Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Marlon Tasane

NIM : 201973121

KELAS : D

TUGAS : TEKNIK JALAN RAYA

1. penjelasan mengenai tiap tikungan FC, SCS, SS

a. Full Circle (F-C)

Full circle (FC) adalah tikungan yang berbentuk busur lingkaran secara penuh. Tikungan ini
memiliki satu titik pusat lingkaran dengan jari – jari yang seragam. Tikungan FC hanya
digunakan utuk R (jari – jari tikungan) yang besar agar tidak terjadi patahan, karena dengan R
kecil maka diperlukan super elevasi yang besar. Tikungan FC ini tidak memerlukan lengkung
peralihan dan hanya berbentuk busur lingkaran saja

b. Spiral – Circle – Spiral (SCS)

Spiral – Circle – Spiral (SCS) adalah tikungan yang terdiri dari satu lengkung lingkaran dan
dua lengkung spiral atau lengkung peralihan. Tikungan ini dimaksudkan jika tidak bisa
digunakan jenis FC karena ruang untuk kendaraan berbelok tidak terlalu besar atau sedang,
maka alternatif kedua menggunakan tikungan jenis ini, karena pada tikungan ini
menggunakan lengkung peralihan pada saat masuk tikungan, kemudian busur lingkaran di
puncak tikungan dan diakhiri lagi dengan lengkung peralihan saat kendaraan keluar tikungan.

c. Spiral – Spiral ( S – S )

Spiral – Spiral ( S – S ) adalah tikungan yang terdiri atas dua lengkung spiral atau lengkung
peralihan saja. Penggunaan tikungan jenis ini adalah pilihan terakhir jika tidak bisa
menggunakan dua jenis tikungan di atas, karena ruang untuk kendaraan berbelok sangat
sempit sehingga pada tikungan ini tidak menggunakan busur lingkaran hanya lengkung
peralihan saja pada awal masuk dan keluar tikungan.

rumus yang digunakan untuk bentuk spiral-spiral

: Lc = 0 dan Өs = ½ ∆PI (3.16)

Ltot = 2 x Ls (3.17)

Untuk menentukan Өs rumus sama dengan lengkung peralihan.

Lc = ∆c x π x Rd / 90
P, K, Ts, dan Es rumus sama dengan lengkung peralihan

2. di ketahui R : 409m

B : 35

V : 80 km/jam

Ls = 70

e = 0,068

Catatan : Nilai C = 0,4 M / det3 dimana e : perubahan percepatan ( Buku Teknik Sipil “hal
367“ )
³ .
Ls min = 0,022 x − 2,72 𝑥

( Buku Dasar _ Dasar Perencanaan Geometri Jalan “ Hal 109 “ )


³ ,
Ls min = 0,022 – 2,72 x = 31,8588557 m
, ,

s = → s = = 4,90555°
,

c = B – 2 . s

= 35 – 2 x 4,90555 °

= 25,188903°

Tabel 4.10 ( Buku Dasar – Dasar Perencanaan Geometri Jalan “ hal 129 “ )

s = 4,90555 ( Hasil interpolasi diperoleh )

Maka untuk mencari P* dan K* di dapat dari INTERPOLASI


,
p* = 0,0073286+ x ( 0,0065934 – 0,0073286 )
( , )

p* = 0,007189719

Untuk Mencari k*
,
K* = 0,4998727 + x ( 0,4998970 – 0,4998727 )
( , )

K* = 0,49987729

P* = 0,007189719 → 𝑝 = 𝑝 ∗ 𝑥 𝐿𝑠 =0,007189719 𝑥 70 = 0,503280319 𝑚


(0,503 m)

K* = 0,49987729 → 𝑘 = 𝑘 ∗ 𝑥 𝐿𝑠 =0,49987729 𝑥70 = 34,99141032 𝑚

( 34,991 m )

Lc = ..𝑅

, °
= 𝑥3,14 𝑥 409

= 179,7172 m

L = 2.Ls + Lc

= 2 x 70 + 179,7172 = 319,71722 m

Ts = ( R + P ) . tg. ½. B+ K

= (409+ 0,5032803) . tg . ½. 35 + 34,99141032

= 163,91255 m
( )
ES = −𝑅
. .

( , )
= – 409
.½ .

= 20,31759568 m

Kontrol I . Lc > 20 meter OK !!

179,7172 m > 20,000 meter

Kontrol II L > 2 . Ts OK !!

319,71722 m < 327,82511 m


²
Xs = Ls x ( 1 - )
²

²
= 70 X ( 1 - )
²

= 69,94873895 m

Ys =

=
= 1,996740

Landai relatif = {(0,02+0,068) x 3,75}/70 = 0,0047142

Anda mungkin juga menyukai