R
DENGAN DIAGNOSA MEDIS PNEUMONIA DIRUANG IRINA E PICU
RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO
Disusun Oleh :
Novelanda Malendes
711440119077
2a
A. Definisi
B. Etiologi
C. Patofisiologi
Virus dengue yang telah masuk ke tubuh akan menimbulkan demam karena
proses infeksi. Hal tersebut akan merangsang hipotalamus sehingga terjadi
termoregulasi yang akan meningkatkan reabsorsi Na dan air sehingga terjadi
hipovolemi, selain itu juga terjadi kebocoran plasma karena terjadi peningkatan
permeabilitas membran yang juga mengakibatkan hipovolemi, syok dan jika tak
teratasi akan terjadi hipoksia jaringan yang dapat mengakibatkan kematian.
Selain itu kerusakan endotel juga dapat mengakibatkan trombositopenia yang
akan mengakibatkan perdarahan, dan jika virus masuk ke usus akan
mengakibatkan gastroenteritis sehingga terjadi mual dan muntah.
D. Manifestasi Klinis
1. Demam dengue
Merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hari, ditandai dengan dua
lebih manifestasi klinis sebagai berikut :
- Nyeri kepala
- Nyeri retro-orbital
- Mialgia / arthralgia
- Ruam kulit
- Manifestasi perdarahan(petekie atau uji bending positif)
- Leucopenia
- Pemeriksaan serologi dengue positif, atau ditemukan DD/DBD yang
sudah dikonfirmasi pada lokasi dan waktu yang sama
2. Demam berdarah dengue
Berdasarkan kriteria WHO 1997 diagnosis DBD ditegakkan bila semua
haldibawah ini dipenuhi
a. Demam atau riwayat demam akut 2-7 hari, biasanya bersifat bifasik.
b. Manifestasi perdarahan yang biasanya berupa :
Uji tourniquet positif
Petekie, ekimosis, atau purpura
Perdarahan mukosa (epitaksis, perdarahan gusi), saluran cerna,tempat
bekas suntik.
Hematemesis atau melena
c. Trombositopenia <100.00/ul
d. Kebocoran plasma yang ditandai dengan:
Peningkatan nilai hematokrit ≥20% dari nilai baku sesuai umur dan
jenis kelamin.
Penurunan nilai hematokrit ≥20% setelah pemberian cairan yang
adekuat
e. Tanda kebocoran plasma seperti :
Hipoproteinemia
Asites
Efusi pleura
3. Sindrom syok dengue
Seluruh kriteria DBD diatas ditandai dengan tanda kegagalan sirkulasi
yaitu:
- Penurunan kesadaran, gelisah
- Nadi cepat, lemah
- Hipotensi
- Tekanan darah turun <20mmHg
- Perfusi perifer menurun
- Kulit dingin, lembab. (Wiwik dan Hariwibowo, 2008)
E. Penatalaksanaan
1. Medis
Demam tinggi, anoreksia dan sering muntah menyebabkan pasien
dehidrasi dan haus. Pasien diberi banyak minum yaitu 1,5 – 2 liter dalam 24
jam. Keadaan hiperpireksia diatasi dengan obat antipiretik. Jika terjadi kejang
diberikan antikonvulsan. Luminal diberikan dengan dosis : anak umur < 12
bulan 50 mg IM, anak umur > 1tahun 75 mg. Jika kejang lebih dari 15 menit
belum berhenti luminal diberikan lagi dengan dosis 3 mg/kgBB. Infus
diberikan pada pasien DHF tanpa renjatan apabila pasien terus menerus
muntah, tidak dapat diberikan minum sehingga mengancam terjadinya
dehidrasi dan hematokrit yang cenderung meningkat .
Pasien mengalami syok segera segera dipasang infus sebagai pengganti
cairan hilang akibat kebocoran plasma. Cairan yang diberikan biasanya RL,
jika pemberian cairan tersebut tidak ada respon diberikan plasma atau plasma
ekspander banyaknya 20 – 30 mL/kg BB. Pada pasien dengan renjatan berat
pemberian infus harus diguyur. Apabila syok telah teratasi, nadi sudah jelas
teraba, amplitude nadi sudah cukup besar, maka tetesan infus dikurangi
menjadi 10 mL/kg BB/jam (Ngastiyah 2005)
2. Keperawatan
a. Derajat I
Pasien istirahat, observasi tanda-tanda vital setiap 3 jam, periksa Ht, Hb
dan trombosit tiap 4 jam sekali. Berikan minum 1,5 – 2 liter dalam 24 jam
dan kompres hangat.
b. Derajat II
Segera dipasang infus, bila keadaan pasien sangat lemah sering dipasang
pada 2 tempat karena dalam keadaan renjatan walaupun klem dibuka
tetesan infus tetap tidak lancar maka jika 2 tempat akan membantu
memperlancar. Kadang-kadang 1 infus untuk memberikan plasma darah
dan yang lain cairan biasa.
c. Derajat III dan IV
Penggantian plasma yang keluar dan memberikan cairan elektrolit (RL)
dengan cara diguyur kecepatan 20 ml/kgBB/jam. Dibaringkan dengan
posisi semi fowler dan diberikan O2. Pengawasan tanda – tanda vital
dilakukan setiap 15 menit. Pemeriksaan Ht, Hb dan Trombosit dilakukan
secara periodik.
Bila pasien muntah bercampur darah perlu diukur untuk tindakan
secepatnya baik obat – obatan maupun darah yang diperlukan.
Makanan dan minuman dihentikan, bila mengalami perdarahan
gastrointestinal biasanya dipasang NGT untuk membantu pengeluaran
darah dari lambung. NGT bisa dicabut apabila perdarahan telah berhenti.
Jika kesadaran telah membaik sudah boleh diberikan makanan
F. PATHWAY
Menggigit manusia
Terjadi veremia
Gangguan rasa
nyaman Trombosittopenia
Perubahan nutrisi
Dehidrasi Hipovolemia
kurang dari
kebutuhan tubuh
Syok
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. A. R
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : An. A.N
Tanggal Lahir/Usia : 20 April 2014/ 7 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Suku : Minahasa
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : SD
Alamat : Linginaan Jaga II
4. Genogram
Ket :
: Perempuan : Meninggal
: Laki-laki : Klien
5. Riwayat Imunisasi
7. Riwayat Nutrisi
a. Pemberian ASI : pemberian ASI dari lahir sampai 4 bulan
b. Pemberian susu formula : tidak ada
8. Riwayat Psikososial
- Anak tinggal bersama : Kedua orang tua dan saudara
kandung dirumah.
- Lingkungan berada di : Area perkotaan
- Rumah ada tangga : tidak
- Hubungan antar anggota keluarga : baik
9. Riwayat Spiritual
Pasien beragama Kristen protestan, pasien diajarkan berdoa dan baca Alkitab
oleh ibunya.
10. Aktivitas sehari-hari
a. Nutrisi
b. Cairan
c. Eliminasi
d. Istirahat tidur
e. Pemeriksaan fisik
1. KU : cukup
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV
a. TD : 100/70 mmHg RR : 24x/menit
b. N : 28x/menit SB : 36,8°C
c. BB : 22 kg
d. TB : 127 cm
4. Head to toe
a. Kepala : normal
b. Rambut : bersih berwarna hitam
c. Mata : cekung, dan tidak mengalami ganggang
penglihatan
d. Hidung : simetris
e. Telinga : simetris, tidak ada gangguan pendengaran
f. Wajah : ekspresi wajah tampak lemah
g. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
h. Paru-paru
Inspeksi : abnormal
i. Abdomen : tidak ada
j. Anus : tidak ada hemoroid
k. Turgol kulit : pucat
KIMIA KLINIK
Ureum Darah 21 mg/dL _(_*_)_
Creatinin Darah 0.4 mg/dL _*_(_)_
Fasfor 4.1 mg/dL _(_*_)_
Magnesium 2.06 10 - 40 mg/dL _(_*_)_
Albimin 2.74 0.5 - 1.5 g/dL _*_(_)_
Chlorida Darah 97.4 mEq/L _*_(_)_
2.7 - 4.5
Kalium Darah 3.91 mEq/L _(_*_)_
Natrium Darah 133 1.70 - 2.50 mEq/L _*_(_)_
Calsium 7.51 3.50 - 5.70 mg/L _*_(_)_
98.0 - 109.0
3.50 – 5.30
135 – 153
IMUNOLOGI 8.10 – 10.40
Anti Dengue lg G Positif Indeks
Anti Dengue lg M Negatif
CRP <6 Mg/L
HEMOSTASIS
PT - Negatif
@Detik - < 6.00
Pasien 13.2 detik
Kontrol 14.7 detik
@INR -
Pasien 0.98 detik
Kontrol 1.10 detik
12,0 – 16,0
12,5 – 17,0
0,80 – 1,30
12,5 – 17,0
C. ANALISA DATA
DO :
- klien tidak napsu makan
- klien hanya menghabiskan 3
sendok dari porsi yang diberikan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Edukasi -
Jelaskan tanda dan gejala
perdarahan. -
Anjurkan meningkatkan asupan
makanan dan vitamin K
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat
pengontrol perdarahan, jika perluh.
Intoleransi
2 Aktivitas b.d L.05047 Toleransi Aktivitas I.05178 Manajemen Energi
kelemahan
fisik d.d Setelah dilakuklan tindakan Observasi -
mengeluh keperawatan 1x24 jam Identivikasi ganguan fungsi tubuh
lelah diharapkan intoleransi aktivitas yang mengakibatkan kelelahan
meningkat. - Monitor kelelahan fisik dan
Kriteria Hasil. emosional
Toleransi Aktivitas - Monitor pola dan jam tidur
- Kemudahan dalam melakukan
aktivitas sehari-hari 5 meningkat Traupetik
- Sediakan lingkungan nyaman dan
rendah stimulus (mis, cahaya, suara,
kunjungan)
Dx Implementasi Evaluasi
.
Dx Implementasi Evaluasi
.
Dx Implementasi Evaluasi
.