Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara yang
dikenal sebagai Nusantara,yang artinya negara kepulauan yang terdiri dari
ribuan pulau yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, dan didiami oleh
ratusan juta penduduk. NKRI dikenal juga sebagai negara yang memiliki
keragaman budaya, ras, suku, dan agama yang berbeda-beda sehingga
tercermin dalam satu ikatan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya “berbeda-
beda tetapi tetap satu juga”.
Indonesia mengalami bererapa kali pergantian bentuk negara, mulai dari
tanggal 6-15 Desember 1949, terbentuklah Republik Indonesia Serikat (RIS),
kemudian tanggal 27 Desember 1949 belanda mengakui kedaulatan Indonesia
berubah menjadi Negara Serikat, bangsa Indonesia bertekad untuk mengubah
RIS menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada 17 Agustus 1950.
RIS secara resmi dibubarkan dan Indonesia kembali ke bentuk negara
kesatuan. Tujuan NKRI adalah seperti yang tercantum dalam pembukaan
UUD 1945 yaitu pada alinea ke 4 yang berbunyi “Melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, Memajukan kesejahteraan
umum, Mencerdaskan kehidupan bangsa, dan Ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan social”.
Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, Indonesia menjadi negara
yang berdaulat dan berhak untuk mementukan nasib dan tujuannya sendiri.
Bentuk negara yang dipilih oleh para pendiri bangsa adalah Negara Kesatuan
Republik Indonesia. dalam perjalanan sejarah ada upaya untuk menggantikan
bentuk negara, tetapi upaya itu tidak bertahan lama dan selalu digagalkan oleh
rakyat. Hingga saat ini negara kesatuan itu tetap dipertahankan. Kita sebagai
generasi penerus wajib turut serta dalam usaha membela negara. Menjaga
sikap dan perilaku dalam mempertahankan NKRI.
Untuk mengetahui pengertian NKRI, dan cara menjaga keutuhan NKRI,
dalam makalah ini penulis akan mengulasnya kembali pada bab pembahasan
selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermamfaat bagi penulis dan pembaca.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian NKRI?
2. Bagaiman dinamika Susunan dan Bentuk Negara Kesatuan Republik
Indonesia?
3. Bagaimana sistem pemerintahan NKRI?
4. Apakah fungsi dan tujuan NKRI?
5. Bagaimana cara menjaga keutuhan NKRI?
C. Mamfaat dan Penulisan
Mamfaat dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk menambah wawasan kita tentang mata pelajaran PPKn terkait
dengan NKRI yang meliputi pengertian NKRI, Sejarah NKRI, dan
bagaimana menjaga keutuhan NKRI.
2. Untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah kajian PPKn kelas tinggi
SD/MI.
Adapun ujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian NKRI.
2. Untuk mengetahui bagaimana sistem pemerintahan NKRI.
3. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan NKRI.
4. Untuk mengetahui cara menjaga keutuhan NKRI.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Sebelum masuk pada pengertian Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) terlebih dahulu kita harus mengetahui pengertian dari negara.
Menurut Dr. Wiryono Prodjodikoro, mengemukakan bahwa negara adalah
suatu organisasi di antara sekelompok manusia yang bersama-sama mendiami
suatu wilayah tertentu dengan mengakui adanya suatu pemerintahan yang
mengurus tata tertib dan keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok
manusia tersebut. Sekumpulan manusia tersebut merupakan suatu masyarakat
tertentu didalamnya, negara bukan merupakan satu-satunya organisasi di
antara mereka. Dengan kata lain masih terdapat organisasi lain didalamnya
seperti organisasi keagamaan, kesusilaan, kepartaian, perdagangan yang
terlepas dari soal kenegaraan. Menurut Kranenburg, negara adalah suatu
organisasi kekuasaan yang diciptakan oleh sekelompok manusia yang disebut
bangsa. Sedangkan menurut Robert M. Mclver, negara adalah asosiasi yang
menyelenggarakan penertiban di dalam masyarakat di dalam suatu wilayah
dengan berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan oleh suatu
pemerintah yang untuk maksud tersebut diberi kekuasaan untuk memaksa.1
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa negara
merupakan suatu organisasi masyarakat yang mendiamani suatu wilayah
tertentu yang menyelenggarakan penertiban berdasarkan sistem hukum yang
diselenggarakan oleh suatu pemerintah. Negara terbentuk karena adanya
rakyat atau masyarakat, wilayah dan pemerintahan yang berdaulat.
Negara kesatuan merupakan pemerintah pusat menjalankan kedaulatan
tertinggi negara. Agar tidak sewenang-wenang, aktivitas pemerintah pusat
diawasi dan dibatasi oleh undang-undang. Konsekuensi logis dari posisinya
sebagai penyelenggara kedaulatan negara, maka unit-unit pemerintahan yang
dibentuk dan berada di bawah pemerintahan pusat harus tunduk kepada
pemerintah pusat. Tanpa disertai ketundukan dan kepatuhan secara
organisasional berdasarkan peraturan perundang-undang yang berlaku, akan
1
Suryo Sakti Hadiwijoyo, Negara, Demokrasi dan civil Society, (Yogyakarta: Ghara Ilmu,
2012), hlm. 2-3.

3
terjadi tumpang tindih dan tabrakan dalam pelaksanaan kewenangan (prinsip
unity of command).2
Negara kesatuan dapat dibedakan dalam dua bentuk, yaitu: negara
kesatuan dengan sistem sentralisasi dan negara kesatuan dengan sistem
desentralisasi. Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi segala sesuatu
dalam negara langsung diatur dan diurus oleh pemerintah pusat dan daerah-
daerah hanya tinggal melaksanakan segala apa yang telah diintruksikan oleh
pemerintah pusat. Sedangkan dalam negara kesatuan dengan sistem
desentralisasi, kepada daerah-daerah diberikan kesempatan dan kekuasaan
untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri (otonomi daerah)
yang dinamakan dengan daerah otonom.3
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) negara kesatuan berbentuk
republik dengan sistem desentralisasi (pasal 18 UUD 1945), di mana
pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya di luar bidang
pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah
pusat. Pasal 18 UUD 45 menyebutkan bahwa:
1. Negara Kesatuan Republik Indonesia bagi atas daerah provinsi dan daerah
provinsi itu dibagi  atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi,
kabupaten dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah yang diatur
dengan undang-undang.
2. Pemerintahan Daerah Provinsi, daerah kabupaten dan kota mengatur
dengan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan
tugas pembantuan.
3. Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota memiliki DPRD
yang anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.
4. Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masing sebagai kepala
pemerintahan daerah provinsi, kabupaten dan kota dipilih secara
demokrasi.
5. Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya kecuali urusan
pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan
pemerintah pusat.
2
Ni’matul Huda, Ilmu Negara, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm. 233.
3
Ni’matul Huda, hlm. 234.

4
6. Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-
peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.
7. Susunan dan tata cara penyelenggaran pemerintahan daerah diatur dalam
undang-undang.
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) disebut juga sebagai
Nusantara yang artinya negara kepulauan, dimana Indonesia terdiri dari dari
beribu-ribu pulau dari sabang sampai merauke. Hakikat negara dalam
pengertian ini adalah negara yang merupakan suatu kesatuan dari unsur-unsur
yang membentuknya, yaitu rakyat yang terdiri atas berbagai macam etnis,
suku bangsa, golongan, kebudayaan, serta agama. Wilayah, yang terdiri atas
beribu-ribu pulau yang sekaligus juga memiliki sifat dan karakter yang
berbeda-beda pula. Oleh karena itu negara persatuan adalah merupakan satu
negara, satu rakyat, satu wilayah dan tidak terbagi-bagi misalnya seperti
negara serikat, satu pemerintahan, satu tertib hukum yaitu tertib hukum
nasional, satu bahasa serta satu bangsa yaitu Indonesia.4
Meskipun bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam suku bangsa yang
memiliki adat istiadat, kebudayaan serta karakter yang berbeda-beda, memiliki
agama yang berbeda-beda dan terdiri atas beribu-ribu kepulauan wilayah
nusantara Indonesia, namun keseluruhannya adalah merupakan suatu
persatuan yang tercermin dalam suatu ikatan “Bhineka Tunggal Ika” yang
artinya “berbeda-beda tetap satu juga”. Yaitu persatuan bangsa dan negara
Indonesia. Perbedaan adalah suatu bawaan kodrat manusia sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa.
B. Dinamika Susunan dan Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia
“Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik”, petikan
tersebut merupakan bunyi ketentuan pasal 1 ayat (1) Undang-Udang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945. Berdasarkan ketentuan tersebut dapat
diketahui bahwa susunan negara Indonesia adalah kesatuan. Wujud Negara
Kesatuan Republik Indonesia semakin kukuh dilakukan perubahan dalam
UUD tahun 1945. Dalam proses amandemen terdapat ketentuan untuk tidak
tidak mengubah pembukaan UUD 1945 dan tetap mempertahankan Negara

4
Kaelan, Pendidikan Pancasila, (Yogyakarta: Paradigma, 2014), hlm. 143-144.

5
Kesatuan Republik Indonesia sebagai susunan negara Indonesia. Konsep
negara kesatuan adalah susunan negara yang ditetapkan sejak awal berdirinya
negara Indenesia. Selain itu, konsep negara kesatuan dipandang paling tepat
untuk mewadahi ide persatuan bangsa yang majemuk ditinjau dari berbagai
latar belakang (dasar pemikiran). 5
Dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara, Indonesia telah mengalami
pergantian konstitusi. Perubahan konstitusi tersebut memengaruhi bentuk
negara dan sistem pemerintahan negara. Dalam dinamika penyelenggaraan
negara Indonesia menerapkan konsep negara kesatuan namun pada
pelaksanaannya konsep persatuan mengalami pergeseran menjadi konsep
federal. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang
berekedaulatan rakyat dengan berdasarkan ketuhanan yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradap, persatuan Indonesia, kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,
serta keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. Berikut ini dimanika
kehidupan bernegara di Indonesia.
1. Periode 1945-1949
Periode ini menjadi tahun-tahun bersejarah dalam memperjuangkan
dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Bapak proklamator
Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945. Sejak saat itu, Indonesia berhak menentukan sendiri ritme
kehidupan bernegara tanpa camper tangan pikhak lain.
Konsep negara kesatuan pada periode 1945-1949 dituangkan dalam
Undang-Undang Dasar negara. Pada periode tersebut Undang-undang
Dasar negara Indonesia adalah UUD 19454. UUD 1945 menjadi konstitusi
pertama yang berlaku di seluruh wilayah Indonesia. Dalam UUD 1945
ditegaskan beberapa hal tentang negara Indonesia.
a. Susunan bentuk negara ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 1 ayat (1)
yang berbunyi “negara Indonesia adalah negara kesatuan yang
berbenyuk republik”.
b. Bentuk pemerintahan Indonesia adalah republik.
5
Khilya Fa’izia, Seri Pengayaan Pembelajaran PPKn: NKRI, (Surakarta: Aksara Sinergi
Media, 2019), hlm. 26.

6
c. Kedaulatan negara Indonesia adalah di tangan rakyak dan dilakukan
sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyak. Ketentuan ini
ditegaskan dalam pasal 1 ayat (2) yang berbunyi “kedaulatan adalah
ditangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat”.
d. Sistem pemerintahan Indonesia adalah sistem presidensial. Ketentuan
ini ditegaskan dalam pasal 4 ayat (1) yang berbunyi “Presiden
Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut
Undang-undang Dasar”.
e. Lembaga-lembaga negara merurut konstitusi pertama terdiri atas MPR,
Presiden, Dewan Pertimbangan Agung (DPA), Dewan Perwakilan
Rakya (DPR). Badan Pemeriksa Keungan (BPK), dan Mahkamah
Agung (MA).6
2. Periode 1949-1950
Indonesia lahir kembali dengan nama Republik Indonesia Serikat
(RIS). Republik Indonesia Serikat adalah negara federasi yang berdiri pada
tanggal 27 Desember 1949 sebagai hasil kesepakatan tiga pihak dalam
Konferensi Meja Bundar. Pada masa itu hukum dasar yang digunakan
adalah konstitusi RIS (Republik Indonesia Serikat). Konstitusi RIS berlaku
berdasrkan keputusan presiden RIS Nomor 48 tahun1950 tentang
mengumumkan Piagam Penandatanganan Konstitusi Republik Indonesia.
Diumumkan di Jakarta pada tanggal 6 Februari 1950 oleh menteri
kehakiman.
Bentuk negara Indonesia pada periode tersebut mengalami pergeseran
dari negara kesatuan menjadi negara serikat. RIS merupakan bentuk
negara federal. Negara RIS terdiri atas daerah negaradan kesatuan
kenegaraan yang tegak sendiri.
a. Daerah negara adalah negara bagian yaitu Republik Indonesia,
Indonesia Timur, Pasundan, Jawa Timur, Madura, dan Sumatra Timur.

6
Khilya Fa’izia, hlm. 27-28.

7
b. Kesatuan kenegaraan yang tegak sendiri yaitu Jawa Tengah, Bangka
Belitung, Riau, Kalimantan Barat, Dayat Besar, Daerah Banjar,
Kalimantan Tenggara, dan Kalimantan Timur.
Berdasarkan ketentuan pasal 2 Undang-undang Dasar RIS, Republik
Indonesia Serikat meliputi seluruh daerah Indonesia sebagai berikut:
a. Negara Republik Indonesia, dengan daerah menurut status quo seperti
tersebut dalam persetujuan Renville tanggal 17 Januari 1948 meliputi
negara Indonesia Timur, Negara Pasundan (termasuk Distrik Federal
Jakarta), Negara Jawa Timur, Negara Madura, Negara Sumatra Timur
(dengan pengertian status quo Asahan Selatan dan Labuhan Batu
berhubungan dengan Sumatra Timur tetap berlaku), dan Negara
Sumatra Selatan.
b. Satuan-satuan kenegaraan yang tegak sendiri meliputi Jawa Tengah,
Bangka, Belitung, Riau, Kalimantan Barat, Dayat Besar, Daerah
Banjar, Kalimantan Tenggara, dan Kalimantan Timur. Daerah-daerah
bagian tersebut memiliki kemerdekaan menentukan nasib sendiri dan
bersatu dalam ikatan federasi Republik Indonesia Serikat.7
3. Periode 1950-1959
Pemerintahan berdasar Konstitusi RIS tidak berjalan karena negara
RIS bukan cita-cita bangsa Indonesia. Oleh karena itu muncul tuntutan
untuk kembali pada negara kesatuan. Negarta-negara yang tergabung
dalam RIS satu persatu bergabung dengtan negara Republik Indonesia.
Akibat penggabungan tersebut,negara federasi RIS tinggal tiga negara
bagian yaitu Negara Republik Indonesia, Negara Indonesia Timur, dan
Negara Sumatra Timur. Ketiga bagian negara itu bermusyawarah dan
akhirnya mencapai kata sepakat kembali pada Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang di proklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.
pada tanggal 15 Agustus 1950 ditetapkan UUD Sementara yang
merupakan perubahan dari konstitusi RIS. Perubahan Konstitusi RIS
menjadi UUD Sementara tertuang Dalam UU No 7 Tahun 1950 tentang
Perubahan Konstitusi Sementara Republik Indonesiaa menjadi UUD
7
Khilya Fa’izia, hlm. 29-30.

8
Sementara Republik Indonesia. Undang-Undang Dasar ini dikenal dengan
UUDS 1950. Pada priode ini susunan negara telah kembali pada kesatuan.
Konsep Negara Kesatuan ditegaskan dalam Konstitusi yang beralaku pada
masa itu yaitu UUDS. UUDS 1950 ditetapkan pada tanggal 15 Agustus
1950 dan mulai berlaku pada tanggal 17 Agustus 1950. Ketentuan negara
kesatuan ditegaskan dalam pasal 1 ayat (1) yaitu Republik Indonesia yang
merdeka dan berdaulat ialah suatu negara hukum yang demokratis dan
berbentuk kesatuan. Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia pada
priode ini mengalami perubahan. Perubahan ini terjadi karena pemekaran
Wilayah di berbagai daerah di Indonesia.
4. Periode 1959-1966
Pada priode ini Indonesia kembali menggunakan UUD 1945 sebagai
Konstitusi Indonesia periode ini dikenal juga sebagai periode demokrasi
terpimpin. Demokrasi terpimpin berlaku di Indonesia tahun 1959-1966
dari di keluarkannya Dekret Presiden 5 Juli 1959 hingga jatuhnya
kekuasaan Soekarno. Disebut demokrasi terpimpin karena demokrasi di
Indonesia satt itu mengandalkan kepemimpinan Presiden Soekarno. Pada
priode ini terjadi pertambahan provinsi dari hasil pemekaran sebagai
berikut.
a. Tahun 1960 Provinsi Sulawesi dipecah menjadi Provinsi Sulawesi
Utara dan Sulawesi Selatan.
b. Tahun 1963 PBB menyerahkan Irian Barat ke Indonesia.
c. Tahun 1964 di bentuk Provinsi Lampung pemekaran dari Sumatra
Selatan). Pada tahun yang sama dibentuk pula Provinsi Sulawesi
Tengah (pemekaran dari Sulawesi Utara) dan Provinsi Sulawesi
Tenggara (pemekaran dari Sulawesi Selatan)
5. Periode 1966-1998
Ir. Soeharto menjadi ikon periode 196-1988. Sebab masa itu, Ir
Soeharto menjadi Presiden Republik Indonesia. Periode ini dikenal dengan
orde baru. Orde baru merupakan istilah yang digunakan untuk
memisahkan antara kekuasaan masa Ir. Soekarno (masa orde lama). dalam
jangka waktu 1966-1998 ekonomi Indonesia berkembang pesat meskipun

9
hal ini terjadi bersamaan dengan praktik korupsi yang merajalela.
Indonesia masih mempertahankan bentuk negara kesatuan dengan
perkenbamgan jumlah Provinsi tersebut.
a. Tahun 1967 Provinsi Bengkulu di mekarkan dari Provinsi Sumatra
Selatan.
b. Tahun 1969 Irian Barat secara resmi menjadi Provinsi ke-26 Indonesia.
c. Pada Tahun 196-1975 Indonesia memiliki 26 Provinsi, dua diantaranya
berstatus Daerah Istimewa (Aceh dan Yogyakarta), dan satu berstatus
Daerah Khusus Ibu Kota (Jakarta)
d. Tahun 1976 Timur-timur menjadi bagian dari Indonesia dan sebagai
Provinsi ke-27.8
6. Periode 1998-Sekarang
Tercatat dalam sejarah upaya mahasiswa mengupayakan sebuah
perubahan. Mereka beriring bersatu padu menduduki gedung kura-kura
untuk meluluskan beberapa tuntutan. Mereka menyebutnya tuntutan
Reformasi oleh karena itu, periode 1998-sekarang dikenal dengan
reformasi. Salah satu tuntutan reforamasi 1998 adalah dilakukan
Amandemen terhadap UUD 1945. Latar belakang tuntutan perubahan
UUD 1945 karena pada masa Orde Baru kekuasaan tertinggi di tangan
MPR (dan pada kenyataantnya bukan pada tangan rakyat), kekusaan yang
sangat besar pada Presiden, adanya pasal-pasal yang terlalu “lues”
(sehingga menimbulkan multitafsir), serta kenyataan rumusan UUD 1945
tentang semangat penyelanggara negara yang belum cukup didukung
dengan ketentuan Konstitusi. Tujuan perubahan UUD 1945 adalah
menyempurnakan aturan dasar seperti tatanan negara, kedaulatan rakyat,
HAM, pembagian kekuasaan, Eksistensi perkembangan aspirasi dan
kebutuhan bangsa. Perubahan UUD 1945 dengan kesepakatan tidak
mengubah pembukaan UUD 1945, tetap mempertahankan susunan
kenegaraan (State Structuur) kesatuan atau selanjutnya lebih dikenal
dengan sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan
mempertegas sistem pemerintahan Presidensial.
8
Khilya Fa’izia, hlm. 31 .

10
Dalam periode ini terjadi perubahan Provinsi Negara Indonesia. Pada
tahun 1999 Timor Timur memisahakn diri dari Indonesia dan berada di
bawah PBB hingga merdeka penuh pada tahun 2002, dan Indonesia
memiliki 26 Provinsi. Selanjutanya terjadi pemekaran sejumlah Provinsi di
Indonesia. Pemekaran terjadi di Provinsi indonesia sebagai berikut.
a. Maluku Utara dengan Ibu kota Sofifi-Ternate, dimekarkan dari
Provinsi Maluku menjadi provinsi Indonesia ke-27 pada tanggal 4
Oktober 1999.
b. Banten dnegan Ibu kota Serang, dimekarkan dari Provinsi Jawa Barat
menjadi provinsi Indonesia ke-28 pada tanggal 17 Okteber 2000.
c. Kepulauan Bangka Belitung dengan Ibu kota Pangkal Pinang menjadi
provinsi Indonesia ke-29 pada tanggal 4 Desember 2000.
d. Gorontalo dengan Ibu kota Gorontalo, dimekarkan dari provinsi
Sulewesi Utara menjadi provinsi Indonesia ke-30 pada tanggal 22
Desember 2000.
e. Irian Jaya Barat dengan Ibu kota Manokwari, dimekarkan dari
Provinsi Papua menjadi provinsi Indonesia ke-31 pada tanggal 21
November 2001. Kini Irian Jaya Barat berganti nama menjadi Papua
Barat.
f. Kepulauan Riau dengan Ibu kota Tanjung Pinang, dimekarkan dari
Provinsi Riau menjadi provinsi Indonesia ke-31 pada tanggal 25
Oktober 2002.
g. Sulawesi Barat dengan Ibu kota Mamuju, dimekarkan dari Provinsi
Sulawesi Selatan menjadi provinsi Indonesia ke-33 pada tanggal 5
Oktober 2004.
h. Kalimantan Utara dengan ibu kota Tanjung Selor, dimekarkan dari
Provinsi Kalimantan Timur menjadi provinsi Indonesia k3-34 pada
tanggal 25 Oktober 2012.9
Dari rentetan dinamika susunan dan bentuk negara Indonesia di atas
menjadi bukti bahwa konsep negara kesatuan adalah konsep yang paling

9
Khilya Fa’izia, hlm. 31

11
sesuai dengan karakteristik Indonesia. Meskipun sempat bergeser menjadi
negara serikat tetapi akhirnya masyarakat menyadari dan kembali bersatu.
C. Sistem Pemerintahan NKRI
Indonesia adalah negara kesatuan berbentuk republik, di mana
kedaulatan berada di tangan rakyat dan dijalankan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR). Indonesia menganut sistem pemerintahan
presidensil, di mana Presiden berkedudukan sebagai kepala negara sekaligus
kepala pemerintahan. Para Bapak Bangsa yang meletakkan dasar
pembentukan negara Indonesia, setelah tercapainya kemerdekaan pada tanggal
17 Agustus 1945. Mereka sepakat menyatukan rakyat yang berasal dari
beragam suku bangsa, agama, dan budaya yang tersebar di ribuan pulau besar
dan kecil, di bawah payung Negara Kesatuan Republik Indonesia(NKRI).
Indonesia pernah menjalani sistem pemerintahan federal di bawah Republik
Indonesia Serikat selama tujuh bulan (27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950),
namun kembali ke bentuk pemerintahan republik. Setelah jatuhnya Orde Baru
(1996 - 1997), pemerintah merespon desakan daerah-daerah terhadap sistem
pemerintahan yang bersifat sangat sentralistis, dengan menawarkan konsep
Otonomi Daerah untuk mewujudkan desentralisasi kekuasaan.10
D. Fungsi dan Tujuan NKRI
Setiap organisasi dalam bentuk apapun harus mempunyai tujuan. Hal yang
sama juga berlaku bagi sebuah negara. Negara adalah organisasi kekuasaan, di
mana sebagai sebuah organisasi kekuasaan Negara mempunyai suatu sistem
pemerintahan yang berhirarkhis dari tingkat yang lebih tinggi hingga terendah.
Dari bentuk pemerintahan yang berhirarkhis tersebut, tentu negara
mempunyai tujuan dan kekuasaan untuk mencapai tujuan tersebut. NKRI pada
dasarnya juga mempunyai tujuan nasional seperti yang tercantum dalam
pembukaan UUD 1945 pada alinea keempat yang berbunyi “Kemudian
daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
10
https://www.scribd.com/doc/11690181/Bab-13-Terbentuknya-Nkri#download diakses
pada tanggal 27 September 2019 pukul 10:00 WIB.

12
perdamaian abadi dan keadilan sosial maka disusunlah kemerdekaan
kebangsaan Indonessia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara
Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia
yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan yang Maha Esa
Kemanusiaan yang adil dan beradab persatuan Indonesia dan kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebibaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.” Sebagaimana yang tertuang dalam UUD 1945 alenia ke-empat ters
ebut dapat diketahui bahwa, tujuan NKRI ialah:
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia,
2. Memajukan kesejahteraan umum,
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa,
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Fungsi negara menurut Montesquie yaitu fungsi legislatif (membuat
undang-undang), fungsi eksekutif (melaksanakan undang-undang), dan fungsi
yudikatif (mengawasi agar semua peraturan ditaati).11
E. Cara Menjaga Keutuhan NKRI
Sebagai generasi penerus bangsa, kita harus bisa mempertahankan dan
menjaga keutuhan negara. Pada proklamasi 17 Agustus 1945 menandai
lahirnya bangsa Indonesia. Indonesia menjadi negara yang berdaulat dan
berhak untuk mementukan nasib dan tujuannya sendiri. Bentuk negara yang
dipilih oleh para pendiri bangsa adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dan dapat kita lihat dari perjalanan sejarah bahwasanya selalu ada upaya
dalam menggantikan bentuk negara, namun hal demikian selalu gagal
dikarenakan adanya rakyat yang tidak setuju dengan pergantian tersebut.
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terdiri dari ras, budaya dan
keagamaan yang heterogen. Tidak menutup kemungkinan bahwa terjadinya
perpecahan dan perbedaan pendapat atau pandangan yang dapat menyebabkan

11
Suryo Sakti Hadiwijoyo, hlm. 21.

13
goyangnya keutuhan NKRI ini . Adapun cara yang dapat dilakukan untuk
mempertahankan keutuhan NKRI adalah sebagai berikut:
1. Dengan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam butir-butir
pancasila dan menerapkannya dalam kehidaupan sehari-hari.
2. Mengobarkan semangat Bhineka Tunggal Ika sebagai landasan persatuan
bangsa.
3. Menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai dengan landasan
kontitusional UUD 1945.
4. Melaksanakan usaha pertahanan negara.
5. Menghormati satu sama lain, yakni dalam suatu negara kita harus saling
menjaga dalam bentuk hal apapun, menaati segala aturan yang telah di
tetapkan dan saling menghargai baik dalam beda usia, suku, ras dan
budaya ataupun agama yang dianut. Kita sebagai bangsa yang bijak harus
dapat menjaga dan membentuk kedaulatan suatu negara agar selalu tetap
makmur dan berwibawa walaupun adanya perbedaan antar pandangan
namun akan tetap terjaga apabila saling menghargai dan menerima
pendapat lain.
6. Menerapakan keadilan dalam suatu negara, dengan terciptanya bangsa
yang adil akan menjadikan suatu bangsa yang cerdas, kreatif dan
terpandang dalam bidang apapun. Dalam negara sangat dibutuhkan
tegaknya keadilan bebangsa dan bernegara. Kerena dengan adanya
keadilan akan mewujudkan keutuhan NKRI.
7. Menumbukan rasa cinta pada tanah air yaitu kita sebagai negara harus
membuktikan untuk mempertahankan supaya negara kita dapat selalu utuh
dan terjaga dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan di segenap aspek
kehidupan sosial, baik alamiah maupun aspek sosial yang menyangkut
kehidupan bermasyarakat. Maka dengan tunmbuhnya rasa cinta pada tanah
air akan menjadikan negara berdaulat, keutuhan negara dan mempererat
persatuan bangsa.
Generasi muda masa kini sangat perlu ikut serta dalam berpartisipasi
dalam mengupayakan segala hal yang berkaitan dengan pembentukan negara.
Karena dengan majunya negara akan membantu generasi bangsa dalam suatu

14
keinginan yang ingin dicapai untuk masa depan. Dengan mengikuti perjalanan
sejarah, generasi muda harus bertanggung jawab memelihara dan membangun
masyarakat dan negara. Maka pemuda sangat sering tampil dalam kekuatan
utama dalam menghadapi era perubahan yang ada pada sekarang ini. Jadi yang
terpenting bagi generasi muda ialah adanya partipasi dan kekompakan untuk
mewujudkan prestasi besar untuk bangsa ini. Adanya penerus bangsa akan
menjadikan pemimpin yang visioner, cakap, dan kuat untuk
memnpermudahkan Indonesia semakin maju dan sejahtera dan berkeadilan.
Dan calon pemimpin yang teguh akan menjaga persatuan dan keutuhan NKRI.

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara yang
berbentuk kepulauan atau nusantara yang terdiri dari beribu-ribu pulau yang
sekaligus juga memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda pula. Oleh
karena itu negara persatuan adalah merupakan satu negara, satu rakyat, satu
wilayah dan tidak terbagi-bagi misalnya seperti negara serikat, satu
pemerintahan, satu tertib hukum yaitu tertib hukum nasional, satu bahasa serta
satu bangsa yaitu Indonesia. NKRI dikenal juga sebagai negara yang memiliki
keragaman budaya, ras, suku, dan agama yang berbeda-beda sehingga
tercermin dalam satu ikatan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya “berbeda-
beda tetapi tetap satu juga”. Yaitu persatuan bangsa dan negara Indonesia.
Perbedaan adalah suatu bawaan kodrat manusia sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa.
B. Saran
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi
bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan
kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang
kami peroleh hubungannya dengan makalah ini. Penulis banyak berharap
kepada para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun kepada
kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi penulis dan para pembaca.

16
DAFTAR PUSTAKA

Fa’izia, Khilya, Seri Pengayaan Pembelajaran PPKn: NKRI, Surakarta:


Aksara Sinergi Media, 2019.
Hadiwijoyo, Suryo Sakti, Negara, Demokrasi dan civil Society,
Yogyakarta:Ghara Ilmu, 2012.
https://www.scribd.com/doc/11690181/Bab-13-Terbentuknya-Nkri#download
diakses pada tanggal 27 September 2019 pukul 10:00 WIB.
Huda, Ni’matul, Ilmu Negara, Jakarta: Rajawali Pers, 2013.
Kaelan, Pendidikan Pancasila, Yogyakarta: Paradigma, 2014.

17

Anda mungkin juga menyukai