Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SENI DRAMA TARI (SENDRATARI)

Oleh:
Hans Marianus Singgu
(202004031)

JURUSAN PENDIDIKAN MUSIK


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN CITRA BAKTI NGADA
BAJAWA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keindahan dalam arti luas mengandung gagasan tentang kebaikan. Menurut Plato,
keindahan menyangkut adanya watak yang indah dan hukum yang indah. Keindahan
mempunyai arti yang menyangkut benda-benda yang diserap dengan indra, sehingga
keindahan diwujudkan dalam bentuk, ukuran, perpaduan, pertentangan, atau
komposisi. Keindahan dalam arti sempit mempunyai arti lebih terbatas sehingga
hanya menyangkut benda-benda yang dapat diserap oleh penglihatan saja, yakni
keindahan berupa bentuk dan warna. Keindahan tersusun dari berbagai keselarasan
dan kebaikan dari garis, warna, bentuk, nada dan kata-kata (Fajar, 2012).
Tari adalah sebuah penampilan indah yang bersemi dan tumbuh dari apa yang
dilakukan oleh penari, atau bahkan oleh sesuatu yang lain. Dalam sebuah tarian yang
dilihat adalah sebuah pameran interaksi kekuatan yang membuat tarian itu terangkat,
diarahkan, digambarkan, diakhiri ataupun diredam kekuatannya, artinya tubuh
seseorang bisa saja secara keseluruhan memerankan kekuatan misteri di hadapan
penonton. Tarian bukan saja menggunakan kekuatan otot semata, namun gerak tubuh
yang diciptakan secara tepat dan meyakinkan untuk dipersepsikan yang disebut
sebagai citra dinamis. Realitas fisik yang tersaji, tempat, gravitasi, tubuh, kekuatan,
dan pengendalian otot atau benda-benda yang disebut sebagai ‘properti’ merupakan
sesuatu yang nyata yang kemudian melebur menjadi entitas virtual (Langer, 2006).
Sedangkan drama adalah sebuah bentuk karya sastra yang mengilustrasikan
kehidupan dengan menyampaikan sebuah permasaalahan lewat dialog. Drama
menggambarkan peristiwa fiksi atau non fiksi melalui kinerja dialog tertulis (baik
prosa atau puisi). Drama dapat dilakukan di atas panggung, di film, atau radio.
Pertunjukan seni drama tari atau biasa disebut sendratari merupakan pertunjukan
panggung teatrikal yang sebenarnya hampir sama dengan wayang orang, dimana
hampir tidak ada dialog verbal antar penari yang dilakukan secara langsung.
Sendratari merupakan genre baru jenis pertunjukan di Indonesia. Menurut
Soedarsono dan Narawati (2011:256), munculnya genre baru sendratari di Indonesia
merupakan dampak dari hadirnya bisnis pariwisata. Pelaku pariwisata menanggapi
keinginan para wisatawan, baik lokal maupun mancanegara untuk bisa menikmati
pertunjukan tradisional dengan mengemas pertunjukan yang disesuaikan dengan
selera wisatawan lokal maupun mancanegara.
Seiring dengan berjalannya waktu, seniman menciptakan seni drama tari yang
pada awal mulanya diciptakan bukan untuk seni profan. Seni tari dalam kurun waktu
yang cukup panjang, telah mengalami berbagai perubahan yang menyangkut isi,
bentuk, dan tata penyajian kesenian itu sendiri, terjadi karena para seniman secara
sadar, kreatif, dan terus menerus memasukkan ide-ide baru ke dalam kesenian
mereka.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan beberapa
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksudkan dengan sendratari?
2. Apa saja yang menjadi ciri-ciri sendratari?
3. Apa saja unsur-unsur yang terkandung dalam sendratari?

1.3 Tujuan
Tujuan dalam penelitian ini antara lain:
1. Menjelaskan pengertian sendratari.
2. Menyebutkan ciri-ciri sendratari.
3. Menyebutkan unsur-unsur yang terkandung dalam sendratari.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat yang diperoleh dari pembuatan makalah ini antara lain:
1. Dapat memperkaya wawasan filsafat dan pengetahuan tentang estetika
dalam sendratari yang merupakan salah satu kebudayaan bangsa Indonesia.
2. Dapat menambah wacana mengenai literatur kebudayaan, terutama seni tari
dan drama.
3. Dapat berkontribusi dalam pembacaan karya seni secara estetis dan
menjadi masukan untuk praktisi dan pelaku seni dalam berdaya kreatif
menciptakan karya seni.
4. Dapat dijadikan sebagai referensi dalam penelitian selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Seni Drama


Drama merupakan salah satu bentuk karya seni yang dituangkan dalam bentuk
adegan atau gerakan, perkataan untuk memberikan pemahaman terhadap para
penonton tentang apa yasng dilakonkan atau tentang apa yang diperagakan. Dalam
kamus besar bahasa Indonesia pengertian drama adalah komposisi syair atau prosa
yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku
(akting) atau dialog yang dipentaskan. Oleh sebab itu drama merupakan salah satu
karya seni siswa-siswi yang dapat yang dipertontonkan oleh siswa tersebut terhadap
siswa lain atau orang lain. Drama biasanya dipentaskan diteater atau di gedung serba
guna, karena drama mebutuhkan ruang atau tempat yang lapang atau luas baik bagi
pemain atau para penontonnya.
Seni drama memiliki karakteristik yang berbeda dengan jenis karya sastra
lainnya, adapaun ciri-ciri drama adalah sebagai berikut:
 Drama harus memiliki tokoh atau karakter yang diperankan oleh manusia,
wayang, atau boneka.
 Seluruh kisah dalam cerita drama disampaikan dalam bentuk dialog, baik
dialog antar tokoh ataupun dialog tokoh dengan dirinya sendiri (monolog).
 Durasi waktu pementasan drama bisa berlangsung selama sekitar 3 jam.
 Dalam drama harus terdapat konflik atau ketegangan yang menjadi inti dari
cerita drama.
 Pertunjukan drama selalu dilakukan dihadapan penonton dimana drama
tersebut dilakukan sebagai sarana hiburan.

Sama halnya dengan jenis karya sastra lainnya, drama juga mengandung unsur-
unsur penting di dalamnya yang saling berhubungan. Adapun unsur-unsur drama
adalah sebagai berikut:
 Tema adalah gagasan utama atau ide pokok yang terdapat di dalam cerita
drama.
 Alur adalah jalan cerita dari sebuah drama, mulai dari babak awal hingga
babak akhir.
 Tokoh adalah karakter dalam drama yang terdiri dari tokoh utama dan tokoh
pembantu.
 Watak adalah tingkah laku para tokoh yang ada di dalam drama. Watak
baik (protagonis), watak jahat (antagonis).
 Latar adalah gambaran mengenai tempat, waktu, dan situasi yang terjadi di
dalam drama.
 Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang drama kepada
penonoton melalui cerita drama.

Berikut ini adalah struktur di dalam drama:


 Babak atau Episode, merupakan bagian dari naskah drama yang merangkum
peristiwa yang terjadi di suatu tempat dengan urutan waktu tertentu.
 Adegan, merupakan bagian dari drama yang menunjukkan terjadinya
perubahan peristiwa yang ditandai dengan terjadinya pergantian settingan
waktu, tempat, dan tokoh.
 Dialog, merupakan percakapan yang dilakukan oleh dua atau beberapa tokoh
dalam drama. Dialog menjadi hal utama yang membedakan drama dengan
karya sastra lainnya.
 Prolog, adalah kata pengantar ketika akan masuk ke dalam sebuah drama yang
memberikan gambaran umum tentang drama yang dipentaskan.
 Epilog, adalah bagian akhir dari sebuah drama yang dimana isinya
menjelaskan kesimpulan, makna, dan pesan dari drama yang dipentaskan.
2.2 Seni Tari
Berdasarkan kutipan dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia, tari merupakan satu di antara bentuk kesenian yang mempunyai
media ungkap atau substansi gerak melalui gerakan manusia. Sementara mengacu
pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), seni tari adalah aliran seni mengenai
gerakan badan (tangan dan lainnya) yang berirama dan biasanya diiringi bunyi-
bunyian (musik, gamelan, dan sebagainya). Secara umum seni tari adalah cabang seni
yang mengungkapkan keindahan, ekspresi, hingga makna tertentu melalui media
gerak tubuh yang disusun dan diperagakan sedemikian rupa untuk memberikan
penampilan dan pengalaman yang menyenangkan atau menumbuhkan horison baru
bagi penontonnya.
Seni tari dapat dilakukan secara tunggal, berpasangan, berkelompok atau kolosal.
Bagi kamu yang ingin mengerti lebih dalam tentang seni tari, bisa membaca dan
memahami juga unsur-unsur, fungsi, jenis-jenis, serta contoh seni tari tradisional di
Indonesia.
Berikut ini unsur-unsur seni tari yang terdiri dari unsur utama dan pendukung, yaitu:
1. Unsur Utama
 Wiraga (Raga)
Unsur yang pertama kali harus ada dalam sebuah seni tari tentunya adalah
wiraga atau raga. Sebuah tarian harus bisa menampakkan gerakan badan
dalam posisi apa pun.
 Wirama (Irama)
Unsur penting selanjutnya adalah irama. Pasalnya, setiap tarian harus punya
irama yang bisa memadukan musik pengiring dengan gerakan badan yang
dilakukan oleh seorang penari. Irama ini pun harus mempunyai tempo yang
sesuai.
 Wirasa (Rasa)
Selain raga dan irama, seni tari harus mempunyai unsur rasa. Sebuah tarian
harus mampu menyampaikan sebuah perasaan yang ada di dalam jiwa
seseorang. Penyampaian perasaan inilah yang disampaikannya lewat sebuah
gerakan atau tarian serta pengekspresiannya.

2. Unsur Pendukung
 Ragam Gerak
Sebuah tarian tentu akan terlihat lebih indah jika mampu melakukan
kolaborasi seluruh anggota badan. Tak hanya mengandalkan tangan dan kaki
saja, melainkan juga turut mengombinasikan raut wajah hingga lirikan mata.
Hal tersebut tentunya bisa menjadi pesona tersendiri ketika melakukan
sebuah tarian.
 Ragam Iringan
Unsur pendukung lainnya adalah iringan yang diwujudkan dengan adanya
pengiringan musik yang ritmis dan sesuai. Musik ini harus disesuaikan
dengan gerakan badan yang membentuk sebuah tarian. Perpaduan akan
gerakan dan alunan musik ini, bisa membuat penari atau bahkan orang lain
larut dalam ekspresi dan tarian.
 Riasan dan Kostum
Selain gerakan dan iringan, riasan wajah dan kostum merupakan unsur
pendukung agar seni tari lebih maksimal dan menarik perhatian. Tentunya,
tidak akan lengkap jika sebuah tarian tanpa kostum atau riasan wajah yang
membuatnya terkesan hambar dan biasa-biasa saja. Bahkan, selain riasan dan
kostum, pola lantai atau blocking pun harus diperhatikan sehingga rapi dan
enak dipandang.
Seni tari juga memiliki beberapa fungsi penting, antara lain:

 Sebagai Pertunjukan
Fungsi tari yang pertama adalah untuk sebuah pertunjukan atau pentas.
Tarian untuk fungsi ini lebih kepada menonjolkan sisi koreografis yang
indah serta terkonsep. Dengan begitu, penonton yang melihatnya akan
tertarik dan merasa terhibur.
 Sebagai Tarian Upacara
Selain berfungsi untuk pertunjukan, tarian bisa dimaksudkan sebagai pengisi
upacara-upacara tertentu. Biasanya yang seringkali menggunakan tarian
pada upacara inim seperti upacara adat atau ritual keagamaan tertentu. Pada
tarian ini tentu yang ditunjukkan adalah kekhidmatan sembari
berkomunikasi dengan Sang Kuasa.
 Sebagai Hiburan
Tidak jauh berbeda dengan fungsi tarian sebagai pertunjukan. Bedanya, pada
fungsi pertunjukan, tarian dilakukan dengan memikirkan konsep tarian atau
koreografis yang menarik. Sementara untuk hiburan, tujuan dan fungsinya
hanya untuk menghibur saja. Gerakan dan pola tariannya lebih bebas.
 Sebagai Pergaulan dan Kesenian
Fungsi yang lainnya adalah sebagai bentuk pergaulan dan kesenian. Jika
untuk pergaulan, tarian bisa dimainkan sebagai bentuk interaksi antarsesama
dan lebih komunikatif. Sementara untuk kesenian, tarian difungsikan untuk
melestarikan budaya-budaya tertentu, misalnya pada tarian tradisional atau
tari-tarian adat yang khas dan berbeda di setiap sukunya.
2.3 Seni Drama dan Tari
Sendratari merupakan pertunjukan panggung teatrikal yang sebenarnya hampir
sama dengan wayang orang, dimana hampir tidak ada dialog verbal antar penari yang
dilakukan secara langsung. Biasanya pengantar dan jalan cerita ditembangkan oleh
seorang dalang. Pertunjukan sendratari diiringi musik tradisional dan melibatkan
hingga ratusan pemain yang mengenakan kostum sesuai dengan karakter masing-
masing tokoh.

Cikal bakal sendratari sebenarnya adalah drama tari yang justru ada dialognya.
Dramatari merupakan penggabungan seni drama dan seni tari yang dalam
penyajiannya menggunakan plot atau alur cerita, tema, serta dibawakan secara
berkelompok. Dalam dramatari ada yang pemerannya mengenakan topeng dengan
penyampaian dialog secara langsung, misal wayang wong Bali dan wayang topeng
Jawa. Ada juga drama tari yang pemainnya mengenakan topeng tetapi dialognya
dibawakan oleh seorang dalang, misal topeng dalang Cirebon, wayang topeng
Malang, dan topeng dalang Madura. Drama tari juga ada yang dibawakan tanpa
mengenakan topeng dan semua pemeran menyampaikan sendiri dialognya, misal
gambuh Bali, parwa Bali, wayang wong Jawa, dan wayang wong Priangan. Bahkan
ada dramatari yang dialognya disampaikan sendiri oleh pemerannya dalam bentuk
nyanyian, misalnya arja Bali, langendriya Jawa gaya Yogyakarta, langendriyan Jawa
Mangkunegaran, dan Langen Mandra Wanara Jawa gaya Yogyakarta. Pada
perkembangannya, dramatari dikemas tanpa dialog verbal untuk memenuhi
kebutuhan pariwisata yang kemudian dikenal sebagai sendratari.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Sendratari

Sendratari merupakan perpaduan antara seni, drama, dan tari yang ditampilkan
secara bersamaan di atas panggung atau dihadapan banyak orang. Salah satu
sendratari yang kita kenal adalah Sendratari Ramayana. Sendratari merupakan
pementasan yang telah digemari oleh masyarakat baik di dalam maupun di luar
negeri. Bahkan banyak warga negara asing yang sengaja datang ke Indonesia hanya
untuk belajar dan menyaksikan sendratari.
Drama berasal dari bahasa Yunani ‘dran’ yang berarti berbuat, berlaku, atau
beraksi (to act), sehingga tindak tanduk para pemain drama di atas penggung disebut
akting. Tari sendiri merupakan gerak indah yang merupakan perwujudan budaya
manusia. Tari merupakan unsur kebudayaan. Dengan demikan sendratari merupakan
seni, drama, dan tari. Dengan kata lain sendratari merupakan drama atau cerita yang
disajikan dalam bentuk tarian tanpa adanya dialog, biasanya diringi oleh musik
(gamelan) ataupun alat musik yang lainnya.

3.3 Ciri-Ciri Sendratari


Kata sendratari merupakan singkatan dari seni, drama dan tari yang berarti seni
drama yang ditarikan. Ciri khas yang terdapat dalam sendratari terletak pada media
pengutaraan ceritanya yang menggunakan tari dan musik (gamelan) tanpa ada dialog
atau antawecana. Sebagai media pengutaraan maksud dari cerita, gerak dan suasana
dramatari maka kedudukan atau keberadaan iringan sangat diperlukan. Dalam hal ini
penggunaan bentuk iringan harus disesuaikan dengan tema dan suasana dalam satu
adegan sendratari.
Oleh karena itu, ciri khas yang terdapat pada sendratari ialah bentuk seni sebagai
media pengutaraan suatu cerita dengan menggunakan tari dan musik (gamelan), tanpa
adanya dialog. Contoh sendratari paling populer yaitu Ramayana dan Mahabharata
3.4 Unsur-unsur dalam Sendratari
Pementasan sendratari melibatkan banyak unsur, antara lain teks (cerita), tari,
musik atau gamelan, tandak, dan sendon.
 Teks/Cerita
Teks atau cerita merupakan unsur yang penting dalam pertunjukan sendratari.
Cerita-cerita yang sering dijadikan sebagai lakon atau cerita dalam sendratari
yang dipertunjukkan adalah Ramayana dan Mahabarata. Sedangkan cerita-
cerita rakyat yang berasal dari daerah-daerah di Indonesia juga dapat
digunakan sebagai sumber cerita. Karena sendratari biasanya melibatkan
banyak pemain, maka cerita yang dipilih pun sebaiknya disesuaikan dengan
jumlah pemain yang tersedia.
 Tari
Tari adalah bagian dari sendratari. Dalam sendratari tidak dapat lepas dari
adanya tari, karena sendratari adalah perpaduan antara seni drama dan tari.
Lewat tarian inilah pesan atau dialog yang ingin disampaikan pada penonton
dapat diketahui.
 Musik atau Gamelan
Musik atau gamelan juga tidak kalah pentingnya dengan unsur-unsur yang
mendukung sendratari. Dengan iringan musik atau gamelan, para penari dapat
menari sesuai dengan alur cerita yang telah dibacakan oleh dalang. Baik itu
tari yang mencerminkan rasa gembira, sedih, atau pun marah.
 Tandak
Tandak adalah nyanyian yang dilakukan oleh dalang untuk mengawali atau
mennyela dialog tertentu pada situasi tertentu. Itu artinya tandak sebagai
penggambaran atau mempertegas cerita yang akan atau sedang berlangsung
dengan cara bernyanyi. Menurut dalang, tandak juga digunakan untuk
menghindari kesenjangan dialog. Kesenjangan itu terjadi antara lain pada
adegan peperangan dan adegan perjalanan.
 Sendon
Sendon adalah nyanyian-nyanyian yang dinyanyikan oleh tukang atau juru
sendon. Materi sendon biasanya berasal dari kutipan yang diambil dari
geguritan. Oleh karena itu, sendon dapat dilihat lagi pada sumbernya.
Unsur-unsur dalam sendratari tersebut melibatkan satu tim pementasan sebagai
berikut:
 Dalang
Dalang merupakan juru cerita yang bertugas membantu atau mengatur laku
dan jalannya pertunjukan. Tugasnya yang paling banyak yaitu memberikan
narasi tentang apa yang sudah, sedang, dan akan terjadi dengan mengisi
suasana adegan berupa nyanyian atau tembang dan memberikan aba-aba
(sasmitra), baik lewat kata-kata maupun lewat bunyi keprak dan kecrek,
kepada pemain gamelan, juga untuk menentukan irama apa yang akan
dimainkan, dan kepada pemain di atas pentas tentang pergantian adegan,
berakhirnya adegan, kedatangan tamu, dan sebagainya.
Pementasan sendratari dapat menggunakan satu dalang ataupun dua dalang,
yaitu laki-laki dan perempuan. Jika hanya menggunakan satu dalang, maka
suara dalang harus bisa bedakan antara tokoh wanita dan pria dan pada posisi
ini dalang harus memiliki tenaga yang lebih kuat karena sendirian dan
berbicara terus menerus. Namun, jika menggunakan dua dalang, yaitu laki-
laki dan perempuan, maka dapat bergantian pengucapannya sesuai dengan
karakter tokoh yang dimainkan atau yang sedang tampil. Pada posisi seperti
ini, dalang dapat beristirahat sebentar sembari menunggu dalang yang lain
selesai berbicara. Atau dapat juga seperti terlibat dalam percakapan biasa.
Akan tetapi, hal tersebut tidak selamanya dapat diterapkan, karena identitas
seseorang karekter tidak hanya ditandai oleh warna suara, tetapi juga oleh tata
busana, sapaan, pilihan kata, gerak-geraknya, dan semua itu sangat
konseptual.
Dalang memiliki kebiasaan mengucapkan kata-kata tertentu secara berulang-
ulang. Hal ini terjadi karena dalang ingin melakukan penegasan dan untuk
mengisi kekosongan ucapannya karena spontanitas pemilihan kata-kata yang
mengganggu.
Tempo ucapan dalang pada dasarnya normal. Pada adegan kemarahan dan
peperangan, tempo ucapan dalang lebih tinggi dan ketika adegan kesedihan,
dalang menggunakan tempo lebih lambat. Berdasarkan catatan waktu, dalang
perempuan menggunakan tempo yang lebih lambat dari pada dalang laki-laki.
 Para Penari
Sendratari tidak bisa lepas dari adanya tarian. Oleh karena itu, para
penariannya pun lebih ditonjolkan. Penari dalam sendratari bisa pria maupun
wanita. Semuanya memiliki tugas yang sama yaitu menghidupkan
pertunjukan sendratari ini.
 Para Pelaku atau Pemain Drama
Selain penari, dalam sendratari pun ada pelaku atau pemain. Pada dasarnya,
penari maupun pemain dapat bergantian peran. Artinya penari juga
merangkap sebagai pelaku. Jadi, pelaku dalam sendratari adalah pria atau
wanita. Jumlah pelaku dalam sendratari dapat banyak maupun sedikit yang
disesuaikan dengan kebutuhan.
 Seorang Tukang Sendon
Seorang tukang sendon adalah orang yang menyanyikan sendon. Sendon
merupakan nyanyian-nyanyian yang dikutip dan diambil dari geguritan.
 Para Penabuh atau Para Pemain Gamelan
Petugas yang memainkan gamelan pengirng biasanya disebut pengrawit atau
penabuh. Termasuk dalam kelompok karawitan adalah seorang atau beberapa
pesinden atau waranggana (vokalis perempuan) dan sejumlah penggerong
(vokalis pria). Karena keterbatasan pemain, tugas terakhir ini sering kali
dirangkap oleh para pemain gamelan.
Selain beberapa unsur yang mendukung sendratari, ada juga unsur-unsur yang tidak
kalah pentingnya dalam pertunjukan sendratari, yaitu:

 Pentas
Pentas yang dimaksud disini adalah sebuah tempat yang dipergunakan untuk
mempertunjukan sendratari. Pentas disini belum tentu merupakan sebuah
panggung. Pentas dapat berupa sebuah tempat yang mendatar saja dan ada
pula yang menggunakan sebuah panggung. Dalam pertunjukan sendratari
yang modern, biasanya pentas dilengkapi dengan Sound System,
pencahayaan, maupun tata letak panggung yang menarik. Hal ini memiliki
tujuan agar penonton tertarik dengan pertunjukan sendratari dan dapat
menikmatinya dari awal hingga akhir pertunjukan.
 Tata Rias
Tata rias merupakan sarana yang digunakan untuk memproyeksikan dan
mengkomunikasikan makna atau isi lakon. Dalam pertunjukan sendratari, tata
rias sering kali membuat wajah pelaku menjadi jelek selama lakon
berlangsung. Sekalipun wajah demikian, wajah yang jelek tadi harus dibuat
secara etis. Pada pertunjukan sendratari, setiap pemain dituntut untuk
memiliki kemampuan untuk merias dirinya sendiri, karena tidak ada juru rias
dengan para pembantunya, seperti diluar negeri
 Tata Busana
Tata busana atau pakaian pentas adalah segala pakaian dan perlengkapan yang
dikenakan oleh seorang pemain dalam dalam sebuah pentas sendratari.
Pakaian untuk pentas terdiri atas pakaina sendiri sebagaimana yang dikenakan
seorang aktor sehari-hari, dan bisa pula berupa pakaian-pakaian yang
direncanakan khusus untuk seorang tokoh dalam cerita yang dipentaskan.
Dalam pementasan yang telah direkam, unsur-unsur tersebut tidak mungkin
dilihat secara terpisah. Mereka terjalin dalam sati kesatuan yang tidak dapat di
pisah-pisahkan antara satu dengan yang lain. Dari situlah penonton
memperoleh makna atau keutuhan dari pementasan sendratari.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Sendratari merupakan pertunjukan panggung teatrikal yang sebenarnya hampir


sama dengan wayang orang, dimana hampir tidak ada dialog verbal antar penari yang
dilakukan secara langsung. Biasanya pengantar dan jalan cerita ditembangkan oleh
seorang dalang. Pertunjukan sendratari diiringi musik tradisional dan melibatkan
hingga ratusan pemain yang mengenakan kostum sesuai dengan karakter masing-
masing tokoh.
Kata sendratari merupakan singkatan dari seni, drama dan tari yang berarti seni
drama yang ditarikan. Ciri khas yang terdapat dalam sendratari terletak pada media
pengutaraan ceritanya yang menggunakan tari dan musik (gamelan) tanpa ada dialog
atau antawecana. Sebagai media pengutaraan maksud dari cerita, gerak dan suasana
dramatari maka kedudukan atau keberadaan iringan sangat diperlukan. Dalam hal ini
penggunaan bentuk iringan harus disesuaikan dengan tema dan suasana dalam satu
adegan sendratari.
Oleh karena itu, ciri khas yang terdapat pada sendratari ialah bentuk seni sebagai
media pengutaraan suatu cerita dengan menggunakan tari dan musik (gamelan), tanpa
adanya dialog. Contoh sendratari paling populer yaitu Ramayana dan Mahabharata.
4.2 Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan pada penelitian mengenai sendratari,


maka peneliti memberikan beberapa saran dan masukkan yakni:

 Bagi pelaku seni, diharapkan tetap menjaga keaslian bentuk dan unsur
pendukung atau ciri khas, serta nilai-nilai yang terkandung dalam sendratari
sehingga meskipun banyak tercipta karya dalam bentuk yang baru namun
akan tetap utuh tanpa menghilangkan ciri khasnya.
 Bagi Pemerintah Kabupaten Ngada, agar dapat mengorganisasikan dan
mendorong masyarakat untuk mengembangkan kembali kesenian sendratari di
Kabupaten Ngada.
 Pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ngada untuk dapat
memberikan bantuan operasional yang berguna bagi pengembangan
kelompok-kelompok kesenian di Kabupaten Ngada.
DAFTAR PUSTAKA

http://encyclopedia.jakarta-tourism.go.id/post/sendratari--seni-pertunjukan?lang=id.
(Diakses pada 16 November 2021, pukul 18.11 WITA)

http://marianowhokki.blogspot.com/2011/02/sendratari.html. (Diakses pada 16


November 2021, pukul 20.02 WITA)

http://sendratarian.blogspot.com/2017/06/unsur-unsur-sendratari.html. (Diakses pada


16 November 2021, pukul 23.54 WITA)

https://trifaris.net/pengertian-seni-drama/. (Diakses pada 17 November 2021, pukul


03.12 WITA)

https://www.kompas.com/skola/read/2020/04/06/210000269/drama--pengertian-
jenis-dan-unsurnya. (Diakses pada 17 November 2021, pukul 04.01 WITA)

https://www.mikirbae.com/2014/11/unsur-unsur-sendratari.html. (Diakses pada 17


November 2021, pukul 07.21 WITA)

Anda mungkin juga menyukai