap menjaga kesetabilan
harga, Indonesia melakukan impor kedelai dari
berbagai negara khususnya Amerika, dan itu berarti
tahu dan tempe yang kita makan selamai ini,
mayoritas menggunakan kedelai impor yang
merupakan salah satu tanaman hasil rekayasa
genetik juga. Beberapa kelebihan kedelai impor
adalah harganya yang lebih murah, ukuran lebih besar dan warnanya yang lebih cerah dan
tersedia setiap saat. Dan USDA (United State Department of Agricuture) telah menyatakan
bahwa kedelai impor dai Amerika yang banyak beredar di Indonesia ini aman untuk
dikonsumsi.

5. Pepaya California
Pepaya california atau yang bernama asli pepaya
callina ini merupakan buah pepaya hasil rekayasa
genetik dari Prof.  Dr. Ir. Sriani Sujiprihati .MS
yang berasal dari IPB. Buah pepaya callina
memiliki banyak kelebihan diantaranya selain
rasanya yang lebih manis, waktu munculnya buah pada pepaya varietas inipun terhitung
sangat cepat dengan hasil yang banyak.

6. Jambu kristal
Jambu kristal yang merupakan jambu
dengan sangat sedikit biji ini juga
merupakan tanaman hasil rekayasa genetik.
Bedanya jambu kristal dihasilkan dari
mutasi genertik yang terjadi secara alami
melalui petir. Selain bijinya yang sangat
sedikit, jambu kristal juga memiliki tekstur
yang renyah dan agak berair seperti buah
pir sehingga sangat nikmat untuk
dikonsumsi.

Anda mungkin juga menyukai