digunakan untuk membedakan arti sekaligus sebagai pelukisan atas bahasa lisan.
akhir, tekanan, tanda tanya dan lain-lain. Tanda-tanda tersebut dinamakan tanda
baca.13 Tanda baca yang ditemukan dalam bahasa tulis merupakan bagian
dari kaidah ejaan dalam suatu bahasa., Ada beberapa pendapat dari para ahli
tentang apa yang dimaksud dengan ejaan, Yang dimaksud dengan ejaan adalah
dalam suatu bahasa). Secara teknis, yang dimaksud dengan ejaan adalah penulisan
huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca. Ejaan adalah keseluruhan
peraturan melambangkan bunyi ujaran, pemisahan dan penggabungan kata,penulisan kata, huruf,
dan tanda baca,195 Ejaan adalah seperangkat aturan tentang
catrd menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai
ananya. Batasan tersebut menunjukkan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata
mengeja. Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan
yaan adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekadar masalah pelafalan.
Ejaan suatu bahasa tidak saja berkisar pada persoalan bagaimana melambangkan
kata dengan kata. Pemotongan itu harus berguna bagaimana kita harus memisahkan
huruf-huruf itu pada akhir suatu baris, bila baris itu tidak memungkinkan kita
menuliskan seluruh kata di sana. Selain itu, penggunaan huruf kapital juga merupakan
unsur penting yang harus diperhatikan dalam penulisan dengan ejaan yang tepat.
Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi
keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan bentuk
akan brimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna. Ibarat sedang mengemudi
kendaraan, ejaan adalah rambu lalu lintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi.
Jika para pengemudi mematuhi rambu-rambu yang ada, terciptalah lalu lintas yang
tertib dan teratur. Seperti itulah kira-kira bentuk hubungan antara pemakai bahasa
dengan ejaan.198
benar, sebuah kalimat dapat menjadi baku dan jika ejaannya salah, sebuah kalimat
dapat menjadi tidak baku. Kesalahan ejaan biasanya terjadi pada penggunaan tanda
koma yang salah, dan kesalahan penulisan sapaan. Kenyataan yang terjadi adalah
bahwa masih banyak dari para pemakai bahasa yang salah ketika menerapkan ejaan
suatu bahasa termasuk tentunya penggunaan bahasa Indonesia yang benar 200 Hal ini
disebabkan gagasan yang disampaikan secara lisan atau tatap muka lebih mudah atau lebih cepat
dipahami daripada secara tertulis. Dalam bahasa lain, faktor gerak gerik, mimik, intonasi, irama, jeda,
serta unsur-unsur nonbahasa tersebut tidak terdapat di
dalam bahasa tulis. ketiadaan itu menyullitkan komunikasi dan memberikan peluang
diperlukan untuk memperjelas gagasan atau pesan.0 Ejaan yang dimuat dalam buku
ini sengaja dikutipkan dari aturan-aturan berbahasa yang terangkum dalam Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang dikeluarkan ulang pada
tahun 2008 oleh Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, melalui penerbit
Balai Pustaka.
pertama bahasa Indonesia tersebut diambil dari nama seorang guru besar Belanda
yang juga pemerhati bahasa dan diberlakukan pada tahun 190 oleh pemerintah
Belanda yang berkuasa di Indonesia pada masa itu. Ejaan van Ophuijsen dipakai
selama 46 tahun, lebih lama dari Ejaan Republik yang dipakai selama 25 tahun.
Ejaan van Ophuijsen baru diganti setelah dua tahun Indonesia merdeka.202 Ejaan van
Ophuijsen yang ditetapkan sebagai ejaan bahasa Melayu pada tahun 1901 tersebut
memiliki ciri khas yang menonjol yaitu penggunaan huruf j untuk menuliskan
kata-kata jang dan sajang,/ penggunaan huruf oe untuk menuliskan kata goeroe dan
kamoe, serta digunakannya tanda diakritik dan trema pada kata mamoer dan doa.
Ejaan Soewandi. Ejaan Soewandi atau Republik ditetapkan pada tahun 1947 untuk
menggantikan Ejaan van Ophuijsen. Ciri yang menonjol adalah penggunaan huruf
diakritik, dan penulisan kata depan di dan awalan di yang sama, yakni dirangkaikan
dengan kata yang mengikutinya. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan adalah
peraturan bahasa Indonesia yang diberlakukan sejak tahun 1972 pada saat Kongres
yang berlaku sekarang dinamakan Ejan yang Disempuirnakan (EyD). EyD mulai
diberlakukan tepatnya pada tahun 1972. Ejaan ini merupakan ejaan yang ketiga dalam
sejarah bahasa Indonesia. Hal ini memang merupakan upaya penyempurnaan ejaan
sebelumnya yang sudah dipakai selama 25 tahun yang dikenal dengan nama Ejaan
Republik atau Ejaan Soewandi (Menteri P dan K Republik Indonesia pada saat ejaan
itu diresmikan pada tahun 1947). Untuk sekadar memperoleh gambaran tentang ejaan
yang pernah berlaku pada masa lalu itu dan sekaligus untuk membandingkannya
dengan ejaan sekarang, perhatikan pemakaian huruf dan kata-kata yang ditulis dengan