Anda di halaman 1dari 42

ANALISIS BISNIS & ANALISIS STRATEGI

PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk.

MAKALAH

Ditulis untuk Memenuhi Tugas Struktur


Matakuliah Manajemen Strategi

Oleh

Alldo Kurnia Putra NIM. 145020307111004


Angga Bagas Samudra NIM. 145020307111048
Farahdina Fairuz NIM. 145020307111065

Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya
Malang
2016
Garuda Indonesia

5-STAR
AIRLINE

SKYTEAM’
GLOBAL MEETINGS
Official Alliance Network

AerollneasArgentinas 6£zAirEuropa AIRFRANCE X jfllitalia


AEROFLOIX 4» AEROMEXICO AIRLINES
JS^'CHINA

•A« KLM
Q CHINA EASTERN CHINA SOUTHERN CZECH W AIRLINES ADELTA Garuda Indonesia Kenya Airways

/</ ilk Vietnam


KSREAN AIR 4MEA SAUDIA ^l/TAnaM Airlines XIAMENAIR

i
KATA PENGANTAR

Dewasa ini, perkembangan bisnis terhadap berbagai sektor industri berjalan sangat pesat, tidak

terkecuali industri jasa penerbangan. Industri penerbangan global adalah salah satu bagian integral

perekonomian global yang memiliki peran penting dalam pembangunan di berbagai sektor. Sektor tersebut

seperti transportasi, manufaktur, teknologi serta sektor-sektor lainnya. Industri penerbangan juga memiliki

keterikatan yang erat dengan kondisi ekonomi global.

Indonesia dalam perspektif industri jasa penerbangan tersebut mencatatkan pertumbuhan yang

sangat pesat terlihat dengan banyaknya maskapai penerbangan yang melayani rute penerbangan baik

internasional maupun nasional serta dari peningkatan total pengguna angkutan udara tiap tahunnya. Hal ini

tentunya memberikan dampak secara langsung pada Indonesia dimana peningkatan kegiatan bisnis tersebut

pasti berkorelasi positif terhadap peningkatan perekonomian nasional. Namun perkembangan ini tentunya

membutuhkan perencanaan dan implementasi strategi perusahaan yang tepat agar korporasi sebagai entitas

bisnis mampu menjadi pemenang pasar (market leader).

Dalam setiap industri yang berkembang, termasuk industri penerbangan, terdapat banyak faktor

yang mempengaruhi strategi yang akan diterapkan bisnis di industri tersebut, yaitu faktor internal serta

faktor lingkungan eksternal perusahaan. Pembahasan dan analisis tersebut seyogyanya mencakup banyak

hal, namun dalam makalah ini, hanya akan dibahas mengenai analisis bisnis dan analisis strategi serta

faktor-faktor lainnya yang dapat mempengaruhi keberlangsungan bisnis penerbangan, khususnya PT

Garuda Indonesia (Persero) yang secara fokus bahasan penulis jadikan topik utama untuk dilakukan analisis

i
i
mengingat korporasi tersebut merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sudah bertransformasi

menjadi perusahaan multinasional.

Dengan terselesaikannya makalah ini, penulis memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan YME

yang telah memberikan nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah

ini. Penulis menyadari bahwa banyak sekali hambatan, tantangan dan kesulitan dalam menyelesaikan

makalah ini. Tanpa bimbingan, dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak, penulis tidak dapat

menyelesaikan makalah ini dengan baik. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima

kasih kepada :

1. Bapak dan ibu tercinta yang telah senantiasa memberikan dorongan dan semangat untuk segera

menyelesaikan makalah ini.

2. Bapak Dr. Bambang Hariadi, M.Ec., Ak., CPA. selaku dosen matakuliah Manajemen Strategi.

3. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu. Semoga Allah TYE melimpahkan kasih sayang-Nya untuk kita

Akhirnya karena keterbatasan yang penulis miliki dalam pengetahuan dan pengalaman, penulis

dengan senang hati menerima saran dan kritik. Semoga makalah ini memberikan manfaat bagi pembaca dan

pihak yang berkepentingan.

Malang, 4 Desember 2016

Penulis
ABSTRAK

ANALISIS BISNIS & ANALISIS STRATEGI PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk.

Oleh:

Angga Bagas Samudra, Alldo Kurnia Putra, Farahdina Fairuz

Industri penerbangan merupakan salah satu industri di bidang transportasi yang dewasa ini
angka pertumbuhan penggunanya meningkat pesat. Dalam makalah ini dijabarkan secara umum
faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan strategis perusahaan penerbangan dalam rangka
implementasi visi-misi organisasi khususnya oleh PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, salah satu
perusahaan penerbangan milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki skala & cakupan
bisnis serta kualitas pelayanan dan keselamatan internasional. Analis akan difokuskan terhadap
komponen bisnis perusahaan serta strategi yang dirancang dan diterapkan oleh perusahaan dalam hal
mencapai competitive advantage serta manajemen risiko dari berbagai tingkatan komponen yang
bersifat fluktuatif seperti harga bahan bakar minyak (avtur, dsb.)

Kata Kunci : Industri Penerbangan, Analisis Bisnis, Analisis Strategi, Competitive Advantage.

i
v
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................I

ABSTRAK................................................................................................................................IV

DAFTAR ISI..............................................................................................................................V

BAB 1.......................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
1.1 PROFIL SINGKAT PT GARUDA INDONESIA TBK...........................................................1
1.3 TUJUAN JANGKA PANJANG............................................................................................2

BABU........................................................................................................................................... 4

ANALISIS STRATEGI.............................................................................................................4
2.1 ANALISIS VISI MISI........................................................................................................4
2.2 ANALISIS TUJUAN JANGKA PANJANG...........................................................................5
2.3 ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL PERUSAHAAN....................................................5
2.4 ANALISIS RANTAI NILAI..............................................................................................10
2.5 ANALISIS STRATEGI SWOT........................................................................................12
2.6 ANALISIS 4P..............................................................................................................15
2.6.1 Product..................................................................................................................15
2.6.2 Place......................................................................................................................16
2.6.3 Price......................................................................................................................20
2.6.4 Promotion.............................................................................................................20
2.7 KEUNGGULAN KOMPETITIF GARUDA INDONESIA......................................................21
2.8 TIPE STRATEGI.............................................................................................................24
3.8.1 Integration Strategies......................................................................................24
2.8.2 INTENSIVES STRATEGIES..........................................................................................25
2.8.3 Diversification Strategies.....................................................................................27
2.9 STRATEGI INTERNASIONAL GARUDA INDONESIA..................................................29

BAB III......................................................................................................................................31
KESIMPULAN......................................................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................VI

v
i
BABI
PENDAHULUAN

1.1 Profil Singkat PT Garuda Indonesia Tbk

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk adalah maskapai penerbangan nasional Indonesia yang
merupakan salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Nama Garuda digunakan
dan disadur dari nama burung tunggangan Dewa Wisnu dalam legenda pewayangan. Pada tahun
2007, maskapai ini bersama dengan maskapai Indonesia lainnya (termasuk anak perusahaan Garuda
Indonesia, yaitu Citilink), dilarang terbang memasuki wilayah Eropa dikarenakan tidak dipenuhinya
faktor keselamatan yang ditetapkan oleh regulator lokal di kawasan tersebut. Setahun kemudian,
maskapai ini menerima sertifikasi IATA Operational Safety Audit (IO AS A) dari IATA yang
menunjukkan bahwa Garuda Indonesia telah memenuhi standar keselamatan penerbangan
internasional.

Perbaikan layanan dan meningkatnya kualitas layanan maskapai membuat Garuda


Indonesia menjadi pemenang kategori “ World’s Most Improved Airlines" dari Skytrax. Pada
tanggal 1 Juni 2010 menjadi hari bersejarah bagi Garuda Indonesia, dimana terdapat pembukaan
kembali rute Jakarta - Amsterdam menggunakan pesawat Airbus A330-200 dengan perhentian di
Dubai. Pada bulan Juni 2012, Garuda Indonesia dan klub sepak bola Liverpool FC, asal Inggris
menekan kontrak perjanjian kerjasama dan menjadi sponsor global untuk Liverpool FC. Pada Tahun
2013, Garuda Indonesia mendapat dua penghargaan dari Skytrax yaitu “ World Best Economy
Class'” dan “ World Besst Economy Class Seat”. Pada pertengahan tahun 2014, Garuda Indonesia
mendapat penghargaan “ World Best Cabin Crew”.

Pada tanggal 5 Maret 2014, Garuda Indonesia resmi bergabung dengan aliansi penerbangan
Skyteam sebagai anggota ke-20 yang peresmiannya berlangsung di Denpasar, Bali. Pada tanggal 30
Mei 2014, Garuda Indonesia melayani rute Jakarta -

Amsterdam nonstop menggunakan pesawat Boeing 777-300ER yang memiliki desain kabin
terbaru. Pada tanggal 8 September 2014, Garuda Indonesia memperpanjang rute

1
penerbangannya menuju London. Pada tanggal 11 Desember 2014, bertepatan dengan
mundurnya Direktur Utama Garuda Indonesia, Emirsyah Satar. Garuda Indonesia mendapat
anugerah penghargaan sebagai maskapai “Bintang 5” dari Skytrax dan menjadi anggota 8
maskapai dunia yang mendapat penghargaan tersebut.

1.2 Visi Misi Perusahaan

Visi Perusahaan
‘To be a sustainable airline company through customer-oriented services and
growth in profit ’

Misi Perusahaan
“To maximize shareholder return through strong revenue growth, cost leadership
in full service operations, and group synergy while providing the highest value to
customers through excellent Indonesian hospitality ”

1.3 Tujuan Jangka Panjang


Sejalan dengan dilaksanakannya “Quick Wins'' sebagai bagian dari strategi pengembangan
perusahaan kedepan, PT Garuda Indonesia (Persero) mengimplementasikan melalui tiga strategi
utama, yaitu peningkatan “Revenue Generator” atau “growth in profit”, dimana seluruh potensi
yang dapat meningkatkan revenue perusahaan dimaksimalkan melalui:
• Restrukturisasi jaringan penerbangan Garuda Indonesia dengan mengurangi rute-
rute yang kurang menguntungkan, menunda pembukaan rute-rute baru, dan
melakukan penyesuaian ke beberapa rute di Australia dan Jepang.
• Pengembangan rute-rute di Tiongkok di luar tiga kota besar yang telah diterbangi
Garuda saat ini (Beijing, Shanghai, Guangzhou), dengan melaksanakan
penerbangan-penerbangan charter ke kota-kota seperti Chengdu, Chong Qin,
Ningbo, Kunming, Jinan, Harbin, Xian, Shenyang dan Chengzhou dari dan menuju
Denpasar serta Manado.

• Pengembangan pasar ke Timur Tengah, khususnya peningkatan pasar untuk ibadah


umroh.

Restrukturisasi “Cost Driver", dimana Garuda Indonesia melakukan penataan dan


restrukturisasi biaya sehingga dapat dicapai efisiensi yang tinggi, tanpa mengurangi kualitas

2
pelayanan yang diberikan. Melalui program efisiensi tersebut, perseroan dapat mencapai
penghematan sekitar USD146,94 juta (2015) dan efisiensi dari penurunan harga minyak dunia
sebesar USD172,25 juta (2015).

Kegiatan dan kebijakan "ReprofiUng' khususnya terhadap semua fasiitas pembiayaan


komersial diimpiementasi melalui langkah dan strategi memperpanjang jatuh tempo fasilitas kredit,
relaksasi beberapa terms atau aturan serta meningkatkan positive cash flow perusahaan. Sebagai
bagian dari strategi tersebut perusahaan telah melakukan kerjasama dengan National Bank of Abu
Dhabi dan Dubai Islamic Bank, senilai USD400 juta (2015), serta proses akhir dengan salah satu
bank regional sebesar USD 100 juta (2015), berupa pembiayaan talangan ("bridge financing"} yang
merupakan bagian dari rencana pembiayaan dan pengembangan perusahaan ke depan melalui
penerbitan Obligasi Sukuk International ("Global Sukuk Bond") sebesar USD500 juta (2015).

Disamping upaya-upaya tersebut, untuk mengantisipasi efek dari melemahnya nilai tukar
Rupiah terhadap US Dollar (devaluasi}, pada tahun ini Garuda Indonesia melakukan kerjasama
lindung nilai melalui transaksi “Cross Currency Swap” dengan beberapa bank, atas obligasi Rupiah
ke mata uang US dollar senilai total Rpl triliun. Melalui pelaksanaan transaksi "Cross Currency
Swap" tersebut Perseroan dapat menghindari atau mengurangi risiko melonjaknya biaya operasional
jika
dibayar dalam mata uang Rupiah karena pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang dollar
AS. Hal ini mengingat biaya operasional penerbangan seperti pembelian spareparts, maintenance
serta sewa pesawat dibayarkan dalam mata uang dollar AS. Perusahaan masih menganalisis dan
mengamati perkembangan pasar dimana pada saat yang tepat akan melakukan kegiatan lindung nilai
dan “Cross Currency Swap” kembali terhadap leverage Rupiahnya. Hal ini merupakan bagian dari
Manajemen Risiko perusahaan yang dijalankan berdasarkan prinsip kehati-hatian.

BAB II
ANALISIS STRATEGI

2.1 Analisis Visi Misi


Penjelasan Visi
To be a sustainable airline company through customer-oriented services and growth
in profit ’

3
Graphic : Menjelaskan jenis perusahaan Garuda yaitu pelayanan jasa

penerbangan
Directiona : Untuk menjadi perusahaan penerbangan yang beroperasi
l
secara berkelanjutan
Focused : Orientasi inti pada pengalaman dan kepuasan pelanggan
Feasible : Berdaya saing internasional
Desirable : Peningkatan pada profit secara berkelanjutan

Penjelasan Misi
“To maximize shareholder return through strong revenue growth, cost leadership in
full service operations, and group synergy while providing the highest value to
customers through excellent Indonesian hospitality ”

Costumer : Memberikan kepuasan pada pelanggan melalui pelayanan full-servive


yang maksimal
Employee : Membentuk SDM yang berkompetensi tinggi dan dapat bersinergi
Public Image : Kesempurnaan jasa melalui “sentuhan & keramah-tamahan” khas
Indonesia
Self Concept : Memiliki bisnis unit yang mendukung produk inti

4
Philosophy : Pengelolaan secara professional untuk memberikan kepuasan
maksimal bagi pelanggan
Survival,
Growth,
and : Terus memaksimalkan keuntungan pemilik saham
Profit
Gen. Strategy : Cost Leadership
Market : Target pasar domestik dan internasional

2.2 Analisis Tujuan Jangka Panjang

Tujuan jangka panjang dari perusahaan penerbangan Garuda Indonesia menurut


strategic objective adalah:
■ Menuju Maskapai dengan Standar Layanan Kelas Dunia. Dengan konsep layanan “The
Garuda Indonesia Experience” dan standar layanan di seluruh customer ’s touch points,
Garuda Indonesia secara konsisten terus meningkatkan standar layanan untuk menjadi
maskapai dengan layanan kelas dunia.
■ Spesific : Tujuan jangka panjang tersebut sudah spesifik, karena
Garuda Indonesia memiliki tujuan yang jelas dan fokus,
yaitu menjadi maskapai dengan standar layanan kelas
dunia.
■ Measurable
: Indikator tersebut sudah tercapai dengan diterimanya
penghargaan sebagai maskapai bintang lima dari Syktrax
pada tahun 2014 (akan terus dipertahankan).
■ Attainable
: Tujuan dapat dicapai dan dipertahankan oleh Garuda
Indonesia, karena dalam pencapaiannya dilakukan
perbaikan secara berkelanjutan terhadap pelayanan yang
diberikan kepada pelanggan.
■ Realistic : Tentu tujuan tersebut dapat dicapai oleh Garuda
Indonesia. Garuda Indonesia telah menjadi salah satu
maskapai penerbangan nasional dengan standar pelayanan
dan kesehatan kelas internasional.

2.3 Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan

5
A. Lingkungan
Makro
Prediksi pertumbuhan perekonomian dapat mencapai di atas 5,1%
pada tahun 2017 (Bank Indonesia), dengan laju inflasi akan dijaga
pada tingkat dibawah 3% pada tahun 2017 (prediksi Bank
Indonesia) selain itu data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat
adanya kenaikan pendapatan per kapita rakyat Indonesia dari tahun
Ekonomi ke tahun dimana pada tahun 2015 pendapatan per kapita naik
menjadi Rp45,18 juta per tahun per kapita. Hal ini tentu
berdampak positif terhadap peningkatan jasa penerbangan, dan
memberikan kondisi serta iklim bisnis dan investasi yang baik bagi
industri penerbangan di Indonesia.

Maskapai penerbangan melakukan program C SR sebagai bentuk


kepedulian sosial serta juga difungsikan untuk meningkatkan citra

Sosial perusahaan. Salah satu implementasinya dengan mensponsori atau


mendukung kegiatan-kegiatan sosial di sekitar lingkungan
perusahaan ataupun di daaerah-daerah tertentu.
Keadaan politik suatu negara atau tempat, bisa mempengaruhi
pengadaan rute ke tempat tersebut serta mempengaruhi tingkat
pengguna jasa. Bila dicontohkan seperti tidak dilewatinya
Ukraina pada rute penerbangan Jakarta-Amsterdam mengingat
Politik
kondisi keamanan di Ukraina yang masih tidak stabil akibat
adanya pemberontakan dari kelompok separatis pro-Rusia. Hal ini
tentu menambah biaya perjalanan serta meningkatkan waktu
tempuh dikarenakan penggunaan rute yang lebih panjang.
Dengan jajaran armada baru yang didukung teknologi mutakhir

Teknologi dan hemat bahan bakar, maka Perusahaan akan dapat melakukan
efisiensi di tahun-tahun mendatang.
Sebagai sebuah industri besar, maskapai penerbangan harus tetap
Ekologi
memperhatikan segala aspek lingkungan dalam

6
melaksanakan segala aktivitas bisnisnya. Pada tahun 2013,
program Earth Hour yang diimplementasi Garuda Indonesia
mampu mencatatkan pencapaian penghematan daya listrik di
lingkungan Perusahaan dan kediaman karyawan sebesar 4.805.332
watt. Pada tahun-tahun selanjutnya perusahaan juga terus
berpartisipasi dalam program tersebut dan mencatat pertumbuhan
angka efisiensi penggunaan listrik yang signifikan yaitu mencapai
12.883.370 watt pada tahun 2014, serta 12.873.716 watt pada
tahun 2015. Di samping itu, anak perusahaan Garuda Indonesia
yaitu Garuda Maintenance Facility (GMF AeroAsia) sudah
menerapkan konsep ramah lingkungan pada infrastruktur fasilitas-
fasilitas yang dimilikinya, salah satunya bangunan Hangar 4 yang
memiliki konstruksi khusus dengan fasilitas-fasilitas hemat energi.
GMF juga melaksanakan penggantian lampu konvensional di area
Hangar dengan lampu hemat energy sejak 2015. Penggantian
lampu menurunkan pemakaian energy listrik sebesar
2.087.040.000 watt hour per tahun (setara penghematan biaya
listrik sebesar Rp5,5 Milyar per tahun).

Di pasar internasional, maskapai penerbangan memiliki potensi


peningkatan yang besar. Potensi di pasar internasional juga akan
semakin kuat apabila perusahaan bergabung dengan aliansi global

Internasional (dimana hal tersebut sudah tercapai dengan diberikannya sertifikasi


pelayanan jasa penerbangan bintang 5 dari Skytrax serta
bergabungnya perusahaan dengan aliansi penerbangan Skyteam.
Modal (capital requirement) yang besar diperlukan untuk masuk
dalam industri penerbangan, dimana cost terbesar adalah biaya
pengadaan/penyewaan pesawat, bahan bakar, dan sistem
Entry Barrier
operasional perusahaan yang membutuhkan rangkaian sinergi
seperti sumber daya manusia yang kompeten dan didukung sistem
informasi yang baik.
Pengguna jasa maskapai penerbangan adalah pelanggan domestik
(lokal) dan internasional. Dalam hal ini, konsumen secara umum
Buyer’s
memiliki posisi tawar yang minim dikarenakan tidak adanya
Bargaining Power
layanan jasa lainnya yang dapat dijadikan tempat pengalihan oleh
konsumen
Pemasok pada industri penerbangan adalah perusahaan penyedia
pesawat. Dalam hal ini posisi tawar dari pemasok bisa cukup kuat
apabila memang permintaan (demand) terhadap pesawat terbang
dari setiap maskapai terus meningkat untuk mengantisipasi angka
Supplier’s pertumbuhan dari pengguna jasa yang juga berkembang pesat.
Bargaining Power
Namun, posisi tawar perusahaan Garuda Indonesia bisa cukup
kuat apabila terdapat beberapa opsi pesawat yang ditawarkan oleh
manufaktur yang berbeda. Seperti persaingan antara Boeing dan
AirBus.
Adanya produk dan jasa substitusi/pengganti seperti alat

Product substitute transportasi darat, laut, yang secara biaya penjualan atas tiket
lebih murah dibandingkan pesawat terbang.
Kondisi persaingan dalam industri penerbangan nasional
cenderung meningkat seiring dengan penambahan kapasitas
operator low cost carrier baik untuk rute domestik maupun
Competitive and new
internasional serta penerapan ruang udara terbuka (open sky)
entrants
ASEAN secara bertahap. Contoh AirAsia yang menawarkan rute
yang strategis dengan harga yang lebih murah dibandingkan
Garuda Indonesia.

C. Lingkungan
Operasi
Munculnya perusahaan penerbangan yang menyediakan harga
lebih murah dengan rute yang menguntungkan menjadi
Competitor
kompetitor. Contohnya adalah Air Asia yang mempunyai tag line
sebagai industri penerbangan low cost.
Kreditor industri penerbangan meminjamkan dana dalam jumlah
Creditor
besar dan rata-rata dalam bentuk hutang jangka panjang.
Pengguna jasa maskapai penerbangan yang terdiri dari pelanggan
Customer
domestik (lokal) dan internasional.
Pekeija di industri penerbangan haruslah memiliki tim yang terdiri
dari individu-individu yang handal, profesional, kompeten, serta
berdaya saing tinggi. Dalam hal ini Garuda Indonesia telah
merumuskan tata nilai yang disebut sebagai FLY-HI sejak 30
Oktober 2007. FLY-HI merupakan akronim dari eFficient &
effective; Loyalty; customer centricitY;

Labor Honesty & openness dan Integrity. Kelima nilai FLY-HI tersebut
dijabarkan ke dalam 10 perilaku utama yang disajikan secara
lengkap dan jelas di buku etika perusahaan yang dilengkapi
Whistle Blowing System (WBS), dimana apabila ada pelanggaran
terhadap suatu individu maka perusahaan akan memberikan
perlindungan bagi pelapor dan menjamin kerahasiaan identitas
pelapor.
Pemasok industri penerbangan adalah perusahaan penyedia
pesawat. Contoh supplier Garuda adalah Airbus Industries yang
berbasis di Perancis. Garuda melakukan pemesanan pesawat
Airbus seri A330-900 neo sebanyak 14 unit pada bulan April 2016
yang lalu, dimana penggunaan armada tersebut terletak pada
konsumsi bahan bakar lebih efisien, biaya perawatan lebih rendah
Supplier
dan kemampuan jelajah yang lebih baik. Armada ini dimaksudkan
sebagai armada konversi untuk mengganti armada A330-300 versi
klasik dan akan melayani serta memperkuat rute jarak menengah.
Tak hanya restrukturisasi armada, perseroan juga langsung
melakukan pemesanan mesin Trent 700 yang digunakan oleh
armada A3 30-900 neo pada

9
perusahaan Roll Royce. Nilai kesepakatan pembelian engine
tersebut mencapai sekitar USD1,2 Milyar. Selain mendapatkan
mesin pesawat, kedua belah pihak sudah menyepakati kerjasama
MRO. Kesepakatan tersebut berisi komitmen dari kedua
perusahaan (Garuda Indonesia & Rolls Royce) untuk
mengembangkan kapabilitas GMF Aero Asia untuk mampu
merawat semua mesin Rolls Royce.

2.4 Analisis Rantai Nilai

Analisis rantai nilai adalah sebuah metode untuk mengklasifikasi, menganalisis, dan
memahami perubahan sumber daya melalui proses menjadi produk dan jasa akhir. Pendekatan
analisis rantai nilai ada dua, yaitu aktivitas utama dan aktivitas pendukung.
1. Aktivitas Utama Garuda Indonesia :
o Angkutan udara niaga berjadwal untuk penumpang, barang dan pos dalam negeri dan luar negeri.
o Jasa angkutan udara niaga tidak beij adwal untuk penumpang, barang dan pos dalam negeri dan
luar negeri.
o Reparasi dan pemeliharaan pesawat udara, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk pihak
ketiga (melalui anak perusahaan GMF AeroAsia).
o Jasa penunjang operasional angkutan udara niaga, meliputi katering dan ground handling baik
untuk keperluan sendiri maupun untuk pihak ketiga.
o Jasa layanan sistem informasi yang berkaitan dengan industri penerbangan, baik untuk keperluan
sendiri maupun untuk pihak ketiga.
o Jasa layanan konsultasi yang berkaitan dengan industri penerbangan, o Jasa layanan pendidikan
dan pelatihan yang berkaitan dengan industri penerbangan, baik untuk keperluan sendiri maupun
untuk pihak ketiga.
o Jasa layanan kesehatan personil penerbangan, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk pihak
ketiga.

2. Aktivitas Pendukung Garuda Indonesia :


o Manajemen sumber daya manusia diimplementasi melalui :
1. Pengembangan organisasi,

2. Pemenuhan sumber daya manusia,


3. Pengembangan karir,

1
0
4. Pelatihan dan pengembangan kompetensi,
5. Pengelol aan kinerj a,
6. Kesejahteraan karyawan,
7. Talent Management, dan
8. Internalisasi budaya perusahaan.
o Teknologi Informasi diimplementasi melalui :

1. Pemilihan sistem standar industri penerbangan, dan menerapkannya untuk fungsi-fungsi


yang memiliki keuntungan kompetitif,
2. Pemilihan sistem TI yang dinamis dan mempunyai kemampuan yang terbaik di kelasnya
untuk digunakan pada fungsi yang membutuhkan kemampuan diferensiasi kompetitif,
3. Mengembangkan arsitektur TI yang fleksibel dan dapat digunakan kembali, serta
memberikan kemudahan akses bagi calon penumpang,
4. Mengembangkan arsitektur TI yang dapat menjamin kerahasiaan data Perseroan, dengan
menerapkan protokol, proses dan perangkat keamanan yang sesuai,
5. Menerapkan proses dan praktik terbaik, serta konsisten dengan penggunaan sistem yang
terbaik,
6. Melakukan integrasi informasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem,
7. Memanfaatkan infrastruktur yang memiliki bandwidth, tingkat keamanan, dan kontinuitas
bisnis terjamin,
8. Melaksanakan proyek dan menyediakan layanan TI yang sesuai standar industri dengan
dukungan mitra TI terpercaya untuk menjamin ketepatan waktu dan efektivitas.
o Pengadaan diimplementasi melalui :

1. Penetapan rantai pasokan Garuda Indonesia dengan mempertimbangkan kapabilitas dan


juga daya saing Perseroan,
2. Memperkuat efektivitas organisasi pengadaan dan sistem pengadaan yang andal dan
terintegrasi,
3. Memperkuat kemitraan bernilai tambah dengan World-Wide IT Provider untuk
mendukung strategi Perseroan menjadi maskapai berbasis TI,
4. Revitalisasi Pengadaan Berbasis TI (IT-Based Procurement) dengan tujuan lebih
meningkatkan transparansi dari pengadaan yang dijalankan, serta
5. Mendukung penentuan strategi yang tepat serta sistem pelaporan yang andal untuk ruang
lingkup Garuda Indonesia.

1
1
2.5 Analisis Strategi SWOT

Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi
kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats)
dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim
SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats), berikut penjabarannya:
1. Strength (Kekuatan)
o Maskapai penerbangan terbesar di Indonesia dimana Garuda saat ini mengoperasikan 143
pesawat yang terdiri dari 9 pesawat jenis Boeing 777- 300ER, 2 pesawat jenis Boeing 747-400,
13 pesawat jenis Airbus 330-300, 9 pesawat jenis Airbus A330-200, 81 pesawat Boeing 737-
800NG, 18 pesawat CRJ1000 NexGen (pesawat perintis), dan 11 pesawat jenis ATR 72-600
(pesawat perintis).
o Garuda Indonesia hingga tahun 2016 mempunyai 40 rute penerbangan domestik dan 36 rute
internasional.
o Konsep layanan yang selalu menempatkan pelanggan sebagai fokus utama yang didasarkan
keramahtamahan dan keunikan Indonesia yang disebut dengan “Garuda Indonesia Experience"
yang didasarkan pada 5 senses yaitu sight, sound, smell, taste, and touch, menjadikan Garuda
Indonesia mempunyai ciri khas tersendiri dibandingkan dengan maskapai penerbangan lain, o
Adanya layanan “Immigration on Board" yang merupakan inovasi Garuda dan merupakan satu-
satunya di dunia, yaitu layanan pemberian visa di atas pesawat, o Memiliki tim yang terdiri dari
individu-individu yang handal, profesional, kompeten, berdaya saing tinggi dan helpful serta
dilandasi atas nilai-nilai FLY-HI (eFficient & effective, Loyalty, customer centricitY, Honesty &
openness, and Integrity) disetiap insan Garuda Indonesia (dibuktikan dengan perolehan
penghargaan “World’s Best Cabin Crew” sejak tahun 2014 hingga tahun 2016 dari Skytrax
(London, UK).

o Garuda Indonesia menjadi maskapai paling diminati untuk penerbangan internasional, dengan
pangsa pasar 16,54 % atau sebanyak 4,17 juta penumpang dari total penumpang internasional
sepanjang 2015
o Memiliki teknologi informasi yang mutakhir dalam menjalankan bisnis sehingga menempatkan
Garuda Indonesia sebagai maskapai penerbangan dengan TI tercanggih di Indonesia.
o Garuda Indonesia banyak melakukan kegiatan CSR seperti program kemitraan dan bina
lingkungan sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab kepada masyarakat.
o Garuda Indonesia termasuk dalam kategori baik untuk hal tata kelola perusahaan (Good
Corporate Governance).
o Garuda Indonesia telah memiliki brand yang kuat dan telah diakui di pasar domestik dan

1
2
internasional (kualitas pelayanan dan keselamatan dengan standar 5-star airline).

2. Weakness (Kelemahan)
o Adanya faktor teknis dan flight operations seperti keterbatasan jumlah cockpit dan
cabin crew sehingga menyebabkan keterlambatan penerbangan.
o Tingginya tingkat hutang lancar yang diakibatkan adanya peningkatan dalam
jumlah kewajiban pada akun-akun lancar seperti hutang usaha dan biaya yang
masih harus dibayar.
o Garuda sangat bergantung kepada sistem otomatisasi dalam menjalankan bisnis
sehingga apabila terjadi kesalahan sistem, proses bisnis perusahaan akan
terganggu.
o Biaya operasional yang tinggi (dengan konsep pelayanan full-service) menjadikan harga tiket
pesawat lebih tinggi dibandingkan dengan maskapai penerbangan lainnya.

3. Opportunities (Kesempatan)
o Indonesia merupakan salah satu pasar penerbangan udara yang memiliki pertumbuhan yang
pesat. Dimana bila dibandingkan dengan negara lainnya, lalu lintas udara Indonesia masih
relatif kecil dibandingkan dengan jumlah populasi

(hanya 42% atau 106 juta pengguna jasa dibandingkan dengan total penduduk sebesar 249,9
juta). Hal ini jelas menyimpan potensi peningkatan pengguna j asa yang besar.
o Bergabungnya Garuda sebagai anggota aliansi global maskapai penerbangan yang bernama
SkyTeam Global Airline Alliance yang menjadi presensi baik bagi perusahaan dalam rangka
peningkatan jangkauan dan akses terbang terhadap berbagai destinasi lintas negara (memperluas
cakupan pasar internasional), o Peningkatan terhadap proyek pengembangan dan pembangunan
bandara utama dan baru di Indonesia dengan total estimasi anggaran proyek mencapai USD 4,2
Milyar (2014 - 7 bandara, 2015 - 5 bandara, 2016 - 2 bandara, 2017-2018 - 4 bandara) yang
implementasinya tersebar merata di seluruh tanah air.

1
3
Proyek pengembangan & pembangunan bandara utama dan baru 2014 - 2018

2014 7 bandara 2015 5 bandara 2016 -> 2 bandara 2017-2018 4 bandara

■ Rencana proyek pengembangan untuk 8 bandara mencapai sekitar USD 4,2 miliar
Sumber: Kementerian Perhubungan, 2013P7. Angkasa Pura I & II, Investor Daily

4. Threats (Ancaman)
o Adanya faktor fasilitas bandara merupakan faktor yang tidak dapat dikontrol yang menghambat
ketepatan waktu penerbangan (On Time Performance I OTP), seperti landasan pacu//7//7)iY/j'
yang terbatas.
o Sumber utama pasokan bahan bakar pesawat Garuda Indonesia berasal dari Pertamina, sehingga
harga bahan bakar pesawat, persediaan bahan bakar sangat tergantung dengan Pertamina.

o Adanya peningkatan kapasitas, penurunan harga tiket dan semakin banyaknya rute penerbangan
baru yang dibuka oleh maskapai penerbangan lain, o Maskapai asing yang melakukan penetrasi
pasar ke Indonesia, o Bencana Alam dan faktor-faktor yang tidak terhindarkan lainnya.

2.6 ANALISIS 4P
2.6.1 Product
Produk yang dibahas terkait:
• Kualitas
Kualitas produk ini dipandang sebagai produk pelayanan nomor satu di Indonesia. Terbukti
bahwa dari sejak tahun 1949 hingga saat ini produk pelayanan jasa ini menjadi nomor satu
di Indonesia sebagai perusahaan penerbangan yang dipercaya. Pengakuan dan penghargaan
dari dunia internasional terkait pelayanan oleh cabin crew, pelayanan kelas ekonomi
terbaik, dan manajemen kualitas pelayanan bintang 5 dari Skytrax menunjukkan sebuah
bukti kualitas dari Garuda Indonesia. Selain sebagai maskapai penerbangan yang menjadi
1
4
citra negara, perusahaan penerbangan ini juga menjadi sarana angkutan bagi kunjungan
resmi kepala negara ke berbagai negara (sebelum adanya pesawat kepresidenan) dan
sebagai angkutan bagi ribuah jemaah haji setiap tahunnya.
• Keistimewaan
Keistimewaan maskapai penerbangan ini cukup terbukti, mulai dari pelayanan baik di luar
maupun di dalam pesawat. Maskapai penerbangan ini juga sudah menerima sertifikasi
IATA Operational Safety Audit (IOSA) dari IATA, yang berarti bahwa maskapai ini telah
seluruhnya memenuhi standar keselamatan penerbangan internasional. Keunikan dari
pelayanan Garuda Indonesia sendiri diterjemahkan dari program ‘Garuda Indonesia
Experience’ yang digagas oleh manajemen sebagai bagian dari implementasi pelayanan
penerbangan dengan ‘sentuhan’ khas Indonesia.
• Nama Merek (Brand Name)
Pada tanggal 25 Desember 1949, saat presiden Indonesia pertama akan terbang ke
Yogyakarta, Dr. Konijnenburg wakil dari KLM melapor bahwa pesawat
yang akan dinaiki Soekarno harus diberi nama dan dicat sesuai nama yang diberikan
presiden. Maka, presiden pun menjawab dengan mengutip satu baris dari sebuah sajak
bahasa Belanda gubahan pujangga terkenal, Raden Mas Noto Soeroto di zaman kolonial,
“Ik ben Garuda, Vishnoe's vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog boven uw eilanden" (Aku
adalah Garuda, burung milik Wisnu yang membentangkan sayapnya menjulang tinggi
diatas kepulauanmu). Dari situ, presiden memberikan nama maskapai ini menjadi Garuda
Indonesian Airways dengan logo barunya. Maka, pada 28 Desember 1949, terjadi
penerbangan yang bersejarah, pesawat DC-3 dengan registrasi PK-DPD milik KLM
Interinsulair terbang membawa Presiden Soekarno dari Yogyakarta ke Kemayoran-Jakarta
untuk pelantikannya sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS).
• Kemasan
Kemasan tentu menjadi hal yang penting dalam rangka menciptakan image dan sebagai
pembeda dengan produk lain. Dalam hal ini, garuda Indonesia memiliki logo yang lebih
menjadi ciri khas lambang negara, yakni burung garuda. Selain itu, kemasan pada pelaku
pelayanan juga memiliki diferensiasi tersendiri
dibandingkan dengan maskapai penerbangan lain, ini juga dimaksudkan sebagai ciri khas
Indonesia, yaitu pada 28 Mei 2010 Garuda Indonesia Secara resmi meluncurkan seragam
baru bagi pramugari/pramugaranya. Seragam pramugari terinspirasi dari kebaya tradisional
dengan batik motif lereng dilengkapi dengan kebaya berwarna biru gaya Kartini di bagian
atas. Kostum tambahan bagi pramugari termasuk sebuah batik motif lereng berwarna j
ingga dengan kebaya berwarna jingga. laki laki memakai jas abu abu, kemeja biru dan dasi.

1
5
Seragam ini didesain oleh Josephine Komara.
2.6.2 Place
Sebagai produk pelayanan jasa penerbangan yang paling terkemuka di Indonesia, analisis terkait
bahasan place ataupun tempat dijabarkan sebagai berikut:
• Saluran Distribusi (distribusi channel)
Distribusi oleh perusahaan ini dilakukan dilakukan melalui media digital (iklan di televisi),
kegiatan-kegiatan seperti pameran wisata, dan juga secara eksklusif pada media in-flight
magazine majalah garuda yang bernama ‘Colours’. Majalah yang didistribusikan pada
seluruh penerbangan Garuda Indonesia

1
6
tersebut berisi sejumlah artikel cerita, wawancara terkait wisata dan kegiatan unik
dan menarik yang dapat dilakukan pada destinasi yang ada dalam rute penerbangan
Garuda Indonesia. Bahasan lain yang ada dalam majalah tersebut adalah terkait seni
seperti aspek informasi budaya dan musik, serta informasi- informasi tambahan
Garuda Indonesia lainnya.
• Jangkauan
Hingga tahun 2016, jangkauan wilayah penerbangan internasional dari Garuda
Indonesia dengan kerja sama dengan afiliasi penerbangan Skyteam sudah mencapai
70 destinasi.

Garuda Indonesia Terbang ke 73 Tujuan Internasional


Australia Hong Kong, China, Timur Tengah & Eropa Amerika Utara
• Melbourne Jepang
& Korea • Abu Dhabi 8 • Chicago8
• Los
• Perth • Beijing • Amsterdam Angeles12
• Sydney • Chitose6 • Athens8 • New York®
• San
6
• Fukuoka • Bahrain8 Francisco7
Asia Tenggara
• Bandar Seri Begawan1 • Guangzhou • Barcelona9 • Seattle12
9
• Hong Kong • Brussels
• Bangkok • Itami - Osaka6 • Dubai8 Afrika
• Chiang Mai2 • Cairo®
• Komatsu6 • Dublin8
• Chiang Rai2 • Nairobi13
• Nagoya6 * Dusseldorf9
2
• Koh Samui
• Osaka • Frankfurt9 India
• Krabi2
• Sendai6 • Istanbul 10 • Madras14
• Kuala Lumpur
• Seoul • Jeddah • New Delhi14
• Lampang2
• Shanghai • London (Gatwick) • Mumbai14
• Manila3 7
• Taipei • London (Heathrow)
• Phuket2

• Takamatsu6 • Madinah
• Saigon4
• Tokyo (Narita) • Madrid9
• Singapore
• Tokyo (Haneda) • Manchester16
• Udon Thani2
• Milan8
• Yangoon5
• Moscow8

• Munich9

• Muscat8

• Paris11

• Paris (Charles De Gaulle)8

1
7
• Rome9

• Berlin9

• Copenhagen9

• Sheremetyevo18

• Oslo9

• Stockholm9

• Venice9

• Salalah19

1 Codeshare with Royal Brunei Airlines


2 Codeshare with Bangkok Airways
3 Codeshare with Philippine Airlines
4 Codeshare with Vietnam Airlines
5 Codeshare with Myanmar Airways International
6 Codeshare with All Nippon Airways
7 Codeshare with China Airways
8 Codeshare with Eithad Airways
9 Codeshare with KLM
10 Codeshare with Turkish Airlines
11 Codeshare with Air France & KLM
12 Codeshare with Delta Airways
13 Codeshare with Kenya Airways
14 Codeshare with Jet Airways
15 Codeshare with KLM & Etihad Airways
16 Codeshare with Eithad Airways & KLM
17 Codeshare with Eithad Airways & Oman Air
18 Codeshare with Aeroflot
19 Codeshare with Oman Air

18
COPEN
H

EUROPE

ANGELE
S
FRANCISC
O
•►TO SEATTLE

(HANEDA)

ASIA

' AS I

kALALAr

AFRICA
HE DAN
PAC/F/C OCEAN
IKV

INDIAN OCEAN

ATLANTIC OCEAN

AUSTRALIA

r
Gambar 2.1, Rute Penerbangan Internasional Garuda Indonesia

19
Sedangkan dalam rute domestik, Garuda Indonesia memiliki 40 destinasi.

Garuda Indonesia Terbang ke 40 Tujuan Domestik


Sumetera Island Bali Jawa Island
• Banda Aceh • Denpasar • Jakarta

• Medan Lombok Island • Bandung


• Lombok
• Pekanbaru • Semarang

• Jambi • 5olo
Timor Island • Kupang
• Padang • Yogyakarta
Sulawesi Island
• Pangkal Pinang • Manado • Malang

• Palembang • GorontaLo • Surabaya


Maluku
• Batam • Palu Island
• Ternate
• Bandar Lampung • Makasar
• Ambon
• Tanjung Pandan • Kendari
Papua Island
• Tanjung Pinang
• Biak
• B engku Lu
• Jayapura
Kalimantan Island
• Pontianak • Timika

• Sorong
• Balikpapan
• Manokwari
• Palangkaraya

• Banjarmasin

• Tarakan

• Bera u

SOUTH CHINA SEA


MAL AYSIA PACIFIC OCEAN
'TARAKAN

SARAWAK
IGAPORE
TANJUNG PINANC
JATAM

1ANOKWA
R1

AMBON

LANGGU1 PAPUA

INDIAN 9%UMLAKI

OCEAN i PASAR ’

EAST TIMOR

AUSTRALIA

YOGYAKA
RTA

Gambar 2.2, Rute Penerbangan Domestik Garuda Indonesia

20
Lokasi
Main / Kualanamu International Airport
primary Ngurah Rai International Airport
Soekamo-Hatta International Airport
HJhubs Sultan Hasanuddin International Airport
Juanda International Airport
Secondary Sultan Aji Muhammad Sulaiman Airport
hubs Adisucipto International Airport
Sam Ratulangi International Airport
Focus cities
Sultan Mahmud Badaruddin II International Airport

• Inventory / Stok produk (Armada)


Seiring kemajuan serta kepercayaan konsumen terhadap Garuda Indonesia,
perusahaan ini juga menambah armada pesawatnya guna memperlancar pelayanan
terhadap penumpang.
• Transportasi
Sebagai perusahaan penerbangan terkemuka di Indonesia, perusahaan Garuda
Indonesia juga memberikan kemudahan fasilitas transportasi bagi para pengguna
jasa. Transportasi yang dimaksud seperti angkutan khusus bandara Soekarno-Hatta.

2.6.3 Price
Harga yang ditawarkan oleh Garuda Indonesia disesuaikan dengan kelengkapan pelayanan
(service) dari perusahaan. Harga yang diberikan untuk berbagai tujuan penerbangan juga
berbeda. Perbedaan juga termasuk kelas yang digunakan, yaitu kelas first class, eksekutive
class, ekonomy class.
• Daftar Harga
Daftar harga pesawat garuda Indonesia bisa di lihat langsung di situs
www. garuda-indonesia. com.
• Sistem Pembayaran
Sistem pembayaran untuk pembelian tiket pesawat Garuda Indonesia sendiri bisa
dilakukan dengan melalui online ataupun pemesanan melalui telepon.

2.6.4 Promotion
• Event Marketing
Sebagai perusahaan penerbangan terbesar di Indonesia, kegiatan dan acara seperti
pameran (event marketing) sebagai media promosi rupanya masih perlu dilakukan
guna menyadarkan serta memberikan informasi baru tentang
Perusahaan Garuda Indonesia kepada masyarakat. Pada acara ini juga diberikan
beberapa penawaran paket peijalanan wisata khusus bagi pengguna j asa layanan
penerbangan.
2
1
• Advertising (periklanan)
Advertising sebagai media iklan perusahaan penerbangan Garuda Indonesia
dilakukan melalui media televisi, koran, hingga majalah. Iklan juga dilakukan pada
media online (website).
• Sales Promotion (SP)
Walaupun iklan sudah dilakukan melalui media visual seperti televisi, tapi promosi
juga tetap dilakukan Garuda Indonesia pada media cetak seperti koran dan majalah.
• Local Area Marketing (Pemasaran Lokal)
Hampir di semua daerah di Indonesia terdapat agent travel sebagai Local Area
Marketing di daerah tersebut.

2.7 Keunggulan Kompetitif Garuda Indonesia

Diantara beberapa maskapai penerbangan, Garuda menjadi salah satu maskapai


penerbangan terbaik di Indonesia. Bahkan, Garuda merupakan maskapai domestik yang
memiliki kemampuan daya saing internasional. Garuda Indonesia pun memiliki keunggulan
kompetitif dalam segi pengalaman, infrastruktur, SDM dan lainnya. Namun persaingan
industri penerbangan yang terus meningkat pada tahun- tahun mendatang, menjadikan
Garuda Indonesia perlu merumuskan dan mengimplementasikan usaha pengembangan
terhadap berbagai aspek keunggulan bersaing. Garuda melakukan berbagai upaya dalam
rangka mempertahankan dan mengembangkan keunggulan kompetitif sumber daya dan
kapabilitasnya, dengan cara:
• Menerapkan TI untuk meningkatkan daya saing
Seperti yang kita ketahui bahwa karakteristik industri penerbangan salah satunya
adalah padat teknologi, selain itu industri ini pun penuh dengan tuntutan akan
inovasi. Terkait hal tersebut, maka Garuda menerapkan konsep dan teknologi IT
terbaru untuk meningkatkan daya saing perusahaannya, yang mana pada akhirnya
telah terbukti menciptakan keunggulan kompetitifnya. Beberapa aplikasi IT yang
telah diterapkan dalam rangka menciptakan keunggulan bersaing, seperti ERP
(Enterprise Resource Planning), untuk meningkatkan kinerja dan daya saing
perusahaan, aplikasi proses pengadaan secara online (e-Procuremenf), IT Service
Management, penerapan eticketing secara menyeluruh sesuai dengan ketentuan
IATA dan juga melakukan lelang real-time online based system (e-Auction).

2
2
• Secara terus menerus berusaha tumbuh dan mendominasi pasar full
services carrier di Indonesia

Garuda selalu berusaha meningkatkan posisinya sebagai maskapai penerbangan


kelas premium di Indonesia, melalui peningkatan kualitas layanan. Di sisi lain,
mengingat pasar domestik saat ini sangat dikuasai oleh pesaing Low Cost Carrier
(LCC), maka hal tersebut mengharuskan Garuda Indonesia juga memperbesar
market. Dalam hal ini, strategi yang diambil adalah melalui pengembangan
Penerbangan Sub-100 Seater yang khusus menggunakan pesawat regional jet.
Dengan demikian, diharapkan kedua strategi tersebut akan semakin meningkatkan
posisi pangsa pasar serta posisi kompetitif Garuda Indonesia di pasar domestik.

• Meningkatkan potensi perusahaan di pasar internasional


Untuk terus meningkatkan daya saing terutama dengan para pesaing regional di
Asia Pasifik, Garuda Indonesia merealisasikan dua strategi utama, yaitu
peningkatan product feature, serta bergabung dengan Global Alliance SkyTeam.

• Mengisi pasar Low Cost Carrier melalui Citilink


Perusahaan akan terus mengembangkan Citilink sehingga bisa mandiri dan
menguntungkan. Dalam hal ini, strategi yang dijalankan untuk
pengembangan Citilink adalah sebagai berikut:

• Memisahkan manajemen perusahaan dari Garuda Indonesia (Spin Off),


dengan Corporate Culture: Simplicity, Professional, Passion, dan
Resourceful.
• Menetapkan pusat operasi yang berbeda dengan Garuda Indonesia, yaitu di
Surabaya.
• Melakukan ekspansi penambahan armada dengan prinsip Simple Fleet (jenis
yang sama dan sesuai digunakan untuk market LCC).
• Memaksimalkan perawatan pesawat, serta jaminan keselamatan
penerbangan.
• Berfokus pada rute jarak pendek, dengan radius penerbangan kurang lebih
dua-tiga jam perjalanan.

• Fokus pada efisiensi biaya agar lebih kompetitif


Garuda selalu berfokus pada penekanan biaya secara terus menerus (efisiensi),
2
3
namun tetap berupaya meningkatkan kualitas pelayanan. Hal ini akan menghasilkan
posisi median dibandingkan dengan maskapai regional lainnya. Strategi ini
diterapkan melalui dua inisiatif, yaitu:
a. Peralihan dari Indirect sales model (contoh: agen) menjadi direct sales
model (contoh: internet, call center), sehingga dapat menekan biaya
penjualan.
b. Pengoperasian armada baru yang dapat mengurangi biaya perawatan
dan biaya bahan bakar.

• Human Capital
Perusahaan akan terus berupaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusianya, serta mengimplementasi budaya Fly-Hi. Strategi Perusahaan di bidang
hu/i/t/// capital di tahun 2017 adalah berfokus pada internalisasi Fly-Hi yang
diterapkan melalui berbagai inisiatif sebagai berikut:
a. Pengembangan Organisasi,
b. Meningkatkan Performance Management System,
c. Membangun kapabilitas kepemimpinan,
d. Strategi Sumber Daya Manusia yang sejalan dengan strategi Garuda,

2
4
e. Membangun budaya penjualan, pelayanan, operasional berkineija
tinggi, serta learning culture terhadap internal perusahaan.

• Peningkatan kualitas layanan terhadap pelanggan


Perusahaan senantiasa meningkatkan kualitas layanan kepada pelanggan dan
perlindungan yang optimal bagi para pelanggan. Peningkatan kualitas layanan
dilakukan pada semua rantai peijalanan mulai dari tahap sebelum perjalanan (pre
journey), selama perjalanan (in journey) dan setelah peijalanan.
Perusahaan telah mengenalkan 28 titik (28 touch points) penting yang dapat
mempengaruhi kepuasan pelanggan secara signifikan. Pada titik-titik inilah sumber
daya Perusahaan dikerahkan untuk ditingkatkan kapabilitasnya, terutama melalui
intervensi teknologi informasi dan komunikasi.

Garuda Indonesia Business Relation


Based on 28 Touch Points

2
5
Ticket Sales
Airport Cabin Comfort
Item and Arrival Assistance
Website Customer Service
Amenities Baggage Delivery
Call Center Check-In Service
Cabin Ambience Baggage Service Customer Loyalty
Sales Office Executive
Cabin Cleanliness Transfer Service
Social Media Lounge
Lavatory In-Flight Desk
Boarding Gate
Kiosk Sales Cabin Service
On Board Catering
In-Flight
abacus Entertainment
r
abacus.
asyst'r‘
GMFAeroAsiJ
asysF' GAPURA
GAPURA
ANGKASA
ANGKASA

asysF' asyst^

Aerowisata

2.8 Tipe Strategi


3.8.1 Integration Strategies
a. Forward Integration
Garuda Indonesia tidak melakukan forward integration, melainkan hanya
melakukan backward integration dengan mendirikan anak perusahaan yang bergerak pada
bidang perbaikan dan perawatan pesawat terbang dan horizontal

integration dengan mendirikan perusahaan maskapai lain namun dengan menyasar pasar yang
berbeda (Low Cost Carrier).

b. Backward Integration
Pada tanggal 26 April 2002, Garuda Indonesia mendirikan PT. Garuda Maintenance
Facility AeroAsia. PT. Garuda Maintenance Facility AeroAsia bergerak dalam
bidang usaha jasa perbaikan dan perawatan pesawat terbang termasuk mesin dan
komponennya. Garuda Indonesia bermaksud memperoleh keuntungan yang lebih
dengan memiliki penyelenggara jasa perbaikan dan perawatan pesawat terbang
termasuk mesin dan komponennya sendiri.

c. Horizontal Integration
Garuda Indonesia melakukan Horizontal Integration dengan mendirikan PT
Citilink Indonesia pada tanggal 6 Januari 2009. Tujuan Garuda Indonesia
adalah dengan mendirikannya Citilink diharap dapat menjangkau konsumen
yang mencari penerbangan berbiaya murah (low cost) di mana Garuda
2
6
Indonesia sendiri menyediakan penerbangan premium yang mengutamakan
kenyamanan dengan biaya sebanding dengan kenyamanan premium yang
diberikan.

2.8.2 Intensives Strategies


Existing Business New Business

Market Penetration Product Development

Anggota dari Aliansi Global PT Garuda Maintenance Facility


Existing Market
SkyTeam AeroAsia (GMFAA)

Diversification

Market Development PT Aero Wisata (Aerowisata) PT


New Market Abacus Distribution Systems Indonesia
PT Citilink Indonesia (Abacus DSI)
PT Aero Systems Indonesia (Asyst)

a. Market Penetration

Garuda telah melakukan penetarasi terhadap pasar - pasar domestik dan


intenasional untuk memperluas pasar yang telah di targetkan. Sebagai contoh:
• Mempertahankan citra Garuda sebagai maskapai full service carrier di
Indonesia
Di pasar domestik Garuda mencanangkan untuk terus tumbuh dan
mendominasi pasar full services carrier di Indonesia. Perusahaan saat ini
merupakan satu-satunya maskapai penerbangan kelas premium di pasar
domestik. Strategi yang diambil adalah memperkuat posisi di kelas premium ini
melalui peningkatan kualitas layanan. Di sisi lain, mengingat pasar domestik
saat ini sangat dikuasai oleh pesaing Low Cost Carrier (LCC), maka hal
tersebut mengharuskan Garuda Indonesia juga memperbesar pasar. Dalam hal
ini, strategi yang diambil adalah melalui pengembangan Penerbangan Sub-100
Seater yang khusus menggunakan pesawat regional jet.

• Masuknya Garuda sebagai anggota dari Aliansi Global SkyTeam


Di pasar Internasional Garuda memiliki potensi peningkatan yang besar.
Perusahaan telah membuktikan kemampuannya untuk bersaing dengan
maskapai penerbangan lainnya. Potensi di pasar international juga akan
semakin kuat dengan bergabungnya Perusahaan ke aliansi global.

2
7
b. Market Development
Garuda telah melakukan market development. Ini terbukti dari pada tahun
2012, Perusahaan merencanakan pengembangan usaha dengan memfokuskan
pemenuhan keanggotaan Garuda Indonesia sebagai anggota Aliansi Global. Hal ini
dilakukan untuk meningkatkan pasar serta menjawab tantangan terhadap
kecenderungan harga bahan bakar yang akan tetap tinggi, dan semakin
meningkatnya persaingan dalam industri penerbangan. Sehingga dengan hal ini
Garuda mencoba mengmbangkan pasar menjadi lebih luas lagi. Selain itu untuk
memenuhi pasar low cost carrier, Garuda akan mengisi pasar ini melalui
perusahaan anak Citilink.

c. Product Development
Dalam pengimplementasian strategi ini Garuda telah melakukan
pengembangan armada berdasarkan pertumbuhan dan potensi pasar internasional
dan domestik, sekaligus meremajakan dan menyederhanakan tipe pesawat terbang
yang digunakan. Strategi Garuda Indonesia dalam pengembangan armada adalah
menyeimbangkan antara jumlah armada dengan kebutuhan armada yang beragam,
sehingga dapat mendukung pertumbuhan bisnis Perusahaan. Dengan demikian, akan
tercapai ketersediaan armada yang dapat dioperasikan secara efisien dan fleksibel
untuk memenuhi kebutuhan jaringan rute Garuda Indonesia yang beragam. Pada
tanggal 26 April 2002, Garuda Indonesia juga mendirikan PT. Garuda Maintenance
Facility Aero Asia yang bergerak dalam bidang usaha jasa perbaikan dan perawatan
pesawat terbang termasuk mesin dan komponennya.

2.8.3 Diversification Strategies

Strategi diversifikasi dilakukan Garuda dengan membuka 5 Entitas anak perusahaan


yang berfokus pada produk/jasa pendukung bisnis Perushaan induk yaitu, PT Aero Wisata,
PT Abacus Distribution Systems Indonesia, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia, PT
Aero Systems Indonesia dan PT Citilink Indonesia.

a. Related Strategies
• PT Citilink Indonesia
PT Citilink Indonesia didirikan berdasarkan akta No. 01 tanggal 6
Januari 2009 dari Arikanti Natakusumah S.H., notaris di Jakarta, Bidang
Usaha: Citilink menjalankan usaha dibidang jasa angkutan udara niaga
berbiaya murah (low cost) dan optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang
2
8
dimiliki (Garuda) untuk menghasilkan barang dan jasa. Citilink ini
mendapat investasi 5 unit pesawat Boeing 737-300 dan aset-aset lainnya
dari Garuda Indonesia. Disamping itu adanya pesawat Airbus A320-200
yang disewa Garuda Indonesia dilakukan sub-lease ke Citilink. Investasi
yang besar pada Citilink ini akan membuat perusahaan ini lebih siap

bersaing dan memberikan landasan yang kuat untuk pengembangan usaha


dimasa mendatang.

• PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMFAA)


Perusahaan ini didirikan pada tanggal 26 April 2002. Bidang Usaha,
bergerak dalam bidang usaha jasa perbaikan dan perawatan pesawat terbang
termasuk mesin dan komponennya. Tujuannya demi memupuk keuntungan
bagi Garuda Indonesia dengan meyelenggarakan jasa perbaikan dan
perawatan pesawat terbang termasuk mesin dan komponennya tersebut.

b. Unrelated Strategies
• PT Aero Wisata (Aerowisata)
PT Aero Wisata didirikan di Jakarta pada tanggal 30 Juni 1973. Bidang
Usaha, bergerak pada bidang usaha jasa industri pariwisata dan hospitality,
antara lain, perhotelan, jasa boga, transportasi, darat dan keagenan serta
tours & travel.

• PT Abacus Distribution Systems Indonesia (Abacus DSI)


Perusahaan ini bergerak di penyediaan jasa teknologi informasi dan
komunikasi. Ruang lingkup kegiatan meliputi bidang jasa sistem
komunikasi reservasi, menyewakan perangkat komputer kepada birobiro
peijalanan dan menyediakan fasilitas pelatihan kepada karyawan biro
perjalanan dan menyediakan petugas yang dapat membantu mengatasi
masalah yang dihadapi oleh biro perjalanan dalam mengoperasikan
Computerized Reservation Systems (CRS).

• PT Aero Systems Indonesia (Asyst)


PT Aero Systems Indonesia, sebelumnya dikenal dengan PT Lufthansa
Systems Indonesia, berdiri sejak tahun 2005. Per akhir Desember 2010,
Garuda Indonesia memiliki 51% kepemilikan di perusahaan ini,

2
9
sementara sisanya sebesar 49% dimiliki oleh PT Aero Wisata.
Perusahaan ini bergerak dibidang jasa konsultasi dan rekayasa sistem
teknologi serta jasa pemeliharahan bagi perusahaan penerbangan maupun
industri lain.

2.9 Strategi Internasional Garuda Indonesia

PT Garuda Indonesia menggunakan strategi global. Hal ini dapat dilihat dari
ekspansi yang dilakukan melalui penambahan rute dan frekuensi penerbangan secara
bertahap, pengoperasian pesawat-pesawat baru, program efisiensi perusahaan serta
peningkatan utilisasi aset, telah memberikan hasil kineija yang signifikan, baik dalam
aspek finansial maupun kinerja operasional. Berbagai pencapaian di tahun 2012-2016
disertai peningkatan layanan “Garuda Indonesia Experience" semakin mengukuhkan
langkah Garuda Indonesia sebagai maskapai pembawa bendera bangsa dan menjadi
“GlobalPlayer" yang memiliki proses, teknologi, dan sumber daya manusia kelas dunia.
Dengan konsep layanan “Garuda Indonesia Experience" dan standar layanan di seluruh
customer ’s touch points, Garuda Indonesia secara konsisten terus meningkatkan standar
layanan untuk menjadi maskapai dengan layanan kelas dunia.

Jumlah penumpang di rute internasional meningkat seiring dengan penambahan


frekuensi penerbangan khususnya tujuan Jepang, Korea, Cina yang tumbuh sangat pesat di
tahun 2012-2016. Rute baru Garuda Indonesia yang ditambahkan pada tahun 2012-2016,
yaitu:
• Denpasar ke Haneda
• Jakarta ke Taipei (Sekarang ditutup)
• Jakarta - Abu Dhabi - Amsterdam (Digantikan langsung Jakarta -
Amsterdam)

Garuda Indonesia akan terbang non-stop ke kota London, mendarat di bandara


Heathrow bukan lagi melalui Bandara Gatwick dimulai Desember 2015 lalu dan mulai
2017 menggunakan pesawat terbaru Boeing 777-300ER akan melayani penerbangan
Jakarta - Los Angles/New York transit terlebih dahulu di Bandara Narita, Tokyo, Jepang.
Selain itu, keijasama codeshare dengan Etihad Airways berlaku efektif sejak tanggal 28
Oktober 2012, memungkinkan penumpang Garuda

Indonesia terhubung dengan lebih dari 80 destinasi Etihad di 50 negara di dunia. Beberapa
3
0
penghargaan internasional yang diperoleh Garuda Indonesia, yaitu :
• Garuda Indonesia ditetapkan sebagai “The Best International Airline" oleh Roy
Morgan, lembaga riset internasional independen yang telah beroperasi selama 70 tahun
dan berkedudukan di Australia. Penetapan ini didasarkan pada hasil riset terhadap
produk dan layanan perusahaan penerbangan dunia yang dilakukan bulan Februari
2011 hingga Januari 2012 oleh Roy Morgan terhadap 3943 responden yang 91% di
antaranya menyatakan “very satisfied' terhadap layanan Garuda Indonesia.
• Garuda Indonesia meraih annual report award berskala internasional dari “League of
American Communications Professionals" (LACP) yang berpusat di San Diego,
Amerika Serikat. Annual Report 2011 Garuda Indonesia bertema “Ready for the Next
Journey" dalam ajang “2010/2011 Vision Awards Annual Report Competition”
berhasil memenangkan tiga kategori sekaligus, yaitu:
1. Juara pertama Top 100 Worldwide (overall - Platinum Award),
2. Juara Pertama kategori Aerospace & Defence (Platinum Award),
3. Special Achievement Award: The Most Engaging Annual Report Worldwid
Bronze Award (versi Online).

Dengan strategi keija sama yang dilakukan Garuda Indonesia untuk bersaing di
pasar internasional membuat Garuda Indonesia memiliki keunggulan bersaing
dibandingkan dengan maskapai penerbangan lain dalam pasar domestik.

3
1
BAB III
KESIMPULAN

Garuda Indonesia sebagai maskapai unggulan Indonesia memiliki strategi yang


cukup matang dalam menghadapi kompetisi pasar penerbangan yang sangat ketat. Walaupun
pada awal milenia tahun 2000, perusahaan sempat berada dalam kondisi yang tidak baik
(dilarang terbang ke Eropa terkait aspek keselamatan), namun Garuda Indonesia berhasil
bangkit kembali. Hal ini dikarenakan adanya perbaikan manajemen yang meliputi seluruh
aspek perusahaan mulai dari human capital, teknologi, hingga ke budaya organisasi. Dari tipe
strategi yang Garuda terapkan, Garuda lebih menekankan pada strategi insentif dan
diversifikasi.

Industri penerbangan yang semakin jenuh, dan munculnya banyak maskapai low
cost carrier, mengharuskan Garuda untuk menyusun strategi jauh ke depan. Melalui tujuan
jangka panjang yang tertuang dalam Quantum Leap dari tahun 2011-2015, Garuda membuat
langkah-langkah dalam pencapaian yang ingin perusahaan raih. Keberhasilan Garuda Indonesia
menjadi “global player” melalui program “Quantum Leap” merupakan fondasi kuat bagi
pengembangan perusahaan ke depan. Sejalan dengan dilaksanakannya program “Quick Wins”
sebagai bagian dari strategi pengembangan perusahaan ke depan, PT Garuda Indonesia
(Persero) Tbk (IDX: GIAA) berhasil mencatatkan pertumbuhan positif sepanjang awal tahun
2015. Pertumbuhan positif tersebut ditopang oleh meningkatnya kineija Perseroan pada periode
bulan Januari dan Februari 2015.

Pada periode Januari 2015, Garuda Indonesia mengangkut 1,87 juta penumpang,
tumbuh sebesar 15,1 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2014, sebanyak 1,63
juta penumpang. Sementara itu pada bulan Februari 2015 jumlah penumpang yang diangkut
mencapai 1,72 juta penumpang, meningkat 10,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun
2014, sebesar 1,55 juta penumpang.

Perusahaan juga mencatatkan pertumbuhan kapasitas produksi (availability seat


kilometer/ASK) sebesar 9,5 persen, dari 3,6 miliar pada Januari 2014 menjadi 3,93 miliar
pada Januari 2015, dan sebesar 6,5 persen, dari 3,15 miliar pada Februari 2014 menjadi 3,36
miliar pada Februari 2015. Tingkat isian penumpang (seat loadfactor) sepanjang dua bulan
pertama tahun 2015 juga meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu
menjadi 73 persen pada Januari 2015 dari 66 persen pada Januari 2014, dan menjadi 74,37
persen pada Februari 2015 dari 68,6 persen pada Februari 2014.

Seiring dengan meningkatnya jumlah penumpang dan kapasitas produksi, pada


Januari 2015 perusahaan berhasil membukukan pendapatan sebesar USD269,8 juta, tumbuh
sebesar 19,3 persen dibandingkan periode Januari 2014 sebesar USD226,1 juta. Pada bulan
Januari 2015, Perseroan membukukan net income sebesar negatif USD2,8 juta, menurun secara
signifikan dibandingkan periode Januari 2014 sebesar negatif USD73,7 juta. Sedangkan pada
bulan Februari 2015, Garuda Indonesia telah berhasil membukukan keuntungan sebesar USD
1,2 juta dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mengalami kerugian sebesar
USD 77,4 juta. Membaiknya kineija Perseroan sepanjang awal tahun 2015 tersebut tidak
terlepas dari keberhasilan Garuda melaksanakan program “Quantum Leap” yang menjadikan
perusahaan sebagai “global player” dengan predikat Maskapai Bintang Lima (5-Star Airline)
dan menempati peringkat ketujuh dalam daftar “The World’s Best Airline”.

Berbagai pencapaian Garuda Indonesia dalam 10 tahun terakhir tersebut menjadi


modal utama perusahaan untuk dapat bersaing di level international khususnya di tengah
kondisi ekonomi global yang semakin cepat berubah, iklim industri yang semakin kompetitif,
dan siklus bisnis yang semakin pendek. Program “Quick Wins” dilaksanakan melalui tiga
strategi utama, sebagai berikut:
1. Peningkatan “Revenue Generator”, di mana seluruh potensi yang dapat meningkatkan
revenue perusahaan dimaksimalkan, antara lain melalui:
- Restrukturisasi jaringan penerbangan Garuda Indonesia dengan mengurangi rute-
rute yang kurang menguntungkan, menunda pembukaan rute-rute baru, dan
melakukan penyesuaian ke beberapa rute di Australia dan Jepang.
- Pengembangan rute-rute di Tiongkok di luar tiga kota besar yang telah diterbangi
Garuda saat ini (Beijing, Shanghai, Guangzhou), dengan melaksanakan
penerbangan-penerbangan charter ke kota-kota seperti Chengdu, Chong Qin,
Ningbo, Kunming, Jinan, Harbin, Xian, Shenyang dan Chengzhou dari dan
menuju Denpasar serta Manado.

- Pengembangan pasar ke Timur Tengah, khususnya peningkatan pasar umroh.


2. Restrukturisasi “Cost Driver”, di mana Garuda Indonesia melakukan penataan dan
restrukturisasi biaya sehingga dapat dicapai efisiensi yang tinggi, tanpa mengurangi
kualitas pelayanan yang diberikan. Melalui program / langkah-langkah efisiensi tersebut,
Perseroan dapat mencapai penghematan sekitar USD 146,94 juta dan efisiensi dari
penurunan harga minyak dunia sebesar USD 172,25 juta.
3. Kegiatan “Reprofiling" khususnya terhadap semua fasilitas pembiayaan komersial, melalui
langkah dan strategi memperpanjang jatuh tempo fasilitas kredit, relaksasi beberapa terms
serta meningkatkan positive cash flow perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

Kultur Organisasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.


http://www.slideshare.net/surinurrachmawati/budaya-organisasi-garuda-
indonesia?next slideshow=l, diakses pada 7 Desember 2016 pukul 13.20 WIB.

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan. 2014.

Tentang Garuda Indonesia, https://www.garuda-indonesia.com/id/id/corporate-


partners/company-profile/about/index.page? , diakses pada 7 Desember
2016 pukul 14.57 WIB

v
i

Anda mungkin juga menyukai