Anda di halaman 1dari 50

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu bentuk

pengalaman Tri Dharma Perguruan Tinggi. Secara ideal, penyelenggaraan

KKN seyogyanya dapat menjangkau tiga sasaran utama. Pertama, sebagai

wahana pembelajaran bagi para mahasiswa untuk mengaplikasikan berbagai

teori yang didapatkan selama perkuliahan, sesuai dengan disiplin

keilmuannya masing-masing. Kedua, KKN dapat memberikan nilai tambah

dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Ketiga, KKN

merupakan media untuk membangun kemitraan antara lembaga perguruan

tinggi yang bersangkutan dengan masyarakat, termasuk di dalamnya sebagai

upaya untuk membangun citra sekaligus dapat dijadikan sebagai ajang

promosi perguruan tinggi yang bersangkutan.

KKN dilaksanakan dimasyarakat diluar kampus dengan maksud

meningkatakan relevansi pendidikan tinggi dengan perkembangan dan

kebutuhan masyarakat akan ilmu pengetahuan. Teknologi, agama, serta seni

untuk melaksanakan pembangunan yang makin meningkat serta

meningkatkan persepsi mahasiswa tentang relevansi antara landasan teori

yang diperoleh dibangku perkuliahan untuk diaplikasikan dalam kehidupan

masyarakat secara nyata. Bagi mahasiswa kegiatan KKN merupakan

pengalaman belajar baru yang tidak diperoleh di dalam kampus. Dengan

selesainya KKN mahasiswa memiliki pengetahuan, kemampuan dan

kesadaran baru tentang bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

1
Secara sosiologis dalam kemandirian manusia bahwa interaksi

sosial adalah kebutuhan yang paling mendasar dalam menjalankan proses

hidupnya. Interaksi sosial ini terbangun sebagai konsekuensi logis dari

kesadaran manusia bahwa kebutuhan pada sisi-sisi tertentu kemanusiannya

tidak dapat tercapai tanpa interaksi dengan sesamanya. Artinya manusiapun

harus cerdas untuk menemukan model komunikasi yang mampu menjawab

segala kebutuhan-kebutuhan tersebut tanpa ada diskriminasi atau dengan

kata lain komunikasi yang terbangun harus mampu mengakomodir semua

kepentingan, menyatukan dan mensinergiskan gerakan segala elemen

masyarakat dalam struktur sosial yang sangat kompleks.

Gagasan kerjasama Kementrian Desa, Pembangunan Daerah

Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa) dengan Perguruan Tinggi, untuk

menyelenggarakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan tema tertentu (KKN

Tematik), didasarkan atas kepedulian bersama tentang banyaknya persoalan

pembanguan negeri ini, terkhusus pembangunan desa. Kuliah Kerja Nyata

Tematik Kerja Sama Kemendesa dan Pemda Pangkajene dan Kepulauan

Universitas Hasanuddin, dengan menyasar 3 Kecamatan yaitu Kecamatan

Minasatene, Kecamatan Bungoro dan Kecamatan Balocci. Adapun untuk

Kecamatan Minasatene menyasar Desa Kabba dan Kelurahan Minasatene,

serta Kecamatan Bungoro yang menyasar Desa Bulu Cindea dan Kelurahan

Samalewa. Kecamatan Balocci, terdapat dua lingkungan kelurahan yang

disasar yaitu kelurahan Tonasa dan Kelurahan Kassi.

2
1.2 Tujuan KKN
Tujuan utama Kuliah Kerja Nyata sebagai program intra kulikuler

adalah memberikan pendidikan kepada mahasiswa melalui pengalaman

belajar langsung dari, oleh dan untuk masayarakat. Secara eksplisit tujuan

KKN sebagai berikut :

a. Memberi pengalaman belajar tentang pembangunan masyarakat dan

pengalaman kerja nyata pembangunan

b. Menjadikan lebih dewasanya kepribadian mahasiswa dan bertambah

luasnya wawasan mahasiswa

c. Memacu pemberdayaan masyarakat dengan menumbuhkan motivasi

kekuatan sendiri

d. Mendekatkan perguruan tinggi kepada masyarakat.

1.3 Sasaran dan Manfaat KKN

Kuliah Kerja Nyata (KKN) mempunyai tiga kelompok sasaran yaitu

mahasiswa, masyarakat bersama pemerintah daerah dan perguruan tinggi.

a. Bagi Mahasiswa

1) Memberikan pengalaman langsung untuk memberikan konsep-konsep

ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama menempuh pendidikan

di Universitas Hasanuddin.

2) Menemukan dan menerapkan konsep ilmiah yang telah dimilikinya

secara komprehensif.

3) Melibatakan diri secara langsung dalam proses pembangunan

manusia.

3
4) Menjalin kerjasama dengan pihak-pihak yang terkait secara serasi,

selaras dan sejalan.

b. Bagi Masyarakat dan Pemerintah Daerah

1) Membantu masyarakat dan pemerintah daerah dalam pelaksaaan

pembangunan terutama dalam bidang pendidikan, persekolahan, dan

pendidikan luar sekolah.

2) Meningkatan Kesadaran masyarakat untuk aktif dalam pembangunan

Desa.

3) Membantu masyarakat dan pemerintah daerah dalam mengembangkan

kemampuan kader-kader penerus pembangunan Desa.

c. Bagi Universitas Hasanuddin :

1) Mewujudkan fungsi Tridharma Perguruan Tinggi secara terpadu,

selaras dan seimbang dengan kebutuhan masyarakat.

2) Mendapatkan umpan balik dari masyarakat guna memperbaiki

kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

3) Memantapkan program KKN sebagai sarana belajar praktis yang

efektif dan efisien.

1.4 Pelaksanaan KKN

a. Lokasi

Pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik DSM

Jeneponto Universitas Hasanuddin 2018 berlokasi di Desa Tompobulu

Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto. Pada Kuliah Kerja Nyata

4
(KKN) ini ditempatkan di Desa Tompobulu dengan jumlah anggota KKN

di Desa Tompobulu yakni sebanyak lima orang.

b. Waktu

Pelaksanaan KKN dilakukan secara bertahap mulai dari Pembekalan

khusus, Pembekalan Umum, Pelepasan oleh Rektor Universitas

Hasanuddin sampai dengan Pemberangkatan ke lokasi KKN. Kegiatan

KKN Gelombang 99 dimulai pada tanggal 29 Juni 2018 sampai dengan

tanggal 19 Agustus 2018.

5
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI
2.1 Sejarah Desa
Berikut alur sejarah berdirinya pemerintahan di Desa Tompo Bulu,
Kecamatan Rumbia, Kabupaten Jeneponto.
TAHUN REKAMAN KEJADIAN KETERANGAN
1956 Awal Berdirinya Desa Tompobulu
1956-1968 Desa Tompobulu Pertama kali dipimpin Oleh
Bapak Almarhum KR.RANI Yang Menjabat
Selama 12 Tahun Periode, yang terdiri dari
beberapa gallarang sebelum dirubah menjadi
lingkungan yang saat ini disebut dusun
1968-1973 Periode selanjutnya dipimpin oleh Bapak
Almarhum KR.BUANG
1973-1978 Desa Tompobulu dipimpin oleh Bapak
Almarhum KR.TAYANG
1978-1998 Desa Tompobulu dipimpin oleh Bapak
Almarhum H.TINGGI yang menjabat selama
4 periode
1998-2008 Desa Tompobulu dipimpin oleh Bapak
ABD.HAMID MILE Selama 2 Periode Yakni
10 Tahun
2008-2013 Desa Tompobulu dipimpin Oleh Bapak
KAMALUDDIN KR.SESE Selama 1 Periode
Yakni 5 Tahun
2013 Dipimpin Oleh Pelaksana Tugas Dari Staf
Kecamatan Rumbia
2013 Desa Tompobulu Dipimpin Oleh Ibu
HJ.MARWIAH,S.Pdi Sampai Sekarang

2.2 Keadaan Geografis Desa

6
Secara geografis, Kabupaten Jeneponto terletak di 5°23'-5°42' Lintang
Selatan dan 119°29' - 119°56' Bujur Timur. Kabupaten ini berjarak sekitar 91
Km dari Makassar. Luas wilayahnya 749,79 km2 dengan kecamatan
Bangkala Barat sebagai kecamatan paling luas yaitu 152,96 km2 atau setara
20,4 persen luas wilayah Kabupaten Jeneponto. Sedangkan kecamatan
terkecil adalah Arungkeke yakni seluas 29,91 km2. Kabupaten Jeneponto
terdiri dari sebelas kecamatan yakni Kecamatan Arungkeke, Kecamatan
Bangkala, Kecamatan Bangkala Barat, Kecamatan Batang, Kecamatan
Binamu, Kecamatan Bontoramba, Kecamatan Kelara, Kecamatan Rumbia,
Kecamatan Tamalatea, Kecamatan Tarowang, dan Kecamatan Turatea
(https://www.jenepontokab.go.id).
Desa Tompo Bulu merupakan salah satu desa yang terletak di wilayah
Kecamatan Rumbia, Kabupaten Jeneponto yang memiliki luas wilayah sekitar
3,34 Km atau sekitar 5,73% dari luas wilayah Kecamatan Rumbi. Luas
wilayah Desa Tompo Bulu dibagi menjadi tiga daerah yakni Tompo Bulusi
persawahan, Tompo Bulusi perkebunan, dan Tompo Bulusi perumahan
penduduk dengan batas-batas sebagai berikut.
 sebelah utara berbatasan dengan Desa Ujungbulu

7
 sebelah selatan berbatasan dengan Desa Bontotiro
 sebelah timur berbatasan dengan Desa Loka
 sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Gowa
Secara letak geografis Desa Tompo Bulu berada pada wilayah daratan
tinggi dengan ketinggian berkisar antara 600 sampai 1627 meter di atas
permukaan laut. Dengan keadaan geografis yang berada pada daerah tinggi
menjadikan Desa Tompo Bulu sebagai salah satu desa yang memiliki potensi
pertanian yang sangat besar serta ditunjang sumber air yang melimpah yang
berasal dari mata air pengunungan dari desa tetangga. Menjadikan desa ini
subur kehijauan karena dipenuhi daerahnya dengan sayur – mayur serta
berbagai tanaman jangka panjang. Luas Tompo Bulu perkebunan 304,32 Ha
luas Tompo Bulu persawahan 49,20 Ha dan luas perumahan 29,68 Ha.
Desa Tompo Bulu tidak hanya letak geografisnya yang strategis berada
pada daratan tinggi yang menjadikannya sebagai desa subur akan sayur -
mayur, tetapi juga berada pada zona daerah yang dikenal sebagai segitiga
emas karena berbatasan dengan langsung daerah Kabupaten Gowa dan
Kabupaten Bantaeng, serta memiliki jalur transpotasi yang dapat
menghubungkan empat desa yaitu Desa Jenetallasa, Desa Kassi, Desa Ujung
Bulu dan Desa Bontotiro serta Desa Tompo Bulu juga merupakan desa
penghubung menuju Kabupaten Gowa, namun Desa Tompo Bulu merupakan
desa paling jauh dari ibukota Kecamatan Rumbia yang memiliki jarak sekitar
17 km. Perjalanan ini dapat ditempuh dengan menggunakan kendaran beroda
dua selama 30 menit dan kendaraan roda empat dapat ditempuh selama 40
menit sedangkan jarak ke ibukota kabupaten sekitar 36 km dengan jarak
tempuh menggunakan kenderaan beroda dua selama 60 menit dan kendaraan
roda empat dapat ditempuh selama 90 menit lamanya. Umumnya masyarakat
Desa Tompo Bulu menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat.
2.2.1 Kondisi Geografi dan Monografi Desa
a. Geografi Desa
1) Jumlah Penduduk

8
Berdasarkan hasil sensus pada tahun 2015 maka jumlah
penduduk desa Tompo Bulu masih dalam keadaan kurang padat
karena dilihat dari jumlah penduduk yang hanya 1854 jiwa yang
terbagi atas 918 jiwa laki – laki dan perempuan 936 jiwa yang
tersebar di 441 KK. Berikut tabel jumlah jiwa berdasarkan jenis
kelamin.

Jumlah Jiwa
Nama Dusun Total Jiwa
L P
Boro 193 201 394

Batupangkayya 152 237 389

Mangunturu 225 196 421

Sunggumanai 114 135 249

Campagatinggia 160 238 398

Kappe 53 42 95

Jumlah 1946
Sumber RPJMDES Tompo Bulu 2016-2017

2) Mata Pencaharian Penduduk

Desa Tompo Bulu berada pada ketinggian oleh karena itu

sebagian besar masyarakat desa Tompo Bulu adalah petani,

berkebun dan petani sawah yang dijadikan sumber penghidupan

bagi masyarakat. Namun disamping itu masyarakat desa Tompo

Bulu juga memiliki pekerjaan sampingan antara lain yang paling

menonjol adalah beternak sapi yang dijadikan sebagai

penghasilan tambahan akan tetapi belum semua masyarakat yang

memiliki ternak hanya sebagian kecil bahkan ada juga yang hanya

bermodalkan jasa dimana dia hanya memelihara saja. Untuk

9
rinciannya dapat dilihat berdasarkan hasil sensus yang telah

dilakukan oleh Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM) Desa

Tompo Bulu.

Nama Dusun
Jenis
Pekerjaan Batupan Sunggu Campaga Mangg
Boro Jumlah
gkayya manai tinggia unturu
Perbengkelan 2 2 1 1 2 8
Buruh tani 3 - 2 2 8 15
Petani horti - - - - - -
Pedagang 11 7 4 8 5 35
Penrajin 1 - - 1 2 4
Petani 44 22 51 84 47 248
Peternak 12 65 45 81 56 259
PNS 18 1 3 0 2 24
Sopir 10 3 4 8 6 31
Tukang batu 7 8 1 3 2 21
Tukang becak - 2 - 4 5 11
Tukang kayu 2 9 2 4 - 17
Tukang ojek 2 3 - 5 - 10
Wiraswasta 15 5 21 - 26 67
Jumlah 107 167 148 130 160 750
Sumber RPJMDES Tompo Bulu 2016-2017

b. Pendidikan Masyarakat

1) Tingkat Pendidikan:

Salah satu faktor penunjang peningkatan pendapatan

masyarakat adalah pendidikan namun kalau melihat hasil sensus

desa Tompo Bulu maka dapat kita lihat bahwa tingkat pendidikan

dan keterampilan masyarakat masih sangat relative rendah

disebabkan oleh karena kurangnya kesadaran bagi masyarakat

serta sarana dan prasarana pendidikan yang masih sangat kurang

sehingga tingkat pendidikan sangat rendah.

10
Padahal peningkatan kualitas manusia sangat mutlak

dibutuhkan secara berkesinambungan. oleh karena itu pendidikan

apapun itu bentuknya perlu ditata terus menerus oleh karena itu

maka perlu perluasan kesempatan belajar dibuka seluas luasnya

tanpa membeda – bedakan untuk mencapai pendidikan yang

maksimal perlu perhatian seluruh elemen agar semua masyarakat

dapat menikmati pendidikan khususnya masyarakat desa Tompo

Bulu. Berikut jumlah penduduk berdasarkan pendidikan.

Nama Dusun
Tingkat
Pendidik Sungg Campaga
Batupa Mangg
an Boro uman Kappe Jumlah
ngkaya tinggia unturu
ai

D2 10 2 1 0 5 - 18

 
2 - - - 2 - 4
D3

S1 23 2 19 1   12 57

SD 53 95         148

SMA 53 37 25 3 35 3 156

MTs - - - - 35 - 35
SMK - 15 - 9 - 1 25

SMP 42 58 26 17 36 15 194

STM - - - 15 - - 15

Tidak
35 180 11 3 140 51 420
sekolah
Jumlah 216 389 184 326 57 95 1072

11
2) Fasilitas Pendidikan yang ada:

a) Taman kanak – kanak dan PAUD

Taman kanak kanak sebanyak 1 unit dan 4 dusun rencana

masing-masing 1 unit setiap dusun untuk PAUD sebab di 4

dusun tersebut perlu pembangunan akan tetapi ini merupakan juga

momentum sangat penting untuk dijadikan wadah masyarakat

dusun demi mendapat pembinaan usia dini di bidang pendidikan.

b) Sekolah Dasar

Terdapat 2 unit SD besar yang terletak didusun Boro dan

dusun Sunggumanai yang memiliki jumlah siswa sebanyak 353

orang di dua tempat tersebut. Dan perencanaan pembangunan SD

kecil Dusun Batupangkayya (Kampung Galung Boro) karena

akses siswa menjadi tolak ukur masyarakat untuk menyekolahkan

anaknya ditempat jauh dari lingkungan mereka. Di samping itu

sarana dan prasarana yang masih sangat perlu ditingkatakan agar

dapat menampung anak usia sekolah lebih banyak lagi dan

peningkatan sekolah dari sekolah kecil menjadi sekolah besar

serta kualitas pengajar yang juga bagitu penting agar tingkat

kelulusan dapat meningkat dari tahun ke tahun.

c) Sekolah Menegah Pertama

Terdapat 1 unit sekolah SMP dan satu Madrasah

Tsanawiyah dengan Aliyah Swasta YAPIB yang menampung

sebanyak 229 siswa dan masing-masing memiliki tenaga pengajar

12
dan pegawai sebanyak 16 orang serta status sekolah SMP, MTs

dan Madrasah Aliyah yang masih berstatus swasta sehingga

perhatian seluruh elemen masih sangat kurang oleh sebab itu

perlu penambahan ruang kelas serta penambahan tenaga pengajar

agar dapat menampung anak usia sekolah lebih banyak lagi serta

peningkatan kualitas tenaga pengajar namun disisi lain walau

sekolah SMP masih tergolong sangat kecil namun masyarakat

merasa sangat terbantu dengan adanya sekolah tersebut karena

biaya sekolah anak mereka menjadi kurang karena tidak lagi

keluar desa untuk menuntu ilmu.

d) Sekolah Menegah Atas

Perlu kiranya ada sekolah menengah atas 1 unit yang

menjadi dukungan dengan SMP Negeri 2 Rumbia sebab di desa

Tompobulu obyek utama sarana penunjang dengan keberadaan

SMPN 2 Rumbia dan MTs Boro. Sebab anak masyarakat Desa

Tompobulu lebih memilih sekolah dikecamatan tetangga di kab.

Gowa (Malakaji) yang masih perlu di perhatikan pula kendala

masyarakat terhadap kondisi ekonomi yang menyekolahkan

anaknya di jangkauan ekonomi masih lemah.

b. Kesehatan Masyarakat

Fasilitas Kesehatan yang ada didesa Tompobulu yaitu adanya

enam Posyandu, masing-masing terdapat terdapat disetiap dusun.

Dan yang menjadi keuntungan strategis di Desa Tompobulu, yakni

13
terdapat Puskesmas yang mengintegrasikan enam desa di Kecamatan

Rumbia.

c. Agama

Sebagian besar bahkan mungkin seluruh masyarakat desa

Tompobulu beragama islam.

d. Monografi Desa

Tompo Bulu perkebunan 304,32 Ha luas Tompo Bulu

persawahan 49,20 Ha dan luas perumahan 29,68 Ha.

1) Luas Desa

Tanah Sawah : 49,20 Ha

Tanah Perkebunan : 304,32 Ha

Tanah Perumahan : 29,68 Ha

2) Pembagian Wilayah Pendusunan

Jumlah Dusun sebanyak 6 Dusun yaitu :

Dusun Batupangkayya,

Dusun Boro,

Dusun Manggunturu,

Dusun Sunggumanai,

Dusun Campagatinggia

Dusun Kappe

3) Lokasi Desa

 Jarak Desa ke Kecamatan : 8 km

 Waktu Tempuh Ke Kecamatan : 20 menit

14
 Ketersediaan Angkutan Umum : Pete-pete

2.2.2 Keadaan Sosial Ekonomi

a. Sektor Pertanian
Melihat letak desa Tompo Bulu, maka tanaman pangan yang

dibudidayakan hanya 4 jenis tanaman yaitu tanaman padi dan jagung

manis, Jagung kuning itu pun hanya sekitar 3 dusun yang

membudidayakan dikarenakan Tompo Bulu yang yang terletak di

ketinggian sehingga lahan sawah sangat minim kisaran 49 Ha.

Sedangkan tanaman Hortikultura hanya menanam tanaman Lombok,

wortel, kol, sawi dan bawang disinilah bisa kita lihat bahwa desa

Tompo Bulu memiliki potensi dalam hal pembudidayaan tanaman

sayur – sayuran sehingga sering dijuluki desa penghasil sayur-sayuran

juga dan mempunyai potensi wisata yaitu Birta Ria Tompobulu yang

terletak di sungai perbatasan Gowa-Jeneponto (Balang Pattongko).

b. Sektor Peternakan
Masyarakat desa Tompo Bulu disamping bekerja sebagai petani

sebagian besar juga masyarakat desa Tompo Bulu memanfaatkan

waktunya atau mempunyai pekerjaan sampingan yaitu beternak sapi

namun sampai saat ini masyarakat desa Tompo Bulu masih

melakukan peternakan secara tradisional yaitu dengan cara

memanfaatkan kolom rumah sebagi tempat atau kandang ternak dalam

15
proses pemeliharaan juga masih menggunakan pengetahuan-

pengetahuan secara tradisional sehingga pemeliharaan masih

terkadang lambat dalam hal penggemukan ataupun pembudidayaan

ternak sapi pada hal berdasarkan informasi dari masyarakat desa

Tompo Bulu bahwa di desa Tompo Bulu sangat cocok untuk

peternakan sapi sebab iklim atau cuaca yang menunjang.

Adapun sektor yang lainnya, seperti yang terlihat dalam

demografi di atas, bahwa kebanyakan masyarakat Desa Tompobulu

menyandarkan kehidupannya pada pertanian. Di samping itu jumlah

pedagang, Peternak, Nelayan dan Sopir mobil juga terhitung cukup

besar. Tingginya masyarakat yang berwiraswasta pada umumnya

didasarkan atas banyaknya masyarakat Desa Tompobulu, terutama

mereka yang berada pada usia kerja untuk mengadukan nasibnya di

perantauan.

Memang tidak ada data yang tersedia di pemerintahan Desa

Tompobulu yang menunjukan secara kuantitatif berapa jumlah

masyarakat Desa Tompobulu yang bekerja di luar desa. Masyarakat

Penduduk Desa Tompobulu yang tersebar di 6 dusun yaitu Dusun

Campagatinggia, Dusun Sunggumanai, Dusun Boro, Dusun

Manggunturu, Dusun Batupangkaya, dan Dusun Kappe selalu hidup

berdampingan secara damai.

Wilayah Desa Tompobulu sebagian besar adalah wilayah

perbukitan yang merupakan area perkebunan dengan mayoritas

16
penduduknya bekerja sebagai petani/pekebun. Hasil perkebunan dari

petani Tompobulu inilah yang dijual di beberapa pasar di Jeneponto,

Makassar hingga luar Sulawesi Selatan. Kemudian masyarakat disini

juga masih mengedepankan yang namanya semangat gotong royong,

contohnya jika ada salah satu petani yang garapannya memasuki

waktu panen, petani yang lain berbondong-bondong untuk datang

membantu mengumpulkan hasil panennya.

Kebudayaan masyarakat Desa Tompobulu memang tidak dapat

dilihat secara kasat mata. Hal ini dikarenakan tidak ada sesuatu hal

yang spesifik tentang apa yang menjadi ciri khas dari masyarakat

setempat. Tetapi sepanjang pengamatan kami, dan informasi yang

didapat dari beberapa tokoh masyarakat setempat, masih ada beberapa

kesenian yang tetap lestari dan secara berkesinambungan menjadi

bagian dari tradisi masyarakat setempat. Seperti jika ada pernikahan,

itu memiliki adat yang unik, di desa Tompobulu ada yang namanya

Gallarang/pemberian gelar kepada calon pengantin, sebelum

memasuki tahap ijab kabul.

2.3 Kondisi dan Struktur Organisasi Pemerintah Desa

Secara Administrasi Desa Tompo Bulu telah mengadakan pemagaran

dusun yang pada awalnya hanya memiliki 5 dusun yaitu dusun

Batupangkayya, dusun Boro, dusun Manggunturu, dusun Sunggumanai dan

17
dusun Campagatinggia sekarang sudah memiliki 6 dusun yang terdiri dari

dusun Kappe.

2.3.1 Struktur Pemerintahan Desa

Adapun struktur Organisasi/ Susunan Pemeritahan yang ada di


desa Tompo Bulu selepas terpilihnya sebagai kepala desa seperti di
bawah ini.

STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAH DESA TOMPOBULU


KECAMATAN RUMBIA KABUPATEN JENEPONTO
TAHUN 2013 - 2019

KEPALA DESA
HJ.MARWIAH,S.PdI
SEKERTARIS D ESA
NASIR Z.,M.Pd

KAUR KAUR
PEMBANGUNAN UMUM KAUR PEMERINTAHAN
KAHARUDDIN NASRULLAH SAHARUDDIN

KADUS KADUS
KADUS KADUS KADUS CAMPAGA
BATUPANGKAY MANGGUN KADUS KAPPE
BORO SUNGGUMANAI TINGGIA
YA TURU

SOMBALI MASSIRI IBRAHIM SYARIPUDDIN RASYID SAIN G

 Kepala Desa : HJ. Marwiah, S,Pdi

 Sekretaris Desa : Nasir, M.Pd

 Kaur Pemerintahan : Saharuddin

 Kaur Pembangunan : Kaharuddin

 Kaur Umum : Nasrullah

 Kepala Dusun I (Boro) : Sombali

18
 Kepala Dusun II (Batupangkayya) : Massiri

 Kepala Dusun III (Manggunturu) : Ibrahim

 Kepala Dusun IV (Sunggumanai) : Syaripuddin

 Kepala Dusun V (Campagatinggia) : Rasyid

 Kepala Dusun VI (Kappe) : Saing

2.3.2 Jumlah dan Nama Kepala Dusun/Lingkungan di Desa


Desa Tompobulu terbagi menjadi 6 wilayah dusun, yaitu Dusun

Boro (Dusun I), Dusun Batupangkayya (Dusun II), Dusun

Manggunturu (Dusun III), Dusun Sunggumanai (Dusun IV), Dusun

Campagatinggia (Dusun V) dan Dusun Kappe (Dusun VI).

Sebelumnya Dusun Boro merupakan pusat administrasi pemerintahan

di desa ini karena di dusun ini terletak Kantor Kepala Desa. Sekolah

Dasar, MTS, MA dan Pusat Kesehatan Desa terletak di Dusun Boro.

Namun di periode kepala desa tahun ini, kantor kepala desa

dipindahkan ke Dusun Batupangkayya yang juga terdapat Sekolah

Menengah Pertama.

 Jumlah Dusun : 6 Dusun

 Kepala Dusun I (Boro) : Sombali

 Kepala Dusun II (Batupangkayya) : Massiri

 Kepala Dusun III (Manggunturu) : Ibrahim

 Kepala Dusun IV (Sunggumanai) : Syaripuddin

 Kepala Dusun V (Campagatinggia) : Rasyid

 Kepala Dusun VI (Kappe) : Saing

19
2.3.3 Jenis dan Bentuk Organisasi Lain yang Ada di Desa

a. (PKK) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga Desa Tompobulu

b. Karang Taruna Desa Tompobulu

c. Kelompok Tani

20
BAB III
IDENTIFIKASI MASALAH DAN KENDALA YANG DIHADAPI

Sebuah desa dalam pembangunannya tentu tidak pernah terlepas dari

berbagai permasalahan, berdasarkan hasil observasi dan penelahan RPJMDes,

diadapatkan beberapa permasalahan desa, antara lain :

a. Partisipasi Pemuda

Pemuda dalam naungan karang taruna belum bisa terbedayakan secara

menyeluruh, sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Keinginan desa untuk

meningkatkan kualitas pendidikan formal dan non formal masih belum bisa

mengambil peran pemuda. Sehingga, pemud masih sibuk dengan keseharian

kebuuhan pribadinya.

b. Pendirian BUMDes

Pendirian BUMDes masih menjadi permaslaahan desa, yang tahun

sebelumnya telah dilaksanakan sosialisasi terkait hal tersebut. namun, sampai saat

ini belum ada tindak lanjut nyata. Permasalahan utama karena belum

ditemukannya potensi desa yang dapat dikelola dan dijadikan BUMDes.

c. Peran Serta Kelembagaan Desa

Masih begitu banyaknya Aparat Pemerintah Desa yang belum memahami

TUPOKSI nya dan belum bisa bertindak netral dalam permasalahan politik dan

kepentingan kelompok. Serta, kelembagaan desa lainnya yang belum mengambil

peran sinergi. Hal ini, dipengaruhi oleh banyak hal diantaranya, kurang himbauan,

kurang inovasi desa, kurang penggaran, serta kurangnya kualitas pendidikan.

21
BAB IV
ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH

1. Partisipasi Pemuda

Pemuda dalam naungan karang taruna belum bisa terbedayakan secara

menyeluruh, sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dengan hadirnya Mahasiswa

KKN di Desa Tompobulu dan membuat suatu program kerja yang

memberdayakan pemuda Desa. Program Kerja yang dibuat adalah Ballak Baca.

Ballak Baca hadir di Desa Tompobulu sebagai Wadah Literasi yang dapat

meningkatkan kualitas pendidikan dan pengetahuan masyarakat desa tidak hanya

pemuda desa saja tetapi juga seluruh penduduk yang mayoritas merupakan petani

dimana petani dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dan wawasannya melalui

hadirnya Ballak Baca yang bisa disebagai Perpustakaan Desa. Selain itu Balllak

Baca juga tidak hanya menjadi wadah literasi bagi para pemuda, akan tetapi

sebagai tempat pemuda desa membuat inovasi dan mengembngkan kreativitasnya

demi mewujudkan pembangunan desa.

b. Pendirian BUMDes

Pendirian BUMDes masih menjadi permaslaahan desa, yang tahun

sebelumnya telah dilaksanakan sosialisasi terkait hal tersebut. namun, sampai saat

ini belum ada tindak lanjut nyata. Permasalahan utama karena belum

ditemukannya potensi desa yang dapat dikelola dan dijadikan BUMDes.

Hadirnya mahasiswa KKN di desa Tompobulu pada tahun ini berhasil

memunculkan ide ide dan inovasi dari kumpulan ibu ibu PKK yang akan menjadi

pengurus BUMDes. Dengan memanfaatkan potensi desa yang melimpah di Desa

22
Tompobulu yaitu tanaman cabe. Mhasiswa KKN bekerja sama dengan Ibu Ibu

PKK untuk mengembangkan suatu Produk Lokal yaitu Dododl Cabe yang

nantiknya akan menjadi produk untuk membuat BUMdes. Selain itu Universitas

berencana untuk menindaklanjuti Program Kerja ini.

Selain Inisiasi pendirian BUMDes Berbasis Produk Lokal. Mahasiswa

KKN juga menginisiasi pendirian BUMDes Ekowisata. Desa Tompobulu sendiri

memiliki objek wisata yang sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai BUMDes

namun dikarenakan keterlambatan pembangunan dari Air Terjun tersebut

sehingga sampai saat ini Air Terjun Boro belum disentuh oleh wisatawan yang

ada diluar desa tompobulu. Mahasiswa KKN mencoba mengadvokasi percepatan

pembangunan Objek Wisata ini untuk membantu desa dengan melakukan

advokasi ke beberapa pihak pihak terkait antara lain seperti Pemerintah

Kecamatan Rumbia, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Jeneponto dan

Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Jeneponto.

c. Peran Serta Kelembagaan Desa

Mahasiswa KKN mencoba untuk membuat suatu Transparansi Kinerja

dari Pemerintah Desa dengan membuatkan suatu system informasi yaitu Website

Desa yang dimana hasil yang diharapkan masyarakat Desa dapat mengakses

dengan mudah informasi informai mengenai kinerja Pemerintahan Desa serta

membuat suatu Profil Desa yang berisi tentang potensi desa, struktur

pemerintahan desa serta kondisi sarana prasaran infrastruktur yang terdapat di

Desa.

23
BAB V
PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1. Website dan Profil Desa


4.1.1. PRA KEGIATAN
Dalam membuat suatu profil desa hal yang sangat perlu untuk dilakukan adalah

observasi lanjutan yang paling mendalam mengenai sejarah desa, Data Potensi

Desa/Kelurahan dan Tingkat Perkembangan Desa/Kelurahan. Metodologi dalam

menyusun profil desa adalah dengan menggunakan studi literatur dan wawancara

langsung kepada tokoh masyarakat dan pihak pihak yang terkait dengan aspek

aspek yang akan tercantum dalam profil desa.

Sementara itu, Website desa dilakukan dengan persiapan pengumpulan dan

pengujian kebenaran data yang ada di RPJMDes, mencari tahu tentang keberadaan

website desa terdahulu, apakah sudah ada namun tidak terkelola ataukah desa

belum memiliki website. Kemudian, meminta persetujuan dari Kepala Desa

Tompobulu untuk dibuatkan website desa.

4.1.2. PELKASANAAN KEGIATAN

Pelaksanaan kegiatan ini adalah penyusunan profil desa berdasarkan data-data dan

informasi yang telah didapatkan dari hasil observasi dalam ruang lingkup desa

Tompobulu. Dalam wujud video dan booklet. Sementara itu, website desa

dilakukan pendaftaran desa di desaonline.co.id yang terintegritas dengan

Kementerian Desa, Pembangunan Daetah Tertinggal dan Transmigrasi. Mulai dari

pengurusan surat permohonan pembuatan website dan penunjukkan admin

sebagai penanggungjawab website.

4.1.3. PASCA KEGIATAN

24
Setelah pelaksanaan kegiatan maka diharapkan potensi desa yang tercantum

dalam profil desa dapat menggerakkan keterampilan masyarakat dalam mengelola

sumber daya yang terdapat di desa Tompobulu serta menginisiasi terealisasinya

program kerja pemerintah desa yang ada pada RPJMDes. Website desa haruslah

terus terkelola dengan baik dan ruitin, untuk mengisian informasi terkait kegiatan

desa. Oleh karena itu, dibutuhkan sumbangsi pemuda sebagai pengelola website

desa. Sehingga, Tim KKN berinisiatif untuk mencari beberapa pemuda yang ingin

menjadi owner website desa.

4.2. Ballak Baca


4.2.1. PRA KEGIATAN
Ballak Baca merupakan program turunan dari Tim KKN sebelumnya,
sebelum pelaksanaan kegiatan, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan oleh Tim
KKN Tematik Desa Membangun yaitu mewawancarai masyarakat terkait
urgensitas hadirnya wadah literasi di Desa Tompobulu, respon dari masyarakat
sekitar terkait semangat gemar membaca, wawasan global masyarakat sekitar dan
respon dari pihak Pemerintah Desa Tompobulu.
4.2.2. PELAKSANAAN KEGIATAN
Adapun 3 program kerja utama desa Tompobulu ialah Balla baca, Profil
desa, dan BUMDes. Program kerja ini kami mulai lakukan dengan merenovasi
ballak baca yang telah ada agar menjadi lebih menarik, melalui pengecatan dan
dekorasi mural. Kegiatan renovasi dan dekorasi ini berlangsung sekitar 2 pekan.
Tentusaja, tidak terlepas dari sumbangsi pemuda dan calon pengeurus Ballak
Baca. Seiring renovasi Ballak Baca, juga dilakukan beberapa kali rapat bersama
pemuda dengan agenda sosialisasi Ballak Baca dan pembentukan komposisi
kepengurusan Ballak Baca. Keseruan dan penjalinan keakraban diwarnai dengan
kegiatan non formal lainnya.
Setelah proses dekorasi dan renovasi selesai, tidak lupa pula dilaksanakan
perapihan dan penyusunan buku kedalam rak buku yang merupakan hasil

25
sumbangsi dari Kepala Desa Tompobulu. Penataan buku belum sempat
terselesaikan karena keterbatasan waktu dan belum adanya panduan katalogisasi
buku yang jelas berdasarka standar nasional. Namun, untuk mengembangan
semangat pengurus Ballak Baca, maka Tim KKN menginisiasi pembangunan
mitra yaitu Pustaka Ballak Kana yang merupakan salah satu Komunitas Literasi di
Kabupaten Jeneponto.
Setelah itu, sebagai wujud ceremonial formal, dilaksanakanlah launching
Ballak Baca dengan rangkaian agenda, sambutan dari beberapa undangan, salah
satunya Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Jeneponto dan Sekretaris
Kecamatan Rumbia, dilanjutkan dengan pemutongan pita sebagai wujud
peresmian Ballak Baca, Pembacaan SK Pengurus Ballak Baca. Serta, menyantap
hidangan yang telah dipersiapkan.
Pelaksanaan kegiatan tidak berhenti sampai dengan launching, tetapi
dilaksanakan kegiatan Bedah Buku dan Sharing Inspirasi Gemar Membaca oleh
Penggerak Literasi Pustaka Ballak Kana bersama para pemuda yang dilaksanakan
di dalam Ballak Baca. Serta, berlanjut dengan dilaksanakannya pelatihan proposal
yang difasilitatori oleh salah satu Tim KKN dengan tujuan pengurus Ballak Baca
dapat lebih mudah dalam melaksanakan kegiatan kedepannya, utamanya dalam
hal pembiayaan kepada pihak desa.
2.2.3. PASCA PELAKSANAAN KEGIATAN
Tim KKN tetap melakukan –pengewalan dan pemantauan keberlanjutan
Ballak Baca. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melakukan aktivitas-
aktivitas nonformal bersama pemuda di Ballak Baca, misalnya berdiskusi,
membaca buku, nonton film dan hanya sekedar duduk santai. Serta, terbangun
komunikasi intensif melalui sosial media. Keberlanjutan dari pengurus Ballak
Baca kedepannya akan dilanjutkan oleh pengurus Ballak Baca bersama berbagai
mitra yang telah terbangun.

2.3. Inisiasi pendirian BUMDes (BUMDes Ekowisata - Pariwisata Air Terjun

Bertaria Tompobulu)

2.3.1. PRA PELAKSANAAN

26
Berdasarkan acuan dari RPJMDes BAB VI bagian 7 Tompobulu yang

merancang pembangunan agar dapat membantu msayarakat keluar dari

kemiskinan, maka kami peserta KKN TEMATIK DESA MEMBANGUN

GELOMBANG 99 UNHAS berinisiatif membuat rancangan pembangunan

berupa sketsa spot yang sekiranya dapat digunakan dalam pembangunan potensi

objek wisata bertaria Tompobulu tersebut. Sketsa spot pariwisata ini diharapkan

mampu menarik minat para wisatawan untuk datang berkunjung karena keindahan

alamnya yang alamiah dan bernilai estetis untuk dijadikan spot foto yang kekinian

dan instagramable, sehingga secara tidak langsung objek wisata ini dipromosikan

di media sosial para wisatawan yang datang berkunjung ketempat tersebut.

Pada pra pelaksanaan program kerja dilaksanakan peninjauan lokasi atau

eksplorasi tempat wisata bersama beberapa pihak terkait, diantaranya Dinas

Pemberdayaan Masyarakat Daerah Kabupaten Maros, Pihak Kecamatan Rumbia,

Tim Inovasi Desa, Pendamping Desa Kecamatan, Pemerintah Desa Tompobulu,

Pemuda Tompo Bulu, dan Mahasiswa KKN Desa Membangun. Peninjauan lokasi

dilaksanakan sebanyak 2 kali, pada peninjauan pertama hanya dilakukan oleh

mahasiswa kkn, sementara peninjauan kedua dilakukan bersama banyak pihak.

Selain itu, dilaksanakan pula observasi mengenai hak kepemilikan lahan yang

menjadi jalur menuju air terjun dan memastikan komitmen Pemerintah Desa

Tompobulu untuk melaksanakan pembangunan pada penganggaran desa ditahun

berikutnya.

2.3.2. PELAKSANAAN KEGIATAN

27
Pelaksanaan program kerja dilaksanakan melalui olah data peninjauan

lokasi berupa foto dokumentasi dan hasil wawancara. Penanggungjawab program

kerja membuat draf rencana pembangunan berupa spot foto dengan analisis sudut

pandang ekonomi sosial. Draf ini berisikan foto dokumentasi kondisi lokasi

diberikan perbandingan dengan destinasi wisata yang memiliki kondisi geografis

yang sama untuk dijadikan acuan dalam melakukan pembangunan. Setelah draf

selesai dibuat, lalu dilaksanakan audiensi kepada beberapa pihak terkait, antara

lain :

1. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jeneponto, yang hasilnya

memberikan support dalam pembangunan kedepannya, berkomitmen ingin

mewangal pihak desa, memberikan bantuan dalam wujud gazebo, serta ibu

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan memberikan beberapa masukan

terkait RAB dan alur perencanaan untuk diikutkan dalam draf

perencanaan.

2. Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Jeneponto, yang hasilnya

memberikan beberpa revisi terkait draf, berkomitmen ingin menginisiasi

pembentukan BUMDes, mengawal dalam pembebasan dan penggunaan

lahan, ingin memasukkan dalam daftar inovasi desa dan program

percontohan untuk permbangunan fisik di periode kedepannya.

3. Kecamatan Rumbia, hasilnya menawarkan pihak yang dapat menjadi mitra

pembangunan untuk desa, berkomitmen mempromosikan icon wisata air

terjun birtaria, dan berencana melakukan peninjauan lebih lanjut

28
4. Kepala Desa Tompobulu, hasilnya menerima draf yang terlah melalui

proses revisi, berencana melalukan pembangunan pada bulan Januari 2019

dan berkordinasi dengan beberapa dinas terkait, serta memasukkan air

terjun birtaria dalam penganggaran berikutnya.

2.3.3. PASCA PELAKSANAAN KEGIATAN

Setelah pelaksanaan audiensi, dilakukan penguploadtan di website desa

dan dilakukan revisi sesuai dengan saran yang diberikan untuk disampaikan pada

Seminar Evaluasi Bulan I, sekaligus sosialisasi kepada Pihak Masyarakat.

29
YANG RENCANA SUMBER DANA

TERCAPAI (Rp.)
NO KEGIATAN HAMBATAN TINDAK LANJUT
% SWADAYA PEMDA LAIN-

LAIN
1 2 3 4 5 6 7 8
1. BIDANG

PENDIDIKAN 80 - 350.000 452.0000  Membangun  Mencari

 Ballak Baca relasi dengan beberapa

pemuda yang pemuda yang

memiliki menjadi kunci

kesibukan inisiasi

 Penentuan lokasi  Mengurus

Ballak Baca perizinan pihak

 Menumbuh- desa

kembangkan  Diadakan

30
semangat pelatihan

berliterasi proposal dan

bedah buku

 Keterbatasan

90 - - 39.000 waktu  Mengoptimalkan

 Kelas Inspirasi konten materi

pada sekolah

yang mampu

dikunjungi
2. BIDANG SOSIAL

EKONOMI

MASYARAKAT

 Pengolahan 80 - - 147.00  Persiapan 17-an  Dilaksanakan

Cabai Berbasis 0 yang banyak sesuai dengan

BUMDes menyita waktu kesepakatan

31
ibu-ibu waktu dan disela

waktu luang ibu-

ibu
3. BIDANG

PENDAMPINGAN

APARAT DESA

 Sketsa 90 - - 38.000  Keterbatasan  Dilaksanakan

Perencanaan Akses Bidang sesuai dengan

Pembangunan Ilmu, sehingga konsep awal dan

Air Terjun Boro tidak pembenahan

menyinggung sesuai saran dari

pembangunan pihak audiensi

fisik

100 - - -  Tidak ada  Dijalankan

32
 Website Desa sesuai dengan

konsep awal

100 - - -  Tidak ada  Dijalankan

 Profil Desa sesuai dengan

konsep awal

100 - - -  Tidak ada  Dijalankan

 Penyusunan sesuai dengan

Rencana Kerja konsep awal

Desa melalui

MUSDes

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

No Nama Kegiatan Penanggung Waktu Pelaksanaan

33
Bulan 1 (29 Juni - 27 Juli) Bulan 2 (29 Juli - 27 Agustus)
Jawab
1 2 3 4 1 2 3 4
1. Observasi
2. Seminar Awal
3. Ballak Baca Karina Nur Rahma
4. BUMDes – Sketsa Fitri Yana

Spot Potensi Wisata


5. BUMDes – Sunarti

Pengolahan

Cabai
6. Website Desa Alfiana
7. Profil Desa Furqan Syamsu
8. Kelas Inspirasi
9. Musyawarah Antar

Desa
10. Musyawarah Desa
11. Seminar Evaluasi

Bulan I
12. Seminar Akhir

34
Catatan :

Kegiatan Wajib Keterangan Waktu :


Progam Kerja Ballak Baca 9 Agustus 2018
Kegiatan Tambahan Spot Air Terjun 8 Agustus – 12 Agustus 2018
Pra Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan Cabai 14 Agustus 2018
Pelaksanaan Kegiatan Website Desa 22 Juli – 27 Juli 2018
Pasca Pelaksanaan Kegiatan Profil Desa 22 Juli – 3 Agustus 2018

35
BAB VI
PENUTUP

1.1. Kesimpulan
1. Melalui beberapa Program Kerja yang telah dilaksanakan oleh Tim

Kuliah Kerja Nyata Universitas Hasanuddin Gelombang 99.

Mahasiswa KKN telah mendapatkan pengalaman belajar tentang

pembangunan masyarakat dan pengalaman kerja nyata pembangunan.

Hal itu secara tidak langsung terbentuk pada saat Mahasiswa

melaksanakan Kegiatan Observasi dimana mahasiswa mengamati dan

mempelajari potensi dan masalah dari desa kemudian melaksanakan

suatu program kerja yang mendukung pembanguanan masyarakat

dengan memanfaatkan potensi desa serta menyelesaikan masalah yang

terdapat di Desa.

2. Melalui Seluruh Program Kerja yang telah dilaksanakan melibatkan

seluruh elemen masyarakat yang terdapat di Desa Tompobulu. Seperti

Pembuatan Website dan Profil Desa yang melibatkan pemuda desa

sebagai pengelola website (admin) dan mengadakan pelatihan

pengelolaan website. Kemudian, Program Kerja Balla Baca yang

melibatkan pemuda desa Tompobulu sebagai pengurus dari wadah

literasi tersebut serta Inisiasi pembentukan BUMDes berbasis

Ekowisata dan Produk Lokal yang melibatkan Ibu ibu sebagai

pengurus dari Produk Lokal yaitu Dodol Cabe dan Membantu

36
Pemerintah Desa dalam melakukan Advokasi Pembangunan Air

Terjun Boro.

3. Mahasiswa KKN Telah berhasil melakukan upaya pendekatkan

perguruan tinggi kepada masyarakat dalam hal ini Produk Lokal

(Dodol Cabe) yang menjadi Program Kerja Mahasiswa KKN dalam

pengembangan lebih lanjutnya akan diambil alih oleh Pihak

Universitas.

1.2. Saran

1.2.1. Kepada Pemerintah Desa

- Sebaiknya Pemerintah Desa lebih peka dalam melihat dan

lebih maksimal lagi dalam memanfaatkan potensi sumber daya

manusia terutama para pemuda yang terdapat di Desa

Tompobulu. Sebab, Para Pemuda memiliki pemikiran dan

keinginan yang besar untuk membangun Desa Tompobulu.

Diperlukan adanya bantuan berupa dukungan materi dan moral

serta optimalisasi dari Lembaga Karang Taruna Desa untuk

memantik inovasi dan kreativitas dari Pemuda Desa.

- Sebaiknya Pemerintah Desa melakukan upaya nyata dalam

pembangunan objek wisata Air Terjun Boro. Salah satunya

advokasi kepada pemerintah Kabupaten Gowa dimana Air

Terjun Boro berada dalam wilayah perbatasan.

37
5.2.1. Kepada P2KKN

- Model KKN Tematik Desa Membangun yang banyak

melibatkan masyarakat dan target yang harus dicapai adalah

sesuatu yang dapat menunjang pembangunan desa memerlukan

watu yang tidak sedikit untuk lebih memahami potensi dan

masalah yang ada di desa. Sebaiknya untuk KKN Jenis ini

diberi waktu yang lebih untuk melakukan pengabdian kepada

masyarakat.

- Sebaiknya dalam melaksanakan pembekalan KKN untuk

KKN Jenis ini perlu diadakan observasi awal dilapangan

dengan membawa peserta KKN ke lokasi tersebut terlebih

dahulu kemudian melakukan pembekalan agar pembekalan

dapat berjalan lebih efektif dengan didukung oleh gambaran

yang telah dilihat dilokasi KKN sehingga berlangsungnya

kegiatan pembekalan tidak dalam suasana mengambang.

38
LAMPIRAN 1

NAMA NAMA MAHASISWA PESERTA KKN

1. Nama : Furqan Syamsu

NIM : D621 15 504

Program Studi : Teknik Pertambangan

Jabatan : Koordinator Desa

2. Nama : Alfiana

NIM : E211 15 018

Program Studi : Ilmu Adminstrasi Negara

Jabatan : Sekretaris Kecamatan

3. Nama : Karina Nur Rahma

NIM : N111 15 511

Program Studi : Farmasi

Jabatan : Bendahara Desa

4. Nama : Sunarti

NIM : L231 15 006

Program Studi : Manajemen Sumber Daya Perikanan

Jabatan : Sekretaris Desa

5. Nama : Fitri Yana

NIM : A111 15 003

Program Studi : Ekonomi Pembangunan

39
Jabatan : Anggota

LAMPIRAN 2

PETA DESA/KELURAHAN

40
LAMPIRAN 3

STRUKTUR PEMERINTAHAN DESA

STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAH DESA TOMPOBULU


KECAMATAN RUMBIA KABUPATEN JENEPONTO
TAHUN 2013 - 2019

KEPALA DESA
HJ.MARWIAH,S.PdI
SEKERTARIS DESA
NASIR Z.,M.Pd

KAUR KAUR
PEMBANGUNAN UMUM KAUR PEMERINTAHAN
KAHARUDDIN NASRULLAH SAHARUDDIN

KADUS KADUS
KADUS KADUS KADUS CAMPAGA
BATUPANGKAY MANGGUN KADUS KAPPE
BORO SUNGGUMANAI TINGGIA
YA TURU

SOMBALI MASSIRI IBRAHIM SYARIPUDDIN RASYID SAING

41
LAMPIRAN 4

JUMLAH DAN NAMA KEPALA DUSUN

1. Nama : Sombali

Jabatan : Kepala Dusun Boro

2. Nama : Massiri

Jabatan : Kepala Dusun Batupangkayya

3. Nama : Ibrahim

Jabatan : Kepala Dusun Mangunturu

4. Nama : Syaripuddin

Jabatan : Kepala Dusun Sunggumanai

5. Nama : Rasid

Jabatan : Kepala Dusun Campagatinggiya

6. Nama : Saing

Jabatan : Kepala Dusun Kappe

42
LAMPIRAN 5

DOKUMENTASI KEGIATAN

1. Website dan Profil Desa

Website desa yang berhasil dibuat oleh TIM KKN

43
2. Ballak Baca

Rapat Pertama (pengenalan Balla Baca yang akan dibuat)

Rapat Kedua (Pembentukan Struktur Pengurus Balla Baca)

44
Pembangunan Balla Baca

Kerja Sama membentuk Mitra Balla Baca

45
Rapat Ketiga (Pemantapan persiapan peresmian Balla Baca)

Peresmian Balla Baca

46
Kegiatan Pertama Balla Baca (Bedah Buku)

Kegiatan Kedua Balla Baca (Pelatihan Proposal)

47
3. Inisiasi Pembentukan BUMDes (Ekowisata dan UKM)

Advokasi Pembangunan Air Terjun Boro di Pemerintah Kecamatan

Advokasi Pembangunan Air Terjun Boro di Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata

48
Advokasi Pembangunan Air Terjun Boro di Dinas Pemberdayaan

Masyarakat Desa

Pelatihan Pembuatan Dodol Cabe bersama Ibu PKK

49
Produk Lokal Desa Tompobulu Dodol Cabe

50

Anda mungkin juga menyukai