Anda di halaman 1dari 91

Fire Prevention in Oil & Gas

MATERI

1. Introduction
2. Fire Hazards of Hydrocarbon
3. Flammable Range
4. Property of Flammable and Explosion (NFPA-325)
5. Teknik Pemadaman Api
6. Case Study
7. FORCIBLE ENTRY
POTENSI BAHAYA KEBAKARAN

Sumber Bahan Bakar

Bahan Bakar menjadi berbahaya


jika terjadi semburan minyak liar
(Blow Out), Oil spill saat
pemompaan ke tangki , tumpahan
saat loading/ unloading, pecah
atau bocoran pipa penyalur dlsb.

BAHAN BAKAR YANG MUDAH MENGUAP AKAN


TERBAKAR JIKA TERDAPAT SUMBER API
POTENSI BAHAYA KEBAKARAN

Sumber Panas /Nyala

Bahan bakar dapat terbakar jika ada sumber


energi panas yang cukup untuk
menyalakannya.

KEBAKARAN TIDAK TERJADI JIKA SUMBER


PANAS DIHILANGKAN
POTENSI BAHAYA KEBAKARAN

Contoh Sumber Panas/ Nyala

1. API ROKOK
MEROKOK DI TEMPAT TERLARANG
MEMBUANG PUNTUNG ROKOK
MEROKOK SAMBIL TIDURAN

2. API TERBUKA
MENYALAKAN/MEMBAWA API PADA TEMPAT TERLARANG /
BERBAHAYA

3. LISTRIK
HUBUNGAN SINGKAT
BEBAN LEBIH
PENGAMAN TIDAK BERFUNGSI
POTENSI BAHAYA KEBAKARAN

4. GESEKAN
GESEKAN LOGAM TANPA PELUMAS
GESEKAN MENIMBULKAN LISTRIK
STATIS

5. TEKANAN UDARA
KOMPRESI UDARA YANG BERLEBIHAN

6. SINAR MATAHARI
MEMBUAT PANAS SUATU PERMUKAAN
PEMUAIAN GAS PADA TABUNG

7. REAKSI KIMIA
KARBIT DENGAN AIR
8. UNSUR KESENGAJAAN
SENGAJA DIBUAT SUATU PROSES
AGAR TERJADI KEBAKARAN
7
BAHAYA KEBAKARAN DAN PELEDAKAN YANG HARUS
DIWASPADAI DALAM INDUSTRI MIGAS ANTARA LAIN;
POTENSI BAHAYA KEBAKARAN
Bahaya Kebakaran Tanki
Kebakaran merupakan acaman utama dalam operasi tangki
yang berisi bahan mudah terbakar dan meledak
Kasus kebakaran tangki menimbulkan kerugian sangat besar
dan dapat menimbulkan korban jiwa.

Bahan mudah terbakar dapat berasal dari isi tangki atau


sumber dari luar.
Sumber api dalam kegiatan operasi tangki dapat dibedakan
atas :
Api terbuka (pengelasan, api dapur dll)
Listrik statis.
Percikan logam
Sambaran petir.
POTENSI BAHAYA KEBAKARAN

Bahaya Kebakaran Tanki


 Kecelakaan dalam operasi tangki banyak terjadi akibat kondisi tangki
kurang baik, atau pada saat melakukan pekerjaan pemeliharaan.
 Untuk menjamin keselamatan dalam kegiatan pemeliharaan
diperlukan sistem kerja, rencana tertulis dan penerapan yang
konsisten sesuai dengan aturan yang berlaku antara lain :
 Rencana Kerja yang rinci
 Koordinasi dan komunikasi dengan semua unsur terkait
 Penggunaan tenaga terlatih
 Pelatihan dalam tindakan pengamanan dan prosedur kerja aman
 Pemeriksaan dan pengetesan potensi bahaya dalam tangki
POTENSI BAHAYA KEBAKARAN
Bahaya Kebakaran Tanki
 Penggunaan alat pengaman dan alat keselamatan untuk
pekerja
 Penerapan sistem ijin kerja

 Pengetesan gas berbahaya sebelum memasuki tangki untuk


kegiatan pemeliharaan
 Rencana keadaan darurat

 Pemenuhan peraturan, prosedur dan ketentuan keselamatan


yang berlaku
POTENSI BAHAYA KEBAKARAN
Bahaya dalam Maintenance Tangki
• Kebakaran dan peledakan. • Akibat adanya sisa bahan mudah
terbakar
• adanya sumber panas dari pekerjaan
maintenance & Cleaning

• Kurang oksigen • Asphyxiation & Oxygen Deficiancy

• Bahan Kimia Residue


• Bahan kimia >> NAB

• Bahaya fisik • DROP Object


• Struktur tangki,
• Fall from height
• Slip & Trip
POTENSI BAHAYA KEBAKARAN

Tindakan Pencegahan

Melakukan Risk Assessment


Pengontrolan sumber penyalaan untuk mencegah kebakaran/ledakan.
Isolation Energi
Cleaning bahan kimia residue : flushing, purging,etc
POTENSI BAHAYA KEBAKARAN
Static Electricity
Bahaya Static Electricity???
Potensi bahaya dari Listrik statis
adalah percikan api pada campuran
udara mudah terbakar.
Contoh fenomena listrik statis adalah
Sambaran Petir
Kebakaran akibat listrik statis juga
dapat terjadi dalam kegiatan
pembersihan tangki (steaming out),
selama pengisian tangki atau
pengambilan sample.
KERUGIAN AKIBAT KEBAKARAN

Adanya Penyimpangan Standar HSE !!!


CONTOH KEBAKARAN TANKI
Romeoville, Illionis, 1984- $ 14.600.000
Sambaran petir mengenai tank jenis Cone
Roof 190 ft berisi minyak solar (diesel fuel).
Pecahan atap tangki terlempar sejauh 240 feet
mengenai atap tangki jenis Covered Floating
Roof berisi gasoline.
Tangki gasoline berukuran 180 ft sejauh 80 ft
terkena pecahan/bahan yang terbakar sehingga
terbakar.
Kedua tangki berdekatan terbakar.
Kebakaran pada bagian rim seal
mengakibatkan atap tenggelam setelah 4 jam.
Kedua tangki dalam keadaan penuh dan
keduanya rusak total.
Kebakaran pada tangki internal floating
dipadamkan setelah 24 jam.
CONTOH KEBAKARAN TANKI
Beaumont, Texas 09/17/70 - $
20.200.000

Sambaran petir mengenai tank jenis cone roof ukuran 60 ft


berisi minyak Slop, mengakibatkan kerusakan pada
sambungan bagian bawah.

Dasar tangki sobek, minyak tumpah sebanyak 11.000 BBL


Minyak menyebar dalam tanggul ke tangki berdekatan
sebanyak 16 buah.
Api memusnahkan semua tangki, pipa penyalur minyak dan
cooling tower.
Api dipadamkan setalah 12 jam.
Phenomena kebakaran

19
INTENSITAS
Fenomena kebakaran

Flashover
3 - 10 menit

STEDY
Fully development fires
(600-1000 o C)

WAKTU
SUMBER
ENERGI How fast does fire spread_480p.mp4
21
Fenomena kebakaran
Flashover
INTENSITAS

3 - 10 menit
STEDY
Fully development fires
(600-1000 o C)
FIRE STAGE

TIME

Sumber Energy
 Awal terjadinya api/kebakaran tidak diduga waktu dan tempatnya;
 Faktor pemicunya karena terjadi energi panas yang tidak terkendali. (Source energy)
 Bila energi panas kontak dengan bahan bakar maka akan terjadi awal penyalaan (Initiation)
 Nyala api akan menjadi besar dan meluas bila cukup media penghantarnya; (Growth)
 Dalam waktu 3 mnt untuk bahan cair dan 10 mnt untuk bahan padat terjadi flash over
 Temperatur dan intensitas nyala api dipengaruhi oleh sifat flammability, quantity, dan jenis
material yang terbakar (600-1000 oC)
 Kebakaran akan surut dan padam bila keseimbangan reaksinya tidak seimbang.
TEORI API DAN ANATOMI KEBAKARAN
FUEL - Setiap jenis bahan yang dapat
terbakar (padat, cair atau gas).
Bahan padat dan cair sebelum menyala,
dibutuhkan energi panas untuk
menghasilkan sejumlah uap.

OXYGEN - Diperlukan suplai oxygen yang


cukup (Udara atau zat oxydant).

Ignition source - Energi panas yang mampu


meningkatkan temperatur sampai fase
penyalaan (ignition temperature).
Percobaan 1

Oxygen at 20.8
%
Perlahan nyala
padam karena
oxygen
Lilin Gelas
berkurang/habis.
penutup

Air

Diperlukan unsur O2 (Oxygen)


PERCOBAAN 2

DISULUT DISULUT

BENSIN SOLAR/
MINYAK
PELUMAS

LANGSUNG NYALA DIPANASKAN


PROSES TERJADINYA API
Didalam udara ada bermacam-macam unsur antara
lain oksigen. Pembakaran dpt terjadi bila kadar oksigen
dlm udara min: 19,5 %.

API TERBUKA, GESEKAN, BENTURAN, BUNGA


API LISTRIK, BUSUR API LAS, LISTRIK STATIS,
FAKTOR ALAM DLL.
Di udara mengandung
- Oxygen ( O2 ) 21% ,
- Nitrogen ( N2 ) 78% dan
- gas lain-lain 1%

Angin
Pada saat terjadi kebakaran O2 akan berkurang
yang mengakibatkan tekanan udara menurun,
maka akan terjadi arus angin besar sehingga
kobaran nyala api cepat menjalar
Kebakaran; proses Kimia yang
menimbulkan panas (eksotermis)

Kebakaran terjadi karena adanya tiga unsur


segitiga api (Fire Triangle )

Fuels
Oxygen
Heat
HOW DOES FIRE WORK?

 Three components
 Needall three
components to start a
fire
 Fireextinguishers
remove one or more
of the components

KOES
PROSES KIMIA API

REAKSI PEMBAKARAN :

CH4 + 2O2 CO2 + 2H20 + E

Api merupakan proses kimia yang memerlukan oksigen


dan menghasilkan energi panas (eksotermis)
THE FIRE TETRAHEDRON

CHAIN
REACTION

HEAT
FAKTOR YANG BERPENGARUH
TERJADINYA API

1. Flammable Range (FR)


2. Flash Point (FP) – Titik Nyala
3. Fire Point – Titik Bakar
4. Autoignition Temperature
5. Activation Heat Energy
HEAT
OUT PUT
SEGITIGA API (FUEL-OXYGEN-HEAT)
DIHUBUNGKAN OLEH
BESARAN ANGKA -ANGKA

? FLAMMABLE RANGE

FEEDBACK
VAPOR
FIRE ? FLASH POINT
? ? FIRE POINT
FUEL AUTO IGNITION TEMPERATURE

BESARAN ANGKA-ANGKA TSB.


SOURCE ENERGY HARUS DIKENALI DAN DIKENDALIKAN
FAKTOR YANG BERPENGARUH TERJADINYA API
PANAS
CO2 H2 O 4. Reaksi berantai
Dalam siklus nyala api adalah reaksi
kimia oksidasi eksotermal secara
berantai

3. Fire Point
Reaksi nyala akan kontinyu apabila
Rantai reaksi ada siklus panas yang sanggup
menghasilkan uap terus menerus.
VAPORIZATION
2. Flammable range.
Kadar uap bahan bakar di udara
harus dalam campuran yang
FUEL seimbang.
Cx Hx 1. Vaporization.
Diperlukan energi awal untuk
merubah bahan bakar kedalam bentuk
SOURCE ENERGY 36
uap. Suhu yang dibutuhkan disebut
flash point
Upperr Too Rich - Jenuh
Explosion
Limit
Uap
minyak
Daerah bisa terbakar Daerah
Explosive Range kurang
oksigen
Lower
Explosion
Limit Too Lean
21% 10 %
O2
Penjelasan:

 Lower Explosive Limity (L.E.L.)


Batas minimal konsentrasi uap bahan bakar di
udara dimana bila ada sumber api akan
terbakar.

 Upper Explosive Limit (U.E.L.)


Batas konsentrasi maksimal uap bahan bakar
di udara akan dapat terbakar bila ada sumber
nyala.
FLAMMABLE RANGE
Konsentrasi di antara L.E.L. dan U.EL. Pada
konsentrasi ini apabila ada sumber nyala campuran
uap bahan bakar dan udara akan dapat terbakar atau
meledak. Bila konsentrasi uap bahan bakar di luar
batas explosive range (kurang atau lebih), sekalipun
ada sumber nyala tidak akan terbakar.

Contoh: Pada grafik menunjukkan bahwa konsentrasi uap


minyak di udara antara 1% s/d 10% merupakan kondisi siap
terbakar, maka bila terdapat kadar uap minyak mentah dalam
kurva explosive range, dilarang mengadakan kegiatan yang
menggunakan api atau yang mungkin menimbulkan api/percikan
api. Alat untuk mengukur kadar gas/uap mudah terbakar adalah
Combustible Gas Indicator / Explosimeter.
43
TABEL FLAMMABLE RANGE

BAHAN FR (%) BAHAN FR (%)

CRUDE OIL 1 – 10 ASETON 2.15 – 13

BENSIN 1.4 – 7.6 BENZEN 1.4 – 8


KEROSIN 0.7 – 5 TOLUEN 1.27 – 7

BUTAN 1,9 – 8.5 ASETILIN 2.5 – 82


PROPAN 2.37 – 9.5 METAN 5 – 15

44
KOES
KOMPOSISI BAHAN BAKAR DAN
OKSIGEN

O2 O2
Gas Gas
Cairan Cairan
Cairan

Too Rich Explosive Too Lean


Sedikit Gas
Jenuh Gas Jenuh Oksigen
Kurang Oksigen
FLASH POINT

BAHAN FP (0C) BAHAN FP (0C)


JET FUEL, JP-
38 METHANE - 159
6
KEROSINE 30-70 BENSIN - 43
ETHANOL/
PROPANA - 104 13
SPIRITUS
HIDROGEN
BUTHANA - 60 < - 60
SULFIDA
MINYAK
38 ASETILIN - 18
DISEL
46
KOES
AUTO IGNITION TEMPERATURE

BAHAN AIT (OC) BAHAN AIT (OC)

BENSIN 257.2 ASETILIN 335

KEROSIN 228.9 PROPAN 467.8

MINYAK DISEL 257 JET FUEL, JP-6 224

SPIRITUS 423 METHANA > 500


PARAFIN 316 BUTAN 405
VAPOR DENSITY

Vapor density adalah berat dari suatu


volume uap dibandingkan dengan berat
udara dengan volume yang sama pada
temperatura dan tekanan yang sama
HEAVY VAPOR

Uap berat cenderung seperti cairan :


Cenderung turun di tanah dan mengendap
di bagian yang terendah

Karena itu :

 Uap berat merayap ke segala arah,


umumnya dalam arah horisontal

 Lokasi berbahaya adalah pada bagian di


bawah permukaan tanah
LIGHT VAPOR

Uap ringan adalah uap yang lebih ringan


dari udara
 Uap ringan cenderung menguap dan menyebar ke sekitarnya

 Lokasi gas yang lebih ringan cenderung di ketinggiann seperti


di bawah atap, dek dekat sumber bocoron dan tempat lain
dimana gas dapat terperangkap
FLAMMABLE & COMBUSTIBLE

Klasifikasi NFPA.
Flammable : Mudah Terbakar
Combustible : Dapat Dibakar

37.8 0C 93.4 0C

FLAMMABLE COMBUSTIBLE

I II III

100 0F 140 0F
FLAMMABLE AND COMBUSTIBLE
LIQUID CLASSIFICATIONS
Flammable Liquid - any liquid having a flashpoint below 100o F
(37.8o C) or higher, the total of which make up 99 percent or more
of the total volume of the mixture. Flammable liquids shall be
known as Class I liquids. Class I liquids are divided into three
classes as follows:

Class IA - shall include liquids having flashpoints below 73 F (22.8 C)


and having a boiling point below 100 F (37.8 C).

Class IB - shall include liquids having flashpoints below 73 F (22.8 C)


And having a boiling point at or above 100 F (37.8 C).

Class IC - shall include liquids having flashpoints at or above 73 F


(22.8 C) and below 100 F (37.8 C).
FLAMMABLE AND COMBUSTIBLE
LIQUID CLASSIFICATIONS

Combustible Liquid - any liquid having a flashpoint at or above


100o F (37.8o C). Combustible liquids shall be divided into two
classes as follows:

Class II - shall include those with flashpoints at or above


100 F (37.8 C) and below 140 F (60 C), except any mixture
having components with flashpoints of 200 F (93.3 C) or higher,
the volume of which makes up 99 percent or more of the total
volume of the mixture.

Class III - shall include those with flashpoints at or above


140 F (60 C).
FLAMMABLE AND COMBUSTIBLE
LIQUID CLASSIFICATIONS

Class III liquids are subdivided into two subclasses:

Class IIIA - shall include those with flashpoints at or above 140


F (60 C) and below 200 F (93.3 C), except any mixture having
components with flashpoints of 200 F (93.3 C), or higher, the
total volume of which makes up 99 percent or more of the total
volume of the mixture.

Class IIIB - shall include those with flashpoints at or above 200


F (93.3 C).
Oksigen
- UDARA : 21 % OKSIGEN (O2)
- OKSIGEN (O2) MURNI
- ZAT-ZAT KIMIA PENGHASIL OKSIDA
Heat
Sumber Panas
Energi Mekanik
- Energi Listrik
- Energi Kimia
- Energi Surya
- Energi Nuklir

KOES
IGNITION SOURCES
 Furnaces and other hot equipment
 Auto-ignition
 Pyrophoric Material
 Maintenance work
 Lightning
 Mobile equipment
 Electrical Equipment Sparking
 Static Electricity, etc
NFPA 704
HAZARD CLASSIFICATIONS

NAPO
OSHA - WHMIS
HAZARD CLASSIFICATIONS

Workplace Hazardous
Materials Information
System ( WHMIS )
FLAMMABLE SOLID

Flammable solid

Benda padat mudah menyala :


Belerang, Formaldehyde.
Benda padat yang dapat terbakar spontan :
Molten Phosphorous.
Benda padat berbahaya bila basah :
Potasium, Zinc ash, Mg powder, Phyroporic
FLAMMABLE MATERIALS

Padatan dapat terbakar (flammable solid):


sodium, potasium

Cairan dapat menyala (flammable liquid):


bensin, alkohol, pelarut (thinner), cat,
solar, H2S, amonia.

Gas dapat terbakar (flammable gas): propan,


butan, hidrogen, asetilin.
FLAMMABLE MATERIALS

Bahan Mudah Meledak lainnya :

Nitroglicol, Nitrogliserin
Trinitro Benzen, Trinitro Toluen
Benzoil Perosida, Acetil Perosida
Ethil Nitrat
Bahan Oksidator :
Kalium Chlorat, Kalium Perchlorat
Natrium Chlorat, Amonium Chlorat
Kalium Peroksida, Kalium Nitrat
Hydrogen Peroksida, Magnesium Peroksida
Gas:
Gas mudah meledak : propane, methane.
Gas tidak mudah meledak :
Carbon dioxide (CO2)
Nitrogen (N2), Oxygen (O2).
COOLING TECHNIQUE

Cooling Technique :
mendinginkan bahan bakar dengan menghilangkan
panas. Misalnya, menyiram air pada bahan bakar
seperti kayu yang terbakar
SMOTHERING TECHNIQUE

Smothering Technique :
memotong pasokan oksigen. Misalnya,
dengan memberikan foam atau karbon
dioksida

Smothering Tech 6:43


STARVATION TECHNIQUE

Starvation Technique :
dengan memotong pasokan bahan bakar
(fuel). Misalnya dengan memberhentikan
pasokan gas yang terbakar di dalam pipa.
INHIBITION TECHNIQUE

Inhibition Technique :
dengan menghentikan reaksi kimia. Misalnya,
dengan memberikan dry chemical powder.
CASE STUDY

1__Hot Work Hidden Hazards.flv


Basic Forcible Entry
FORCIBLE ENTRY

 teknik
pemadaman kebakaran dengan
cara masuk dilokasi pemadaman
kebakaran secara paksa, optimal
mungkin tidak membahayakan fire
team dan korban.
 Physics of levers
 Forcible entry tools
 Residential vs. commercial construction
 Door size-up
 Thru-the-lock methods
 Conventional forcible entry

OUTLINE
FORCIBLE ENTRY TOOLS

Halligan Tool with Probar Design


 24” or 30” tool length
FORCIBLE ENTRY TOOLS

Flathead Axe
 6lb or 8lb head

FORCIBLE ENTRY TOOLS


FORCIBLE ENTRY TOOLS

Sledgehammer
 8lb, 10lb, 12lb

FORCIBLE ENTRY TOOLS


FORCIBLE ENTRY TOOLS

 K-Tool

 Rex Tool

 O-Tool

 Shove knife
 THRU-THE-LOCK TOOLS
FORCIBLE ENTRY VIDIO\Rex Tool Through the
Lock Mortise Locks_360p.mp4
FORCIBLE ENTRY TOOLS

Hydra Ram

HYDRAULIC TOOLS
FORCIBLE ENTRY TOOLS

Gas Powered Rotary Saw

POWER SAWS
FORCIBLE ENTRY TOOLS

Rescue Chainsaw

POWER SAWS
81
Basic Forcible Entry
DOOR STYLE & FRAME STRUCTURE

Styles of door
 Hollow-core

 Slab

 Tubular aluminum

Frames and surrounding structure


 Wood

 Metal

 Masonry
FORCIBLE ENTRY TECHNIQUE

DOOR SIZE-UP

 Try before you pry

 Where are the locks

 Test the door

FORCIBLE ENTRY VIDIO\Door Size UpWTGB_360p.mp4


FORCIBLE ENTRY TECHNIQUE

THRU-THE-LOCK METHOD
 Can be quicker than conventional forcible entry
with proper training and practice, but requires
specific tools.

 Leaves an intact structure for ventilation and


securing the structure after operations.

 Lower repair cost for building owner.


FORCIBLE ENTRY TECHNIQUE – THRU LOCK METHOD

 Key-in-knob lock

 Tubular deadbolt

 Mortise lock

 Rim lock

THRU-THE-LOCK METHOD
85
FORCIBLE ENTRY TECHNIQUE – THRU LOCK METHOD

Mortise lock Video

THRU-THE-LOCK METHOD
FORCIBLE ENTRY TECHNIQUE – THRU LOCK METHOD

Rim lock
External
view

Internal
views

87
Basic Forcible Entry
FORCIBLE ENTRY – INWARD SWINGING DOOR

Lack of visible hinges

Most residential entries

INWARD SWINGING DOOR


OUTWARD SWINGING DOOR

 Hinges will be visible

 Common on commercial
occupancies
SECURITY FEATURES

Security Screen Doors


SECURITY FEATURRES

Drop bar assemblies-


Video
Inward/Outward

Anda mungkin juga menyukai