Anda di halaman 1dari 10

27

BAB 3

HUKUM UMRAH DALAM ISLAM

1. PENGERTIAN UMRAH

Sedangkan ibadah umrah memang sekilas sangat mirip dengan ibadah haji, namun

tetap saja umrah bukan ibadah haji. Kalau dirinci lebih jauh, umrah adalah haji kecil,

dimana sebagian ritual haji dikerjakan di dalam ibadah umrah. Sehingga boleh

dikatakan bahwa ibadah umrah adalah ibadah haji yang dikurangi.65

a. Bahasa

Secara makna bahasa, kata „Umrah (ْ‫ ) ُع ًْ َر ْة‬berarti Az-Ziyarah (‫ )ان ّزيَا َرة‬yaitu

berkunjung atau mendatangi suatu tempat atau seseorang.

b. Istilah

Sedangkan secara istilah, kata Umrah di dalam ilmu fiqih didefinisikan oleh

Jumhur Ulama sebagai66 :

ْ ْ‫صفَاْ َٔ ْان ًَرْ َٔ ِةْبِإِحْ َراو‬ ِ ‫انطَّ َٕافُ ْبِ ْانبَ ْي‬
َّ ‫تْ َٔان َّس ْع ُيْبَ ْيٍَ ْان‬

Tawaf di sekeliling Baitullah dan Sa‟i antara Shafa dan Marwah dengan
berihram.
ُْ ‫كْ َُْٔ َْٕانطَّ َٕافُ ْان َّس ْع‬
ْ‫ي‬ ِ ‫قَصْ دُْان َك ْعبَ ِتْنِهُُّ ُس‬

65
Ahmad Sarwat Lc, Seri Fiqih Kehidupan (6) : Haji & Umrah (Jakarta : DU Publishing), cet I, h. 23
66
Hasyiyatu Ad-Dasuqi, jilid 2 hal. 2
28

Mendatangi Ka‟bah untuk melaksanakan ritual ibadah yaitu melakukan


Thawaf dan Sa‟i.67
2. KEDUDUKANN HAJI DAN UMRAH DALAM ISLAM SERTA

HIKMAHNYA

Haji adalah rukun Islam yang kelima. Allah mewajibkannya atas orang yang mampu.

Demikian pula umrah. Kedua-duanya wajib menurut Mazhab Syafi‟i dan Hambali

berdasarkan firmanNya,

َّْ ِ ‫ٕاْان َحجَّْ َٔا ْن ُع ًْ َرة‬


ِ‫َْلِل‬ ْ ًُّ ِ‫َٔأَت‬

Maksudnya : Dan sempurnakanlah ibadah haji dan `umrah karena Allah

Sedangkan menurut Mazhab Maliki dan Hanafi, umrah adalah sunnah. Nabi

SAW. Melaksanakan umrah empat kali, semuanya dalam bulan Dzulqaedah, kecuali

umrah yang dilaksanakan bersama hajinya. Umrah pertama beliau kerjakan dari

Hudaibiyah pada tahun 6 H, yang kedua pada 7 H (dan ini dikenal dengan umrah

qadha), yang ketiga pada hari penakhlukan Mekkah tahun 8 H, dan yang keempat

bersamaan denga hajinya tahun 10 H.68

3. HIKMAH PENSYARIATAN HAJI DAN UMRAH

Haji dan umrah merealisasikan sebuah fardhu kifayah, yaitu menghidupkan Kaabah

setiap tahun dengan ibadah. Yang membedakan umrah dari haji adalah umrah dapat

67
Ibid
68
Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa‟adillatuhu, penerjemah Abdul Hayyie al-Kattani,
(Jakarta : Gema Insani, 2011), cet 1, h. 369
29

dilakukan kapan saja setiap tahun. Umrah lebih mudah perlaksanaannya daripada haji

yang terikat dengan hari-hari tertentu.

4. HUKUM HAJI DAN UMRAH

Para ulama sepakat bahwa haji wajib satu kali seumur hidup, dengan dalil Al-Qur‟an

dan Sunnah. Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur‟an:

ْ ٍَ
ٍَْ‫ْان َعانَ ًِي‬ َّ ٌَّ ِ ‫طَاعَْإِنَ ْي ِّْ َسبِيالْ َٔ َي ٍْْ َكفَ َرْفَإ‬
ِ ‫َّْللاَْ َغُِ ٌّيْع‬ ْ َ‫تْ َي ٍِْا ْست‬ ْ ُّ‫اسْ ِحج‬
ِ ‫ْانبَ ْي‬ ِ َُّ‫َٔ ِ َّلِلِْ َعهَىْان‬

Maksudnya: “......mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah,


yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barang
siapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya
(tidak memerlukan sesuatu) dari Semesta Alam.(QS al-Imran : 97)
Ada riwayat bahwa Ibnu Abbas menafsirkannya begini, “Barangsiapa menjadi

kafir karena meyakini bahwa haji itu tidak wajib...” Allah SWT berfirman :

َّْ ِ ‫ٕاْان َحجَّْ َٔ ْان ُع ًْ َرة‬


ِ‫َْلِل‬ ْ ًُّ ِ‫َٔأَت‬

Maksudnya: Dan sempurnakanlah ibadah haji dan `umrah karena Allah (QS
Al-Baqarah :196)
4.1 Pengulangan umrah

Menurut Mazhab Syafi‟i, Hambali, dan Hanafi, seseorang boleh berumrah

berkali-kali dalam setahun, sebab Aisyah r.a pernah berumrah dua kali dalam

sebulan atas perintah Nabi SAW., umrah yang pertama bersamaan dengan haji

Qiran-nya, sedangkan yang kedua setelah hajinya. Alasan lainnya adakah

Nabi SAW. Pernah bersabda, sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari dan

Muskim dari Abu Hurairah :


30

ْ ‫ان ُع ًْ َرةُْإِنَىْان ُع ًْ َر ِةْ َكفَّا َرةٌْنِ ًَاْبَ ْيَُُٓ ًَا‬

“Umrah hingga umrah berikutnya menjadi penghapus dosa-dosa yang


dilakukan antara keduanya”
Sementara Mazhab Maliki berpendapat bahwa mengulangi umrah

dalam setahun berhukum makruh. Kata An-Nakha‟i, para sahabat dahulu

hanya berumrah satu kali dalam setahun, dan Nabi SAW. Tidak pernah

melakukan umrah lebih dari sekali dalam setahun.69

4.2 Hukum Umrah

Menurut Mazhab Hanafi dan pendapat yang paling rajih dalam Mazhab

Maliki, umrah itu sunnah muakad satu kali seumur hidup, karena Hadits-

hadits yang masyhur dan shahih yang menyebtkan kewajiban-kewajiban

dalam Islam tidak menyebutkan umrah sebagai salah satu kewajiban tersebut,

misalnya Hadits Ibnu Umar, “Islam itu didirikan atas lima perkara...,” yang

hanya menyebutkan haji sahaja. Jabir meriwayatkan bahwa seorang Badui

pernah menghadap Rasulullah SAW. Lalu berkata, “Wahai Rasulullah,apakah

umrah itu wajib?” Beliau menjawab, “Tidak, tapi sangat baik jika kau

mengerjakan umrah.”70. Dalam riwayat lain berbunyi, “sangat utama

bagimu.”

Abu Hurairah meriwayatkan,

69
Ibid, h. 375
70
Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, Ahmad, al-Baihaqi
31

ٌْ َُّٕ‫ْجَٓا ٌدْ َٔ ْان ُع ًْ َرةُْتَط‬


ْ‫ع‬ ِ ُّ‫ْان َحج‬

“Haji sama wajibnya seperti jihad, sedangkan umrah bersifat


sukarela.”71
Sedangkan menurut Mazhab Syafi‟i (dalam pendapat yang paling kuat)

dan Mazhab Hambali, umrah itu wajib seperti haji.

“Dan sempurnakanlahibadah haji dan umrah karena Allah...”(al-


Baqarah : 196)
Artinya lakukanlah keduanya dengan sempurna, dan perintah yang

mengandung makna kewajiban. Hal ini juga didasarkan atas hadis Aisyah r.a,

ُ‫ْان َحجُّ ْ َٔ ْان ُع ًْ َرْة‬:ْ


ْ ِّ ‫ْ ِجَٓا ٌد ََْلْقِتَا َلْفِي‬،‫ََْ َع ْى‬:ْ‫ل‬ ْ َ‫قَان‬
َْ ‫َْْمْ ْ َعهَىْانُِ َسا ِءْ ْ ِجَٓا ٌد؟ْقَا‬،ِ‫ْيَاْ َرسُٕ َلَّْللا‬:ْ‫ت‬

“Dia pernah bertanya kepada Rasulullah, „Apakah kaum wanita wajib


berjihad?‟ Beliau menjawab, „Ya, jihad yang tidak berisi pertempuran,
yaitu haji dan umrah.‟72
Menurut Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhaili dalam Fiqh Islam Wa

Adillatuhu, pendapat kedua ini lebih shahih, sebab ayat di atas menunjukkan

demikian, juga karena hadits kelompok pertama lemah.

Para ulama Mazhab Hambali meriwayatkan dari Imam Ahmad bahwa

penduduk Mekkah tidak wajib melakukan umrah, dengan dalil bahwa Ibnu

Abbas dulu memandang umrah itu wajib tapi dia berkata, “Wahai penduduk

Mekkah, kalian tidak wajib melaksanakan umrah. Umrah kalian hanyalah

berthawaf di Ka‟bah.” Pendapat ini juga diriwayatkan dari Atha‟, sebab rukun

71
Diriwayatkan oleh ad-Daruquthni, al-Baihaqi dan Ibn Hazm, tapi sanadnya lemah.
72
Diriwayatkan oleh Ibnu Majah, al-Baihaqi, dan lain-lain dengan beberapa sanad yang shahih.
32

umrah dan amalannya yang paling besar adalah thawaf di Ka‟bah, dan hal ini

dilakukan oleh penduduk Mekkah, maka itu sudah cukup bagi mereka.73

5. SYARAT-SYARAT HAJI DAN UMRAH DAN HAL-HAL YANG

MENGHALANGI HAJI DAN UMRAH

Syarat-syarat ini ada yang umum untuk laki-laki dan perempuan, ada pula yang

khusus untuk perempuan. Jika syarat-syarat ini terpenuhi, haji wajib

dilaksanakan, jika belum terpenuhi, haji belum wajib.

5.1 Syarat-Syarat Umum

Syarat-syarat ini ada yang merupakan syarat kewajiban dan

keabsahan/pelaksanaan (yaitu Islam dan berakal), ada pula yang merupakan

syarat kewajiban dan ijzaa‟ (kecukupan) tapi bukan syarat keabsahan (yaitu

baligh dan merdeka), dan ada pula yang merupakan syarat kewajiban saja,

yaitu kemampuan.

Syarat-syarat ini sebagaimana berikut :

5.1.1 Islam

Haji tidak wajib atas orang kafir, maka dari itu dia tidak dituntut

mengerjakannya di dunia ketika dia masih kafir, dan juga tidak sah jika

dia mengerjakannya sebab dia tidak punya kelayakan untuk menunaikan

ibadah. Jika orang kafir pernah menunaikan haji kemudian dia masuk

Islam, dia wajib menunaikan haji lagi. Haji yang pernah dilakukannya

pada saat dirinya masih lagi kafir tidak terhitung sah.


73
Op.cit, h.378
33

Demikian pula haji tidak wajib atas orang kafir, menurut Mazhab

Hanafi, dalam hal-hal yang berkaitan dengan hukum akhirat, jadi dia tidak

diazab lantaran tidak berhaji sebab orang kafir tidak di-khitab (dituntut)

untuk mengerjakan amal-amal furu‟ dalam syariat Islam. Sedangkan

menurut jumhur, orang kafir diazab di akhirat lantaran meninggalkan haji,

sebab dia dituntut mengerjakan hal-hal furu‟.

Mazhab Maliki berpendapat bahwa Islam adalah syarat keabsahan,

bukan syarat kewajiban. Jadi, haji wajib atas orang kafir, tapi tidak sah

dikerjakannya kecuali jika dia masuk Islam. Mazhab Syafii mewajibkan

haji atas orang murtad, tapi tidak sah dikerjakannya kecuali jika dia telah

kembali ke Islam. Adapun orang kafir asli, tidak wajib haji atasnya.

5.1.2 Taklif (baligh dan berakal)

Haji tidak wajib atas anak kecil dan orang gila sebab keduanya tidak

dituntut untuk mengerjakan hukum-hukum syariat. Karena itu, keduanya

tidak harus menunaikan haji. Haji atau umrah juga tidak sah dilakukan

oleh orang gila, sebab dia tidak memiliki kelayakan untuk mengerjakan

ibadah. Seandainya mereka berdua telah menunaikan haji kemudian si

anak kecil mencapai umur baligh dan si orang gila menjadi waras, mereka

tetap wajib menunaikan haji Islam, dan haji yang dikerjakan si anak tadi
34

sebelum baligh terhitung sebagai amal tathawwu‟ (sunnah).74 Nabi pernah

bersabda,

ْ ٍِ ‫صبِ ِّيْ َحتَّىْيَ ِشبَّ ْ َٔ َع‬


َْ ِ‫ْان ًَ ْعتُٕ ِِْ َحتَّىْ َي ْعق‬
ْ‫م‬ ْ ٍِ ‫ْ َع ٍِْانَُّائِ ِىْ َحتَّىْيَ ْستَ ْيقِظَْ َٔ َع‬:ْْ‫ْانقَهَ ُىْع ٍَْْثَ َالثَت‬
َّ ‫ْان‬ ْ ‫ُرفِ َع‬

“Hukuman tidak berlaku atas tiga orang, yaitu orang yang tidur

hingga ia bangun, anak kecil hingga ia dewasa, dan orang gila hingga

ia berakal.”75

5.1.3 Merdeka

Haji tidak wajib atas hamba sahaya, sebab haji adalah ibadah yang lama

temponya, memerlukan perjalanan jauh, dan disyaratkan adanya

kemampuan dalam hal bekal dan kenderaan. Hal ini mengakibatkan

terabaikannya hak-hak majikan yang berkaitan dengan si hamba. Karena

itu, haji tidak wajib ke atasnya, sama seperti jihad.76

5.1.4 Kesanggupan (fisik, financial, dan keamanan dalam perjalanan haji).

Yaitu keampunan untuk dapat tiba di Mekkah. Allah Ta‟ala berfirman,

ْ ‫اآليت‬....‫تْ َي ٍِْا ْستَطَاعَْإِنَ ْي ِّْ َسبِيال‬ ْ ُّ‫اسْ ِحج‬


ِ ‫ْانبَ ْي‬ ِ َُّ‫ َٔ ِ َّلِلِْ َعْهَىْان‬....

“...mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu

(bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah...”(QS

Ali‟Imran : 97)

Akan tetapi, ada sejumlah perbedaan pendapat di kalangan para fuqaha

mengenai batasan-batasan dan aspek-aspek kesanggupan ini.

74
Ibid, h. 379
75
Diriwayatkan oleh Abu Dawud, Ibnu Majah, dan at-Tirmidhi.
76
Op.cit, h. 381
35

Menurut ulama Hanifiyah, kesanggupan meliputi tiga hal yakni fisik, finansial,

dan keamanan. Kesanggupan fisik artinya kesihatan badan. Jadi tidak wajib haji

atas orang sakit. Orang yang berpenyakit kronis, orang cacat, orang yang mati

separuh badannya, orang buta (meskipun ada orang yang menuntunnya), orang

tua renta yang tidak dapat duduk sendiri di atas kenderaan, orang tahanan, dan

orang yang dilarang oleh penguasa yang zalim untuk berangkat haji, karena untuk

wajibnya haji ini Allah Ta‟ala telah mensyaratkan kesanggupan. Yang

dimaksudkan dengan kesanggupan ini adalah kesanggupan taklif, yaitu

terpenuhinya faktor-faktor dan sarana-sarana untuk mencapai tanah suci. Dan

termasuk di antara faktor-faktor tersebut adalah badan tidak mengalami cacat atau

penyakit yang menghalangi pelaksanaan hal-hal yang diperlukan dalam

perjalanan haji.

Kesanggupan financial adalah memiliki bekal dan kenderaan. Yakni, mampu

menanggung biaya pulang pergi serta punya kenderaan, yang merupakan

kelebihan dari biaya tempat tinggal serta keperluan-keperluan lain (seperti

pakaian, perabot rumah, pembantu, dan sejenisnya), juga harus lebih dari nafkah

keluarganya yang harus dinafkahinya sampai waktu kepulangannya.77

Adapun kesanggupan dari sisi keamanan adalah jalan biasanya aman,

meskipun dengan membayar uang suap jika perlu. Sebab, kesanggupan haji tidak

terwujud tanpanya. Ini adalah syarat kewajiban (menurut riwayat dari Abu

77
Ibid, h. 383
36

Hanifah). Tetapi, ada sebagian ulama mazhab Hanafi yang berpendapat bahwa ini

adalah syarat adaa‟ (pelaksanaan).78

78
Ibid. h, 384

Anda mungkin juga menyukai