Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NASKAH
Soal no 1
Pada tanggal 15 Oktober 2019, perusahaan A menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
yang yang berasal dari hasil pemeriksaan pajak dan menyebutkan bahwa masih terdapat
kekurangan pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan A sebesar 5 miliar rupiah. Berdasarkan
catatan, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar tersebut dikirim pada tanggal 13 Oktober 2019.
Setelah mempelajari Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar tersebut, direksi perusahaan A
berpendapat bahwa terdapat kesalahan dalam penghitungan jumlah pajak oleh pemeriksa pajak
dan perusahaan A tidak seharusnya perlu lagi membayarkan jumlah pajak yang disebutkan
dalam. Berdasarkan hal tersebut, perusahaan A memutuskan untuk mengajukan keberatan atas
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sesuai dengan Pasal 25 UU Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan.
Pertanyaan:
Menurut Anda ke manakah permohonan keberatan itu harus disampaikan, dan apakah
persyaratan yang harus dipenuhi agar permohonan keberatan tersebut dapat dipertimbangkan?
Jawaban
Dengan adanya Surat Ketetapan Pajak (SKP) yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal
Pajak (DJP), seringkali Wajib Pajak merasa berat karena harus membayar Kurang Bayar yang
tertuang dalam SKP atau pemotongan atau pemungutan pajak oleh pihak ketiga yang mungkin
menurut Wajib Pajak nominal tersebut tidak sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, DJP
KPP tempat Wajib Pajak terdaftar secara langsung, atau melalui pos/ekspedisi dengan bukti
pengiriman surat, dan bisa juga melalui e-filing. Namun, untuk pengajuan keberatan ini juga
2) Mengemukakan jumlah pajak yang terutang atau jumlah pajak yang dipotong atau
dipungut atau jumlah rugi menurut penghitungan Wajib Pajak dengan disertai
3) Satu keberatan diajukan hanya untuk 1 surat ketetapan pajak, 1 pemotongan pajak,
4) Wajib Pajak telah melunasi pajak yang masih harus dibayar paling sedikit sejumlah
yang telah disetujui Wajib Pajak dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan,
5) Surat Keberatan diajukan dalam jangka waktu 3 bulan sejak tanggal surat ketetapan
pajak dikirim atau pemotongan atau pemungutan pajak oleh pihak ketiga, kecuali
Wajib Pajak dapat menunjukan bahwa jangka waktu tersebut tidak dapat dipenuhi
6) Surat Keberatan ditandatangani oleh Wajib Pajak, dan dalam hal Surat Keberatan
ditandatangani bukan oleh Wajib Pajak, Surat Keberatan tersebut harus dilampiri
dengan surat kuasa khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (3)
7) Wajib Pajak tidak mengajukan permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36
Undang-Undang KUP
8) Ketika syarat tersebut telah dilaksanakan dengan baik dan Wajib Pajak telah
keberatan yang diajukan paling lama 12 bulan sejak tanggal Surat Keberatan
Perlu diingat, ketika hendak mengajukan keberatan, Wajib Pajak harus membayar pajak
yang tertuang di dalam SKP terlebih dahulu. Sehingga ketika Keberatan diterima, maka nominal
yang sebelumnya telah dibayarkan akan dikembalikan ke Wajib Pajak beserta dengan bunga
sebesar 2% per bulan terhitung sejak tanggal pembayaran SKP sebelum mengajukan Surat
Keberatan. Namun, jika Keberatan yang diajukan ditolak atau hanya dikabulkan sebagian, Wajib
Pajak akan dikenai denda sebesar 50% dari jumlah pajak berdasarkan KeputusanKeberatan
dikurangi dengan pajak yang telah dibayar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (9)
Berdasarkan Pasal 27 UU Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Wajib Pajak
dapat mengajukan permohonan banding hanya kepada badan peradilan pajak atas Surat
permohonan banding, Wajib Pajak harus memenuhi beberapa persyaratan terlebih dahulu seperti
Pada awal tahun 2018, Direktorat Jenderal Pajak melakukan pemeriksaan pajak atas
perusahaan Y (sebuah anak perusahaan dari perusahaan yang berlokasi di Singapura) untuk
tahun pajak 2016. Pada tanggal 9 September 2018, Direktorat Jenderal Pajak menerbitkan Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar kepada perusahaan Y untuk tahun pajak 2016 sebesar 500 miliar
Atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar tersebut, perusahaan Y mengajukan keberatan
15 Oktober 2018 dengan mengemukakan jumlah pajak yang terutang menurut perhitungan
Surat Keputusan Keberatan pada tanggal 14 April 2019 yang pada intinya menolak keberatan
Atas Surat Keputusan Keberatan tersebut, pada tanggal 25 Mei 2019, perusahaan Y
mengajukan permohonan banding kepada Pengadilan Tata Usaha Negara. Permohonan banding
diajukan secara tertulis dan dalam bahasa Indonesia dengan melampirkan salinan Surat
Keputusan Keberatan dan mengemukakan alasan yang jelas sebagai dasar permohonan banding.
Pertanyaan:
Jika Anda ditugaskan untuk menindaklanjuti permohonan banding tersebut, apakah Anda akan
menerima atau menolak permohonan banding tersebut? Pertimbangkan persyaratan yang harus
Jawaban
Berdasarkan Undang Undang Nomor 14 Tahun 2002 Tentang Pengadilan Pajak, diatur
1) Harus diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal diterima
undangan
6) Banding hanya dapat diajukan apabila besarnya jumlah pajak yang terutang
dimaksud telah dibayar sebesar 50% lima puluh persen) dengan melampirkan Surat
Jika ditinjau berdasarkan syarat tersebut saya pribadi akan menolak putusan banding
tersebut hal tersebut dikarenakan perusahaan Y tidak memenuhi salah satu syarat penganjuan
Banding dimana “Banding hanya dapat diajukan apabila besarnya jumlah pajak yang terutang
dimaksud telah dibayar sebesar 50% lima puluh persen) dengan melampirkan Surat Setoran
Pajak (SSP) atau Pemindahbukuan (PBK).” Perusahaan Y dalam kasus ini tidak melakukan