Keperawatan
Oleh
Ns. Andrye Fernandes, M.Kep., Sp.Kep.An
Menurut Effendy (1995), perawatan adalah pelayanan essensial yang diberikan oleh
adalah upaya mencapai derajat kesehatan semaksimal mungkin sesuai dengan potensi
yang dimiliki dalam menjalankan kegiatan di bidang promotif, preventif, kuratif dan
Merawat mempunyai suatu posisi sentral. Merawat merupakan suatu kegiatan dalam
ruang lingkup yang luas yang dapat menyangkut diri kita sendiri, menyangkut sesuatu
yang lain dan menyangkut lingkungan. Jika kita merawat sesuatu, kita menginginkan
hasil yang dicapai akan memuaskan. Jadi kita akan selalu berusaha untuk mencapai
sesuatu keseimbangan antara keinginan kita dan hasil yang akan diperoleh.
Merawat orang sama tuanya dengan keberadaan umat manusia. Oleh karena itu
perkembangan keperawatan, termasuk yang kita ketahui saat ini, tidak dapat
dipisahkan dan sangat dipengaruhi oleh perkembangan struktur dan kemajuan
masyarakat lebih mempercayai dukun untuk mengobati dan merawat penyakit. Dukun
dianggap lebih mampu untuk mencari, mengetahui, dan mengatasi roh yang masuk ke
tubuh orang sakit. Demikian juga di Mesir yang bangsanya masih menyembah Dewa
Iris agar dapat disembuhkan dari penyakit. Sementara itu bangsa Cina menganggap
penyakit disebabkan oleh setan atau makhluk halus dan akan bertambah parah jika
Pada permulaan Masehi, Agama Kristen mulai berkembang. Pada masa itu,
perkembangan Agama Kristen. Ini dapat di lihat pada masa pemerintahan Lord
VII Masehi Agama Islam tersebar ke berbagai pelosok Negara. Pada masa itu di
Jazirah Arab berkembang pesat ilmu pengetahuan seperti: ilmu pasti, ilmu kimia,
secara pesat. Tokoh keperawatan yang terkenal dari dunia Arab pada masa
maka digunakanlah bekas wanita jalanan (WTS) yang telah bertobat sebagai,
saat itu.
Inggris melalui Florence Nightingle telah membuka jalan bagi kemajuan dan
perkembangan keperawatan yang kemudian diikuti oleh negara-negara lain.
Florence Nightingle, lahir dari keluarga kaya dan terhormat pada tahun 1820 di
ia mampu menguasai bahasa Perancis, Jerman, dan Italia. Pada usia 31 tahun
Pada saat Perang Krim (Crimean War) terjadi di Turki tahun 1854, Florence
bersama 38 suster lainnya di kirim ke Turki. Berkat usaha Florence dan teman-
teman, telah terjadi perubahan pada bidang hygiene dan keperawatan dengan
terapi bagi orang sakit, mengidentifikasi kebutuhan personal klien dan peran
Hal tersebut menegaskan bahwa keperawatan berdiri sendiri dan berbeda dan
1. Mesir
Bangsa mesir pada zaman purba telah menyembah banyak dewa. Dewa yang
terkenal antara lain Isis. Mereka beranggapan bahwa dewa ini menaruh minat
terhadap orang sakit dan memberikan pertolongan pada waktu si sakit sedang tidur.
Didirikanlah kuil yang merupakan rumah sakit pertama di mesir. Ilmu ketabiban
terutama ilmu bedah telah dikenal oleh bangsa mesir zaman purba (± 4800 SM).
Ilmu pengetahuan tentang anatomi dan obat-obat ramuan telah diketahui oleh
bangsa Babylon sejak beberapa abad SM. Pada salah satu tulisan yang menyatakan
bahwa pada 680 SM orang telah mengetahui cara menahan darah yang keluar dari
hidung dan merawat jerawant pada muka. Bangsa Babylon menyembah dewa oleh
3. Yahudi Kuno
Ilmu pengetahuan bangsa Yahudi banyak di peroleh dari bangsa Mesir. Misalnya :
cara-cara memberi pengobatan orang yang terkenal adalah Musa. Ia juga dikenal
minatnya yang besar terhadap kebersihan umum dan kebersihan diri. Undang-
undang kesehatan bangsa Yahudi menjadi dasar bagi hygiene modern dimana cara-
Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, perawat berasal dari penduduk pribumi
yang disebut “velpleger” dengan dibantu “zieken oppaser” sebagai penjaga orang
sakit. Mereka bekerja pada rumah sakit Binnen Hospital di Jakarta yang didirikan
tahun 1799. Pada masa VOC berkuasa, Gubernur Jendral Inggris Raffles (1812-
1816), telah memiliki semboyan “Kesehatan adalah milik manusia” Pada saat itu
Setelah pemerintah kolonial kembali ke tangan Belanda, di Jakarta pada tahun 1819
didirikan beberapa rumah sakit. Salah satunya adalah rumah sakit Sadsverband
yang berlokasi di Glodok-Jakarta Barat. Pada tahun 1919 rumah sakat tersebut
(RSCM). Dalam kurun waktu 1816-1942 telah berdiri beberapa rumah sakit swasta
milik misionaris katolik dan zending protestan seperti: RS. Persatuan Gereja
Indonesia (PGI) Cikini-Jakarta Pusat, RS. St. Carolos Salemba-Jakarta Pusat. RS. St
Bromeus di Bandung dan RS. Elizabeth di Semarang. Bahkan pada tahun 1906 di RS.
PGI dan tahun 1912 di RSCM telah menyelenggarakan pendidikan juru rawat.
a. Periode 1945-1962
Tahun 1945 s/d 1950 merupakan masa transisi pemerintahan Negara Kesatuan
umum) dan ijazah B untuk perawat jiwa. Terdapat pula pendidikan perawat
dengan dasar (SR + 4 tahun pendidikan) yang lulusannya disebut mantri juru
rawat.
Baru kemudian tahun 1953 dibuka sekolah pengatur rawat dengan tujuan
menghasilkan tenaga perawat yang lebih berkualitas. Pada tahun 1955, dibuka
Pada tahun 1962 telah dibuka Akademi Keperawatan dengan pendidikan dasar
sakit.
b. Periode 1963-1983
Pada tahun 1972 tepatnya tanggal 17 April lahirlah organisasi profesi dengan
Indonesia (FIK-UI), dan untuk meningkatkan kualitas lulusan, pada tahun 1998
tahun 1999 kurikulum D-III keperawatan mulai dibenahi dan mulai digunakan
spesialisasi dalam pelayanan keperawatan. Fokus peran dan fungsi perawat bergeser
dari penekanan aspek kuratif kepada peran aspek preventif dan promotif tanpa
meninggalkan peran kuratif dan rehabilitatif. Kondisi ini menuntut uapaya kongkrit
berbagai bidang, terutama penataan sistem pendidikan keperawatan. Oleh karena itu
a. Wawasan Keilmuan
IPTEK.
c. Kerangka Konsep
Perubahan adat pelayanan dari fokasional menjadi perawat dengan fokus asuhan
pelayanan yang efisien, efektif, serta berkualitas. Selanjtunya, saat ini jug atelah
No.647 tahun 2000, yang kemudian di revisi menjadi Kepmenkes No. 1239
ada sejak manusia itu ada dan hingga saat ini Profesi keperawatan berkembang dengan
tatanan praktik, dalam hal ini layanan keperawatan, tetapi juga di dunia pendidikan
berkelanjutan.
Referensi
Hidayat A. Aziz Alimul. (2007). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan Eds 2. Salemba
Medika: Jakarta
Stevens, P.J.M, et al. (1999) Ilmu keperawatan. Jilid I, Ed. 2. EGC: Jakarta