Soal Mata Kuliah Hukum Islam
Soal Mata Kuliah Hukum Islam
3. Kasus Zakat
1) Menurut pendapat saya, pernyataan dari Menteri Keuangan Sri Mulyani dapat
diterima berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan
Zakat yang menyebutkan bahwa zakat memang dikelola oleh negara layaknya
pengelolaan pajak karena mengingat penghimpunan zakat dan penyalurannya saat
ini masih banyak dilakukan secara informal melalui perorangan, keluarga atau
kerabat. Padahal dalam undang-undangnya dana zakat harus dikeolal oleh negara
melalui lembaga resmi negara seperti Baznas dan Lembaga Amil Zakat (LAZ).
Potensi keuangan zakat Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim
terbanyak sangat besar dan bisa membangun kekuatan ekonomi syariah apabila
dikelola dengan baik. Dalam Alquran menyebutkan tentang hukum membayar pajak
merupakan wajib namun dalam ketuntuan Undang-Undang masih bersifat opsional
atau Sunnah. Akan tetapi, perlu diingat bahwasanya terdapat konsekuensi dalam
pernyataan dari Menteri Keuangan Sri Mulyani tersebut yaitu harus diberi insentif
bagi yang taat membayar zakat. Insentifnya adalah insentif pajak. Bahwa mereka
yang taat membayar zakat dengan baik, zakatnya bukan mengurangi pendapatan
kena pajak akan tetapi zakatnya mengurangi kewajiban pajaknya. Menurut saya,
perlu adanya tata ulang peraturan pengelolaan zakat dalam undang-undang zakat
yang juga berkaitan dengan pajak.
2) Menurut saya, Pajak dari perspektif hukum merupakan suatu perikatan yang timbul
karena adanya undang-undang yang menyebabkan timbulnya kewajiban warga
negara untuk menyetorkan sejumlah penghasilan tertentu kepada negara, negara
mempunyai kekuatan untuk memaksa dan uang pajak tersebut harus dipergunakan
untuk penyelenggaraan pemerintahan. Dari pendekatan hukum ini memperlihatkan
bahwa pajak yang dipungut harus berdasarkan undang-undang sehingga menjamin
adanya kepastian hukum, baik bagi fiskus sebagai pengumpul pajak maupun wajib
pajak sebagai pembayar pajak. Pemungutan pajak diperuntukkan bagi keperluan
pembiayaan umum pemerintah dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan,
baik rutin maupun pembangunan dan pemungutan pajak dapat dipaksakan. Fungsi
pajak selain sebagai anggaran/kas negara yang diperlukan untuk menutup
pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan, pajak juga berfungsi sebagai alat untuk
mengatur atau melaksanakan kebijakan negara dalam lapangan ekonomi dan social.
Sementara zakat dilihat dari perspektif hukum Islam merupakan bentuk hak
pengaturan Allah terhadap umatnya atas harta yang dimiliki untuk dikeluarkan
sebagai bentuk jaminan sosial bagi komunitas masyarakat tertentu sesuai dengan
nisab untuk tujuan meningkatkan kesejahteraan dan penanggulangan kemiskinan.
zakat merupakan pajak spiritual yang wajib dibayar oleh setiap muslim dalam
kondisi apapun. Sementara itu jika memperhatikan kesadaran wajib pajak adalah
kesadaran wajib pajak atas fungsi perpajakan sebagai pembiayaan negara sangat
diperlukan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Jadi pada kesimpulannya,
Negara hukum Pancasila mengakomodir hukum yang bersumber dari hukum agama
mengingat bagi bangsa Indonesia beragama merupakan keharusan dan tidak terdapat
tempat bagi masyarakat yang tidak beragama di Indonesia. Terlebih mayoritas
bangsa Indonesia beragama Islam, maka negara wajib menjad fasilitator untuk
terwujudkan hukum agama bagi masyarakat muslim. Kebijakan dalam regulasi
tentang zakat pengurang pajak penghasilan menunjukkan wujud format negara
hukum Pancasila, sehingga memberi gambaran bahwa Indonesia bukan negara
agama, melainkan negara hukum Pancasila yang mengakomodir hukum yang
bersumber dari hukum agama.