Anda di halaman 1dari 21

Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis

Vol. 14, No. 2, September 2016: 208-228


EISSN : 2442-9813
ISSN : 1829-9822

ANALISIS IMPLEMENTASI ANGGARAN BERBASIS KINERJA PADA


PEMERINTAHAN KABUPATEN SIAK PROVINSI RIAU

Reni Farwitawati, Bambang Suroto dan Hadiyati

Fakultas Ekonomi Universitas Lancang Kuning

Abstrak: Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja di Indonesia secara formal telah


dimulai sejak Tahun 2003, menggantikan penganggaran dengan pendekatan
Tradisional yang ditengarai banyak terdapat kelemahan. Kelemahan pendekatan
Tradisional atau Line Item Budgeting adalah: rendahnya tingkat transparansi,
akuntabilitas, efektivitas dan efisiensi serta tidak jelasnya kinerja untuk mengukur
layanan publik yang hendak dicapai.
Penganggaran berbasis kinerja adalah penyusunan anggaran yang
memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dan dan output serta hasil yang
diharapkan. Penganggaran berbasis kinerja menitikberatkan pada perumusan keluaran
kegiatan dan indikatornya yang dikaitkan dengan tugas dan fungsi organisasi serta
efektivitas dan efisiensi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Setelah
dilaksanakan selama kurang lebih satu dekade penelitian ini bermaksud menganalisis
penerapannya pada Pemerintah Kabupaten Siak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan melakukan analisis terhadap
implementasi Anggaran Berbasis Kinerja pada Pemerintah Kabupaten Siak terkait
penerapkan elemen Anggaran Berbasis Kinerja.
Berdasarkan hasil penelitian penerapan sistem anggaran berbasis kinerja
dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015 di
Kabupaten Siak cukup baik. dilihat dari sistem anggaran berbasis kinerja yang
mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 dan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 37 tahun 2014 walaupun masih mengalami berbagai
kendala yaitu kendala yuridis dan kendala administratif.

Abstract: The application of budget based performance in Indonesia formally has


begun since 2003, replace budgeting with the approach traditional alleged to many
of the weakness .Weakness approach traditional or line items budgeting is: the low
level of transparency, accountability, effectiveness and efficiency and the lack of
clarity on performance for measuring public services to achieved.
Based budgeting process performance is the establishment of the budget who
considers the links between their funding and and output as well as the results
expected. Performance based budgeting process focused on the formulation of exodus
activities and the indicators who is associated with the duties and functions of the
organization as well as the efficiency and effectiveness of in order to achieve its
intended purpose. After carried out over the less is more a decade this research mean
to analyze its application in the district government Siak.

208
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 14, No. 2, September 2016: 208-228
EISSN : 2442-9813
ISSN : 1829-9822

This study aims to to know and to an analysis of the implementation of budget


based performance on the district government siak related penerapkan elements
budget based performance.
Based on the research done the implementation of the budget based
performance in budget fiscal year 2015 in Kabupaten Siak good enough. Seen from
system based performance budget referring to the minister of home number 13 year
2006 and ministerial regulation no 37 year 2014 although still experienced various
obstacles that is obstacles juridical and obstacles administrative.

Keyword: Budget based performance, Measurement of performance

PENDAHULUAN Undang dibidang Keuangan Negara.


Anggaran adalah rencana Undang-Undang Nomor 17 Tahun
keuangan yang dibuat secara rinci dan 2003 tentang Keuangan Negara,
sistematis yang memuat rencana Undang-Undang No.1 tahun 2004
penerimaan dan rencana pengeluaran. tentang Perbendaharaan Negara dan
Dalam sebuah organisasi anggaran Undang-Undang Nomor 15 Tahun
memegang peran yang sangat penting 2004 tentang Pemeriksaan
karena anggaran mengarahkan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
penggunaan sumberdaya yang dimiliki Keuangan Negara serta Undang-
organisasi dalam rangka mencapai undang No. 25 tahun 2004 tentang
tujuan organisasi yang telah Sistem Perencanaan Pembangunan
ditetapkan. Nasional mengamanatkan Reformasi
Dalam konteks kehidupan Sistem Perencanaan dan Penganggaran
bernegara, Anggaran merupakan alat di Indonesia. Reformasi ini dilakukan
bagi pemerintah untuk melakukan untuk mengimplementasikan 3 (tiga)
alokasi sumberdaya secara tepat, prinsip utama pengelolaan keuangan
distribusi pendapatan yang lebih adil publik yang baik, yaitu disiplin fiskal
dan menjaga stabilitas perekonomian. (aggregate fiscal discipline), efisiensi
Dalam menjalankan anggaran Negara alokasi (allocative efficiency), dan
pemerintah harus mampu menjamin efisiensi teknis dan operasional
bahwa anggaran yang dilaksanakan (technical and operational efficiency).
sepenuhnya dapat Bentuk Reformasi Manajemen
dipertanggungjawabkan bagi Keuangan Pemerintah adalah
kemakmuran rakyat. penerapan tiga pendekatan
Dalam rangka mewujudkan penganggaran yaitu Anggaran Terpadu
good governance and clean (Unified Budgeting), Anggaran
government di bidang keuangan Berbasis Kinerja (Anggaran Berbasis
Negara pemerintah Indonesia Kinerja), dan Kerangka Pengeluaran
melaksanakan reformasi dibidang Jangka Menengah (Medium Term
pengelolaan keuangan Negara. Expenditure Framework). Ketiga
Reformasi tersebut antara lain ditandai pendekatan penganggaran tersebut
dengan diterbitkannya paket Undang- harus diimplementasikan dengan baik

209
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 14, No. 2, September 2016: 208-228
EISSN : 2442-9813
ISSN : 1829-9822

untuk terciptanya pengelolaan sumber daya lainnya. Berbagai variasi


Keuangan Publik yang baik sebagai dalam sistem penganggaran
prasyarat terciptanya good governance pemerintah dikembangkan untuk
and clean government di Indonesia. melayani berbagai tujuan termasuk
Dari ketiga pendekatan guna pengendalian keuangan, rencana
penganggaran tersebut pendekatan manajemen, prioritas dari penggunaan
penganggaran berbasis kinerja dana dan pertanggungjawaban kepada
dianggap sebagai pendekatan yang publik. Penganggaran berbasis kinerja
paling utama. Pendekatan diantaranya menjadi jawaban untuk
penganggaran berbasis kinerja fokus digunakan sebagai alat pengukuran
pada output dan outcome dari kegiatan dan pertanggungjawaban kinerja
yang dilakukan oleh pemerintah. pemerintah.
Penerapan pendekatan Anggaran Kabupaten Siak merupakan
Berbasis Kinerja akan menimbulkan salah satu kabupaten di Provinsi Riau
efisiensi, efektivitas dan rasionalitas yang telah menerapkan sistem
dalam pengelolaan anggaran. Dua Anggaran Berbasis Kinerja pada
pendekatan yang lain yaitu unified penyelenggaraan pemerintahannya.
budgeting dan Medium Term Pemerintah Kabupaten Siak menyadari
Expenditure Framework merupakan akan keterbatasan daerah dalam hal
bentuk implementasi bagi sumber daya manusia yang mampu
sempurnanya pelaksanaan Anggaran untuk menyusun anggaran berbasis
Berbasis Kinerja. kinerja seperti yang diharapkan. Dari
Pada tahun 2006, pemerintah survey awal yang telah dilakukan
mengeluarkan Peraturan Menteri peneliti di Pemerintah Daerah
Dalam Negeri Nomor 13 telah diubah Kabupaten Siak, banyak pegawai yang
dengan Permendagri No. 59 Tahun menyatakan bahwa pelaksanaan
2007 dan terakhir telah direvisi dengan anggaran berbasis kinerja belum
Permendagri No. 21 Tahun 2011 optimal. Hal ini dikarenakan
Tentang Pedoman Pengelolaan kurangnya penyelenggaraan diklat
Keuangan Daerah. Sejak saat itu oleh Pemerintah Daerah Kabupaten
penerapan Anggaran Berbasis Kinerja Siak. Oleh karena itu, diperlukannya
mulai secara efektif dilaksanakan. suatu mekanisme penyusunan
Untuk memenuhi pelaksanaan anggaran yang dapat membantu
otonomi di bidang keuangan dengan pemerintah daerah dalam penyusunan
terbitnya berbagai peraturan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
pemerintah yang baru, diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-
sumber daya yang mampu untuk undangan yang berlaku. Begitu juga
menyusun Anggaran Pendapatan dan dengan pelaksanaan anggaran berbasis
Belanja Daerah berbasis kinerja. kinerja, diharapkan pelaksanaannya
Penganggaran merupakan kepada pemerintah daerah dapat
rencana keuangan yang secara dilakukan sesuai dengan mekanisme
sistematis menunjukkan alokasi pelaksanaan anggaran berbasis kinerja
sumber daya manusia, material, dan

210
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 14, No. 2, September 2016: 208-228
EISSN : 2442-9813
ISSN : 1829-9822

agar dapat mencapai tujuan yang telah Kinerja


ditetapkan. Kinerja merupakan gambaran
mengenai tingkat pencapaian
TINJAUAN PUSTAKA pelaksanaan suatu kegiatan/ program/
Anggaran kebijakan organisasi dalam
Pada dasarnya, anggaran mewujudkan tujuan strategis yang
adalah sebuah rencana yang disusun ditetapkan organisasi, kepuasan
dalam bentuk kuantitatif dalam satuan pelanggan, serta kontribusinya
moneter untuk satu periode. Periode terhadap perkembangan ekonomi
anggaran biasanya dalam jangka waktu masyarakat. (Kane dan Johnson (1995)
setahun. Dari anggaran dapat diketahui dalam bahan ajar DIKLAT
apa yang akan dilakukan oleh Implementasi Kepmendagri Nomor 29
manajemen, prioritas, target dan Tahun 2002).
bagaimana memenuhi target tersebut. Kinerja juga dapat dikatakan
Penganggaran merupakan tahap sebagai perilaku berkarya,
aktivitas yang mempunyai arti dan berpenampilan, atau hasil karya. Oleh
peran penting dalam siklus karena itu, kinerja merupakan bentuk
perencanaan dan pengendalian. bangunan yang multidimensional
Anggaran sebagai salah satu sehingga cara mengukurnya sangat
alat bantu manajemen memegang bervariasi tergantung pada banyak
peranan cukup penting karena dengan faktor. (Bates dan Holton (1995)
anggaran manajemen dapat dalam bahan ajar DIKLAT
merencanakan, mengatur dan Implementasi Kepmendagri Nomor 29
mengevaluasi jalannya suatu kegiatan. Tahun 2002, www.
Menurut M. Nafarin (2007;11) one.indoskripsi.com, 5 Desember
mengemukakan bahwa anggaran 2008).
adalah ”Suatu rencana keuangan Kinerja dapat dinilai dengan
periodik yang disusun berdasarkan ukuran penilaian yang didasarkan pada
program-program yang telah indikator berikut:
ditetapkan.” 1. Masukan (input)
Penganggaran adalah proses 2. Keluaran (output)
untuk mempersiapkan suatu anggaran 3. Hasil (outcome)
yang berisi pernyataan dalam bentuk 4. Manfaat (benefit)
satuan uang yang merupakan refleksi 5. Dampak (impact)
dari aktivitas dan target kinerja yang Tolak ukur kinerja adalah
hendak dicapai selama periode waktu ukuran keberhasilan yang dicapai pada
tertentu. Penganggaran pada dasarnya setiap unit kerja perangkat daerah.
merupakan proses penentuan jumlah Satuan ukur merupakan tolak ukur
alokasi sumber-sumber ekonomi untuk yang dapat digunakan untuk melihat
setiap program dan aktivitas dalam sampai seberapa jauh unit kerja
bentuk satuan uang. (Abdul Halim, mampu melaksanakan tupoksinya.
2007: 164). Tolak ukur kinerja ditetapkan dalam
bentuk standar pelayanan yang

211
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 14, No. 2, September 2016: 208-228
EISSN : 2442-9813
ISSN : 1829-9822

ditentukan oleh masing-masing daerah. Dalam rangka penerapan


(Abdul Halim, 2007: 172). Anggaran berbasis Kinerja terdapat
elemen-elemen utama yang harus
Anggaran Berbasis Kinerja ditetapkan terlebih dahulu yaitu:
Dengan adanya reformasi 1. Visi dan Misi
sektor publik yang salah satunya 2. Tujuan
ditandai dengan munculnya era New 3. Sasaran
Public Management telah membantu 4. Program
pemerintah dalam memperbaiki 5. Kegiatan
kinerjanya program yang akan Kondisi yang harus disiapkan
dijalankan. Salah satunya yaitu dengan sebagai faktor pemicu keberhasilan
penyusunan anggaran dengan implementasi penggunaan anggaran
pendekatan kinerja. Menurut Sony berbasis kinerja, yaitu:
Yuwono, dkk (2005;34) menjelaskan a. Kepemimpinan dan komitmen
mengenai pengertian mengenai dari seluruh komponen organisasi.
anggaran berbasis kinerja adalah b. Fokus penyempurnaan administrasi
sebagai berikut: “Sistem anggaran secara terus-menerus.
yang lebih menekankan pada c. Sumber daya yang cukup untuk
pendayagunaan dana yang tersedia usaha penyempurnaan tersebut
untuk mencapai hasil yang optimal.” (uang, waktu, dan orang).
Pengertian menurut pandangan d. Penghargaan (reward) dan sanksi
Goverment Performance Result Act (punishment) yang jelas.
(GPRA) Tahun 1994 seperti yang e. Keinginan yang kuat untuk
dikutip oleh Sony Yuwono, dkk berhasil.
(2005;35) adalah sebagai berikut: Dalam mengkaji implementasi
“Perfomance Budgeting is a systematic kebijakan, Edwards menjawab dua
approach to help goverment become pertanyaan penting dalam
more responsive to the taxpaying implementasi yaitu prakondisi-
public by linking program funding to prakondisi apa yang diperlukan
performance and production.” sehingga suatu implementasi kebijakan
Anggaran berbasis kinerja berhasil dan hambatan apa yang
disusun berdasarkan pada hasil yang mengakibatkan suatu implementasi
ingin dicapai dengan mendayagunakan gagal dengan membicarakan
yang dimiliki akan tercapai dengan empatfaktor atau variabel krusial
lebih optimal. Sedangkan menurut dalam implementasi kebijakn publik.
Mardiasmo (2004;84) dijelaskan Berkaitan dengan penelitian ini, maka
mengenai pengertian anggaran dengan merujuk kepada pendapat
berbasis kinerja yaitu: “Sistem yang George C. Edwards III (1978:295-305)
mencakup kegiatan penyusunan dan yang menyatakan pada dasarnya ada
tolok ukur kinerja sebagai instrumen empat faKtor atau variabel krusial
untuk mencapai tujun dan sasaran yang menentukan berhasil tidaknya
program.” implementasi kebijakan publik, yaitu:
a. Komunikasi

212
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 14, No. 2, September 2016: 208-228
EISSN : 2442-9813
ISSN : 1829-9822

b. Sumber daya diperkirakan harus dilakukan pada


c. Karakteristik/disposisi pihak periode tertentu.
pelaksana Anggaran berbasis kinerja
d. Struktur birokrasi melakukan pengklasifikasian akun-
Keempat faktor tersebut akun dalam setiap anggaran
bekerja secara simultan dan berdasarkan fungsi dan aktivitasnya,
berinteraksi satu sama lain untuk mengukur seluruh aktivitasnya dengan
mendukung atau menghambat menggunakan standar biaya untuk
implementasi kebijakan. Oleh sebab memperoleh efisiensi yang maksimal
itu, evaluasi terhadap implementasi yang anggaran yang disusun
kebijakan idealnya dilakukan dengan berdasarkan pada perkiraan biaya
menilai seluruh variabel tersebut perunit standar dikalikan dengan
sekaligus.Agar dapat dinilai, variabel- jumlah unit aktivitas yang akan
variabel tersebut perlu dirinci ke dalam dilakukan dalam periode tersebut.
komponen-komponen yang lebih detail
dan Jelas. Komponen-komponen Tahap Penyusunan Anggaran
tersebut berupa indikator-indikator Berbasis Kinerja
yang dapat diukur atau diteliti untuk Penganggaran berbasis kinerja
mewakili empat variabel tersebut. merupakan penyusunan yang
Gambar dibawah ini menjelaskan dilakukan dengan memperhatikan
interaksi-interaksi empat faktor atau antara pendanaan dengan keluaran dan
variabel krusial yang menentukan hasil yang diharapkan, termasuk
berhasil tidaknya implementasi efisiensi dalam pencapaian hasil dan
kebijakan publik (Edwards III). keluaran tersebut. Berdasarkan Pasal 7
PP Nomor 21 Tahun 2004 kementrian
Karakteristik Anggaran Berbasis negara/lembaga diharuskan menysun
Kinerja anggaran dengan mengacu kepada
Karakteristik anggaran berbasis indikator kinerja, standar biaya dan
kinerja menurut Deddi Nordiawan evaluasi kinerja.
(2007;58) adalah sebagai berikut : Anggaran berbasis kinerja
1. Mengklasifikasikan akun-akun sebagai suatu organisasi dalam
dalam anggaran berdasarkan memperoleh hasil yang maksimal,
fungsi dan aktivitas dan juga dimana seluruh aktivitas yang akan
berdasarkan unit organisasi dan dilakukan harus selalu dalam kerangka
rincian belanja. tujuan yang ditetapkan serta dalam
2. Menyelidiki dan mengkur aktifitas jangka panjang dapat mewujudkan
guna mendapatkan efisiensi strategi yang dimiliki. Oleh karena itu,
maksimum dan untuk suatu anggaran yang akan didisain dan
mendapatkan standar biaya. disusun harus harus mampu menjadi
3. Mendasarkan anggaran untuk panduan yang baik bagi pelaksanaan
periode yang akan datang pada aktivitas yang akan dilakukan oleh
biaya perunit standar dikalikan organisasi sesuai dengan tujuan dan
dengan jumlah unit aktivitas yang strategi yang telah ditetapkan. Untuk

213
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 14, No. 2, September 2016: 208-228
EISSN : 2442-9813
ISSN : 1829-9822

mewujudkan hal tersebut, dalam dipandang mengetahui permasalahan


penyusunan anggaran berbasis kinerja yang dikaji peneliti. Kata-kata dan
harus melalui beberapa tahap tindakan orang-orang yang diamati
penyusunan seperti yang dikemukakan merupakan data sumber utama
oleh Deddi Nordiawan (2007; 79-83) dalam melakukan penelitian.
berikut ini: Informan yang dipilih peneliti
1. Penetapan Strategi Organisasi adalah orang-orang yang
(Visi dan Misi) dipandang benar-benar mengetahui
2. Pembuatan Tujuan permasalahan, sehingga dapat
3. Penetapan Aktivitas diperoleh data/ informasi yang
4. Evaluasi dan Pengambilan obyektif. Informan yang dipilih
Keputusan.” pada penelitian ini adalah:
Penganggaran merupakan proses a. Bagian Umum
penerjemahan rencana aktivitas b. Bagian Administrasi
kedalam rencana keuangan. c. Bagian Keuangan
Perencanaan aspek kegiatan selalu 2. Data sekunder merupakan sumber
diawali dengan bagaimana data penelitian yang diperoleh
menjabarkan visi/misi dan strategi ke peneliti secara tidak langsung
dalam berbagai tema tujuan strategi melalui media perantara. Data
hingga ke dimensi aktivitas. Pada sekunder yang dibutuhkan dalam
tahap pelaksanaan dan pengendalian penelitian ini seperti dokumen,
aspek strategis akan mengndalikan arsip, buku, jurnal, dan artikel
arah organisasi melalui analisis yang berkaitan dengan penelitian
laporan kinerja, baik strategis maupun ini.
opersional dari berbagai lapisan
manajemen. Teknik Pengumpulan Data
Anggaran yang sudah disahkan Teknik pengumpulan data
merupakan kesanggupan atau merupakan cara-cara yang ditempuh
komitmen manajemen untuk untuk mendapatkan data yang
melaksanakan rencana seperti yang diperlukan dengan menggunakan alat
tercantum dalam anggaran tersebut. tertentu. Untuk dapat memecahkan
permasalahan dengan tuntas dalam
METODE PENELITIAN melaksanakan penelitian diperlukan
Jenis Dan Sumber Data data yang valid dan reliabel.
Data yang digunakan dalam penelitian Sedangkan untuk mendapatkan data
ini terdiri dari dua, yaitu: yang valid dan reliable, maka
1. Data primer, adalah data yang diperlukan suatu teknik pengumpulan
diperoleh langsung dari sumbernya data. Adapun teknik pengumpulan data
aslinya, yaitu dengan yang penulis gunakan dalam penelitian
mewawancara informan. Informan ini adalah sebagai berikut:
adalah orang-orang yang 1. Pengamatan
memberikan informasi kepada 2. Wawancara
peneliti karena orang tersebut 3. Dokumentasi

214
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 14, No. 2, September 2016: 208-228
EISSN : 2442-9813
ISSN : 1829-9822

Analisa Data sebagaimana dipersyaratkan dalam


Analisis data yang digunakan Permendagri No. 59 Tahun 2007
dalam penelitian ini adalah dengan tentang Pedoman Pengelolaan
menggunakan metode deskriptif Keuangan Daerah.
kualitatif. Metode deskriptif analisis Pada penyusunan APBD Tahun
adalah metode untuk menggambarkan Anggaran 2015, format KUA masih
suatu keadaan objek yang diteliti sangat sederhana, tidak ada bentuk
dalam oerusahaan berdasarkan fakta- spesifik, hanya penjabaran dan
fakta yang ada dengan cara penandatanganan oleh Ketua DPRD
mengumpulkan data perusahaan, dan Bupati. Seharusnya KUA
mengolah, menyajikan serta berbentuk produk hukum karena
menganalisis berbagai data ditemukan, digunakan sebagai dasar acuan
sehingga dapat ditarik kesimpulan dan kebijakan. Bentuknya dapat berupa
dapat dibuat suatu rekomendasi bila kesepakatan bersama atau berbentuk
diperlukan. Nota Kesepahaman. Mengenai hal ini
memang tidak ada pengaturan secara
HASIL DAN PEMBAHASAN khusus. Hal ini seperti dikemukakan
Hasil oleh Kasubag Keuangan sebagai
Selama beberapa dasawarsa, berikut:
anggaran di Pemerintah Daerah “Memang idealnya Kebijakan
Kabupaten Siak dibuat secara Umum Anggaran (KUA) harus
konvensional atau disebut pula metode berbentuk produk hukum. Namun pada
tradisonal atau kinerja berbasis penyusunan APBD tahun 2015 format
anggaran. Metode penganggaran KUA masih sangat sederhana
pendekatan/metode tradisional ditandatangani oleh Bupati dan Ketua
mempunyai kelemahan yaitu tidak DPRD. Permendagri No. 13 Tahun
adanya muatan indikator (ukuran) 2006 sendiri tidak mengatur
kinerja dalam anggaran, untuk bentuknya, hanya dikatakan bahwa
mencapai tujuan dan sasaran layanan AKU disusun oleh Kepala Daerah
publik. Metode ini, penetapan bersama-sama dengan DPRD. Namun
kinerjanya didasarkan pada pada Permendagri No. 13 Tahun 2006
ketersediaan anggaran. Kinerjalah disebutkan bahwa “Kebijakan Umum
yang diubah-ubah sesuai dengan Anggaran APBD serta Strategi dan
jumlah anggaran tertentu. Artinya, Prioritas APBD ditetapkan oleh
anggaran bersifat tetap dan menjadi Kepala Daerah sebagai pedoman bagi
dasar dari penentuan target kinerja. perangkat Daerah dalam menyusun
Proses penyusunan Anggaran Usulan Program, Kegiatan dan
Pendapatan dan Belanja Daerah Anggaran.”
Kabupaten Siak pada Tahun Anggaran Dengan demikian maka Kepala
2015 secara riil sudah dimulai sejak Daerah atau dalam hal ini di
pertengahan tahun 2011. Acuan yang Kabupaten Siak, Bupati menetapkan
digunakan adalah menggunakan bentuk produk hukum dari KUA,
pendekatan anggaran berbasis kinerja yakni berbentuk Keputusan atau

215
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 14, No. 2, September 2016: 208-228
EISSN : 2442-9813
ISSN : 1829-9822

Peraturan Bupati tentang KUA APBD Nomor 29 Tahun 2002. Pada masa
dan Strategi serta Prioritas APBD penyusunan DASK tersebut, setiap
setiap tahunnya. Usulan Program, Satuan Pemegang Kas meski telah
Kegiatan dan Anggaran disusun terlebih dahulu diberikan sosialisasi
berdasarkan prinsip-prinsip anggaran tentang anggaran kinerja, namun tetap
kinerja. Diawali dengan penjaringan saja mengalami kesulitan dalam
aspirasi masyarakat, berpedoman pada menyesuaikan diri dengan metode
Rencana Strategis Daerah dan/atau double entry yang mengikuti sistem
dokumen perencanaan daerah lanilla anggaran berbasis kinerja tersebut.”
yang ditetapkan Daerah, serta pokok- Tentang masalah pelaporan
pokok kebijakan nasional di bidang keuangan daerah, Kasubag Keuangan
keuangan daerah oleh Menteri Dalam DPPKAD Siak menyatakan sebagai
Negeri. berikut: “Jenis-jenis pelaporan
Dalam rangka pengawasan keuangan daerah dapat dibedakan
keuangan Daerah Kabupaten/Kota, menjadi 2 (dua yakni laporan eksternal
peraturan Daerah dan atau Keputusan dan internal. Laporan eksternal adalah
Bupati tentang Penjabaran APBD, Laporan Pertanggungjawaban kepada
perubahan APBD dan Perhitungan DPRD (UU Nomor 22 Tahun 1999)
APBD beserta lampirannya dan laporan Bupati kepada BPK (UU
disampaikan tepada Gubernur selaku Nomor 17 Tahun 2003), sedangkan
Wakil Pemerintah paling lambat 15 laporan internal adalah laporan SKPD
(lima belas) hari telah ditetapkan. Pengelola Keuangan Daerah kepada
(Pasal 101 ayat (1) Keputusan Menteri Bupati, dan Laporan SKPD Pengelola
Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002). Anggaran kepada SKPD Pengelola
Hal ini seperti dikemukakan oleh Keuangan Daerah.”
Kabag Keuangan sebagai berikut,
“Sesuai dengan pasal 10 ayat 1 Pembahasan
Keputusan Mendagri Nomor 29 tahun Anggaran tradisional
2002, semua Perda dan atau Keputusan didominasi oleh penyusunan anggaran
Bupati tentang penjabaran APBD, yang bersifat line-item dan
Penibahan dan Perhitungan APBD incrementalism, yaitu proses
biasanya dikirimkan ke Propinsi untuk penyusunan anggaran yang hanya
dilakukan evaluasi atau pengawasan.” mendasarkan pada besarnya realisasi
Untuk penyusunan DASK anggaran tahun sebelumnya,
APBD Kabupaten Siak Tahun konsekuensinya tidak ada perubahan
Anggaran 2015, unit kerja harus mendasar terhadap anggaran baru. Hal
menyesuaikan DASK-nya agar sesuai ini seringkali bertentangan dengan
dengan alokasi pagu anggaran dalam kebutuhan riil dan kepentingan
APBD. Hal itu dibenarkan oleh masyarakat. Performance budget pada
Kasubag Keuangan yang menyatakan dasarnya adalah sistem penyusunan
bahwa: ”DASK disusun sesuai dengan dan pengelolaan anggaran yang
form yang ada pada Lampiran berorientasi pada pencapaian hasil atau
Keputusan Menteri Dalam Negeri kinerja. Kinerja tersebut harus

216
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 14, No. 2, September 2016: 208-228
EISSN : 2442-9813
ISSN : 1829-9822

mencerminkan efisiensi dan efektivitas Minimum (SPM), Standar Analisa


pelayanan publik, yang berarti harus Belanja, Standar Biaya, dan Laporan.
berorientasi kepada kepentingan Daerah dalam Angka. Secara teoritis
publik. Secara umum dalam rangka Pemerintah Kabupaten Siak telah
penyusunan Anggaran dan Pendapatan memiliki dokumen-dokumen tersebut
Daerah berbasis kinerja meliputi dua dan dapat menggunakan ukuran ideal
tahapan, yaitu tahap perencanaan dan tersebut dalam penerapan anggaran
tahap pelaksanaan. kinerja Tahun Anggaran 2015 pada
tahap perencanaan.
Tahap Perencanaan Rancangan Peraturan Daerah
Tahap awal atau perencanaan (Raperda) tentang Propeda (Program
penyusunan anggaran Pendapatan dan Pembangunan Daerah), Renstrada
Belanja Daerah meliputi beberapa (Rencana Strategis Daerah) telah
kegiatan yaitu: dikirim oleh Bupati sejak tahun 2011
kepada Dewan Perwakilan Rakyat
a. Penyusunan Renstrada Daerah Kabupaten Siak.
Anggaran dengan pendekatan Fungsi Renstrada adalah
kinerja adalah suatu sistem anggaran sebagai acuan pelaksanaan tugas
yang mengutamakan upaya pencapaian Kepala Daerah. Mengenai pentingnya
hasil kerja atau output dari hal ini secara politis dapat dilihat
perencanaan alokasi biaya atau input melalui Pasal 4 Peraturan Pemeritnah
yang ditetapkan (Penjelasan Pasal 8 Nomor 108 Tahun 2000 tentang Tata
Peraturan Pemerintah Nomor 105 Cara Pertanggungjawaban Kepala
Tahun 2000). Berdasarkan definisi di Daerah yang berbunyi sebagai berikut:
atas maka unsur perencanaan adalah 1. Pertanggungjawaban Kepala
unsur pertama dan vital dalam Daerah dinilai berdasarkan tolak
penentuan input/ masukan. Untuk itu ukur Rencana Strategis
idealnya, dalam penerapan anggaran 2. Setiap Daerah wajib menetapkan
berbasis kinerja harus memperhatikan Rencana Strategis dalam jangka
keterpaduan. Antara berbagai waktu 1 (satu) bulan setelah
dokumen perencanaan dan strategi Kepala Daerah dilantik.
serta prioritas yang ada. 3. Rencana Strategis sebagaimana
Dokumen-dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini
dimaksud dalam pernyataan di atas ditetapkan dengan Peraturan
antara lain adalah Renstrada (Rencana Daerah.
Strategis Daerah), Repetada (Rencana Berdasarkan hal tersebut di atas
Pembangunan Tahunan Daerah), dan mengacu pada berbagai potensi
Renstra (Rencana Strategis) daerah maka ditetapkanlah visi dan
Dinas/Lakip (Laporan Akuntabilitas misi Pemerintah Kabupaten Siak yang
Kinerja Pemerintah), Laporan digunakan sebagai arah pembangunan.
Pertanggungjawaban, Tupoksi (tugas Berdasarkan visi pembangunan daerah
pokok dan fungsi), Perkiraan Kabupaten Siak, yaitu “ Terwujudnya
Pendapatan, Standar Pelayanan Masyarakat Kabupaten Siak yang

217
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 14, No. 2, September 2016: 208-228
EISSN : 2442-9813
ISSN : 1829-9822

Sehat, Cerdas, dan Sejahtera dalam penganggaran sehingga betul-betul


lingkungan masyarakat yang agamis dapat mendukung tujuan
dan berbudaya Melayu serta pembangunan yang telah ditetapkan.
Kabupaten Siak sebagai kabupaten Sebelum disusun DSP untuk kegiatan-
dengan Pelayanan Publik Terbaik di kegiatan yang bersifat publik,
Provinsi Riau Tahun 2016”, dijabarkan dilakukan proses penjaringan aspirasi
misi yang menjadi dasar penentuan masyarakat sebagaimana akan
strategi dan prioritas pembangunan. dijelaskan di bawah.
Misi merapakan tindakan nyata
yang dilakukan untuk mewujudkan b. Tahap Penjaringan Aspirasi
tercapainya visi yang telah ditetapkan. Alokasi anggaran pada sistem
Misi mencerminkan keberadaan serta anggaran berbasis kinerja disesuaikan
tugas pokok dan tungsi organisasi. dengan kegiatan yang akan
Dalam rumusan misi inilah tersirat dilaksanakan (prinsip money follows
tujuan besar yang hendak dicapai oleh function). Penyusunan anggaran
organisasi. Selanjutnya misi tersebut kinerja mensyaratkan adanya
dijabarkan dalam bentuk yang lebih partisipasi seluruh stakeholders dalam
terarah dan operasional dalam jangka perumusan, pengesahan, sampai pada
waktu 5 (lima) tahunan. tahap implementasi dan evaluasi
Sebagaimana telah dijelaskan anggaran.
di atas, maka perencanaan anggaran Anggaran kinerja pada
tahun 2015 didasarkan pada rencana dasarnya adalah sistem penyusunan
strategis masing-masing unit kerja dan pengelolaan anggaran daerah yang
yang telah dicantumkan dalam berorientasi pada pencapaian hasil atau
Rancangan Peraturan Daerah tentang kinerja. Dengan demikian, dibarapkan
Renstrada tersebut. Sehingga dapat penyusunan dan pengalokasian
disimpulkan bahwa penerapan anggaran dapat lebih disesuaikan
anggaran berbasis kinerja di dengan skala prioritas dan preferensi
Pemerintah Kabupaten Siak pada daerah yang bersangkutan. Kinerja
Tahun Anggaran 2015 telah tersebut harus mencerminkan efisiensi
menggunakan konsep metode dan efektivitas pelayanan publik, yang
penyusunan anggaran berbasis kinerja berarti harus berorientasi pada
dengan memanfaatkan komponen kepentingan publik.
sesuai Permendagri No. 13 Tahun Oleh sebab itu sistem
2006 yakni Renstra. koordinasi yang ditempuh Bupati Siak
Berdasarkan Pokok-pokok dalam rangka mengkristalisasikan
Reformasi dan draft Renstra, disusun kepentingan masyarakat secara
Daftar Skala Prioritas (DSP) yang keselurahan adalah sistem koordinasi
selanjutnya disusun RAPBD. Dalam perencanaan pembangunan partisipatif.
proses penyusunan DSP dilakukan Sistem koordinasi yang dilaksanakan
beberapa rapat koordinasi adalah memadukan sistem
pembangunan dan rapat koordinasi perencanaan dari atas dan bawah (top
teknis yang memfokuskan

218
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 14, No. 2, September 2016: 208-228
EISSN : 2442-9813
ISSN : 1829-9822

down planning dan bottom up (RKPD) dengan cara meninjau


planning) dengan cara: keserasian antara Rancangan rencana
1. Musyawarah Perencanaan Kerja SKPD yang hasilnya untuk
Pembangunan Desa/Kelurahan pemutakiran Rancangan RKPD.
2. Musyawarah Perencanaan Pelaksanaan Musrenbangkab
Pembangunan Kecamatan memperhatikan hasil pembahasan
3. Rapat Koordinasi Bidang Forum SKPD dan Forum Gabungan
Kabupaten di Bappeda SKPD, kinerja pembangunan tahun
4. Musyawarah Perencanaan berjalan dan masukan dari peserta.
Pembangunan Daerah di Kegiatan prioritas RKPD jadi rujukan
Kabupaten. utama pada penyusunan Rancangan
Pada semua musyawarah di APBD. Di tingkat kabupaten,
semua tingkatan sebagaimana tersebut rancangan RKPD disusun Bappeda
di atas dihadiri dari unsur pemerintah, berdasarkan prioritas.
DPD, Asosiasi Profesi, DPRD, LSM, Pelaksanaan penjaringan aspirasi
Dunia Usaha dan Tokoh Masyarakat. di Kabupaten Siak dilakukan oleh
Di sisi lain terdapat pula Forum eksekutif melalui proses-proses diatas,
SKPD yang bertujuan untuk atau oleh DPRD melalui berbagai
mensinkronkan prioritas kegiatan kegiatan yang dilaksanakan legislatif.
pembangunan dari berbagai kecamatan Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain
dengan rancangan rencana kerja SKPD kunjungan ke daerah, pertemuan
(Satuan Kerja Perangkat Daerah), dengan konstituen dan lain sebagainya.
menetapkan prioritas kegiatan yang Reses atau jaring asmara
akan dimuat dalam Renja SKPD, (penjaringan aspirasi masyarakat) dua
menyesuaikan prioritas renja SKPD istilah yang memiliki arti yang sama,
dengan plafon/pagu dana SKPD yang yakni untuk melakukan kunjungan
termuat dalam prioritas bangunan terhadap implementasi kegiatan
daerah dan mengidentifikasi (karena istilah proyek sudah tidak
keefektifan berbagai regulasi yang lazim digunakan) kebeberapa wilayah
berkaitan dengan fungsi SKPD, kecamatan, dan pusat kota tidak hanya
terutama untuk mendukung mengetahui sejauh mana realisasi fisik
terlaksananya Renja SKPD. Peserta kegiatan dilaksanakan sesuai
Forum SKPD adalah para delegasi perencanaan yang dituangkan didalam
kecamatan dan delegasi dari kelompok gambar, akan tetapi juga untuk
masyarakat tingkat kabupaten yang mengetahui dan menginventarisir
berkaitan langsung dengan fungsi/ kebutuhan masyarakat yang esensial
SKPD atau gabungan SKPD yang dan belum terakomodir oleh pihak
bersangkutan terkait akibat beberapa intervensi
Musyawarah Perencanaan kepentingan.
Pembangunan Kabupaten adalah Permasalahan utama dalam
musyawarah stakeholders kabupaten penjaringan aspirasi adalah kurang
untuk mematangkan rancangan meratanya proses penjaringan aspirasi
Rencana Kerja Perangkat Daerah tersebut. Hal ini disebabkan belum

219
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 14, No. 2, September 2016: 208-228
EISSN : 2442-9813
ISSN : 1829-9822

adanya sistem yang mengakomodasi Program, Kegiatan dan Anggaran.


mekanisme proses tersebut. Namun pada kenyatannya, penyusunan
Kelemahan pelaksanaan proses KUA pada penerapan anggaran
penjaringan aspirasi yang dilaksanakan berbasis kinerja APBD Kabupaten
selama ini adalah kurang meratanya Siak Tahun Anggaran 2015 justru
pembangunan di Kabupaten Siak. didasarkan pada hasil masukan Daftar
Lokasi daerah yang mendapatkan Skala Prioritas (DSP) dari unit kerja
perhatian biasanya adalah lokasi yang dan selanjutnya dituangkan dalam
berasal dari preferensi anggota DPRD. bentuk Rencana Anggaran Satuan
Mengenai hal ini tidak dapat Kerja (RASK). Hal ini disebabkan
sepenuhnya dipersalahkan karena karena persoalan waktu yang sangat
Pemerintah Kabupaten Siak sendiri terbatas sehingga jadwal antara
sampai sekarang belum memiliki penetapan KUA dengan pembahasan
standar atau patokan tentang apa saja Rancangan APBD Tahun Anggaran
yang disebut prioritas bagi distribusi 2015 sangat dekat.
alokasi pembangunan di wilayah
Kabupaten Siak, selain dari pada d. Tahap Penentuan Strategi dan
dokumen perencanaan yang telah ada. Prioritas
Berdasarkan Kebijakan Umum
c. Tahap Penyusunan Kebijakan Anggaran (KUA) yang telah disepakati
Umum Anggaran bersama antara legislatif dan eksekutif,
Permendagri No. 13 Tahun maka Kepala Daerah (Bupati)
2006 tentang pedoman pengelolaan menindaklanjuti dengan menyusun
keuangan daerah, menyebutkan bahwa Strategi dan Prioritas APBD
Pemerintah Daerah bersama-sama (Permendagri No. 13 Tahun 2006).
DPRD menyusun Arah dan Kebijakan Penentuan skala prioritas tidak
Umum APBD sebagai dasar untuk ditentukan oleh besaran nilai dari
menyusun Rancangan APBD. masing-masing pos, tetapi berorientasi
Selanjutnya dalam Permendagri No. pada output dan outcome yang
13 Tahun 2006 disebutkan bahwa diinginkan. Artinya, alokasi anggaran
Kebijakan Umum Anggaran APBD yang rasional seyogyanya didasarkan
serta Strategi dan Prioritas APBD pada prinsip value for money.
ditetapkan oleh Kepala Daerah sebagai Dengan demikian, penentuan
pedoman bagi Perangkat Daerah dalam alokasi anggaran untuk sektor-sektor
menyusun Usulan Program, Kegiatan yang diprioritaskan dilakukan dengan
dan Anggaran. mempertimbangkan nilai ekonomi,
Pada prakteknya terdapat efisiensi, dan efektivitas penggunaan
beberapa keganjilan dalam proses anggaran. Nilai ekonomi berkaitan
penyusunan Kebijakan Umum dengan pemilihan dan penggunaan
Anggaran (KUA). Sebagaimana telah sumber daya dalam jumlah dan
dijelaskan di atas, KUA disusun kualitas tertentu pada harga yang
sebagai pedoman bagi perangkat paling murah. Nilai efisiensi dikaitkan
Daerah dalam menyusun Usulan dengan penggunaan dana masyarakat

220
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 14, No. 2, September 2016: 208-228
EISSN : 2442-9813
ISSN : 1829-9822

harus dapat menghasilkan output dan 2. Penggolongan dan Jenis Anggaran


outcome yang maksimal bagi 3. Kesulitan dalam penentuan
pembangunan. Nilai efisiensi berarti indikator kegiatan
bahwa penggunaan anggaran tersebut Indikator Kegiatan yang ideal
harus mencapai target atau tujuan adalah sebanding antara input, output
kepentingan publik yang diinginkan. dan outcome-nya. Masukan yang
Selanjutnya, setelah skala berupa dana, SDM atau apa saja yang
prioritas disusun, maka perlu ada bisa dijadikan modal harus dapat
rentang waktu (time schedule) yang mendukung keluaran yang diharapkan,
disepakati oleh seluruh stakeholders. sehingga hasil yang dicapai dapat
Sebagaimana telah disinggung di atas, dipertanggungjawabkan. Meskipun
kelemahan pada tahap ini adalah indikator sasaran masih terdapat 2
belum adanya Rencana Strategis dari (dua) lagi, yakni benefit (keuntungan)
Bupati sehingga tidak terdapat dan impact (dampak) bagi
indikator bagi penetapan strategi dan pembangunan dan pencapaian misi
prioritas penyusunan Rancangan setiap sasaran yang diinginkan. Namun
APBD Kabupaten Siak Tahun kedua indikator ini agak sulit diukur
Anggaran 2015. secara tepat, karena seringkali suatu
kegiatan merupakan salah satu bagian
e. Tahap Penyusunan Rencana dari rangkaian kegiatan dalam
Anggaran Satuan Kerja (RASK) pencapaian sasaran. Oleh sebab itu,
Pada Permendagri No. 13 kedua indikator ini tidak mutlak harus
Tahun 2006 disebutkan bahwa ada. Demikian kebijakan tidak tertulis
Kebijakan Umum Anggaran APBD yang dipahami oleh peneliti RASK,
serta Strategi dan Prioritas APBD DASK dan penyusun LAKIP.
ditetapkan oleh Kepala Daerah sebagai
pedoman bagi perangkat Daerah dalam f. Penyusunan Rancangan APBD
menyusun Usulan Program, Kegiatan Tahun Anggaran 2015
dan Anggaran. Namun pada Setelah unit kerja selesai
prakteknya, penyusunan RAPBD menyusun RASK, maka Tim Peneliti
Kabupaten Siak Tahun Anggaran 2015 RASK meneliti dan melakukan
justru melakukan penerapan yang rekapitulasi usulan dan rancangan
sebaliknya. tersebut untuk selanjutnya di lakukan
Penyusunan RASK pada telahan dan kajian berdasarkan
RAPED Tahun Anggaran 2015 masih dokumen perencanaan sebelumnya,
mengalami berbagai kesulitan, hal ini yakni KUA, Strategi dan Prioritas,
disebabkan mekanisme penyusunan Pokok-Pokok reformasi pembangunan
RASK merupakan mekanisme baru Daerah, DSP, dan RASK.
pada sistem perencanaan anggaran. Hasil pembahasan Rencana
Kesulitan-kesulitan tersebut antara lain Anggaran Satuan Kerja (RASK)
adalah: dituangkan dalam Rancangan APBD
1. Pemanfaatan dan fungsi dari yang sebelumnya dibahas oleh Tim
masing-masing form RASK Penyusun APBD Eksekutif. Apabila

221
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 14, No. 2, September 2016: 208-228
EISSN : 2442-9813
ISSN : 1829-9822

dalam pembahasan oleh Tim Penyusun partisipatif yang melibatkan semua


Anggaran ternyata terdapat perubahan komponen masyarakat.
alokasi, maka unit kerja yang Di DPRD, RAPBD dibahas
bersangkutan harus merubah dan dalam komisi-komisi yang hasilnya
menyesuaikan RASK dengan diserahkan pada Panitia Anggaran
perubahan tersebut. Setelah semua DPRD untuk dibahas. Setelah Panitia
ASK selesai dan Tim Penyusun Anggaran DPRD selesai membahas,
Anggaran Eksekutif selesai membahas Panitia mengusulkan agar menetapkan
serta mendapat persetujuan dari Keputusan DPRD. Pada tahap
Bupati, maka disusunlah Rancangan pembahasan di Komisi dan di Panitia
Peratuan Daerah tentang APBD Anggaran terkadang tidak sesuai
tersebut disertai dengan Nota jadwal yang telah diatur oleh DPRD
Penjelasan APBD yang berisi hal-hal sendiri. Hal ini bisa disebabkan
yang perlu dijelaskan atau hal-hal yang berbagai kekurangan pendukung yang
penting yang melatarbelakangi atau pada akhirnya harus menunggu
digaris bawahi untuk mendapatkan eksekutif menyiapkan sesuai keinginan
perhatian lebih. legislatif. Pada tahap inilah dibutuhkan
standar yang disepakati bersama antara
Tahap Pelaksanaan Bupati dan DPRD tentang mekanisme
a. Penetapan Perda APBD pembahasan anggaran, baik itu alokasi
Setelah menerima Rancangan waktu, metode pembahasan, materi
APBD, dan Nota Penjelasannya, pendukung yang harus disertakan dan
DPRD menetapkan agenda lain-lain yang pada pelaksanaan
Pembahasan Rancangan Peraturan pembahasan dibutuhkan. Apabila hal
Daerah. Sebelum Rancangan Peraturan ini telah disepakati bersama tentu
Daerah dibahas, DPRD kedua belah pihak akan menyiapkan
mensosialisasikan kepada masyarakat segala sesuatu yang dipersyaratkan dan
untuk mendapatkan masukan. tidak ingin melanggar kesepakatan
Masukan dari masyarakat atas tersebut.
Rancangan Peraturan Daerah Berbagai variasi penamaan
didokumentasikan dan dilarnpirkan tersebut menurut staf sub bagian
pada Peraturan Daerah tentang APBD. Anggaran Bagian Keuangan
Hal ini dikemukakan oleh salah dikarenakan belum adanya ketentuan
seorang anggota Komisi Anggaran pembakuan judul Perda tentang APBD
DPRD yang menyatakan sebagai ini. Biasanya hanya tergantung cara
berikut: APBN tahun yang bersangkutan, atau
Pembahasan Raperda tentang malah tergantung pengetik konsep.
APBD dilakukan dengan menunggu Dalam rangka pengawasan keuangan
aspirasi dari publik untuk Daerah Kabupaten/Kota, peraturan
mendapatkan masukan. Hal ini Daerah dan atau Keputusan Bupati
dilakukan dalam rangka melaksanakan tentang Penjabaran APBD, perubahan
prinsip-prinsip pengambilan keputusan APBD dan Perhitungan APBD beserta
lampirannya disampaikan tepada

222
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 14, No. 2, September 2016: 208-228
EISSN : 2442-9813
ISSN : 1829-9822

Gubernur selaku Wakil Pemerintah perundangan, maka Dokumen


paling lambat 15 (lima belas) hari telah Anggaran Satuan Kerja (DASK)
ditetapkan. (Pasal 101 ayat (1) disusun setelah APBD ditetapkan
Keputusan Menteri Dalam Negeri (Pasal 25 Keputusan Menteri Dalam
Nomor 29 Tahun 2002). Negeri Nomor 29 Tahun 2002). Untuk
Gubenur dapat membatalkan penyusunan DASK APBD Kabupaten
Peraturan Daerah dan atau Keputusan Siak Tahun Anggaran 2015, unit kerja
Bupati apabila bertentangan dengan harus menyesuaikan DASK-nya agar
kepentingan umum atau peraturan sesuai dengan alokasi pagu anggaran
perundangundangan yang lebih tinggi dalam APBD.
dan atau peraturan perundang- Selain itu beberapa kesalahan
undangan lainnya (Pasal 101 ayat (2) umum dalam penyusunan DASK
Keputusan Menteri Dalam Negeri adalah:
Nomor 29 Tahun 2002). 1. Kekeliruan dalam memasukkan
Pembatalan Peraturan Daerah rekening pada jenis kelompok
atau Keputusan Bupati dapat dilakukan rekening, yang disebabkan karena
terhadap sebagian atau seluruh bagian, kekurang mengertian makna dan
kelompok, objek, rincian objek jenis pengeluaran, sehingga sering
tertentu dalam APBD (Pasal 101 ayat rekening honor akan rancu dengan
(3) Keputusan Menteri Dalam Negeri rekening Jasa pihak ketiga, atau
Nomor 29 Tahun 2002). rekening pada BAU dengan
rekening pada BOP.
b. Penyusunan Dokumen Anggaran 2. Kurang terperinci dalam
Satuan Kerja (DASK) penghitungan volume maupun
Setelah APBD ditetapkan dan harga satuan. Hal ini disebabkan
diundangkan, maka RASK sudah karena kebiasaan lama dalam
bukan rencana lagi, tetapi sudah harus penyusunan anggaran berimbang
bersifat operasional. Berdasarkan masih kental mempengaruhi
Peraturan Daerah tentang APBD, sehingga sering kali volume
Kepala Daerah menetapkan Rencana maupun jenis atau harga satuan
Anggaran Satuan Kerja. (RASK) ditulis dengan lumpsum atau
menjadi Dokumen Anggaran Satuan perkiraan semata. Padahal apabila
Kerja (DASK). Dokumen Anggaran memahami dengan baik hakekat
Satuan Kerja (DASK) memuat anggaran kinerja, volume dan
Pendapatan dan Belanja setiap harga satuan memegang peranan
Perangkat Daerah yang digunakan penting dalam pengukuran
sebagai dasar pelaksanaannya oleh keberhasilan indikator kinerja
Pengguna Anggaran. kegiatan dimaksud. Apabila harga
Penetapan Dokumen Anggaran dan volume tidak dicantumkan
Satuan Kerja (DASK) paling lambat maka akan semakin besar
satu bulan setelah Peraturan Daerah kesempatan untuk melakukan mark
tentang APBD ditetapkan. Apabila up dan standar barang yang
mencermati ketentuan dalam peraturan diperoleh juga tidak sesuai dengan

223
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 14, No. 2, September 2016: 208-228
EISSN : 2442-9813
ISSN : 1829-9822

yang diharapkan karena tidak segera ditunjuk agar pelaksanaan


terdapat alat ukurnya. penatausahaan keuangan daerah dapat
3. Ketidaksesuaian antara uraian berjalan dengan sistem
sasaran dan indikator sasaran. pertanggungjawaban yang jelas.
Kesalahan ini adalah kesalahan Demikian pula halnya dengan
yang paling fatal dalam penatausahaan anggaran kinerja
penyusunan DASK. Kekeliruan Pemerintah Kabupaten Siak Tahun
dalam mengidentifikasi sasaran Anggaran 2015, meskipun DPRD
akan berakibat pada kekeliruan belum membahas dan menetapkan
pelaksanaan pekerjaan dan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja
akhirnya adalah kegagalan dalam Daerah (APBD) Kabupaten Siak,
pencapaian indikator sasaran. namun pengeluaran dan pemasukan
Sehingga dapat dikatakan kegiatan daerah tetap berjalan, utamanya adalah
tersebut gagal, meskipun pengeluaran rutin misalnya gaji
secara anggaran/nominal pagu pegawai, pembayaran rekening
yang ada sudah digunakan bahkan telepon, listrik dan lain sebagainya
habis. Maka yang masuk dalam Belanja
kesimpulan akhirnya adalah telah Administrasi Umum (BAU).
terjadi pemborosan atau
penyimpangan anggaran. d. Penatausahaan Keuangan
DASK yang sudah disusun Beberapa kelengkapan dalam
oleh unit kerja kemudian penatausahaan keuangan daerah
ditandatangani oleh Pengguna berdasarkan Kepmendagri Nomor 29
Anggaran Kegiatan yang Tahun 2002 adalah:
bersangkutan. DASK tersebut dian 1. Pengaturan tentang Pokok-pokok
dikoreksi oleh Tim Peneliti DASK pengelolaan keuangan daerah yang
yang terdiri dari unsur Bappeda, meliputi:
bagian Keuangan, Bagian a. Pengaturan tentang alur dan
Pembangunan dan Badan Pengawas. mekanisme anggaran dari sejak
Setelah dikoreksi kemudian disahkan perencanaan hingga pelaporan dan
oleh Kepala Daerah dan dapat pcrtanggungjawaban.
dioperasionalisasikan sebagai b. Form-form yang diperlukan dalam
dokumen pencairan anggaran. DASK pelaksanan anggaran.
pada perjalanan kegiatan menjadi c. Jadwal tahunan penyusunan
panduan pelaksanan kegiatan, menjadi anggaran.
dasar penggunaan dan pengeluaran d. Indeks harga barang/jasa.
anggaran serta menjadi dasar bagi e. Pedoman pengelolaan APBD
pengawasan penggunaan anggaran. Nama dan anggota dari berbagai
tim/kepanitiaan yang dibutuhkan
c. Penunjukan Pejabat dan Petugas selama
Penatausahaan Keuangan Daerah f. Penetapan sistem keuangan yang
Setiap awal tahun anggaran digunakan.
maka pejabat penatausahaan harus g. Penerapan kebijakan akuntansi

224
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 14, No. 2, September 2016: 208-228
EISSN : 2442-9813
ISSN : 1829-9822

Tata cara pengadaan barang dan jasa Belanja Daerah (APBD), Kepala Dinas
Prosedur dan mekanisme Pendapatan selaku Pengguna
pengadaan barang dan jasa diatur lebih Anggaran/Pengguna Barang
lanjut dengan Keputusan Kepala mengatakan sebagai berikut,
Daerah disesuaikan dengan peraturan “Pengelolaan APBD telah
perundangundangan yang berlaku. diselenggarakan berdasarkan sistem
Meskipun setiap tahun anggaran pengendalian intern yang memadai dan
Bupati telah menetapkan Keputusan dan sistem akuntansi keuangan telah
Bupati yang mengatur tentang diselenggarakan sesuai dengan standar
Pedoman Pelaksanaan akuntansi pemerintahan. Demikian
Pekerjaan/Kegiatan Anggaran Belanja pula untuk pengendalian akuntansinya
APBD, namun apabila dicermati telah digunakan sistem akuntansi
materi dan substansinya lebih pada keuangan dan sampai saat ini dinilai
pedoman pengadaan jasa kontruksi. cukup efektif dan efisien. Dalam
Padahal secara umum sebagai satu- menerapkan Sistem Akuntansi
satunya pedoman bagi pelaksanaan Keuangan Daerah digunakan
APBD, seharusnya Keputusan ini juga kebijakan akuntansi yang mengatur
mengakomodasi mekanisme perlakuan akuntansi untuk menjamin
pelaksanaan pendapatan dan pada konsistensi pelaporan keuangan
aspek belanja tidak semata-mata Daerah. Sistem dan prosedur akuntansi
mengakomodasi tata cara pelaksanan tersebut terdiri dari:
proyek semata, namun pada semua 1. Sistem dan Prosedur Akuntansi
aspek pengadaan barang dan jasa. Penerimaan Kas
2. Sistem dan Prosedur Akuntansi
e. Pelaporan Keuangan Daerah Pengeluaran Kas
Kepada kepala satuan kerja 3. Sistem dan Prosedur Akuntansi
pengelola keuangan daerah selambat- Selain Kas
lambatnya 2 (dua) bulan setelah tahun 4. Sistem dan Prosedur Pengelolaan
anggaran berakhir. Kepala Satuan Kas Kecil pada Satuan Pemegang
Kerja Pengelola Keuangan Daerah Kas.
selaku Bendahara Umum Daerah Menurut Pasal 24 ayat (1)
menyusun Laporan Arus Kas Undang-Undang Nomor 25 Tahun
Pemerintah Daerah. Selanjutnya 1999 tentang Perimbangan Keuangan
Bupati selaku wakil pemerintah daerah antara Pemerintah Pusat dan
dalam kepemilikan kekayaan daerah Pemerintah Daerah, maka Laporan
yang dipisahkan menyusun ikhtisar Pertanggung Jawaban (LPJ)
laboran keuangan perusahaan daerah. disampaikan oleh Bupati kepada
Laporan Keuangan tersebut DPRD. LPJ tersebut meliputi
selanjutnya disampaikan Bupati pengelolaan keuangan Daerah dan
kepada Badan Pemeriksa Keuangan kinerja keuangan Daerah dari segi
paling lambat 3 (tiga) bulan setelah efisiensi dan efektivitas keuangan
tahun anggaran berakhir. Mengenai dalam pelaksanaan desentralisasi. LPJ
pengelolaan Anggaran Pendapatan tersebut merupakan dokumen daerah,

225
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 14, No. 2, September 2016: 208-228
EISSN : 2442-9813
ISSN : 1829-9822

konsekuensinya dapat diketahui oleh pencapaian kinerja keuangan


masyarakat yang ingin mengetahuinya. daerah dan pemanfaatan sumber
Menurut Pasal 38 Peraturan daya ekonomis serta ketaatan
Pemerintah No.105 Tahun 2000 terhadap peraturan perundang-
tentang Pengelolaan dan undangan
Pertanggungjawaban Keuangan b. Perbandingan antara realisasi dan
Daerah maka Bupati menyusun anggaran serta penyebab
laporan pertanggungjawaban terjadinya selisih antara realisasi
Keuangan Daerah yang terdiri atas: dengan anggarannya
1. Laporan perhitungan APBD c. Konsistensi penyusun laporan
2. Nota Perhitungan APBD keuangan antara satu periode
Nota Perhitungan APBD memuat akuntansi dengan periode
ringkasan realisasi Pendapatan akuntansi sebelumnya
Daerah, Belanja Daerah dan d. Perubahan kebijakan akuntansi
Pembiayaan, serta kinerja yang diterapkan
keuangan daerah yang mencakup e. Transaksi atau kejadian penting
antara lain: yang terjadi setelah tanggal tutup
a. Pencapaian kinerja daerah dalam buku yang mempengaruhi kondisi
rangka melaksanakan program keuangan
yang direncanakan APBD Tahun f. Catatan-catatan terhadap isi
Anggaran berkenaan, berdasarkan laporan keuangan dan informasi
Rencana Strategik tambahan lainnya yang diperlukan
b. Pencapaian kinerja pelayanan yang merupakan satu kesatuan
yang dicapai yang tidak terpisahkan dari
c. Bagian Belanja APBD yang pelaporan keuangan.
digunakan untuk membiayai
administrasi umum, kegiatan f. Pengawasan Pengelolaan
operasi dan pemeliharaan serta Keuangan Daerah
belanja modal untuk aparatur Dalam anggaran kinerja, unit
daerah dan palayanan publik kerja pemerintah daerah diharuskan
d. Bagian belanja APBD yang untuk mengidentifikasi secara spesifik
digunakan untuk anggaran DPRD output dan hasil (outcome) yang akan
termasuk Sekretariat DPRD dicapai dari program. Pada praktiknya,
e. Posisi Dana Cadangan hal ini mungkin sudah dilakukan oleh
setiap unit verja dewasa ini. Namun,
Laporan Aliran Kas anggaran kinerja yang rasional tidak
Neraca Daerah berhenti sampai tapan ini. Anggaran
Laporan Pertaggungjawaban kinerja yang rasional hams pula
Keuangan Daerah sebagaimana memperhatikan keterkaitan antara
dimaksud pada Ayat (1) harus suatu program dengan sasaran,
mengungkap: indikator sasaran, pencapaian
a. Secara wajar dan menyeluruh dari keluaran, hasil, manfaat dan
kegiatan pemerintah daerah, dampaknya secara keseluruhan

226
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 14, No. 2, September 2016: 208-228
EISSN : 2442-9813
ISSN : 1829-9822

terhadap pencapain program dan 2. Penerapan sistem anggaran


tujuan pembangunan. Anggaran berbasis kinerja di Pemerintah
kinerja memungkinkan pengalokasian Kabupaten Siak mengalami
anggaran bagi program-program yang berbagai kendala, yaitu kendala
secara signifikan terkait dengan yuridis dan kendala administratif.
pencapaian visi dan misi daerah. Kendala Yuridis, menyangkut
Penggunaan anggarannya bisa saja permasalahan Pengaturan dan
dipusatkan pada satu unit verja sebagai perangkat hukum, dalam hal ini
leading sector, tetapi dalam dibagi kedalam kendala eksternal
pelaksanaan program, aparat dari unit dan kendala internal. Kendala
verja lain yang terkait bisa saja eksternal bidang pengaturan dapat
diperbantukan pada leading sector dikaji berdasarkan peraturan yang
tersebut. Sehubungan dengan hal ada berkaitan dengan pengelolaan
tersebut di atas, maka penting untuk keuangan daerah yang beberapa
melakukan pengawasan terhadap materi substansinya bertentangan,
pengelolaan keuangan daerah. Hal ini akibatnya daerah menjadi sulit
merupakan implementasi dari prinsip- menentukan sikap. Sementara itu
prinsip manajemen dan untuk kendala yuridis yang
kepemerintahan yang baik, dimana berisifat internal nampak dari
segala sesuatu harus memenuhi prinsip belum dimilikinya Peraturan
akuntabel atau dapat dihitung dan Daerah Kabupaten Siak, khususnya
dipertanggungjawabkan. tentang Pengelolaan keuangan
Daerah.
KESIMPULAN DAN SARAN 3. Kendala Administratif juga dibagi
Kesimpulan dalam kendala administratif
Kesimpulan yang diperoleh internal dan eksternal. Kendala
dari hasil penelitian tentang internal dibidang administratif
implementasi anggaran berbasis lebih pada belum dimilikinya atau
kinerja pada pemerintah daerah belum ditetapkannya dokumen-
kabupaten Siak tahun 2015, adalah dokumen yang diperlukan untuk
sebagai berikut: menyusun anggaran berbasis
1. Penerapan sistem anggaran kinerja seperti Renstrada,
berbasis kinerja dalam Anggaran Repetada, KUA dan sebagainya.
Pendapatan dan Belanja Daerah Disamping itu masih terbatasnya
Tahun Anggaran 2015 di kemampuan dan pengetahuan
Kabupaten Siak cukup baik, dilihat pegawai yang berkaitan dengan
dari sistem anggaran berbasis anggaran kinerja. administratif
kinerja yang mengacu pada yang berasal dari luar biasanya
Peraturan Menteri Dalam Negeri bersumber pada ketidaktepatan
Nomor 13 Tahun 2006 dan waktu plafon anggaran atau
Peraturan Menteri Dalam Negeri informasi dana-dana dari pusat di
Nomor 37 tahun 2014 daerah. Biasanya informasi dari

227
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 14, No. 2, September 2016: 208-228
EISSN : 2442-9813
ISSN : 1829-9822

Pusat keluar pada saat anggaran di secara komprehensif terhadap


daerah sudah dibuat. pelaksanaan anggaran berbasis
kinerja tahun 2015 guna menyusun
Saran peraturan daerah tentang
Hasil penelitian dapat dijadikan pengelolaan keuangan daerah.
landasan bagi pemerintah untuk 2. Guna melengkapi sumber daya
merumuskan strategi kebijakan yang manusia, pemerintah Kabupaten
disarankan untuk dijalankan oleh Siak sebaiknya melakukan
Pemerintah Kabupaten Siak antara pelatihan dan pembekalan yang
lain: terjadwal dan terstruktur bagi
1. Pemerintahan Kabupaten Siak pelaksana pengelola keuangan
sebaiknya melakukan inventariasi daerah. Misalnya, pelatihan
peraturan perundang-undangan pengelolaan keuangan daerah.

DAFTAR PUSTAKA

Andriani, Wiwik Dan Ermataly Hatta, 2012. Analisis Penerapan Anggaran Berbasis
Kinerja Pada Pemerintah Pusat (Studi pada Politeknik Negeri Padang).
Jurnal Akuntansi Dan Manajemen Vol. 7 No. 2 Desember 2012

Dwiputrianti, Septiana, 2012. Analisis Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja


(ABK) Terhadap Efisiensi, Efektifitas Dan Akuntabilitas Pada Pusat
Pendidikan Dan Pelatihan Kementerian Dalam Negeri Regional Bandung.
Jurnal Ilmu Administrasi, Vol. IX No. 3 Desember 2012

Isti’anah. 2010. Penerapan Dan Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja. Jurnal


Informasi, Perpajakan, Akuntansi Dan Keuangan Publik Vol. 5 No. 1
Januari 2010

Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan


Pertanggungjawaban Keuangan Daerah

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman


Pengelolaan Keuangan Daerah.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2014 tentang Pedoman


Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

228

Anda mungkin juga menyukai