Oleh :
Bella Olivia
NPM 18030072
1
DAFTAR ISI
Halaman Judul………………………………………………………………….. i
Daftar Isi………………………………………………………………………... ii
Kata Pengantar…………………………………………………………………..iii
BAB I PENDAHULUAN…………………..………………………………… 1
DAFTAR PUSTAKA
2
KATA PENGANTAR
Salah satu tujuan penulis dalam menulis Makalah adalah dapat memahami
dan mendalami pokok bahasan khususnya tentang konsep dasar kewirausahaan
dan dapat memberikan informasi tentang kewirausahaan. Pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing Akademik yang
telah memberikan masukan, bimbingan dan arahan nya.
Harapan dan do’a semoga tesis ini bermanfaat bagi makalah khususnya
maupun para pembaca pada umumnya dan semoga Allah Swt senantiasa
memberikan rahmat bagi kita semua. Aamiin.
Peneliti
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seorang bidan yang membuka praktik mandiri dapat disebut juga sebagai
wirausahawan. Dimana wirausahawan adalah seorang yang memiliki keahlian
menjual, mulai menawarkan ide hingga komoditas yakni layanan jasa. Sebagai
pelaku usaha mandiri dalam bentuk layanan jasa kesehatan dituntut untuk
mengetahui dengan baik manajemen usaha. Bidan sebagai pelaku usaha mandiri
dapat berhasil baik dituntut untuk mampu sebagai manajerial dan pelaksana
usaha, di dukung pula kemampuan menyusun perencanaan berdasarkan visi yang
diimplementasikan secara strategis dan mempunyai kemampuan personal selling
yang baik guna meraih sukses. Diharapkan bidan nantinya mampu memberikan
pelayanan kesehatan sesuai profesi dan mampu mengelola manajemen pelayanan
secara profesional, serta mempunyai jiwa entrepreneur.
Menjadi profesi bidan yang unggul di bidang kewirausahaan atau
interprenuership dalam bentuk praktek mandiri dan mampu menciptakan
lapangan pekerjaan, khususnya kewirausahaan yang bergerak dibidang kesehatan
sangat membantu dalam pengembangan pembangunan yang mana pada masa
sekarang ini.
B. Rumusan Masalah
4
3. Bagaimana contoh kewirausahaan dalam kebidanan?
C. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Wirausahawan
Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang
berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai
kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan
berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam
kondisi tidak pasti. (Kasmir, 2007:18).
John J.Kao (1993) mendefinisikan berkewirausahaan sebagai usaha untuk
menciptakan nilai melalui pengenalan kesempatan bisnis, manajemen
pengambilan resiko yang tepat, dan melalui keterampilan komunikasi dan
manajemen untuk memobilisasi manusia, uang, dan bahan-bahan baku atau
sumber daya lain yang diperlukan untuk menghasilkan proyek supaya
terlaksana dengan baik.
Menurut Robert D. Hisrich et al. (2005) adalah proses dinamis atas
penciptaan tambahan kekayaan. Kekayaan diciptakan oleh individu yang
berani mengambil resiko utama dengan syarat-syarat kewajaran, waktu, dan
atau komitmen karier atau penyediaan nilai untuk berbagai barang dan jasa.
Produk dan jasa tersebut tidak atau mungkin baru atau unik, tetapi nilai
tersebut bagaimanapun juga harus dipompa oleh usahawan dengan
penerimaan dan penempatan kebutuhan keterampilan dan sumber-sumber
daya.
Menurut Instruksi Presiden RI No. 4 Tahun 1995: “kewirausahaan adalah
semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha
dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan,
menerapkan cara kerja baru, teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan
efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau
memperoleh keuntungan yang lebih besar”.
6
Menurut Heri Wibowo (Buku Kewirausahaan, Heri Wibowo :
2011), kewirausahaan adalah sebuah mindset (pola pikir)
dan method (metode). Keduanya dapat berdiri sendiri maupun bersama-sama.
Sebagai mindset, kewirausahaan mewakili pola pikir, asumsi dasar, nilai
atau yang mendasari pemikiran kita. Ia adalah ‘sesuatu’ yang berbeda diantara
stimulus dan respon. Ia adalah pembeda antara seorang individu dengan
individu lainnya. Mindset adalah hal yang berpotensi mewarnai pemikiran-
pemikiran dan tindakan-tindakan kita. Mindset wirausaha dalam hal ini adalah
pola pikir positif, pantang menyerah, selalu berusaha melihat peluang.
Selanjutnya, sebagai metode (method), tentu saja aktivitas wira usaha
memiliki langkah/cara/strategi tertentu untuk dapat sukses (tidak terlalu
mudah gagal). Dari sekian banyak kasus, tentunya ditemukan formula/rumus
ideal bagaimana cara memulai aktivitas wirausaha dengan baik, dalam arti
berpeluang mendapatkan profit sekaligus memiliki sedikit peluang untuk
bangkrut. Metoda dalam hal ini bagaimana aktivitas kewirausahaan ini
dijalankan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari sehingga menghasilkan
keuntungan bagi pengelolanya. Secara umum metode ini juga dapat dibagi dua
yaitu business content (jenis bisnisnya/produk/barang), dan business context
(yaitu perrangkat bisnisnya, mulai dari manajemen keuangannya, pemasaran,
sdm, dan lain-lain).
Dari definisi-definisi di atas, bila dihubungkan dengan praktik Kebidanan,
maka penulis menyimpulkan bahwa kewirausahaan dalam praktek
kebidanan adalah sebuah mindset dan method yang harus dikuasai seorang
Bidan sebagai wirausahawan dalam memulai dan/atau mengelola sebuah
usaha praktek profesional (Bidan Praktek Swasta maupun Klinik Bersalin)
dengan mengembangkan kegiatan-kegiatan berbasis kreativitas dan inovasi
yang dapat memenuhi kebutuhan klien, keluarga, dan masyarakat untuk
kemajuan/keberhasilan praktek profesional kebidanannya.
B. Manfaat Kewirausahaan
Thomas W. Zimmerer et al. (2005) merumuskan manfaat kewirausahaan
adalah sebagai berikut:
7
1. Memberi peluang dan kebebasan untuk mengendalikan nasib sendiri
2. Memberi peluang melakukan perubahan
3. Memberi peluang untuk mencapai potensi diri sepenuhnya
4. Memiliki peluang untu meraih keuntungan seoptimal mungkin
5. Memiliki peluang untuk berperan aktif dalam masyarakat dan
mendapatkan pengakuan atas usahanya
6. Memiliki peluang untuk melakukan sesuatu yang disukai dan
menumbuhkan rasa senang dalam mengerjakannya
C. Fungsi Kewirausahaan
8
a. Mengenali lingkungan perusahaan dalam rangka mencari dan
menciptakan peluang usaha.
b. Mengendalikan lingkungan ke arah yang menguntungkan bagi
perusahaan.
c. Menjaga lingkungan usaha agar tidak merugikan masyarakat maupun
merusak lingkungan akibat dari limbah usaha yang mungkin
dihasilkannya.
d. Meluangkan dan peduli atas CSR (Corporate Social Responsibility) .
Setiap pengusaha harus peduli dan turut serta bertanggung jawab
terhadap lingkungan sosial di sekitarnya.
D. Prinsip-prinsip Kewirausahaan
9
Menurut Neal Thornberry, Pola pikir wirausaha melibatkan 10 kualitas,
sebagai berikut:
1. Memiliki Locus of Control internal
Menggambarkan bagaimana seseorang berpikir tentang kendali
hidupnya.
2. Memiliki toleransi untuk ambiguitas
Seorang wirausaha memiliki toleransi untuk berbuat berbeda dan
melanggar hal-hal yang dianggap pakem. Sebagai contoh: pakem yang
umum buat mereka yang ingin membuka restoran adalah; bukalah di
tempat yang ramai. Namun demikian, saat ini sudah banyak contohnya
dimana restoran yang dibuka di tempat terpencil justru diserbu
pelanggannya. Begitu pula dengan pendirian sebuah BPS maupun Klinik
bersalin, tidak harus di tempat yang ramai.
3. Kesediaan untuk mengaji orang yang lebih cerdas dari dirinya.
Seorang Bidan yang membuka praktek mandiri maupun klinik bisa
bekerja sama dengan bidan lain maupun dokter spesialis kebidanan dan
anak sehingga bersinergi.
4. Konsistensi untuk selalu berkreativitas, membangun dan mengubah
berbagai hal.
Sebagai contoh: Dalam menjalankan praktek sebagai penolong
persalinan seorang bidan bukan hanya menolong persalinan saja tetapi
juga menawarkan jasa lain satu paket dengan jasa persalinan dengan tarif
tertentu. Misalnya: Paket A :`Tarif 1.000.000 dengan layanan sebagai
berikut: persalinan normal 2 hari+biaya mecuci ari-ari+biaya mengurus
akte lahir bayi+ biaya pijat ibu dan bayi.
5. Dorongan yang kuat untuk peluang dan kesempatan
Bidan selaku wirausahawan selalu awas terhadap peluang-peluang
baru. Bidan dengan kemampuan intuisinya yang selalu ditempa mampu
membaca trend jaman.
6. Rasa urgenitas yang tinggi.
Para tokoh bisnis sering mengatakan pameo ini “inovasi atau
mati”. Apa artinya? Artinya adalah bahwa inovasi sudah merupakan
10
sesuatu harga mati, ini adalah sesuatu yang urgen dan tidak bisa ditunda-
tunda lagi.
7. Perseverance
Usaha untuk menemukan ide baru kemudian berusaha
mematangkan dan mewujudkannya.
8. Resilience (ketahanan)
Wirausaha yang tangguh memiliki sikap seperti boneka anak-anak
yang jika dipukul selalu kembali ke posisi semula. Inilah sikap ketahanan
yang perlu dimiliki setiap kita yang sadar bahwa hidup adalah perjuangan,
dan perjuangan selalu memerlukan kekuatan untuk bangkit setelah jatuh
dan bangun setelah terjerambab oleh kerasnya kehidupan.
9. Optimis
Secara sederhana dapat diartikan sebagai lompatan dari satu
aktivitas ke aktivitas lain, tanpa kehilangan antusiasme. Optimis adalah
juga bentuk keyakinan bahwa tujuan akan tercapai dan target akan
terpenuhi dengan kekuatan sendiri.
10. Rasa humor tentang diri sendiri
Ini adalah bentuk rasa besar hati. Kemampuan mentertawakan diri
sendiri adalah bentuk kapabilitas untuk mengkoreksi bahkan mengkritik
diri sendiri. Ini adalah sebuah rasa legowo untuk tidak menilai diri sendiri
sudah mencapai prestasi yang optimal.
11
hardskill apapun. Artinya, hardskill lebih bersifat spesifik (berbasis ilmu
pengetahuan), dan softskill lebih umum dan generalis.
12
Salah satu cara melatih diri kita agar mampu berpikir apresiatif adalah
dengan mencoba praktik berwirausaha. Mencoba berwirausaha adalah
suatu aktivitas pembelajaran yang luar bisa. Begitu terjun, kita akan
dihadapkan pada sejumlah tantangan yang menuntut pemikiran kreatif dan
inovatif serta positif. Aktivitas ini, lambat laun, jika ditekuni dengan
serius, secara perlahan-lahan akan dapat mendorong kita untuk memiliki
pemikiran yang apresiatif.
Usaha Bidan Praktek Swasta / klinik bersalin yang sukses dan berhasil
dalam waktu yang cukup lama, biasanya dimulai dengan kreativitas dan
inovasi dari pengelolanya.
Perbedaan kreativitas dan Inovatif :
Kreatif:
o Menciptakan sesuatu yang berbeda dari yang lain
o Menghubungkan ide-ide/hal-hal yang tadinya tidak berhubungan
Inovatif:
o Menciptakan sesuatu yang belum ada menjadi ada
o Pembaruan/menciptakan sesuatu yang sama sekali berbeda
13
Berikut dikemukakan 2 pengertian tentang networking atau jejaring yaitu :
Networking adalah seni dan praktek untuk menghadiri peristiwa sosial dan
berhubungan atau melakukan kontak dengan orang-orang yang memiliki
kemungkinan membantu usaha atau bisnis (Atomic Dog Publishing, 2006).
Definisi ini diambil dari pengalaman dunia usaha atau sektor komersial.
Sedangkan definisi yang berikut lebih dilihat dari pengalaman dalam bidang
sosial dimana jejaring dapat juga diartikan sebagai suatu proses dimana dua
atau lebih individu atau organisasi bekerja bersama untuk mencapai tujuan
bersama (Pratomo, 2010).
Penerapan Networking dalam bidan pribadi (praktek profesional) dapat
berupa : Promosi dan pemasaran pelayanan bidan secara getok tular untuk
menjaring klien baru. Hal ini diperoleh ketika ada seorang klien atau pasien
yang merasa puas dengan pelayanan profesional bidan tersebut, dia dapat
menjadi sumber informasi untuk menyebarkan informasi tersebut kepada
klien lain maupun calon klien lain terutama yang mengalami ketidakpuasan
untuk pindah ke pelayanan profesional oleh bidan tersebut. 2. Promosi dan
pemasaran pelayanan bidan melalui jejaring media sosial. Bidan yang up to
date(mahir dan tidak ketinggalan jaman) dengan teknologi kini dan tidak
gatek dapat sharing informasi dan pengalaman dan berkomunikasi
dengan klien atau calon klien menggunakan media sosial misalnya FB,
Twitter dsb.
Penerapan Networking dalam bidan pribadi (praktek profesional) dapat
berupa : Promosi dan pemasaran pelayanan bidan secara getok tular untuk
menjaring klien baru. Hal ini diperoleh ketika ada seorang klien atau pasien
yang merasa puas dengan pelayanan profesional bidan tersebut, dia dapat
menjadi sumber informasi untuk menyebarkan informasi tersebut kepada
klien lain maupun calon klien lain terutama yang mengalami ketidakpuasan
untuk pindah ke pelayanan profesional oleh bidan tersebut. 2. Promosi dan
pemasaran pelayanan bidan melalui jejaring media sosial. Bidan yang up to
date(mahir dan tidak ketinggalan jaman) dengan teknologi kini dan tidak
gatek dapat sharing informasi dan pengalaman dan berkomunikasi
14
dengan klien atau calon klien menggunakan media sosial misalnya FB,
Twitter dsb.
15
pertama-tama biasanya dilakukan anamnesa atau pertanyaan seputar
nama dan umur pasien, kapan mulai dirasakan kencang-kencang, kapan
mens terakhir dan pemeriksaan BB/TB. Setelah itu dilakukan
pemeriksaan umum seperti pemeriksaan tensi, suhu, nadi dan dilihat
keadaan umum ibu tersebut apakah dalam kondisi baik atau tidak.
Kemudian dilakukan analisa lengkap dan pemeriksaan obstetri
terhadap kandungan tersebut lalu berlanjut ke pemeriksaan dalam. Dan
jika memang dirasa kehlahiran akan terjadi dilakukan pemeriksaan
sekitar 4 jam sekali jika pembukaan sudah diatas 4. Pemeriksaan
sebelumnya juga harus dilakukan untuk pendeteksian faktor resiko
apakah termasuk kehamilan normal atau yang berisiko sehingga dapat
dilakukan penanganan untuk mengantisipasi.
2. Peralatan & Ruang Praktek.
Usaha ini sebenarnya memerlukan peralatan pendukung yang
cukup banyak. Peralatan yang digunakan dalam praktek bidan swasta
meliputi alat tensi, timbangan injak, timbangan bayi, metlin, dopler,
lineks, stetoskop, HB set, partus set, perlak, scoop, sarung tangan dan
sepatu boot. Selain itu, peralatan yang tak kalah pentingnya yang harus
dimiliki adalah meja ginekologi, lampu sorot, sterilisator, kateter, tutup
rambut, kacamata, isap lendir, sungkup, penjepit tali pusar, haeting set,
box bayi, inkubator, kamar VK atau kamar persalinan dan kamar biasa
serta harus dilengkapi dengan obat-obatan yang menunjang dan infus.
Untuk ruangan praktek, disarankan minimal mempunyai 4 ruang
(kamar). Satu ruang difungsikan sebagai kamar VK (kamar bersalin),
satu ruang lagi untuk perawatan dan 2 buah ruang untuk dijadikan kamar
ibu hamil setelah bersalin. Hal penting yang harus diperhatikan adalah
kelengkapan peralatan yang menunjang untuk persalinan dan
pemeriksaan ibu dan anak, sterilisasi akan peralatan tersebut dan
kebersihan akan 3B yakni bersih alat, bersih tempat dan bersih penolong.
3. Kendala.
Kendala yang dirasakan dalam usaha praktek bidan swasta ini
biasanya hanya seputar masalah teknis persalinan. Salah satu contohnya
16
adalah anjuran untuk belum saatnya mengejan tapi ternyata pasien tidak
mengindahkannya dan tetap mengejan. Tentu hal ini sangat merepotkan
apabila bidan tidak terbiasa menangani hal seperti itu.
Selain kendala diatas, untuk jasa praktek bidan swasta yang berada
di wilayah pedesaan, kendala yang sering dirasakan adalah apabila ibu
hamil tinggal di daerah pegunungan dan jalan menuju daerah tersebut
sulit dijangkau. dan hal ini memang sering terjadi, mengingat rata-rata
kondisi jalan daerah pedesaan tidak sebagus dan semudah di kota.Untuk
jam praktek, mereka bisa dibilang 24 jam penuh nonstop. Salah satu
penyebabnya adalah proses persalinan yang sering tidak bisa
diperkirakan. Ini merupakan resiko jika mereka benar-benar terjun di
usaha ini.
1. Tempat praktek
Bidan praktek swasta ini akan didirikan di Rawa Belut Samping
jembatan layang. Selain itu, letak yang strategis yaitu dekat tempat
perbelanjaan, sehingga lalu lintas ini cukup ramai dilalui oleh
masyarakat termasuk juga transportasi umum.
Tempat untuk praktik bidan terpisah dari ruangan keluarga terdiri
dari:
Ruang Tunggu
Ruang pemeriksaan
Ruang persalinan
Ruang rawat inap
Ruang pencegahan dan pengendalian infeksi.
2. Waktu pelayanan
Untuk jam praktek dimulai dari 08.00-11.00 WIB dan pada pukul
15.30 – 21.00 WIB setiap harinya. Sedangkan untuk pelayanan bersalin
24 jam.
17
3. Pelayanan Yang Diberikan Dan Tarif Pelayanan
No Jenis pelayanan Tarif
1. Pelayanan ANC
Pemeriksaan ANC Rp. 37.000,00
Imunisasi TT Rp. 23.000,00
Pemeriksaan penunjang :
1. Pemeriksaan Hb Rp. 20.000,00
2. Pemeriksaan Protein Urine Rp. 20.000,00
3. Pemeriksaan Urine Reduksi Rp. 20.000,00
2. Pelayanan Persalinan
a. Persalinan Normal Rp. 1.020.000,00
3. Pelayanan Nifas
a. Breast Care Rp. 20.000,00
b. Kunjungan Nifas Rp. 25.000,00
4. Pelayanan Imunisasi
a. HB0 Rp. 35.000,00
b. BCG Rp. 50.000,00
c. DPT Rp.30.000,00
d. Hepatitis B Rp.30.000,00
e. POLIO Rp.30.000,00
f. CAMPAK Rp.50.000,00
g. PENTABIO Rp. 70.000,00
1. DPT
2. Hib
3. Hepatitis B
h. Invantrik Rp.350.000,00
i. Pediacel Rp.500,000,00
6. Pelayanan KB
a. Pil Rp. 20.000,00
18
b. Suntik 3 bulan Rp. 32.000,00
c. Suntik 1 bulan Rp. 22.000,00
d. Implan
1. Pemasangan Implan Rp. 220.000,00
2. Up Implan Rp. 120.000,00
e. IUD
1. Pemasangan IUD Rp. 350.000,00
2. Kontrol IUD Rp. 25.000,00
3. UP IUD Rp. 170.000,00
f. Kondom Rp. 25.000,00
4. Tenaga Kerja
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
20
kondisi wilayah mereka tinggal dan kesenioritasan yang mencangkup
keahlian bidan tersebut.
B. Saran
21
Daftar Pustaka
- PP-IBI, 50 Tahun Ikatan Bidan Indonesia, Cetakan ke-3 Tahun 2011
- Anonim. Tanpa tahun. Hakikat dan Konsep Dasar Kewirausahaan. Adesyams.
2011
04 Januari 2012
22