LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pembelajaran
tentang belajar. Pemahaman tentang makna belajar akan jelas, apabila diawali
pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu
dalam diri seseorang yang dinyatakan dengan cara-cara bertingkah laku yang
baru, berkat pengalaman dan latihan.12 Pendapat yang lain, bahwa belajar
terus menerus yang berasal dari pengaruh luar. Secara sederhana dapat
10
Agustin Risa, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Serba Jaya, tt), 19.
11
Moh Uzer Usman dan Setiawati, Lilis, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, (Bandung:
Remaja Rosda Karya, 2001), 4.
12
Zainal Aqib, Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran, (Surabaya: Insan Cendikia, 2002), 42.
12
diambil pengertian bahwa belajar adalah proses perubahan di dalam diri
manusia.
13
Agustin Risa, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Serba Jaya, tt), 19.
14
Ngainun Naim dan Ahmad Fatoni, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Yokyakarta:
Pustaka Pelajar, 2008), 66.
15
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosda Karya Offset, 2003), 100.
16
Zainal Aqib, Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran, (Surabaya: Insan Cendikia, 2002), 41.
17
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep Landasan, dan
Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2010), 17.
Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah usaha sadar orang dewasa yang sistematis, terarah, yang
empat kata, 1) kata “Ahlun” berarti “golongan atau kelompok”, 2) kata “as
berarti “dan”, 4) kata “al Jam‟ah” berarti “kumpulan atau kelompok Nabi
dari Sahabat Nabi”. Jadi, yang dimaksud Ahlussunnah Wal Jama‟ah (Aswaja)
adalah golongan atau orang-orang yang selalu setia mengikuti atau berpegang
sahabat.18
ص َح ِاب ِ
ْ ََما اَنَا َعلَْيو اَلْيَ ْوَم َوا
18
PW LP Ma’arif NU Jatim, Pendidikan Aswaja dan Ke-NU-an MI Kelas 6, (Surabaya, 2006), 1.
19
M. Ali Anwar, Materi Ke-NU-an, (Tulungagung: 2003), 23.
Berkaitan dengan pengertian Ahlussunnah Wal Jama‟ah (Aswaja)
adalah golongan pengikut yang setia pada Ahlussunnah, yakni ajaran Islam
zaman itu.20
adalah ajaran Islam yang murni sebagaimana diajarkan dan diamalkan oleh
1. Dasar Pembelajaran
1) Dasar Ideal adalah dasar dari falsafah Negara Pancasila yaitu sila
20
Ibid, 23.
Ayat 1 : “Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha
Esa”.
dipeluknya.
berbunyi:
mana dalam kedua sumber itu terdapat banyak ayat yang berisi
21
Tpn. Amandemen Lengkap UUD 1945, (Surabaya: Pustaka Agung Harapan, tt), 24.
22
Direktorat Jendral Pendidikan Islam Depag RI, Kumpulan Undang Undang dan Peraturan
Pemerintah tentang Pendidikan, (Jakarta; 2007), 20.
23
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Konsep dan
Impelementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,2004), 133.
1) Dasar Al-Qur’an
2) Dasar Hadits
2. Tujuan Pembelajaran
24
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Tafsir Perkata, (Banten: Kalim, 2010), 598.
25
Imam Bukhori, Shohih Bukhori, (Beirut: Darr Al Kaff, 2009), 142.
26
M. Ali Anwar, Materi Ke-NU-an, (Tulungagung: 2003), 23.
bercorak Islami. Apabila dicermati, sebenanya pembelajaran telah
memiliki visi dan misi yang ideal, yaitu “rahmatan lil „alamin”.
dunia yang makmur, demokratis, adil, damai, taat hukum, dinamis, dan
1. Anak didik adalah individu yang sedang tumbuh dan berkembang. Tiap
individual.
tersebut adalah orang dewasa yang bertanggung jawab, sehat jasmani dan
perbuatannya. Selain itu juga harus jujur, sabar, susila, ahli, terampil,
29
Departemen Pendidikan Nasional, Wawasan Kependidikan, (Jakarta: Dirjendiknasmen, 2003), 16.
perkembangan potensi fisik, emosi, sikap, moral, pengetahuan dan
mengajar.30
D. Implementasi Pembelajaran
diajarkan.
pembelajaran.
1. Perencanaan Pembelajaran
pembelajaran, yaitu:
30
Ibid., 17.
pesan isi pelajaran dalam kurikulum. Melalui analisis materi pelajaran
yang diharapkan:
yang memuat alokasi waktu untuk setiap satuan bahasan pada setiap
31
Departemen Agama RI, Tuntutan Pembinaan Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Dirjenbin bagais,
2000), 18.
32
Junaidi, Materi Peningkatan Guru Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kementerian Agama RI,
2011), 46.
setiap akan melakukan pembelajaran guru wajib memiliki persiapan,
belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada
33
Ibid, 47.
d. Indikator pencapaian kompetensi, adalah perilaku yang dapat
kompetensi dasar.
mengeksplorasi/mengeksperimen
(mengembangkan/mengolah/mempraktikkan), mengasosiasi
(menyimpulkan), mengkomunikasikan.36
lanjut.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
36
Dr.H. Nur Fajar Arief, M.Pd, Langkah Penyusunan RPP K13. Workshop Nasional Perencanaan
Pembelajaran K13 PAI, Batu, 22 Desember 2013.
37
Basuki As’adie, Desain Pembelajaran Berbasis PTK, (Ponorogo: Stain Ponorogo Press, 2009), 164-
166.
1) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran.
sesuai silabus.38
38
Herry Widyatono, Model Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, (Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, No. 069. Tahun ke-13,November 2007), 1045.
b) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi,
peserta didik.
pembelajaran.
39
Slameto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), 45.
dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun
berikutnya.
3. Evaluasi Pembelajaran
)( ُفَ َم ْن يَ ْع َم ْل ِمثْ َق َال َذ َّرةٍ َخْي ًرا يََرهُ () َوَم ْن يَ ْع َم ْل ِمثْ َق َال َذ َّرةٍ َشِّرا يََره
40
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Tafsir Perkata, (Banten: Kalim, 2010), 600.
a. Fungsi Edukatif, yang bertujuan untuk memperoleh informasi tentang
jenjang pendidikan.41
didik.
peserta didik, dan sebagai umpan balik pendidik dan peserta didik.
41
Ngainun Naim dan Achmad Patoni, Materi Penyusunan Desain Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam (MPDP-PAI), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), 46-47.
4. Evaluasi Sumatif (summative test), untuk mengetahui hasil program.42
yaitu:
Tes uraian (essay test) yang seing dikenal dengan tes subjektif
(subjective test) adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang
soal mudah dan bertujuan untuk melatih peserta didik untuk terbiasa
Tes obyektif (objective test) adalah salah satu bentuk tes hasil belajar
yang terdiri dari butir-butir soal yang dijawab dengan memilih salah
satu jawaban yang telah dipasangkan pada items. Tes obyektif ini
42
Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: CV. Misaka Galiza,2003), 153-
154.
43
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2003), 99-100.
44
Ibid, 106-107.
Dalam kerangka (evaluasi) penilaian berbasis kompetensi
tulis, lisan, dan daftar isian pertanyaan; (2) Evaluasi belajar keterampilan,
tugas, serta evaluasi oleh peserta didik sendiri; (3) Evaluasi belajar sikap,
dapat dilakukan dengan daftar isian sikap dari diri sendiri, daftar isian
sematik (SDS).”46
45
Abdul Rahman Saleh, Pendidikan Agama & Pembangunan Watak Bangsa, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2005), 87.
46
E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK, (Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 2005), 170.
mengenali kembali pada bidang pengetahuan/materi yang telah
yakni daftar isian sikap dari diri sendiri, daftar isian sikap yang
Apapun bentuk tes yang diberikan pada peserta didik, maka dalam
persyaratan yang baku dari evaluasi, yakni tes itu harus (1) memiliki
validitas (mengukur atau menilai apa yang hendak diukur atau dinilai,
Kata ahlusunnah waljamaah berasal dari bahasa arab yang terdiri dari
tiga suku kata; Ahl (keluarga atau pengikut), as-Sunnah (metode atau
ahlusunnah dapat diuraikan ke dalam dua bagian; pertama adalah Sunnah dan
Pertama: arti Sunnah, sunnah itu sendiri mempunyai banyak arti, yang
arti itu dari arti yang terluas sampai arti yang tersempit sebagai berikut:
2. Sunnah dalam arti lawannya bid’ah. Arti ini pun bisa mencakup
Hadits
bersatu diatas kebenaran yang berdasarkan al-Qur’an dan Hadits, dan mereka
adalah para sahabat dan orang-orang yang setia mengikuti mereka walaupun
jumlah mereka sedikit. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh ibn Mas’ud
bahwa “Jamaah adalah siapa saja yang sesuai dengan kebenaran walaupun
engkau seorang diri, (jika demikian) maka engkau adalah jamaah ketika itu”.49
sunnah” atau “orang orang yang bersatu di atas sunnah”. Demikianlah keadaan
sahabat dalam kehidupan mereka, dari itu jama`ah yang berarti “sahabat” adalah
penafsiran yang benar. Dengan berpegang pada arti-arti di atas, maka tafsiran Al-
Imam Bukhori serta ulama salaf lainnya dari pengikut - pengikut mereka, bahwa
benar. Arti jama`ah secara syari`at juga “jama`atul muslimin (Jama`ah Ahlus
Setelah diketahui definisi Sunnah dan Jamaah baik itu secara etimologi
ini definisi Ahlussunnah wal jamaah yang jami’ (mencakup semua unsur-
49
Team Ilmiah Eldasi, Ahlusunnah Waljamaah Metode Beragama Para Salaful Ummah, (Pustaka al-
Faruq), 21.
50
Ibid, 22.
unsurnya) dan mani’ (mengeluarkan semua yang bukan unsur-unsurnya):
“Golongan yang berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan sunnah serta pemahaman
dan penerapan para sahabat dalam memahami dan mengamalkan Islam. Termasuk
dalam golongan mereka para sahabat rosul, tabi’in, tabi’it tabi’in, kaum ulama
sunnah dan para pengikut mereka (dari semua lapisan umat) sampai hari kiamat.
ini terbagi dua golongan yaitu golongan yang berada di atas sunnah wal
jama’ah dan golongan yang berada di jalan bid’ah. Definisi ahlul bid’ah adalah
mereka yang berpegang pada salah satu dasar bid’ah atau orang yang dilumuri
bid’ah dalam kehidupannya, maka semua kaum muslimin yang tidak demikian
adalah Ahlussunnah walaupun dia seorang yang jahil (bodoh). Di waktu yang sama,
sekedar terkadang terjatuh pada suatu bid‟ah tidak menjadikan seseorang itu
terhadap teks-teks al-Quran dan Hadits Rasulullah. Berikut ini sebagian besar
51
Ibid., 24.
prinsip-prinsip yang diusung oleh agama Islam yang murni, yaitu Islam yang
a) Sumber agama Islam dengan segala seginya adalah wahyu Allah dalam
bentuk Al-Qur’an dan Hadits yang shohih. Dalil prinsip ini, Allah berfirman:
َ ٍ انَّ ِذٛ
َ َُ ْع ًَهٚ ٍٚ
ٌٕ َ ْإِ ٌَّ ََْٰ َذا ْانقُز
َ ُُِبَ ِّش ُز ْان ًُ ْؤ ِيَٚٔ أَ ْق َٕ ُوَٙ ِْ َِٙ ْٓ ِذ٘ نِهَّتٚ ٌآ
َا ِءُِٛ ٍَْ ْاْلَ ْغٌَٕٛ ُدٔنَةً ب ِ ِ ٍِ َٔا ْب ٍِ ان َّسبَٛتَا َي َٰٗ َٔ ْان ًَ َسا ِكَٛٔ ْان
َ َ ُكٚ ََلْٙ م َكٛ
َّ ِي ُْ ُك ْى ۚ َٔ َيا آتَا ُك ُى ان َّزسُٕ ُل فَ ُخ ُذُِٔ َٔ َيا َََٓا ُك ْى َع ُُّْ فَا َْتَُٕٓا ۚ َٔاتَّقُٕا
ۖ ََّللا
52
https://tafsirq.com/17-al-isra/ayat-9
"Apa yang diberikan Rosul kepada kalian maka terimalah dia. Dan apa yang
b) Ijma` sahabat adalah hujjah syar’iyyah. Ini berarti bahwa ketika sahabat
telah berijma’ pada suatu masalah dalam agama, maka ijma’ itu harus
diikuti. Siapa yang melanggarnya akan berdosa dan sesat. Ijma’ Sahabat
keyakinan mereka pada suatu masalah terbagi atas lebih dari satu, maka kita
َْزَٛتَّبِ ْع َغَٚٔ َٰٖ ٍََّ نَُّ ْانُٓ َذَٛق ان َّزسُٕ َل ِي ٍْ بَ ْع ِذ َيا تَب
ِ ُِ َشاقٚ ٍْ َٔ َي
زًاٛص
ِ ت َي َ ُِم ْان ًُ ْؤ ِيٛ
ْ ٍ َُ َٕنِّ ِّ َيا تَ َٕنَّ َٰٗ ََُٔصْ هِ ِّ َجََُّٓ َى ۖ َٔ َسا َءٛ ِ َِسب
serta mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu'min, Kami biarkan ia
leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia
53
https://tafsirq.com/59-al-hasyr/ayat-7
54
Team Ilmiah Eldasi, Ahlusunnah., 31.
c) Pemahaman Al-Qur’an dan Hadits harus sesuai dengan pemahaman sahabat
dan metode pemahaman mereka. Prinsip ini terlalu kuat dan terlalu
55
http://jurnal.staialhidayahbogor.ac.id/index.php/alt/article/viewFile/200/196