Anda di halaman 1dari 7

CASE REPORT 1

Halimah Regita Permata (01071170187)

BAB 1 ILUSTRASI KASUS

1. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Usia : 63 tahun
Status : Menikah
Alamat : Pagedangan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
No. Rekam medis : M199

2. Anamnesis
Autoanamnesis pada tanggal 21 Agustus 2018 pukul 09.30 WIB di Puskesmas Pagedangan.

Keluhan utama: Nyeri lutut kanan

Riwayat penyakit sekarang:Pasien datang dengan keluhan nyeri lutut kanan sejak 7 hari
SMRS. Karakteristik nyeri yang dirasakan adalah tajam seperti ditusuk-tusuk. Rasa nyeri
tidak menjalar ke tempat yang lain. Tidak ada keluhan lain seperti demam dan pusing. Pasien
mengatakan rasa sakit yang dirasakan hilang timbul. Pasien merasakan kaku di pagi hari pada
lutut kanan selama 10-15 menit, setelah itu kakunya berkurang secara perlahan. Nyeri
dirasakan pasien apabila berjalan dan membaik bila istirahat. Pasien mengatakan dia
mendengar suara didaerah lutut ketika berjalan dan terihat ada sedikit bengkak pada lutut
kanan pasien. Pasien menyangkal adanya riwayat jatuh atau cedera sebelumnya. Tidak ada
penurunan berat badan secara drastis dalam waktu dekat. Skala nyeri pasien adalah 6/10.

Riwayat peyakit dahulu:Pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya
dan pasien mengaku tidak memiliki riwayat darah tinggi, diabetes, asam urat, dan penyakit
jantung. Selain itu, pasien juga tidak pernah rawat inap rumah sakit maupun operasi.

Riwayat pengobatan:Pasien belum pernah mengonsumsi obat-obatan untuk mengatasi


keluhan ini. Pasien juga belum sempat pergi ke dokter untuk memeriksakan kondisinya.

Riwayat alergi:Pasien ini tidak memiliki riwayat alergi, baik obat maupun makanan.

Riwayat penyakit keluarga:Tidak ada keluarga yang pernah mengalami penyakit yang
serupa. Tidak ada riwayat keluarga darah tinggi, diabetes, asam urat, dan penyakit jantung.

Riwayat sosial ekonomi dan lingkungan:Pasien seorang ibu rumah tangga yang memiliki
kondisi ekonomi menengah kebawah dan tinggal pada lingkungan yang kurang higienis.
Beliau juga mengaku jarang beraktifitas dan berolahraga. Selain itu, pasien mengaku sering
mengonsumsi jeroan.
3. Hasil Pemeriksaan Fisik
 Bentuk Badan : Piknikus
 Keadaan umum : Tampak sakit ringan
 Kesadaran : Compos mentis
 TTV : Tekanan Darah = 110/70 mmHg
Denyut Nadi = 88x/menit
Laju Napas = 19x/ menit
Suhu = 36.7°C
 Berat Badan : 70kg
 Tinggi Badan : 155cm
 BMI : 29,136 (Pre-Obese)

- Tidak ada ikteris/jaundice/kekuningan


Kulit keseluruhan - Tidak ada kemerahan
- Tidak ada edema

Bentuk kepala Bentuk kepala normocephali


Kepala dan wajah
(Normal cephal) Rambut - Rambut berwarna hitam
- Rambut tersebar merata
Fungsi - Pergerakan kepala normal
- Tidak ada keterbatasan gerak (rangeofmotion)
- Mata cembung
Mata - Skeleraiterik (-/-)
- Konjugtiva anemis (-/-)
- Pupil bulat (+/+)
- Bentuk sama besar dan isokor (+/+)
- Penampakan hidung normal
- Pernapasan cuping hidung (-/-)
Hidung - Septum deviasi (-)
- Darah kering (-/-)
- Masa (-/-)
- Discharge (-/-)
- Bentuk normal (+/+)
Telinga - Auriculahiperemis (-/-)
- Nyeri tekan tragus (-/-)
- Serumen (+/+)
Mulut - Bibir cyanosis (-)
- Uvula ditengah (+)
- Tonsil (T1/T1)
- Tonsil hiperemis (-)
- Detritus (-)
- Faring hiperemis (-)
- Lidah kotor (-)
- Papila (+)
Thorax

Jantung Inspeksi - Scars (-)


- Bekas operasi (-)
- IctusCordis (-)
- Diskolorisasi (-)
Palpasi - IctusCordis teraba (-)
- Batas jantung kanan pada linea sternalis kiri
- Batas jantung kiri pada linea midclavicula kiri
Perkusi
- Batas pinggang jantung pada ICS 3 linea parasternalis
kiri

- S1-S2 reguler
- S3 (-)
Auskultasi - S4 (-)
- Murmur (-)

- Scars (-)
- Barrelchest (-)
- Pactusexcavatum (-)
- Pactuscarinatum (-)
Inspeksi - Retraksi (-)
- Diskolorisasi (-)
- Pernapasan statis dinamis, tidak ada paru yang
tertinggal

Paru-paru - Chestexpansion : Pernapasan statis dinamis, tidak


ada pernapasan tertinggal
Palpasi
- Taktil vokal fermitus simetris

- Seluruh lapang paru terdengar sonor (+)


Perkusi

- Seluruh lapang paru terdengar vesikular (+)


Auskultasi - Ronchi (+)
- Wheezing (-)

- bekas luka dan operasi (-)


- bentuk perut datar
Inspeksi - caputmedusa (-)
- Spidernavy (-)

Abdomen - Bising usus normal 10x/menit


Auskultasi - metalicsound (-)
- borborytmic (-)
- bruit (-)
Perkusi - seluruh lapang abdomen terdengar timpani (+)
Palpasi - Nyeri tekan (-)
Ekstremitas - Edema (-/+)
- Clubbingfinger (-)
- Simetris tangan (+/+), kaki (-/+)
- Scars (-/-)
- Crt< 2 detik (+/+)
- Keterbatasan range movement tangan (-/-), kaki (-/+)
- Krepitus pada tangan (-/-), kaki (-/+)

4. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan

5. Resume
Ny. S, 63 tahun, ibu rumah tangga, tinggal di pagedangan, datang dengan keluhan nyeri lutut
kanan sejak 7 hari SMRS. Karakter nyeri sharp pain dan tidak menjalar ke tempat lain. Rasa
sakit pasien hilang timbul. Kaku di pagi hari pada lutut kanan selama 10-15 menit, setelah itu
kakunya berkurang secara perlahan. Nyeri dirasakan pasien apabila berjalan dan membaik
bila istirahat. Terdengar suara didaerah lutut ketika berjalan dan terihat ada sedikit bengkak
pada kaki pasien. Skala nyeri pasien adalah 6/10. Pasien belum pernah ke dokter sebelumnya
dan belum mengonsumsi obat untuk mengurangi rasa nyeri. Pasien mengaku jarang
beraktifitas dan berolahraga.

Pada pemeriksaan fisik, pasien terlihat sakit ringan dengan kesadaran compos mentis. Seluruh
TTV pasien normal. Body Mass Index (BMI) pasien 29,136 dimana pada BMI kriteria asia
masuk ke dalam kategori Pre-Obese. Pada pemeriksaan ekstremitas, ditemukan edema di
lutut kanan, deformitas pada lutut kanan, krepitus pada lutut kanan, dan adanya keterbatasan
ruang gerak pada lutut kanan.

6. Diagnosis
Diagnosis kerja : Osteoarthritis genu dextra
Diagnosis banding : Gout Arhtritis

7. Prognosis
Bonam ad Vitam
Malam ad Fungsionam
Bonam ad Sanationam
BAB 2 LANDASAN TEORI

Epidemiologi
Osteoartritis (OA) adalah gangguan sendi paling umum di dunia. Di populasi Barat, ini adalah salah
satu penyebab nyeri yang paling sering yang dapat mengakibatkan hilangnya fungsi dan kecacatan
pada orang dewasa. Bukti radiografi OA terjadi pada sebagian besar orang pada usia 65 tahun dan
sekitar 80% dari mereka yang berusia di atas 75 tahun. [1]

Definisi
Osteoarthritis biasa disebut dengan penyakit degeneratif sendi atau degeneratif arthritis, osteoartritis
(OA) adalah kondisi kronis paling umum dari sendi. OA dapat mempengaruhi sendi apa pun, tetapi
paling sering terjadi pada lutut, pinggul, punggung bawah dan leher, sendi kecil jari-jari dan pangkal
ibu jari, dan ibu jari kaki. Pada persendian normal, kartilago atau tulang rawan menutupi ujung setiap
tulang. Di OA, tulang rawan rusak dan mengakibatkan tulang keras bergesekan sehingga
menyebabkan rasa sakit, bengkak, dan masalah dalam menggerakkan sendi. [2]
Klasifikasi
Osteoarthritis dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
 Osteoarthritis primer : osteoarthritis yang berhubungan dengan proses penuaan
(degeneratif) yang berarti kebanyakan muncul pada orang yang lebih tua dan biasanya
idiopatik (tidak diketahui penyebabnya)
 Osteoarthritis sekunder : biasanya disebabkan oleh suatu kondisi yang merusak sendi itu
sendiri, seperti trauma. Osteoarhtritis sekunder juga dapat muncul diberbagai usia.

Patofisiologi

Osteoarthritis (OA) adalah penyakit kompleks yang patogenesisnya meliputi kontribusi faktor
biomekanik dan metabolik yang mengubah homeostasis jaringan kartilago artikular. Peran kunci
dalam patofisiologi kartilago artikular dimainkan oleh interaksi sel/ ekstra-seluler matriks (ECM),
yang dimediasi oleh integrin permukaan sel. Dalam pengaturan fisiologis, integrin memodulasi sel/
sinyal ECM, penting untuk mengatur pertumbuhan dan diferensiasi dan mempertahankan homeostasis
kartilago. di OA, ekspresi integrin abnormal mengubah sinyal sel/ ECM dan memodifikasi sintesis
kondrosit, dengan ketidakseimbangan sitokin destruktif melalui faktor regulasi. IL-1, TNF-alpha dan
sitokin pro-katabolik lainnya mengaktifkan degradasi enzimatik matriks kartilago dan tidak diimbangi
dengan sintesis inhibitor yang memadai.[3]

Tanda dan Gejala

Pada osteoarthritis terdapat proses degenerasi, reparasi dan inflamasi yang terjadi dalam
jaringan ikat, lapisan rawan, sinovium dan tulang subkondral.
Perubahan – perubahan yang terjadi pada osteoarthritis adalah sebagai berikut:
1. Degradasi tulang rawan. Permukaan sendi menipis, tulang rawan melunak, kemudian
terbentuk celah vertikal (fibrilasi). Proses degradasi yang timbul sebagai akibat dari
ketidakseimbangan antara regenerasi (reparasi) dengan degenerasi rawan sendi melalui
beberapa tahap yaitu fibrilasi, pelunakan, perpecahan dan pengelupasan lapisan rawan sendi.
Sampai akhirnya lapisan rawan sendi terkikis habis.
2. Osteofit. Terbentuk osteofit sebagai bentuk reparasi pada tulang subkondral.
3. Sklerosis subkondral. Pada tulang subkondral terjadi reparasi berupa sclerosis (pemadatan
tulang tepat di bawah lapisan rawan yang mulai rusak).
4. Sinovitis. Inflamasi dari sinovium terjadi akibat proses sekunder degenerasi dan fragmentasi.
Matriks rawan sendi yang terlepas terdiri dari kondrosit yang mengandung proteoglycan yang
bersifat immunogenik dan dapat mengaktivasi leukosit. Sinovitis dapat meningkatkan cairan
sendi. Cairan lutut yang mengandung berbagai enzim akan tertekan ke dalam celah-celah
rawan. Hal ini mempercepat proses pengerusakan rawan. Pada tahap lanjut terjadi tekanan
tinggi dari cairan sendi terhadap permukaan sendi yang botak. Cairan ini akan didesak ke
dalam celah-celah tulang subkondral dan akan menimbulkan kantong yang disebut kista
subkondral.[4]

Gejala pada OA umumnya terjadi pada wanita dengan usia >40 tahun.
Gejala Osteoarthritis biasanya:
 Nyeri pada sendi dan semakin parah apabila melakukan aktivitas fisik serta menahan
beban berat badan. Karakteristik nyeri sharp pain.
 Kekakuan selama ± 30 menit pada pagi hari setelah bangun tidur.
 Keterbatasan gerak sendi.
 Pada tahap lanjut, terdapat inflamasi dan deformitas.
 Bengkak pada sendi.[4]

Faktor Risiko

 Usia – seiring bertambahnya usia, kertilago akan terdegradasi (>45 tahun)


 Inflamasi – IL-1, IL-6, dan TNF berperan dalam pemecahan kartilago
 Trauma sendi
 Berat badan berlebih (obesitas)
 Faktor lain – gangguan neurologis, genetik, pengobatan, dan sebagainya. [4]

Kelas Osteoarthritis

Sistem penilaian Osteoarthritis menurut Kellgren-Lawrence untuk mengukur tingkat


keparahan OA.

 Kelas 1 : menunjukkan penyempitan dari ruang sendi yang belum pasti dengan kemungkinan
pembentukan osteofit.
 Kelas 2 : menunjukkan kemungkinan penyempitan ruang sendi dengan pembentukan osteofit
yang pasti.
 Kelas 3 : menunjukkan penyempitan ruang sendi yang pasti, pembentukan osteofit yang pasti,
sklerosis, dan kemungkinan deformitas ujung tulang.
 Kelas 4 : menunjukkan pembentukan osteofit besar, penyempitan parah dari ruang sendi
dengan adanya sklerosis, dan deformitas ujung tulang yang pasti. [5]

Tata Laksana

Pemeriksaan penunjang yang disarankan adalah x-ray pada genu dextra. Penanganan non
farmakoterapi yang disarankan adalah diet dan melakukan olahraga yang tidak membebani,
contohnya berenang. Selain itu, obat yang dianjurkan adalah nonsteroidal anti-inflammatory drugs
(NSAIDs) dan acetaminophen sebagai anti nyeri.
BAB 3 ANALISA KASUS
Diagnosis kerja:
Pasien memiliki kesesuaian antara gejala yang di alami dengan teori Osteoartrhritis. Kesesuaian
tersebut berupa adanya nyeri pada lutut kanan (termasuk sendi besar yang menahan berat badan )
dengan karakteristik nyeri tajam, tidak ada keluhan demam dan pusing (gejala lokal), kaku di pagi
hari pada lutut kanan selama 10-15 menit, rasa nyeri hilang timbul, rasa nyeri bertambah apabila
berjalan (melakukan aktivitas fisik) dan berkurang apabila beristirahat, terdapat krepitus pada lutut
kanan, pergerakan lutut kanan terbatas, dan terasa hangat disekitar lutut kanan. Selain itu, pasien juga
telah berumur 63 tahun yang memiliki faktor resiko tinggi terkena OA dan pasien mengaku jarang
berolahraga. Body Mass Index pasien 26,37 dimana pada BMI kriteria asia masuk ke dalam kategori
Pre-Obese.

Diagnosis banding:
Gout Arthritis (GA) dapat disingkirkan, karena GA pasien ini tidak memiliki riwayat penyakit asam
urat dan tidak mengalami nyeri ataupun pembengkakan pada jempol kaki yang merupakan gejala khas
dari Gout Arthritis. Namun diagnosis banding ini belum bisa dihilangkan, dibutuhkan pemeriksaan
penunjang berupa level serum uric acid.

REFERENSI

[1] N Arden, Nevitt MC. Osteoarthritis: epidemiology. Tersedia:


https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16483904 [Akses: 16/09/2018]

[2] Arthritis Foundation. What is Osteoarthritis?. Tersedia: https://www.arthritis.org/about-


arthritis/types/osteoarthritis/what-is-osteoarthritis.php [Akses: 26/08/2016]

[3] F Iannone, Lapadula G. The pathophysiology of osteoarthritis. Tersedia:


https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/14703002 [Akses: 16/09/2018]

[4] Louis Solomon. Apley’s System of Ortopaedics and Fractures 9th edition. UK: Hodder Arnold;
2010.

[5] Kohn Mark D. Kellgren-Lawrence Classification of Osteoarthritis. Tersedia:


https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4925407/ [Akses: 26/08/2018]

Anda mungkin juga menyukai