Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. A.

R
DENGAN DIAGNOSA MEDIS PNEUMONIA DIRUANG IRINA E PICU
RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

CT : Ns. Dorce Sisfiani Sarimin, M.Kep, Sp.An


CI : Ns. Dedy Sompie, S.Kep

Disusun Oleh :
Novelanda Malendes
711440119077
2a

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO


PRODI D-III KEPERAWATAN
2021
LAPORAN PENDAHULUAN

DHF (Dengue Haemorhagic Fever)

A. Definisi

Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue


haemorhagicfever//DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot atau nyeri sendi yang disetai
leucopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan ditesis hemoragik. Pada
DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai dengan hemokonsentrasi
(peningkatan hemotokrit) atau penumpukan cairan dirongga tubuh. Sindrom
renjatan dengue (dengue shock syndrome) adalah demam berdarah dengue yang
ditandai oleh renjatan atau syok (Sudoyo Aru, dkk 2009)
Dengue Haemorhagic Fever adalah penyakit yang menyerang anak dan orang
dewasa yang disebabkan oleh virus dengan manifestasi berupa demam akut,
perdarahan, nyeri otot dan sendi.Dengue adalah suatu infeksi Arbovirus (Artropod
Born Virus) yang akut ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegepty atau oleh
AedesAlbopictus (Titik Lestari, 2016).
DHF adalah infeksi arbovirus( arthropoda-borne virus) akut, ditularkan oleh
nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005). Dengue Hemoragic Fever (DHF)
adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh gigitan
nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus. Virus ini akan mengganggu kinerja
darah kapiler dan sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-
perdarahan. Penyakit ini banyak ditemukan di daerah tropis, seperti Asia
Tenggara, India, Brazil, Amerika, termasuk diseluruh pelosok Indonesia, kecuali
di tempat-tempat dengan ketinggian lebih dari 1000 m diatas permukaan air laut.
Demam berdarah dengue tidak menular melalui kontak manusia dengan manusia.
Virus dengue sebagai penyebab demam berdarah hanya dapat ditularkan melalui
nyamuk (Prasetyono 2012).

B. Etiologi

Pada umumnya masyarakat kita mengetahui penyebab dari Dengue


Haemoragic Fever adalah melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Virus Dengue
mempunyai 4 tipe, yaitu : DEN 1, DEN 2, DEN 3, dan DEN 4, yang ditularkan
melalui nyamuk Aedes Aegypti. Nyamuk ini biasanya hidup dikawasan tropis dan
berkembang biak pada sumber air yang tergenang. Keempatnya ditemukan di
Indonesia dengan DEN-3 serotipe terbanyak. Infeksi salah satu serotip akan
menimbulkan antibodi yang terbentuk terhadap serotipe yang lain sangat kurang,
sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai terhadap serotipe
yang lain tersebut. Seseorang yang tinggal di daerah endemis dengue dapat
terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe selama hidupnya. Keempat serotipe virus dengue
dapat ditemukan diberbagai daerah di Indonesia (Sudoyo dkk. 2010)
Virus Dengue berbentuk batang, bersifat termoragil, sensitif terhadap
inaktivitas oleh distiter dan natrium diaksikolat, stabil pada suhu 70 0C. Keempat
tipe tersebut telah ditemukan pula di Indonesia dengan tipe DEN 3 yang paling
banyak ditemukan (Hendarwanto 2010).

C. Patofisiologi
Virus dengue yang telah masuk ke tubuh akan menimbulkan demam karena
proses infeksi. Hal tersebut akan merangsang hipotalamus sehingga terjadi
termoregulasi yang akan meningkatkan reabsorsi Na dan air sehingga terjadi
hipovolemi, selain itu juga terjadi kebocoran plasma karena terjadi peningkatan
permeabilitas membran yang juga mengakibatkan hipovolemi, syok dan jika tak
teratasi akan terjadi hipoksia jaringan yang dapat mengakibatkan kematian.
Selain itu kerusakan endotel juga dapat mengakibatkan trombositopenia yang
akan mengakibatkan perdarahan, dan jika virus masuk ke usus akan
mengakibatkan gastroenteritis sehingga terjadi mual dan muntah.

Derajat Dengue Haemorhagic Fever menurut WHO


a. Derajat1: demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya
manifestasiperdarahan adalah uji tourniquet positif
b. Derajat 2 : sama seperti derjat 1, disertai perdarahan spontan
dikulit atau perdarahan lain.
c. Derajat 3 : ditemukan tanda kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat
dan lembut, tekanan darah menurun (< 20 mmHg) atau hipotensi
disertai kulit dingin, lembab, dan pasien menjadi gelisah.
d. Derajat 4 : syok berat, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak
dapat diukur.

D. Manifestasi Klinis
1. Demam dengue
Merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hari, ditandai dengan dua
lebih manifestasi klinis sebagai berikut :
- Nyeri kepala
- Nyeri retro-orbital
- Mialgia / arthralgia
- Ruam kulit
- Manifestasi perdarahan(petekie atau uji bending positif)
- Leucopenia
- Pemeriksaan serologi dengue positif, atau ditemukan DD/DBD yang
sudah dikonfirmasi pada lokasi dan waktu yang sama
2. Demam berdarah dengue
Berdasarkan kriteria WHO 1997 diagnosis DBD ditegakkan bila semua
haldibawah ini dipenuhi
a. Demam atau riwayat demam akut 2-7 hari, biasanya bersifat bifasik.
b. Manifestasi perdarahan yang biasanya berupa :
Uji tourniquet positif
Petekie, ekimosis, atau purpura
Perdarahan mukosa (epitaksis, perdarahan gusi), saluran cerna,tempat
bekas suntik.
Hematemesis atau melena
c. Trombositopenia <100.00/ul
d. Kebocoran plasma yang ditandai dengan:
Peningkatan nilai hematokrit ≥20% dari nilai baku sesuai umur dan
jenis kelamin.
Penurunan nilai hematokrit ≥20% setelah pemberian cairan yang
adekuat
e. Tanda kebocoran plasma seperti :
Hipoproteinemia
Asites
Efusi pleura
3. Sindrom syok dengue
Seluruh kriteria DBD diatas ditandai dengan tanda kegagalan sirkulasi
yaitu:
- Penurunan kesadaran, gelisah
- Nadi cepat, lemah
- Hipotensi
- Tekanan darah turun <20mmHg
- Perfusi perifer menurun
- Kulit dingin, lembab. (Wiwik dan Hariwibowo, 2008)

E. Penatalaksanaan
1. Medis
Demam tinggi, anoreksia dan sering muntah menyebabkan pasien
dehidrasi dan haus. Pasien diberi banyak minum yaitu 1,5 – 2 liter dalam 24
jam. Keadaan hiperpireksia diatasi dengan obat antipiretik. Jika terjadi kejang
diberikan antikonvulsan. Luminal diberikan dengan dosis : anak umur < 12
bulan 50 mg IM, anak umur > 1tahun 75 mg. Jika kejang lebih dari 15 menit
belum berhenti luminal diberikan lagi dengan dosis 3 mg/kgBB. Infus
diberikan pada pasien DHF tanpa renjatan apabila pasien terus menerus
muntah, tidak dapat diberikan minum sehingga mengancam terjadinya
dehidrasi dan hematokrit yang cenderung meningkat .
Pasien mengalami syok segera segera dipasang infus sebagai pengganti
cairan hilang akibat kebocoran plasma. Cairan yang diberikan biasanya RL,
jika pemberian cairan tersebut tidak ada respon diberikan plasma atau plasma
ekspander banyaknya 20 – 30 mL/kg BB. Pada pasien dengan renjatan berat
pemberian infus harus diguyur. Apabila syok telah teratasi, nadi sudah jelas
teraba, amplitude nadi sudah cukup besar, maka tetesan infus dikurangi
menjadi 10 mL/kg BB/jam (Ngastiyah 2005)
2. Keperawatan
a. Derajat I
Pasien istirahat, observasi tanda-tanda vital setiap 3 jam, periksa Ht, Hb
dan trombosit tiap 4 jam sekali. Berikan minum 1,5 – 2 liter dalam 24 jam
dan kompres hangat.
b. Derajat II
Segera dipasang infus, bila keadaan pasien sangat lemah sering dipasang
pada 2 tempat karena dalam keadaan renjatan walaupun klem dibuka
tetesan infus tetap tidak lancar maka jika 2 tempat akan membantu
memperlancar. Kadang-kadang 1 infus untuk memberikan plasma darah
dan yang lain cairan biasa.
c. Derajat III dan IV
Penggantian plasma yang keluar dan memberikan cairan elektrolit (RL)
dengan cara diguyur kecepatan 20 ml/kgBB/jam. Dibaringkan dengan
posisi semi fowler dan diberikan O2. Pengawasan tanda – tanda vital
dilakukan setiap 15 menit. Pemeriksaan Ht, Hb dan Trombosit dilakukan
secara periodik.
Bila pasien muntah bercampur darah perlu diukur untuk tindakan
secepatnya baik obat – obatan maupun darah yang diperlukan.
Makanan dan minuman dihentikan, bila mengalami perdarahan
gastrointestinal biasanya dipasang NGT untuk membantu pengeluaran
darah dari lambung. NGT bisa dicabut apabila perdarahan telah berhenti.
Jika kesadaran telah membaik sudah boleh diberikan makanan

F. PATHWAY

Nyamuk Aedes Aegypti


dengan virus dengue

Menggigit manusia

Virus Dengue masuk


dalam aliran darah

Terjadi veremia

Suhu Nyeri otot Hepatomegaly Depresi sumsum


meningkat tulang
Hipertemi malaise Trombosit
Nyamuk Aedes Aegypti
menurun
dengan virus dengue

Gangguan rasa
nyaman Trombosittopenia

Keringat Anoreksia Kekurangan


berlebihan pendarahan
volume cairan

Perubahan nutrisi
Dehidrasi Hipovolemia
kurang dari
kebutuhan tubuh

Devisit Resiko syok


volume

Syok
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. A. R

Tanggal MRS : 19 mei 2021


Tanggal Pengkajian : 20 mei 2021

A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : An. A.N
Tanggal Lahir/Usia : 20 April 2014/ 7 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Suku : Minahasa
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : SD
Alamat : Linginaan Jaga II

2. Identitas orang tua


Nama Ayah : Tn. E.N
Usia : 35 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku : Minahasa
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : SMA
Alamat : Linginaan Jaga II

Nama Ibu : Ny.E.S


Usia : 33 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Minahasa
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : SMA
Alamat : Linginaan Jg.II

Identitas Saudara Kandung

No. Nama Usia Hubungan Status


Kesehatan
1. An.K.N 10 tahun Kakak kandung Sehat
3. Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama : Pusing, mual, sakit perut

Keluluhan pada saat pengkajian : Pusing, sakit perut

Riwayat penyakit sebelumnya :


Ibu klien mengatakan klien tidak memiliki riwayat penyakit
sebelumnya.

Riwayat kesehatan keluarga : -

4. Genogram

Ket :
: Perempuan : Meninggal

: Laki-laki : Klien

5. Riwayat Imunisasi

No Jenis Imunisasi Waktu Pemberian Frekuensi Reaksi


. setelah
pemberian
1. BCG 1 bulan -
2. DPT (I,II,III) 2, 3 bulan Demam
3. Polio (I,II,III,IV) 4 bulan -
4. Campak 9 bulan -
5. Hepatitis 0,2,3,4 bulan -

6. Riwayat Tumbuh kembang


a. Pertumbuhan Fisik
1. BB : 3,5 kg
2. TB : 50 cm
3. Waktu Tumbuh gigi : 5 bulan
Gigi : gigi susu
Tanggal : -
Jumlah Gigi : 2 buah

b. Perkembangan tiap tahap


Usia anak saat
1. Berguling : 5 bulan
2. Duduk : 6 bulan
3. Merangkak : 6 bulan
4. Berdiri : 1 tahun
5. Berjalan : 1 tahun
6. Senyum kepada orang lain : -
7. Bicara pertama kali : 1 tahun dengan menyebutkan : mama,
papa
8. Bicara tanpa bantuan : 5 tahun

7. Riwayat Nutrisi
a. Pemberian ASI : pemberian ASI dari lahir sampai 4 bulan
b. Pemberian susu formula : tidak ada

8. Riwayat Psikososial
- Anak tinggal bersama : Kedua orang tua dan saudara
kandung dirumah.
- Lingkungan berada di : Area perkotaan
- Rumah ada tangga : tidak
- Hubungan antar anggota keluarga : baik

9. Riwayat Spiritual
Pasien beragama Kristen protestan, pasien diajarkan berdoa dan baca Alkitab
oleh ibunya.
10. Aktivitas sehari-hari
a. Nutrisi

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1. Selera Makan 3xsehari 1x dengan porsi tidak
makan dihabiskan (tidak
napsu makan)

b. Cairan

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1. Jenis Air mineral 6-7 gelas/hari Air mineral
minuman Kurang minum paling
2. Frekuensi banyak 1 gelas/hari
Kebutuhan
cairan

c. Eliminasi

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1. Tempat 1. Toilet 1. Kateter
pembuangan 2. BAB 1- 2. Belum BAB
2. Frekuensi waktu 2xsehari, 3. BAK 270
3. Konsistensi BAK 4- ml
4. Kesulitan 5xsehari 4. –
5. Obat pencahar 3. BAB Lunak 5. –
4. –
5. -

d. Istirahat tidur

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1. Lama tidur 1. 7-8 jam/hari 1. 5-6 jam/hari
2. Pola tidur 2. Teratur 2. Sering
3. Kebiasaan 3. Berdoa terbangun
sebelum tidur 4. Tidak ada 3. Berdoa
4. Kesulitan 4. Ada ( karena
tidur pusing dan
sesekali rasa
mual)

e. Pemeriksaan fisik
1. KU : cukup
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV
a. TD : 100/70 mmHg RR : 24x/menit
b. N : 28x/menit SB : 36,8°C
c. BB : 22 kg
d. TB : 127 cm
4. Head to toe
a. Kepala : normal
b. Rambut : bersih berwarna hitam
c. Mata : cekung, dan tidak mengalami ganggang
penglihatan
d. Hidung : simetris
e. Telinga : simetris, tidak ada gangguan pendengaran
f. Wajah : ekspresi wajah tampak lemah
g. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
h. Paru-paru
Inspeksi : abnormal
i. Abdomen : tidak ada
j. Anus : tidak ada hemoroid
k. Turgol kulit : pucat

B. Tes Diagnostik (hasil laboratorium)

HEMATOLOGI Hasil Nilai Satuan Graph


Rujukan
Leukosit 4.3 5.0 – 13.0 10^3/uL _*_(_)_
Eritrosit 5.32 4.00 - 5.20 10^6/uL _(_)_*_
Hemoglobin 13.9 11.5 - 15.5 g/dL _(_*_)_
Hematokrit 39.9 % _(_*_)_
35.0 - 45.0
Trombosit 24 10^3/uL _*_(_)_
MCH 26.1 170 – 450 pg _(_*_)_
MCHC 34.8 25.0 - 33.0 g/dL _(_*_)_
001 Eosinofil 0 31.0 - 37.0 % _*_(_)_
002 Basofil 0 1-5 % _(_*_)_
003 Netrofil Batang 0 0-1 % _*_(_)_
004 Netrofil Segmen 37 2-8 % _*_(_)_
005 Limfosit 57 % _(_)_*_
50-70
006 Monosit 6 % _(_*_)_
MCV 75.0 20-40 fL _*_(_)_
2-8
77.0-95.0

KIMIA KLINIK
Ureum Darah 21 mg/dL _(_*_)_
Creatinin Darah 0.4 mg/dL _*_(_)_
Fasfor 4.1 mg/dL _(_*_)_
Magnesium 2.06 10 - 40 mg/dL _(_*_)_
Albimin 2.74 0.5 - 1.5 g/dL _*_(_)_
Chlorida Darah 97.4 mEq/L _*_(_)_
2.7 - 4.5
Kalium Darah 3.91 mEq/L _(_*_)_
Natrium Darah 133 1.70 - 2.50 mEq/L _*_(_)_
Calsium 7.51 3.50 - 5.70 mg/L _*_(_)_
98.0 - 109.0
3.50 – 5.30
135 – 153
IMUNOLOGI 8.10 – 10.40
Anti Dengue lg G Positif Indeks
Anti Dengue lg M Negatif
CRP <6 Mg/L

HEMOSTASIS
PT - Negatif
@Detik - < 6.00
Pasien 13.2 detik
Kontrol 14.7 detik
@INR -
Pasien 0.98 detik
Kontrol 1.10 detik

12,0 – 16,0
12,5 – 17,0

0,80 – 1,30
12,5 – 17,0

C. ANALISA DATA

NO. DATA ETIOLOGI PROMBLEM

1. DS : - Gangguan koagulasi Risiko Perdarahan


DO : (tromositopenia) D.0012
- Hasil laboratorium : Trombosit 24
- Pasien tampak lemah

2. DS : ibu pasien mengatakan klien Kelemahan Intoleransi


tidak dapat beraktivitas mandiri Aktivitas
karena kelemahan fisik D.0056

DO : klien mengeluh lelah saat


beraktivitas seperti berjalan ke
toilet, dan aktivitas membutuhkan
tenaga lainnya
3. DS : Faktor psikologis Defisit Nutrisi
- ibu klien mengatakan napsu (keengganan untuk D.0019
makan klien berkurang sehingga makan)
berat badan menurun.
- ibu klien mengataka klien pusing
saat berdiri dan duduk

DO :
- klien tidak napsu makan
- klien hanya menghabiskan 3
sendok dari porsi yang diberikan

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Risiko Perdarahan b.d gangguan koagulasi (trambositopenia) d.d penurunan trombosit


2. Intoleransi Aktivitas b.d kelemahan fisik d.d mengeluh lelah
3. Defisit Nutrisi b.d Factor psikologis ( keengganan untuk makan) d.d klien tidak napsu
makan sehingga berat badan menurun

D. INTERVENSI KEPERAWATAN

N DIAGNOSA TUJUAN & KRITERIA INTERVENSI


O KEPERAW HASIL
. ATAN
Risiko
1. Perdarahan L.01004 Tingkat Perdarahan I.02067 Pencegahan Perdarahan
b.d gangguan
koagulasi Setelah dilakuklan tindakan Observasi -
(trambositope keperawatan 1x24 jam Monitor tanda dan gejala perdarahan
nia) d.d diharapkan tingkat perdarahan - Monitor tanda-tanda vital ortostik.
penurunan menurun. - Monitor koagulasi (mis,
trombosit Kriteria Hasil : prothombin time (PT), partial
Tingkat Perdarahan thromboplastin time (PTT),
- Kelembapan membran mukosa fibrinogen, degradasi fibrin dan/atau
5 membaik platelet)
- Suhu tubuh 5 membaik
-Hematokrit 5 membaik Teraupetik -
Batasi tindakan invasive, jika perlu

Edukasi -
Jelaskan tanda dan gejala
perdarahan. -
Anjurkan meningkatkan asupan
makanan dan vitamin K

Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat
pengontrol perdarahan, jika perluh.
Intoleransi
2 Aktivitas b.d L.05047 Toleransi Aktivitas I.05178 Manajemen Energi
kelemahan
fisik d.d Setelah dilakuklan tindakan Observasi -
mengeluh keperawatan 1x24 jam Identivikasi ganguan fungsi tubuh
lelah diharapkan intoleransi aktivitas yang mengakibatkan kelelahan
meningkat. - Monitor kelelahan fisik dan
Kriteria Hasil. emosional
Toleransi Aktivitas - Monitor pola dan jam tidur
- Kemudahan dalam melakukan
aktivitas sehari-hari 5 meningkat Traupetik
- Sediakan lingkungan nyaman dan
rendah stimulus (mis, cahaya, suara,
kunjungan)

3. Defisit L.03030 Status Nutrisi I.03119 Manajemen Nutrisi


Nutrisi b.d
Factor Setelah dilakukan tindakan Observasi
psikologis keperawatan 1x24 jam di - Identivikasi status nutrisi
( keengganan harapkan ketidak seimbangan - Identivikasi makanan yang disukai
untuk makan) nutrisi kurang dari kebutuhan - Monitor asupan makanan
d.d klien tubuh terpenuhi. - Monitor berat badan
tidak napsu Kriteria Hasil
makan Status Nutrisi Teraupetik
sehingga - Porsi makanan yang - Sajikan makanan secara menarik
berat badan dihabiskan 3 sedang dan suhu yang sesuai
menurun - Frekuensi makan 4 cukup
membaik Edukasi
- Napsu makan 4 cukup - Anjurkan posisi duduk jika mampu
membaik

E. IMPLEMENTASI & EVALUASI


Kamis, 20 Mei 2021 Jam 14.00

Dx Implementasi Evaluasi
.

1. - Monitor TTV S:-


- Monitor tanda dan gejala perdarahan O : Hasil LAB Trombosit 24
- Menganjurkan meningkatkan asupan untuk Pasien tampak lemah
menghindarai konstipasi A : masalah belum teratasi
- Menganjurkan klien untuk istirahat
- P : Lanjutkan intervensi

S : : ibu pasien mengatakan


2. - Monitor KU pasien klien tidak dapat beraktivitas
Ku : cukup, kes : cm mandiri karena kelemahan fisik
- Identifikasi tingkat aktivitas O : klien tampak lemah
- Mengkaji kemampuan klien dalam A : masalah belum teratasi
beraktivitas P : lanjutkan intervensi
- Mengkaji respon pasien terhadap aktivitas
S : Ibu klien mengatakan
3. - Identifikasi status nutrisi anaknya tidak nafsu makan
- Identifikasi makanan yang di sukai O : klien tidak menghabiskan
- Monitor asupan nutrisi makanan dari porsi yang
- Kolaborasi pemberian suplemen makanan diberikan
- Melibatkan keluarga klien dalam A : masalah belum teratasi
perencanaan pemberian makanan P : Lanjutkan intervensi

Jumat, 21 Mei 2021 Jam 08.00

Dx Implementasi Evaluasi
.

1. - Monitor TTV S:-


- Monitor tanda dan gejala perdarahan O : Hasil LAB Trombosit 24
- Menganjurkan meningkatkan asupan untuk Pasien tampak lemah
menghindarai konstipasi A : masalah belum teratasi
- Menganjurkan klien untuk istirahat
- P : Lanjutkan intervensi
S : : ibu pasien mengatakan
2. - Monitor KU pasien klien tidak dapat beraktivitas
Ku : cukup, kes : cm mandiri karena kelemahan fisik
- Identifikasi tingkat aktivitas O : klien masih tampak lemah
- Mengkaji kemampuan klien dalam A : masalah belum teratasi
beraktivitas P : lanjutkan intervensi
- Mengkaji respon pasien terhadap aktivitas
S : Ibu klien mengatakan nafsu
3. - Identifikasi status nutrisi makan anaknya sudah mulai
- Identifikasi makanan yang di sukai membaik
- Monitor asupan nutrisi O : klien sudah mulai
- Kolaborasi pemberian suplemen makanan menghabiskan sekitar 5-6
- Melibatkan keluarga klien dalam sendok
perencanaan pemberian makanan A : masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

Sabtu, 22 Mei 2021

Dx Implementasi Evaluasi
.

1. - Monitor TTV S:-


- Monitor tanda dan gejala perdarahan O : Hasil LAB Trombosit 24
- Menganjurkan meningkatkan asupan untuk Pasien tampak lemah
menghindarai konstipasi A : masalah belum teratasi
- Menganjurkan klien untuk istirahat
- P : Lanjutkan intervensi

S : : ibu pasien mengatakan


2. - Monitor KU pasien klien tidak dapat beraktivitas
Ku : cukup, kes : cm mandiri karena kelemahan fisik
- Identifikasi tingkat aktivitas O : klien tampak lemah
- Mengkaji kemampuan klien dalam A : masalah belum teratasi
beraktivitas P : lanjutkan intervensi
- Mengkaji respon pasien terhadap aktivitas
S : Ibu klien mengatakan nafsu
3. - Identifikasi status nutrisi makan anaknya sudah membaik
- Identifikasi makanan yang di sukai O : klien sudah menghabiskan 1
- Monitor asupan nutrisi porsi makan
- Kolaborasi pemberian suplemen makanan A : masalah teratasi
- Melibatkan keluarga klien dalam P : hentikan intervensi
perencanaan pemberian makanan

Anda mungkin juga menyukai