Anda di halaman 1dari 9

Bab 1 Al-Qur ’ān sebagai Pedoman Hidup

A. Pentingnya Mengimani Kitab-Kitab Allah Swt.

Iman kepada kitab Allah Swt. artinya meyakini sepenuh hati bahwa Allah Swt. telah menurunkan
kitab kepada nabi atau rasul yang berisi wahyu untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia.

Mengimani kitab Allah adalah sebuah keharusan, sebab kitab Allah adalah petunjuk bagi kehidupan.
Tanpa petunjuk dari Allah, manusia akan tersesat dalam hidupnya.

B. Pengertian Kitab dan Ṡuḥuf

Kitab adalah Wahyu Allah Swt. yang disampaikan kepada para Rasul dalam bentuk
buku/kitab.Adapun suhuf adalah Wahyu Allah Swt. yang disampaikan kepada para Rasul, tetapi
masih berupa “lembaran-lembaran” yang terpisah.

C. Kitab-Kitab Allah Swt. dan Para Penerimanya

1. Kitab Taurat

Kitab Taurat adalah kitab yang diturunkan kepada Nabi Musa untuk membimbing bani Israil. Adapun
isi dari Kitab Taurat adalah:

Hormati dan cintai Allah satu saja,

Sebutkan nama Allah dengan hormat,

Kuduskan hari Tuhan (hari Sabtu),

Hormati ibu bapakmu,

Jangan membunuh,

Jangan berbuat cabul,

Jangan mencuri,

Jangan berdusta,

Jangan ingin berbuat cabul,

Jangan ingin memiliki barang orang lain dengan cara yang tidak halal.

2. Kitab Zabūr
Kitab Zabur adalah kitab yang diturunkan kepada Nabi Daud untuk membimbing bani Israil.Adapun
isi dari Kitab Zabur adalah tentang zikir, nasihat dan hikmah.Kitab ini tidak memuat syariat karena
Nabi Daud diperintahkan Allah Swt. untuk mengikuti syariat Nabi Musa as.

3. Kitab Injil

Kitab Injil adalah kitab yang diturunkan kepada Nabi Isa untuk membimbing Bani Israil. Kitab ini
memuat perintah agar manusia meng-esa-kan Allah Swt. dan tidakmenyekutukan-Nya, juga
menjelaskan bahwa di akhir zaman akan lahir nabi yang terakhir, yaitu Ahmad atau Muhammad.

4. Kitab al-Qur’ān

Al-Qur’ān adalah kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw., sebagai penyempurna
kitab-kitab sebelumnya. Al-Qur’ān terdiri atas 30 juz, 114 surat dan kurang lebih 6.236 ayat, 74.437
kalimat, dan 325.345 huruf. Turunnya al-Qur’ān disebut Nuzulul Qur’ān.

5. Nama-Nama Lain al-Qur’ān

Al-Hudā

Al-Furqān

Asy-Syifā

Aż-Żikr

Al-Kitāb

6. Isi al-Qur’ān

Akidah

Ibadah

Ahlak

Muamalah

Kisah-kisah

7. Keistimewaan al-Qur’ān

Sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa

Al-Qur’ān tidak dapat tertandingi oleh ide-ide manusia yang ingin menyimpangkannya.

Membaca dan mempelajari isi al-Qur’ān merupakan ibadah

Bab 2 Hidup Nyaman dengan Perilaku Jujur

A. Pentingnya Perilaku Jujur


Jujur adalah mengatakan atau melakukan sesuatu sesuai dengan kenyataan. Lawan jujur adalah
dusta, yaitu mengatakan atau melakukan sesuatu tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya.

Sifat jujur sangatlah penting untuk dimiliki setiap orang, karena dengan kejujuran akan membuat
kehidupan menjadi tentram dan mencegah permusuhan. 

B. Keutamaan Perilaku Jujur

Diantara beberapa keutamaan bagi orang-orang yang jujur adalah

 Memiliki kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat

 Rizkinya dipermudah

 Tanda kesempurnaan islam seseorang

C. Macam-Macam Kejujuran

Menurut tempatnya, jujur itu ada beberapa macam, antara lain:

 Jujur dalam niat dan kehendak, yaitu motivasi bagi setiap gerak dan langkah seseorang
dalam rangka menaati perintah Allah Swt.

 Jujur dalam ucapan, yaitu memberitakan sesuatu sesuai dengan realitas yang terjadi.

 Jujur dalam perbuatan, yaitu seimbang antara lahiriah dan batiniah hingga tidaklah berbeda
antara amal lahir dan amal batin.

D. Petaka Kebohongan

Bagi orang yang tidak jujur alias gemar berbohong, maka akan mendapatkan petakanya, antara lain:

 Tidak dipercaya orang

 Mendapatkan azab dari Allah

 Hidupnya penuh dengan kesengsaraan

 Memiliki derajat yang rendah di akhirat kelak

E. Hikmah Perilaku Jujur

Beberapa hikmah yang dapat dipetik dari perilaku jujur, antara lain sebagai berikut.

 Perasaan enak dan hati tenang, jujur akanmembuat kita menjadi tenang, tidak takut akan
diketahui kebohongannya karena memang tidak berbohong.

 Mendapatkan kemudahan dalam hidupnya.

 Selamat dari azab dan bahaya.

 Dijamin masuk surga.

 Dicintai oleh Allah Swt. dan rasul-Nya.


Bab 3 Kepedulian Umat Islam
terhadap Jenazah
A. Perawatan Jenazah
Apabila seseorang telah dinyatakan positif meninggal dunia, ada beberapa hal yang
harus disegerakan dalam pengurusan jenazah, yaitu: memandikan, mengafani, menyalati
dan menguburnya.Secara umum, hukum pengurusan jenazah adalah fardhu kifayah.

B. Memandikan Jenazah
Setiap muslim yang meninggal kecuali mati syahid, maka ia wajib dimandikan. Adapun
yang berhak memandikan jenazah adalah keluarga terdekat, bapak, ibu, suami, istri dan
anak. Meskipun begitu, tidak mengapa orang lain yang bukan bagian dari keluarga
terdekat ikut memandikan jenazah, dengan catatan laki-laki khusus memandikan laki-
laki, dan perempuan khusus memandikan perempuan. 

C. Mengafani Jenazah
Setelah dimandikan, maka proses selanjutnya adalah mengafani. Adapun jumlah kain
kafannya sebaiknya tiga lapis bagi mayat laki-laki dan lima lapis bagi mayat perempuan. 

D. Menyalati Jenazah
Setelah dikafani, maka proses berikutnya adalah shalat jenazah. Hanya saja Tata caraṡalat
jenazah berbeda dengan ṡalat biasa. Pada ṡalat jenazah, tidak ada ruku dan sujud, hanya
empat kali takbir dan diselingi doa.

E. Mengubur Jenazah
Setelah dishalatkan, maka selanjutnya jenazah harus dikuburkan.Jenazah harus segera
dikuburkan dan jangan ditunda-tunda. Sebagaimana sabda Rasulullah
saw.:“Segerakanlah menguburkan jenazah….” (H.R. Bukhari Muslim)

F. Ta’ziyyah (Melayat)
Ta’ziyyah atau melayat adalah mengunjungi orang yang sedang tertimpa musibah
kematian salah seorang keluarganya dalam rangka menghibur atau memberi semangat.
G. Ziarah Kubur
Ziarah artinya berkunjung, kubur artinya kuburan.Ziarah kubur artinya

berkunjung ke kuburan.Rasulullah saw. menganjurkan berziarah dengan tujuan untuk


mengingat kematian. Sebab mengingat kematian dapat meningkatkan keimanan
seorang hamba

Bab 4 Sampaikan Dariku Walau


Satu Ayat
A. Pengertian Khutbah, Tabligh, dan Dakwah
1. Pengertian Khutbah
Khutbah bermakna memberi nasihat agama dalam kegiatan ibadah seperti; ṡalat, wukuf,
dan nikah.Khutbah lebih bersifat satu arah. Hanya khatib saja yang berbicara yang lain
mendengarkan.

2. Pengertian Tabligh
Tablighberarti menyampaikan, memberitahukan kebenaran kepada orang lain. Bisa
bersifat dua arah, saling berdiskusi, dan lain sebagainya.

3. Pengertian Dakwah
Dakwah berarti memanggil, menyeru, mengajak akan sesuatu hal, yakni kegiatan
mengajak orang lain.Dalam berdakwah minimal ada dua cara, yaitu dakwah dengan lisan
(da’wah billisān) dan dakwah dengan perbuatan (da’wah bilhāl).

B. Pentingnya Khutbah, Tabligh, dan Dakwah


1. Pentingnya Khutbah
Khutbah termasuk aktivitas ibadah. Karena itu khutbah sangatlah penting, jika khutbah
ditinggalkan akan membatalkan rangkaian aktivitas ibadah. Contoh, apabila ṡalat Jumat
tidak ada khutbahnya, makaṡalat Jumat tidak sah.

2. Pentingnya Tabligh
Tabligh adalah sifatnya para rasul.Selama hidupnya mereka terus melakukan
tabligh.Sebab tabligh merupakan sifat wajib para rasul.Tabligh mereka lakukan agar
manusia tertunjuki kepada jalan yang lurus, tanpa tablighakan banyak orang yang
tersesat dalam hidupnya. Karena para rasul kini sudah tiada, maka kewajiban tabligh
mesti diteruskan ummatnya, karena jika tidak ada yang melanjutkan, maka akan
mengakibatkan kemaksiatan dimana-mana.

3. Pentingnya Dakwah
Dakwah adalah kewajiban setiap muslim. Karenanya setiap muslim wajib berdakwah
selama hidupnya. Dakwah amatlah penting dilakukan, sebab dengan dakwah akan
membuat masyarakat menjadi lebih tolong menolong dalam kebaikan. Tanpa dakwah,
mungkin islam pun tidak akan sampai ke negeri kita.

C. Ketentuan Khutbah, Tabligh, dan Dakwah


1. Ketentuan Khutbah
a. Syarat khatib
 Islam

 Ballig

 Berakal sehat

 Mengetahui ilmu agama

b. Rukun khutbah
 Membaca hamdallah

 Membaca syahadatain

 Membaca shalawat

 Berwasiat taqwa

 Membaca ayat al-Qur’ān pada salah satu khutbah

 Berdoa pada khutbah kedua


2. Ketentuan Tabligh
a. Syarat muballig(orang yang menyampaikan)
 Islam

 Baligh

 Berakal
 Mendalami ajaran Islam

b. Etika dalam menyampaikan tabligh


 Bersikap lemah lembut, tidak kasar, dan tidak merusak.

 Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.

 Materi dakwah yang disampaikan harus mempunyai dasar hukum yang kuat.
3. Ketentuan Dakwah
a. Syarat da’I (orang yang berdakwah)
 Islam

 Baligh

 Berakal

 Mendalami ajaran Islam

b. Etika dalam berdakwah:


 Dakwah dilaksanakan dengan hikmah, yaitu ucapan yang jelasdan tegas.

 Dakwah dilakukan dengan mauiẓatul hasanah atau nasihat yang baik, yaitu
cara persuasif dan edukatif 

 Dakwah dilaksanakan dengan memberi contoh yang baik

 Dakwah dilakukan dengan mujādalah, yaitu diskusi atau tukar pikiranyang


berjalan secara dinamis dan santun serta menghargai pendapatorang lain.

Bab 5 Masa Kejayaan Islam yang


Dinantikan Kembali
A. Periodisasi Sejarah Islam
1. Periode Klasik (650‒1250)
Periode Klasik merupakan periode kejayaan Islamyang dibagi ke dalam dua fase, yaitu:

a. fase ekspansi, integrasi, (650‒1000)

b. fase disintegrasi (1000‒1250).

2. Periode Pertengahan (1250‒1800)


Periode Pertengahan merupakan periode kemunduran Islam yang dibagi ke dalam dua
fase, yaitu:

a. fase kemunduran (1250‒1500 M)

b. fase munculnya ketiga kerajaan besar (1500‒1800), yang dimulai dengan zaman
kemajuan (1500‒1700 M) dan zaman kemunduran (1700‒1800).

3. Periode Modern (1800‒dan seterusnya)


Periode Modern merupakan periode kebangkitan umat Islam yang ditandai dengan
munculnya para pembaharu Islam.

B. Masa Kejayaan Islam


Masa kejayaan Islam terjadi pada sekitar tahun 650‒1250.Periode ini disebut Periode
Klasik.Pada kurun waktu itu, terdapat dua kekhalifahan besar, yaitu kekhalifahanDaulah
Umayyah dan kekhalifahanDaulah Abbasiyah.

Pada masa Daulah Umayyah, perkembangan Islam ditandai dengan meluasnya wilayah
kekuasaan Islam dan berdirinya bangunan-bangunan sebagai pusat dakwah Islam.
Kemajuan Islam pada masa ini meliputi: bidang politik, keagamaan, ekonomi, ilmu
bangunan (arsitektur), sosial, dan bidang militer.

Sementara perkembangan Islam pada masa Daulah Abbasiyah ditandai dengan pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan.Kemajuan Islam pada masa ini meliputi bidang ilmu
pengetahuan, ekonomi, ilmu bangunan (arsitektur), sosial, dan bidang militer.

C. Tokoh-Tokoh pada Masa Kejayaan Islam


 Ibnu Rusyd (520‒595 H)

 Al-Ghazali (450‒505 H)

 AI-Kindi (805‒873 M)

 AI-Farabi (872‒950 M)

 Ibnu Sina (980‒1037 M)

 Ar-Razi (809‒873 M)
 Bab 6 Membangun Bangsa
Melalui Perilaku Taat,
Kompetisi dalam Kebaikan,
dan Etos Kerja
 A. Pentingnya Taat kepada Aturan
 Taat memiliki arti tunduk (kepada Allah Swt., pemerintah, dsb.) tidak berlaku
curang, dan atau setia.Aturan adalah tindakan atau perbuatan yang harus
dijalankan.
 Islam memerintahkan umatnya untuk taat kepada pemimpin, hal ini sebagaimana
firman Allah dalam (Q.S. an-Nisā/4: 59) karena dengan ketaatan rakyat kepada
pemimpin (selama tidak maksiat), akan terciptalah keamanan dan ketertiban serta
kemakmuran.
 B. Kompetisi dalam Kebaikan
 Allah Swt. telah memerintahkan manusia untuk berkompetisi dalam kebaikan.
Sebab dengan berkompetisi dalam hal ini akan membuat pelakunya semakin
bersemangat dalam melakukan kebaikan. Hal ini berdasarkan firman Allah dalam
(Q.S. al-Māidah/5: 48)
 Semua orang dengan potensi dan kadar kemampuan masing-masing, harus
berlomba-lomba dalam melaksanakan kebaikan. Dan jangan sampai seorang
muslim malah berkompetisi dalam keburukan, sebab hal itu akan mengundang
murka Allah. 
 C. Etos Kerja
 Bekerja adalah kewajiban setiap muslim (khususnya bagi pria). Dalam melakukan
pekerjaan, Allah memerintahkan seorang muslim untuk bekerja dengan giat,
tekun, professional, dan disiplin. Hal inilah yang dinamakan etos kerja.
 Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Q.S. at-Taubah/9: 105. Dalam ayat ini
Allah memerintahkan kepada umat Islam untuk semangat dan bersungguh-
sungguh dalam bekerja.

Anda mungkin juga menyukai