Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Cekungan Jawa Timur bagian Utara merupakan salah satu cekungan busur

belakang di Indonesia yang terbukti mampu menghasilkan hidrokarbon (minyak

dan gas). Salah satu lapangan di Cekungan Jawa Timur bagian Utara yang

menghasilkan hidrokarbon adalah Lapangan Tama yang merupakan bagian dari

Blok Lepas Pantai Barat Madura. Secara fisiografi, Lapangan Tama terletak pada

tinggian yang berada di antara dua buah depresi, yaitu Busur Bawean dan Central

Deep.

Salah satu reservoar di Cekungan Jawa Timur bagian Utara yang mampu

menghasilkan hidrokarbon terletak pada Formasi Kujung, dengan target utama

eksplorasi pada Lapangan Tama adalah Kujung I. Kujung I tersusun oleh

batugamping yang memiliki kisaran umur Oligosen Akhir hingga Miosen Awal.

Batuan karbonat pada Kujung I memiliki bentuk berupa terumbu karang yang

memanjang maupun terisolasi yang dikelilingi oleh batulempung dan

batugamping (Mudjiono dan Pireno, 2001).

Kujung I sebagai reservoar batuan karbonat merupakan suatu hal yang

unik untuk dipelajari, karena pembentukan batuan karbonat baik secara vertikal

maupun lateral dapat mengalami perubahan sangat cepat. Kualitas pada batuan

karbonat juga lebih dipengaruhi oleh proses-proses pasca pengendapan, di

antaranya adalah tektonik yang terbentuk setelah pengendapan maupun proses

1
2

diagenesis. Hal tersebut yang menjadikan tantangan tersendiri dalam eksplorasi

hidrokarbon pada batuan karbonat.

Penyebaran sifat fisik batuan dilakukan untuk mengetahui karakteristik

reservoar. Metode yang digunakan untuk mengetahui penyebaran sifat fisik pada

reservoar adalah melalui 3D Geomodelling. Metode yang dilakukan adalah

dengan mengintegrasikan data sumur dan seismik 3D. Data sumur memiliki

resolusi vertikal yang sangat bagus, namun resolusi lateralnya buruk, sedangkan

data seismik memiliki resolusi vertikal kurang bagus, namun resolusi lateralnya

bagus. Dengan menggabungkan kedua data tersebut, maka informasi geologi dari

sumur dapat disebarkan secara lateral menggunakan informasi dari data seismik.

Penyebaran data tersebut dibantu dengan perhitungan geostatistik, sehingga

diperoleh informasi mengenai penyebaran vertikal dan lateral pada reservoar

melalui perhitungan statistik dalam bentuk 3 dimensi. Model 3D baik untuk

digunakan karena dapat memberikan visualisasi yang mudah untuk dibaca,

sehingga dalam perhitungan cadangan hidrokarbon, penggunaan model 3D akan

menghasilkan perhitungan yang lebih baik dibandingkan dengan penggunaan peta

2D.

I.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana fasies dan lingkungan pengendapan serta zona potensial reservoar

pada daerah penelitian?


3

2. Bagaimana persebaran porositas dan saturasi air pada Kujung I di lapangan

Tama pada model 3 dimensi yang telah dibuat?

3. Berapa volume hidrokarbon yang ada di dalam reservoar?

I.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengintegrasikan data log dan

seismik 3D untuk :

1. Menentukan fasies, lingkungan pengendapan dan zona potensial hidrokarbon.

2. Membuat persebaran porositas dan saturasi air menggunakan model statik 3D.

3. Menghitung volume hidrokarbon Reservoar Kujung I pada Reef Aga dan Ervan

di Lapangan Tama.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi geologi bawah

permukaan, melakukan evaluasi petrofisik dan mengetahui prospek hidrokarbon

pada Reservoar Kujung I di Lapangan Tama.

I.4. Lokasi Penelitian

Lapangan Tama merupakan salah satu bagian dari Blok Lepas Pantai Barat

Madura, yang dimiliki oleh PT. Pertamina Hulu Energi WMO. Secara geografis,

Lapangan Tama berada 20 km di sebelah utara dari Pulau Madura, Jawa Timur.

Daerah penelitian memiliki luas 5,5 km x 3,6 km (Gambar 1.1). Penelitian

dilakukan di kantor pusat PT. Pertamina Hulu Energi WMO yang berlokasi di

Provinsi DKI Jakarta.


4

Gambar 1.1. Peta Jawa bagian Timur yang diambil dari Mudjiono dan Pireno (2001)
dengan modifikasi. Lapangan Tama merupakan bagian dari Blok Lepas
Pantai Madura. Secara geografis, Lapangan Tama terletak 20 km di
sebelah utara dari Pulau Jawa, dengan luas daerah sebesar 5,5 km x 3,6
km.

I.5. Batasan Masalah

Penelitian yang dilakukan memiliki batasan-batasan permasalahan

tertentu. Masalah-masalah tersebut adalah sebagai berikut.

1. Fokus dari penelitian adalah untuk menentukan fasies, lingkungan

pengendapan serta zona potensial reservoar batuan, menyebarkan porositas

dan saturasi air secara 3D dan menghitung volume hidrokarbon reservoar

Kujung I di Lapangan Tama.

2. Model 3D dibuat menggunakan software Petrel 2009 berdasarkan data dan

interpretasi data yang telah dilakukan oleh pihak perusahaan, yaitu :


5

a. Data sumur, meliputi hasil pengukuran data sumur, perhitungan

petrofisik dan sampel petrografi.

b. Seismik 3D dan horizon yang telah diinterpretasi oleh pihak

perusahaan.

3. Analisis data petrografi menggunakan sayatan tipis yang telah disediakan

oleh pihak perusahaan yang kemudian dianalisis oleh peneliti secara

individu.

I.6. Peneliti Terdahulu

Beberapa penelitian telah dilakukan sebelumnya di daerah penelitian.

Peneliti-peneliti terdahulu tersebut adalah sebagai berikut.

1. Satyana dan Djumlati (2003)

Satyana dan Djumlati dalam publikasi yang berjudul "Oligo-

Miocene Carbonates of East Java Basin, Indonesia : Facies Definition

Leading to Recent Significant Discoveries" pada tahun 2003 menyebutkan

bahwa batuan karbonat berumur Oligosen-Miosen pada Cekungan Jawa

Timur sebagai reservoar telah terbukti pada tahun 1970an, namun sebagai

produsen minyak, reservoar batuan karbonat baru diperhatikan pada akhir

tahun 1990an, ketika ditemukan reservoar batuan karbonat yang mampu

memproduksi 900 MMB minyak dan 700 BCF gas. Satyana dan Djumlati

menyebutkan pula bahwa angka tersebut akan berkembang seiring dengan

bertambahnya perusahaan minyak yang memproduksi migas di daerah

tersebut. Hal tersebut berdampak pada semakin banyak gambaran


6

mengenai kondisi geologi dan petroleum system pada karbonat Oligosen-

Miosen di Cekungan Jawa Timur.

2. Bransden dan Matthews (1992)

Bransden dan Matthews dalam publikasi yang berjudul "Structural and

Stratigraphic Evolution of the East Java Sea, Indonesia" pada tahun 1992

membahas tentang evolusi struktur geologi dan stratigrafi pada laut Jawa

Timur, yang istilah lain yang digunakan untuk menyebut Cekungan Jawa

Timur Utara. Bransden dan Matthews menyebutkan bahwa laut Jawa

Timur merupakan cekungan busur belakang yang terbentuk oleh ekstensi

dan memiliki sistem cekungan yang kompleks dan terletak di bagian tepi

dari lempeng Sunda. Cekungan ini terbentuk oleh lempeng benua Hindia

Australia dan lempeng samudera Filipina yang menumbuk lempeng

Eurasia yang relatif stabil. Pergerakan kedua lempeng tersebut

menghasilkan sesar dengan dua jenis arah, yaitu barat daya-timur laut pada

bagian tepi cekungan dan barat-timur pada bagian selatan cekungan.

3. Satyana (2005)

Satyana dalam publikasi yang berjudul "Oligo-Miocene

Carbonates of Java, Indonesia: Tectonic-Volcanic Setting and Petroleum

Implications" yang dipublikasikan pada tahun 2005 membahas tentang

setting tektonik-vulkanik pada karbonat berumur Oligosen-Miosen di

Jawa. Satyana (2005) menyebutkan bahwa terdapat dua buah jalur

karbonat berumur Oligosen-Miosen, yaitu jalur bagian utara yang terdiri

dari daerah Cepu-Surabaya-Madura, Jawa Tengah Utara dan daerah


7

Ciputat-Jatibarang, di mana jalur tersebut tersusun oleh karbonat Formasi

Kujung, Tuban, Baturaja dan Cibulakan Tengah. Jalur yang kedua terletak

pada bagian selatan yang terdiri dari daerah Gunung Kidul - Banyumas -

Jampang - Bayah - Sukabumi - Rajamandala.

Batuan karbonat pada jalur bagian utara merupakan cekungan

busur belakang yang berjarak 75-150 km dari lokasi busur gunungapi

sekarang. Satyana (2005) menyebutkan bahwa batuan karbonat pada jalur

bagian utara merupakan reservoar minyak yang baik, dikarenakan tidak

adanya pengaruh vulkanisme maupun diagenesis karena aktivitas

gunungapi.

4. Mudjiono dan Pireno (2001)

Mudjiono dan Pireno dalam publikasi yang berjudul "Exploration

of the North Madura Platform, Offshore East Java, Indonesia" pada tahun

2001 membahas tentang sejarah dan hasil eksplorasi yang dilakukan pada

paparan utara Madura. Secara stratigrafi, eksplorasi yang dilakukan lebih

difokuskan pada Formasi Ngimbang dan Kujung. Formasi Kujung dibagi

menjadi 3 unit pada saat eksplorasi yang dilakukan oleh Cities Service,

mulai dari yang tertua ke termuda yaitu Kujung III, Kujung II dan Kujung

I. Berdasarkan hasil penelitian, disebutkan bahwa Kujung I tersusun oleh

batugamping masif dengan sisipan serpih dari Kujung II yang jarang

ditemukan. Secara paleogeografi, Kujung I memiliki bentuk berupa

terumbu karang yang memanjang serta terumbu-terumbu karang yang

terisolasi. Terumbu karang ini terbentuk pada paparan yang stabil.


8

5. Carter, dkk (2005)

Carter, dkk dalam publikasi yang berjudul "Interpretation Methods

in the Exploration of Oligocene-Miocene Carbonate Reservoirs, Offshore

Northwest Madura, Indonesia" pada tahun 2005 membahas tentang

berbagai metode interpretasi seismik yang dilakukan untuk eksplorasi

reservoar karbonat berumur Oligosen-Miosen. Penelitian dilakukan pada

lapangan Lepas Pantai Barat Madura, dengan fokus pada Reef Kujung I

dan paparan karbonat pada Kujung II dan Kujung III. Interpretasi seismik

yang dilakukan meliputi penggunaan isochrone, gambar varian, amplitude

versus offset (AVO), accoustic impedance, fasies seismik dan estimasi

kecepatan sebagai bagian dari pre-stack depthmigration processing flow.

Metode-metode yang digunakan tersebut memberikan persentase

keberhasilan sebesar 67% dalam pencarian hidrokarbon.

6. Darmawan, dkk (2016)

Darmawan, dkk dalam paper yang berjudul "Unravel the

Oligocene-Miocene Depositional Architectures in the North Madura

Platform using Seismic Stratal Volume" yang dipublikasikan tahun 2016

membahas tentang arsitektur pengendapan batuan-batuan berumur

Oligosen hingga Miosen pada paparan utara Madura dengan menggunakan

metode stratal volume. Hasil penelitian menyebutkan bahwa Kujung I

memiliki karakteristik dengan kemenerusan terumbu karang yang

memiliki bentuk hampir bundar. Pertumbuhan terumbu karang dimulai

pada akhir dari Kujung II, dengan mulai terbentuknya terumbu-terumbu


9

karang berukuran kecil. Semakin muda, terumbu-terumbu karang tersebut

memiliki ukuran yang semakin besar dan semakin terisolasi, dan diakhiri

dengan mulai terbentuknya gundukan karbonat serta adanya alur-alur

disekitar terumbu karang tersebut.

I.7. Keaslian Penelitian

Penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya lebih membahas

mengenai kondisi tektonik dan stratigrafi pada Cekungan Jawa Timur Utara

maupun paparan Madura Utara, yang secara umum memiliki skala penelitian

lebih luas. Penelitian saya sendiri dilakukan pada skala yang lebih detil, yaitu

lapangan Tama sebagai bagian dari paparan Madura Utara. Disamping itu, tidak

ditemukan pula publikasi mengenai perhitungan cadangan hidrokarbon

menggunakan model 3D, sehingga penelitian yang dilakukan bersifat asli.

I.8. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian yang dilakukan berdampak untuk dua aspek, yaitu

pengetahuan dan industri. Untuk aspek pengetahuan, penelitian memiliki manfaat

untuk mengaplikasikan metode 3D Geomodeling sehingga diperoleh informasi

mengenai porositas dan saturasi air pada reservoar di bawah permukaan

berdasarkan hasil integrasi antara data log sumur dan seismik 3D, sedangkan

dalam aspek industri, penelitian memiliki manfaat untuk mengetahui prospek

hidrokarbon di bawah permukaan dan menghitung cadangan hidrokarbon (gas dan

minyak) di dalam reservoar.

Anda mungkin juga menyukai