Kode Mata Kuliah : EKSI4308 Jumlah sks : 3 sks Nama Pengembang : Sakina Nusarifa Tantri Nama Penelaah : Sakina Nusarifa Tantri Status Pengembangan : Baru/Revisi* Tahun Pengembangan : 2021 Edisi Ke- : 3
Skor Sumber Tugas
No Tugas Tutorial Maksimal Tutorial 1 Jelaskan mengenai prosedur audit bottom-up dan 25 Modul 6 Kegiatan audit top-down! Belajar 1 Bukti audit bottom-up lebih berofokus pada pengujian langsung transaksi, saldo akun, serta sistem yang digunakan untuk mencatat berbagai transaksi tersebut hingga akhirnya menghasilkan saldo akun. Bukti Bottom-up dapat berupa penarikan sampel transaksi yang mendukung saldo akun serta mengevaluasi kewajaran jumlah dan penyajiannya dalam laporan keuangan. Bukti audit Top-down memiliki focus pada upaya auditor dalam memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industry. Untuk memperoleh bukti audit top-down maka dilakukan prosedur audit top-down yang memberikan bukti tentang resiko bisnisnya. 2 Apakah yang dimaksud dengan asersi 25 Modul 6 Kegiatan manajemen, dan jelaskan apa saja asersi Belajar 2 manajemen yang anda ketahui! Asersi (assertion) adalah pernyataan manajemen yang terkandung di dalam komponen laporan keuangan. Asersi manajemen dalam laporan keuangan menjadi panduan auditor untuk merencanakan pengumpulan bukti audit. Berbagai asersi manajemen, yaitu; a. Keberadaan atau keterjadian (existence or occurrence). Asersi tentang keberadaan atau keterjadaian berhugbungan dengan apakah aktiva atau utang entitas ada pada tanggal tertentu dan apakah transaksi yang dicatat telah terjadi selama periode tertentu. Sebagai contoh, menajemen membuat asersi bahwa sediaan produk jadi yang tercantum dalam neraca adalah tersedia untuk dijual. Begitu pula, manajemen membuat asersi behwa perjalanan dalam laporan laba-rugi menunjukkan pertukaran barang dan jasa dengan kas atau aktiva bentuk lain (misalnya piutang) dengan pelanggan. b. Kelengkapan (completencess). Asersi tentang kelengkapan berhubungan dengan apakah semua transaksi dan akun yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan telah dicantumkan di dalamnya. Sebgai contoh, manajemen membuat asersi bahwa seluruh pemabelian barang dan jasa dicatat dan dicantumkan dalam laporan keuangan. Demikian pula, manajemen membuat asersi bahwa utang usaha di neraca telah mencakup semua kewajiban entitas. c. Hak dan kewajiban (right and obligation); Asersi tentang hak dan kewajiban berhubungan dengan apakah aktiva merupakan hak entitas dan utang merupakan kewajiban perusahaan pada tanggal tertentu. Sebagai contoh, manajemen membuat asersi bahwa jumlah sewa guna usaha (lease) yang dipkapitalisasi di neraca mencerminkan nilai pemrolehan hak entitas atas kekayaan yang disewa-guna-usahakan (leased) dan utang uang sewa usaha yang bersangkutan mencerminkan suatu kewajiban entitas. d. Penilaian (valuation) atau alokasi; Asersi tentang penilaian atau alokasi berhubungan dengan apakah komponen – komponen aktiva, kewajiban, pendapatan dan biaya sudah dicantumkan dalam laporan keuangan pada jumlah yang semestinya. Sebagai contoh, manajemen membuat asersi bahwa aktiva tetap dicatat berdasarkan harga pemerolehanya dan pemerolehan semacam itu secara sistematik dialokasikan ke dalam periode – periode akutansi yang semestinya. Demikian pula, manajemen membuat asersi bahwa piutang usaha yang tercantum di neraca dinyatakan berdasarkan nilai bersih yang dapat direalisasikan. e. Penyajian dan pengunkapan (presentationa and disclousere) Asersi tentang penyajian dan pengungkapan berhubungan dengan apakah komponen – komponen tertentu laporan keuangan diklasifikasikan, dijelaskan, dan diungkapkan semestinya. Misalanya, manajemen membuat asersi bahwa kewajiban – kewajiban yang diklasifikasikan sebagai utang jangka panajang di neraca yang tidak jatuh tempo dalam waktu satu tahun. Demikian pula, manajemen membuat asersi bahwa jumlah yang disajikan sebagai pos luar biasa dalam laporan laba rugi diklasifikasikan dan diungkapkan semestinya.
3 Dalam mempelajari prosedur audit, dikenal 25 Modul 6 Kegiatan
prosedur analitis. Apakah tujuan dari prosedur Belajar 3 dan analitis, dan kapankah dilakukan prosedur Modul 7 Kegiatan tersebut? Belajar 1 tujuan dari prosedur analitis sebagai berikut; a. Memahami Industri dan Bisnis Klien Auditor harus memperoleh pengetahuan tentang industry dan bisnis klien sebagai bagian perencanaan audit. Auditor dapat melakukan prosedur analitis dalam hal informasi tahun berjalan belum di audit dibandingkan dengan informasi tahun sebelumnya yang sudah diaudit atau dengan data industry, perubahan informasi dapat menjadi sorotan. Peruabahan ini dapat menjadi suatu kecenderungan yang penting atau merupakan suatu peristiwa khusus yang kesemuanya dapat mempengaruhi perencanaan audit. b. Menilai kemampuan entitas untuk terus Going Concern Prosedur analitis sering kali menjadi indicator berguna untuk menentukan apakah perusahaan klien memiliki masalah keuangan. Prosedur analitis tertentu dapat memberikan bantuan bagi auditor dalam menilai kemungkinan terjadinya kegagalan bisnis. c. Menunjukan adanya kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan antara data keuangan tahun berjalan yang belum diaudit dan data lainnya yang digunakan dalam perbandingan biasa disebut sebagai fluktuasi tidak biasa (unusual fluctuacions). Fluktuasi seperti ini dapat terjadi jika perbedaan yang signifikan tidak diperkirakan terjadi namun tidak terjadi. Pada kasus tersebut, keberadaan salah saji akutansi menjadi salah satu alasan yang mungkin bagi terjadinya fluktuasi tidak biasa tersebut. Jika fluktuasi tidak biasa cukup besar, auditor harus menentukan alasannya dan yakin bahwa penyebabnya adalah peristiwa ekonomi yang sah dan bukan salah saji. d. Mengurangi pengujian audit yang terinci Apabila prosedur analitis tidak mengungkapkan fluktuasi tidak biasa, hal ini menyiratkan bahwa salah saji yang material mungkin telah diminimalkan. Prosedur analitis memberikan bukti substantive dalam mendukung pernyataan wajar atas saldo akun terkait. Adanya bukti substantive seperti ini dapat memungkinkan auditor melakukan pengujian terinci yang lebih sedikit untuk akun – akun tersebut. Pada perencanaan audit awal (initial audit planning), ada empat hal yang wajib dilakukan lebih dulu dalam audit (Arens, 2010) a. Auditor memutuskan apakah menerima klien baru atau terus melayani klien yang ada sekarang. Penentuan ini biasanya dilakukan oleh auditor yang berpengalaman yang berwenang mengambil keputusan penting. Auditor ingin membuat keputusan ini lebih awal, sebelum mengeluarkan biaya yang cukup besar yang tidak bisa ditutup kembali.\ b. Auditor menidentifikasi mengapa klien mengingingkan atau membutuhkan audit. Informasi ini dapat mempengaruhi bagian dari proses perencanaan selanjutnya. c. Untuk menghindari kesalapahaman, auditor wajib memahami syarat – syarat penugasan yang ditetapkan klien. d. Auditor mengembangkan strategi audit secara keseluruhan, termasuk staf penugasan dan setiap spesialis audit yang diperlukan. 4 Sebutkan secara urut tahap-tahap perencanaan 25 Modul 7 Kegiatan audit dan perancangan pendekatan audit menurut Belajar 1 Arens et al. (2010)! Pada perencanaan audit awal (initial audit planning), ada empat hal yang wajib dilakukan lebih dulu dalam audit (Arens, 2010), yakni dalam hal berikut ini; a. Auditor memutuskan apakah menerima klien baru atau terus melayani klien yang ada sekarang. Penentuan ini biasanya dilakukan oleh auditor yang berpengalaman yang berwenang mengambil keputusan penting. Auditor ingin membuat keputusan ini lebih awal, sebelum mengeluarkan biaya yang cukup besar yang tidak bisa ditutup kembali.\ b. Auditor menidentifikasi mengapa klien mengingingkan atau membutuhkan audit. Informasi ini dapat mempengaruhi bagian dari proses perencanaan selanjutnya. c. Untuk menghindari kesalapahaman, auditor wajib memahami syarat – syarat penugasan yang ditetapkan klien. Auditor mengembangkan strategi audit secara keseluruhan, termasuk staf penugasan dan setiap spesialis audit yang diperlukan. * coret yang tidak sesuai
Pendekatan sederhana untuk investasi ekuitas: Panduan pengantar investasi ekuitas untuk memahami apa itu investasi ekuitas, bagaimana cara kerjanya, dan apa strategi utamanya