Bab Iii - 2018487PMH
Bab Iii - 2018487PMH
BAB 3
1. PENGERTIAN UMRAH
Sedangkan ibadah umrah memang sekilas sangat mirip dengan ibadah haji, namun
tetap saja umrah bukan ibadah haji. Kalau dirinci lebih jauh, umrah adalah haji kecil,
dimana sebagian ritual haji dikerjakan di dalam ibadah umrah. Sehingga boleh
a. Bahasa
Secara makna bahasa, kata „Umrah (ْ ) ُع ًْ َر ْةberarti Az-Ziyarah ( )ان ّزيَا َرةyaitu
b. Istilah
Sedangkan secara istilah, kata Umrah di dalam ilmu fiqih didefinisikan oleh
ْ ْصفَاْ َٔ ْان ًَرْ َٔ ِةْبِإِحْ َراو ِ انطَّ َٕافُ ْبِ ْانبَ ْي
َّ تْ َٔان َّس ْع ُيْبَ ْيٍَ ْان
Tawaf di sekeliling Baitullah dan Sa‟i antara Shafa dan Marwah dengan
berihram.
ُْ كْ َُْٔ َْٕانطَّ َٕافُ ْان َّس ْع
ْي ِ قَصْ دُْان َك ْعبَ ِتْنِهُُّ ُس
65
Ahmad Sarwat Lc, Seri Fiqih Kehidupan (6) : Haji & Umrah (Jakarta : DU Publishing), cet I, h. 23
66
Hasyiyatu Ad-Dasuqi, jilid 2 hal. 2
28
HIKMAHNYA
Haji adalah rukun Islam yang kelima. Allah mewajibkannya atas orang yang mampu.
Demikian pula umrah. Kedua-duanya wajib menurut Mazhab Syafi‟i dan Hambali
berdasarkan firmanNya,
Sedangkan menurut Mazhab Maliki dan Hanafi, umrah adalah sunnah. Nabi
SAW. Melaksanakan umrah empat kali, semuanya dalam bulan Dzulqaedah, kecuali
umrah yang dilaksanakan bersama hajinya. Umrah pertama beliau kerjakan dari
Hudaibiyah pada tahun 6 H, yang kedua pada 7 H (dan ini dikenal dengan umrah
qadha), yang ketiga pada hari penakhlukan Mekkah tahun 8 H, dan yang keempat
Haji dan umrah merealisasikan sebuah fardhu kifayah, yaitu menghidupkan Kaabah
setiap tahun dengan ibadah. Yang membedakan umrah dari haji adalah umrah dapat
67
Ibid
68
Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa‟adillatuhu, penerjemah Abdul Hayyie al-Kattani,
(Jakarta : Gema Insani, 2011), cet 1, h. 369
29
dilakukan kapan saja setiap tahun. Umrah lebih mudah perlaksanaannya daripada haji
Para ulama sepakat bahwa haji wajib satu kali seumur hidup, dengan dalil Al-Qur‟an
ْ ٍَ
ٍَْْان َعانَ ًِي َّ ٌَّ ِ طَاعَْإِنَ ْي ِّْ َسبِيالْ َٔ َي ٍْْ َكفَ َرْفَإ
ِ َّْللاَْ َغُِ ٌّيْع ْ َتْ َي ٍِْا ْست ْ ُّاسْ ِحج
ِ ْانبَ ْي ِ ََُّٔ ِ َّلِلِْ َعهَىْان
kafir karena meyakini bahwa haji itu tidak wajib...” Allah SWT berfirman :
Maksudnya: Dan sempurnakanlah ibadah haji dan `umrah karena Allah (QS
Al-Baqarah :196)
4.1 Pengulangan umrah
berkali-kali dalam setahun, sebab Aisyah r.a pernah berumrah dua kali dalam
sebulan atas perintah Nabi SAW., umrah yang pertama bersamaan dengan haji
hanya berumrah satu kali dalam setahun, dan Nabi SAW. Tidak pernah
Menurut Mazhab Hanafi dan pendapat yang paling rajih dalam Mazhab
Maliki, umrah itu sunnah muakad satu kali seumur hidup, karena Hadits-
dalam Islam tidak menyebutkan umrah sebagai salah satu kewajiban tersebut,
misalnya Hadits Ibnu Umar, “Islam itu didirikan atas lima perkara...,” yang
umrah itu wajib?” Beliau menjawab, “Tidak, tapi sangat baik jika kau
bagimu.”
69
Ibid, h. 375
70
Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, Ahmad, al-Baihaqi
31
mengandung makna kewajiban. Hal ini juga didasarkan atas hadis Aisyah r.a,
Adillatuhu, pendapat kedua ini lebih shahih, sebab ayat di atas menunjukkan
penduduk Mekkah tidak wajib melakukan umrah, dengan dalil bahwa Ibnu
Abbas dulu memandang umrah itu wajib tapi dia berkata, “Wahai penduduk
berthawaf di Ka‟bah.” Pendapat ini juga diriwayatkan dari Atha‟, sebab rukun
71
Diriwayatkan oleh ad-Daruquthni, al-Baihaqi dan Ibn Hazm, tapi sanadnya lemah.
72
Diriwayatkan oleh Ibnu Majah, al-Baihaqi, dan lain-lain dengan beberapa sanad yang shahih.
32
umrah dan amalannya yang paling besar adalah thawaf di Ka‟bah, dan hal ini
dilakukan oleh penduduk Mekkah, maka itu sudah cukup bagi mereka.73
Syarat-syarat ini ada yang umum untuk laki-laki dan perempuan, ada pula yang
syarat kewajiban dan ijzaa‟ (kecukupan) tapi bukan syarat keabsahan (yaitu
baligh dan merdeka), dan ada pula yang merupakan syarat kewajiban saja,
yaitu kemampuan.
5.1.1 Islam
Haji tidak wajib atas orang kafir, maka dari itu dia tidak dituntut
mengerjakannya di dunia ketika dia masih kafir, dan juga tidak sah jika
ibadah. Jika orang kafir pernah menunaikan haji kemudian dia masuk
Islam, dia wajib menunaikan haji lagi. Haji yang pernah dilakukannya
Demikian pula haji tidak wajib atas orang kafir, menurut Mazhab
Hanafi, dalam hal-hal yang berkaitan dengan hukum akhirat, jadi dia tidak
diazab lantaran tidak berhaji sebab orang kafir tidak di-khitab (dituntut)
bukan syarat kewajiban. Jadi, haji wajib atas orang kafir, tapi tidak sah
haji atas orang murtad, tapi tidak sah dikerjakannya kecuali jika dia telah
kembali ke Islam. Adapun orang kafir asli, tidak wajib haji atasnya.
Haji tidak wajib atas anak kecil dan orang gila sebab keduanya tidak
tidak harus menunaikan haji. Haji atau umrah juga tidak sah dilakukan
oleh orang gila, sebab dia tidak memiliki kelayakan untuk mengerjakan
anak kecil mencapai umur baligh dan si orang gila menjadi waras, mereka
tetap wajib menunaikan haji Islam, dan haji yang dikerjakan si anak tadi
34
bersabda,
“Hukuman tidak berlaku atas tiga orang, yaitu orang yang tidur
hingga ia bangun, anak kecil hingga ia dewasa, dan orang gila hingga
ia berakal.”75
5.1.3 Merdeka
Haji tidak wajib atas hamba sahaya, sebab haji adalah ibadah yang lama
Ali‟Imran : 97)
74
Ibid, h. 379
75
Diriwayatkan oleh Abu Dawud, Ibnu Majah, dan at-Tirmidhi.
76
Op.cit, h. 381
35
Menurut ulama Hanifiyah, kesanggupan meliputi tiga hal yakni fisik, finansial,
dan keamanan. Kesanggupan fisik artinya kesihatan badan. Jadi tidak wajib haji
atas orang sakit. Orang yang berpenyakit kronis, orang cacat, orang yang mati
separuh badannya, orang buta (meskipun ada orang yang menuntunnya), orang
tua renta yang tidak dapat duduk sendiri di atas kenderaan, orang tahanan, dan
orang yang dilarang oleh penguasa yang zalim untuk berangkat haji, karena untuk
termasuk di antara faktor-faktor tersebut adalah badan tidak mengalami cacat atau
perjalanan haji.
pakaian, perabot rumah, pembantu, dan sejenisnya), juga harus lebih dari nafkah
meskipun dengan membayar uang suap jika perlu. Sebab, kesanggupan haji tidak
terwujud tanpanya. Ini adalah syarat kewajiban (menurut riwayat dari Abu
77
Ibid, h. 383
36
Hanifah). Tetapi, ada sebagian ulama mazhab Hanafi yang berpendapat bahwa ini
78
Ibid. h, 384