Anda di halaman 1dari 11

Laporan Penelitian Elektrolisis

Oleh :
Kelompok 1_XII IPA

Ahmad
Muhamad Yunus ds
Muhamad Yogi
Ridwan Risnawan
Agus Muhidin
Ayu Lestari
Rosita B
Rosita A

Guru Pembimbing :
Ibu Devi Sri Wahyuni,S.Pd
Ibu Hj. Mubaroh,S.Pd, M.PKim

MADRASAH ALIYAH AL-FALAH


Kp.Babakan padang Desa Mekarjaya Kec Sukaluyu Kab Cianjur
Jawa Barat
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kekuatan dan petunjuk pada penulis, sehingga penulisan tugas yang berjudul
“Laporan Penelitian Elektrolisis Larutan KI, CuSO 4, NaCl, dan KBr” ini dapat terselesaikan
dengan baik dan lancar.
Proses penulisan tugas ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan beberapa pihak,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Devi Sri Wahyuni, S.Pd. , selaku Guru Kimia.
Penulisan tugas ini masih banyak kekurangan, baik isi maupun bahasanya mengingat
terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu,
kritik dan saran diperlukan penulis untuk menyempurnakannya.
Semoga amal baik mereka diterima dan mendapat berkah dari Tuhan Yang Maha Esa.
Akhirnya, semoga tugas ini berguna untuk menambah pengetahuan penulis dan pembaca.

Cianjur, 25 November 2021

Ahmad
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sel elektrokimia adalah tempat terjadinya aliran elektron yang ditimbulkan oleh
konversi energi kimia, melalui pemisahan reaksi oksidasi dan reaksi reduksi dari suatu redoks,
menjadi energi listrik atau sebaliknya. Sel elektrokimia dibedakan menjadi sel volta (sel
galvani) dan sel elektrolisis. Sel elektrolisis merupakan kebalikan dari sel volta. Sel volta
melibatkan reaksi redoks spontan yang menghasilkan perubhan energi kimia menjadi energi
listrik, sedangkan sel elektrolisis melibatkan reaksi redoks tidak spontan dan memerlukan arus
listrik dari luar.
Reaksi elektrolisis terjadi ketika listrik dialirkan melalui elektrolit. Elektrolisis juga
dapat diartikan sebagai penguraian ion-ion yang disebabkan arus listrik. Bila elektrolitnya
merupakan lelehan senyawa ion, maka kation akan direduksi di katoda , sedangkan anion
dioksidasi di anoda.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Zat apakah yang terjadi di ruang anoda sebagai hasil elektrolisis?
2.      Ion-ion apakah yang terdapat di ruang katoda setelah elektrolisis?

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan agar siswa dapat mengamati reaksi yang terjadi pada reaksi
elektrolisis, terutama pada elektroda (katoda dan anoda).
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian diharapkan agar siswa mengerti dan memahami reaksi yang terjadi pada
katoda dan anoda dalam reaksi elektrolisis.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Elektrolisis

Elektrolisis adalah proses yang menggunakan energi listrik agar reaksi kimia tidak
spontan dapat terjadi. Reaksi elektrolisis mengubah energi listrik menjadi energi kimia.
Reaksi elektrolisis terjadi di sel elektrolisis. Sel elektrolisis adalah sel elektrokimia atau
tempat di mana energi listrik digunakan untuk menghasilkan reaksi redoks tidak spontan.
Prinsip dasar elektrolisis adalah memanfaatkan reaksi oksidasi dan reduksi (redoks) dan tidak
memerlukan jembatan garam seperti sel volta. (sel elektrokimia).

2.2 Faktor-Faktor Elektolisis


Adapun factor-faktor yang mempengaruhi elektrolisis, di antaranya adalah:

1. Overpotensial
Tegangan yang dihasilkan akan lebih tinggi dari yang diharapkan. Overpotensial bisa
menjadi penting untuk mengendalikan interaksi antara elektroda.
2. Jenis elektroda
Jenis elektroda ada 2 yaitu inert (tidak mudah bereaksi, ada 3 macam zat yaitu platina
(Pt), emas (Aurum/Au), dan karbon (C)) dan tak inert (mudah bereaksi, zat lainnya
selain Pt, C, dan Au). Elektroda inert berperan sebagai permukaan untuk reaksi yang
terjadi. Namun elektroda tidak ikut bereaksi dimana elektroda aktif menjadi bagian
dari setengah reaksi.
3. Reaksi elektroda yang bersamaan
Jika dua pasang setengah reaksi terjadi bersamaan, maka salah satu setengah reaksi
harus dihentikan untuk menentukan pasangan tunggal reaksi yang dapat dielektrolisis.
4. Keadaan pereaksi
Jika pereaksi tak standar, maka tegangan setegah sel akan berbeda dari nilai standar.
Pada kasus ini, larutan untuk anoda setengah sel mungkin akan mempunyai pH lebih
tinggi atau rendah dari pH standar (yaitu 4).

2.3 Peristiwa Elektrolisis

Pada reaksi elektrolisis terjadi peristiwa penguraian elektrolit oleh arus listrik searah.
Elektrolit yang digunakan dapat berupa lelehan atau larutan. Bila arus listrik dialirkan ke
dalam elektrolit, maka akan terjadi pergerakan ion-ion. Ion positif akan tertarik ke kutub
negatif (katoda) dan dibebaskan (direduksi) menjadi spesi yang netral. Ion negatif akan
bergerak ke kutub positif (anoda) dan teroksidasi menjadi spesi yang juga bersifan netral.
Reaksi ini terjadi di daerah sekitar elektroda.
BAB III

METODE PENELITIAN
3.1   Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia MA Al-Falah Sukaluyu, pada hari
Kamis, 18 November 2021.
3.2   Objek Penelitian
Pada penelitian elektrolisis larutan elektrolit yang di uji adalah larutan KI, larutan
NaCl, larutan CuSO4, dan larutan KBr dengan elektode C.
3.3  Alat dan Bahan Penelitian
Pada bagian berikut, disajikan alat dan bahan yang dipergunakan dalam penelitian.
Alat
1. Power supply
2. Statif
3. Tabung pipa u
4. Elektrode karbon 2 buah
5. Penjepit buaya 2 buah
6. Gelas kimia
7. Pipet
Bahan
1. Larutan CuSO4 (Aquades + CuSO4)
2. Larutan KI (Aquades + KI)
3. Larutan NaCl (Aquades + NaCl)
4. Larutan KBr (Aquades + KBr)
5. Fenolftalein (PP)  indikator basa dengan trayek pH 8,3-10,00
3.4 Prosedur Penelitian
Pada bagian berikut, disajikan langkah kerja dalam penelitian elektrolisis
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Membersihkan pipa U sampai benar- benar bersih dan kering.
3. Memasang pipa U pada statif
4. Memasukkan larutan KI pada pipa U hingga diperkirakan elektrode bisa
tercelup.
5. Memasang ujung penjepit buaya ke elektrode C.
6. Memasang ujung penjepit buaya yang lain ke power supply arus DC.
7. Meneteskan PP 2 tetes pada larutan di setiap mulut pipa U
8. Memasukkan kedua elektrode karbon pada setiap mulut pipa U hingga tercelup
pada larutan
9. Menghidupkan power supply dimulai dari voltase yang terendah.
10. Menaikkan voltase secara bertahap.
11. Mengamati dan mencatat apa yang terjadi pada kedua elektrode
12. Mengganti larutan KI dengan larutan CuSO4 dengan cara membuang larutan
KI kemudian mencuci bersih pipa U lalu mengkeringkannya.
13. Mengulangi langkah 4-12 sampai semua larutan (larutan NaCl, KBr, CuSO 4)
selesai dielektrolisis.
14. Mencuci alat dan mengembalikannya ke tempat semula.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Data Penelitian


Pada bagian ini disajikan data-data dari hasil penelitian sel elektrolisis larutan KI,
larutan NaCl, larutan CuSO4, dan larutan KBr dengan elektode C.

No Laruta Reaksi Pengamatan


n
1 KI KI(aq)  K+(aq) + I-(aq) Katoda :
Katoda : 2H2O(l) + 2e-  2OH-(aq) + H2(g) Timbul gelembung gas.
Anoda : 2I- (aq)  I2(g) + 2e- Setelah ditetesi PP berwarna
Reaksi sel : merah muda kuat.
2H2O(l) + 2I- (aq)  2OH-(aq) + H2(g) + I2(g) Anoda :
Muncul gelembung-
gelembung gas dan muncul
warna kuning kecoklatan.
Baunya seperti bau betadine.
2 CuSO4 CuSO4(aq) Cu2+(aq)+SO42-(aq) Katoda :
Katoda : Cu2+(aq) + 2e-  Cu(s) Timbul endapan warna coklat.
Anoda : H2O(l)  4H+(aq)+ O2(g)+4e- Anoda :
Reaksi sel : Muncul gelembung- gelebung
Cu2+(aq)+ H2O(l)  Cu(s)+ 4H+(aq)+ O2(g) gas yang relatif banyak.

Setelah ditetesi PP anoda dan


katoda tidak berubah warna.

3 NaCl NaCl(aq) Na+(aq)+Cl-(aq) Katoda :


Katoda : 2H2O(l) + 2e-  2OH-(aq) + H2(g) Timbul gelembung yang
Anoda : 2Cl- (aq)  Cl2(g) + 2e- relatif banyak.
Reaksi sel : Warna merah muda kuat di
2H2O(l) + 2Cl- (aq)  2OH-(aq) + H2(g) + Cl2(g) sekitar elektrode.
Anoda :
Timbul warna samar biru
hijau muda.
Bau seperti kaporit.
4 KBr KBr(aq) K+(aq)+Br-(aq) Katoda :
Katoda : 2H2O(l) + 2e-  2OH-(aq) + H2(g) Timbul gelembung yang
Anoda : 2Br- (aq)  Br2(g) + 2e- relatif banyak.
Reaksi sel : Warna merah muda kuat di
2H2O(l) + 2Br- (aq)  2OH-(aq) + H2(g) + Br2(g) sekitar elektrode.
Anoda :
Muncul gelembung-
gelembung gas dan berwarna
kuning disekitar anoda.

4.2 Pembahasan
Larutan KI adalah larutan elektrolit yang dapat diuji menggunakan alat uji elektrolit.
Keterangan pada hasil penelitian di atas menyatakan bahwa pada Anoda muncul gelembung-
gelembung gas. Gas yang muncul pada anoda adalah gas I2 . Pada Anoda larutan berubah
kuning kecoklatan, hal ini menandakan bahwa pada anoda, reaksi elektrolisis larutan KI
membuat elektroda menguraikan 2I- menjadi I2(g) + 2e-. Adapun bau yang muncul di daerah
anoda adalah seperti bau betadine (obat merah). Sedangkan gas yang muncul pada katoda
adalah gas H2. Warna merah muda kuat yang muncul menandakan adanya basa yaitu OH-.
Larutan CuSO4 dapat diuraikan menjadi Cu2+ + SO42-. Pada anoda muncul gelembung-
gelembung gas yaitu gas O2. Setelah ditetesi PP reaksi elektrolisis larutan CuSO4 tidak
mengubah warna karena mengandung asam yaitu H+. Pada katoda muncul endapan warna
coklat yaitu endapan logam Cu.
Larutan NaCl atau yang biasa disebut larutan garam dapur merupakan elektrolit kuat.
Keterangan pada hasil penelitian di atas menyatakan bahwa pada anoda muncul gelembung-
gelembung gas. Gas yang muncul pada anoda adalah gas Cl2 . Pada anoda terdapat warna
samar biru hijau muda yang menandakan bahwa di anoda terdapat gas Cl 2. Di sekitar daerah
anoda tercium bau seperti kaporit. Sedangkan gas yang muncul pada katoda adalah gas H 2.
Warna merah muda kuat yang muncul menandakan adanya basa yaitu OH-.
Larutan KBr merupakan larutan elektrolit sehingga dapat dielektrolisis. Menurut data
penilitian yang telah diperoleh pada anoda muncul gelembung-gelembung gas. Gas yang
muncul pada anoda adalah gas Br2 . Pada anoda terdapat kuning yang menandakan bahwa di
anoda terdapat gas Br2. Pada katoda timbul gelembung gas yang lebih banyak daripada anoda,
gas tersebut adalah gas H2. Warna merah muda kuat yang muncul menandakan adanya basa
yaitu OH-.
BAB V
PENUTUPAN

5.1   Kesimpulan
Dari data hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa :
a. Larutan KI mengalami reaksi redoks selama elektrolisis berlangsung.  Pada
anoda terjadi oksidasi. Pada elektrolisis larutan KI terjadi oksidasi ion I-, karena
anion I- lebih mudah teroksidasi dari pada air. Pada katoda terjadi reduksi H 2O
menjadi ion OH- dan gas H2.
b. Larutan CuSO4 mengalami reaksi redoks selama elektrolisis berlangsung. Pada
katoda terjadi reduksi. Pada ektrolisis larutan CuSO4 (kation Cu2+), ion Cu2+
tereduksi. Pada anoda terjadi oksidasi H2O karena H2O lebih mudah teroksidasi
dari pada asam oksi yang ada pada larutan yaitu SO42-.
c. Larutan NaCl mengalami reaksi redoks selama elektrolisis berlangsung. Pada
katoda terjadi reduksi H2O karena H2O lebih mudah tereduksi daripada ion Na+.
Pada anoda terjadi oksidasi ion Cl-, karena kation Cl- lebih mudah teroksidasi
daripada air (H2O).
d. Larutan KBr mengalami reaksi redoks selama elektrolisis berlangsung. Pada
katoda terjadi reduksi H2O karena H2O lebih mudah tereduksi daripada ion K+.
Pada anoda terjadi oksidasi ion Br-, karena kation Br- lebih mudah teroksidasi
daripada air (H2O).
Dalam penelitian elektrolisis larutan KI, CuSO4, NaCl, dan KBr dapat diamati
beberapa tanda terjadinya elektrolisis. Timbulnya gas dapat diamati melalui adanya
gelembung udara dan ciri khas warna gas tersebut. Adanya basa dapat diamati melalui
timbulnya warna merah muda (untuuk indikator PP). Adanya endapan juga dapat
diamati dengan timbulnya endapan logam di elektroda.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Jilid 2/Edisi Ketiga.
Jakarta:Penerbit Erlangga.
Johari, J.M.C dan M. Rachmawati. 2008. Kimia SMA dan MA untuk Kelas XII. Jakarta:Esis.
Tim Pengajar Olimpiade Kimia. 2010. Kimia 3. Jakarta:PT Graha Cipta Karya.
Wikibook. Subjek:Kimia/Materi:Elektrokimi. November 2021
LAMPIRAN
Alat dan Bahan

Tabung Pipa U
Gelas kimia Larutan CuSO4
Penjepit buaya 2
buah

Larutan KI Elektroda

Anda mungkin juga menyukai