A. Data Perusahaan
B. Data Pemilik
C. Data Konsultan
Saat ini, ............... merupakan wilayah berpantai yang terkenal sebagai daerah penghasil
pisang. Namun, sebagian besar pisang yang dihasilkan dijual masih dalam bentuk buah segar,
bukan olahannya. Keadaan ini membuat nilai tambah pisang tersebut tidak terkelola dengan
optimal. Selain itu, sering terjadi kerusakan pada pisang yang dipanen karena tidak langsung
laku terjual atau membusuk karena terlalu lama disimpan menunggu kenaikan harga.
Di samping itu, sedikitnya industri sale pisang di ..............., membuat konsumen dari luar
kota kesulitan mendapatkan sale pisang, saat ingin membelinya sebagai oleh-oleh. Dari
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengolahan pisang menjadi sale pisang masih sangat
terbuka lebar, tanpa merusak keseimbangan pasar pisang yang sudah ada.
Sebagian besar masyarakat di lingkungan rencana usaha merupakan penganut agama Islam
yang taat, tetapi tingkat toleransi dengan agama lain dapat berjalan dengan baik. Dalam
berorganisasi dan berpolitik, mayoritas masyarakat cenderung mengikuti organisasi keagamaan
dan berafiliasi kepada organisasi ................ Hal ini dapat diketahui dari hasil pemilu yang lalu,
yakni sebagian besar nasyarakat memilih partai ............... sebagai wadah aspirasi politik dan
sebagian lagi memilih partai yang termasuk partai urutan lima besar.
Sementara itu, mayoritas masyarakat di lingkungan rencana usaha bermatapencaharian
sebagai nelayan, petani, dan buruh. Sebagian kecilnya menjadi pegawai, pengusaha, atau
bekerja di sektor industri lain. Perilaku beli masyarakat di daerah rencana usaha termasuk
konsumtif, ditandai dengan ramainya pengunjung pertokoan pada awal bulan dan menjadi sepi
pada tanggal tua. Mengenai masalah keamanan seperti pencurian, perampokan, atau bahaya
lingkungan lainnya, relatif aman dan terkendali.
a. Aspek Makro
Bahan baku utama sale pisang adalah pisang yang didapatkan di daerah sekitar.................Saat
ini, ada sekitar lima perusahaan penghasil sale pisang yang dianggap cukup besar dan banyak
industri rumah tangga yang dianggap pesaing dari usaha sejenis. Industri rumah tangga
menyuplai kebutuhan lokal, sedangkan perusahaan besar menyuplai kebutuhan pedagang besar,
seperti toko makanan atau swalayan. Pelanggan terbesar sale pisang datang dari daerah sekitar,
seperti Purwokerto, Banyumas, Bandung, Jakarta, dan Semarang.
b. Aspek Mikro
1. Jenis produk yang dihasilkan dari usaha yang dilakukan adalah sale pisang dengan bahan
baku pisang raja.
2. Penetapan harga dari produk tersebut didasarkan atas biaya produksi di tambah mark-up
sekitar 10%.
3. Promosi yang dilakukan untuk mengenalkan produk dilakukan dengan cara mengenalkan
produk di toko-toko penjual makanan di daerah sekitar Cilacap, Bandung, Semarang, dan
Jakarta.
4. Pendistibusian barang, selain diambil langsung oleh pedagang besar, juga dilakukan
dengan mengirimkannya langsung ke toko-toko makanan dan swalayan yang sudah
dijadikan sasaran penjualan.
a. Desain Produk
Untuk meningkatkan kualitas produksi, selalu dilakukan pengamatan dan perkembangan
teknologi, riset produk, atau uji coba produk. Pertimbangan utama penentuan lokasi usaha adalah
ketersediaan bahan baku untuk proses produksi, sedangkan kapasitas produksi dua kuintal sale
pisang jadi per hari. Pola usaha yang dikembangkan adalah pola produksi berkelanjutan,
sehingga produksi tetap terus berjalan setiap hari tanpa terpengaruh waktu dan musim.
b. Proses Produksi
Proses produksi dlakukan secara sederhana. Awalnya pisang dicuci bersih, dikupas kulitnya,
lalu diiris tipis dan diberi campuran aroma. Proses selanjutnya adalah menggoreng atau
mengoven irisan pisang hingga tingkat kematangan tertentu. Setelah diangkat dan didinginka,
sale pisang dibungkus dan siap dipasarkan.
c. Pengawasan Kualitas
Pengawasan kualitas dilakukan untuk bahan baku, pengawasan proses, dan pengawasan
produk jadi. Pengawasan kualitas bahan baku dilakukan dengan hanya memakai pisang yang
sudah matang, tetapi belum busuk. Pengawasan kualitas proses dilakukan dengan melihat
ketebalan irisan, kekeringan hasil menggoreng atau meng-oven. Sementara itu, pengawasan
produk jadi dilakukan dengan memerhatikan keseragaman ukuran, kerapian pembungkusan, dan
pencantuman waktu kadaluarsa di kemasan.
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam menjalankan usaha ini terdiri dari tiga orang
pegawai kantor untuk administrasi dan marketing, tiga orang petugas lapangan, lima orang
tenaga menggoreng dan mengoven. Selain itu, dibutuhkan 35 orang pekerja borongan untuk
mengupas dan mengiris pisang, serta mengemasnya.
Proses peningkatan kemampuan kerja pegawai dilakukan dengan mengadakan atau
merekomendasikan pegawai untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang bentuknya disesuaikan
dengan tugas dan fungsi pegawai bersangkutan. Pegawai juga diberi fasilitas kesehatan,
mencakup biaya rawat jalan jika berobat dan bantuan 50% biaya rawat inap di ruang kelas III
rumah sakit yang telah ditentukan. Kontrak kerja yang berisi hak, kewajiban, dan sanksi
pelanggaran sudah harus ditandatangani pada saat pegawai mulai bekerja.
I. Analisis Aspek Keuangan
Neraca
(per tanggal 31 Desember)
Aktiva Pasiva
c. Peluang
1. Pangsa pasar yang masih luas.
2. Bahan baku yang mudah di dapat.
3. Pesaing besar relatif terbatas.
d. Ancaman
1. Munculnya variasi makanan jajanan.
2. Munculnya pesaing baru.
K. Penutup
Demikian rencana usaha ini dibuat, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.
..............., ...............,
tanda tangan
Pemilik PT ...............
Sumber: http://fe.elcom.umy.ac.id/mod/resource/view.php?id=808.